kab/kota: Pesisir Selatan

  • Anggota DPR Dorong Pemerintah Rehabilitasi Cepat dan Tegas Atasi Akar Masalah Bencana di Aceh hingga Sumbar

    Anggota DPR Dorong Pemerintah Rehabilitasi Cepat dan Tegas Atasi Akar Masalah Bencana di Aceh hingga Sumbar

    Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), dan Sumatera Utara (Sumut) mencapai 303 orang. Rinciannya, 47 orang di Aceh, 90 di Sumbar, dan 166 di Sumut.

    “Berdasarakan catatan BNPB, pada hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana, total ada 303 jiwa di Aceh, Sumbar, dan Sumut,” tutur Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (30/11/2025).

    Di Aceh, selain 47 orang meninggal dunia, tercatat 51 masih hilang serta 8 luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

    Sementara di Sumbar, masih ada 85 orang hilang, dan 10 mengalami luka-luka. Data sementara menunjukkan, sebanyak 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa mengungsi, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

    Di Sumatera Utara, selain 166 korban meninggal dunia, 143 masih dinyatakan hilang. Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

  • Minggu Ini Berawan! Prakiraan Cuaca 30 November 2025 untuk Madiun dan Pacitan

    Minggu Ini Berawan! Prakiraan Cuaca 30 November 2025 untuk Madiun dan Pacitan

    Surabaya (beritajatim.com) – Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Pacitan perlu memperhatikan prakiraan cuaca sebelum beraktivitas. Berdasarkan laporan dari Oky Sukma Hakim, S.Tr., Prakirawan BMKG Juanda, ketiga wilayah tersebut diperkirakan akan berada dalam kondisi berawan sepanjang Minggu, 30 November 2025.

    “Cuaca di wilayah Madiun dan Pacitan relatif stabil tanpa potensi hujan, namun masyarakat tetap perlu memperhatikan perubahan angin dan kelembapan,” ujar Oky dalam keterangannya Sabtu (29/11).

    Cuaca Kota Madiun

    Kota Madiun diperkirakan memiliki cuaca yang cukup konsisten. Mulai pukul 06.00 WIB hingga 19.00 WIB, langit akan tetap berawan tanpa perubahan signifikan. Menjelang malam, tepatnya pukul 22.00 WIB, kondisi berubah menjadi cerah berawan.

    “Kota Madiun berada pada kondisi atmosfer yang stabil, sehingga cuacanya cenderung tidak mengalami perubahan ekstrem,” jelas prakirawan BMKG tersebut.

    Suhu wilayah ini berkisar antara 22°C hingga 31°C, dengan angin dari Tenggara berkecepatan 10,3 km/jam. Kelembapan berada di kisaran 55–84 persen, cukup nyaman bagi aktivitas masyarakat.

    Cuaca Kabupaten Madiun

    Kabupaten Madiun menunjukkan pola cuaca yang hampir sama dengan wilayah kota. Seharian penuh diprediksi akan didominasi awan, tanpa adanya potensi hujan.

    Kabupaten dan Kota Madiun punya karakteristik cuaca yang mirip hari ini. Perubahannya tidak terlalu tajam dan cenderung mengikuti pola mendung ringan. Suhu udara di kabupaten berada di antara 22–30°C, dengan angin dari arah Utara berkecepatan 6,1 km/jam serta kelembapan 61–88 persen.

    Cuaca Pacitan

    Wilayah Pacitan memiliki dinamika cuaca yang sedikit berbeda. Pada pagi hari pukul 06.00–07.00 WIB, Pacitan akan mengalami cerah berawan, memberikan suasana pagi yang cukup terang. Memasuki pukul 10.00 WIB hingga malam pukul 22.00 WIB, cuaca berubah menjadi berawan.

    “Pacitan memang cenderung lebih lembab dan lebih cepat berubah dari cerah ke berawan,” ujar Oky ketika menjelaskan kondisi pesisir selatan tersebut.

    Suhu udara berada di kisaran 20–28°C, disertai angin Utara sekitar 9,7 km/jam. Kelembapan Pacitan tergolong tinggi, yakni 61–95 persen

    Dengan dominasi cuaca berawan di ketiga wilayah tersebut, masyarakat diimbau tetap memperhatikan kondisi sekitar selama berkegiatan. Meski tidak ada potensi hujan, perubahan kelembapan dan arah angin bisa mempengaruhi kenyamanan aktivitas luar ruangan. [mnd/aje]

     

  • Update Banjir Sumatra-Aceh: 174 Korban Jiwa, 79 Orang Hilang

    Update Banjir Sumatra-Aceh: 174 Korban Jiwa, 79 Orang Hilang

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bencana banjir yang menerjang Provinsi Sumatra Utara, Aceh dan Sumatra Barat telah menimbulkan ratusan korban jiwa.

