kab/kota: Pesanggrahan

  • Pamit Shalat Maghrib, Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan Sudah 40 Hari Hilang dan Belum Ditemukan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 April 2025

    Pamit Shalat Maghrib, Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan Sudah 40 Hari Hilang dan Belum Ditemukan Megapolitan 18 April 2025

    Pamit Shalat Maghrib, Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan Sudah 40 Hari Hilang dan Belum Ditemukan
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pencarian terhadap Alvaro Kiano Nugroho, bocah laki-laki berusia enam tahun yang dilaporkan hilang sejak Kamis, (6/3/2025) masih terus berlangsung.
    Hingga Jumat (18/4/2025) atau memasuki hari ke-40 pencairan, anak yang tinggal di kawasan
    Ulujami
    ,
    Pesanggrahan
    , Jakarta Selatan, itu belum juga ditemukan.
    Kisah hilangnya Alvaro bermula saat ia berpamitan untuk menunaikan shalat Maghrib di masjid terdekat, seperti kebiasaannya selama bulan Ramadan.
    “Iya, jadi kan itu waktu itu bulan puasa ya pada 6 Maret. Biasanya itu setiap menjelang maghrib dia tuh pasti pergi ke masjid dekat rumah,” kata ibunda Alvaro, Arumi dikutip dari
    Antara
    .
    Arumi menjelaskan, setelah waktu salat Maghrib berakhir, Alvaro tidak kunjung kembali ke rumah.
    Keluarga yang mulai panik kemudian mencari ke masjid dan bertanya kepada teman-teman sebayanya, tetapi tak seorang pun mengetahui keberadaannya.
    Merasa ada yang tidak beres, keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pesanggrahan keesokan harinya, atau pada Jumat, (7/3/2025).
    Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut, dan mulai melakukan cek kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi.
    Namun, upaya awal penyelidikan mengalami kendala, karena banyak CCTV yang tidak berfungsi. Sedangkan, pada CCTV yang masih berfungsi tidak ditemukan jejak Alvaro.
    Dalam laporannya, keluarga menyebutkan ciri-ciri terakhir Alvaro mengenakan kaos hitam, celana panjang hitam, dan sandal hitam.
    Secara fisik, ia bertubuh kurus, berkulit gelap, berambut cepak, dan memiliki lesung pipi yang khas.
    Pihak kepolisian menyatakan bahwa proses pencarian masih terus dilakukan dengan menyisir berbagai titik di sekitar lingkungan rumah korban.
    “Kami masih terus mendalami dan pengembangan dari setiap info yang masuk,” kata Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam.
    Menurut Seala, Polsek Pesanggrahan saat ini menangani dua laporan
    anak hilang
    , termasuk kasus Alvaro.
    Jajaran kepolisian telah melakukan penelusuran ke berbagai lokasi, menyebarkan informasi ke warga, dan memasang poster orang hilang baik secara fisik maupun melalui grup WhatsApp lingkungan setempat.
    Hingga kini, belum ada petunjuk konkret mengenai keberadaan Alvaro. Keluarga pun terus berharap ada titik terang dari pencarian yang mereka lakukan selama lebih dari sebulan ini, dibantu oleh relawan dan warga sekitar.
    Kasus ini menambah daftar panjang anak hilang yang belum ditemukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, memunculkan keprihatinan mendalam dari masyarakat.
    Masyarakat diimbau untuk waspada dan turut aktif memberikan informasi jika menemukan sesuatu yang mencurigakan di lingkungan sekitar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bocah di Jaksel Alvaro Kiano Hilang selama 43 Hari, Terakhir Pamit Main lalu Mau Shalat di Masjid – Halaman all

    Bocah di Jaksel Alvaro Kiano Hilang selama 43 Hari, Terakhir Pamit Main lalu Mau Shalat di Masjid – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) hilang selama 43 hari sejak 6 Maret 2025 lalu.

    Adapun informasi tersebut sempat diunggah oleh akun X @dhemit_is_back pada Kamis (17/4/2025) kemarin.

    Di sisi lain, hilangnya Alvaro pun dibenarkan oleh sang ibu, Arumi.

    Dia mengatakan sebelum hilang, Alvaro berpamitan kepadanya untuk bermain bersama temannya dan lanjut menunaikan ibadah shalat Magrib.

