kab/kota: Ponorogo

  • Longsor Pulung Ponorogo Putuskan Jalan Poros Desa dan Isolasi Ratusan Warga

    Longsor Pulung Ponorogo Putuskan Jalan Poros Desa dan Isolasi Ratusan Warga

    Ponorogo (beritajatim.com) – Tanah longsor kembali menghantam wilayah pegunungan Ponorogo. Kali ini, Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, menjadi titik paling terdampak. Material longsor yang meluncur dari lereng pada Rabu (19/11) sore itu, bukan hanya merobohkan rumah warga, tetapi juga memutus jalan poros penghubung antardesa, yakni Desa Wagir Kidul dengan Desa Banaran. Akibatnya, ratusan warga dari 4 RT terisolir sejak Kamis (20/11) pagi.

    Di lokasi kejadian, suasana evakuasi berlangsung penuh keprihatinan. Puluhan warga bergotong-royong menyingkirkan tanah dan batuan yang menimpa rumah Jempirin hingga rata dengan tanah, serta merusak satu rumah lainnya. Dengan peralatan seadanya, mereka membersihkan material sambil menunggu alat berat dari BPBD Ponorogo.

    “Selain merusak 2 rumah warga, longsor juga memutus jalan antar desa dan mengakibatkan ratusan warga terisolir,” kata Nur Wijanarko, perangkat Desa Wagir Kidul.

    Nur Wijanarko mengungkapkan bahwa dampak longsor, tidak berhenti pada kerusakan fisik, tetapi juga memukul ekonomi warga. Mayoritas penduduk Wagir Kidul adalah peternak sapi perah. Mereka biasanya membawa susu hasil perahan setiap pagi ke konsumen dan pengepul. Namun sejak akses tertutup total, aktivitas itu terhenti.

    “Ekonomi warga nyaris lumpuh karena susu tidak bisa keluar dari desa,” lanjut Wijanarko.

    Anggota DPRD Ponorogo, Ribut Riyanto, yang meninjau lokasi memastikan bahwa ada 4 RT terdampak paling parah. Dia menyebut koordinasi dengan BPBD dan instansi terkait telah dilakukan untuk mempercepat penurunan alat berat.

    “Kami sudah menghubungi instansi terkait agar alat berat segera diterjunkan untuk membuka jalan yang tertutup material longsor,” kata Ribut Riyanto.

    Hingga Kamis siang, petugas BPBD bersama warga masih berupaya mengevakuasi material longsor yang diperkirakan memiliki ketebalan hingga 5 meter. Evakuasi masih dilakukan secara manual sambil menunggu armada alat berat tiba. Pemulihan akses jalan menjadi prioritas yang sangat mendesak, tidak hanya untuk membuka isolasi, tetapi juga untuk menggerakkan kembali roda ekonomi warga Wagir Kidul.(end/but)

  • Misteri SRY dan Toko Kelontongnya dalam Kasus Korupsi Bupati Ponorogo

    Misteri SRY dan Toko Kelontongnya dalam Kasus Korupsi Bupati Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Inisial SRY mencuat pasca konferensi pers yang digelar KPK terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, beserta 12 nama lain. Dalam keterangan yang disampaikan KPK, SRY menjadi salah satu pihak yang turut diamankan.

    KPK juga menyebut SRY merupakan pemilik toko kelontong. Namun demikian, tidak disebutkan apa peran SRY dalam pusaran kasus korupsi yang menjerat Sugiri.

    Beritajatim.com mencoba melakukan penelusuran mengenai sosok SRY dengan melacak lokasi tempat usahanya. Berdasarkan sedikit informasi yang didapat dari sumber beritajatim.com, SRY memiliki usaha berupa toko di Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.

    Toko tersebut berada cukup jauh dari lokasi Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Sugiri di Pringgitan, yang merupakan Rumah Dinas Bupati Ponorogo. Jika dilacak dengan Google Maps, jaraknya sekitar 6 kilometer. Butuh waktu 11 menit untuk menuju toko tersebut dari Pringgitan, menggunakan sepeda motor.

    Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi, usaha yang dimiliki SRY tidak terlihat seperti warung kelontong namun lebih tampak sebagai mini market. Toko itu menempati bangunan seluar 10×6 meter.

    Di dalam toko, tampak rak-rak berjajar rapi. Isinya berupa barang-barang kebutuhan sehari-hari, makanan, minuman, serta sembako.

    Toko tersebut juga menyediakan layanan transaksi online perbankan seperti setor tunai, tarik tunai, transfer antar bank, dan lain sebagainya, menggunakan mesin EDC. Ya, toko tersebut memang terdaftar sebagai mitra salah satu bank sebagai agen pelayanan transaksi online.

    Sebelumnya, di antara deretan pejabat dan orang dalam lingkaran kekuasaan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, ada satu nama yang justru paling membuat publik penasaran. Dia adalah SRY, yang selama ini dikenal sebagai seorang pemilik warung kelontong.

    SRY tentu saja bukan pejabat, bukan kontraktor, bukan pula orang dalam rumah sakit—namun ia ikut diamankan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat (7/11/2025).

    KPK tidak merinci siapa SRY, bagaimana posisinya, atau kaitannya dengan pusaran dugaan suap yang menyeret bupati itu. Ketidakjelasan itu justru menimbulkan tanda tanya di tengah masyarakat. Apa sebenarnya peran pemilik warung kelontong dalam perkara yang melibatkan pejabat tingkat kabupaten dan pejabat RSUD Harjono tersebut.

    Plt. Kepala Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu, dalam konferensi pers hanya menyebut inisial SRY sebagai “pemilik toko kelontong”. Penjelasannya berhenti di situ, tanpa uraian, tanpa rincian alur peran, pun tanpa keterangan soal hubungan dengan para terperiksa lainnya.

    Dalam OTT di Ponorogo lalu, KPK mengamankan 13 orang, terdiri dari pejabat, staf, hingga pihak swasta. Daftar lengkapnya sebagai berikut: SUG – Bupati Ponorogo periode 2021–2025 dan 2025–2030. AGP – Sekretaris Daerah Ponorogo, AP – Kepala Bidang Mutasi Pemkab Ponorogo, YUM – Direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo. Kemudian ada SC – Pihak swasta rekanan RSUD Harjono, NK – Sekretaris Direktur Utama RSUD Ponorogo, ELW – Adik Bupati Ponorogo, IBP – Pihak swasta. Terus ada SRY – Pihak swasta / pemilik toko kelontong, KKH – Tenaga Ahli Bupati Ponorogo, ED – Pegawai Bank Jatim, BD – ADC Bupati Ponorogo dan ZR – ADC Bupati Ponorogo.

    Di antara nama-nama berpengaruh itu, satu-satunya yang tak berkaitan dengan struktur pemerintahan maupun proyek besar justru berada pada nomor 9, yakni SRY, pemilik toko kelontong. Inilah bagian yang membuat kasus ini terasa janggal dan menarik perhatian: apa hubungan seorang pemilik toko kelontong dengan dugaan suap proyek di RSUD Harjono. Apakah SRY diduga menjadi perantara? Tempat penitipan uang? Atau sekadar kebetulan sedang berada di lokasi yang sama saat OTT berlangsung?

    KPK belum membuka informasi tersebut. Minimnya detail membuat banyak warga Ponorogo menunggu kelanjutan penyidikan, apalagi nama SRY tidak pernah terdengar dalam pusaran proyek, birokrasi, maupun lingkaran dekat Bupati Sugiri. Dari OTT tersebut, KPK telah menetapkan 4 tersangka, yakni Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Sekda Ponorogo Agus Pramono, Direktur RSUD dr. Harjono, dan Sucipto, orang pihak swasta.

    Namun status SRY belum dijelaskan. KPK hanya menyampaikan bahwa seluruh orang yang diamankan diperiksa untuk mendalami aliran suap dan peran masing-masing.

    Justru karena keterbatasan informasi itulah, nama SRY menjadi sorotan baru. Sebuah sisi kecil yang justru bisa membuka pintu besar, mengapa seseorang dengan profesi sederhana bisa masuk dalam pusaran operasi penegakan hukum terbesar di Ponorogo tahun ini?

