kab/kota: Pluit

  • TransJakarta alihkan rute bus imbas perbaikan jalan dan pohon tumbang

    TransJakarta alihkan rute bus imbas perbaikan jalan dan pohon tumbang

    Ilustrasi: Sejumlah penumpang menunggu kedatangan bus TransJakarta di Halte Dukuh Atas, Jakarta, Minggu (22/6/2025). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/bar/aa.

    TransJakarta alihkan rute bus imbas perbaikan jalan dan pohon tumbang
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 13 Agustus 2025 – 07:53 WIB

    Elshinta.com – Transportasi Jakarta mengalihkan sejumlah rute koridor bus untuk mengantisipasi kejadian pohon tumbang dan perbaikan jalan di Jakarta pada Selasa malam.

    Dilansir dari akun X ofisial @PT_Transjakarta, Selasa malam, bus koridor 1: Blok M – Kota mengalami pengalihan rute terkait adanya pekerjaan perbaikan jalan di sekitar halte M.H Thamrin.

    Sementara bus yang mengarah Blok M tidak melayani pelanggan di halte MH Thamrin.

    Koridor 9: Pluit – Pinang Ranti mengalami pengalihan rute terkait adanya pekerjaan perbaikan jalan di sekitar jalan layang Jembatan Dua. Sementara arah Pinang Ranti tidak melayani di halte Jembatan Tiga dan halte Jembatan Dua.

    Koridor 3: Kalideres – Monumen Nasional mengalami pengalihan rute terkait adanya pohon tumbang di sekitar halte Rawa Buaya. Sementara bus yang mengarah Monumen Nasional tidak melayani halte Rawa Buaya.

    Koridor 4: Pulo Gadung – Galunggung mengalami pengalihan rute terkait adanya pekerjaan proyek LRT di sekitar Jalan Sultan Agung. Sementara bus yang mengarah Pulo Gadung tidak melayani halte Pasar Rumput.

    Untuk mengetahui estimasi waktu tiba bus TransJakarta secara real-time, pengguna dapat membuka aplikasi Google Maps dan menekan tombol transportasi publik setelah memilih perencanaan perjalanan menuju lokasi tujuan.

    Fitur di Google Maps itu kini dapat melakukan pembaruan secara berkala dari rute pengoperasian TransJakarta, termasuk jika ada pengalihan rute.

    Dilansir dari laman Google, jika rute TransJakarta tersedia, informasi waktu real-time akan ditampilkan secara jelas dalam hasil pencarian.

    Integrasi itu memungkinkan penumpang untuk membuat keputusan perjalanan yang tepat, merencanakan perjalanan dengan lebih efektif, dan mengurangi waktu tunggu, berkontribusi pada pengalaman transportasi umum yang lebih efisien dan andal di Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Menang Tipis 1-0, Tim Mini Soccer Telkom Juarai Piala Menkomdigi 2025

    Menang Tipis 1-0, Tim Mini Soccer Telkom Juarai Piala Menkomdigi 2025

    Jakarta

    Tim mini soccer Telkom Indonesia berhasil mengalahkan para punggawa Tower Bersama Group (TBG) di partai final Turnamen Menkomdigi Cup 2025. Ini menjadi kemenangan istimewa setelah tahun lalu tim perwakilan perusahaan telekomunikasi pelat merah ini sempat absen.

    Menang dengan skor tipis 1-0, satu-satunya gol tercipta pada pertandingan ini berasal dari kaki Aldi Dwi Nugroho tak lama setelah pluit babak kedua dibunyikan wasit.

    “Kami beruntung bisa menjuarai pertandingan ini, karena tim TBG juga bagus permainannya,” ujar Agung Pamuji dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

    Pemain bernomor punggung 10 ini mengungkapkan strategi permainan hingga bisa keluar sebagai juara. Di babak pertama, Agung dan kawan-kawan tampil menekan dan mendominasi penguasaan bola. Begitu gol tercipta, pola permainan diubah menjadi lebih banyak bertahan.

    Menurutnya, kemenangan ini berkat konsistensi latihan setiap pekan, serta kerja sama apik para pemain di lapangan. Perusahaan tempatnya bekerja, diakuinya mendukung penuh pengembangan kualitas tim.

    Agung turut memuji pelaksanaan Turnamen Mini Soccer Menkomdigi Cup 2025, yang dinilainya menjunjung sportivitas. Indotelko Group selaku penyelenggara membuat persyaratan ketat sehingga para pemain murni pegawai perusahaan yang terlibat dalam pelaksanaan Hari Bhakti Postel ke-80 tahun.

    “Pelaksanaannya juga jauh lebih meriah, door-prizenya banyak,” ungkap Agung.

    Turnamen Mini Soccer Menkomdigi Cup 2025 diikut oleh 12 tim yang berasal dari perusahaan telekomunikasi, perwakilan jurnalis, serta tim Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Turnamen dibuka oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Wayan Toni Supriyanto pagi tadi.