    “Alvaro biasa keluar main sore di sekitar rumah mendekati Magrib. Biasanya dia izin ke masjid dekat rumah untuk shalat Maghrib sama teman-temannya,” kata Arumi kepada Tribunnews.com, Jumat (18/4/2025).

    Namun, sejak berpamitan tersebut, Arumi mengatakan anaknya tidak kunjung pulang.

    Lalu, Arumi bertanya kepada rekan Alvaro terkait keberadaan anaknya. Namun, mereka mengaku tidak melihat Alvaro.

    Tak patah arang, dia lalu bertanya ke tetangga sekitar tetapi tetap tak membuahkan hasil.

    Bahkan, Arumi sampai menyebar poster wajah Alvaro di sekitar Jakarta dan di media sosial.

    “Sudah keliling lampu merah, kolong jembatan sekitar Jakarta, sebar poster, sudah sebar di sosial media juga tetapi tetap nggak ketemu,” ujarnya.

    Arumi pun menduga Alvaro telah diculik oleh seseorang.

    “Besar kemungkinan diculik sebelum pergi ke masjid,” jelasnya.

    Rekaman CCTV Sudah Dicek Polisi, Ternyata Mati

    Arumi lantas melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi pada 7 Maret 2025 atau sehari setelahnya.

    Kemudian, sambungnya, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengecek rekaman CCTV di sekitar rumah Arumi.

    Selain itu, pengecekan juga dilakukan terhadap CCTV yang terpasang di sepanjang jalan menuju masjid yang biasa didatangi oleh Alvaro.

    Namun, Arumi mengungkapkan mayoritas kamera CCTV yang diperiksa polisi dalam kondisi mati.

    Meski ada kamera CCTV yang dalam kondisi hidup, tetapi Alvaro tidak tampak dalam rekaman.

    “Tanggal 6 (Alvaro) hilang dan lapor tanggal 7. Pihak polisi langsung ke TKP untuk ngecek CCTV sekitar.”

    “Kebanyakan CCTV yang hidup pun nggak ada Alvaro disitu,” jelas Arumi.

    Di sisi lain, Arumi mengatakan dirinya dan ayah Alvaro yang sudah berpisah dengannya telah diperiksa polisi.

    Namun, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), ayah Alvaro mengaku tidak mengetahui keberadaan sang anak.

    “Kebetulan saya dan ayahnya sudah pisah . Polisi langsung BAP keluarga ayahnya. Kenyataannya (Alvaro) tidak bersama mereka dan mereka ikut mencari juga,” tuturnya.

    Sosok Alvaro

    BOCAH HILANG – Alvaro Kiano Nugroho (6) dinyatakan hilang sejak 6 Maret 2025 lalu. Ibu Alvaro, Arumi mengatakan anaknya terakhir kali berpamitan kepadanya untuk bermain dengan temannya dan lanjut menunaikan ibadah shalat Magrib. Namun, sejak itu Alvaro justru tidak pernah kembali ke rumahnya di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan hingga hari ini.

    Arumi mengungkapkan Alvaro bukanlah anak yang suka mencari masalah dengan rekan sebayanya.

    Selain itu, sambungnya, Alvaro adalah sosok yang ceria. Arumi juga mengatakan Alvaro bukan anak yang suka bermain terlalu lama di luar rumah.

    “Alvaro anak yang ceria, menyenangkan tidak pernah buat masalah. Keluar main hanya sebentar habis itu pulang,” tuturnya.

    Arumi juga mengungkapkan saat bulan Ramadan, Alvaro memang lebih senang untuk menunaikan shalat di masjid dekat rumah.

    Hal itu dilakukan Alvaro bersama dengan rekan-rekannya.

    “Waktu itu bulan puasa. Sering shalat ke masjid yang jaraknya sekitar 250 meter dari rumah. Itu memang hal yang biasa dilakukan anak saya dan anak-anak sekitar,” tuturnya.

    Sudah Pasrah

    Arumi mengaku saat ini sudah pasrah terkait keberadaan Alvaro yang tidak kunjung diketahui.

    Dia bahkan sudah mencoba untuk meminta pertolongan ke dukun hingga kyai tetapi Alvaro tetap tidak kunjung kembali atau ditemukan.

