kab/kota: Pesisir Selatan

  • Polisi Spanyol Tangkap Mafia Pencucian Uang Italia

    Polisi Spanyol Tangkap Mafia Pencucian Uang Italia

    Madrid

    Polisi Spanyol mengatakan bahwa mereka telah menangkap 3 tersangka anggota mafia sangat berbahaya yang dicari di Italia. Para tersangka diduga terlibat atas dugaan kejahatan percobaan pembunuhan, perdagangan senjata dan pencucian uang.

    Dilansir AFP, Senin (14/1/2025), sebuah pernyataan polisi mengatakan para tersangka adalah “salah satu kepala klan keluarga yang berbahaya” dari Camorra Napoli. Pelaku ditangkap bersama putranya, dan menantunya, tanpa menyebut nama ketiganya.

    Mereka baru-baru ini ditahan di kota pesisir selatan Spanyol, Marbella. Wilayah ini diketahui menjadi tempat banyak anggota geng kriminal internasional bermukim dalam beberapa tahun terakhir.

    Penyelidikan dimulai ketika polisi Spanyol mengetahui bahwa bos klan tersebut, yang dicari karena pencucian uang, telah melarikan diri ke Spanyol dari Italia.

    Pernyataan polisi tersebut mengatakan pelaku dilacak ke sebuah rumah di Marbella yang dilengkapi dengan “fitur keamanan yang luas” yang hampir tidak pernah ia tinggalkan.

    Polisi pertama kali menangkap sang putra, yang terancam hukuman penjara 30 tahun dan dituduh melakukan percobaan pembunuhan dan perdagangan senjata, saat ia meninggalkan rumah untuk pergi ke pusat kota.

    Kemudian pada hari Minggu polisi menangkap bos kejahatan dan menantunya saat mereka meninggalkan rumah berbenteng itu.

    (lir/lir)

  • Penjelasan BMKG: Ini Ciri Megathrust Picu Tsunami, Ungkap Golden Time

    Penjelasan BMKG: Ini Ciri Megathrust Picu Tsunami, Ungkap Golden Time

    Jakarta, CNBC Indonesia – Topik ancaman gempa besar efek megathrust hingga berpotensi memicu tsunami raksasa sampai 20 meter tengah hangat jadi sorotan di Tanah Air. Pemerintah pun telah buka suara, berjanji melakukan berbagai persiapan mengantisipasi ancaman tersebut.

    Lalu kapan gempa besar dan tsunami itu bisa terjadi? Jika terjadi, berapa banyak waktu alias golden time yang dimiliki untuk evakuasi?

    Benarkah gempa besar di zona megathrust hingga memicu tsunami raksasa bisa terjadi?

    Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wijayanto menjelaskan, potensi gempa besar di zona megathrust adalah benar adanya.

    “Zona megathrust dapat memicu gempa-gempa besar sampai dengan magnitude 9 yang dapat menimbulkan tsunami,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (11/1/2025).

    “Jika gempa berkekuatan di atas magnitude 8,7 terjadi di zona megathrust di busur Sunda, mulai dari barat Aceh sampai Selat Sunda dan di daerah selatan Jawa sampai Nusa Tenggara, dapat menyebabkan tsunami dengan tinggi lebih dari 20 meter di pantai,” ungkap Wijayanto.

    Lalu apakah gempa di zona megathrust selalu picu tsunami?

    Wijayanto menjawab, gempa megathrust dengan magnitude lebih dari 7 yang berpotensi Tsunami.

    Lalu berapa banyak waktu yang dibutuhkan atau golden time untuk evakuasi jika tsunami terjadi?

    “Peringatan dini diberikan dalam waktu 3 menit. Jika rata-rata gelombang tsunami akan tiba di pantai dalam waktu 20 menit-30 menit, maka masyarakat ata pemerintah daerah memiliki golden time sekitar 15-25 menit untuk evakuasi penyelamatan diri,” terang Wijayanto.

    Karena itu, tegasnya, untuk menekan jumlah korban seminim mungkin bahkan agar bisa zero victim alias tidak ada korban jiwa akibat gempa dan tsunami megathrust, semua pihak harus siap siaga.

    “Kesiapsiagaan masyarakat dan semua pihak baik pemerintah pusat daerah atau swasta, membangun kapasitas untuk penyelamatan diri, dan pemahaman masyarakat yang palingpenting,” kata Wijayanto.