    Empat tim yang masuk semi final adalah Telkom Indonesia, CCSI, TBG dan Ditjen Infradig Komdigi yang merupakan juara tahun lalu.

    “Jalannya pertandingan luar biasa sengit, karena tiap tim menunjukkan strategi dan kemampuan olah bola yang cukup baik. Kami sebagai panitia juga berupaya agar kompetisi ini berjalan sportif namun tetap fun,” ungkap Ketua Umum Panitia Hari Bhakti Postel 2025 Setia Gunawan.

    Turnamen Mini Soccer Menkomdigi Cup 2025 merupakan rangkaian kegiatan perayaan Hari Bhakti Postel 2025 yang puncaknya akan berlangsung pada 27 September di Bandung, Jawa Barat.

    Sebagai informasi, Hari Bhakti Postel diperingati setiap tahun untuk mengenang sejarah perkembangan pos dan telekomunikasi di Indonesia. Pada 27 September 1945, para pejuang Indonesia berhasil merebut gedung pusat telekomunikasi dan pos di Bandung dari penjajah Jepang.

    (anl/ega)

  • Tiga calon ABK asal Majalengka di Muara Baru tidak disekap

    Tiga calon ABK asal Majalengka di Muara Baru tidak disekap

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian menyatakan bahwa tiga calon Anak Buah Kapal (ABK) asal Majalengka yang kabur dengan cara berenang melewati Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak disekap oleh pemberi kerja.

    “Kejadian yang terjadi bukan penyekapan,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Penjaringan, AKP Sampson Sosa Hutapea di Jakarta, Jumat.

    Sampson menjelaskan setelah kejadian warga menemukan keberadaan tiga ABK tersebut, polisi sudah mengecek tempat kejadian perkara (TKP) serta meminta keterangan dari pihak agensi.

    Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Kepolisian, memang benar tiga calon ABK berinisial RA (20), AS (18) dan RH (20) asal Majalengka yang datang ke Muara Baru untuk dipekerjakan di kapal.

    Menurut dia, mereka bertiga ini memang ingin bekerja menjadi ABK dan didatangkan dari Majalengka. Sesampai di Jakarta segala akomodasi, uang transportasi dan kebutuhan mereka ditanggung pihak agensi.

    Seluruhnya ditanggung agensi dengan komitmen bahwa calon ABK ini akan kerja sampai ada tanggal kapal yang berangkat. Namun, karena belum mendapat jadwal kapal, para ABK tersebut merasa tidak sabar dan memilih kabur.

    “ABK ini merasa menunggu terlalu lama maka mereka menilai ini tidak sesuai dengan kesepakatan,” kata dia.

    Sampson juga memastikan bahwa selama berada di mes para calon ABK tidak disekap. Mereka masih diberi makan dan diperbolehkan bermain telepon seluler (ponsel).

    Tapi, memang tidak diperkenankan pergi jauh-jauh karena mereka bukan penduduk asli sana.

    “Cuma memang enggak boleh keluar jauh, karena mereka bukan penduduk asli sana dan juga takutnya mereka tidak menepati komitmen yang telah disepakati,” kata dia.

    Sebelumnya, tiga pria asal Majalengka, Jawa Barat, mengaku disekap di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, usai melamar menjadi calon ABK melalui calo atau agensi yang menawarkan informasi lowongan kerja di media sosial.

    Korban berinisial RA (20) di Jakarta, Kamis (7/8), mengatakan, peristiwa penyekapan itu berawal saat dirinya dan dua rekannya yang lain AS (18) dan RH (20) tergiur dengan lowongan sebagai ABK di Facebook.

    “Awalnya, dari Facebook diajak sama teman, diajak katanya mau ikut enggak kerja di Jakarta jadi ABK di Muara Baru. Katanya kontrak empat bulan,” kata dia.

    Dalam lowongan kerja (loker) yang diiklankan di medsos itu disebutkan gaji ABK yang akan didapatkan sekitar Rp6 juta.

    Ia mengaku sudah lelah menjadi pengamen di Majalengka dan ingin mengubah nasib. Dia memberanikan diri bersama kedua rekannya berangkat ke Jakarta untuk mendaftar sebagai anak buah kapal.

    Sesampai kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, mereka ditempatkan di sebuah mes berukuran tiga meter yang diisi oleh belasan calon ABK lainnya. “Waktu pertama datang itu sih 15 orang di kamar,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tiga calon ABK asal Majalengka mengaku disekap di Penjaringan

    Tiga calon ABK asal Majalengka mengaku disekap di Penjaringan

    Jakarta (ANTARA) – Tiga pria asal Majalengka, Jawa Barat mengaku disekap di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara usai melamar menjadi calon anak buah kapal (ABK) melalui calo atau agency yang menawarkan informasi lowongan kerja di media sosial.

    Korban berinisial RA (20) di Jakarta, Kamis mengatakan peristiwa penyekapan itu berawal saat dirinya dan dua rekannya yang lain AS (18) dan RH (20) tergiur dengan lowongan sebagai ABK di media sosial Facebook.

