kab/kota: Pesisir Selatan

  • BMKG Kasih Peringatan Banjir di Wilayah RI Juni 2025, Ini Lokasinya

    BMKG Kasih Peringatan Banjir di Wilayah RI Juni 2025, Ini Lokasinya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali merilis prakiraan daerah berpotensi banjir kategori tinggi untuk Juni 2025.

    Berdasarkan hasil monitoring dinamika atmosfer dan curah hujan, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam periode musim hujan. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir di sejumlah daerah.

    BMKG mencatat bahwa hingga pertengahan Juni 2025, sekitar 65% wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia masih mengalami musim hujan, sedangkan hanya 19% wilayah yang telah memasuki musim kemarau.

    Berikut klasifikasi wilayah terdampak curah hujan tinggi menurut tingkat kewaspadaan, berlaku mulai 11-20 Juni 2025:

    Klasifikasi Awas

    Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Maluku, Sulawesi Selatan.

    Klasifikasi Siaga

    Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat.

    Klasifikasi Waspada

    Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan

    Berikut adalah pemetaan daerah di seluruh provinsi di Indonesia berdasarkan potensi banjir Dasarian II Juni 2025 menurut data BMKG:

    Aceh

    Potensi banjir rendah

    Aceh Tamiang: Tamiang Hulu, Tenggulun

    Aceh Tenggara: Babussalam, Badar, Bambel, Bukit Tusam, Darul Hasanah, Deleng Pokhkisen, Ketambe, Lawe Alas, Lawe Bulan, Lawe Sumur

    Sumatera Utara

    Potensi banjir rendah

    Langkat: Bahorok, Batang Serangan, Besitang, Sei Lepan

    Riau

    Potensi banjir rendah

    Bengkalis: Bantan, Bathin Solapan

    Indragiri Hilir: Kateman

    Indragiri Hulu: Lirik

    Kepulauan Riau

    Potensi banjir rendah

    Karimun: Meral, Meral Barat

    Kota Batam: Galang

    Lingga: Lingga Timur

    Sumatera Barat

    Potensi banjir rendah

    Kota Padang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar

    Jambi

    Potensi banjir: Tidak ada data

    Bengkulu

    Potensi banjir rendah

    Bengkulu Selatan: Ulu Manna

    Sumatera Selatan

    Potensi banjir rendah

    Ogan Komering Ilir: Cengal, Sungai Menang, Tulung Selapan

    Bangka Belitung

    Potensi banjir rendah

    Bangka Selatan, Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur

    Lampung

    Potensi banjir rendah

    Lampung Timur: Labuhan Maringgai, Labuhan Ratu, Pasir Sakti, Sekampung Udik

    Tulang Bawang: Dente Teladas

    Banten

    Potensi banjir menengah & rendah

    Lebak, Kota Tangerang Selatan, Pandeglang, Serang, Tangerang

    DKI Jakarta

    Potensi banjir rendah

    Jakarta Selatan: Jagakarsa

    Jawa Barat

    Potensi banjir menengah & rendah

    Wilayah luas di Kabupaten/Kota: Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Cianjur, Pangandaran, Bekasi, Depok, Tasikmalaya

    Jawa Tengah

    Potensi banjir rendah

    Cilacap, Pemalang, Purbalingga

    Jawa Timur

    Potensi banjir menengah & rendah

    Banyuwangi, Lumajang, Jember, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Trenggalek

    Bali

    Potensi banjir rendah

    Bangli, Gianyar, Karangasem, Tabanan

    Nusa Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur

    Potensi banjir rendah

    Beberapa kecamatan di Belu, Kupang, Malaka, Manggarai, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Manggarai Barat

    Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara

    Potensi banjir menengah & rendah

    Hampir seluruh wilayah kabupaten memiliki kecamatan dengan potensi banjir

    Sulawesi Utara

    Potensi banjir menengah, rendah

    Bolaang Mongondow, Kepulauan Talaud Kep, Siau Tagulandang, Kota Manado, Kota Tomohon, Minahasa, Kepulauan Sangihe.