    Sorotan Megathrust di Indonesia

    Seperti diketahui, pembicaraan soal sumber gempa besar, megathrust, kembali mencuat sejak gempa besar M7,1 mengguncang Jepang Selatan pada Jumat, 8 Agustus 2024 pukul 14.42.58 WIB lalu. Peristiwa ini membuka kembali tabir potensi bencana di Indonesia.

    Gempa yang terjadi di Megathrust Nankai Jepang Selatan itu memicu kekhawatiran ilmuwan Jepang akan ancaman besar yang mengintai. Sebab, di zona megathrust ini terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu. Gempa M7,1 yang memicu tsunami itu dikhawatirkan menjadi pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai.

    Apalagi, Indonesia diketahui berada di Cincin Api Pasifik alias Ring of Fire.

    Sebenarnya, BMKG telah berulang kali mengungkapkan potensi ancaman megathrust ini.

    Mengutip catatan BMKG, Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar.

    Dan, saat ramai kekhawatiran gempa di Jepang tersebut, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono pun telah mengungkapkan, ada 2 sumber megathrust yang saat ini “menunggu waktu”. Yakni, Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut.

    Menurut Daryono, di kedua segmen itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar. Sehingga, meski dia menegaskan tidak bisa diprediksi kapan, bisa jadi kedua segmen itu sedang menunggu waktu melepaskan energinya.

    Terbaru, Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa dalam ulasannya menyebutkan, segmen megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.

    “Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” katanya, dikutip dari situs resmi BRIN, Sabtu (11/2/2025).

    Dia mengungkapkan, dari hasil simulasi yang dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” kata Rahma.

    “Untuk itu, BRIN menekankan pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan non-struktural. Pendekatan struktural meliputi pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, serta penataan ruang di kawasan pesisir dengan memperhatikan jarak aman 250 meter dari bibir pantai,” tegasnya.

    Rahma menekankan, pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami.

    Kesiapan BMKG Antisipasi Megathrust

    Sementara itu, Wijayanto mengungkapkan, untuk mengantisipasi ancaman gempa besar dan tsunami efek megathrust, BMKG telah menyiapkan sistem peringatan Dini Tsunami InaTEWS yang telah dapat memberikan informasi kurang dari 3 menit sejak terjadi gempa.

    Selain itu, melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat-daerah dan masyarakat untuk menyiapkan kesiapsiagaan melalui sosialisasi, Sekolah lapang gempa dan tsunami SLG, Masyarakat siaga tsunami Tsunami Ready Community, serta infrastruktur untuk evakuasi seperti sirine.

    “BMKG telah memasang 550 seismograph di seluruh indonesia untuk memantau aktivitas gempabumi, sistem pengelolaan InaTEWS di Jakarta dan Bali sebagai backup untuk penyiapan peringatan dini tsunami kurang dari 3 menit, dan juga peralatan Tsunami gauge untuk konfirmasi/validasi kerjasama BMKG dan BIG,” papar Wijayanto.

    Foto: Bisa Picu Tsunami, Gempa Megathrust Ancam Selat Sunda, Jakarta Hingga Mentawai Siberut (CNBC Indonesia TV)
    Bisa Picu Tsunami, Gempa Megathrust Ancam Selat Sunda, Jakarta Hingga Mentawai Siberut (CNBC Indonesia TV)

    (dce/dce)

  • KPU tetapkan Mahyeldi-Vasco Ruseimy sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar terpilih

    KPU tetapkan Mahyeldi-Vasco Ruseimy sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar terpilih

    Sumber foto: Musthofa/elshinta.com

    KPU tetapkan Mahyeldi-Vasco Ruseimy sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar terpilih
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 09 Januari 2025 – 17:07 WIB

    Elshinta.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih Provinsi Sumatera Barat  Mahyeldi-Vasco Ruseimy dengan perolehan suara terbanyak 1.757.612 suara.

    Penetapan paslon ini melalui rapat pleno terbuka yang digelar KPU Sumbar di Hotel Pangeran Kota Padang. 

    Ketua KPU Provinsi Sumbar, Surya Efitrimen mengatakan, pasangan nomor urut satu ini memperoleh suara sebanyak 1.757.612 atau 77,12 persen dari total suara sah sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih Provinsi Sumatera barat tahun 2024.