    “Awalnya, dari Facebook diajak sama teman, diajak katanya mau ikut enggak kerja di Jakarta jadi ABK di Muara Baru, kontrak empat bulan,” kata dia.

    Dalam lowongan kerja (loker) yang diiklankan di Facebook itu disebutkan gaji ABK yang akan didapatkan sekitar Rp6 juta.

    Ia mengaku sudah lelah menjadi pengamen di Majalengka dan ingin mengubah nasib, sehingga memberanikan diri bersama kedua rekannya berangkat ke Jakarta untuk mendaftar sebagai anak buah kapal.

    Sesampai di kawasan Penjaringan, Jakarta, mereka ditempatkan di sebuah mess berukuran tiga meter yang diisi oleh belasan calon ABK lainnya.

    “Waktu pertama datang itu sih 15 orang di kamar,” kata dia.

    Namun setelah tinggal di mess, pergerakan mereka dibatasi dan selalu diawasi. Bahkan ketika ingin ke warung, para calon ABK diikuti oleh penjaga mess tersebut.

    “Disekapnya di mes, enggak boleh keluar, ke warung aja diikutin. Kurang lebih empat hari disekap,” kata RA.

    Ia mengatakan ada sekitar empat orang yang selalu siaga menjaga mess tersebut dan para penjaga itu pun selalu memegang celurit untuk berjaga-jaga.

    Korban lainnya, berinisial RH (20) mengatakan mereka sudah mulai disuruh bekerja untuk menyiapkan perbekalan kapal yang akan berangkat.

    Namun, sebelum berangkat ke kapal, RA, AS, dan RH, diwanti-wanti oleh calo yang membawanya ke Jakarta agar tidak bertanya apapun kepada para pekerja yang ada di sana.

    Namun, karena penasaran dengan kejelasan kontrak kerja mereka, RH akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu ABK.

    “Pas di kapal, saya tanya ‘Bang ini kontrak yang berapa bulan?’ Ternyata dia bilang ini kontrak yang satu tahun,” kata dia.

    RH pun kaget, sebab ia dan dua temannya meminta agar diberikan kontrak kerja yang hanya empat bulan oleh calo.

    Selain itu, nantinya dari gaji Rp6 juta yang didapatkan apabila jadi melaut akan dipotong Rp3 juta untuk jasa calo dan sisanya digunakan untuk membeli alat pancing sendiri.

    Ia mengatakan ketika melaut para ABK harus modal alat pancing seharga Rp6 juta terlebih dahulu.

    “Jadi, dia (ABK) di atas kapal itu bilang, enggak tahu kalian pulang bisa bawa duit atau enggak karena kan buat beli alat pancing aja masih kurang Rp3 juta,” kata RH.

    RH pun berusaha untuk memperjelas kembali kontrak kerjanya ke calo tersebut. Namun, si calo meminta korban untuk ikuti saja kegiatan yang ada di kapal sebagai pengalaman.

    “Si calo juga meminta agar para calon ABK membayar denda sebesar Rp 2 juta apabila tidak jadi melaut,” kata dia.

    Setelah itu dirinya bersama dua rekan memutuskan untuk kabur dari mess tempat tinggal mereka di kawasan Waduk Pluit.

    Menurut RH, ada pengawasan di bagian depan sehingga tidak memungkinkan lewat jalan tersebut. Akhirnya, mereka memutuskan kabur lewat kali.

    Setelah berenang cukup lama dan melihat ada bangunan, akhirnya salah satu korban berusaha naik ke atas daratan dan meminta bantuan.

    Kebetulan di atas bangunan tersebut Wakil RT 19, RW 17, Muara Baru, Hindun yang sedang duduk dan kaget karena tiba-tiba dari bawah Waduk Pluit ada orang yang meminta tolong.

    “Wakil Ketua RT memanggil pemuda setempat untuk membantu kami naik ke daratan,” katanya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tolong Calon ABK yang Disekap, 2 Warga Penjaringan Kena Bacok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Agustus 2025

    Tolong Calon ABK yang Disekap, 2 Warga Penjaringan Kena Bacok Megapolitan 7 Agustus 2025

