kab/kota: Pondok Bambu

  • 9 Orang Ditangkap Kasus Penjarahan Uya Kuya, 7 Terduga Pelaku dan 2 Saksi – Page 3

    9 Orang Ditangkap Kasus Penjarahan Uya Kuya, 7 Terduga Pelaku dan 2 Saksi – Page 3

    Polisi menangkap sembilan orang terduga penjarah rumah Anggota Komisi IX DPR RI Surya Utama atau disapa Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Sabtu malam 30 Agustus 2025.

    “Betul, untuk saat ini kami sudah menangkap sembilan orang,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu 31 Agustus 2025.

    Penangkapan dilakukan setelah kepolisian mengantongi bukti rekaman video serta sejumlah barang yang dibawa para pelaku. Barang bukti yang berhasil diamankan berupa sejumlah perabotan dari rumah Uya Kuya.

    Mereka ditangkap di tempat kejadian perkara pada Sabtu (30/8). Polisi juga menelusuri jejak para pelaku melalui rekaman video, termasuk siaran langsung di media sosial yang diduga berkaitan dengan peristiwa tersebut.

    “Semua yang terekam dalam video masih terus kita cari. Ada barang-barang yang memang ada di tempat kejadian perkara (TKP), kurang lebih beberapa perabotan,” ujar Dicky.

    Dicky menyebut, jumlah pelaku penjarahan sebenarnya cukup banyak. Namun, hingga kini baru sembilan orang yang berhasil ditangkap dan akan terus dilakukan pendalaman kasus.

    “Masih didalami peran mereka. Pelaku lainnya masih terus kita kembangkan karena jumlahnya banyak sekali,” ucap Dicky.

    Dicky menjelaskan, penjarahan terjadi meski sebelumnya petugas Polsek Duren Sawit telah memberikan imbauan kepada massa agar tidak melakukan tindakan pidana.

    Namun, upaya itu gagal karena jumlah massa yang terlalu besar. “Polsek sudah mencoba lakukan imbauan, tapi tidak berhasil. Akhirnya dilaporkan kepada Kapolres dan langsung dilakukan penindakan oleh tim gabungan Reskrim dan Samapta,” kata Dicky.

    Hingga kini, polisi masih melakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya yang belum teridentifikasi dan terus berjaga di wilayah setempat.

     

  • Sherina Munaf Bantu Amankan Kucing dari Rumah Uya Kuya dan Eko Patrio yang Dijarah

    Sherina Munaf Bantu Amankan Kucing dari Rumah Uya Kuya dan Eko Patrio yang Dijarah

    JAKARTA – Sherina Munaf menemukan dan berhasil menyelamatkan salah satu kucing peliharaan Uya Kuya yang sempat menghilang setelah rumah artis sekaligus anggota DPR yang terletak di Pondok Bambu, Jakarta Timur dirusak dan dijarah pada Sabtu, 30 Agustus malam.

    Lewat ceritanya di media sosial Threads, Sherina menuturkan, seseorang menyelamatkan kucing tersebut dari rumah Uya ketika penjarahan terjadi. Dengan bantuan seorang kenalan, Indira Diandra Lawrence, musisi sekaligus aktris 35 tahun itu memutuskan untuk mengamankan kucing milik Uya.

    “Salah satu kucing dari rumah Uya Kuya ada yang rescue dan semalaman saya dan Indira Diandra sudah koordinasi langsung dengan rescuer,” tutur Sherina, Minggu, 31 Agustus.

    “Pagi ini dijemput dan sekarang kucing posisi aman, sedang saya foster,” tambahnya.

    Sherina melanjutkan, kondisi kucing tersebut tidak tampak baik. Ia pun menawarkan pengikutnya yang bersedia mengadopsi kucing milik Uya, seraya mengingatkan masih banyak kucing yang belum diketahui keberadaannya.

    “Ini hanya satu ekor dari kemungkinan 16-20an ekor kucing yang di-breeding di lokasi tersebut. Kondisi: sangat kurus, tulang-tulangnya berasa banget kalau lagi di-pet badannya,” kata Sherina.

    “Untuk para pet owners, please sebisa mungkin ADOPT don’t SHOP, steril kucingnya. Kalau tak mampu rawat tak usah pelihara,” inbuhnya.