    Publik menunggu jawaban. KPK pun ditunggu penjelasannya. Dan nama SRY, yang sehari-hari mungkin hanya sibuk mengurus warung, kini menjadi teka-teki paling menarik dalam kasus OTT yang menggemparkan Ponorogo.

    “Ya kaget aja waktu lihat di televisi, kok ada pemilik warung kelontong yang juga diamankan KPK waktu OTT itu,” kata Setiawan, salah satu warga Ponorogo. [end/beq]

  • 9
                    
                        Hargai Sugiri Sancoko, Plt Bupati Ponorogo Pilih Tetap Tinggal di Rumah Dinas Wabup
                        Surabaya

    9 Hargai Sugiri Sancoko, Plt Bupati Ponorogo Pilih Tetap Tinggal di Rumah Dinas Wabup Surabaya

    Hargai Sugiri Sancoko, Plt Bupati Ponorogo Pilih Tetap Tinggal di Rumah Dinas Wabup
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Plt Bupati Ponorogo Lisdyarita memilih tetap tinggal di rumah dinas wakil bupati di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Tambakbayan, Ponorogo, meski sudah resmi menggantikan sementara tugas Bupati nonaktif Sugiri Sancoko.
    Ia juga tetap menggunakan kantor dinas wakil bupati dan tidak berencana menempati gedung Pringgitan dalam waktu dekat.
    “Tidak ada pindahan. Kami tetap pakai
    rumah dinas
    dan kantor lama. Kami ingin di sini dulu sampai semuanya jelas, sekaligus menghargai Pak Giri,” ujarnya saat ditemui di Gedung Krida Praja, Selasa (17/11/2025).
    Lisdyarita
    yang akrab disapa Bunda Rita mengatakan, Pringgitan hanya akan digunakan jika ada kebutuhan mendesak, seperti menerima tamu dari luar daerah atau agenda khusus pemerintahan.
    Penggunaan itupun hanya terbatas pada area depan pendopo.
    “Di Pringgitan tidak ada kegiatan sama sekali. Yang dipakai nanti hanya bagian depan. Tidak sampai ke belakang. Paling halaman dan ruang tamu depan saja,” imbuhnya.
    Di sisi lain, Bunda Rita memastikan kondisi keluarga Bupati nonaktif
    Sugiri Sancoko
    tetap baik.
    Ia menyebut istri Sugiri, Susilowati, bersama ketiga anaknya berada dalam keadaan sehat dan tengah tinggal sementara di rumah pribadi mereka di Desa Bajang, Kecamatan Balong.
    Sebelumnya, Bupati
    Ponorogo
    Sugiri Sancoko terjaring OTT KPK dalam kasus suap jual beli jabatan. Status Sugiri saat nonaktif sebagai Bupati Ponorogo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengulik Peran SRY, Pemilik Warung Kelontong Diduga Masuk dalam Pusaran Korupsi Bupati Ponorogo

    Mengulik Peran SRY, Pemilik Warung Kelontong Diduga Masuk dalam Pusaran Korupsi Bupati Ponorogo

  • Pinjaman Gagal Cair, Ratusan Proyek Jalan di Ponorogo Mendadak Dihentikan

    Pinjaman Gagal Cair, Ratusan Proyek Jalan di Ponorogo Mendadak Dihentikan

    Ponorogo (beritajatim.com) — Ratusan paket lelang perbaikan jalan di Ponorogo akhirnya dihentikan total. Langkah ini diambil setelah pinjaman Rp100 miliar yang diajukan Pemkab Ponorogo ke Bank Jatim gagal cair. Hal itu tentu membuat seluruh skema pendanaan runtuh di tengah jalan.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, membenarkan pembatalan tersebut. Menurutnya, ratusan paket pekerjaan yang sudah diumumkan melalui Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ), harus dihentikan karena dana yang menjadi tumpuan pekerjaan tak kunjung masuk ke kas daerah.

