kab/kota: Pesisir Selatan

  • Satu Korban Tenggelam di Pantai Modangan Malang Ditemukan Meninggal

    Satu Korban Tenggelam di Pantai Modangan Malang Ditemukan Meninggal

    Malang (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tenggelam di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Korban diketahui bernama Rafi Naoufal (26), warga Jalan Botoh Putih, Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.

    Korban ditemukan Senin (13/10/2025) sekitar pukul 09.15 WIB dalam kondisi meninggal dunia di perairan sekitar dua mil dari Pantai Gorah, Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar — masih dalam kawasan pesisir selatan Jawa Timur.

    “Benar, korban atas nama Rafi Naoufal telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar dua mil dari lokasi awal kejadian. Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke Puskesmas Donomulyo untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Senin (13/10/2025).

    Sebelumnya, pada Sabtu (11/10/2025) sore, empat wisatawan asal Surabaya terseret arus saat bermain di Pantai Modangan. Dua di antaranya berhasil diselamatkan warga, sementara dua lainnya — termasuk Rafi Naoufal — dilaporkan hilang. Sejak saat itu, tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian.

    “Sejak hari pertama kami langsung menerjunkan tim bersama Basarnas, TNI, BPBD, dan para nelayan setempat. Pencarian dilakukan dengan metode penyisiran di laut dan di darat mengikuti arah arus gelombang,” tegas Bambang.

    Bambang menjelaskan, gelombang tinggi dan arus kuat menjadi kendala utama selama proses pencarian. Meski begitu, petugas tetap berupaya maksimal agar seluruh korban dapat ditemukan.
    “Cuaca di sekitar lokasi cukup ekstrem, dengan ombak tinggi dan arus deras. Meski begitu, tim terus berupaya menyisir hingga radius beberapa mil dari lokasi awal kejadian,” katanya.

    Hingga kini, satu korban lainnya bernama Muhammad Mahin (18) masih belum ditemukan. Upaya pencarian terus dilanjutkan dengan memperluas area hingga perbatasan perairan Blitar.

    “Tim SAR gabungan masih bekerja di lapangan. Kami terus berkoordinasi agar pencarian bisa dilakukan seefektif mungkin sampai seluruh korban ditemukan,” ujar Bambang.

    Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di kawasan pantai selatan Jawa Timur, terutama pada musim angin barat yang kerap memunculkan gelombang tinggi.

    “Ombak di pantai selatan Malang sulit diprediksi dan sangat berbahaya. Kami imbau masyarakat untuk tidak berenang atau bermain air terlalu jauh dari bibir pantai,” pungkas Bambang. [yog/beq]

  • Ini Zona Merah Megathrust Selatan Jawa, Warga Waspadai Tsunami Raksasa

    Ini Zona Merah Megathrust Selatan Jawa, Warga Waspadai Tsunami Raksasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bukti ilmiah tentang keberadaan tsunami raksasa yang pernah melanda wilayah selatan Jawa ribuan tahun lalu. Temuan ini merupakan hasil riset paleotsunami yang dilakukan oleh tim Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG), menjadi peringatan penting akan potensi ancaman megatsunami yang masih membayangi kawasan padat penduduk tersebut.

    Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra, mengatakan, paleotsunami adalah kajian ilmiah untuk mengenali kejadian tsunami purba yang tidak tercatat dalam sejarah manusia.

    “Riset ini sangat penting, karena selatan Jawa terus berkembang dengan pembangunan infrastruktur strategis, sementara ancaman tsunami raksasa yang berulang justru belum sepenuhnya dipahami dan diantisipasi,” ungkap Purna dalam risetnya, dikutip Minggu (12/10/2025).

    Dia menjelaskan, salah satu temuan krusial BRIN adalah lapisan sedimen tsunami purba berumur sekitar 1.800 tahun yang ditemukan di berbagai titik di sepanjang selatan Jawa, seperti di Lebak, Pangandaran, dan Kulon Progo.