    Lebih lanjut, Sherina mengatakan dirinya masih mencari keberadaan kucing Uya yang lain, begitu juga kucing milik Eko Patrio, yang rumahnya ikut dirusak dan dijarah.

    “Saya juga sudah komunikasi dengan rescuer kucingnya Eko Patrio. Ada di tangan sesama cat lover dan aman, saat ini rescuer masih menunggu info dari owner,” ujar Sherina.

    “Untuk 16-20an ekor kucing Uya Kuya, selain dari satu ekor yang saya amankan, saat ini belum tahu statusnya di mana. Info adalah beberapa ada yang diambil dan ada yang dilepas ke jalanan. Saat ini aku dan Indira Diandra sedang berusaha mendata foto-foto dan ciri khas kucing-kucingnya,” tandasnya.

  • Rumah Uya Kuya Digeruduk Massa, Harta Benda Dijarah, Kucing Peliharaan Ikut Diambil

    Rumah Uya Kuya Digeruduk Massa, Harta Benda Dijarah, Kucing Peliharaan Ikut Diambil

    JAKARTA – Sejumlah rumah anggota DPR RI digeruduk massa. Selain rumah Ahmad Sahroni, rumah anggota DPR sekaligus artis Uya Kuya menjadi sasaran.

    Rumahnya yang berada di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur dibobol. Dalam rekaman video yang viral di media sosial, pagar rumah Uya Kuya tampak dijebol massa.

    Mereka berbondong-bondong masuk dan menjarah berbagai barang berharga dari dalam rumah. Sampai-sampai hewan peliharaan Uya Kuya, kucing kesayangannya yang seharga puluhan juta ikut diangkut oleh massa.

    Diketahui Uya Kuya sudah meminta maaf kepada publik atas sikapnya sebagai anggota dewan yang dianggap menyakiti masyarakat.

    Perbuatan penjarahan tersebut tak bisa dibenarkan. Diharapkan pemirsa VOI tidak melakukan tindakan anarkis yang merugikan banyak pihak.

    Seperti pembakaran fasilitas umum dan penjarahan. Termasuk mengambil hewan peliharaan kesayangan seseorang karena kucing tersebut tidak bersalah.

    Diharapkan seluruh masyarakat Indonesia tetap tenang dan semoga Indonesia segera pulih.

  • Inilah kondisi rumah Anggota DPR Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu

    Inilah kondisi rumah Anggota DPR Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu

    Minggu, 31 Agustus 2025 12:12 WIB

    Sejumlah massa tidak dikenal mengamati rumah Anggota DPR Surya Utama atau Uya Kuya yang berantakan di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu (31/8/2025). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nz

    Sejumlah massa tidak dikenal mendatangi rumah Anggota DPR Surya Utama atau Uya Kuya di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu (31/8/2025). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nz

    Massa tidak dikenal mengamati rumah Anggota DPR Surya Utama atau Uya Kuya yang berantakan di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu (31/8/2025). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nz

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sembilan penjarah rumah Uya Kuya ditangkap polisi

    Sembilan penjarah rumah Uya Kuya ditangkap polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menangkap sembilan orang terduga penjarah rumah Anggota Komisi IX DPR RI Surya Utama atau disapa Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Sabtu (30/8) malam.

    “Betul, untuk saat ini kami sudah menangkap sembilan orang,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

    Penangkapan dilakukan setelah kepolisian mengantongi bukti rekaman video serta sejumlah barang yang dibawa para pelaku.

    Barang bukti yang berhasil diamankan berupa sejumlah perabotan dari rumah Uya Kuya.

    Ia menyebut, mereka ditangkap di tempat kejadian perkara pada Sabtu (30/8).

    Polisi juga menelusuri jejak para pelaku melalui rekaman video, termasuk siaran langsung di media sosial yang diduga berkaitan dengan peristiwa tersebut.

    “Semua yang terekam dalam video masih terus kita cari. Ada barang-barang yang memang ada di tempat kejadian perkara (TKP), kurang lebih beberapa perabotan,” ujar Dicky.

    Dicky menyebut, jumlah pelaku penjarahan sebenarnya cukup banyak. Namun, hingga kini baru sembilan orang yang berhasil ditangkap dan akan terus dilakukan pendalaman kasus.