    Kepala BNPB, Suharyanto mengatakan bahwa 174 jiwa meninggal dunia, 79 hilang dan 12 luka-luka akibat bencana banjir di ketiga provinsi tersebut.

    Provinsi Sumatra Utara tercatat memiliki korban jiwa terbanyak yakni mencapai 116 korban. Kemudian, korban meninggal akibat bencana di Provinsi Sumatra Barat 23 korban, dan Aceh mencapai 35 korban jiwa.

    Selain 116 korban meninggal dunia, Suharyanto mengatakan masih terdapat 42 orang yang hilang akibat banjir di Sumut.

    Korban tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Tapanuli Utara sebanyak 11 orang, Tapanuli Tengah 51 orang, Tapanuli Selatan 32 orang, Kota Sibolga 17 orang, Humbang Hasundutan 6 orang, Kota Padang Sidempuan 1 orang, serta Pakpak Barat 2 orang. Mandailing Natal tidak melaporkan korban jiwa.

    “Per hari ini kami mendata korban meninggal dunia [di Sumut] 116 dan 42 masih dalam pencarian. Tentu saja data ini akan berkembang terus masih ada titik-titik yang belum ditembus. Yang diindikasikan di lokasi longsor itu mungkin juga ada korban jiwa,” kata Suharyanto dalam keterangannya dikutip dari laman resmi BNPB, Sabtu (29/11/2025).

    Lebih lanjut, dia menjelaskan sejumlah titik pengungsian masih dalam proses pendataan di sebagian besar wilayah, kecuali Humbang Hasundutan yang tercatat memiliki 1 titik. Di Mandailing Natal terdapat 8 titik pengungsian dengan jumlah terdampak terbesar berada di Kecamatan Siabu, Muara Batang Gadis, dan Batahan.

    Gangguan infrastruktur turut berdampak pada akses transportasi. Di Tapanuli Selatan, jalur nasional Sidempuan–Sibolga terputus di satu titik, sementara jalur Sipirok–Medan terputus di dua titik.

    Di Mandailing Natal, beberapa ruas jalan seperti Singkuang–Tabuyung dan Bulu Soma–Sopotinjak terputus akibat banjir dan longsor. Upaya pembukaan akses dilakukan melalui pengerahan alat berat.

    Penyaluran logistik telah dilakukan terutama di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, termasuk bantuan beras, makanan siap saji, tenda, terpal, serta family kit. Pemerintah pusat juga mengerahkan personel BNPB, TNI/Polri, serta dukungan lintas kementerian/lembaga. Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, genset, LCR, kompresor, tenda, dan kebutuhan konsumsi telah disalurkan.

    Dukungan alutsista meliputi pesawat Caravan, helikopter Airbus EC 155 untuk distribusi logistik-peralatan dan alat berat untuk mempercepat pembukaan akses desa terdampak.

    Bencana ini turut mengganggu sistem jaringan telekomunikasi sehingga memicu keterlambatan pendataan, distribusi hingga perkembangan informasi di lapangan. BNPB mendatangkan solusi berupa penyediaan alat penyedia jaringan internet starlink yang sementara ditempatkan di lokasi pengungsian maupun di posko penanganan darurat.

    “Starlink sudah didistribusikan ke pemerintah daerah, baik di titik pengungsian maupun di posko penanganan darurat,” kata Suharyanto.

    Korban di Aceh

    Berikutnya dari Provinsi Aceh, BNPB mencatat 35 korban meninggal, 25 orang hilang, dan 8 luka-luka. Korban terbanyak berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. Hingga saat ini, pendataan masih berlangsung di sejumlah wilayah seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.

    “Ini akan berkembang terus datanya dan sementara yang terdata ada 35 jiwa yang meninggal dunia,” kata Suharyanto.

    Pengungsian tersebar luas di 20 kabupaten/kota, termasuk 96 titik di Kota Lhokseumawe. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah dan pusat untuk percepatan distribusi logistik dan layanan dasar.

    “Per sore ini yang mengungsi ada 4.846 KK,” ungkap Suharyanto.