    “Penetapan dilakukan karena tidak ada pengajuan terhadap Pilkada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar di Mahkamah Konstitusi (MK),” kata Surya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Kamis (9/1).

    Pasca penetapan, tahapan selanjutnya menyampaikan surat usulan pengesahan dan pengangkatan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat terpilih kepada pimpinan DPRD Sumbar hari Jum’at 10 Januari 2025 besok.

    Lebih lanjut Surya Efitrimen menyampaikan, selain Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, delapan KPU kabupaten dan kota juga melaksanakan penetapan pasangan kepala daerah terpilih. Delapan daerah tersebut masing-masing Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman. Kemudian, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok.

    Sementara itu, 11 kabupaten dan kota lainnya masih menunda pelaksanaan penetapan pasangan terpilih hingga proses gugatan di MK selesai. 

    11 KPU kabupaten kota yang menghadapi hasil sengketa di MK tersebut, terdapat 13 perkara terkait sengketa hasil pemilukada, yaitu terdapat 2 perkara dari KPU Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat. Sisanya satu perkara masing-masing untuk 9 Kab Kota lainnya, yakni Kota Padang, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kota Solok, Kota Padang Panjang, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kabupaten Tanah Datar.

    MK menjadwalkan persidangan untuk 11 kabupaten kota di Sumbar akan digelar pada Jumat 10 Januari 2025 besok.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Tak Hanya Indah, Pantai-Pantai di Pesisir Selatan Jawa Ini Juga Dikenal Mistis

    Tak Hanya Indah, Pantai-Pantai di Pesisir Selatan Jawa Ini Juga Dikenal Mistis

    Liputan6.com, Yogyakarta – Menawarkan hamparan lautan luas dengan pasir putih yang menawan, pantai menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak digandrungi wisatawan. Namun di balik keindahannya, beberapa pantai ternyata menyimpan kisah mistis dan dikenal angker.

    Beberapa pantai di pesisir selatan Jawa menjadi destinasi wisata pantai yang populer dengan keindahan alamnya yang tiada dua. Konon, beberapa di antaranya juga memiliki berbagai kisah mistis yang tersebar dari mulut ke mulut.

    Mengutip dari berbagai sumber, berikut beberapa pantai selatan yang menyimpan misteri:

    1. Pantai Papuma

    Pantai Papuma berada di kawasan Jember, Jawa Timur. Pantai ini memiliki ombak yang cukup besar dan indah.

    Ada beberapa mitos yang berkaitan dengan pantai ini, salah satunya adalah keberadaan batu malikan atau sebuah batu datar yang mirip kerang raksasa berjajar di sepanjang bentangan pantai yang menghadap ke barat. Batu tersebut menjadi tempat Raden Mursada dan Mursaud (atau Marsudo dan Joko Samudera menurut versi cerita yang lain) memancing.

    Marsudo atau Mursada tak sengaja memancing ikan ajaib Raja Mina yang kemudian ia lepaskan. Kail Joko Samudera atau Mursaud pun tersangkut ular raksasa yang kemudian dibelah menjadi tiga bagian oleh Marsudo dengan cemeti pemberian Raja Mina.

    Mitos lainnya adalah keberadaan ular-ular berbisa di salah satu batu tak bernama. Ada pula Gua Lawa hingga ritual larung sesajen yang dilakukan agar panen ikan melimpah.

    2. Pantai Parangtritis

    Bukan rahasia lagi jika Pantai Parangtritis di Bantul memang menyimpan beberapa mitos. Pantai dengan keindahan luar biasa ini konon memiliki aura mistis yang dianggap berbahaya.

    Salah satu mitos yang dipercaya adalah Pantai Parangtritis merupakan daerah kekuasaan Nyi Roro Kidul. Pantai ini juga kerap menjadi lokasi ritual maupun mediasi.

    Ombaknya pun cukup besar dan sering kali ‘mengamuk’ hingga memakan korban. Mitos lain yang cukup terkenal adalah adanya larangan mengenakan pakaian berwarna hijau saat berkunjung ke sini.

    3. Pantai Pelabuhan Ratu

    Pantai Pelabuhan Ratu merupakan salah satu pantai di wilayah pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Pantai ini memiliki ombak yang cukup tinggi, sehingga sering digunakan untuk berselancar.

    Pantai ini terkenal dengan keindahannya. Terdapat banyak spot foto menarik di sana.

    Namun, terdapat beberapa mitos yang menyelimuti Pantai Pelabuhan Ratu. Konon, di pantai ini terdapat singgasana Nyi Roro Kidul dan pintu gaib menuju kerajaan Ratu Pantai Selatan tersebut.

     

  • Alasan Ekonomi dan Ekologi, Iran Akan Pindahkan Ibu Kota dari Teheran ke Makran – Halaman all

    Alasan Ekonomi dan Ekologi, Iran Akan Pindahkan Ibu Kota dari Teheran ke Makran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran akan memindahkan ibu kotanya dari Teheran di utara, ke Makran, di wilayah pesisir selatan.

    Alasan pemindahan ibu kota adalah karena faktor ekonomi dan ekologi, menurut stasiun TV satelit berbahasa Persia, Iran International.

    “Ibu kota baru pastinya akan berada di selatan, di wilayah Makran, dan masalah ini sedang digarap,” kata juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, pada Selasa (7/1/2025).

    “Kami mencari bantuan dari akademisi, elite, dan pakar, termasuk insinyur, sosiolog, dan ekonom,” tambahnya.

    Ia mencatat proyek tersebut saat ini masih dalam tahap penjajakan.

    Namun, pemindahan ibu kota Iran diperkirakan akan memakan biaya besar, waktu yang lama, dan dapat mengubah identitas budaya negara secara signifikan.

    Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menerima kritik dari para politisi dan pihak lain terkait masalah ini, dilansir Newsweek.

    Ekonomi Iran juga sedang terpuruk.

    Rial, mata uang negara itu, jatuh ke titik terendah dalam sejarah bulan lalu.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian ketika menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia. (X/Twitter)

    Sejarah Ibu Kota Iran

    Teheran ditetapkan sebagai ibu kota negara oleh Āghā Moḥammad Khān, penguasa pertama dinasti Qājār di Iran, lebih dari 200 tahun yang lalu.

    Ide pemindahan ibu kota pertama kali diperkenalkan di bawah kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad pada awal 2000-an.

    Ide ini diangkat kembali oleh Pezeshkian sebagai cara untuk mengatasi masalah Teheran, seperti kelebihan populasi, kelangkaan air, kekurangan listrik, dan lainnya.

    Meskipun sering dibahas sebelumnya, ide ini hanya menjadi wacana karena kendala keuangan dan perdebatan politik.

    Dengan lebih dari 9 juta penduduk, Teheran telah lama menghadapi masalah kelebihan populasi serta polusi udara.

    Teheran menjadi salah satu kota dengan tingkat polusi terburuk di dunia.

    Ibu kota ini juga menghadapi apa yang disebut sebagai “kebangkrutan air”, selain kekurangan listrik dan gas.

    Ide pemindahan ibu kota ke selatan populer pada masa kepresidenan Ahmadinejad karena risiko gempa bumi yang dihadapi Teheran.

    Pada pertengahan 2000-an, mantan Presiden Iran, Hassan Rouhani, kembali mengangkat isu ini dengan menyinggung pertumbuhan Teheran yang tidak berkelanjutan dan masalah lingkungan.

    Dalam sebuah pertemuan minggu lalu, Pezeshkian kembali menyuarakan kemungkinan pemindahan ibu kota.

    Ia berkata, “Salah satu alasan yang membuat kami mempertimbangkan pemindahan ibu kota adalah ketidakseimbangan antara sumber daya dan pengeluaran di Teheran.”

    “Mengangkut bahan mentah dari selatan ke pusat, mengolahnya, dan kemudian mengembalikannya ke selatan untuk diekspor menguras daya saing kita.”

    “Kita harus memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke selatan, lebih dekat dengan laut.”

    Penampakan kota Teheran (IRAN International)

    Makran, yang terletak di provinsi Sistan dan Baluchestan Iran, sangat dekat dengan Teluk Oman, sehingga memiliki berbagai peluang untuk meningkatkan kemampuan perdagangan negara tersebut, menurut media Tehran Times.

    Berbicara tentang kota tersebut awal minggu ini, Wakil Presiden Iran, Mohammad Reza Aref, mengatakan:

    “Selain pembangunan yang berorientasi laut, pengembangan Makran merupakan prioritas bagi pemerintah saat ini.”

    Kapan Ibu Kota Akan Dipindah?

    Apakah Iran akan memindahkan ibu kotanya ke Makran dan kapan proses ini akan dimulai masih belum diketahui.

    Namun, konsekuensi dari potensi pemindahan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masalah ekonomi yang terus berlanjut di negara tersebut.

    (Tribunnews.com)

  • Rekomendasi Tempat Berburu ‘Sunrise’ di Sumatera Barat

    Rekomendasi Tempat Berburu ‘Sunrise’ di Sumatera Barat

    Bukit Langkisau di Painan, Pesisir Selatan adalah lokasi strategis untuk menikmati sunrise dengan pemandangan pantai dan laut lepas. Dari atas bukit ini, Anda bisa melihat keindahan Kota Painan yang mulai terbangun di pagi hari.

    Panorama perpaduan sinar matahari, garis pantai, dan Pulau Cingkuak di kejauhan menjadikan pengalaman berburu sunrise di sini sangat berkesan.

    4. Alahan Panjang

    Terletak di kawasan dataran tinggi Alahan Panjang, Danau Atas adalah tempat yang ideal untuk menikmati matahari terbit. Udara segar dan suasana yang tenang membuat pengalaman berburu sunrise di sini menjadi sangat damai.

    Anda bisa menyaksikan langit yang berubah warna di atas danau, sementara kabut pagi perlahan menghilang dari permukaan air.

    5. Lembah Harau

    Lembah Harau adalah lokasi lain yang menawarkan keindahan sunrise dengan latar belakang tebing-tebing tinggi yang memukau. Cahaya pagi yang masuk di antara celah tebing menciptakan suasana magis yang sulit ditemukan di tempat lain.

    Selain itu, suasana pedesaan dan keheningan alam menjadikan pengalaman menikmati sunrise di Lembah Harau semakin istimewa.

  • Jalan Lintas Sumatera di Pesisir Selatan Lumpuh Akibat Banjir

    Jalan Lintas Sumatera di Pesisir Selatan Lumpuh Akibat Banjir

    Padang, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pesisir Selatan sejak Senin (6/1/2025) siang hingga malam hari mengakibatkan akses jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Padang dengan Bengkulu lumpuh total. 

    Luapan Sungai Batang Tarusan di wilayah Koto XI Tarusan membuat akses jalan tersebut tidak bisa dilalui.

    Kondisi terparah terjadi di Magari Duku, Koto XI Tarusan dengan kondisi jalan raya terendam air hingga setinggi setengah meter. Adanya pohon tumbang memperparah situasi, sehingga membuat kendaraan tidak dapat melintas. 

    Para pengendara dari kedua arah terpaksa berhenti dan menunggu kondisi membaik. Kemacetan panjang hingga lima kilometer tidak dapat dihindari. 

    Bencana banjir ini juga berdampak pada permukiman warga di sekitar aliran Sungai Batang Tarusan. Beberapa rumah terendam banjir akibat luapan sungai. 

    Kapolsek Koto XI Tarusan AKP Donny Putra menjelaskan curah hujan yang terus-menerus dari siang hingga malam membuat sungai meluap.  “Kami sudah menerjunkan personel untuk membantu evakuasi warga dan mengatur lalu lintas. Namun, hujan deras masih berlanjut, sehingga penanganan terhambat,” ujar AKP Donny. 

    Pengendara yang akan melewati jalan lintas Sumatera dari arah Padang maupun Bengkulu diimbau untuk menunda perjalanan melewati kawasan Koto XI Tarusan hingga situasi kembali normal. 

  • Ahli Ungkap Jakarta Terancam Gempa Megathrust Meski Jauh dari Samudra

    Ahli Ungkap Jakarta Terancam Gempa Megathrust Meski Jauh dari Samudra

    Jakarta, CNN Indonesia

    Zona Megathrust Selat Sunda menjadi salah satu ancaman bagi Jakarta. Pasalnya zona ini sewaktu-waktu bisa pecah dan menghasilkan gempa dahsyat dengan kekuatan yang diperkirakan hingga magnitudo 9,1.

    Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengatakan potensi bencana gempa megathrust di wilayah selatan Jawa bisa terjadi kapan saja dan dapat memicu tsunami, bahkan hingga skala besar seperti yang terjadi di Aceh pada 20 tahun silam.