    Gorontalo

    Potensi banjir menengah, rendah

    Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Pohuwato

    Sulawesi Tengah

    Potensi banjir menengah, rendah

    Banggau, Morowali Utara, Buol, Donghala, Poso, Toli Toli

    Sulawesi Barat

    Potensi banjir menengah, rendah

    Mamuju, Polewali Mandar, Majene

    Sulawesi Selatan

    Potensi banjir tinggi, menengah, rendah

    Bone, Sinjai, Bantaeng, Gowa Kepulauan Selayar, Luwu, Toraja Utara, Tana Toraja, Waji

    Sulawesi Tenggara

    Potensi banjir mengengah, rendah

    Kolaka Utara, Konawe Utara, Buton, Kolaka, Bombana, Muna

    Maluku & Maluku Utara

    Potensi banjir menengah & rendah

    Kota Ambon, Seram Bagian Barat/Timur, Maluku Tengah, Buru, Halmahera, Ternate, Tidore

    Papua, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan

    Potensi banjir menengah & rendah

    Deiyai, Jayapura, Mimika, Nabire, Keerom, Kota Jayapura, Kota Sorong, Teluk Bintuni, Fakfak, Mappi, dan lainnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Pesona Pasir Putih Pantai Gunungkidul

    Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Pesona Pasir Putih Pantai Gunungkidul

    Liputan6.com, Gunungkidul – Kabupaten Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta telah lama dikenal sebagai surga bagi pecinta pantai. Deretan pantai berpasir putih yang memukau, seperti Indrayanti, Kukup, Baron, dan Pok Tunggal, selalu berhasil menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Namun, pernahkah timbul pertanyaan mengapa pantai-pantai di wilayah ini memiliki karakteristik pasir putih yang begitu indah dan berbeda dari kebanyakan pantai di pesisir selatan Jawa lainnya?

    Menurut Hari Sukmono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang banyak mendalami geologi dan budaya Gunungkidul, keindahan pasir putih ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari proses geologis yang panjang dan unik. “Pantai-pantai di Gunungkidul ini istimewa karena pasir putihnya yang bersih dan halus, Ini adalah ciri khas yang membedakan mereka dari pantai-pantai lain di selatan Jawa yang cenderung berpasir hitam atau abu-abu,” ujar Hari.

    Hari menjelaskan bahwa rahasia di balik pasir putih Gunungkidul terletak pada formasi geologi karst yang mendominasi wilayah ini. Jutaan tahun lalu, daerah Gunungkidul merupakan dasar laut yang kaya akan terumbu karang dan organisme laut bercangkang.

    Ketika terjadi pengangkatan daratan akibat pergerakan lempeng tektonik, terumbu karang dan cangkang-cangkang ini kemudian mengering dan membentuk batuan kapur. Batuan kapur ini, yang kita lihat sebagai bukit-bukit karst yang khas di Gunungkidul, adalah ‘bahan baku’ utama pasir putih kita.

    “Ketika batuan kapur ini mengalami erosi oleh angin, air hujan, dan gelombang laut selama ribuan bahkan jutaan tahun, mereka pecah menjadi partikel-partikel kecil berwarna putih. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai pasir putih,” terang Hari.

    Selain itu, keberadaan ekosistem purba juga memiliki andil. Organisme laut seperti foraminifera dan moluska dengan cangkang kalsium karbonat yang melimpah di masa lalu, setelah mati, cangkangnya ikut terakumulasi dan kemudian terfragmentasi menjadi butiran-butiran pasir putih.

  • Ternyata Jumlah Tentara Israel Kalah dari Iran, Gini Beda Kekuatannya

    Ternyata Jumlah Tentara Israel Kalah dari Iran, Gini Beda Kekuatannya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas setelah laporan mengenai serangan besar-besaran ke sejumlah fasilitas strategis Iran.

    Situasi ini menyoroti kembali perbandingan kekuatan militer kedua negara yang sering dianggap berimbang.

    Berdasarkan data dari Global Firepower (GFP) 2025, kekuatan militer Israel berada di peringkat 15 dunia, sementara Iran berada di peringkat 16.