    “Dikarenakan penyebarannya yang meluas di banyak lokasi di selatan Jawa, jejak ini diperkirakan merupakan hasil dari tsunami raksasa yang disebabkan gempa megathrust berkekuatan magnitudo 9,0 atau lebih. Ini bukan satu-satunya. Jejak tsunami raksasa lainnya ditemukan berumur sekitar 3.000 tahun lalu, 1.000 tahun lalu, dan 400 tahun lalu,” bebernya.

    Riset paleotsunami, lanjut Purna, dilakukan melalui pengamatan lapangan, salah satunya di lingkungan rawa dan laguna. Di mana, sedimen laut yang terbawa oleh gelombang tsunami lebih mudah dikenali dan terawetkan di lingkungan tersebut.

    Untuk membuktikan bahwa lapisan tersebut merupakan endapan tsunami, dilakukan analisis lanjutan seperti uji mikrofauna, kandungan unsur kimia, hingga pentarikhan umur radiokarbon.

    “Tantangannya adalah tak semua endapan tsunami purba bisa bertahan utuh dan terawetkan dengan baik, dan membedakan dengan sedimen akibat proses-proses lain seperti banjir atau badai pun memerlukan kehati-hatian,” tambahnya.

    Temuan Fakta Pernah Terjadi Tsunami Raksasa di Lokasi Ini 

    Dari hasil penelitian dan studi paleotsunami, Purna mengatakan tim riset menemukan di antaranya di Lebak (Banten), terdapat lapisan pasir kaya mikrofauna laut dan bongkahan kayu di kedalaman kurang dari 1 meter yang bukan berasal dari rawa. Selain itu ada juga temuan Mineral gloponid mengisi cangkang-cangkang dari foraminifera atau biota laut. Temuan branching coral atau coral bercabang dalam posisi berdiri yang tertimbun pasir. Diperkirakan berasal dari tsunami sekitar 400 tahun dan 3.000 tahun lalu.

    Sementara itu, lanjut Purna, di Pangandaran (Jawa Barat) terdapat endapan tsunami berlapis, termasuk lapisan pasir bergelombang yang mengindikasikan adanya dampak perubahan lingkungan yang berubah akibat uplift yang mengindikasikan telah terjadi gempa bumi dan tsunami yang besar. Sedangkan di daerah Adipala, Cilacap (Jawa Tengah) pihaknya menemukan radiolaria, mikrofauna laut dalam yang jarang ditemukan, di dalam lapisan tsunami. Umurnya diperkirakan sekitar 1.800 tahun.

    Di Kulonprogo (DIY), tim peneliti paleotsunami menemukan lapisan berisi cangkang foraminifera, termasuk ‘baby foram’, sebagai bukti kuat transportasi material laut. Tim menemukan ada tiga lapis paleo tsunami yang belum dilakukan dating. Umurnya diperkirakan lebih 1.800 tahun.

    “Di Kulonprogo ini kita menemukan ada tiga lapis paleo tsunami yang sebenarnya hasil dating-nya atau umurnya kita belum tahu karena masih dianalisis. Kita berharap yang lapisan yang tengah dan paling atas itu itu lebih mudah dari 1.800 sehingga kita bisa merekonstruksi lebih detail perulangan dari tsunami raksasanya,” ucap Purna.

    Sementara di Ujung Genteng (Jawa Barat) terdapat temuan lapisan pasir setebal 7 meter pada lingkungan rawa yang mengindikasikan tsunami berusia sekitar 4.300 dan 5.500 tahun. Di Lumajang (Jawa Timur) juga terdapat lapisan pasir kontras di antara lapisan lempung yang umurnya sekitar 300-400 tahun. Diduga bukan bagian dari tsunami raksasa seperti di wilayah barat, tapi tsunami lokal.

    “Bukti geologi keberadaan tsunami raksasa sudah ada. Tapi kita masih harus melakukan analisis lebih detil untuk memahami frekuensi dan dampaknya secara menyeluruh,” ujar Purna.

    Temuan tersebut menunjukkan bahwa tsunami raksasa di wilayah selatan Jawa bersifat berulang, dengan siklus sekitar 600-800 tahun. “Ini artinya, bukan soal apakah tsunami besar akan terjadi, tapi kapan,” tegas Purna.