    Tolong Calon ABK yang Disekap, 2 Warga Penjaringan Kena Bacok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua warga terkena bacok usai berusaha menolong tiga calon anak buah kapal (ABK) berinisial RA (20), AS (18), dan RH (20) yang disekap berhari-hari di wilayah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
    Cerita bermula ketika RA, AS, dan RH yang berasal dari Majalengka, Jawa Barat, meminta pertolongan warga usai kabur dari mess agensinya bekerja dengan cara berenang di Waduk Pluit.
    Setelah kabur dan berenang sejauh 200 meter, ketiganya melihat ada bangunan warung di atas waduk.
    Di sana lah mereka meminta pertolongan Wakil RT 19, RW 17, Muara Baru, Hindun, yang sedang duduk di warung.
    Hindun langsung memanggil putranya, Muhammad Khafi, dan pemuda setempat untuk membantu para korban naik ke atas daratan.
    Dengan kondisi basah kuyup, ketiga korban menjelaskan peristiwa mereka disekap.
    Akhirnya, Hindun memerintahkan Khafi pergi ke mess tersebut untuk meminta penjelasan calo yang membawa para korban ke Jakarta.
    “Saya langsung ke sana untuk memintai keterangan atau kejelasannya bagaimana orang ini bisa kabur dan saya ingin meminta baik-baik ada KTP dan pakaian dia, ketiga uang untuk mereka pulang ke Majalengka sekitar Rp 300.000,” ucap Khafi.
    Namun, ketika datang dan bertanya baik-baik, Khafi justru mendapat perlakuan tak enak dari keempat penjaga mess.
    Para penjaga mess meminta agar Khafi tak ikut campur dalam masalah tersebut.
    “Saya sempat emosi di sana, cekcok, adu mulut. Setelah itu, para pemuda datang semua ke saya, terutama warga karena mamah saya kan tokoh masyarakat, jadi pada tahu semua,” sambung Khafi.
    Setelah adu mulut, penjaga mess pun kalah argumen dengan Kahfi. Salah satu penjaga mess mengacungkan celurit ke anak wakil RT itu.
    Namun, Kahfi berhasil menghindar dan menangkap celurit itu. Tapi, justru rekannya yang terkena sabetan.
    Ketika sabetan kedua, Khafi pun tak bisa menghindar sehingga jari telunjuk tangan kanannya terluka.
    Melihat Khafi dan rekannya dibacok, warga setempat pun emosi dan menyerang balik penjaga mess.
    “Pelaku dikeroyok sama massa karena udah melakukan pembacokan ke dua orang, jadi warga pada emosi dan menyerang,” jelas Khafi.
    Namun, kata Khafi, peristiwa itu tidak dibawa sampai ke kantor polisi karena pelaku mendapat perlindungan dari tokoh masyarakat sekitar.
    Diberitakan sebelumnya, tiga calon ABK berinisial RA (20), AS (18), dan RH (20) asal Majalengka, disekap di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
    Mereka bisa disekap usai tergiur lowongan kerja (loker) dari Facebook menjadi seorang ABK di Muara Baru dengan gaji Rp 6 juta.
    Akhirnya, ketiganya pun tertarik dan memutuskan untuk pergi ke Jakarta demi merubah nasib.
    Namun, setibanya di Muara Baru, mereka ditempatkan di sebuah mess berukuran tiga meter yang diisi oleh belasan calon ABK lainnya.
    Selama di mess, pergerakan mereka dibatasi dan selalu dalam pengawasan ketat.
    “Disekapnya di mes, enggak boleh keluar, ke warung aja diikutin. Kurang lebih empat hari disekap,” ucap RA.
    Ada sekitar empat orang yang selalu siaga menjaga mess tersebut dengan membawa celurit.
    Selain disekap, kontrak kerja yang dijanjikan juga tidak sesuai. Sebab para calon ABK itu menginginkan kontrak kerja empat bulan, namun ternyata mereka diwajibkan melaut satu tahun.
    Di sisi lain, mereka juga baru tahu bahwa gaji Rp 6 juta yang akan didapatkan akan dipotong Rp 3 juta untuk si calo, dan Rp 3 juta lagi untuk membeli pancingan.
    Sebab, para ABK yang mau melaut harus modal membeli pancingan seharga Rp 6 juta terlebih dahulu.
    “Jadi, dia (ABK) di atas kapal itu bilang, enggak tahu kalian pulang bisa bawa duit atau enggak, karena kan buat beli alat pancing aja masih kurang Rp 3 juta,” kata RH.
    Calo tersebut juga meminta agar para calon ABK membayar Rp 2 juta apabila ingin membatalkan kontrak dan pulang ke kampung halamannya.
    Merasa pekerjaan yang akan dijalani kurang jelas, mereka pun memutuskan untuk kabur secara diam-diam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tolong Calon ABK yang Disekap, 2 Warga Penjaringan Kena Bacok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Agustus 2025

    Momen Dramatis 3 Calon ABK Kabur Usai Disekap di Muara Baru, Nekat Berenang Ratusan Meter Megapolitan 7 Agustus 2025

