kab/kota: Pesisir Selatan

  • Nestapa Nelayan di Pelabuhan Terbesar DIY: Dipaksa Beli BBM Mahal

    Nestapa Nelayan di Pelabuhan Terbesar DIY: Dipaksa Beli BBM Mahal

    Liputan6.com, Gunungkidul – Di balik hiruk-pikuk aktivitas pelabuhan dan gemuruh mesin kapal yang bersandar di Pelabuhan Pantai Sadeng, Kalurahan Songbanyu, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, terselip keluhan yang tak kunjung usai dari para nelayan. Pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan perikanan terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta, pusat aktivitas ekonomi pesisir yang menampung ratusan nelayan lokal maupun pendatang.

    Setiap hari, tak kurang dari 500 kapal nelayan bersandar dan berlayar dari pelabuhan ini. Mereka memasok ikan segar dari Laut Selatan untuk pasar-pasar di DIY hingga Jawa Tengah. Namun, di balik produktivitas tinggi itu, para nelayan harus berjibaku dengan harga bahan bakar yang tinggi, dan cuaca laut yang semakin tak menentu dalam beberapa bulan terakhir.

    “Kami ini seperti hidup di jantung perikanan, tapi tetap membeli BBM dengan harga tinggi. Padahal kami nelayan kecil,” ujar Sarpan, Ketua Paguyuban Nelayan Pantai Sadeng.

    Ironisnya, Sadeng pernah memiliki SPBN di masa lalu. Namun saat itu, jumlah nelayan masih sedikit dan aktivitas perikanan belum seramai sekarang. SPBN akhirnya tidak beroperasi kembali karena dianggap belum optimal secara ekonomi. Kini, saat jumlah nelayan meningkat tajam dan pelabuhan semakin sibuk, kebutuhan akan SPBN justru menjadi sangat mendesak.

    “Dulu pernah ada SPBN, tapi waktu itu belum ramai seperti sekarang. Sekarang kapal sudah ratusan, tangkapan banyak, tapi kami malah kesulitan BBM,” jelas Sarpan.

    Karena belum adanya SPBN yang aktif, nelayan terpaksa mengandalkan pasokan BBM dari koperasi atau sub agen yang menjual di atas harga pasar. Untuk jenis Pertalite atau Pertamax, mereka mengandalkan pasokan dari koperasi nelayan setempat. Sedangkan untuk solar, yang sangat dibutuhkan kapal-kapal berukuran besar, harus dibeli dari sub penyalur milik Bumdes Kalurahan Pucung.

    Kondisi ini membuat biaya operasional melonjak tajam. Kapal jukung kecil rata-rata membutuhkan 10 hingga 15 liter BBM untuk sekali melaut. Sementara kapal berkapasitas 30 gross ton ke atas bisa menghabiskan hingga 20 ton solar, tergantung lamanya operasi di laut.

    “Tanpa harga subsidi, biaya yang harus dikeluarkan melonjak drastis. Kalau ada SPBN, biaya melaut bisa ditekan. Sekarang hasil tangkapan bagus pun belum tentu balik modal,” tambahnya.

    Tak hanya harga yang tinggi, ketidakpastian pasokan turut menyulitkan. Nelayan harus antre panjang, bahkan membeli BBM eceran dalam jeriken yang kualitasnya tak selalu terjamin.

    “Kalau situasi seperti ini terus, bisa menghambat aktivitas melaut dan mengancam kelangsungan hidup nelayan karena pendapatan akan dipotong dengan besarnya pengeluaran BBM,” jelasnya.

    Ditambah lagi, cuaca laut yang semakin ekstrem semakin memperberat beban. Ombak tinggi dan angin kencang kerap memaksa nelayan menunda atau membatalkan pelayaran, padahal modal sudah dikeluarkan.

    “Sekarang kadang laut tiba-tiba buruk. Sudah keluar biaya besar untuk solar, tapi malah tidak bisa jalan karena cuaca. Rugi dobel,” keluh salah satu nelayan lainnya.