    “Masih didalami peran mereka. Pelaku lainnya masih terus kita kembangkan karena jumlahnya banyak sekali,” ucap Dicky.

    Dicky menjelaskan, penjarahan terjadi meski sebelumnya petugas Polsek Duren Sawit telah memberikan imbauan kepada massa agar tidak melakukan tindakan pidana.

    Namun, upaya itu gagal karena jumlah massa yang terlalu besar.

    “Polsek sudah mencoba lakukan imbauan, tapi tidak berhasil. Akhirnya dilaporkan kepada Kapolres dan langsung dilakukan penindakan oleh tim gabungan Reskrim dan Samapta,” kata Dicky.

    Hingga kini, polisi masih melakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya yang belum teridentifikasi dan terus berjaga di wilayah setempat.

    Kasus penjarahan di rumah Uya Kuya itu menjadi sorotan publik setelah kediaman politisi itu diserbu massa.

    Beredar sebuah video yang menampilkan kediaman artis sekaligus anggota DPR di kawasan Jakarta Timur itu didatangi massa, Sabtu (30/8) malam.

    Massa berhasil merobohkan pagar rumah Uya Kuya dan langsung menerobos masuk hingga ke lantai dua untuk menjarah apa pun yang ada di rumah tersebut.

    Terdengar suara massa berteriak bersahut-sahutan, “Hancurkan” dan benda-benda rumah yang pecah.

    Uya Kuya sempat memberikan klarifikasi atas tindakan joget-joget di gedung MPR/DPR bersamaan dengan momen diumumkannya kenaikan tunjangan DPR RI, termasuk tunjangan rumah sebesar Rp50 juta setiap bulan.

    Menurut Uya Kuya dalam klarifikasinya, joget-joget itu tidak ada kaitan dengan kenaikan tunjangan DPR. Mereka berjoget hanya mengikuti irama lagu untuk tujuan menghargai musisi yang tampil.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Uya Kuya Mengaku Sedih tetapi Ikhlas, Barang Berharga hingga Kucing Kesayangan Istri Ikut Dijarah

    Uya Kuya Mengaku Sedih tetapi Ikhlas, Barang Berharga hingga Kucing Kesayangan Istri Ikut Dijarah

    FAJAR.CO.ID — Anggota DPR Surya Utama alias Uya Kuya tak bisa berbuat apa-apa ketika mengetahui rumahnya di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur menjadi target penjarahan massa, Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Uya Kuya mengaku sedih dan hanya bisa ikhlas menerima kenyataan seluruh barang berharga di dalam rumah itu dijarah oleh massa yang menyerbu rumahnya.

    Selebritis yang baru saja terjun ke dunia politik itu mengaku hanya bisa bersedih dan menyesalkan terjadinya penjarahan di rumahnya. Bahkan, kucing kesayangan istrinya, Astrid, ikut dijarah bersama kandangnya.

    Massa menyerbu rumah Surya Utama alias Uya Kuya yang berada di kawasan Pondok Bambu dan menjadi target penjarahan massa pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Setelah menerobos rumah selebritis yang terjun ke politik itu, massa menjarah berbagai jenis barang pribadi.

    Rumah berkelir putih di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, seketika ramai oleh puluhan orang yang tak segan menjebol pagar sebelum masuk dan mengacak-acak isi rumah.

    Massa tak hanya ingin bertemu Uya Kuya dan menuntut permintaan maaf, tetapi melakukan perusakan secara spontan. Perusakan yang dilakukan mulai dari memecahkan kaca hingga menjarah barang-barang berharga di rumah berkonstruksi dua lantai tersebut.

    Rumah Uya Kuya dalam kondisi kosong tanpa keberadaan sang pemili ketika peristiwa perusakan dan penjarahan terjadi. Saat kejadian, Uya Kuya beserta keluarga tidak berada di rumah sehingga tidak ada perlawanan atau upaya pencegahan dari pihak keluarga.

    Selain itu, absennya pengawasan dari aparat keamanan membuat massa leluasa melakukan aksi penjarahan hingga seluruh harta benda. Bahkan hewan peliharaan, seperti kucing kesayangan Astrid, istrinya, turut diambil massa bersama kandangnya.