    “Sudah komunikasi dengan teman-teman BPPKAD dan melayangkan surat resmi. Hasilnya memang anggaran belum masuk karena perjanjian kredit belum ditandatangani,” kata Jamus, Selasa (18/11/2025).

    Jamus mengungkapkan bahwa proses lelang cepat yang digelar Pemkab sejatinya telah menemukan pemenang tender. Namun, tanpa kepastian dana, seluruh langkah administrasi tak bisa dilanjutkan.

    “Untuk lelang, pengumuman pemenangnya sudah ada. Cuma untuk SPPBJ dan menandatangani kontrak harus ada kepastian anggaran. Secara teknis waktu juga tidak memungkinkan,” ungkapnya.

    Jamus menambahkan, sejak awal panitia lelang telah mencantumkan klausul khusus bahwa kontrak hanya bisa berjalan jika dana pinjaman benar-benar masuk ke APBD.

    “Kalau dirunut ini sudah mulai progres pengerjaan, karena pengumuman pemenangnya itu akhir bulan lalu. Karena pada klausul lelang kita tahu bahwa ini pinjaman yang belum masuk duitnya ke APBD. Maka di penandatanganan syarat khusus kontrak itu kita sebutkan harus ada kepastian anggaran,” katanya.

    Dengan batalnya pinjaman, DPUPKP kini hanya bergantung pada sisa anggaran APBD 2025 untuk melanjutkan sebagian kecil perbaikan jalan yang masih memungkinkan dikerjakan. Sebelumnya, setelah DPRD memberikan persetujuan pinjaman Rp100 miliar kepada Pemkab Ponorogo, pemerintah daerah langsung membuka ratusan paket lelang dengan mekanisme lelang cepat. Percepatan perbaikan dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan mewujudkan infrastruktur jalan yang lebih representatif menjelang pergantian tahun. (end/kun)

  • Waspada Hujan Siang! Ini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 18 November 2025

    Waspada Hujan Siang! Ini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 18 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Prakiraan cuaca untuk Selasa, 18 November 2025, menunjukkan adanya peluang hujan di sejumlah wilayah Mataraman. Informasi ini disampaikan oleh Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda, yang menjelaskan bahwa wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diperkirakan mengalami cuaca yang cukup berubah-ubah.

    “Pola atmosfer hari ini cenderung labil, sehingga potensi hujan muncul di beberapa titik saat memasuki siang,” ujarnya. Ia juga menghimbau agar masyarakat sebaiknya tetap membawa perlindungan diri seperti payung, meski pagi harinya terlihat cerah.

    Di Ngawi, cuaca diprediksi berubah cukup cepat. Pagi hari dimulai dengan kondisi berawan pada pukul 06.00 WIB dan beranjak cerah total antara pukul 07.00–10.00 WIB. Namun, pada pukul 13.00 WIB, hujan ringan diperkirakan turun dan berlangsung singkat sebelum kembali berawan pada pukul 16.00–19.00 WIB. Menjelang malam, cuaca kembali cerah.

    Suhu harian wilayah ini berada di kisaran 22–30°C, dengan angin bertiup dari barat sekitar 12,7 km/jam, serta kelembapan mencapai 72–96 persen. “Ngawi mengalami pola hujan siang yang cukup konsisten beberapa hari terakhir,” kata Oky.

    Di Magetan, cuaca cerah berawan diperkirakan hadir pada pukul 06.00 WIB dan menjadi cerah total pukul 07.00 WIB. Namun kondisi itu berubah pada pukul 10.00 WIB ketika hujan intensitas sedang diprediksi mengguyur wilayah tersebut.

    Hujan kemudian menurun menjadi intensitas ringan pada pukul 13.00 WIB. Sore dan petang hari, cuaca kembali berawan sebelum akhirnya cerah total pada pukul 22.00 WIB. Suhu berada di rentang 22–27°C, dengan angin selatan berkecepatan 15,7 km/jam dan kelembapan 78–93 persen.

    Sementara di Ponorogo, kondisi cerah berawan diprediksi hadir sejak pukul 06.00 WIB. Hujan ringan kemudian berpotensi turun pada pukul 10.00–13.00 WIB. Pada sore hingga petang, cuaca kembali berawan hingga pukul 19.00 WIB, sebelum berganti menjadi cerah berawan pada malam hari.