    Momen Dramatis 3 Calon ABK Kabur Usai Disekap di Muara Baru, Nekat Berenang Ratusan Meter
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tiga calon anak buah kapal (ABK) berhasil kabur usai disekap berhari-hari di mess agensinya bekerja di wilayah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
    Salah satu calon ABK berinsial RA (20) bercerita, ia dan dua rekannya, AS (18) dan RH (20), kabur lewat belakang mess yang merupakan Waduk Pluit.
    “Saya kaburnya lewat belakang Waduk Pluit. Awalnya, saya kontak-kontakan sama teman yang di depan, saya pastiin aman, dia bilang ‘aman kalau mau kabur sekarang aja’,” jelas RA saat diwawancarai di Muara Baru, Rabu (6/8/2025).
    Ketika situasi dirasa aman, ketiga korban langsung bergegas turun ke bawah Waduk Pluit dan menyusuri beton di pinggirnya sekitar pukul 23.00 WIB.
    Setelah tak ada lagi beton yang bisa dipijak, ketiganya nekat berenang sejauh 200 meter hingga menemukan bangunan warung di atas waduk.
    Sekitar pukul 12.30 WIB, salah satu korban naik ke atas bangunan warung itu dan meminta tolong warga.
    RA, AS, dan RH pun ditolong oleh Wakil RT 19, RW 17, Muara Baru, Hindun, yang sedang duduk di warung.
    Hindun terkejut karena di bawah bangunan warungnya terdapat orang.
    Saat dievakuasi ke daratan, ketiga korban sudah dalam kondisi basah kuyup.
    Akhirnya, Hindun memerintahkan putranya, Muhammad Khafi, pergi ke mess agensi itu untuk mengambil KTP dan pakaian para korban.
    Setibanya di sana, Khafi meminta penjelasan terhadap para penjaga mess terkait penyebab para calon ABK bisa kabur.
    “Saya langsung ke sana untuk memintai keterangan atau kejelasannya bagaimana orang ini bisa kabur dan saya ingin meminta baik-baik ada KTP dan pakaian korban, terus meminta uang untuk mereka pulang ke Majalengka sekitar Rp 300.000,” ujar Khafi.
    Namun, keempat penjaga mess justru marah dan meminta Khafi tak ikut campur dalam masalah itu.
    Diperlakukan tak enak, Khafi dan para penjaga mess sempat adu mulut. Sampai akhirnya, salah satu penjaga mengacungkan sebilah celurit.
    Dalam sabetan celurit pertama, teman Khafi pun terluka. Sementara saat sabetan kedua, jari telunjuk tangan kanan anak wakil RT itu terluka.
    Melihat Khafi dan temannya terluka, warga setempat menyerang balik para penjaga mess hingga terluka dan dibawa ke klinik.
    Sayangnya, menurut Khafi, peristiwa tersebut tidak dilaporkan ke polisi karena para pelaku diduga mendapat perlindungan dari tokoh masyarakat setempat.
    RA dan dua rekannya mengaku kabur karena merasa telah ditipu oleh pihak agensi.
    Selain kontrak kerja yang tidak sesuai kesepakatan, gaji yang dijanjikan pun tidak utuh sebesar Rp 6 juta.
    “Dia (ABK senior) bilang ‘Kamu itu ikut calo, di sini kamu kontrak satu tahun enam bulan. Di sini, gajinya itu Rp 6 juta, potongan Rp 2 juta sama calo jadi sisa Rp 3 juta. Sisa Rp 3 juta itu buat beli alat pancing, jadi kalian pulang enggak tahu bisa bawa uang atau enggak’ katanya gitu,” ucap RA.
    RA menambahkan, untuk bisa melaut, mereka diminta membeli alat pancing seharga Rp 6 juta dari gaji yang diterima.
    Ia dan teman-temannya sempat meminta untuk dipulangkan ke kampung halaman, tetapi pihak agensi meminta mereka membayar denda sebesar Rp 2 juta per orang jika ingin membatalkan kontrak.
    Tak ingin terus disekap dan tidak punya uang untuk bayar denda, ketiganya memilih kabur dari mess.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berenang Lewat Waduk Pluit, Tiga Calon ABK yang Disekap Kabur dari Mess di Muara Baru
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Agustus 2025

    Berenang Lewat Waduk Pluit, Tiga Calon ABK yang Disekap Kabur dari Mess di Muara Baru Megapolitan 6 Agustus 2025