    Akses transportasi di beberapa wilayah Aceh mengalami kerusakan signifikan. Jalur nasional perbatasan Sumut–Aceh terputus akibat longsor. Kerusakan jembatan di Meureudu menyebabkan terhentinya konektivitas Banda Aceh–Lhokseumawe–Aceh Timur–Langsa–Aceh Tamiang.

    Selain itu, sejumlah kabupaten seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah saat ini tidak dapat diakses melalui jalur darat karena kerusakan total pada jalan nasional maupun jembatan. Jalur udara menjadi alternatif utama dengan pemanfaatan Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele Bener Meriah.

    Untuk menjaga kelancaran komunikasi darurat, perangkat Starlink telah dipasang di Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah, serta dalam proses mobilisasi ke beberapa wilayah lainnya. Penyaluran logistik dilakukan antara lain di Kota Lhokseumawe berupa beras, mie instan, minyak goreng, telur, gula, diaper, dan obat-obatan.

    Pemerintah pusat mengerahkan 26 personel BNPB serta mengirimkan bantuan Presiden melalui tiga pesawat Hercules yang membawa logistik berupa beras, gula, minyak, mie instan, perangkat komunikasi, tenda, genset, LCR, dan kompresor.

    Korban Banjir di Sumbar

    Berikutnya dari Sumatra Barat, tercatat 23 korban meninggal, 12 orang hilang, dan 4 luka-luka yang tersebar di beberapa wilayah seperti Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, serta Pasaman Barat.

    Beberapa wilayah melaporkan titik pengungsian, di antaranya 50 titik di Pesisir Selatan, 3 titik di Kota Padang, dan beberapa titik lain di Kabupaten Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Jumlah total sementara pengungsi ada 3.900 KK.

    “Di Sumatra Barat itu 23 meninggal dunia, 12 hilang dan 4 luka-luka,” ungkap Suharyanto.

    “Pengungsi terdata ada 3.900 KK. Yang terparah ada di Padang Pariaman, Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kota Padang,” imbuhnya.

    Kerusakan juga terjadi pada sarana transportasi, termasuk lima jembatan rusak di Padang Pariaman. Longsor terjadi pada jalur nasional Bukittinggi–Padang di wilayah Padang Panjang serta jalur provinsi di Kabupaten Agam. Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak akibat terputusnya jalan di Kecamatan Ampek Koto.

    “Jalur nasional dari Bukittinggi menuju Padang ini ada satu titik longsor di Kota Padang Panjang,” jelas Suharyanto.

    BNPB bersama pemerintah daerah telah menyalurkan logistik darurat di Tanah Datar dan Kota Bukittinggi berupa paket sembako, hygiene kit, kasur lipat, makanan siap saji, dan perlengkapan kebersihan. Bantuan Presiden juga telah tiba berupa alat komunikasi, genset, tenda, LCR, dan bahan makanan siap konsumsi untuk mendukung percepatan penanganan darurat.

    BNPB terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI/Polri, kementerian/lembaga terkait, serta relawan untuk percepatan penanganan darurat, pemulihan akses, distribusi logistik, dan pencarian korban. Informasi lanjutan akan disampaikan secara berkala sesuai perkembangan di lapangan.

  • Menko AHY Bakal Kebut Pemulihan Infrastruktur Pascabencana di Sumatera

    Menko AHY Bakal Kebut Pemulihan Infrastruktur Pascabencana di Sumatera

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan mempercepat upaya perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    AHY mengatakan Presiden Prabowo Subianto terus memantau langsung perkembangan bencana di sejumlah wilayah tersebut. Beberapa kabupaten dan kota dilaporkan masih lumpuh akibat titik longsor serta terputusnya jalur komunikasi dan distribusi logistik.

    “Dari sekian kabupaten kota yang terdampak, masih banyak titik longsor, putusnya jalur komunikasi dan logistik, serta kebutuhan mendesak untuk mengevakuasi masyarakat dari wilayah berbahaya,” ujar Menko AHY saat ditemui di acara Conference on Indonesian Foreign Policy 2025 di Jakarta pada Sabtu (29/11/2025).

    Dia menegaskan, prioritas pemerintah saat ini adalah penyelamatan warga, termasuk evakuasi medis. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan tahapan penanganan berjenjang. 

    AHY menuturkan, tahap awal difokuskan pada penanganan darurat. Kemudian, pemerintah akan segera mengirimkan bantuan logistik ke lokasi terdampak yang masih terisolasi.