  • Godrej Ajak 20 Ribu Siswa SD Jadi Pahlawan Pencegah DBD

    Godrej Ajak 20 Ribu Siswa SD Jadi Pahlawan Pencegah DBD

    Jakarta: Godrej Consumer Products Indonesia (GCPI) melalui brand HIT kembali melanjutkan gerakan “Merdeka dari DBD”. Dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Nyamuk Sedunia GCPI mengajak 20 ribu siswa SD menjadi Pahlawan DBD.

    Merdeka dari DBD sendiri merupakan sebuah kampanye edukasi interaktif yang membekali siswa Sekolah Dasar dengan pengetahuan dan kebiasaan hidup bersih untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Urgensi kampanye ini semakin tinggi, seiring dengan melonjaknya kasus DBD di Indonesia. Hingga pertengahan 2025, tercatat lebih dari 67.000 kasus di seluruh Indonesia.

    Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus terbanyak, yaitu lebih dari 10.000 kasus.  Jumlah ini mengingatkan bahwa ancaman DBD belum reda, dan pencegahan perlu dilakukan sejak dini.

    Sejalan dengan visi keberlanjutan Good & Green, GCPI berkomitmen menghapus penyakit yang ditularkan melalui vektor. Di India, program EMBED telah berhasil melawan malaria; sementara di Indonesia, inisiatif ini fokus memberantas DBD.

    “Kasus demam berdarah di Indonesia masih sangat tinggi. Yang memprihatinkan, angka kematian banyak terjadi pada anak usia 5–14 tahun. Pencegahan DBD harus dimulai dari kesadaran masyarakat, terutama anak-anak,” ujar Direktur Penyakit Menular, Kemenkes RI
    Agustina Isturini dalam acara Merdeka DBD di SDN Pondok Bambu 02 Kamis, 21 Agustus 2025.
     

    Ajak Siswa SD Jadi Pahlawan DBD Lewat Edukasi Interaktif

    Melalui tokoh Super HITO, pahlawan pembasmi nyamuk, para siswa diajak belajar siklus hidup nyamuk, mengenali habitat berkembangbiaknya, dan mempraktikkan langkah pencegahan DBD seperti 3M Plus dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.

    Hari ini, kegiatan edukasi diikuti oleh 500 siswa dan 25 relawan, dengan target ambisius untuk menjangkau 50.000 siswa SD di seluruh Indonesia pada tahun 2027. Hingga kini, lebih dari 20.000 siswa telah mendapatkan edukasi ini.

    “Kami sangat mengapresiasi inisiatif GCPI yang mengajarkan pencegahan DBD secara interaktif. Dengan melibatkan siswa SD, kita mencetak generasi yang peduli kesehatan lingkungan dan mampu menularkan kebiasaan hidup bersih ke keluarga serta masyarakat,” kata Plt. Kepala Seksi SD Sudin Pendidikan Wilayah 1 Kota Adm. Jakarta Timur, Riswan Desri.

    Tak hanya pencegahan, edukasi juga menekankan pentingnya deteksi dini yang tepat waktu. Banyak orang tua ingin cepat memeriksa lab saat anak demam, namun dalam kasus DBD, waktu pengecekan menjadi sangat krusial.

    “Di DBD, tanda bahaya justru muncul saat masuk fase kritis, sekitar 72 jam setelah demam mulai. Kalau lab dilakukan terlalu dini, hasilnya bisa kelihatan aman padahal bahayanya belum muncul. Kalau dicek terlalu cepat, risikonya adalah rasa aman palsu. Kemarin lab ‘bagus’, hari ini anak drop, tapi orang tua tenang karena percaya hasil kemarin. Maka, ingat 72 jam itu bukan 3 hari. Dan dalam DBD, timing bisa menyelamatkan nyawa” jelas dr. Miza Afrizal, p.A, Bmedsci.Mkes

    Jakarta: Godrej Consumer Products Indonesia (GCPI) melalui brand HIT kembali melanjutkan gerakan “Merdeka dari DBD”. Dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Nyamuk Sedunia GCPI mengajak 20 ribu siswa SD menjadi Pahlawan DBD.
     