    “Masih belum tahu (upaya selanjutnya). Sudah coba ikhtiar yang katanya orang pintar, indigo, kyai, tetap gak ada satupun yang benar-benar (tahu keberadan Alvaro). Saya sudah nggak tau lagi harus gimana,” jelasnya.

    Kata Polisi

    Sementara Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam mengatakan, pihaknya menerima dua laporan terkait anak hilang yang salah satunya adalah Alvaro.

    “Sampai saat ini terkait dua anak hilang yang TKP akhirnya berada di Pesanggrahan kami masih terus mendalami dan pengembangan dari setiap info yang masuk,” kata Seala, Jumat, dikutip dari Tribun Jakarta.

    Seala menuturkan, hingga saat ini jajarannya masih berupaya mencari keberadaan Alvaro.

    “Di beberapa platform media dan forum komunikasi grup warga juga kami sebar agar dibantu sebarluaskan juga ke masyarakat lainnya,” tutur Kapolsek.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul “Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan Jaksel Hilang 42 Hari dan Belum Ditemukan”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Annas Furqon Hakim)

  • Bocah enam tahun di Pesanggrahan belum ditemukan selama 40 hari

    Bocah enam tahun di Pesanggrahan belum ditemukan selama 40 hari

    Ilustrasi – Penculikan anak. (ANTARA/Ardika/am.)

    Bocah enam tahun di Pesanggrahan belum ditemukan selama 40 hari
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 18 April 2025 – 12:02 WIB

    Elshinta.com – Seorang anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang tinggal di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, belum ditemukan selama 40 hari sejak dikabarkan hilang pada Kamis (6/3).

    “Iya, jadi kan itu waktu itu bulan puasa ya pada 6 Maret. Biasanya itu setiap menjelang maghrib dia tuh pasti pergi ke masjid dekat rumah,” kata ibunda Alvaro, Arumi kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

    Arumi menjelaskan pada awalnya Alvaro izin untuk melaksanakan salat Maghrib di masjid dekat rumahnya di kawasan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Namun, selepas salat Maghrib ternyata Alvaro tak kunjung pulang. Sehingga, keluarga mencari keberadaannya dan temannya mengaku tak bersamanya saat salat.

    Pada akhirnya, keluarga memilih untuk melapor ke kepolisian demi mencari keberadaan sang buah hati.

    “Akhirnya di tanggal 7 Maret kita lapor ke Polsek Pesanggrahan. Baru diselidiki 7 Maret malamnya. Lihat kamera pengawas (CCTV) sekitar kebanyakan mati, yang hidup pun enggak ada Alvaro di situ,” ujarnya.

    Ciri-ciri pakaian terakhir Alvaro yakni memakai kaos hitam, celana panjang hitam, dan sendal hitam. Kemudian fisiknya, bertubuh kurus, kulit gelap, rambut cepak, dan terdapat lesung pipi.

    Sementara itu, Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam menyebut pihaknya masih melakukan pencarian kepada bocah yang hilang.

    “Kami masih terus mendalami dan pengembangan dari setiap info yang masuk,” ujar Seala.

    Seala menyebut ada dua laporan anak hilang yang diterima Polsek Pesanggrahan saat ini. Jajaran kepolisian sudah membantu mencari dengan menelusuri lingkungan setempat dan menyebar poster anak hilang di grup WhatsApp warga.

    Sumber : Antara

  • Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan Jaksel Hilang 42 Hari dan Belum Ditemukan

    Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan Jaksel Hilang 42 Hari dan Belum Ditemukan

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN – Bocah laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho hilang dan belum ditemukan hingga hari ini, Jumat (18/4/2025).

    Alvaro dinyatakan hilang sejak Kamis (6/3/2025).

    Ia terakhir kali terlihat di sekitar Tanah Kusir, Jalan RC Veteran, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Terhitung sejak 6 Maret 2025, Alvaro sudah hilang selama 42 hari.

    Sang ibu, Arumi, mengunggah informasi soal anaknya yang hilang akun Instagram pribadinya.

    “Anak saya hilang sejak tanggal 6 Maret 2025. Mohon bantuannya teman-teman,” tulis Arumi dalam salah satu unggahannya yang turut menampilkan foto Alvaro.

    Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam mengatakan, pihaknya menerima dua laporan terkait anak hilang yang salah satunya adalah Alvaro.