    Berenang Lewat Waduk Pluit, Tiga Calon ABK yang Disekap Kabur dari Mess di Muara Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tiga calon anak buah kapal (ABK) asal Majalengka, Jawa Barat, nekat kabur dari penyekapan di sebuah mess kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dengan cara berenang melintasi Waduk Pluit.
    “Saya kaburnya lewat Waduk Pluit belakang (mess). Awalnya, saya kontak-kontakan sama teman yang di depan. Saya pastiin aman, dia bilang, ‘aman kalau mau kabur sekarang aja’,” kata salah satu korban, RA (20), saat diwawancarai di kawasan Muara Baru, Rabu (6/8/2025).
    Setelah memastikan kondisi aman, RA bersama dua rekannya, AS (18) dan RH (20), menuju bagian belakang mess yang langsung menghadap ke Waduk Pluit sekitar pukul 23.00 WIB.
    Setibanya di belakang, mereka menuruni beton di tepi waduk dan menyisir sisi pinggirannya. Namun, setelah tak ada lagi beton yang bisa diinjak, mereka terpaksa berenang sejauh sekitar 200 meter.
    Di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah bangunan warung di atas waduk. Salah satu dari mereka lalu naik ke atas bangunan itu dan meminta pertolongan warga.
    Kebetulan, Wakil RT 19 RW 17 Muara Baru, Hindun, sedang duduk di bangunan tersebut.
    “Di kolong ada siapa, eh ternyata ada orang. Akhirnya, baru saya minta tolong sama pemuda-pemuda di sini supaya diangkat ke darat,” kata Hindun.
    Hindun mengaku terkejut saat melihat tiga orang dalam kondisi basah kuyup muncul dari bawah waduk dan meminta bantuan.
    Diberitakan sebelumnya, ketiga korban berinisial RA (20), AS (18), dan RH (20) disekap setelah tergiur lowongan kerja sebagai ABK yang mereka temukan di Facebook.
    Dalam iklan tersebut, mereka dijanjikan pekerjaan sebagai ABK di Muara Baru dengan gaji Rp 6 juta dan kontrak selama empat bulan.
    Tertarik dengan tawaran tersebut dan berharap memperbaiki nasib, ketiganya memutuskan merantau ke Jakarta.
    Namun, sesampainya di Muara Baru, mereka ditempatkan di sebuah mess berukuran sekitar tiga meter yang dihuni oleh belasan calon ABK lain. Selama empat hari di mess, pergerakan mereka sangat dibatasi dan selalu diawasi secara ketat.
    “Disekapnya di mes, enggak boleh keluar, ke warung aja diikutin. Kurang lebih empat hari disekap,” ucap RA.
    Menurut mereka, ada sekitar empat orang penjaga yang berjaga di area mess dengan membawa senjata tajam berupa celurit.
    Selain disekap, para korban juga mendapati bahwa kontrak kerja yang dijanjikan tidak sesuai. Alih-alih kontrak empat bulan, mereka justru diminta melaut selama satu tahun.
    Gaji yang dijanjikan pun ternyata akan dipotong Rp 3 juta oleh calo dan Rp 3 juta lainnya digunakan untuk membeli peralatan pancing yang harus mereka miliki sebelum berangkat.
    “Jadi, dia (ABK) di atas kapal itu bilang, enggak tahu kalian pulang bisa bawa duit atau enggak, karena kan buat beli alat pancing aja masih kurang Rp 3 juta,” ujar RH.
    Tak hanya itu, si calo juga mengancam akan mengenakan denda Rp 2 juta jika mereka membatalkan keberangkatan dan memutuskan pulang ke kampung halaman.
    Merasa kondisi kerja tidak jelas dan penuh tekanan, ketiganya akhirnya nekat melarikan diri diam-diam dengan cara yang ekstrem.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tolong Calon ABK yang Disekap, 2 Warga Penjaringan Kena Bacok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Agustus 2025

    Tergiur Lowongan ABK dari Facebook, Tiga Pemuda Majalengka Disekap di Muara Baru Megapolitan 6 Agustus 2025

    Tergiur Lowongan ABK dari Facebook, Tiga Pemuda Majalengka Disekap di Muara Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tiga pemuda asal Majalengka, Jawa Barat, disekap di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, setelah melamar kerja sebagai calon anak buah kapal (ABK).
    Salah satu korban berinisial RA (20) menceritakan, peristiwa itu bermula ketika ia dan dua rekannya, AS (18) dan RH (20), tergiur lowongan kerja sebagai ABK yang mereka temukan di Facebook.
    “Awalnya, dari Facebook diajak sama teman. Disamper di rumah, diajak katanya mau ikut enggak kerja di Jakarta jadi ABK di Muara Baru. Katanya kontrak empat bulan,” jelas RA saat ditemui di kawasan Muara Baru, Rabu (6/8/2025).
    Dalam lowongan tersebut, tiga pemuda itu dijanjikan gaji sekitar Rp 6 juta untuk masa kerja empat bulan.
    Merasa lelah menjadi pengamen di Majalengka dan ingin memperbaiki nasib, ketiganya memutuskan berangkat ke Jakarta.
    Namun, sesampainya di lokasi, mereka justru ditempatkan di sebuah mess berukuran sekitar tiga meter yang dihuni belasan calon ABK lainnya.
    “Waktu pertama datang itu sih 15 orang di kamar,” kata RA.
    Selama tinggal di mess, pergerakan mereka dibatasi dan terus diawasi. Bahkan untuk sekadar pergi ke warung, mereka harus dikawal oleh penjaga mess.
    “Disekapnya di mes, enggak boleh keluar, ke warung aja diikutin. Kurang lebih empat hari disekap,” ucap RA.
    Menurut RA, ada sekitar empat orang yang selalu berjaga di sekitar mess. Mereka membawa celurit untuk mengintimidasi para calon ABK.
    Di hari kedua, para korban mulai diminta bekerja, yakni menyiapkan perbekalan untuk kapal yang akan berangkat.
    Namun sebelum naik ke kapal, RA, AS, dan RH diwanti-wanti oleh calo yang membawa mereka agar tidak bertanya apa pun kepada para pekerja kapal.
    Karena penasaran, RH akhirnya memberanikan diri bertanya kepada salah satu ABK terkait kontrak kerja mereka.
    “Pas di kapal, saya tanya, ‘Bang, ini kontrak yang berapa bulan?’ Ternyata dia bilang ini kontrak yang satu tahun,” kata RH.
    Pernyataan itu mengejutkan RH karena sebelumnya mereka dijanjikan kontrak hanya empat bulan.
    Lebih lanjut, RH mengungkapkan, dari gaji Rp 6 juta yang dijanjikan, Rp 3 juta akan langsung dipotong untuk jasa calo. Sisa uang pun masih harus digunakan untuk membeli alat pancing secara mandiri.
    “Jadi, dia (ABK) di atas kapal itu bilang, enggak tahu kalian pulang bisa bawa duit atau enggak, karena kan buat beli alat pancing aja masih kurang Rp 3 juta,” ujar RH.
    Saat mencoba meminta kejelasan dari calo terkait kontrak kerja, RH hanya mendapat jawaban samar.
    Si calo enggan menjelaskan detail dan menyuruh RH untuk tetap mengikuti proses kerja di kapal sebagai bentuk “pengalaman”.
    Ia juga mengancam, jika mereka memutuskan batal berangkat, maka harus membayar denda sebesar Rp 2 juta.
    Merasa pekerjaan tersebut tidak jelas dan penuh tipu daya, RA, AS, dan RH akhirnya memutuskan kabur.
    Mereka melarikan diri melalui bagian belakang mess yang langsung menghadap ke Waduk Pluit.
    “Pengawas ada di depan, kalau lewat depan susah, satu-satunya lewat kali langsung terjun lewat pinggir, pas di pinggir udah mentok, ya, udah lewat kali,” ungkap RH.
    Ketiganya berenang menyusuri waduk hingga menemukan sebuah bangunan di tepi danau. Salah satu dari mereka naik dan meminta pertolongan.
    Kebetulan saat itu Wakil RT 19 RW 17 Muara Baru, Hindun, sedang duduk di sekitar lokasi. Ia kaget ketika mendengar suara orang minta tolong dari bawah waduk.
    Hindun lalu memanggil warga sekitar untuk membantu RA, AS, dan RH naik ke daratan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gerakan Pangan Murah Bulog digelar di 19 rusunawa