    Merdeka dari DBD sendiri merupakan sebuah kampanye edukasi interaktif yang membekali siswa Sekolah Dasar dengan pengetahuan dan kebiasaan hidup bersih untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Urgensi kampanye ini semakin tinggi, seiring dengan melonjaknya kasus DBD di Indonesia. Hingga pertengahan 2025, tercatat lebih dari 67.000 kasus di seluruh Indonesia.
     
    Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus terbanyak, yaitu lebih dari 10.000 kasus.  Jumlah ini mengingatkan bahwa ancaman DBD belum reda, dan pencegahan perlu dilakukan sejak dini.

    Sejalan dengan visi keberlanjutan Good & Green, GCPI berkomitmen menghapus penyakit yang ditularkan melalui vektor. Di India, program EMBED telah berhasil melawan malaria; sementara di Indonesia, inisiatif ini fokus memberantas DBD.
     
    “Kasus demam berdarah di Indonesia masih sangat tinggi. Yang memprihatinkan, angka kematian banyak terjadi pada anak usia 5–14 tahun. Pencegahan DBD harus dimulai dari kesadaran masyarakat, terutama anak-anak,” ujar Direktur Penyakit Menular, Kemenkes RI
    Agustina Isturini dalam acara Merdeka DBD di SDN Pondok Bambu 02 Kamis, 21 Agustus 2025.
     

    Ajak Siswa SD Jadi Pahlawan DBD Lewat Edukasi Interaktif

    Melalui tokoh Super HITO, pahlawan pembasmi nyamuk, para siswa diajak belajar siklus hidup nyamuk, mengenali habitat berkembangbiaknya, dan mempraktikkan langkah pencegahan DBD seperti 3M Plus dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.
     
    Hari ini, kegiatan edukasi diikuti oleh 500 siswa dan 25 relawan, dengan target ambisius untuk menjangkau 50.000 siswa SD di seluruh Indonesia pada tahun 2027. Hingga kini, lebih dari 20.000 siswa telah mendapatkan edukasi ini.
     
    “Kami sangat mengapresiasi inisiatif GCPI yang mengajarkan pencegahan DBD secara interaktif. Dengan melibatkan siswa SD, kita mencetak generasi yang peduli kesehatan lingkungan dan mampu menularkan kebiasaan hidup bersih ke keluarga serta masyarakat,” kata Plt. Kepala Seksi SD Sudin Pendidikan Wilayah 1 Kota Adm. Jakarta Timur, Riswan Desri.
     
    Tak hanya pencegahan, edukasi juga menekankan pentingnya deteksi dini yang tepat waktu. Banyak orang tua ingin cepat memeriksa lab saat anak demam, namun dalam kasus DBD, waktu pengecekan menjadi sangat krusial.
     
    “Di DBD, tanda bahaya justru muncul saat masuk fase kritis, sekitar 72 jam setelah demam mulai. Kalau lab dilakukan terlalu dini, hasilnya bisa kelihatan aman padahal bahayanya belum muncul. Kalau dicek terlalu cepat, risikonya adalah rasa aman palsu. Kemarin lab ‘bagus’, hari ini anak drop, tapi orang tua tenang karena percaya hasil kemarin. Maka, ingat 72 jam itu bukan 3 hari. Dan dalam DBD, timing bisa menyelamatkan nyawa” jelas dr. Miza Afrizal, p.A, Bmedsci.Mkes

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (RUL)

  • Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Dapat Remisi 9 Bulan dari Pemerintah

    Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Dapat Remisi 9 Bulan dari Pemerintah

    Bisnis.com, JAKARTA — Istri terdakwa pembuhnuhan Brigadir J, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi mendapatkan remisi sembilan bulan dari pemerintah dalam rangka HUT ke-80 RI.

    Kepala Humas Lapas Kelas 2 Tangerang Ratmin mengungkapkan pengurangan hukuman itu berdasarkan remisi umum empat bulan, remisi dasawarsa 90 hari dan remisi tambahan lain dua bulan.

    “Remisi umum empat bulan, remisi dasawarsa 90 hari dan remisi tambahan donor darah dua bulan,” ujar Ratmin saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025).

    Dia menjelaskan pertimbangan Putri mendapatkan remisi lantaran dinilai telah berbuat baik dan tidak melanggar tata tertib selama menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP).