    Selanjutnya, upaya rekonstruksi dan pembangunan kembali jalur transportasi akan dimulai. “Tahapan pertama tetap tanggap darurat untuk penyelamatan warga. Setelah itu kita memetakan kondisi karena tidak selalu mudah langsung memulai pembangunan,” jelasnya.

    Dalam rangka percepatan pembukaan akses dan perbaikan infrastruktur, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah mengerahkan alat-alat berat ke lokasi bencana.

    “Kita men-deploy alat-alat berat untuk menangani longsor dan banjir, sekaligus memperbaiki fasilitas-fasilitas yang vital dan esensial,” tegas AHY.

    AHY juga memastikan pengerjaan perbaikan infrastruktur nantinya akan dilakukan secepat mungkin. “Kita sesegera mungkin mengirimkan alat yang diperlukan, material, serta petugas di lapangan agar pekerjaan bisa segera dilakukan,” tutupnya.

    Ratusan Korban Meninggal

    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengungkapkan ada 174 jiwa meninggal dunia, 79 hilang dan 12 luka-luka akibat banjir dan longsor di Sumatra Utara, Aceh dan Sumatra Barat.  

    Dia menyebut, bencana yang terjadi di Sumatra Utara terdapat 216 korban meninggal dunia dan 42, orang hilang. 

    Korban tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Tapanuli Utara sebanyak 11 orang, Tapanuli Tengah 51 orang, Tapanuli Selatan 32 orang, Kota Sibolga 17 orang, Humbang Hasundutan 6 orang, Kota Padang Sidempuan 1 orang, serta Pakpak Barat 2 orang. Mandailing Natal tidak melaporkan korban jiwa. 

    Kemudian, di Aceh BNPB mencatat 35 korban meninggal, 25 orang hilang, dan 8 luka-luka. Korban terbanyak berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. 

    Hingga saat ini, pendataan masih berlangsung di sejumlah wilayah seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara. Selanjutnya di Sumatra Barat, tercatat 23 korban meninggal, 12 orang hilang, dan 4 luka-luka yang tersebar di beberapa wilayah seperti Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, serta Pasaman Barat. 

    Suharyanto membeberkan sejumlah wilayah melaporkan titik pengungsian, di antaranya 50 titik di Pesisir Selatan, 3 titik di Kota Padang, dan beberapa titik lain di Kabupaten Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Jumlah total sementara pengungsi ada 3.900 KK. 

    “Di Sumatra Barat itu 23 meninggal dunia, 12 hilang dan 4 luka-luka,” ungkap Suharyanto.

  • 41 SPPG di Sumbar Distribusikan 108.029 Paket Makanan untuk Warga Terdampak Bencana Banjir

    41 SPPG di Sumbar Distribusikan 108.029 Paket Makanan untuk Warga Terdampak Bencana Banjir

    Liputan6.com, Jakarta – Pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Sumatera Barat mengubah dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi dapur umum. Hal ini ditujukan untuk membantu korban bencana banjir bandang yang melanda sebagian wilayah Sumbar.

    “Sekolah-sekolah penerima manfaat MBG diliburkan akibat terjadi bencana banjir. Karena itu kami kemudian mengalihkan distribusi MBG kepada masyarakat yang terdampak banjir,” kata Ikhsan, Kepala Kantor Regional BGN Sumatera Barat di Padang, hari ini, Sabtu (29/11/2025) pagi.

    Iksan merinci, di Kabupaten Pasaman Barat, ada 3 SPPG yang sudah beroperasi dan telah mendistribusikan 4.135 paket makanan.

    Di Kabupaten Pesisir Selatan, 10 SPPG telah mendistribusikan 22.000 paket makanan. Sedangkan di Kabupaten Tanah Datar 4 SPPG mendistribusikan 14.000 paket makanan.

    “Adapun di Kabupaten Solok dengan 5 SPPG Operasional, sebanyak 15.649 paket makanan telah didistribusikan,” kata Ikhsan.

     

  • Korban Bencana Sumatra 174 Meninggal, Sebagian Jalur Darat Lumpuh

    Korban Bencana Sumatra 174 Meninggal, Sebagian Jalur Darat Lumpuh

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengungkapkan ada 174 jiwa meninggal dunia, 79 hilang dan 12 luka-luka akibat banjir dan longsor di Sumatra Utara, Aceh dan Sumatra Barat. 

    Dia menyebut, bencana yang terjadi di Sumatra Utara terdapat 216 korban meninggal dunia dan 42, orang hilang.