    Namun, data terbaru menunjukkan adanya selisih mencolok dalam jumlah pasukan dan kapabilitas tertentu.

    Berikut ini perbandingan kekuatan militer dari dua negara tersebut.

    Tentara Aktif dan Anggaran Militer

    Dari sisi jumlah personel militer aktif, Iran jauh lebih unggul dengan total 49,4 juta tentara aktif. Jumlah ini jauh melampaui Israel yang hanya memiliki 3,9 juta personel.

    Namun demikian, dari segi anggaran militer, Israel justru mencatatkan angka yang lebih tinggi, yaitu US$31 miliar, dibandingkan Iran yang mengalokasikan US$15 miliar.

    Pesawat Tempur dan Helikopter

    Dalam kekuatan udara, Israel sedikit lebih unggul. Israel memiliki 611 pesawat tempur, sedangkan Iran mengoperasikan 551 unit. Untuk helikopter penyerang, perbedaan cukup mencolok, dengan Israel memiliki 48 unit, sedangkan Iran hanya memiliki 13 unit.

    Tank dan Kendaraan Bersenjata

    Iran memimpin dalam jumlah kendaraan militer darat. Jumlah tank Iran tercatat 1.713 unit, lebih banyak dibandingkan Israel yang memiliki 1.300 unit. Dalam hal kendaraan bersenjata, Iran juga unggul dengan 65.825 unit, sementara Israel memiliki 35.985 unit.

    Sementara itu, untuk artileri swagerak (self-propelled artillery), Iran memiliki 392 unit, sedikit lebih banyak dari Israel yang memiliki 352 unit. Perbedaan mencolok terlihat pada jumlah peluncur roket bergerak (mobile rocket projectors), di mana Iran mengoperasikan 1.517 unit, dibandingkan Israel yang hanya memiliki 183 unit.

    Armada Laut

    Untuk kekuatan di laut, Iran memiliki lebih banyak armada, dengan total 107 unit, dibandingkan 62 unit milik Israel.

    Pesan Netanyahu

    Dalam pesan video yang dirilis kepada publik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, negaranya telah memasuki “momen penentu dalam sejarah Israel” dan akan terus melakukan serangan ke Iran selama beberapa hari ke depan.

    “Israel menargetkan ilmuwan-ilmuwan Iran yang bekerja mengembangkan bom nuklir, program rudal balistik mereka, serta fasilitas pengayaan uranium di Natanz,” ujar Netanyahu, dilansir Reuters, Sabtu (14/6/2025).

    Sebagai catatan, Iran dan Israel merupakan negara yang sama-sama terletak di Timur Tengah. Kawasan ini sudah puluhan tahun rawan dengan konflik bilateral tau multi negara.

    Wilayah Timur Tengah (Timteng) merupakan wilayah yang mencakup daerah sekitar pesisir selatan dan timur Laut Mediterania, yang setidaknya meliputi Semenanjung Arab, dan dalam beberapa definisi juga mencakup Iran, Afrika Utara, dan kadang wilayah lain yang lebih luas.

    Ada 14 negara yang mendiami kawasan tersebut yakni:

    1. Arab Saudi
    2. Bahrain
    3. Irak
    4. Iran
    5. Israel
    6. Kuwait
    7. Lebanon
    8. Mesir
    9. Oman
    10. Qatar
    11. Suriah
    12. Turki
    13. Uni Emirat Arab
    14. Yaman.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Awas Perang Arab! Rusia Resmi Garap 8 Proyek Nuklir Iran

    Awas Perang Arab! Rusia Resmi Garap 8 Proyek Nuklir Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia dilaporkan memenangkan kontrak untuk membangun delapan pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran. Hal ini dilaporkan saat Teheran masih mendapatkan tekanan terkait teknologi nuklirnya dari Barat.

    Mengutip Oil Price, Juru Bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri, Ebrahim Rezaei, mengumumkan pada hari Senin (9/6/2025) bahwa sedikitnya empat unit baru akan dibangun di Bushehr, lokasi satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran yang saat ini beroperasi.

    “Kami memiliki kontrak dengan Rusia untuk membangun delapan pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran, empat di antaranya akan berada di Bushehr,” kata Rezaei.

    Fasilitas Bushehr berkapasitas 1.000 MW diselesaikan oleh Rusia pada Mei 2011. Pembangkit listrik tersebut telah menjadi pusat program energi nuklir sipil negara tersebut, dan telah lama dioperasikan dengan kerja sama dari Rosatom, badan nuklir milik negara Rusia.

    Lembaga nuklir Iran, AEOI, pada Februari tahun lalu mengatakan pembangunan telah dimulai pada pembangkit listrik Iran-Hormoz berkapasitas 5.000 MW, yang akan memiliki empat reaktor berkapasitas 1.250 MW, di dekat kota Minab dan Sirik di provinsi pesisir selatan Hormozgan. Pemerintah saat itu mengatakan proyek tersebut akan membutuhkan investasi sebesar US$ 15 miliar (Rp 243 triliun).

    Menteri Perminyakan Iran Mohsen Paknejad pada bulan April mengatakan Rusia akan mendanai pembangunan pabrik nuklir baru di Iran. Paknejad dalam sebuah pernyataan mengatakan kedua negara akan bekerja sama dalam “pembangunan fasilitas energi nuklir baru dan penyelesaian tahap kedua dan ketiga pembangkit listrik Bushehr menggunakan jalur kredit Moskow.”

    Parlemen Iran pada tanggal 21 Mei meratifikasi kemitraan strategis selama 20 tahun dengan Rusia. Laporan mengatakan kesepakatan itu akan memperluas kerja sama ekonomi dan militer antara kedua negara.

    Sementara itu, berita ini dirilis saat Iran masih berada dalam perundingan panas dengan Amerika Serikat (AS) terkait pengembangan nuklir. Diketahui, AS dan sejumlah sekutunya telah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Negeri Persia lantaran menduga proyek nuklir itu akan ditujukan untuk pengembangan senjata, sebuah tuduhan yang ditolak keras Iran.

    Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengancam akan menyerang Iran jika perundingan yang tersendat mengenai program nuklirnya gagal. Tak hanya itu, dalam beberapa bulan terakhir, AS telah mengerahkan lebih banyak aset militer di Timur Tengah.

    Bahkan, pengerahan ini melibatkan pesawat pengebom B-2 dan kapal induk. Selain itu, muncul laporan bahwa Washington akan melakukan evakuasi sebagian dari diplomatnya di Irak, yang menjadi tetangga Iran dan mitra dekat AS.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cerah Sejak Pagi! Begini Kondisi Cuaca Madiun dan Pacitan Hari Ini 11 Juni 2025

    Cerah Sejak Pagi! Begini Kondisi Cuaca Madiun dan Pacitan Hari Ini 11 Juni 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Pagi hari di wilayah Madiun dan Pacitan diprediksi akan diawali dengan langit cerah dan kondisi cuaca yang cukup bersahabat. Berdasarkan laporan prakiraan cuaca dari BMKG Juanda, Rabu 11 Juni 2025, cuaca di ketiga wilayah—Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan—didominasi oleh cerah dan cerah berawan, meski beberapa wilayah akan mengalami perubahan menjelang malam hari.

    Kawasan Kota Madiun, matahari akan menyapa warga sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Setelah itu, kondisi langit akan berubah menjadi cerah berawan pada siang hari, dan kemudian berawan penuh pada pukul 15.00 WIB. Meski begitu, menjelang malam cuaca kembali membaik.

    “Langit Kota Madiun akan kembali cerah mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB,” ungkap Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan cuaca BMKG Juanda.

    Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius dengan kelembapan udara 66 hingga 88 persen, serta angin yang berhembus dari arah selatan dengan kecepatan sekitar 11,9 km/jam.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun menunjukkan pola cuaca yang hampir serupa. Cuaca cerah juga akan berlangsung hingga pukul 09.00 WIB, kemudian berubah menjadi berawan saat memasuki siang hari. Langit mulai kembali cerah pada sore hari sekitar pukul 18.00 WIB.

    Suhu di wilayah ini sedikit lebih sejuk dibanding kota, yaitu antara 22 hingga 28 derajat Celcius. Angin bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan sedang, sekitar 6,3 km/jam.

    Berbeda dari Madiun, kondisi cuaca di Pacitan cenderung lebih stabil sejak pagi hingga sore hari. Pada pukul 06.00 WIB, cuaca diperkirakan cerah berawan, lalu berubah menjadi cerah total mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Namun, menjelang malam, langit diprediksi berangsur berawan.

    “Malam hari di Pacitan kemungkinan akan didominasi oleh awan, meski tidak disertai hujan,” jelasnya.

    Suhu udara di wilayah pesisir selatan Jawa Timur ini berkisar antara 20 hingga 26 derajat Celcius, dengan kelembapan tinggi, mencapai 95 persen, dan angin bertiup dari arah timur laut dengan kecepatan 15,1 km/jam.

    Secara keseluruhan, cuaca di Madiun dan Pacitan pada Rabu ini cenderung bersahabat, terutama pada pagi hingga siang hari. Masyarakat diimbau tetap memantau perkembangan cuaca dan menyesuaikan aktivitas luar ruang sesuai kondisi terkini.

    “Meskipun tidak ada potensi hujan, tetap waspadai perubahan cuaca mendadak, terutama pada sore hingga malam hari,” tutup Oky. [mnd/aje]

  • Gelombang Tinggi Pesisir Selatan Banten Capai 4 Meter, BMKG Minta Warga Waspada – Page 3

    Gelombang Tinggi Pesisir Selatan Banten Capai 4 Meter, BMKG Minta Warga Waspada – Page 3

    BMKG secara khusus mengimbau para nelayan dan pelaku pelayaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi. Tinggi gelombang di Selat Sunda bagian barat Pandeglang diperkirakan berkisar antara 1.25 hingga 2.5 meter.

    Tiupan angin yang bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 05 – 30 km/jam juga perlu diwaspadai. Angin kencang ini dapat memperburuk kondisi gelombang dan membahayakan aktivitas pelayaran.

    “Kami minta nelayan siaga dan waspada menghadapi cuaca buruk itu agar tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama.

    Selain itu, wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Banten juga diimbau agar tidak berenang di sekitar pesisir pantai untuk mencegah kecelakaan laut.

    Bagi para nelayan yang tetap melaut, disarankan untuk menggunakan alat keselamatan yang memadai seperti jaket pelampung. Selain itu, pastikan kondisi kapal dalam keadaan baik dan laik laut. Selalu pantau informasi cuaca terkini dan hindari melaut jika kondisi cuaca memburuk.

  • Konservasi Penyu di Gunungkidul, 101 Tukik Penyu Kembali ke Habitat Asli

    Konservasi Penyu di Gunungkidul, 101 Tukik Penyu Kembali ke Habitat Asli

    Liputan6.com, Gunungkidul – Kecantikan dan ombak Pantai Wediombo, Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, menjadi saksi pelepasan 101 tukik atau anak penyu pada Rabu (4/6/2025) sore. Tukik-tukik mungil itu merangkak pelan menyusuri pasir hangat menuju laut, mengikuti insting purba yang diwariskan dari leluhurnya untuk kembali ke tempat asal kehidupan mereka.

    Momen ini bukan hanya seremonial. Ia adalah simbol harapan bagi ekosistem laut yang terus tertekan. Tukik-tukik tersebut berasal dari telur penyu yang ditemukan dan ditangkarkan di Pantai Pelangi, Bantul oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul beberapa minggu sebelumnya. “Pelepasan tukik sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dari ratusan telur, hanya sebagian kecil yang bertahan hidup sampai dewasa. Maka setiap tukik yang dilepaskan adalah harapan baru,” jelas Wahid Supriyadi, Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul.

    Penyu memiliki insting luar biasa, mereka akan kembali ke pantai tempat mereka menetas untuk bertelur, setelah mengarungi lautan selama puluhan tahun. Mekanisme ini dikenal sebagai “natal homing”. Meski menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut lepas, penyu betina dewasa akan mencari kembali pantai tempat mereka dilahirkan untuk mencari pasir hangat yang dulu pertama kali menyentuh tubuhnya. Pelepasan tukik di pantai alami seperti Wediombo menjadi penting, karena lokasi awal pelepasan akan tertanam dalam sistem navigasi alami penyu. “Entah 10 atau 20 tahun lagi, atau di masa depan, penyu-penyu yang bertahan akan kembali ke sini untuk bertelur dan meneruskan siklus kehidupan,” jelasnya

    Lebih dari pada itu, Keberadaan penyu laut bukan hanya penting untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi ekosistem yang lebih besar. Salah satunya adalah hubungan erat antara penyu terutama penyu Lekang dan terumbu karang. Penyu Lekang memakan alga yang tumbuh di atas karang yang tumbuh berlebihan dan menutupi permukaan terumbu, menyulitkan karang untuk bernapas dan menerima sinar matahari. Dengan kata lain, penyu membantu menjaga keseimbangan juga menjadi pembersih alami yang mendukung kehidupan ratusan spesies ikan dan biota laut lain.

    “Penyu adalah bagian penting dari rantai makanan laut. Tanpa mereka, kerusakan ekosistem bisa lebih cepat terjadi. Mereka seperti tukang kebun laut yang merawat halaman bawah air kita,” tambah Wahid.

    Lebih lanjut, Gunungkidul memiliki potensi besar dalam konservasi penyu. Selain di Wediombo, terdapat 13 titik pantai lain yang menjadi lokasi bertelur penyu, seperti Pantai Ngobaran, Ngrenehan, Sadeng, hingga Pantai Jungwok. “Tekanan aktivitas manusia seperti pariwisata massal, sampah, dan perburuan liar masih menjadi tantangan nyata bagi perkembangan penyu di Kawasan pesisir selatan Gunungkidul,” ulasnya.

    Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah menerbitkan regulasi untuk melindungi penyu dan habitatnya. Salah satunya adalah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K), yang mengatur pemanfaatan ruang pesisir secara berkelanjutan dan perlindungan kawasan konservasi laut, termasuk habitat penyu.

  • Krisis BBM di Selatan Gunungkidul, Masyarakat Menjerit

    Krisis BBM di Selatan Gunungkidul, Masyarakat Menjerit

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Krisis bahan bakar minyak (BBM) kini tengah menghantui warga di wilayah selatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), terutama jenis bersubsidi, seperti Pertalite dan Solar, membuat aktivitas pertanian dan perikanan terganggu.

    Akses terhadap SPBU yang sangat terbatas serta banyaknya Pertashop yang tak lagi beroperasi memperparah kondisi ini.

    Meskipun pemerintah pusat baru-baru ini menurunkan harga BBM nonsubsidi, seperti Pertamax menjadi Rp 12.100 per liter, Pertamax Turbo Rp 13.050, Dexlite Rp 12.740, dan Pertamina Dex Rp 13.200, harga BBM subsidi tetap pada angka semula, yakni Pertalite Rp 10.000 dan Solar Rp 6.800 per liter.

    Namun, bagi masyarakat selatan Gunungkidul, harga bukanlah masalah utama, melainkan ketiadaan akses.

    Di delapan kapanewon (kecamatan) yang membentang di pesisir dan perbukitan karst selatan, tak satu pun SPBU beroperasi.

    Pertashop yang semula diharapkan menjadi solusi, kini banyak yang tutup. Akibatnya, warga terpaksa bergantung pada pengecer BBM di warung-warung kecil meski dengan risiko harga lebih tinggi dan distribusi yang tidak menentu.

    Suroyo, seorang petani sekaligus perangkat kalurahan di Purwodadi, Tepus, menggambarkan betapa parahnya krisis BBM di wilayah selatan Gunungkidul.

    Untuk mendapatkan solar subsidi, dia harus menempuh perjalanan sejauh 24 kilometer ke pusat Kota Wonosari. Sementara itu, Pertashop terdekat di daerahnya sudah tidak aktif lagi.

    Dia juga menjelaskan, beberapa kelompok nelayan di pesisir selatan sebenarnya telah memiliki surat rekomendasi agar bisa membeli BBM subsidi. Namun, distribusinya belum merata dan tak semua nelayan bisa mengaksesnya.

    “Saya berharap pemerintah memikirkan kebutuhan di wilayah selatan Gunungkidul yang sangat bergantung pada BBM untuk aktivitas baik pertanian, nelayan, perkantoran, maupun untuk akses sekolah karena angkutan umum hampir tidak ada,” kata Suroyo.

    Asih, seorang pengecer bensin di Kanigoro, Kapanewon Saptosari, mengeluhkan ketatnya aturan pembelian BBM menggunakan jeriken.

    Padahal, dia hanya ingin membantu warga yang kesulitan transportasi akibat minimnya angkutan umum.

    “Sekarang beli BBM pakai jeriken itu susah, harus ada rekomendasi. Padahal kami ini hanya membantu warga yang butuh BBM untuk motornya, untuk anak-anak sekolah dan mesin pertanian,” keluh Asih.

    Regulasi yang ketat memang diterapkan Pertamina untuk mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga, Taufiq Kurniawan menjelaskan, penyaluran BBM telah diatur berdasarkan karakteristik wilayah.

    Namun dia menegaskan, pihaknya terbuka untuk mencari solusi bersama jika ada kebutuhan khusus, terutama di wilayah terpencil.

    Meski demikian, warga berharap pemerintah pusat dan Pertamina bisa mengambil langkah nyata.

    Untuk mengatasi krisis BBM di wilayah selatan Gunungkidul, masyarakat mendesak adanya pembangunan SPBU baru, penguatan jaringan Pertashop, atau setidaknya skema distribusi khusus yang menjangkau desa-desa yang selama ini tertinggal dalam pemerataan energi.

  • Bersiap Hadapi Udara Kabut, Berikut Cuaca 29 Mei 2025 di Madiun  dan Pacitan

    Bersiap Hadapi Udara Kabut, Berikut Cuaca 29 Mei 2025 di Madiun dan Pacitan

    Surabaya (beritajatim.com) – Kamis, 29 Mei 2025, cuaca di wilayah Jawa Timur bagian barat, khususnya Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan diprediksi berada dalam kondisi yang cukup bersahabat. Berdasarkan keterangan dari prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., langit cerah akan mendominasi sebagian besar wilayah tersebut meski dengan intensitas dan variasi cuaca yang berbeda.

    Di Kota Madiun, masyarakat diperkirakan akan menikmati cuaca cerah mulai pagi hingga malam hari.

    “Kondisi langit akan cerah terik dari pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB,” ujar Oky Sukma pada Rabu (28/5).

    Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 32 derajat Celcius, dengan angin bertiup dari arah selatan sekitar 8,1 km/jam. Kelembaban udara tercatat cukup tinggi, yakni antara 57 sampai 93 persen. Dengan cuaca yang stabil, aktivitas masyarakat di luar ruangan pun diperkirakan dapat berlangsung dengan nyaman.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun juga akan mengalami cuaca yang relatif serupa, meskipun ada sedikit perbedaan pada kondisi langit siang hari. Pagi hari akan dibuka dengan cuaca cerah, namun memasuki pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB, langit akan berubah menjadi cerah berawan. Pada sore harinya, cuaca kembali cerah hingga malam.

    Suhu udara di Kabupaten Madiun berada di kisaran 23 hingga 30 derajat Celcius, dengan kecepatan angin dari barat laut sekitar 7,5 km/jam. Kelembaban udara berkisar antara 65 hingga 93 persen.

    Berbeda dengan wilayah Madiun, Pacitan akan mengalami kondisi cuaca yang lebih bervariasi. Pagi hari akan dimulai dengan cerah berawan, namun dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, cuaca berubah menjadi berawan. Pada pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB, wilayah ini diprediksi akan diliputi oleh udara kabur.

    “Pacitan akan menutup harinya dengan kondisi cerah berawan pada malam hari,” jelas Oky.

    Suhu udara di daerah pesisir selatan ini berkisar antara 22 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembapan udara cukup tinggi yaitu antara 69 sampai 98 persen. Angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan sekitar 10 km/jam.

    Meski kondisi cuaca secara umum tergolong cerah, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

    “Kami menyarankan warga untuk tetap memperhatikan informasi cuaca terbaru dari BMKG, terlebih jika memiliki aktivitas luar ruangan,” tutup Oky.

    Dengan prakiraan cuaca yang cukup bersahabat, warga Madiun dan Pacitan diharapkan dapat menjalani hari dengan lebih nyaman dan produktif. Namun tetap, kesiapsiagaan akan perubahan cuaca mendadak penting untuk diperhatikan demi keamanan dan kelancaran aktivitas harian. (mnd/ian).

  • Cantiknya Panorama Wisata Mandeh Sumbar, Keindahan Alam bak di Raja Ampat Papua

    Cantiknya Panorama Wisata Mandeh Sumbar, Keindahan Alam bak di Raja Ampat Papua

    Liputan6.com, Padang – Destinasi wisata alam yang asri membentang di seluruh daerah di Indonesia, yang dikelola baik oleh pemerintah maupun warga sekitar menjadi daya tarik daerah masing-masing.

    Salah satu destinasi wisata yang bikin pengunjung takjub adalah Pulau Mandeh, di Kecamatan Koto IX Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan yang berbatasan dengan Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar).

    Jika traveling ke Raja Ampat Papua terlalu jauh dan biayanya mahal, Wisata Mandeh menjadi solusinya. Baik dari keanekaragaman hayati di bawah laut hingga pantai pasirnya yang bersih, kawasan wisata ini sering disebut Raja Ampat ala Sumbar.

    Wisata Mandeh berada sekitar 56 kilometer dari Kota Padang Sumbar. Jika ingin plesiran ke Wisata Mandeh menggunakan sepeda motor, hanya memakan waktu sekitar 1 jam hingga 1,5 jam, sedangkan mengendarai mobil bisa menempuh perjalanan hingga 2 jam lebih.

    Saat awak Liputan6.com ke Wisata Mandeh, hujan deras mengiringi sepanjang perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Untuk mencegah kehujanan di jalan, ada baiknya menyediakan jas hujan yang lengkap, serta pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Karena harus melintasi jalanan berliku, menikuk dan tanjakan yang cukup terjal dan licin saat hujan.

    Ada banyak spot berwisata air di Wisata Mandeh yang dikelola oleh warga sekitar, salah satunya Manjuto Beach Home Stay. Lokasi ini sangat cocok jadi tempat liburan keluarga atau bersama kerabat.

    Ada jembatan jalan setapak berbahan kayu yang dibangun di atas lautan, membentuk huruf Y, dengan pondokan di tiap titik jalan. Para pengunjung bisa duduk santai di tepian kayu sembari menikmati sunrise di pagi hari, atau sekedar merenung sembari mengagumi panorama alam yang begitu indah. 

    Para pengunjung dari usia anak-anak hingga orang dewasa bisa bermain di tepian pantai hingga basah-basahan, dengan arus ombak yang tidak begitu tinggi. Anak-anak juga dimanjakan dengan ayunan yang tersedia di tepi pantai. Tak sedikit para pengunjung yang berenang hingga ke tengah lautan, melihat ikan-ikan berwarna-warni yang berenang ke sana ke mari.

    Pengelola juga menyediakan jasa snorkeling, untuk pengunjung yang membutuhkan alat snorkeling. Bahkan pengunjung bisa menyeberang ke berbagai pulau di sekitar Wisata Mandeh, dengan ongkos speedboat sekitar Rp50.000 per orang pulang pergi.

    Di Manjuto Beach Home Stay Sumbar, para pengunjung bisa menyewa penginapan dengan harga Rp800.000 – Rp1 juta per malamnya. Untuk harga yang lebih terjangkau, pengunjung bisa menyewa pondokan seharga Rp35.000 per malam, yang bisa dihuni oleh beberapa orang.

     

    Akhirnya!! Siswa Berpretasi Ini Bisa Kuliah usai UIN Gus Dur Turunkan UKT