    Alhasil, kata Ratmin, Putri berhak mendapatkan remisi dari pemerintah terkait HUT ke-80 RI.

    “Ya pertimbangannya seluruh WBP yang selama di dalam Lapas berbuat baik dan tidak ada pelanggaran tata tertib WBP tersebut berhak mendapatkan remisi,” pungkasnya.

    Dalam catatan Bisnis, Putri merupakan terpidana setelah terbukti membunuh ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

    Putri awalnya menghuni Lapas perempuan atau Lapas Pondok Bambu. Namun, kini dia dijebloskan ke Lapas Kelas 2 A Tangerang.

    Adapun, hukuman Putri juga telah dipangkas oleh Mahkamah Agung (MA) dari awalnya dihukum 20 tahun pidana, kini istri Ferdy Sambo itu harus menjalani hukuman 10 tahun.

  • 10
                    
                        Kronologi Nikita Mirzani Emosi hingga Sidang Diskors karena Ricuh
                        Megapolitan

    10 Kronologi Nikita Mirzani Emosi hingga Sidang Diskors karena Ricuh Megapolitan

    Kronologi Nikita Mirzani Emosi hingga Sidang Diskors karena Ricuh
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sidang kasus pencemaran nama baik dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan terdakwa Nikita Mirzani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025), berlangsung ricuh.
    Nikita terlihat emosional sejak awal persidangan hingga akhirnya sidang diskors oleh majelis hakim.
    Nikita hadir ke ruang sidang dalam kondisi tidak sehat.
    Ia tampak lesu, wajahnya pucat, dan tidak banyak berekspresi seperti biasanya.
    Kepada majelis hakim, ia mengaku sudah dua minggu mengalami tekanan darah rendah, dan kondisinya memburuk karena anak bungsunya dirawat di rumah sakit.
    “Sebetulnya dua minggu ini tensi saya rendah, dan kebetulan anak saya yang kecil semalam dirawat di rumah sakit,” ujar Nikita menjawab pertanyaan hakim soal kondisinya.
    Kuasa hukum Nikita juga menyerahkan surat keterangan dari dokter Rutan Pondok Bambu, yang menyarankan agar Nikita dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
    Namun, Nikita menyatakan siap menjalani sidang.
    Dalam sidang, Nikita kembali meminta majelis hakim agar memutar rekaman suara yang diduga berisi percakapan antara jaksa dan pelapor, Reza Gladys.
    Permintaan itu sebelumnya juga diajukan pada 31 Juli 2025, namun tetap ditolak.
    “Sebelum saya duduk, izinkan saya memutar rekaman suara ini, Yang Mulia,” ujar Nikita dengan suara lirih sambil memegang ponsel.
    Ketua Majelis Hakim Khairul Soleh kembali menolak permintaan tersebut dan menyarankan Nikita melaporkan dugaan transaksi itu ke pihak berwajib.
    “Kami juga ingin perkara ini clear,” kata hakim Khairul.
    Nikita tetap bersikukuh dan menilai proses hukum akan terlalu lama.
    “Percuma lapor polisi Yang Mulia, ditanganinnya lama,” katanya.
    Ia pun menyatakan akan memutar rekaman itu di luar persidangan.
    Kericuhan terjadi saat pemeriksaan saksi Samira, pemilik akun TikTok “Dokter Detektif”.
    Saat Samira menjelaskan isi percakapannya dengan Nikita melalui pesan singkat, jaksa beberapa kali memotong jawaban.
    “Maksud dari percakapan, ‘aku baru lihat ibu hajar Dokter Reza Gladys’, apa maksudnya?” tanya jaksa.
    Samira menjawab bahwa sebaiknya pertanyaan itu ditujukan langsung ke Nikita.
    Ia juga menyampaikan pandangannya sebelum dipotong. “Itu mungkin bisa ditanyakan pada Terdakwa. Tapi menurut saya owner skincare ini sadar diri,” ujarnya.
    Nikita yang merasa keberatan langsung bereaksi keras.
    “Biarin Doktif bicara dulu lho. Jangan sedikit-sedikit dipotong hanya untuk menguntungkan JPU saja!” serunya sambil memukul meja.
    “Jangan kayak begitu dong! JPU kok maunya yang menguntungkan diri sendiri, biarin Doktif ini bicara! Ini harus fair, di sidang ini harus fair!” lanjut Nikita dengan nada tinggi.
    Teriakan Nikita disambut protes dari para pendukungnya di dalam dan luar ruang sidang.
    Jaksa lalu meminta hakim menegur Nikita, namun Nikita justru menuding jaksa tidak netral.
    “JPU juga harus netral!” teriaknya.
    Ketegangan terus meningkat setelah hakim meminta anak bungsu Nikita—yang baru keluar dari rumah sakit—untuk meninggalkan ruang sidang.
    Nikita menolak tenang dan terus berbicara.
    “Dari awal lho, Pak. Ini dipotong-potong, orang mau menjelaskan dipotong!” ucapnya, mengabaikan teguran hakim dan jaksa.
    Melihat situasi tidak kondusif, majelis hakim akhirnya memutuskan untuk menunda sidang sementara waktu.
    “Jadi sidang kita skors, dilanjutkan setelah jam satu. Sidang diskors,” ujar hakim sambil mengetuk palu.
    Usai sidang diskors, ketegangan belum mereda.
    Jaksa hendak memakaikan rompi tahanan kepada Nikita, namun ia sempat menolak.
    Perdebatan kembali terjadi selama lebih dari lima menit sebelum akhirnya Nikita bersedia mengenakan rompi ketika sudah keluar dari ruang sidang.
    Nikita Mirzani didakwa melakukan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang terhadap pemilik produk kecantikan Glafidsya, dokter Reza Gladys.
    Aksi ini diduga dilakukan bersama asistennya, Ismail Marzuki. Perkara bermula dari unggahan video TikTok oleh akun @dokterdetektif pada Rabu (9/10/2024).
    Dalam video tersebut, Samira mengulas kandungan produk serum vitamin C booster dari Glafidsya yang dinilai tidak sesuai dengan klaim.
    Ia juga menyinggung harga produk yang dianggap tidak sebanding dengan kualitasnya.
    Dua hari berselang, Samira kembali mengulas lima produk Glafidsya lainnya, termasuk sabun cuci muka, serum, dan krim malam.
    Ia mengajak masyarakat untuk tidak membeli produk tersebut karena dianggap menyesatkan.
    Samira bahkan meminta Reza untuk menyampaikan permintaan maaf secara publik dan menghentikan penjualan produk sementara waktu.
    Permintaan itu dipenuhi oleh Reza melalui unggahan video permintaan maaf.
    Namun, tak lama setelah itu, Nikita Mirzani muncul dan melakukan siaran langsung melalui akun TikTok @nikihuruhara.
    Dalam siaran itu, ia melontarkan pernyataan-pernyataan negatif terhadap Reza dan produknya, bahkan menuding kandungan produknya bisa memicu kanker kulit.
    Ia juga mengajak warganet untuk berhenti memakai produk dari Glafidsya.
    Satu minggu kemudian, seorang dokter bernama Oky diduga memprovokasi Reza agar memberikan sejumlah uang kepada Nikita agar berhenti menyudutkan produknya.
    Melalui Ismail, Nikita bahkan mengancam akan menghancurkan bisnis Reza jika permintaannya tidak dipenuhi.
    Nikita pun meminta uang tutup mulut senilai Rp 5 miliar. Karena merasa tertekan, Reza akhirnya memberikan Rp 4 miliar.
    Atas kejadian itu, Reza mengalami kerugian dan melaporkan Nikita serta Ismail ke Polda Metro Jaya pada Selasa (3/12/2024).
    Keduanya dijerat Pasal 27B ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang ITE, Pasal 369 KUHP tentang pemerasan, serta Pasal 3, 4, dan 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gangguan Jiwa Ibu Reza Gladys Kumat setelah Sosoknya Dibongkar Nikita Mirzani ke Publik

    Gangguan Jiwa Ibu Reza Gladys Kumat setelah Sosoknya Dibongkar Nikita Mirzani ke Publik

    GELORA.CO – Kondisi gangguan kejiwaan ibu Reza Gladys kumat setelah sosoknya dibongkar Nikita Mirzani ke publik.