    Paguyuban Nelayan Pantai Sadeng pun berharap pemerintah segera turun tangan. Bagi mereka, keberadaan SPBN bukan lagi sekadar fasilitas tambahan, melainkan kebutuhan mendesak dan strategis untuk menjaga kelangsungan usaha perikanan di pesisir selatan Yogyakarta.

    “Kalau nelayan terus merugi karena BBM mahal dan cuaca ekstrem, nanti siapa yang mau bertahan di laut?” pungkas Sarpan.

  • BNN perkuat Desa Bersinar di Garut untuk cegah narkoba

    BNN perkuat Desa Bersinar di Garut untuk cegah narkoba

    “BNN tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada penguatan komunitas, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan,”

    Garut (ANTARA) – Badan Narkotika Nasional (BNN) memperkuat program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) di Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, sebagai bagian dari komitmen nasional dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika (P4GN).

    Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom menegaskan bahwa persoalan narkoba bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga ancaman serius terhadap ketahanan nasional.

    “BNN tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada penguatan komunitas, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan,” kata Marthinus saat menghadiri kegiatan penguatan program Desa Bersinar di Kabupaten Garut, Rabu.

    Marthinus mengungkapkan Desa Sancang dipilih sebagai lokus utama penguatan P4GN karena posisinya yang strategis di pesisir selatan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tasikmalaya.

    Dengan garis pantai sepanjang 12,76 kilometer dan jumlah penduduk lebih dari 7.000 jiwa, desa ini menjadi titik rawan penyelundupan narkotika melalui sejumlah pelabuhan tikus seperti Cipangkis, Cibako, dan Cipanglembuan.

    “Saya ingin sampaikan bahwa narkoba hari ini masuk ke Indonesia rata-rata hampir 90 persen masuk lewat jalur pantai. Beberapa tahun yang lalu, kita pernah menangkap, menyita lebih dari satu ton narkoba di wilayah sini,” katanya.

    Dia mengatakan berbagai intervensi telah dilakukan BNN di Desa Sancang, termasuk pembentukan relawan antinarkoba, agen pemulihan, hingga kelompok kerja berbasis komunitas.

    “Edukasi dan sosialisasi dilakukan melalui pendekatan keagamaan, tradisi lokal seperti Hajat Laut dan khutbah Jumat, serta kegiatan pendidikan di sekolah,” katanya.

    Lebaih lanjut, pemetaan wilayah rawan dan deteksi dini secara berkala juga menjadi bagian dari strategi untuk memastikan efektivitas program Desa Bersinar.

    “Keberhasilan program P4GN sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif membangun desa tangguh dan bersih narkoba,” ujar Marthinus.

    Marthinus berharap, intervensi di Desa Sancang, Kabupaten Garut dapat menjadi model nasional dalam membangun ketahanan komunitas terhadap ancaman narkoba berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan warga.

    Pewarta: Rubby Jovan Primananda
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Intip, Pesona Pantai Watu Bale di Kebumen

    Intip, Pesona Pantai Watu Bale di Kebumen

    Liputan6.com, Bandung – Kebumen dikenal sebagai daerah yang menyimpan banyak keindahan wisata alam salah satunya adalah pesona pantainya yang menawan. Terletak di pesisir selatan Pulau Jawa, Kebumen memiliki garis pantai yang panjang dan dihiasi berbagai destinasi pantai cantik.

    Keindahan pantai-pantai di Kebumen menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta wisata alam yang mencari ketenangan dan keaslian suasana. Beberapa pantai cantik yang populer di Kebumen antara lain Pantai Menganti, Pantai Karang Agung, hingga Pantai Suwuk.

    Selain itu, berlibur ke pantai tidak hanya soal menikmati pemandangan laut tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Udara pantai yang segar kaya dipercaya bisa membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.