    “Sampai saat ini terkait dua anak hilang yang TKP akhirnya berada di Pesanggrahan kami masih terus mendalami dan pengembangan dari setiap info yang masuk,” kata Seala, Jumat (18/7/2025).

    Seala menuturkan, hingga saat ini jajarannya masih berupaya mencari keberadaan Alvaro.

    “Di beberapa platform media dan forum komunikasi grup warga juga kami sebar agar dibantu sebarluaskan juga ke masyarakat lainnya,” tutur Kapolsek.

    (Tribunjakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Jaksel lakukan sterilisasi kucing liar di Gandaria Utara

    Jaksel lakukan sterilisasi kucing liar di Gandaria Utara

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan melakukan sterilisasi terhadap kucing liar menggunakan metode tangkap, steril dan lepas (Trap, Neuter, Return/TNR) di Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran Baru.

    “Kucing yang sudah disterilisasi akan dilakukan pelepasan ditempat penangkapan,” kata Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan, Irawati Harry Artharini di Jakarta, Rabu.

    Irawati mengatakan, sterilisasi kucing liar ini bertujuan menjaga populasi kucing, khususnya di wilayah Kelurahan Gandaria Utara.

    Pihaknya memasang target 25 ekor, namun hingga kini berhasil membawa 35 ekor kucing liar. Sterilisasi kucing liar ini terealisasi melalui kerja sama dengan Klinik Hewan Amore.

    Sudin KPKP Jakarta Selatan tahun ini sudah melakukan sterilisasi kucing liar di empat kecamatan, yakni Cilandak, Kebayoran Baru, Pancoran dan Pesanggrahan.

    “Tentunya kita akan lakukan TNR ini di seluruh kecamatan se-Jakarta Selatan. Selain itu, program sterilisasi kucing lokal berpemilik juga terus kita gencarkan,” ujarnya.

    Seorang warga RW 13, Kelurahan Gandaria Utara, Dwi (46) mengapresiasi sterilisasi kucing liar tersebut.

    Hal itu karena populasi kucing, terutama yang dibuang oleh orang tidak bertanggung jawab ini semakin hari bertambah terus. “Sangat bagus sekali, kalau bisa kuotanya ditambah,” katanya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mojokerto Mulai Bangun Sekolah Rakyat, Fokus untuk Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem

    Mojokerto Mulai Bangun Sekolah Rakyat, Fokus untuk Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Kabupaten Mojokerto resmi masuk dalam daftar wilayah yang siap memulai pembangunan Sekolah Rakyat tahun ini.

    Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, saat melakukan kunjungan kerja ke UPT Pesanggrahan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Majapahit, Mojokerto, Jawa Timur.

    Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian verifikasi dan survei lokasi yang telah diajukan sebagai calon titik pembangunan Sekolah Rakyat yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

    “Insya Allah tahun ini kita mulai dari dua rombongan belajar dulu di Mojokerto. Gedungnya sudah cukup memadai untuk tahap awal. Ini akan jadi model sekolah berasrama, di mana siswa tinggal, makan, dan belajar ditanggung negara,” ujar pria disapa akrab gus Ipul, Minggu 13 April 2025.

    Penyediaan lahan

    Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, menyatakan kesiapan mendukung penuh pembangunan Sekolah Rakyat, termasuk dari aspek penyediaan lahan.

    “Pemkab Mojokerto telah menyiapkan lahan seluas 3,5 hektare dan akan kami maksimalkan menjadi 6 hektare di daerah Dawarblandong. Kami sangat mendukung program ini karena akan memberikan kesempatan kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk bisa bersekolah hingga jenjang SMA secara gratis, bahkan dengan fasilitas asrama dan kebutuhan hidup yang ditanggung negara,” katanya.

    Pemkab Mojokerto resmi masuk dalam daftar wilayah yang siap memulai pembangunan Sekolah Rakyat.

    Untuk tahun ajaran pertama di Mojokerto, Sekolah Rakyat akan menyelenggarakan dua rombongan belajar setingkat SMP, masing-masing berisi 25 siswa. Nantinya, skala akan diperluas mencakup semua jenjang pendidikan.

    Gus Ipul menegaskan program ini dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah di Indonesia.

    “Yang bisa sekolah di sini adalah mereka yang ada di desil 1 dan 2. Ini tidak bisa ditawar-tawar. Negara hadir sepenuhnya untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, memberi akses pendidikan dan kehidupan layak,” katanya.