    Aksi Nikita Mirzani menyerang Reza Gladys dengan membongkar sosok ibu sang dokter di tengah perseteruan keduanya rupanya memicu masalah baru.

    Mental ibu Reza, Netty Ratna Wulan kembali terguncang setelah video-videonya yang kerap tampil tanpa busana viral di media sosial.

    Diakui Reza, sang ibu mengetahui kini sosoknya dikenal publik setelah pemilik nama asli Nikita Mirzani Mawardi itu mengunggah identitasnya di akun Instagramnya @nikitamirzanimawardi_172, awal Juli 2025 lalu.

    Kondisinya yang sempat membaik kembali memburuk setelah videonya viral.

    “Keadaannya udah membaik, tapi dengan kejadian seperti ini Mama kena mental lagi,” jelas Reza Gladys saat hadir di podcast YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, dikutip Rabu (6/8/2025).

    Diakui pemilik brand skincare Glafidsya ini, Netty tahu video-videonya tersebar.

    “Mama tahu video-video itu tersebar kemudian ada hujatan-hujatan itu,” tambahnya.

    Ibu lima orang anak ini menyebut sang ibu tak sadar saat melakukan aksi tak senonohnya.

    Dia bahkan meminta tolong Reza untuk menghapus video itu.

    Akan tetapi, pemilik nama asli Reza Gladys Prettyani Sari ini tak bisa mengakses media sosial ibunya.

    “Dia tahu (dihujat) tapi tidak sadar saat melakukannya. Dia bahkan bilang, ‘banyak yang tahu ibu lo kayak gitu kenapa nggak lo hapus?’” ujar Reza menirukan permintaan ibunya.

    “Ya karena dia aja enggak tahu passwordnya apa segala macam, karena kan enggak sadar,” seloroh wanita 36 tahun tersebut.

    Namun kini, Reza mulai sedikit demi sedikit mengakses media sosial ibunya.

    “Alhamdulillah ya kita udah bisa sedikit demi sedikit masuk. Udah sedikit demi sedikit membaik, tapi ya karena keadaan ini mungkin buat dia down-lah,” sesal lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) ini.

    Sosok Ibu Reza Gladys

    Netty Ratna Wulan kerap mengekspos tubuhnya.

    Akun Instagram pribadinya pun dipenuhi potret wajahnya dari angle atas.

    Ia bahkan tak segan menunjukkan bagian sensitifnya ke publik.

    Netty juga sempat membagikan potretnya bersama Reza Gladys yang masih bisa dilihat di highlight Instagramnya dengan judul ‘Hariku ke-48’.

    Namun, ia terlihat tak lagi aktif membagikan potret diri di akunnya tersebut.

    Terpantau, postingan terakhirnya tertanggal 10 September 2021.

    Dalam captionnya terkait Reza Gladys, Netty menyebutnya sebagai putrinya.

    Postingan itu diunggahnya pada Agustus 2020.

    Ia membagikan fotonya dengan Reza Gladys dan seorang pria.

    “Apalagi bagi Netty wanita dr Reza Gladis Pretyani Sari anak sendiri dikandung ada bahkan lebih lengkap SD bukan milikku walau gak serta yang bukan milikku gak serta melahirkannya,” tulis Netty entah apa maksudnya.

    Nyaris semua caption dalam unggahan Netty sulit dipahami.

    Menurut Reza, kondisi mental sang ibu mulai terganggu setelah bercerai dari ayahnya.

    Saat itu, Reza yang masih duduk di bangku kuliah melihat sendiri ibunya mengalami kebangkrutan pasca-bercerai.

    Ibunya mulai depresi hingga sering keluar tanpa busana.

    Akibatnya, biaya pendidikan Reza disokong oleh sang suami, Attaubah Mufid yang memutuskan tak melanjutkan studi demi istrinya.

    Reza hingga kini masih berseteru dengan Nikita buntut ulah sang aktris memberi review buruk dan menghinanya.

    Ia telah melaporkan wanita yang akrab disapa Ami itu, dan asistennya, Mail Syahputra atas dugaan pemerasan, pengancaman, dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di Polres Jakarta Selatan sejak Desember 2024 lalu.

    Hingga kini, Nikita masih mendekam di Rutan Pondok Bambu dan kasus mereka masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.