    Suara deburan ombak dan pemandangan laut yang luas juga mampu memberikan efek relaksasi yang alami bagi siapa pun yang menikmatinya. Kemudian berjalan kaki di atas pasir pantai dapat merangsang otot dan melancarkan sirkulasi darah.

    Aktivitas di pantai seperti berenang, bermain pasir, atau sekadar duduk menikmati suasana juga bisa meningkatkan rasa bahagia. Oleh karena itu, mengunjungi pantai menjadi pilihan liburan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga menyegarkan pikiran.

    Adapun melalui artikel ini akan membahas salah satu pantai cantik di Kebumen yang populer dijadikan tempat wisata yaitu Pantai Watu Bale.

  • Balai Karantina musnahkan komoditas ilegal asal Malaysia dan Singapura

    Balai Karantina musnahkan komoditas ilegal asal Malaysia dan Singapura

    Padang (ANTARA) – Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat (Sumbar) kembali memusnahkan komoditas ilegal atau tanpa kelengkapan dokumen asal Malaysia dan Singapura seberat 83,4 kilogram.

    “Pemusnahan komoditas berupa buah-buahan dan daging olahan ini dikarenakan tidak memiliki dokumen karantina,” kata Pelaksana harian (Plh) Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumbar Nurdin Kamil di Padang, Rabu.

    Nurdin menyebutkan, komoditas asal Malaysia dan Singapura yang dimusnahkan tersebut di antaranya mangga, apel, buah asam, jeruk, anggur, rambutan ceri, lemon, hingga daging olahan sapi.

    Barang-barang itu disita petugas pada periode 2 Mei hingga 24 Juni 2025 yang diangkut penumpang melalui pesawat udara. Dari data yang diperoleh petugas, komoditas itu akan dibawa ke Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Jambi, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Padang Pariaman.

    Kamil menjelaskan, penahanan dan pemusnahan sejumlah komoditas tersebut merujuk kepada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan. Langkah ini dilakukan untuk menjamin dan mencegah masuk atau kemungkinan terjadinya penyebaran hama yang terbawa dari negara lain melalui komoditas itu.

    “Kami berharap ke depan itu masyarakat lebih peduli dengan komoditas yang dibawa. Karena jika ada hama yang terbawa bisa berdampak buruk kepada pertanian dan kesehatan,” ujarnya.

    Sepanjang semester pertama 2025 Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan setempat telah memusnahkan 252,1 kilogram komoditas tanpa kelengkapan dokumen.

    Komoditas yang disita dan kemudian dimusnahkan tersebut berupa buah-buahan, daging olahan, hingga produk ikan kering. Berbagai komoditas itu dibawa penumpang dari Malaysia, Singapura, China, dan Italia.

    Seluruh komoditas atau media pembawa baik hewan, ikan, tumbuhan dan produk yang ditahan dan dimusnahkan tidak melengkapi dokumen persyaratan karantina. Artinya, komoditas tersebut tidak terjamin kesehatan dan keamanannya sehingga berisiko membawa masuk hama dan penyakit yang berbahaya.

    Pewarta: Muhammad Zulfikar
    Editor: Hanni Sofia
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Waspadai Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Gelombang Tinggi

    Waspadai Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Gelombang Tinggi

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca nasional untuk Senin, 30 Juni 2025. Berdasarkan hasil pemantauan terbaru, sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami kondisi cuaca ekstrem yang dipicu oleh dinamika atmosfer regional dan global.

    Dinamika Atmosfer: Bibit Siklon Tropis dan Sirkulasi Siklonik

    BMKG mengamati adanya bibit siklon tropis 98W yang terdeteksi di Samudra Pasifik Timur, dekat wilayah Filipina. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot dan tekanan udara minimum 1004 hPa, bergerak ke arah barat hingga barat laut. Meski potensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih tergolong rendah, sistem ini telah membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari perairan timur Filipina, Laut Sulu, Laut China Selatan, hingga ke Maluku Utara.

    Sementara itu, sirkulasi siklonik lainnya terpantau di perairan barat Sumatra. Konvergensi angin terbentuk dari perairan barat daya Lampung hingga Samudra Hindia barat Bengkulu. Daerah konvergensi tambahan juga terpantau di Laut Banda, Laut Maluku, dan perairan utara Papua. Kombinasi faktor ini meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah terdampak.

    Potensi Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi

    BMKG memperingatkan adanya potensi hujan sedang hingga lebat, terutama di wilayah yang ditandai simbol kuning, serta angin kencang (simbol biru). Wilayah Sulawesi Tenggara dan Maluku perlu meningkatkan kewaspadaan karena berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat, yang ditandai dengan simbol oranye.

    Kecepatan angin melebihi 25 knot berpotensi terjadi di perairan utara Aceh, Laut China Selatan, selatan Jawa hingga Lampung, pesisir selatan Jawa Barat, NTT, Laut Banda, Papua Selatan, dan Laut Arafuru. Kondisi ini berpotensi memicu gelombang laut tinggi, dengan tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter di Samudra Hindia bagian selatan, mulai dari Banten hingga Jawa Timur.

    Selain itu, banjir rob (banjir pasang laut) diprediksi berpotensi terjadi di wilayah pesisir seperti Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, serta wilayah pesisir Maluku.

    Suhu dan Cuaca di Kota-kota Besar

    Suhu udara maksimum diperkirakan berkisar antara 32 hingga 33°C di kota-kota seperti Pangkalpinang, Serang, Semarang, dan Yogyakarta. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kondisi tubuh dan berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan.

    Berikut prakiraan cuaca di beberapa kota besar di Indonesia:

    Sumatra

    Berawan: Banda Aceh, Jambi, Pangkalpinang

    Berawan Tebal: Medan, Padang, Tanjung Pinang

    Hujan Ringan: Pekanbaru, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung

    Jawa

    Berawan: Yogyakarta

    Berawan Tebal: Bandung, Semarang, Surabaya

    Hujan Ringan: Serang, Jakarta

    Bali dan Nusa Tenggara

    Berawan Tebal: Denpasar, Mataram, Kupang

    Kalimantan

    Berawan Tebal: Pontianak, Banjarmasin

    Hujan Ringan: Samarinda

    Hujan Disertai Petir: Tanjung Selor, Palangkaraya

    Sulawesi

    Udara Kabur: Palu

    Hujan Ringan: Gorontalo, Manado

    Hujan Sedang: Makassar

    Hujan Disertai Petir: Mamuju, Kendari

    Wilayah Indonesia Timur

    Hujan Ringan: Ambon, Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayapura, Jayawijaya, Merauke

    Imbauan BMKG

    BMKG mengingatkan bahwa informasi ini merupakan gambaran umum kondisi cuaca nasional. Untuk informasi lebih spesifik dan pembaruan setiap jam, masyarakat disarankan untuk mengakses aplikasi Info BMKG atau kunjungi situs resmi.***

  • Menjaga Harmoni dengan Alam, Gunungkidul Rayakan 1 Suro di Laut

    Menjaga Harmoni dengan Alam, Gunungkidul Rayakan 1 Suro di Laut

    Liputan6.com, Gunungkidul – Di pesisir selatan Gunungkidul, Tahun Baru Hijriah disambut bukan dengan pesta atau kemeriahan, melainkan dengan kesunyian yang penuh makna. Dalam tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun, masyarakat memperingati 1 Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijryah melalui ritual sakral bernama Labuhan Laut.

    Labuhan laut bukan sekadar upacara adat. Ia adalah ekspresi spiritual, budaya, dan penghormatan terhadap alam. Di sepanjang pantai selatan, dari Ngrenehan hingga Sadeng, warga berduyun-duyun menuju laut. Mereka membawa sesaji berupa hasil bumi, bunga, dan simbol-simbol harapan, untuk dilarung ke tengah samudra dalam suasana khusyuk dan syahdu.

    Puncak perayaan terlihat di Pantai Baron, Sabtu (6/7), di mana ratusan warga berkumpul mengikuti prosesi larungan yang dipimpin langsung oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih. Dalam balutan busana adat, ia secara simbolis melarungkan sesaji sebagai ungkapan syukur, permohonan keselamatan, serta penghormatan kepada laut yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat.

    “Labuhan ini bukan hanya upacara budaya. Ini adalah napas spiritual masyarakat pesisir. Mereka sadar bahwa laut adalah sumber hidup, dan mereka tahu caranya menghormati alam,” ujar Endah.

    Menurutnya, Tahun Baru Hijriah di Gunungkidul tak sekadar momentum perayaan, melainkan waktu perenungan. Tentang hubungan manusia dengan alam, tentang asal muasal rezeki, dan batas antara mengambil dan memberi.

    Tradisi Labuhan Laut, kata Endah, berakar dari kearifan para leluhur. Di masa lampau, para nelayan tak pernah melaut tanpa “permisi” secara batin. Jika laut memberi hasil melimpah, mereka akan mengembalikannya dalam bentuk sesaji. Ini bukan karena takut pada kekuatan gaib, tetapi karena kesadaran bahwa alam mesti dijaga keseimbangannya.

    “Ini bukan soal takut, tapi soal tahu diri. Kita hidup dari laut, ya kita harus ingat, jangan cuma ambil, tapi juga memberi,” tambah Endah.

     

    Update Operasi SAR Hari 3 Penambang Terjebak di Sumur Tambang Emas di Banyumas

  • Pesisir 4 Kecamatan di Pamekasan Diterjang Banjir Rob, Polisi Larang Pengunjung Berenang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 Juni 2025

    Pesisir 4 Kecamatan di Pamekasan Diterjang Banjir Rob, Polisi Larang Pengunjung Berenang Surabaya 27 Juni 2025

    Pesisir 4 Kecamatan di Pamekasan Diterjang Banjir Rob, Polisi Larang Pengunjung Berenang
    Tim Redaksi
    PAMEKASAN, KOMPAS.com

    Banjir Rob
    yang terjadi di wilayah pesisir selatan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur masih berlangsung, Jumat (27/6/2025).
    Wilayah pesisir 3 kecamatan di Pamekasan terkena terjangan
    banjir rob
    selama beberapa hari terakhir sejak Selasa (24/6/2025).
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi mengungkapkan jika banjir rob terjadi sejak tanggal 23 Juni 2025.
    “Kami melakukan pemantauan bahkan kami sudah mengunjungi sejumlah lokasi. Termasuk wilayah pesisir dan tempat wisata di Pamekasan,” kata Dhofir.
    Pihaknya mengatakan, di wilayah selatan ada empat kecamatan yang terkena dampak banjir rob.
    Di antaranya, Kecamatan Larangan, Kecamatan Galis, Kecamatan Pademawu dan Kecamatan Tlanakan.
    Banjir rob
    terjadi di sepanjang pesisir wilayah Pamekasan.
    Termasuk sejumlah lokasi wisata, seperti Pantai Talang Siring di Kecamatan Larangan, Pantai Jumiang di Kecamatan Pademawu dan Pantai Dermaga, Kecamatan Talanakan.
    “Kemungkinan di wilayah utara juga terkena. Tapi sampai saat ini belum ada laporan ke kami,” katanya.
    Dikatakan, jika banjir rob adalah fenomena alam yang biasa terjadi suatu saat.
    Sehingga pihaknya berharap semua warga untuk menghindari wilayah pantai sementara waktu.
    “Kami berharap semua pihak, terutama masyarakat bisa menghindari wilayah pantai demi keselamatan untuk sementara waktu, sampai kondisi normal,” katanya.
    Kerusakan di sejumlah lokasi wisata, diakui masih kategori ringan dan bisa diperbaiki.
    Pihaknya pun akan melakukan kajian agar bisa mengantisipasi kerusakan jika banjir rob kembali melanda ke depan.
    “Sesuai imbauan BMKG, diprediksi puncak banjir rob akan terjadi hingga tanggal 28 Juni 2025. Gelombang naik lebih 1 meter, bahkan bisa mencapai 2 meter dari kondisi normal,” imbuhnya.
    Sementara Kapolsek Pademawu Iptu Sutikno menghimbau agar semua pengelola wisata untuk melarang pengunjung berada di tepi, bahkan mandi di pantai.
    “Demi keselamatan bersama, sebelum kondisi normal pengunjung wisata dilarang berada di tepi pantai,” kata Sutikno.
    Pihaknya pun akan terus memantau kondisi di pesisir selatan Kab. Pamekasan.
    Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya korban akibat kelalaian di wilayah pesisir pantai.
    “Sejauh ini pantauan kami tergolong aman. Kami berharap semua masyarakat di pesisir pantai waspada dan menjauh dari pantai terutama dari pagi hingga siang hari,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rendang Lokan, Sajian Rendang Berbahan Dasar Kerang Khas Pesisir Selatan

    Rendang Lokan, Sajian Rendang Berbahan Dasar Kerang Khas Pesisir Selatan

    Liputan6.com, Padang – Rendang khas Minangkabau tak hanya dibuat dari daging sapi. Ada pula rendang lokan yang banyak ditemui di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

    Sama seperti rendang pada umumnya, rendang lokan juga dibuat dengan ragam bumbu rempah yang melimpah. Hanya saja, bahan dasar yang digunakan adalah lokan atau kerang laut.

    Rendang lokan konon lahir dari kreatifitas masyarakat daerah pesisir. Mereka memanfaatkan lokan yang melimpah di tengah sulitnya mendapatkan daging sapi.

    Lokan adalah kerang yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, terutama di pulau-pulau sekitar Sumatra dan Kalimantan. Rendang lokan pun menjadi makanan populer di kalangan masyarakat yang tinggal di dekat pantai. Kombinasi rasa kerang dan ragam rempah menghadirkan cita rasa khas rendang yang baru.

    Proses pembuatan rendang lokan tak jauh berbeda dengan rendang daging pada umumnya. Makanan ini dibuat dengan menggunakan bahan berupa lokan segar, santan kental, santan cair, bawang merah, bawang putih, cabai merah, serai yang dimemarkan, daun jeruk, jahe, lengkuas, garam, gula merah, dan minyak goreng.

    Sebelum dimasak, lokan dicuci terlebih dahulu di bawah air mengalir. Setelahnya, lokan direbus selama beberapa menit hingga cangkangnya terbuka. Jika setelah direbus terdapat lokan yang cangkangnya tidak terbuka, maka sebaiknya dibuang.

     

    Video Viral Daihatsu Sigra Dikejar dan Diamuk Warga Kebumen, Kenapa?

  • Satgas Madago Raya intensifkan pencegahan radikalisme di Poso-Sulteng

    Satgas Madago Raya intensifkan pencegahan radikalisme di Poso-Sulteng

    Kami ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat dan memastikan bahwa wilayah Poso tetap aman dan kondusif dari segala potensi gangguan keamanan

    Poso, Sulawesi Tengah (ANTARA) – Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mengintensifkan upaya pencegahan dari penyebaran paham radikalisme dan intoleran di wilayah operasi, khususnya di Kabupaten Poso-Sulteng.

    “Wilayah Poso memiliki medan yang cukup menantang, karena itu patroli ke wilayah pegunungan dan hutan sangat penting guna memastikan tidak ada aktivitas mencurigakan yang berpotensi menimbulkan keresahan,” kata Kasatgas III Preventif Operasi Madago Raya Polda Sulteng Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre di Poso, Kamis.

    Ia mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Polri dalam menjamin keamanan di wilayah operasi, khususnya yang pernah menjadi lokasi aktivitas kelompok terorisme.

    Tim Alfa 2 Satgas III Preventif Operasi Madago Raya intensif melaksanakan patroli jalur klasik selama 7 hingga 10 hari di wilayah hutan, kebun, dan pegunungan Gantinadi–Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

    Ia mengatakan patroli ini untuk mengantisipasi kemunculan kembali kelompok-kelompok baru yang berpotensi mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

    Selain itu, kata dia, patroli juga dilakukan untuk mempersempit ruang gerak penyebaran paham-paham radikal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan hukum yang berlaku di Indonesia.

    “Tim Alfa 2 juga melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat sekitar, khususnya para petani dan pekebun yang sedang beraktivitas di kawasan pegunungan,” ujarnya.

    Ia mengatakan masyarakat diberikan pesan-pesan kamtibmas agar turut serta menjaga keamanan lingkungan sekitar dan tidak mudah terpengaruh oleh provokasi atau ajakan yang menyimpang.

    Satgas Madago Raya terus berkomitmen untuk memastikan wilayah operasi tetap aman.

    Ia juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama dengan aparat keamanan dalam memberikan informasi dan menjaga lingkungan mereka dari paham radikal.

    “Kami ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat dan memastikan bahwa wilayah Poso tetap aman dan kondusif dari segala potensi gangguan keamanan,” ujarnya.

    Untuk itu, ia mengharapkan dengan langkah preventif ini, situasi kamtibmas di Sulawesi Tengah, khususnya di wilayah operasi Kabupaten Poso, tetap aman dan kondusif, sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan tenang dan nyaman.

    Pewarta: Nur Amalia Amir
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sawah Pokok Murah berbiaya murah dan panen meningkat

    Sawah Pokok Murah berbiaya murah dan panen meningkat

    Foto: Musthofa/Radio Elshinta

    Sawah Pokok Murah berbiaya murah dan panen meningkat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 20 Juni 2025 – 22:28 WIB

    Elshinta.com – Sumatera Barat (Sumbar) mengembangkan Sawah Pokok Murah atau bertanam padi dengan biaya murah. Metode tersebut, hasil panennya sangat maksimal. 

    Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alek Indra Lukman mengatakan, sejumlah daerah yang mengembangkan diantaranya di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pesisir Selatan. 

    “Kunjungan kerja kita inike Sumbar, salah satunya ibu ketua meninjau langsung panen padi Sawah Pokok Murah yang dikembangkan di Kabupaten Agam,” sebut Alek Indra Lukman dalam pertemuan Komisi IV DPR RI di Auditorium Gubernur Sumbar, Jum’at (20/6), seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa.

    Alek menyebutkan, selain berbiaya murah, metode tersebut lebih efisien dan terjadi peningkatan produksi yang signifikan. Pemakaian pupuk kimia dan pestisida berkurang. Bahkan tanpa olah tanah, sehingga terjadi pengurangan biaya. 

    Alek Indra Lukman meminta metode tersebut menjadi program prioritas Kementrian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan yang jadi skala prioritas Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

    Ketua Komisi IV DPR RI, Titik Hediati Soeharto mengapresiasi metode Sawah Pokok Murah. Ia mendorong, apabila program tersebut baik dan bermanfaat buat masyarakat, dikembangkan di daerah-daerah di Indonesia. 

    Pimpinan dan anggota Komisi IV DPR RI ke Sumatera Barat dalam rangka kunjungan kerja ke sejumlah daerah. Selain meninjau panen padi di Kabupaten Agam, juga meninjau Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT), Padang Mangatas di Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota. 

    Kemudian, meninjau Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Kabupaten Padang Pariaman.

    Sumber : Radio Elshinta