    Korban tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Tapanuli Utara sebanyak 11 orang, Tapanuli Tengah 51 orang, Tapanuli Selatan 32 orang, Kota Sibolga 17 orang, Humbang Hasundutan 6 orang, Kota Padang Sidempuan 1 orang, serta Pakpak Barat 2 orang. Mandailing Natal tidak melaporkan korban jiwa.

    “Per hari ini kami mendata korban meninggal dunia 116 dan 42 masih dalam pencarian. Tentu saja data ini akan berkembang terus masih ada titik-titik yang belum ditembus. Yang diindikasikan di lokasi longsor itu mungkin juga ada korban jiwa,” ungkap Suharyanto, dikutip Sabtu (29/11/2025).

    Suharyanto mengatakan, bencana ini mengakibatkan gangguan infrastruktur secara massal. Misalnya di Tapanuli Selatan, jalur nasional Sidempuan–Sibolga terputus di satu titik, sementara jalur Sipirok–Medan terputus di dua titik.

    Di Mandailing Natal, beberapa ruas jalan seperti Singkuang–Tabuyung dan Bulu Soma–Sopotinjak terputus akibat banjir dan longsor. Dia menyampaikan alat berat telah dikerahkan untuk pembukaan akses

    Tak hanya itu, sistem jaringan komunikasi turut terdampak yang mengakibatkan keterlambatan pendataan, distribusi hingga perkembangan informasi lainnya. Sebagai solusi, pihaknya menyediakan Starlink yang didistribusikan ke pemerintah daerah, lokasi pengungsian dan posko penanganan darurat.

    Sejumlah titik pengungsian masih dalam proses pendataan di sebagian besar wilayah, kecuali Humbang Hasundutan yang tercatat memiliki 1 titik. Di Mandailing Natal terdapat 8 titik pengungsian dengan jumlah terdampak terbesar berada di Kecamatan Siabu, Muara Batang Gadis, dan Batahan.

    Penyaluran logistik telah dilakukan terutama di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, termasuk bantuan beras, makanan siap saji, tenda, terpal, serta family kit. Pemerintah pusat juga mengerahkan personel BNPB, TNI/Polri, serta dukungan lintas kementerian/lembaga.

    Lebih lanjut, bantuan Presiden berupa alat komunikasi, genset, LCR, kompresor, tenda, dan kebutuhan konsumsi telah disalurkan. Dukungan alutsista meliputi pesawat Caravan, helikopter Airbus EC 155 untuk distribusi logistik-peralatan dan alat berat untuk mempercepat pembukaan akses desa terdampak.

    *Korban Meninggal Dunia di Aceh 35 Orang*

    Di Aceh BNPB mencatat 35 korban meninggal, 25 orang hilang, dan 8 luka-luka. Korban terbanyak berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. Hingga saat ini, pendataan masih berlangsung di sejumlah wilayah seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.

    “Ini akan berkembang terus datanya. Dan sementara yang terdata ada 35 jiwa yang meninggal dunia,” kata Suharyanto.

    Suharyanto mengatakan bahwa lokasi pengungsian tersebar di 20 kabupaten/kota termasuk 96 titik di Kota Lhokseumawe. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah dan pusat untuk percepatan distribusi logistik dan layanan dasar.

    “Per sore ini yang mengungsi ada 4.846 KK,” ungkap Suharyanto.

    Sama seperti Sumatra, jalur akses transportasi juga terdampak di Jalur nasional perbatasan Sumut–Aceh terputus akibat longsor. 

    Kemudian kerusakan jembatan di Meureud sehingga terhentinya konektivitas Banda Aceh–Lhokseumawe–Aceh Timur–Langsa–Aceh Tamiang. Sejumlah kabupaten seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah hingga saat ini tidak dapat diakses melalui jalur darat karena kerusakan total pada jalan nasional maupun jembatan. 

    Alhasil, transportasi jalur udara menjadi alternatif utama melalui Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele Bener Meriah.

    Suharyanto menuturkan, BNPB juga memasang Starlink guna mendukung komunikasi antar petugas. Perangkat dipasang 

    Di Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Nantinya pemasangan Starlink dilakukan di beberapa titik lainnya.

    Lalu, penyaluran logistik dilakukan antara lain di Kota Lhokseumawe berupa beras, mie instan, minyak goreng, telur, gula, diaper, dan obat-obatan. Pemerintah pusat mengerahkan 26 personel BNPB serta mengirimkan bantuan Presiden melalui tiga pesawat Hercules yang membawa logistik berupa beras, gula, minyak, mie instan, perangkat komunikasi, tenda, genset, LCR, dan kompresor.