    Suhu udara berkisar 23–30°C, dengan angin tenggara sekitar 15 km/jam, serta kelembapan 69–95 persen. “Warga Ponorogo perlu mengantisipasi hujan siang yang durasinya cukup singkat namun merata,” ujar Oky.

    Melihat kondisi cuaca yang cukup bervariasi, masyarakat di tiga wilayah Mataraman diimbau lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak.(mnd/kun)

  • Kasus Korupsi Ponorogo, KPK Sita Rubicon dan Jam Tangan Mewah

    Kasus Korupsi Ponorogo, KPK Sita Rubicon dan Jam Tangan Mewah

    Jakarta (beritajatim.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan rangkaian penggeledahan selama empat hari terkait penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang menjerat Bupati Ponorogo periode 2021–2025 dan 2025–2030, Sugiri Sancoko. Dari penggeledahan tersebut, penyidik turut mengamankan sejumlah aset mewah, termasuk mobil Jeep Rubicon dan BMW.

    Juru Bicara KPK, Budi Praseto, menjelaskan bahwa penggeledahan dilakukan sejak Selasa (11/11) hingga Jumat (14/11) di berbagai lokasi strategis.

    “Tim penyidik menggeledah sejumlah lokasi, di antaranya Dinas PU, RSUD Ponorogo, rumah dinas bupati, rumah dinas sekda, rumah pribadi Sdr. SUG, rumah Sdr. YUM (Direktur RSUD Dr. Harjono), dan rumah Sdr. SC (pihak swasta rekanan RSUD),” ujar Budi.

    Dari rangkaian penggeledahan tersebut, KPK menyita berbagai dokumen dan barang bukti elektronik yang berkaitan dengan penganggaran maupun proyek pembangunan.

    “Selain itu, dari rumah Sdr. YUM, penyidik mengamankan sejumlah aset bergerak berupa jam tangan mewah, 24 sepeda, serta dua mobil mewah Jeep Rubicon dan BMW,” lanjutnya.

    Budi menjelaskan bahwa setiap barang bukti yang disita akan diekstrak dan dipelajari untuk memperkuat pembuktian dalam penyidikan. Ia menegaskan bahwa penyitaan aset tidak hanya untuk kepentingan pembuktian, namun juga bagian dari proses awal asset recovery.

    Empat Tersangka Ditahan

    Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan empat tersangka, masing-masing:

    1. Sugiri Sancoko (SUG) – Bupati Ponorogo

    2. Agus Pramono (AGP) – Sekretaris Daerah Ponorogo

    3. Yunus Mahatma (YUM) – Direktur RSUD Dr. Harjono

    4. Sucipto (SC) – Pihak swasta rekanan RSUD

    Para tersangka ditahan selama 20 hari pertama, terhitung sejak Sabtu, 8 November 2025 hingga 27 November 2025, di Rumah Tahanan Negara Cabang Merah Putih KPK.

    Tiga Klaster Perkara Korupsi

    KPK mengungkapkan bahwa Sugiri Sancoko dijerat dalam tiga klaster perkara, yaitu:

    1. Dugaan suap pengurusan jabatan

    2. Suap proyek pekerjaan di RSUD Ponorogo

    3. Penerimaan gratifikasi

    Untuk kasus paket pekerjaan di lingkungan Pemkab Ponorogo, Sugiri diduga melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b dan/atau Pasal 13 UU Tipikor.

    Kemudian, dalam perkara yang melibatkan Direktur RSUD Yunus Mahatma, Sugiri diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b dan/atau Pasal 11 dan/atau Pasal 12B UU Tipikor jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Adapun Yunus Mahatma dalam klaster pengurusan jabatan diduga melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b dan/atau Pasal 13 UU Tipikor.