    Pihak UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit juga menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana ini. Mutoharoh, kepala UPT Pesanggrahan Majapahit, menyampaikan kesiapan lembaganya untuk menjadi bagian dari solusi pendidikan di Mojokerto.

    “Alhamdulillah, kegiatan hari ini berjalan lancar. Ke depannya, bila Sekolah Rakyat ini terealisasi, tentu akan sangat membantu warga Mojokerto yang tidak mampu agar bisa melanjutkan sekolah hingga jenjang SMA. Kami dari pihak UPT mendukung penuh kegiatan dimaksud, dan siap menyediakan tempat belajar bagi calon siswa,” ujarnya.

    Dengan dimulainya Sekolah Rakyat di Mojokerto tahun ini, diharapkan akan terbuka jalan baru bagi generasi muda dari keluarga kurang mampu untuk menggapai masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan berkualitas dan inklusif.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Remaja Tewas Terseret Arus Kali Pesanggrahan Jakarta, Kaki Tersangkut Ranting Pohon Saat Ditemukan – Halaman all

    Remaja Tewas Terseret Arus Kali Pesanggrahan Jakarta, Kaki Tersangkut Ranting Pohon Saat Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nasib sial menimpa seorang remaja berinisial MRF (15) di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Ia tewas setelah terbawa arus dan tenggelam di aliran Kali Pesanggrahan.

    Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Muhammad Yohan mengatakan saat itu, korban bersama teman-temannya hendak mencari burung di area dekat kali pada Kamis (10/4/2025) sore.

    “Setelah azan ashar korban bersama saksi melakukan kegiatan menjebak burung. Saat itu korban melihat orang lain sedang berenang di kali tersebut,” kata Yohan dalam keterangannya, Minggu (13/4/2025).

    Karena hal itu, korban ikut berenang di aliran kali tersebut tepatnya di dekat pintu air.

    “Tiba-tiba korban terbawa arus yang cukup deras, selanjutnya rekan korban berusaha untuk melakukan pertolongan namun tidak tertolong,” ucapnya.

    Setelah mendapat laporan, kata Yohan, tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban yang terbawa arus tersebut.

    Namun, pencarian pada hari pertama nihil.

    Selanjutnya, proses pencarian korban dilanjutkan pada Jumat (11/4/2025) dengan menggunakan empat kapal.

    Korban, akhirnya ditemukan pada pada sore hari.

    “Pukul 14.21 korban sudah ditemukan di radius 500 meter dari titik lokasi kejadian di bawah jembatan dengan posisi korban kaki dan punggung tersangkut di ranting pohon,” ucapnya.

    Jasad korban pun dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo bersama pihak keluarga untuk proses lebih lanjut.

    “Pada pukul 16.00 WIB pencarian korban membahayakan manusia dinyatakan selesai atau tutup,” ungkapnya.

  • Hilang Sehari, Pelajar SMP Ditemukan Tewas Tenggelam di Kali Pesanggrahan

    Hilang Sehari, Pelajar SMP Ditemukan Tewas Tenggelam di Kali Pesanggrahan

    JAKARTA – Muhammad Rizky Fadilah (15), seorang pelajar yang hilang tenggelam di aliran Kali Pesanggrahan, Jalan Adhi Karya, RT 03/05, Pintu Air Lama, Kelurahan Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, akhirnya berhasil ditemukan pada Jumat, 11 April.

    Namun nahas, korban ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa. Saat hilang tenggelam, korban masih mengenakan celana panjang sekolah SMP warna biru.

    Korban berhasilkan ditemukan oleh tim SAR sekitar pukul 14.21 WIB.

    “Korban ditemukan dengan radius 500 meter dari titik lokasi kejadian di bawah jembatan. Korban ditemukan dengan posisi kaki dan punggung tersangkut di ranting pohon,” kata Kepala Pusdatin BPBD Jakarta, Mohamad Yohan saat dikonfirmasi, Jumat, 11 April.

    Selanjutnya jenazah korban dievakuasi pukul 14.58 WIB dan dibawa ke RSCM Jakarta Pusat menggunakan mobil ambulan.

    “Pencarian dilakukan menggunakan 4 perahu. Proses pencarian secara visual darat dan air dan menyusuri aliran kali Pesanggrahan,” ujarnya.