    *Sumatra Barat, 23 Meninggal Dunia*

    Selanjutnya di Sumatra Barat, tercatat 23 korban meninggal, 12 orang hilang, dan 4 luka-luka yang tersebar di beberapa wilayah seperti Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, serta Pasaman Barat.

    Suharyanto mebeberkan sejumlah wilayah melaporkan titik pengungsian, di antaranya 50 titik di Pesisir Selatan, 3 titik di Kota Padang, dan beberapa titik lain di Kabupaten Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Jumlah total sementara pengungsi ada 3.900 KK.

    “Di Sumatra Barat itu 23 meninggal dunia, 12 hilang dan 4 luka-luka,” ungkap Suharyanto.

    Terdapat 3.900 KK yang terdata mengungsi, di mana lokasi yang mengalami dampak terbesar di Padang Pariaman, Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kota Padang.

    Di Sumatra Barat, akses jalan yang terdampak diantaranya di lima jembatan rusak di Padang Pariaman. Longsor terjadi pada jalur nasional Bukittinggi–Padang di wilayah Padang Panjang serta jalur provinsi di Kabupaten Agam. 

    Adapun Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak akibat terputusnya jalan di Kecamatan Ampek Koto. BNPB terus melakukan koordinasi dengan polisi/TNI dan stakeholder terkait untuk menyelesaikan bencana alam ini.

  • Aspal Retak, Jalan Terbelah hingga Jembatan Putus

    Aspal Retak, Jalan Terbelah hingga Jembatan Putus

    Sementara itu di Sumatera Barat, dampak bencana tercatat lebih meluas hingga mencakup 13–14 kabupaten/kota. Daerah terdampak meliputi Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Solok, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, serta beberapa kota/kabupaten lain yang juga mengalami banjir, longsor, hingga kerusakan infrastruktur.

    Banyak rumah warga terendam, akses jalan terputus, dan sejumlah fasilitas publik rusak akibat intensitas hujan ekstrem. Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan status tanggap darurat mengingat cakupan bencana yang sangat luas.

    Terpisah, Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy juga menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya pembersihan material, akses komunikasi dan perbaikan darurat infrastrutkur vital.

    “Titik longsor di badan jalan yang amblas, pohon tumbang di beberapa kabupaten dan kota,” terang Vasko.

    Di Sumatera Utara, bencana terjadi serentak di sejumlah wilayah seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.

    Derasnya hujan memicu banjir bandang hingga longsor yang merusak jembatan, menghambat akses jalan, dan menyebabkan ribuan warga harus mengungsi. Pemerintah Provinsi Sumut juga telah menetapkan status tanggap darurat untuk mempercepat penanganan.

     

  • Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Bencana ini melanda berbagai wilayah di Pulau Sumatera, mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Sumatera Utara, daerah terdampak meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Nias, Kota Gunung Sitoli, Langkat, Kota Medan, Padangsidempuan, dan Serdang Bedagai. Sementara itu, di Sumatera Barat, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, Kota Solok, Padang Panjang, Limapuluh Kota, dan Pasaman turut merasakan dampaknya. Di Aceh, bencana terjadi di Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.

    Kondisi geografis yang beragam, mulai dari lereng perbukitan yang rawan longsor hingga dataran rendah dan pesisir yang rentan banjir, memperparah dampak bencana. Banyak permukiman warga yang berada di bantaran sungai atau kaki bukit menjadi sasaran utama terjangan air dan material longsor. Gangguan jaringan telekomunikasi dan akses jalan yang terputus membuat beberapa daerah terisolasi, menyulitkan upaya evakuasi dan penyaluran bantuan.

  • Pemerintah Kerahkan Banyak Alat Berat Tangani Bajir & Longsor di Aceh-Sumbar

    Pemerintah Kerahkan Banyak Alat Berat Tangani Bajir & Longsor di Aceh-Sumbar

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah melakukan berbagai upaya penanganan bencana longsor dan banjir di Aceh dan Sumatra Barat (Sumbar). Sejumlah alat berat turut dikerahkan untuk mempercepat proses penanganan bencana.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan dirinya telah menginstruksikan seluruh unit teknis Kementerian untuk turun langsung ke lapangan dan memastikan penanganan darurat berlangsung secepat mungkin. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo.

