Hilang 2 Hari Saat Melaut, Nelayan di Situbondo Ditemukan Tewas
Tim Redaksi
SITUBONDO, KOMPAS.com
– Subakri (58), warga Pesisir Selatan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo
, Provinsi Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia pada Kamis (7/11/2024).
Korban sebelumnya dinyatakan hilang saat mencari ikan di laut.
Koordinator Pusdalop BPBD Situbondo, Puriyono, menyatakan bahwa penemuan mayat dilakukan oleh sesama nelayan di Perairan Kalbut Situbondo. Lokasinya sekitar 2 mil dari garis bibir pantai.
“Kami dihubungi via WhatsApp oleh warga bahwa ada penemuan mayat di sekitar kapal tanker, sehingga Tim SAR langsung menuju lokasi,” katanya pada Kamis (7/11/2024).
Pada pukul 09.30, mayat sampai di Pantai Gelung dan langsung dibawa menggunakan ambulans ke Puskesmas Panarukan. Setelah itu, mayatnya dibawa ke RSUD Abdoer Rahem.
“Pihak keluarga datang bersama Kepala Desa Kilensari untuk memastikan mayat, dan ternyata benar pihak keluarga mengakui bahwa yang bersangkutan adalah Subakri yang hilang kemarin,” katanya.
Informasi sebelumnya menyebutkan bahwa korban dinyatakan hilang saat melaut pada Selasa (5/11/2024).
Sehingga dilakukan pencarian oleh Tim SAR Gabungan. Selama sehari semalam, proses pencarian sulit dilakukan.
“Alhamdulillah sudah ditemukan, dan pada pukul 11.00 WIB 7 November 2024, Basarnas Pos SAR Jember menutup operasi SAR Gabungan pencarian nelayan yang hilang,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Pesisir Selatan
-
/data/photo/2024/11/07/672c556f56b94.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hilang 2 Hari Saat Melaut, Nelayan di Situbondo Ditemukan Tewas Surabaya 7 November 2024
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4652312/original/027043200_1700194893-Screenshot_20231117_110321_Instagram.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Atasi Sampah Laut di Pesisir Selatan Indonesia UGM Jalin Kerja Sama dengan Korea Selatan
Liputan6.com, Yogyakarta – Desa Karangwuni dan Desa Bugel, Kulonprogo, DIY menjadi desa pelatihan peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat untuk penanganan sampah laut di pesisir selatan. Rustamaji Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM mengatakan kerja sama dengan Gyeongnam International Development Cooperation Center (GNIDCC) Korea Selatan ini dapat menyelesaikan masalah laut.
“Apalagi permasalahan sampah menjadi isu utama di Yogyakarta karena kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah penuh, memperburuk kondisi lingkungan kita,” katanya dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu 2 November 2024.
Rustamaji menilai pemilihan pelatihan penanganan sampah laut di Desa Karangwuni sangat tepat. Sebab mayoritas penduduk di desa ini adalah nelayan yang menghadapi masalah sampah laut dan berdampak pada kelestarian sumber daya alam laut mereka.
“Diharapkan melalui pelatihan ini, kesadaran masyarakat lokal dapat meningkat untuk menjaga ekosistem laut dan menerapkan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan,” katanya.
Rustamaji menjelaskan rangkaian kegiatan selain pelatihan juga mencakup seminar dan lokakarya Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Dalam sesi pelatihan, para mahasiswa UGM dan mahasiswa asal Korea melakukan sosialisasi kepada siswa SD Negeri Karangwuni.
“Mereka memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan laut dan dampak negatif dari sampah laut terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.”
Beberapa mahasiswa UGM dilibatkan dalam program ini penanganan sampah laut ini. Mahasiswa dari Fakultas Biologi UGM, Maidira Marsa Rabbani mengatakan inisiatif kampanye penanganan sampah laut di pesisir selatan ini melibatkan berbagai kelompok untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah menjangkau setiap segmen masyarakat.
“Dengan membangun budaya tanggung jawab lingkungan, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekosistem pesisir dan mempromosikan praktik berkelanjutan di kalangan penduduk setempat, demi keberlanjutan lingkungan yang lebih baik,” katanya.
R. Subagya, Kepala Dukuh Karangwuni menyampaikan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah laut ini sebagai upaya untuk menjaga ekosistem laut di desanya. Ia mengharapkan para siswa juga makin sadar untuk menjaga lingkungan laut.