    Gerakan Pangan Murah Bulog digelar di 19 rusunawa

    Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog DKI Jakarta dan Banten mempermudah warga di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) mengakses bahan pokok dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).

    “Program GPM ini kami laksanakan di 19 rusunawa yang ada di wilayah Jakarta dan salah satunya adalah Rusunawa Tipar Cakung,” kata Pimpinan Wilayah Bulog DKI Jakarta dan Banten, Bambang Prihatmoko di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan pada hari ini Bulog telah menyalurkan lebih dari 100 ton beras Stabilisasi pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk wilayah Jakarta dan Banten.

    “Jumlahnya sudah 100 ton untuk Jakarta dan Banten, dan angka ini akan terus kami tingkatkan setiap hari,” kata dia.

    Ia berharap program GPM dapat membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah di tengah kenaikan harga pangan.

    “Harapan kami, seluruh beras SPHP ini bisa tersalur ke masyarakat dengan harga di bawah HET sehingga mereka terbantu dan beban ekonominya berkurang,” kata Bambang

    Program tersebut menyasar 19 rusunawa yang merupakan pemukiman padat penduduk di mana satu rusunawa dihuni hingga 1.000 keluarga.

    Setiap rusun umumnya memiliki kelompok komunikasi penghuni yang dapat memudahkan distribusi bantuan pangan murah ini.

    Bulog berharap seluruh penghuni rusunawa dapat memanfaatkan Gerakan Pangan Murah ini untuk mendapatkan beras SPHP, minyak goreng, gula pasir, dan tepung dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar.

    Bambang menjelaskan pelaksanaan GPM dilakukan secara bertahap dan sebelumnya, Bulog telah menggelar kegiatan serupa di Rusunawa Waduk Pluit Jakarta Utara.

    Pimpinan Wilayah Bulog DKI Jakarta dan Banten, Bambang Prihatmoko di Rusunawa Tipar Cakung dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah di Jakarta, Minggu (3/8/2025) (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

    “Hari ini kami hadir di Rusunawa Tipar, Cakung dan selanjutnya akan bergulir di rusunawa lainnya,” kata Bambang.

    Program GPM akan berlangsung hingga akhir tahun dan jadwal pelaksanaannya akan menyesuaikan permintaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag) maupun instansi pemerintah terkait lainnya.

    “Target kami adalah memasifkan penyaluran dan penjualan beras SPHP ke masyarakat secara langsung,” ujarnya.

    Selain melalui GPM, Bulog juga memperluas penjualan SPHP melalui mitra pengecer atau pedagang beras di pasar rakyat.

    Bambang mengatakan bahwa mitra pengecer ini ada di dalam pasar rakyat maupun luar pasar rakyat.