    “Potensi megathrust ini dapat memicu guncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” ujar Rahma usai menghadiri acara peringatan 20 tahun tsunami Aceh di Banda Aceh, Kamis (26/12), dikutip dari laman resmi BRIN.

    Hasil simulasi yang dilakukan BRIN dan tim peneliti dari berbagai institusi menunjukkan tinggi gelombang tsunami imbas gempa megathrust Selat Sunda diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    Penelitian ini menunjukkan fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, yakni tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” tutur Rahma.

    Menurut Rahma daerah perkotaan seperti Jakarta memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan. Dengan demikian, upaya mitigasi juga harus mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

    “Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” jelasnya.

    Ancam pesisir

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Mohamad Yohan mengatakan bencana tsunami di Jakarta sebagai imbas gempa dahsyat megathrust tak terelakkan.

    “Meskipun Jakarta tidak langsung menghadap Samudra Hindia, gelombang tsunami yang sangat besar mungkin dapat mencapai pesisir utara Jakarta jika terdapat gelombang besar yang dihasilkan dari arah selatan,” ujar Yohan beberapa waktu lalu.

    Meski demikian ia menyebut dampak tsunami imbas gempa megathrust bakal lebih terasa di daerah-daerah sekitar Jakarta, terutama di wilayah Banten yang jaraknya cukup dekat dengan segmen Selat Sunda.

    “Kota-kota pesisir di sekitar Jakarta, seperti Banten dan Anyer, lebih berisiko terkena dampak langsung dari tsunami,” terang Yohan.

    Bagaimana dengan Jakarta?

    Merujuk data BMKG yang dibagikan BPBD DKI Jakarta, tingkat bahaya tsunami di Jakarta terbilang cukup rendah.

    “Berdasarkan sumber Peta Resiko Tsunami Indonesia, Jakarta memiliki tingkat kemungkinan bahaya tsunami rendah, ketinggian tsunami di pantai Jakarta kurang dari 1 meter,” kata BMKG dalam keterangannya.

    Bahaya gempa

    Megathrust Selat Sunda menjadi ancaman serius karena zona ini bisa disebut bisa pecah kapan saja.

    Eks Ketua Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) Subardjo dalam acara Sarasehan Nasional IKAMEGA pada 2018 silam sempat menjelaskan soal ancaman tersebut.

    “Berdasarkan segmentasi megathrust pada Peta Gempa Bumi Nasional pada tahun 2017, kita ketahui ada dua megathrust yang dekat dengan Jakarta, yang bisa mempengaruhi kerusakan bangunan atau infrastruktur yang ada di Jakarta,” tutur Subardjo saat itu.

    Subardjo menyebut kekhawatiran para ilmuwan pada zona Megathrust Selat Sunda dikarenakan saat ini merupakan zona seismic gap.

    Menurutnya, jika Megathrust Selat Sunda pecah, bukan tidak mungkin Jakarta akan mengalami nasib serupa seperti Aceh pada 2004 silam.

    “Jika terjadi, Megathrust Selat Sunda itu berpotensi gempa dengan 8,7 SR, setara dengan 9.0 Magnitude Moment atau MW. Itu setara dengan gempa di Aceh (Desember 2004), sehingga akan menimbulkan tsunami,” kata Subardjo.

    “Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi kita adalah bukan tsunaminya, tapi getarannya atau goncangannya, mengingat jarak antara Megathrust Selat Sunda dengan Jakarta itu sekitar 200-250 km, di bawah tanah Jakarta itu adalah tanah endapan atau aluvial yang bisa menimbulkan amplifikasi atau pun besaran-besaran amplitudo,” imbuhnya.

    (lom/fea)

    [Gambas:Video CNN]

  • Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Januari 2025

    Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah Regional 7 Januari 2025

    Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com 

    Banjir
    melanda Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (6/1/2025) malam akibat tingginya curah hujan sejak sore hari.
    Dampaknya akses jalan nasional Sumbar-Bengkulu putus total di daerah tersebut.
    Hingga pukul 24.00 WIB hujan masih mengguyur daerah itu dan membuat warga ketakutan.
    Sebelumnya pada 7 Maret 2024 lalu daerah itu juga diterjang
    banjir
    yang meluluh lantakan kecamatan yang berbatasan dengan Kota Padang tersebut.
    Saat itu dilaporkan ribuan rumah terendam banjir, akses jalan Sumbar-Bengkulu putus total akibat jalan terban dan longsor. 
    Akibat banjir saat itu, sebanyak 25 warga meninggal dunia terseret banjir dan tertimpa longsor.
    Salah seorang warga, Andi (49) hanya bisa pasrah dan berdoa agar hujan segera berhenti supaya air susut.
    Andi dan tetangganya yang tinggal di Nagari Duku Utara tidak bisa kemana-mana akibat dikepung banjir.
    “Mau pergi menuju Padang. Di Barung Belantai dan Siguntur air sudah tinggi. Kendaraan tidak bisa lewat,” kata Andi kepada
    Kompas.com
    di Duku Utara, Senin (6/1/2025) malam.
    Kemudian kalau pergi menuju ke arah Bengkulu, kata Andi, di Nagari Duku juga sudah banjir dengan ketinggian hampir 2 meter.
    “Saya hanya bisa pasrah dan berdoa agar hujan segera reda,” kata Andi.
    Warga Nagari Duku Utara semakin ketakutan karena hingga pukul 24.00 WIB hujan belum reda.
    Sebagian daerah Duku Utara sudah terendam banjir.
    Yeli (47) sudah mulai bersiap-siap menghadapi banjir dengan memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
    Hampir seluruh warga sibuk di rumahnya bekerja memindahkan barang-barang ke tempat yang aman.
    “Kita siap-siap. Selamatkan barang-barang ke atas loteng. Kalau mau pergi tidak bisa juga sudah terkepung dan hujan lebat,” kata Yeli.

    Warga seperti sudah pasrah menerima kejadian apa yang akan menimpanya dan bertahan di rumah.
    Menurut Yeli ada ratusan warga yang terkepung dan memilih bertahan di rumahnya masing-masing.
    “Ya mereka bertahan di rumah karena sudah terkepung itu. Ada banyak, mungkin ratusan,” kataYeli.
    Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab membenarkan banjir melanda Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan.
    Menurut Ilham tim sudah turun ke lapangan, namun terkendala hujan lebat dan akses jalan yang putus.
    “Tim sudah turun. Tapi kondisinya sekarang masih hujan lebat,” kata Ilham.
    Ilham menyebutkan hingga sekarang pihaknya belum bisa mendata dampak dari banjir tersebut.
    “Soal dampak belum kita data. Korban jiwa belum ada laporan,” jelas Ilham.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Megathrust Selat Sunda Meledak, Tsunami 20 Meter Ancam Wilayah RI

    Megathrust Selat Sunda Meledak, Tsunami 20 Meter Ancam Wilayah RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ancaman Megathrust di wilayah Indonesia sudah ramai dibicarakan sejak 2024 lalu. Baru-baru ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan riset terbaru soal Megathrust di Indonesia yang bisa meledak kapan saja.

    Zona merah Megathrust yang difokuskan adalah Selat Sunda dan Pantai Selatan Jawa. Menurut peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma, hasil risetnya menunjukkan segmen Megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.

    Menurut simulasi yang telah dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    “Potensi Megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” kata Rahma dalam keterangannya dikutip dari website BRIN, Minggu (5/1/2025).

    Penelitian ini juga menunjukkan bahwa fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, seperti tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu oleh marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

    Nuraini menjelaskan rnergi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya.

    Sementara itu, untuk daerah perkotaan seperti Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan, upaya mitigasi gempa juga mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

    “Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” tambahnya.

    Sedangkan untuk kawasan industri seperti Cilegon, potensi gempa juga dikhawatirkan dapat memicu kebakaran akibat kebocoran bahan bakar atau bahan kimia di pabrik-pabrik besar. Hal ini menjadi salah satu secondary hazard yang perlu diantisipasi melalui penerapan standar keamanan yang ketat.

    Rahma menambahkan, melalui penelitian paleotsunami, BRIN menemukan bahwa gempa megathrust di selatan Jawa memiliki periode ulang sekitar 400-600 tahun. Dengan kejadian terakhir diperkirakan pada 1699, energi yang tersimpan saat ini telah mencapai titik kritis.

    “Bencana seperti tsunami Aceh mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan dan mitigasi bencana adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa,” ia menegaskan.

    Daftar 13 Segmen Megathrust Kepung Wilayah RI

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    (fab/fab)