“Sebagai warga Desa Karangwuni, kita harus menjadi contoh dalam menjaga laut. Sampah yang kita buang ke laut akan kembali kepada kita, mempengaruhi hasil tangkapan ikan dan lingkungan tempat tinggal kita. Mari kita bersama-sama belajar menjaga laut agar tetap bersih untuk masa depan kalian dan anak cucu kita,” katanya.
Sempat Buron 1 Tahun, Komplotan Pengeroyok di Gombong Kebumen Ditangkap Polres Kebumen
-

UGM dan Korea Selatan Bersinergi Atasi Sampah Laut di Pesisir Yogyakarta
Yogyakarta, Beritasatu.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan RCE Tongyeong, Korea Selatan, melalui Pusat Unggulan Regional Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meluncurkan proyek penanganan sampah laut.
Proyek ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah sampah laut, khususnya di pesisir selatan Yogyakarta, dengan menggandeng mahasiswa UGM dan Gyeongnam International Development Cooperation Center (GNIDCC) yang turut serta dalam pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat di Desa Karangwuni dan Desa Bugel, Kulonprogo.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Rustamaji menjelaskan kolaborasi lintas negara ini diharapkan mampu berkontribusi signifikan dalam penanganan sampah yang kian mendesak di Yogyakarta.
“Masalah sampah menjadi isu utama di Yogyakarta, terutama karena kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah penuh. Hal ini menambah tekanan pada kondisi lingkungan,” ujarnya, Sabtu (2/11/2024).
Rustamaji menilai, pemilihan Desa Karangwuni sebagai lokasi pelatihan sangat tepat mengingat mayoritas penduduknya adalah nelayan yang terdampak langsung oleh sampah laut. Ia berharap melalui pelatihan ini, kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem laut dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan dapat meningkat.
“Dengan pelatihan ini, masyarakat didorong untuk menjaga ekosistem laut dan menerapkan praktik pengelolaan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pelatihan, tetapi juga mencakup seminar dan lokakarya untuk memperkuat komitmen terhadap pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (ESD) dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Mahasiswa UGM dan Korea melakukan sosialisasi kepada siswa SD Negeri Karangwuni mengenai pentingnya menjaga kebersihan laut dan dampak negatif sampah terhadap lingkungan serta kehidupan masyarakat.
Kepala Dukuh Karangwuni R Subagya, menyambut baik pelatihan ini dan berharap kegiatan tersebut meningkatkan kesadaran generasi muda untuk menjaga ekosistem laut.
“Sebagai warga Desa Karangwuni, kita harus menjadi contoh dalam menjaga laut. Sampah yang kita buang ke laut akan kembali kepada kita, memengaruhi hasil tangkapan ikan dan lingkungan tempat tinggal,” ucapnya.
-

3 Hari Terjebak Longsor di India, 4 Orang Berhasil Diselamatkan
New Delhi –
Empat orang berhasil diselamatkan sekitar tiga hari setelah tanah longsor mematikan melanda negara bagian Kerala di India. Operasi pencarian korban dipercepat oleh otoritas New Delhi setelah jembatan utama dibangun kembali untuk membantu mengangkut alat berat ke area terdampak.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/8/2024), hujan deras yang mengguyur Kerala, yang terletak di pesisir selatan India dan menjadi salah satu tujuan wisata populer, telah menyebabkan tanah longsor di area perbukitan distrik Wayanad pada Selasa (30/7) waktu setempat.
Tanah longsor itu mengirimkan aliran air yang disertai lumpur dan bebatuan berukuran besar yang menerjang area bagian bawah bukit setempat, yang mengubur atau menyapu orang-orang hingga tewas saat mereka tidur.
Otoritas setempat melaporkan bahwa sedikitnya 195 orang tewas dan hampir 200 orang lainnya masih hilang akibat longsor tersebut. Laporan media lokal Asianet TV menyebut korban tewas mencapai 292 orang.
Bencana alam ini tercatat sebagai yang terburuk di Kerala sejak banjir mematikan tahun 2018 lalu.
Dalam upaya pencarian yang terus berlanjut, personel militer India yang turut dikerahkan membantu operasi pada Jumat (2/8) berhasil menemukan empat orang dalam keadaan masih hidup di dalam rumah yang ada di area terpencil yang terdampak longsor.
“Mereka tidak tertimbun, mereka hanya berada di area terpencil,” tutur komandan tinggi militer India, VT Mathew, saat berbicara kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa salah satu dari empat orang yang diselamatkan itu dalam kondisi luka-luka.