    Foto: Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
    Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)

    Antisipasi Gempa Megathrust Dahsyat dan Tsunami Raksasa

    Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan lebih dari 30 juta orang akan terekspos di wilayah pesisir selatan Jawa pada 2030, ancaman ini perlu menjadi perhatian serius.

    BRIN juga menyoroti bahwa pembangunan infrastruktur di selatan Jawa – seperti bandara, pelabuhan, dan kawasan industri – belum sepenuhnya mengintegrasikan risiko tsunami. “Jika tidak dirancang dengan mempertimbangkan sejarah bencana, dampaknya akan sangat besar, baik dari sisi korban jiwa maupun kerugian ekonomi,” ujarnya.

    Dengan semakin banyak dibangunnya infrastruktur strategis di selatan Jawa, kawasan sekitarnyapun ikut berkembang, ditandai dengan semakin banyaknya fasilitas seperti hotel, restoran, hingga destinasi wisata baru akan ikut bermunculan.

    “Peningkatan aktivitas ini, meski memberikan dampak positif dari sisi ekonomi, juga secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana tsunami,” sebut Purna.

    Data paleotsunami yang dihasilkan BRIN dapat menjadi fondasi dalam penetapan kebijakan tata ruang dan mitigasi bencana. Informasi tentang sebaran wilayah terdampak, periode ulang, serta estimasi jarak genangan sangat berguna untuk menetapkan zona rawan, menentukan lokasi tempat evakuasi, dan merancang jalur evakuasi yang efisien.

    “Pemerintah daerah sebaiknya mulai memanfaatkan data ini untuk menyusun rencana pembangunan yang berwawasan risiko, serta melakukan sosialisasi rutin ke masyarakat,” tegasnya.

    BRIN mendorong agar edukasi kebencanaan berbasis riset ditingkatkan di sekolah-sekolah, media massa, hingga komunitas lokal.

    Sebagai peneliti, Purna mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemangku kepentingan di daerah masing-masing. “Kalau terjadi gempa kuat di dekat pantai, jangan tunggu sirine atau pemberitahuan. Segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Alam sering memberi sinyal pertama, dan kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan,” pesannya.

    Dengan hasil riset ini, BRIN mengajak semua pihak, baik pemerintah, akademisi, media, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun budaya sadar risiko. “Tsunami mungkin tak bisa dicegah, tapi korban jiwa dan kerugian bisa kita minimalisir dengan pengetahuan dan kesiapan,” pungkas Purna.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Megathrust Meledak, Selatan Jawa Diguncang Gempa M 9-Digulung Tsunami

    Megathrust Meledak, Selatan Jawa Diguncang Gempa M 9-Digulung Tsunami

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa.

    Namun, catatan sejarah mengenai peristiwa tsunami di wilayah ini masih sangat terbatas. “Artinya, kita bisa saja melewatkan ancaman besar yang pernah terjadi di masa lalu, sebagaimana kita lihat pada kasus tsunami raksasa Aceh 2004,” kata Periset Bidang Sedimentologi, Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Purna Sulastya Putra, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (12/10/2025).

    Untuk mengisi kekosongan pengetahuan tersebut, tim BRIN melakukan riset paleotsunami, yaitu studi ilmiah untuk mendeteksi jejak tsunami purba berdasarkan data geologi melalui lapisan sedimen yang tersimpan di tanah dan batuan. Riset ini memungkinkan tim bisa memetakan peristiwa tsunami yang terjadi bahkan ribuan tahun lalu.

    Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan sejak 2006 hingga 2024, tim mencatat adanya lapisan endapan tsunami purba, salah satunya diperkirakan berasal dari kejadian tsunami sekitar 1.800 tahun yang lalu. Endapan tersebut tersebar di wilayah selatan Jawa, seperti Lebak, Pangandaran, Kulon Progo, hingga Pacitan.

    Temuan endapan tsunami dengan umur yang sama di berbagai lokasi sepanjang selatan Jawa mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut sangat besar (tsunami raksasa), kemungkinan merupakan akibat dari gempa megathrust bermagnitudo 9 atau lebih, seperti yang terjadi pada tsunami Aceh 2004.