    Sementara itu, dalam dugaan tindak pidana korupsi bersama Sekda Agus Pramono, Sugiri kembali diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b dan/atau Pasal 11 dan/atau Pasal 12B UU Tipikor jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (hen/but)

     

     

  • Mutasi 138 ASN Ponorogo Mulai Berlaku, Plt Bupati Lisdyarita: Mutasi Itu Sudah Sah

    Mutasi 138 ASN Ponorogo Mulai Berlaku, Plt Bupati Lisdyarita: Mutasi Itu Sudah Sah

    Ponorogo (beritajatim.com) – Bukan tepuk tangan atau sambutan, melainkan desis kecemasan yang belakangan terdengar di koridor perkantoran Pemkab Ponorogo.

    Sejak OTT yang menjerat Bupati nonaktif Sugiri Sancoko, satu pertanyaan menghantui ratusan pegawai. Yakni, bagaimana nasib mutasi yang diteken sebelum badai hukum itu datang.

    Kini, jawaban itu akhirnya muncul. Sebanyak 138 ASN resmi menempati jabatan baru mereka mulai Senin (17/11/2025), setelah Plt Bupati Ponorogo, Lisdyarita, menurunkan surat tugas yang selama ini tertahan di meja kerjanya.

    Bunda Rita, sapaan akrab Lisdyarita mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Gubernur dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk memastikan ketetapan mutasi tersebut. Menurutnya, mutasi yang diteken Sugiri Sancoko sebelum OTT telah memenuhi syarat administratif.

    “Setelah kami koordinasi hasilnya mutasi itu sudah sah,” kata Bunda Rita.

    Lisdyarita mengaku sempat menunda pemberlakuan mutasi itu. Bukan ragu, melainkan kehati-hatian sebagai pejabat pelaksana tugas yang memiliki ruang gerak terbatas. Mutasi sebenarnya mulai berlaku 10 November, namun SK penugasan pegawai baru bisa ditandatangani setelah Dia memastikan seluruh proses tidak melanggar aturan.

    “Memang SK-nya baru kami turunkan, karena harus hati-hati sebagai Plt dalam tanda tangan karena banyak aturan yang harus ditaati dan dibatasi,” ungkapnya.

    Menurut Lisdyarita, berbagai pertanyaan mengenai masa depan 138 pegawai itu sempat membanjiri dirinya. Ada yang berharap mutasi ditunda, ada pula yang mendesak pembatalan total. Namun menurutnya, membatalkan mutasi justru memperpanjang proses dan berisiko menghambat percepatan program daerah.

    “Kalau dibatalkan lebih lama, sedangkan ini mendekati akhir tahun kami butuh percepatan,” pungkasnya. (end/ted)

  • 300 Personel Gabungan Amankan Operasi Zebra Semeru 2025 di Ponorogo

    300 Personel Gabungan Amankan Operasi Zebra Semeru 2025 di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Polres Ponorogo resmi mengerahkan ratusan personel lintas instansi dalam Operasi Zebra Semeru 2025 yang berlangsung selama 14 hari, mulai 17 hingga 30 November 2025. Operasi tahunan ini kembali menyorot delapan pelanggaran prioritas yang dinilai paling memicu kecelakaan di jalan raya.

    Dalam apel pasukan yang digelar di halaman Mapolres Ponorogo, Kasatlantas Polres Ponorogo AKP Dewo Wishnu Setya memastikan seluruh unsur keamanan turut terlibat. Mulai dari jajaran Polres Ponorogo, TNI, BPBD, Dishub hingga instansi terkait lainnya.

    “Ada 300 personil gabungan yang kita siagakan dalam gelaran Operasi Zebra Semeru 2025 ini,” ungkap AKP Dewo, Senin (17/11/2025).

    Kasatlantas menjelaskan bahwa selama dua pekan pelaksanaan operasi, petugas akan fokus pada delapan jenis pelanggaran. Mulai dari pengendara di bawah umur, pengemudi tanpa SIM, kendaraan yang dipacu melebihi batas kecepatan, hingga pelanggaran mendasar seperti tidak memakai helm SNI atau safety belt.

    Tak hanya itu, petugas juga menyorot pengendara yang masih nekat menggunakan ponsel saat berkendara, berkendara dalam pengaruh minuman beralkohol, melawan arus, serta berboncengan lebih dari satu orang.

    “Mekanisme penindakan dibagi dua tahap. Yaitu lebih kepada kegiatan preemtif dan preventif. Kita juga akan melakukan operasi penindakan tilang manual,” ujarnya.

    AKP Dewo kembali menegaskan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap aturan lalu lintas. Kelengkapan surat kendaraan dan etika berkendara disebutnya menjadi kunci untuk menekan angka kecelakaan—terutama di wilayah yang mobilitasnya semakin tinggi.

    Selain operasi regular, kepolisian juga memberi perhatian khusus pada aktivitas balap liar yang kerap meresahkan. Polres Ponorogo, kata Dewo akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah maupun komunitas. Diharapkan, dengan begitu aktivitas balap liar di Bumi Reog bisa ditekan.

    “Termasuk kita melakukan operasi balap liar itu menjadi salah satu atensi kita. Mulai sosialisasi di sekolah-sekolah lalu juga ke komunitas,” tandasnya.

    Operasi Zebra Semeru 2025 diharapkan tidak hanya menindak pelanggaran, tetapi juga menumbuhkan budaya tertib berlalu lintas di Ponorogo. Dengan ratusan personel yang disiagakan, kepolisian menargetkan terciptanya jalanan yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat. [end/aje]

  • Cuaca 17 November 2025: Hujan Ringan Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Cuaca 17 November 2025: Hujan Ringan Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diminta lebih waspada terhadap perubahan cuaca pada Senin, 17 November 2025. Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyebut ketiga wilayah tersebut berpotensi diguyur hujan ringan pada siang hari.

    “Cuaca pagi mungkin terlihat tenang, tetapi ada potensi hujan yang cukup konsisten menjelang tengah hari,” kata Oky.

    Menurutnya, kondisi atmosfer yang tidak stabil membuat peluang hujan merata di wilayah Mataraman. Ia juga mengimbau masyarakat untuk membawa perlengkapan antisipasi, terutama yang beraktivitas di jalan.

    Untuk wilayah Ngawi, cuaca diperkirakan dimulai dengan langit berawan pada pukul 06.00 WIB. Hujan ringan turun pada pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB, lalu meningkat menjadi hujan disertai petir pada pukul 16.00 WIB. Menjelang malam, kondisi kembali mereda.

    “Pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, cuaca di Ngawi cenderung cerah berawan dan cukup aman untuk aktivitas luar, namun tetap hati-hati karena jalan bisa licin,” ujar Oky.

    Suhu berkisar 23–28 derajat Celcius dengan angin dari Barat 7,5 km/jam dan kelembapan 71–97 persen.

    Cuaca Magetan menunjukkan pola yang mirip. Awan mendominasi pagi hari sebelum hujan ringan turun pada pukul 10.00–13.00 WIB. Cuaca kembali berawan pada pukul 16.00 WIB hingga malam.

    Suhu berada pada kisaran 22–28 derajat Celcius, dengan angin dari Tenggara berkecepatan 12,6 km/jam dan kelembapan 69–93 persen. Menurut Oky, Magetan biasanya punya pola yang stabil. Hujannya tidak terlalu deras, tapi cukup membuat suhu menurun dan aktivitas luar sedikit terhambat.

    Sementara itu, Ponorogo diprediksi mengalami kondisi cuaca yang serupa dengan Magetan. Hujan ringan pada siang hari dan cuaca berawan pada pagi hingga malam menjadi pola dominan di wilayah tersebut. Suhu udara 22–30 derajat Celcius, angin bertiup dari Tenggara 10 km/jam, dan kelembapan berada pada rentang 64–95 persen.

    “Masyarakat Ponorogo perlu lebih berhati-hati pada siang hari, karena hujan datang cukup cepat setelah kondisi pagi yang berawan,” jelas Oky.

    Sebagai penutup, Oky kembali menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Walaupun tidak ada potensi cuaca ekstrem, masyarakat diharapkan tetap mempersiapkan diri. Kondisi jalan setelah hujan bisa licin, sehingga utamakan keselamatan. [mnd/suf]