Upaya penyelamatan awalnya terhambat setelah area Mundakkai, yang terdampak paling parah, terputus dari kota terdekat Cooralmala karena jembatan utama yeng menghubungkan kedua wilayah itu tersapu longsor.
Kendaraan-kendaraan berat kemudian dikerahkan untuk membangun kembali jembatan sepanjang 58 meter yang rusak tersebut, dengan melibatkan para insinyur militer.
Militer India, dalam membantu upaya pencarian, juga mengerahkan drone dengan teknologi earth-sensing untuk mencari jenazah korban yang tertimbun lumpur di area-area terdampak.
Sementara tim penyelamat mengerahkan pasukan tambahan, termasuk ahli renang, untuk fokus pada Sungai Chaliyar dan tepian sungai di mana kemungkinan besar menjadi lokasi mayat korban terjebak.
Para pakar setempat, dalam pernyataan terpisah, menyebut Kerala diguyur hujan lebat dalam dua pekan terakhir yang membuat tanah di area itu melunak, sebelum hujan yang sangat deras mengguyur pada Senin (29/7) dan memicu tanah longsor.
Menurut otoritas setempat, hampir 1.600 orang diselamatkan dari desa-desa yang ada di lereng bukit serta area perkebunan teh dan kapulaga selama dua hari terakhir. Nyaris 350 bangunan rusak akibat longsor di area terdampak.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

JLS Serang-Tambakrejo Blitar Jadi Jalur Mudik Lokal
Blitar (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar memastikan bahwa Jalur Lintas Selatan (JLS) yang menghubungan Desa Serang-Tambakrejo di Kabupaten Blitar bakal dibuka saat libur Lebaran 2024. Jalur ini akan menjadi jalur mudik lokal selama Lebaran.
JLS Serang-Tambakrejo ini pun diprediksi bakal menjadi salah satu jalur favorit untuk mudik lebaran 2024 ini. Ratusan kendaraan pun diprediksi bakal melintas di JLS Serang-Tambakrejo.
“JLS yang di Blitar ini kan belum nyambung seratus persen hanya yang Serang-Tambakrejo saja yang sudah tersambung itu akan dibuka normal,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, Agus Santosa, Selasa (26/3/2024).
JLS Serang-Tambakrejo, Blitar ini memang memiliki pemandangan eksotik, yakni laut selatan jawa. Hal itu tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pemudik lokal untuk melewati jalur tersebut.
Selain menawarkan keindahan alam, jalur ini juga merupakan akses tercepat untuk menuju desa-desa di pesisir selatan Kabupaten Blitar. Dengan beroperasinya JLS ini, maka pengendara bisa menghemat waktu tempuh.
Jarak Serang menuju Tambakrejo yang biasanya harus ditempuh berjam-jam. Namun dengan beroperasinya JLS, Serang menuju Tambakrejo bisa ditempuh hanya dalam waktu 10 menit saja.
Tentu hal ini menjadikan JLS Serang-Tambakrejo, sebagai jalur favorit untuk mudik lebaran. Dishub Kabupaten Blitar pun akan menerjunkan puluhan petugasnya untuk berpatroli di JLS Serang-Tambakrejo.
“Tentu kami akan lakukan patroli secara berkala untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Meski menawarkan pemandangan yang eksotik, namun JLS Serang-Tambakrejo sebenarnya menyimpan bahaya tersendiri bagi pengguna jalan utamanya saat malam hari. Sepanjang jalur tersebut hingga kini belum ada penerangan jalan.
Sehingga sangat berbahaya jika dilalui saat malam hari. Belum lagi potensi kejahatan yang bisa saja terjadi lantaran di sekitar lokasi masih hutan belantara.
“Hingga kini belum ada penerangan jalan, itu kewenangan dari Pusat ya mas, kami hanya sebatas pengamanan saja,” tutupnya.
Para pengendara yang ingin mudik lokal pun bisa menggunakan JLS Serang-Tambakrejo. Namun diimbau agar waktu mudiknya adalah siang hari. [owi/beq]
-

Puncak Juli-Agustus, Musim Kemarau 2024 Diprediksi Mundur
Surabaya (beritajatim.com)– Pada Ramadhan di Bulan Maret saat ini Indonesia masih memasuki musim penghujan. Meski demikian pada April mendatang diprediksikan adalah musim peralihan ke musim kemarau. Sesuai prediksi musim kemarau tahun ini tergolong mundur.
Adapun musim penghujan ini telah berlangsung sejak akhir 2023 lalu. Akibat intensitas hujan yang tinggi beberapa daerah masih mengalami banjir. Beberapa kawasan di antaranya Sampang dan Bangkalan untuk kawasan Jawa Timur (Jatim) dan Semarang untuk kawasan Jawa Tengah (Jateng).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menuturkan puncak musim kemarau diprediksikan akan datang di kisaran Juli-Agustus. Hal ini berlaku untuk sebagian besar wilayah di Indonesia.
Dwikorita kemudian memetakan daerah yang awal musim kemarau diprediksi mundur yaitu Jatim, DIY, Jabar, Jakarta, Banten, sebagian wilayah Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku.
Melansir dari situs resmi BMKG disebutkan jika wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatra Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka belitung, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah, dan sebagian Papua Selatan.
Sementara wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal yaitu sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.
“Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61 persen) akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024 yaitu meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua,” terang Dwikorita. [aje]
-

Melvia, Pendamping PKH Yang Setia Mengabdi Di Tengah Musibah Pesisir Selatan
Kabupaten Pesisir Selatan (beritajatim.com)– Banjir beserta lumpur melanda rumah Melvia Viawitri, pendamping PKH Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan pada Kamis (7/3). Waktu menunjukkan pukul 23.00 saat air mulai menggenangi rumahnya. Kejadian tersebut merusak nyaris seluruh perabotan di rumahnya.
Melvia bersama suaminya segera mengungsikan kedua anak mereka yang masih balita dan kedua orang tua yang masih tinggal bersama mereka. Air yang mencapai ketinggian sepinggang orang dewasa memaksa mereka untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi selama satu malam. Sorenya mereka kembali ke rumah untuk membersihkan lumpur.
Tak terlarut dengan musibah yang melanda keluarganya, Melvia yang juga seorang pilar sosial ini tetap mengingat kondisi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Melvia pun mulai bangkit dan menjalankan perannya sebagai pilar sosial dengan membantu di dapur umum Kecamatan Batang Kapas sejak Rabu (13/3).
“Baru kemarin (13/3) saya bertugas. Kalau kami tugasnya apa yang bisa kami kerjakan ya kami bantu seperti memasak nasi, mencuci sayur, membungkus makanan,” ungkap Melvia.
Meski tetap mencemaskan keluarga, Melvia benar-benar menjalankan perannya sebagai pendamping dengan serius. Melvia berkeyakinan jika pendamping PKH merupakan garda terdepan yang harus bisa menempatkan diri dan memilah prioritas.
“Kami adalah pilar sosial dan garda terdepan. Apapun keadaan kami di belakang, selagi kami bisa tinggalkan, maka akan kami tinggalkan sementara untuk membantu masyarakat. Kami harus bisa menempatkan diri mana yang keluarga, mana yang didahulukan, ” tutur Melvia tulus.
Meski di tengah bencana, Melvia masih bisa mensyukuri kerusakan yang dideritanya tidak separah banyak warga lainnya, terlebih keluarganya masih utuh. Dia pun tak henti menyuntikkan semangat kepada para warga yang terdampak untuk tidak mengeluh dan terus bangkit dan berbenah.
“Di bawah kita masih ada orang yang lebih susah dari kita. Jadi jangan mengeluh. Ini semua ujian dan musibah kita. Ayo kita bisa bangkit kembali, jangan terpuruk, benahi kembali seperti biasa,” pungkas Melvia. [aje]
-

Tinjau Korban Banjir-Longsor Pesisir Selatan, Mensos Fokus Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Kabupaten Pesisir Selatan (beritajatim.com) – Sebagian area yang dilanda banjir dan longsor di kabupaten Pesisir Selatan masih sulit dijangkau bantuan. Karenanya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini tak tinggal diam. Pada Kamis (14/3), Mensos pun meninjau langsung beberapa area di Kabupaten Pesisir Selatan untuk melihat kebutuhan masyarakat yang terdampak banjir dan longsor, termasuk kebutuhan air bersih yang saat ini sangat mereka butuhkan.
“Nanti akan ada petugas untuk menyiapkan air bersih. Ini sudah kita siapkan. InshaAllah untuk dua desa cukup, meski tidak terlalu banyak,” tutur Mensos saat melihat kondisi warga yang masih sulit akses penyaluran bantuannya.