    “Yang di luar pasar rakyat merupakan outlet gerakan pangan murah atau RPK yang sudah diverifikasi,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Arie Novarina
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • XPENG X9 Debut di GIIAS 2025, Bawa Teknologi Canggih Bak di Luar Angkasa

    XPENG X9 Debut di GIIAS 2025, Bawa Teknologi Canggih Bak di Luar Angkasa

    Jakarta

    XPENG X9 resmi memulai debutnya di ajang GIIAS 2025, menandai langkah agresif merek kendaraan listrik asal Tiongkok ini dalam meramaikan pasar EV premium Tanah Air. XPENG X9 merupakan mobil multi purpose vehicle (MPV) listrik yang serbaguna.

    Di samping itu, XPENG X9 merupakan mobil Completely Knocked Down (CKD) lokal pertama. XPENG X9 hasil perakitan lokal di Indonesia telah resmi diserahkan kepada konsumen.

    “Kami didirikan pada tahun 2014 oleh sekelompok wirausahawan dengan visi bersama untuk mentransformasi mobilitas masa depan dengan teknologi. Keyakinan kami sederhana, teknologi akan menjadi pengubah permainan bagi mobilitas masa depan. Itulah landasan fondasi kami,” tulis keterangan resmi XPENG, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    Konsep ‘Living Space’ dalam Sebuah MPV Listrik

    XPENG X9 Foto: Dok. XPENG

    XPENG X9 tidak hanya hadir sebagai kendaraan listrik, tetapi juga membawa filosofi baru dalam mendesain ruang berkendara. Dengan konsep “Living Space”, X9 dirancang sebagai ruang hidup yang menyatu dengan kenyamanan dan teknologi.

    Interiornya yang luas mencapai 7,7 meter persegi menghadirkan nuansa kabin futuristik, terinspirasi dari pesawat luar angkasa. Di dalam kabin, pengemudi dan penumpang disuguhkan berbagai elemen Starship Universe Cockpit yang mendukung pengalaman berkendara premium.

    Mulai dari layar sentuh 21,4 inci beresolusi 4K yang dapat diputar, 23-speaker Xopera system, hingga kursi zero-gravity yang dilengkapi dengan fitur pijat delapan titik. Semua ini berpadu menciptakan suasana seperti ruang santai bergerak, bukan sekadar mobil.

    Fitur-fitur tambahan seperti kulkas kompresor 6,5 liter, sistem microclimate 3-zone, serta pengaturan kursi yang intuitif memperkuat kesan X9 memang dirancang untuk kenyamanan jangka panjang. Kapasitas bagasi yang mencapai 2.554 liter semakin menjadikan mobil ini cocok untuk berbagai keperluan, dari perjalanan keluarga hingga aktivitas bisnis.

    Performa Bertenaga, Teknologi Cerdas

    Dari sisi teknis, XPENG X9 dibangun di atas platform 800V XPower yang mendukung efisiensi energi tinggi, dengan konsumsi daya sekitar 15,5 kWh per 100 km. Teknologi suspensi udara cerdas dengan lima mode pengaturan memberikan keseimbangan antara kenyamanan dan performa, memungkinkan kendaraan menyesuaikan diri terhadap berbagai kondisi jalan dan gaya berkendara.

    XPILOT 4.0 menjadi fitur andalan dalam kategori autonomous driving. Sistem ini dilengkapi dengan fungsi parkir otomatis yang dapat mengingat hingga 20 lokasi parkir berbeda, serta sistem perlindungan menyeluruh 360 derajat yang mendeteksi potensi risiko di sekitar kendaraan secara real-time.

    Pada varian tertinggi, Long Range Pro+, jangkauan maksimum mencapai hingga 690 kilometer menurut standar NEDC, menjadikannya salah satu MPV listrik dengan jarak tempuh terpanjang di pasarnya.

    Pilihan Varian dan Harga

    XPENG X9 tersedia dalam tiga varian utama, yakni Standard Range Pro, Long Range Pro, dan Long Range Pro+, dengan rentang harga mulai dari Rp 990 juta hingga Rp 1,099 miliar. Warna-warna yang ditawarkan, seperti Crescent Silver, Dark Night Black, Nebula White, dan Matte Gray, memperkuat kesan premium dan futuristik dari kendaraan ini.

    Komitmen Jangka Panjang Lewat Jaringan Nasional

    Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, XPENG juga membangun infrastruktur layanan penjualan dan purnajual (aftersales) di Indonesia. Saat ini, dua dealer 3S telah beroperasi di kawasan PIK 2 dan Puri, sementara pembukaan dealer tambahan di Pluit, Pondok Indah, Sunter, dan BSD akan segera menyusul.

    Tidak berhenti di Jabodetabek, XPENG juga berencana memperluas jangkauan ke kota-kota besar lain seperti Surabaya, Bali, Medan, dan Makassar. Langkah ekspansi ini menunjukkan kehadiran XPENG di Indonesia bukan bersifat temporer, melainkan bagian dari visi global untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat penting dalam peta pertumbuhan industri kendaraan listrik.

    Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi GIIAS dan jangan lewatkan kesempatan untuk menjajal langsung XPENG X9 dan menikmati semua keunggulannya.

    (akn/ega)