    “Kementerian PU telah menginstruksikan seluruh Balai yang ada di Sumatera Barat untuk bergerak cepat dan hadir di lokasi. Fokus kita adalah membuka kembali akses utama, memastikan fungsi infrastruktur air baku dan drainase, serta memberikan dukungan fasilitas dasar bagi masyarakat. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” kata Dody dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).

    Ia menegaskan pemerintah akan terus hadir hingga seluruh infrastruktur yang terdampak pulih kembali. Setelah tahap tanggap darurat, proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan dipersiapkan sesuai kebutuhan teknis di lapangan.

    “Kementerian PU memastikan seluruh infrastruktur yang rusak akan mendapatkan penanganan sesuai dengan kebutuhan teknis. Pemerintah hadir sepenuhnya untuk memastikan masyarakat dapat segera kembali beraktivitas dengan aman,” tegas Dody.

    Penanganan Bencana di Aceh

    Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Aceh, Kementerian PU telah menurunkan cukup banyak alat berat untuk membuka dan memulihkan akses masyarakat di sejumlah titik bencana.

    Dalam hal ini sebanyak 31 unit alat berat telah dimobilisasi BPJN Aceh, Kementerian PU di lapangan melalui tiga wilayah kerja, yakni Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) I meliputi Loader 2 unit, Excavator 4 unit, Trado 1 unit, dan Dump truck 10 unit.

    Selanjutnya PJN II berupa Loader 3 unit dan Backhoe loader 1 unit serta PJN III meliputi Loader 3 unit, Dump truck 3 unit, Excavator 1 unit, Grader 1 unit, Crane 1 unit, dan mobil Pick up 1 unit.

    Berdasarkan koordinasi terbaru dengan BPBD di beberapa kabupaten, Kementerian PU menerima usulan dukungan peralatan untuk titik-titik penanganan prioritas seperti 1 unit alat berat tambahan akan dikerahkan hari ini Jumat (28/11) untuk pembersihan lumpur dan sampah banjir di Aceh Tenggara.

    Dua unit alat berat juga sudah berada di lokasi bencana Kabupaten Pidie Jaya yang dimobilisasi oleh BWS Sumatera I. Pemda melalui BPBD akan menyampaikan titik lanjutan yang perlu ditangani oleh BBWS.

    Kemudian, menindaklanjuti permintaan Kepala Dinas PU Aceh Barat, Kementerian PU akan mengerahkan 1 unit alat berat tambahan dari mitra kerja terdekat untuk mendukung percepatan penanganan banjir di Aceh Barat.

    Alat-alat berat ini diketahui sudah berada di sejumlah lokasi terdampak bencana dan tengah melakukan penanganan dengan fokus pembersihan material longsoran, normalisasi saluran drainase, penanganan titik rawan, dan memastikan kelancaran arus lalu lintas.

    Penanganan Bencana di Sumbar

    Di Sumatra Barat, material longsor yang menutup badan jalan di ruas nasional Padang-Bukittinggi menjadi salah satu dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. Kondisi ini terjadi di kawasan Lembah Anai sempat membuat jalur tersebut tidak dapat dilalui.

    “Akses jalan Padang-Bukittinggi terputus imbas tanah longsor di daerah Lembah Anai. Longsor tersebut menutup jalan sehingga tidak dapat dilewati. Saat ini sedang kita lakukan penanganan dan pembersihan. Semalam ada satu titik yang sudah kita tangani, tetapi pagi tadi longsor lagi dan ada beberapa tambahan titik lokasi,” ungkap Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Elsa Putra Friandi.

    Kemudian dalam laporan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V juga menunjukkan intensitas hujan sangat tinggi, di antaranya mencapai 212 mm/hari di DAS Anai. Sehingga, menyebabkan luapan sungai, banjir, sedimentasi, dan longsor di Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat.

    Kepala BWS Sumatera V, Naryo Widodo, menjelaskan sejumlah intake PDAM juga terganggu akibat penumpukan sedimen, rumah dan lahan pertanian tergenang, serta akses permukiman dan fasilitas umum terdampak. Untuk itu pihaknya menerjunkan alat berat dan bantuan teknis ke berbagai lokasi terdampak.

    “BWS Sumatera V telah mengirimkan beberapa unit alat berat termasuk excavator long arm untuk menangani sedimen pada intake PDAM di Sungai/Batang Kuranji serta mengirimkan bantuan bronjong ke daerah Solok dan Tanah Datar. Kami juga menyiapkan penanganan lanjutan berupa normalisasi sungai, pembentukan alur, serta usulan pembangunan struktur pengendali banjir sesuai masterplan yang sudah tersedia,” jelas Naryo.