    Untuk melengkapi temuan tersebut, pada Mei 2025, BRIN melanjutkan kegiatan survei di wilayah selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul, dengan fokus pencarian jejak tsunami yang lebih muda usianya, karena secara hipotesis perulangan gempa besar dengan magnitudo >9.0 di selatan Jawa adalah sekitar 675 tahun sekali.

    Foto: Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
    Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)

    “Metode yang digunakan adalah pemboran tangan, trenching atau pembuatan kolam paritan, dan pemetaan LiDAR,” jelas Purna.

    “Ekspedisi kami kali ini difokuskan untuk mencari jejak paleotsunami yang usianya lebih muda dari sekitar 1.800 tahun yang lalu, agar kami bisa merekonstruksi berapa kali tsunami raksasa akibat gempa megathrust bermagnitudo lebih dari 9 pernah terjadi di selatan Jawa,” ujar Purna.

    Hasil trenching di kawasan Kulon Progo membuahkan hasil berupa ditemukannya tiga lapisan pasir yang diduga kuat sebagai endapan tsunami purba. Lapisan tersebut mengandung foraminifera laut dan memiliki struktur khas akibat hempasan gelombang besar.

    Purna menerangkan bahwa salah satu lapisan yang ditemukan diduga berasal dari kejadian tsunami sekitar 1.800 tahun lalu. Ia juga menambahkan bahwa terdapat lapisan-lapisan lain yang usianya lebih muda, yang mengindikasikan bahwa tsunami besar kemungkinan telah terjadi berulang kali di wilayah tersebut.

    Saat ini, proses analisis terhadap sampel-sampel sedimen tersebut masih berlangsung. Sampel dengan analisis radiocarbon dating sedang dikirim ke laboratorium luar negeri untuk mengetahui waktu kejadian tsunami purba.

    “Temuan paleotsunami ini bukan sekadar catatan akademik. Data tersebut sangat penting untuk menyusun zonasi wilayah rawan bencana, menjadi pertimbangan tata ruang dan pembangunan wilayah pesisir, serta meningkatkan kesadaran publik termasuk simulasi evakuasi tsunami (tsunami drill), khususnya di kawasan wisata Pantai,” tegas Purna.

    Dirinya berharap, temuan ini menjadi bagian dari pengambilan kebijakan berbasis data ilmiah. Sehingga, mitigasi bencana dapat dilakukan secara lebih tepat, efektif, dan menyeluruh.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perkuat Koordinasi Penanganan Bencana, Kogabwilhan II Kunjungi BPBD Jatim

    Perkuat Koordinasi Penanganan Bencana, Kogabwilhan II Kunjungi BPBD Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Kolaborasi penanggulangan bencana di Jatim bersama TNI dipastikan akan semakin kuat di masa-masa mendatang.

    Itu setelah Tim Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II mengunjungi Kantor BPBD Jatim, Jumat (10/10/2025).

    Kunjungan Tim Kogabwilhan II yang dipimpin Asisten Teritorial (Aster) Brigjen TNI Robby Suryadi ini disambut langsung Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto bersama Tenaga Ahli BPBD Jatim Bige Agus Wahyuono dan Tim Pusdalops PB BPBD Jatim.

    Dalam pertemuan ini, Kalaksa BPBD Jatim memaparkan potensi bencana,  potensi SDM dan potensi peralatan yang dimiliki BPBD Jatim. Termasuk, potensi BPBD di Kabupaten/kota serta unsur penthahelix di Jawa Timur.

    Berbagai kendala juga disampaikan, seperti, variasi dukungan kepala daerah terhadap BPBD di daerah, serta koordinasi dengan stakeholders di tingkat pusat.

    Salah satu contohnya, normalisasi sungai lahar dingin di kawasan Gunung Semeru yang tidak bisa dilakukan karena menjadi kewenangan BBWS.

    “Kami berharap Kogabwilhan II bisa memfasilitasi kendala itu sebagai upaya penguatan mitigasi bencana di sekitar wilayah Semeru,” ujarnya.