Saat meninjau kondisi daerah-daerah terdampak, Mensos juga berdialog langsung dengan warga dan menanyakan apa saja yang sangat dibutuhkan saat ini. Segera, Mensos pun mengirimkan kebutuhan dasar yang diminta oleh warga, mayoritas berupa permintaan pangan, sandang, dan air bersih. Nantinya, kebutuhan seperti sandang tersebut akan dibagikan melalui pemerintah daerah terkait.
Selain kebutuhan dasar, tidak adanya penerangan juga menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan Mensos Risma karena hal tersebut bisa membahayakan warga. Karenanya, Mensos juga menyerahkan dua unit genset lengkap agar bisa membantu penerangan warga.
Mensos Risma juga akan membantu alat berat untuk meringankan proses pembersihan lumpur yang masih menumpuk cukup tinggi di permukiman dan jalanan. Meski untuk memulai kembali terasa berat, tapi Mensos menghimbau warga dan pemerintah setempat untuk bangkit dan terus bergerak.
“Saya akan membantu alat berat, tapi dikerjakan sendiri pembersihannya ya. Saya tahu ini berat, tapi kita harus terus bergerak agar bisa bangkit,” kata Mensos menyemangati pemerintah daerah dan warga yang turut hadir di lokasi.
Mensos Risma juga berencana untuk memperbesar dapur umum di Kec. Batang Kapas. Saat ini, dapur umum memproduksi 2.000 bungkus nasi per hari. Dengan jumlah tersebut masih ada warga yang belum terjangkau.
“Nanti saya bantu sediakan alat masak dan bahan-bahannya. Ibu-ibu sanggup ya bantu masaknya?,” tanya Mensos pada para ibu yang secara sukarela membantu menyiapkan makanan siap santap di dapur umum. Pertanyaan itu pun langsung disanggupi oleh seluruh warga yang berada di sana.
Selain memeriksa kondisi warga dan lingkungan yang terdampak, Mensos juga memberikan santunan kepada ahli waris 26 korban meninggal di Kab. Pesisir Selatan.
Untuk area Kab. Pesisir Selatan, Kementerian Sosial telah menggelontorkan bantuan senilai Rp 1.688.170.000 berupa bantuan logistik tanggap darurat, bantuan natura dan perlengkapan dapur umum, bantuan beras reguler dan santunan bagi ahli waris 26 korban jiwa sebesar Rp 15.000.000/korban jiwa. [aje]
-

Melihat Perkembangan Pembangunan 5 Ruas Jalan Pantai Selatan Jawa
Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun lima ruas Jalan Pantai Selatan (Pansela) sepanjang 1.313 kilometer (km) dari target keseluruhan panjang 1.543 km.
Jalur Pansela sendiri merupakan jaringan jalan yang melintasi pesisir selatan Pulau Jawa.
Pemanfaatan jalur Pansela ini dapat menjadi jalur alternatif yang menghubungkan Banten hingga Jawa Timur, sehingga beban lalu lintas dapat terbagi dan tidak menumpuk di Jalan Tol atau Lintas Pantura dan Lintas Tengah Jawa.
Dikutip dari unggahan akun Instagram resmi Kementerian PUPR, adapun rincian dari kelima ruas jalan yang sudah rampung antara lain:
1. Provinsi Banten ruas Simpang Labuhan-Batas Provinsi Jawa Barat sepanjang 170 km.
2. Provinsi Jawa Barat ruas Batas Provinsi Banten-Sindang Barang sepanjang 416 km.
3. Provinsi Jawa Tengah ruas Batas Provinsi Jawa Barat-Congot-Duwet-Glonggong sepanjang 215 km.
4. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ruas Karangnongko-Legundi-Duwet sepanjang 112 km.
5. Provinsi Jawa Timur ruas Panggul-Sendangbiru-Jarit-Puger-Glenmore sepanjang 396 km.
[Gambas:Instagram]
Sementara itu ruas Jalan Pansela yang belum selesai terbangun adalah sepanjang 230 km. Di antaranya di Yogyakarta masih tersisa 6 km dan di Jawa Timur tersisa 224 km yang belum terbangun.
Di luar fungsinya mendukung konektivitas, jalur ini melewati berbagai pemandangan yang indah yang memanjakan mata, mulai dari tebing hingga pantai.
Ada sekitar delapan objek wisata pantai dilewati Jalur Pansela di antara lain Pantai Congot, Pantai Pandansimo, Pantai Glagah, Pantai Parangtritis, Pantai Soge, Pantai Laguna Glagah, Pantai Kuwaru, dan Pantai Bantul.
(del/pta)