    Selain pemulihan akses dan pengamanan infrastruktur sungai, Kementerian PU melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Barat juga memberikan dukungan berupa sarana prasarana dasar bagi masyarakat terdampak.

    Kepala BPBPK Sumatera Barat, Maria Doeni Isa, menyampaikan dua unit toilet portable telah disiapkan di lokasi terdampak, sementara dua unit hunian umum (HU) dikirimkan ke SMP 44 Kecamatan Pauh, Kota Padang, yang saat ini difungsikan sebagai tempat penampungan sementara.

    (fdl/fdl)

  • Bencana Alam di Sumbar Meluas jadi 14 Daerah, Agam dan Padang Terparah

    Bencana Alam di Sumbar Meluas jadi 14 Daerah, Agam dan Padang Terparah

    Bisnis.com, PADANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat mencatat bencana alam yang terjadi pada Kamis (27/11/2025) meluas dari 13 kabupaten dan kota kini bertambah menjadi 14 kabupaten yang menyebabkan 13 orang warga meninggal dunia.

    Kalaksa BPBD Sumbar Era Sukma menyatakan daerah yang terbaru dilaporkan terjadi bencana alam adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Melihat pada data sebelumnya, 13 kabupaten dan kota yang dilanda bencana alam, banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kayu tumbang, yang berada di Kota Padang, Solok, Padang Panjang, Pariaman, Bukittinggi, Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Pasaman, Lima Puluh Kota, dan Pasaman Barat.

    “Untuk data hingga pukul 18.00 Wib tadi jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 13 orang, yang tersebar di sejumlah daerah, di Kota Padang, Agam, dan Padang Panjang,” katanya, Kamis (27/11/2025).

    Dia menyebutkan dari kondisi ini, daerah terparah yang terdampak bencana alam ada di Kota Padang dan Kabupaten Agam, untuk kondisi banjir yang terjadi dominan banjir bandang. Hal ini dapat dilihat dari material yang terbawa arus sungai yakni berupa kayu-kayu berukuran besar.

    “Terkait data-data ini, akan terus kami update, dan sampai sekarang personel BPBD bersama sejumlah seperti SAR, TNI, Polri, masih terus melakukan penanganan bencana alam yang tersebar di 14 kabupaten dan kota itu,” tegasnya.

     

    Gubernur ke Lokasi Banjir Bandang Agam

    Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi meninjau langsung kawasan terdampak banjir bandang (galodo) di Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam.

    Musibah tersebut mengakibatkan dua orang korban meninggal dunia dan satu orang lainnya masih dalam pencarian. Selain itu, juga ada puluhan rumah mengalami kerusakan yang cukup parah.

    Dalam peninjauan tersebut, Mahyeldi menginstruksikan perangkat daerah terkait untuk memprioritaskan penyelamatan korban serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak.

    Setelahnya, baru akan dilakukan penanganan lanjutan sesuai kebutuhan lapangan.

    “BPBD dan relawan kita minta fokus dulu pada penyelamatan korban dan pemenuhan kebutuhan dasar. Itu dulu prioritas kita. Setelah itu baru yang lain, kasihan masyarakat,” ujarnya.

    Selain itu, Mahyeldi juga meminta perangkat daerah terkait untuk segera menghadirkan penanganan darurat bagi korban terdampak.

    Di antaranya, penyediaan layanan kesehatan, pendistribusian bantuan logistik, serta pendirian posko pengungsian.

    “Pendirian dapur umum, juga harus segera. Saya minta malam ini, itu sudah ada,”tegas Mahyeldi.

    Bupati Agam Benni Warlis menjelaskan bencana longsor di lokasi ini bukanlah kejadian pertama, tapi sudah berulang, akibat tingginya intensitas hujan.

    Penanganan darurat telah dilakukan sejak awal kejadian, termasuk pendistribusian selimut dan sembako.

    “Sebelumnya masih bisa kami tangani, namun hujan lebat memicu longsor yang lebih besar. Longsoran kedua inilah yang menimbulkan 2 korban jiwa dan 1 orang masih dalam pencarian,” ujar Benni.

    Dia berharap dukungan tambahan dari Pemprov Sumbar, terutama untuk percepatan pembukaan akses jalan dan penanganan warga yang masih terdampak.

    1764253418_c78320d4-6b02-4e22-81ac-4917b2042c13.Dampak banjir bandang di perumahan Lumin Park, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatra Barat, Kamis (27/11/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra