Pekerja Perahu Eretan di Kali Pesanggrahan Tidur di Perahu Hanya Beralaskan Tikar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Hermawan (29), pekerja
perahu eretan di Kali Pesanggrahan
, Jakarta Selatan, setiap malam tidur di perahu yang sehari-hari ia gunakan untuk menyeberangkan penumpang.
Hermawan dan satu rekan kerjanya tidur di perahu sembari menjaga perahu agar tak hanyut jika sewaktu-waktu kali banjir.
“Dulu mah ngontrak. Cuma karena airnya sering banjir kan, kita enggak bisa ninggalin perahu ini. Dulu (perahu) pernah hanyut gara-gara ditinggal, makanya tidur di sini,” kata Hermawan di Pesanggrahan, Rabu (12/2/2025).
Hermawan dan temannya hanya tidur beralaskan tikar di geladak perahu. Tikar biasa digelar pukul 20.00 WIB, saat perahu tak lagi melayani penumpang.
Sesekali, ada penumpang yang meminta diseberangkan pada malam hari. Hermawan dan temannya terpaksa menolak.
“Kita tanya dulu sih sebenarnya dia mau pulang atau mau main. Kalau pulang mah saya anterin, kalau saya masih belum tidur. Kalau udah tidur enggak diseberangin,” tambah dia.
Hermawan dan temannya itu tidur di perahu selama 20 hari. Selepas 20 hari, mereka bakal pulang ke rumah dan berganti
shift
jaga.
Dari pekerjaannya itu, dalam sehari Hermawan dan temannya mendapat sekitar Rp 100.000 untuk dibagi berdua.
Namun, jumlah tersebut masih harus dipotong untuk uang setoran ke pemilik perahu. Sisanya dipakai untuk makan dan biaya hidup sehari-hari.
Hermawan mengatakan, pendapatannya tak menentu, bergantung dari banyak sedikitnya penumpang yang umumnya siswa sekolah wilayah tersebut.
“Kalau hari Sabtu, Minggu, kan (siswa sekolah) pada libur tuh. Kita pernah dapat Rp 50.000, cuma dapat makan,” ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, jasa penyeberangan menggunakan perahu eretan masih populer di kalangan murid di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi Kamis (6/2/2025), perahu ini berada di Kali Pesanggrahan, di antara Jalan Inspeksi dan Jalan Peninggaran Barat III.
Perahu yang memiliki lebar sekitar 2,5-3 meter ini mengapung di kali selebar hampir 20 meter itu.
Tak lupa tali berbahan tambang membentang di atas air kali, sebagai kemudi menggerakkan perahu.
Lokasi ini terlihat strategis sebab titik penyeberangan perahu dihapit oleh MTSN 13 Jakarta dan SMPN 31 Jakarta.
Di setiap sisi kali, sudah terpasang tangga kayu yang sengaja disusun agar para pengguna tidak kesulitan saat menaiki atau keluar perahu eretan.
Di dalam perahu, dua sosok yang bertanggungjawab dalam mengendarai perahu eretan juga terlihat sedang bergantian berjaga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Pesanggrahan
-
/data/photo/2025/02/06/67a4a7c6bb319.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pekerja Perahu Eretan di Kali Pesanggrahan Tidur di Perahu Hanya Beralaskan Tikar Megapolitan 12 Februari 2025
-
/data/photo/2025/02/06/67a44d28cd151.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pekerja Perahu Eretan di Pesanggrahan Dapat Rp 50.000 Sehari, Belum Dipotong Setoran Megapolitan 12 Februari 2025
Pekerja Perahu Eretan di Pesanggrahan Dapat Rp 50.000 Sehari, Belum Dipotong Setoran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Hermawan (29), pekerja
perahu eretan di Kali Pesanggrahan
, Jakarta Selatan, menghasilkan Rp 50.000 setiap hari dari pekerjaannya menyeberangkan penumpang naik perahu seharian.
Sebenarnya, dalam sehari, perahu eretan mendapat sekitar Rp 100.000 dari penumpang.
Namun, Hermawan harus membagi dua penghasilan bersama rekan kerjanya.
“Iya (Rp 100.000) perkiraan untuk berdua,” kata Hermawan saat ditemui di Pesanggrahan, Rabu (12/2/2025).
Hermawan mengatakan, pendapatannya tak menentu, bergantung dari banyak sedikitnya penumpang yang umumnya siswa sekolah wilayah tersebut.
“Kalau hari Sabtu, Minggu, kan (siswa sekolah) pada libur tuh. Kita pernah dapat Rp 50.000, cuma dapat makan,” ujar dia.
Uang Rp 50.000 itu juga tak langsung masuk ke kantong Hermawan. Sebab, dia harus menyetorkan sebagian uang ke pemilik perahu.
Sisa dari uang tersebut digunakan Hermawan untuk makan dan biaya hidup sehari-hari.
Sementara untuk tempat tinggal, Hermawan dan kawannya tidur di perahu selama 20 hari. Selepas 20 hari, Hermawan bakal pulang ke rumah dan berganti
shift
jaga.
“Dulu mah ngontrak, cuma karena airnya sering banjir kan, kita enggak bisa ninggalin perahu ini. Dulu pernah hanyut gara-gara ditinggal, makanya sekarang tidur di sini,” tambah dia.
Sebelumnya diberitakan, jasa penyeberangan menggunakan perahu eretan masih populer di kalangan murid di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi Kamis (6/2/2025), perahu ini berada di Kali Pesanggrahan, di antara Jalan Inspeksi dan Jalan Peninggaran Barat III.
Perahu yang memiliki lebar sekitar 2,5-3 meter ini mengapung di kali selebar hampir 20 meter itu.
Tak lupa tali berbahan tambang membentang di atas air kali, sebagai kemudi menggerakkan perahu.
Lokasi ini terlihat strategis sebab titik penyeberangan perahu dihapit oleh MTSN 13 Jakarta dan SMPN 31 Jakarta.
Di setiap sisi kali, sudah terpasang tangga kayu yang sengaja disusun agar para pengguna tidak kesulitan saat menaiki atau keluar perahu eretan.
Di dalam perahu, dua sosok yang bertanggungjawab dalam mengendarai perahu eretan juga terlihat sedang bergantian berjaga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/02/06/67a47f9fbef30.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Meski Ada Jembatan, Siswa Pilih Naik Perahu Eretan Seberangi Kali Pesanggrahan Megapolitan 12 Februari 2025
Meski Ada Jembatan, Siswa Pilih Naik Perahu Eretan Seberangi Kali Pesanggrahan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sekitar 900 meter dari lokasi para siswa biasa naik perahu eretan menyeberangi Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ternyata terdapat sebuah jembatan.
Meski demikian, untuk berangkat dan pulang sekolah, beberapa siswa memilih menyeberangi kali naik perahu eretan dari Jalan Inspeksi ke Jalan Peninggaran Barat III, atau sebaliknya.
Lurah Ulujami, Yudha Irawan mengatakan, pada tahun 2005, pemerintah sempat hendak membangun jembatan yang menghubungkan Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara di depan MTS Negeri 13 Jakarta.
Namun, rencana tersebut urung karena keberadaan jembatan dikhawatirkan meningkatkan tawuran antarsiswa.
“Pertimbangan waktu itu, karena diapit banyak sekolah, yang pada saat itu tawuran lagi tinggi-tingginya di peserta didik,” kata Yudha saat ditemui di Ulujami, Rabu (12/2/2025).
Pada tahun yang sama, dibangun jembatan sekitar 900 meter dari titik awal. Jembatan tersebut kini menghubungkan ke arah TPU Tanah Kusir.
Meski ada jembatan, sejumlah warga masih memanfaatkan perahu eretan untuk menyeberangi kali hingga saat ini.
Yudha mengatakan, pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah agar membangun jembatan di titik strategis agar warga bisa menyeberang tanpa menggunakan perahu eretan lagi.
“Tadi juga sudah kita sarankan kepada ibu dewan, alangkah baiknya dibuatkan jembatan penyeberangan yang tipikal untuk pejalan kaki,” tambah dia.
Sebelumnya diberitakan, jasa penyeberangan menggunakan perahu eretan masih populer di kalangan murid di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi Kamis (6/2/2025), perahu ini berada di Kali Pesanggrahan, di antara Jalan Inspeksi dan Jalan Peninggaran Barat III.
Perahu yang memiliki lebar sekitar 2,5-3 meter ini mengapung di kali selebar hampir 20 meter itu.
Tak lupa tali berbahan tambang membentang di atas air kali, sebagai kemudi menggerakkan perahu.
Lokasi ini terlihat strategis sebab titik penyeberangan perahu dihapit oleh MTSN 13 Jakarta dan SMPN 31 Jakarta.
Di setiap sisi kali, sudah terpasang tangga kayu yang sengaja disusun agar para pengguna tidak kesulitan saat menaiki atau keluar perahu eretan.
Di dalam perahu, dua sosok yang bertanggungjawab dalam mengendarai perahu eretan juga terlihat sedang bergantian berjaga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Jajal Perahu Eretan bareng Siswa di Kali Pesanggrahan, Astrid Kuya Kurang ‘sreg’ Soal Keamanan
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN – Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam dan anggota DPRD DKI Jakarta Astrid Kuya meninjau perahu eretan di Kali Pesanggrahan, Ulujami, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).
Pantauan TribunJakarta.com, keduanya tiba di Jalan Inspeksi Kali Pesanggrahan sekitar pukul 14.16 WIB.
Kehadiran Seala dan Astrid langsung disambut oleh Lurah Ulujami Yudha Irawan.
Seala dan Astrid sempat berinteraksi dengan sejumlah siswa berseragam Pramuka yang hendak menumpangi perahu eretan setelah pulang sekolah.
Astrid bertanya kepada salah satu siswa soal kekhawatirannya menaiki perahu eretan. Namun, siswa tersebut mengaku tidak takut karena sudah terbiasa.
“Kamu enggak takut naik perahu ini?” tanya Astrid yang merupakan istri dari artis Uya Kuya.
“Enggak bu, sudah biasa,” jawab siswa.
Setelahnya, Seala dan Astrid ikut mencoba menaiki perahu eretan tersebut. Mereka berjalan menuruni anak tangga dengan hati-hati.
Saat berada di atas perahu eretan, Seala terlihat berpegangan erat di tiang kayu. Begitupun dengan Astrid yang menyandarkan tangan kirinya di tiang perahu.
“Jadi ketika saya terjun langsung, mencoba getek ini, saya merasa kayaknya anak-anak ini kurang safety,” kata Astrid.
“Keamanannya kurang sekali. Apalagi tadi saya coba sama ibu (Seala), goyang-goyang ya bu. Satu di kiri, satu di belakang supaya seimbang,” imbuh dia.
Sementara itu, Seala mengaku bakal melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan keamanan bagi para siswa dan warga yang menggunakan jasa perahu eretan.
“Tadi sudah ada beberapa obrolan dengan ibu dewan, tindakan cepat apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keselamatan, keamanan dari warga, dan juga apa nih yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” kata Seala.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

MOMEN Kapolsek Pesanggrahan & Astrid Kuya Jajal Perahu Eretan di Jaksel, Pegangan Erat di Tiang Kayu
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN – Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam dan anggota DPRD DKI Jakarta Astrid Kuya meninjau perahu eretan di Kali Pesanggrahan, Ulujami, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).
Pantauan TribunJakarta.com, keduanya tiba di Jalan Inspeksi Kali Pesanggrahan sekitar pukul 14.16 WIB.
Kehadiran Seala dan Astrid langsung disambut oleh Lurah Ulujami Yudha Irawan.
Seala dan Astrid sempat berinteraksi dengan sejumlah siswa berseragam Pramuka yang hendak menumpangi perahu eretan setelah pulang sekolah.
Astrid bertanya kepada salah satu siswa soal kekhawatirannya menaiki perahu eretan.
Namun, siswa tersebut mengaki tidak takut karena sudah terbiasa.
“Kamu enggak takut naik perahu ini?” tanya Astrid yang merupakan istri dari artis Uya Kuya.
KLIK SELENGKAPNYA: Presiden Prabowo Subianto Bicara Adanya Raja Kecil yang Melawan Kebijakan Efisiensi Anggaran saat Kongres Muslimat NU. Dahnil Anzar Sebut Sudah SP-2.
“Enggak bu, sudah biasa,” jawab siswa.
Setelahnya, Seala dan Astrid ikut mencoba menaiki perahu eretan tersebut.
Mereka berjalan menuruni anak tangga dengan hati-hati.
Saat berada di atas perahu eretan, Seala terlihat berpegangan erat di tiang kayu.
Begitupun dengan Astrid Kuya yang menyandarkan tangan kirinya di tiang perahu.
“Jadi ketika saya terjun langsung, mencoba getek ini, saya merasa kayaknya anak-anak ini kurang safety,” kata Astrid.
SISWA NAIK PERAHU – Para siswa menumpangi perahu eretan di Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025). Perahu eretan ini menjadi moda transportasi utama bagi siswa yang hendak berangkat dan pulang sekolah. (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)
“Keamanannya kurang sekali. Apalagi tadi saya coba sama ibu (Seala), goyang-goyang ya bu. Satu di kiri, satu di belakang supaya seimbang,” imbuh dia.
Sementara itu, Seala mengaku bakal melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan keamanan bagi para siswa dan warga yang menggunakan jasa perahu eretan.
“Tadi sudah ada beberapa obrolan dengan ibu dewan, tindakan cepat apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keselamatan, keamanan dari warga, dan juga apa nih yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” kata Seala.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Distamhut Jaksel tanam pohon di TPU Tanah Kusir untuk penghijauan
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Selatan menanam sebanyak 20 pohon tabebuya di tempat pemakaman umum (TPU) Tanah Kusir, Pesanggrahan, sebagai upaya untuk penghijauan.
“Kita tanam 20 pohon tepat di sekitar area Blok Khusus Petak Perintis,” kata Suku Dinas Tamhut Jakarta Selatan, Djauhar Arifien di Jakarta, Selasa.
Djauhar mengatakan kegiatan menanam ini merupakan bagian dari upaya mendukung terwujudnya Jakarta yang lebih sehat dan asri.
Dengan melakukan penanaman rutin setiap Jumat ini, lanjut dia, pihaknya berkomitmen akan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keindahan Jakarta Selatan. Diharapkan, masyarakat lain bisa mengikuti kegiatan menanam pohon.
Selain, menambah asri dan indah lingkungan, keberadaan pohon juga membuat polusi udara hasil gas buang kendaraan dapat berkurang dengan signifikan.
“Penanaman pohon ini akan terus kita lanjutkan dengan menyasar lebih banyak lagi kawasan yang masih gersang atau belum hijau,” ujarnya.
Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta telah memangkas sebanyak 76.865 pohon sepanjang 2024 untuk mengantisipasi tumbang akibat hujan deras dan angin kencang.
Kegiatan ini dilakukan di lokasi prioritas yakni jalur hijau lima wilayah kota terutama di sisi tepian dan median jalan dan lebih intensif dilakukan pada Agustus hingga November, dengan jumlah pemangkasan mencapai 26.182 pohon.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pemangkasan pohon secara berkala dan pengecekan kesehatan pohon di ruang-ruang terbuka hijau.
Selain pemangkasan, Pemprov DKI juga rutin memeriksa kesehatan pohon, meliputi kondisi akar, batang, kemiringan, hingga tajuk. Hingga November 2024, sebanyak 5.078 pohon telah diperiksa kondisinya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025 -

Legislator: “Tap water” perlu di gedung pemerintah hingga sekolah
Tidak perlu lagi pakai dispenser atau air kemasan, cukup menggunakan air dari keran
Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Brando Susanto meminta PAM Jaya untuk memasang instalasi tap water (keran air siap minum) di gedung pemerintah, termasuk kantor kelurahan, kantor kecamatan, hingga sekolah-sekolah sebagai pengganti air kemasan yang memakai dispenser.
“Tidak perlu lagi pakai dispenser atau air kemasan, cukup menggunakan air dari keran sudah bisa diminum,” kata Brando melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pemasangan keran air siap minum ini bertujuan untuk mengkampanyekan bahwa kualitas air PAM Jaya tak hanya bersih tetapi sudah setara dengan air minum.
Menurut Brando, pemasangan keran air siap minum di kantor pemerintah dapat membangun persepsi positif di masyarakat mengenai kualitas air PAM Jaya.
“Dengan adanya instalasi tap water di kantor kelurahan, kecamatan, dan sekolah-sekolah, masyarakat akan mulai memahami bahwa air PAM Jaya sudah aman untuk dikonsumsi,” katanya.
Brando juga berharap langkah ini dapat memperkuat citra PAM Jaya sebagai penyedia air minum berkualitas.
“Kami ingin agar orang-orang melihat bahwa air PAM Jaya sudah siap minum dan tidak lagi diragukan kualitasnya,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menyambut positif usulan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kualitas air yang disalurkan oleh PAM Jaya saat ini sudah memenuhi standar air mineral atau air dalam kemasan.
“Sebenarnya air PAM Jaya sudah siap diminum. Jika di kantor pemerintahan atau sekolah-sekolah tidak memanfaatkan air ini untuk minum, biaya operasional jadi tidak efisien,” ujarnya.
Arief menambahkan, instalasi pipa air siap minum sudah diterapkan pada beberapa wilayah baru seperti Instalasi Pengolahan Air (IPA) Ciliwung dan Pesanggrahan yang akan beroperasi tidak lama lagi.
“Kami ingin agar masyarakat mulai memahami bahwa PAM Jaya kini bukan sekadar penyedia air bersih, tetapi sudah bertransformasi menjadi penyedia air minum berkualitas,” kata Arief.
PAM Jaya kini tengah giat mengkampanyekan perubahan ini, agar masyarakat lebih percaya dan menggunakan air dari PAM Jaya sebagai air minum sehari-hari.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025 -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5126828/original/073443100_1739112267-IMG-20250207-WA0006.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ditangkap Polisi Hendak Tawuran, Pelajar Ini Menangis di Pelukan Ibunya – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Jajaran kepolisian Polsek Pesanggrahan telah mengamankan delapan pelajar yang hendak melakukan tawuran di kolong jalan Tol Ulujami, Pesanggrahan. Mereka ditangkap pada Kamis 6 Februari 2025.
“Ada delapan pelajar SMA Hang Tuah Kebayoran Lama diamankan, karena akan melakukan tawuran di kolong Tol Ulujami,” kata Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam dalam keterangannya, Minggu (9/2/2025).
Seala menjelaskan, para pelajar kini diamankan di Polsek Pesanggrahan untuk dilakukan pembinaan setelah sebelumnya terindikasi terlibat tawuran pelajar pada Rabu 05 Februari 2025, sekitar pukul 17.30 WIB.
“Pihak sekolah dan orang tua sepakat untuk lebih aktif dalam mengawasi serta membina siswa. Dan apa yang terjadi menjadi contoh untuk siswa lainnya,” jelasnya.
Seala menyebut, aksi tawuran ini sangat menjadi atensi Korps Bhayangkara. Hal ini karena dinilai bisa melukai hingga menghilangkan nyawa orang lain.
“Pelajar yang terlibat diberikan penjelasan terkait konsekuensi hukum pidana yang akan dikenakan dan peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya,” sebutnya.
Dari foto dan video yang diterima, mereka yang tertangkap itu terlihat meminta maaf kepada orangtuanya masing-masing. Bahkan, para orangtuanya itu nampak menangis.