    Kalaksa Gatot Soebroto juga menambahkan perlunya penguatan kesiapan Jatim dalam menghadapi potensi tsunami di pesisir selatan. Misalnya, dengan menambah EWS tsunami dan shelter evakuasi di sejumlah titik, seperti, di Pacitan.

    Selain berdiskusi tentang permasalahan kebencanaan, Tim Kogabwilhan II juga meninjau fasilitas Pusdalops BPBD Jatim yang mampu memonitor berbagai kejadian bencana secara nasional dan bahkan internasional.

    Tim Kogabwilhan pun mengapresiasi akses dan jejaring yang dimiliki BPBD Jatim hingga ke level multi nasional itu.

    “Saya kira, apa yang dimiliki Jatim ini penting dan selaras dengan tupoksi kami untuk menjaga pertahanan di berbagai wilayah di Indonesia Timur,” terang Aster Kaskogabwilhan II.

    Seperti yang diketahui, Kogabwilhan II memang memiliki wilayah kerja tidak hanya di Jatim saja, tapi juga di berbagai provinsi lain, seperti, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Jawa Tengah, dan DIY. (tok/ted)

  • Pelajar SMP Penusuk Teman hingga Tewas di Pesisir Barat Dikenal Baik tapi Sering Di-bully

    Pelajar SMP Penusuk Teman hingga Tewas di Pesisir Barat Dikenal Baik tapi Sering Di-bully

    Liputan6.com, Pesisir Barat Polisi telah menetapkan seorang pelajar SMP di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, sebagai tersangka dalam kasus penusukan yang menewaskan teman sekolahnya. Insiden tragis itu terjadi di ruang kelas SMPN 12 Krui Tanjung Jati, Kecamatan Pesisir Selatan, pada Senin (29/9/2025) pagi.

    Pelaku berinisial SR (13) nekat menusuk korban JS (13) dengan gunting setelah diduga kerap menjadi korban perundungan.

    Peristiwa itu bermula ketika korban datang ke kelas pelaku dan mengajak berkelahi. Meski sempat diabaikan, korban tetap memprovokasi hingga akhirnya memukul kepala pelaku.

    “Pelaku saat itu langsung mengambil gunting yang ada di dalam mejanya, lalu menusuk korban di bagian kepala dan punggung,” kata Kasatreskrim Polres Pesisir Barat, Iptu Fabian Yafi, Selasa (7/10/2025).

    Fabian bilang, hasil pemeriksaan terhadap sejumlah saksi menguatkan dugaan bahwa pelaku sering menjadi korban bullying oleh JS.

    “Korban ini merasa lebih unggul dari pelaku, sehingga kerap membuli. Saat kejadian, pelaku tampak sudah tidak mampu menahan emosinya,” ujar Fabian.

    Dia juga menyebut pelaku dikenal berperilaku baik di sekolah. Ia tidak pernah memiliki catatan pelanggaran dan dikenal rajin.

    “Pelaku tidak menyangka tindakannya menyebabkan kematian. Dia menyesal, dan selama ini memiliki rekam jejak sangat baik,” ungkapnya.

     

  • Densus 88 Antiteror Polri Tangkap 4 Terduga Teroris di Sumbar & Sumut

    Densus 88 Antiteror Polri Tangkap 4 Terduga Teroris di Sumbar & Sumut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat orang terduga teroris di Sumatra Barat (Sumbar) dan Sumatra Utara (Sumut). Keempat terduga teroris ini diduga jaringan pendukung ISIS.

    Juru bicara Densus 88 AKBP Myandra Eka Wardhana menjelaskan keempat terduga teroris yang ditangkap ialah RW, KM, AY, dan RR. Keempatnya berasal dari kelompok Ansharut Daulah.

    “Empat orang terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Ansharut Daulah,” jelas Myandra dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025)

    Dia menjelaskan RW ditangkap pada Jumat (3/10/2025) pukul 12.58 WIB di Kota Padang, Sumatera Barat. RW disebut aktif membuat konten propaganda tentang daulah ISIS.

    Sementara itu, KM, AY, dan RR ditangkap pada Senin (6/10/2025). KM ditangkap di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Kemudian, AY ditangkap di Kota Padang dan RR ditangkap di Kota Tanjung Balai, Sumut.

    KM diduga memiliki peran menyebarkan propaganda di media sosial dan mengunggah gambar senjata api. AY diduga bertindak sebagai content creator propaganda ISIS dan RR diduga aktif memprovokasi aksi teror dan menyebarkan dukungan terhadap ISIS.

    Densus 88 Antiteror Polri menyita sejumlah barang bukti. Mulai satu rompi hijau loreng, tiga lembar kertas bertuliskan logo ISIS, dan tiga buku berjudul ‘Kupas Tuntas Khilafah Islamiyyah’, ‘Melawan Penguasa’, serta ‘Al Qiyadah wal Jundiyah’.

    “Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap setiap bentuk provokasi dan penyebaran propaganda radikal di media sosial,” ujarnya.

    Artikel selengkapnya >>> Klik di sini

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengungkapan 298 Gram Sabu di Riau, Kurir Ngaku Diupah Napi Lapas Sumbar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Oktober 2025

    Pengungkapan 298 Gram Sabu di Riau, Kurir Ngaku Diupah Napi Lapas Sumbar Regional 6 Oktober 2025

    Pengungkapan 298 Gram Sabu di Riau, Kurir Ngaku Diupah Napi Lapas Sumbar
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Riau menangkap dua pria yang diduga menjadi kurir narkotika jenis sabu lintas provinsi. Dari tangan mereka, polisi menyita barang bukti seberat 298 gram.
    Kedua pelaku berinisial RMN (25) dan AMCS (31). Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Putu Yudha Prawira mengatakan, penangkapan dilakukan setelah tim Subdit I Ditresnarkoba mendapat informasi adanya kurir yang akan mengantar sabu ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
    “Setelah dilakukan penggeledahan, di dalam mobil travel yang ditumpangi RMN, ditemukan sabu yang disimpan dalam tas kecil berwarna hitam di dalam laci mobil,” kata Putu saat diwawancarai wartawan di Pekanbaru, Senin (6/10/2025).
    RMN mengaku sabu tersebut dibawa dari Pekanbaru menuju Sumbar untuk diserahkan kepada seseorang yang belum dikenalnya. Ia mendapat upah Rp 5 juta, namun baru menerima Rp 3 juta. “Pelaku sudah dua kali antar sabu ke Sumbar,” ungkap Putu.
    Polisi kemudian melakukan pengembangan hingga ke wilayah Pesisir Selatan, Sumbar. RMN diminta menghubungi seseorang berinisial R untuk mengabarkan posisinya. R ternyata merupakan narapidana di salah satu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Sumbar.
    R selanjutnya menyuruh AMCS untuk menjemput paket sabu tersebut. Sesuai perjanjian, RMN menunggu di pinggir jalan lintas Padang-Mukomuko.
    “Setelah sampai di lokasi, petugas langsung menangkap pelaku AMCS. Hasil interogasi, dia mengaku diperintahkan oleh R yang berada di salah satu Lapas di Sumbar untuk menjemput sabu,” jelas Putu.
    Kedua tersangka dan barang bukti kini dibawa ke Polda Riau untuk proses hukum lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Megathrust Meledak, Selatan Jawa Diguncang Gempa M 9-Digulung Tsunami

    BMKG Tiba-Tiba Ingatkan Lagi Siaga Megathrust, Bilang Tunggu Waktu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa besar akibat megathrust. Melalui unggahan di akun Instagram resmi @/InfoBMKG, lembaga itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki sejumlah zona megathrust yang “tinggal menunggu waktu” untuk melepaskan energi.

    Dalam unggahan tersebut, BMKG menjelaskan megathrust adalah zona pertemuan dua lempeng tektonik, di mana salah satunya menyusup ke bawah lempeng lainnya. Proses ini menimbulkan penumpukan energi besar yang, jika dilepaskan, bisa memicu gempa kuat bahkan tsunami.

    BMKG juga mengingatkan, beberapa segmen megathrust di Indonesia sudah lama tidak melepaskan energi. Misalnya, segmen di Selat Sunda terakhir kali memicu gempa besar pada 1757, sementara segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak 1797. Kondisi ini disebut sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang lama tidak mengalami gempa besar sehingga menyimpan potensi energi tinggi.

    Peta yang disertakan BMKG dalam unggahan itu memperlihatkan 13 zona megathrust di sepanjang kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Di antaranya, Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi magnitudo hingga 9,2; Megathrust Nias-Simeulue (8,7); Mentawai-Siberut (8,9); Enggano (8,4); Selat Sunda (8,7); hingga Megathrust Papua (8,7).

    Peta itu juga menunjukkan garis subduksi yang membentang dari barat Sumatra, selatan Jawa, hingga Maluku dan Sulawesi, menandakan seluruh kawasan pesisir selatan Indonesia termasuk zona rawan.

    Selain menjelaskan zona dan potensi magnitudo, BMKG juga menegaskan, hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi. Unggahan itu menekankan istilah “tinggal menunggu waktu” bukanlah ramalan, melainkan pernyataan ilmiah bahwa energi besar telah lama tersimpan dan perlu diwaspadai.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk memahami langkah penyelamatan dasar seperti Drop, Cover, dan Hold On, membangun rumah tahan gempa, mengenali jalur evakuasi, serta selalu mengikuti informasi resmi dari kanal BMKG. Pesannya jelas: “Bersiap hari ini, demi keselamatan esok hari.”

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan, dua segmen megathrust di Indonesia kini patut diwaspadai karena sudah sangat lama tidak melepaskan energi, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai-Siberut,” kata Daryono beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (4/10/2025).

    Menurutnya, gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menekan ke bawah lempeng Eurasia dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan potensi yang sama di selatan Jawa Barat hingga Selat Sunda. Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menyebut pelepasan energi di kawasan ini bisa memicu gempa berkekuatan hingga M8,7 dan menimbulkan tsunami besar.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” kata Rahma.

    Menurut perhitungannya, tsunami di wilayah Banten bisa mencapai 4-8 meter, sementara di pesisir Lampung bisa lebih besar. Jika terjadi di sekitar Pangandaran, gelombang bahkan bisa menjalar hingga pesisir Jakarta dengan ketinggian 1-1,8 meter dan tiba sekitar 2,5 jam setelah gempa.

    “Isu Lama” yang Tak Boleh Dianggap Remeh

    Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, isu megathrust bukan hal baru, tetapi peringatan itu kembali digemakan agar masyarakat benar-benar siap.

    “Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong saja, segera mitigasi’,” ujar Dwikorita, Sabtu (6/9/2025).

    Menurutnya, mitigasi dilakukan melalui edukasi publik, pemasangan sensor peringatan dini, dan simulasi evakuasi di daerah rawan. BMKG juga mengembangkan sistem peringatan dini gempa (INA-EEWS) yang mengintegrasikan 222 sensor di seluruh Indonesia dan bisa memberi peringatan sekitar 20 detik sebelum guncangan besar terjadi.

    “Kalau terlalu dekat dengan pusat gempa, waktu itu tidak cukup untuk menghindari guncangan,” kata BMKG dalam penjelasan resminya. Karena itu, masyarakat diminta tidak menunggu peringatan, melainkan segera melindungi diri saat merasakan guncangan kuat.

    Selain itu, BMKG juga menyoroti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kawasan dengan aktivitas seismik tinggi. Dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo, Dwikorita menegaskan, wilayah selatan Jawa termasuk yang paling aktif secara tektonik.

    “Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, tercatat 114 kejadian gempa bumi dengan magnitudo di atas 5, dua kali gempa bumi merusak, serta 44 guncangan yang dirasakan masyarakat,” katanya, Selasa (23/9/2025).

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN 2017), potensi gempa megathrust di selatan Jawa bisa mencapai M8,8 dan berpotensi memicu tsunami besar. Karena itu, kesiapsiagaan masyarakat perlu diperkuat.

    Dwikorita menambahkan, Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dirancang secara khusus agar tahan terhadap ancaman megathrust dan tsunami. “Keberadaan YIA adalah simbol kesiapsiagaan bencana,” ujarnya.

    BMKG juga terus memperluas program mitigasi seperti Masyarakat Siaga Tsunami dan BMKG Goes To School. Hingga kini, program edukasi kebencanaan telah menjangkau 166 sekolah dengan lebih dari 20 ribu peserta, serta enam desa di Yogyakarta yang telah diakui UNESCO sebagai masyarakat tangguh tsunami.

    “Bencana memang tidak bisa kita cegah, tetapi dampaknya bisa kita kurangi. Dengan kesiapsiagaan, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memastikan pembangunan dan pariwisata tetap berkelanjutan,” tegas Dwikorita.

    [Gambas:Instagram]

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tak Tahan Dibully, Alasan Bocah SMP Ajak Duel Teman Sekolahnya Berujung Satu Tewas

    Tak Tahan Dibully, Alasan Bocah SMP Ajak Duel Teman Sekolahnya Berujung Satu Tewas

    Sebelumnya, seorang siswa SMP di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, berinisial JS (13), meninggal dunia usai dianiaya teman satu sekolahnya dengan menggunakan gunting. Korban mengalami sejumlah luka tusukan di bagian vital tubuhnya.

    Kasat Reskrim Polres Pesisir Barat, Iptu Fabian Yafi Adinata, membenarkan insiden yang terjadi di SMPN 12 Krui Tanjung Jati, Kecamatan Pesisir Selatan, pada Senin (29/9/2025).

    “Benar, pagi ini kami menerima laporan adanya seorang siswa SMP meninggal dunia akibat dianiaya teman satu sekolah, meski berbeda kelas,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).

    Fabian menjelaskan, korban yang merupakan warga Pekon Tanjung Setia itu meninggal dunia setelah mengalami luka tusukan di pelipis kanan, bagian belakang kepala, dan punggung.

    Sementara pelaku berinisial SR (13), warga Pekon Pelita Jaya, telah diamankan polisi dan kini menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pesisir Barat.

    “Barang bukti berupa gunting juga sudah kami amankan,” kata Fabian.

    Menurut keterangan saksi, usai kejadian korban sempat dibawa oleh dewan guru ke Puskesmas Biha, Kecamatan Pesisir Selatan. Namun, nyawa korban tidak tertolong.

    “Korban meninggal dunia dalam perjalanan, jadi ketika sampai di puskesmas sudah dinyatakan meninggal,” ungkap Fabian.

  • Tak Tahan Dibully, Alasan Bocah SMP Ajak Duel Teman Sekolahnya Berujung Satu Tewas

    Bocah 13 Tahun di Lampung Meninggal Usai Dianiaya Rekan Sekolah dengan Gunting

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang siswa SMP di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, berinisial JS (13), meninggal dunia usai dianiaya teman satu sekolahnya dengan menggunakan gunting. Korban mengalami sejumlah luka tusukan di bagian vital tubuhnya.

    Kasat Reskrim Polres Pesisir Barat, Iptu Fabian Yafi Adinata, membenarkan insiden yang terjadi di SMPN 12 Krui Tanjung Jati, Kecamatan Pesisir Selatan, pada Senin (29/9/2025).

    “Benar, pagi ini kami menerima laporan adanya seorang siswa SMP meninggal dunia akibat dianiaya teman satu sekolah, meski berbeda kelas,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).

    Fabian menjelaskan, korban yang merupakan warga Pekon Tanjung Setia itu meninggal dunia setelah mengalami luka tusukan di pelipis kanan, bagian belakang kepala, dan punggung.

    Sementara pelaku berinisial SR (13), warga Pekon Pelita Jaya, telah diamankan polisi dan kini menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pesisir Barat.

    “Barang bukti berupa gunting juga sudah kami amankan,” kata Fabian.

     

    Pelaku yang menusuk mata teman kelasnya saat jam pelajaran di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara dijatuhi sanksi skorsing oleh sekolah. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Buton Selatan akan mendampingi korban dan pelaku yang masih di bawah …