    Sebelumnya, suasana sore yang tenang di kawasan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mendadak berubah menjadi kepanikan dan duka.

    Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun, berinisial R, dilaporkan hanyut terbawa arus deras Kali Pesanggrahan pada Kamis, 10 April, sekitar pukul 15.30 WIB.

    Menurut keterangan saksi, dua rekan korban, Devid (14) dan Yusuf (15), awalnya mereka sedang bermain bersama di tepi kali.

    Ketiganya tengah membuat jebakan burung, sebuah permainan sederhana yang biasa dilakukan anak-anak di lingkungan mereka.

    Namun, suasana bermain itu berubah ketika R melihat seseorang berenang di sungai.

    Tergerak oleh rasa penasaran dan semangat bermain, R memutuskan untuk ikut berenang di kali tersebut.

  • Seminggu Buron, Dela ART Infal Pencuri iPad dan Perhiasan Majikan di Pesanggrahan Ditangkap

    Seminggu Buron, Dela ART Infal Pencuri iPad dan Perhiasan Majikan di Pesanggrahan Ditangkap

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN – Polisi menangkap asisten rumah tangga (ART) infal bernama Dela Seliyana DS (32) yang mencuri iPad dan perhiasan di rumah majikannya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Aksi pencurian itu terjadi pada Kamis (3/4/2025) pagi sekitar pukul 07.15 WIB.

    Dela ditangkap tim gabungan dari Polsek Pesanggrahan dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada hari ini, Jumat (11/4/2025).

    “Tim gabungan Polsek Pesanggrahan dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku Dela Seliyana, pembantu infal yang baru bekerja empat hari dirumah majikan dan mencuri barang-barang berupa benda elektronik serta emas perhiasan,” kata Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam.

    Seala menjelaskan, pelaku ditangkap di Kampung Pakalan, Kalideres, Kakarta Barat.

    “Pelaku di saat ini berada di Subdit Jatanras Polda Metro Jaya karena aksi pelaku masih dalam pengembangan, tidak hanya di pesanggrahan saja,” ujar Kapolsek.

    Selain Dela, polisi juga meringkus pria bernama Andi Suherman yang berperan sebagai penadah barang hasil curian.

    Dari tangan para pelaku, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa tablet Samsung, iPad, jam tangan, liontin, cincin dan kalung emas, serta uang tunai Rp 900 ribu.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Polisi tangkap ART yang gasak barang majikan di Pesanggrahan

    Polisi tangkap ART yang gasak barang majikan di Pesanggrahan

    merupakan pengganti sementara dan baru bekerja empat hari di rumah tersebut

    Jakarta (ANTARA) – Pihak Kepolisian menangkap asisten rumah tangga (ART) berinisial DS (33) yang menggasak barang milik majikannya di Jalan Damai, Komplek Kompas, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “Pada Jumat (11/4) pukul 08.00 WIB di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Tim Opsnal Unit 2 Jatanras berhasil mengamankan DS,” kata Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

    Seala mengatakan pelaku kini dibawa ke Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Pada awalnya, pelaku yang berperan sebagai eksekutor melakukan aksinya pada Kamis (3/4) pukul 08.30 WIB.

    Saat itu korban sedang berada di lantai dua rumah, sedangkan ibu korban pamit pergi berbelanja ke pasar.

    Kemudian, saat ibu korban pulang dari pasar tidak melihat sang ART.

    Modus operandi pelaku yakni menunggu rumah dalam keadaan sepi untuk melancarkan aksinya.

    “Setelah di cek dari CCTV rumah, ART tersebut pergi meninggalkan rumah membawa tas besar tanpa izin korban dan Ibu korban. Selanjutnya saat di cek barang-barang milik Ibu korban sudah hilang,” jelasnya.

    Dikatakan ART itu merupakan pengganti sementara dan baru bekerja empat hari di rumah tersebut. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang diberikan kepada majikan merupakan KTP palsu.

    Dari peristiwa tersebut, korban mengalami kerugian Rp30 juta dengan barang bukti yang diamankan meliputi satu tablet Samsung, satu unit Ipad, satu jam tangan merek Charles Delon, satu buah kalung dan liontin emas, satu buah cincin emas, uang tunai Rp900 ribu, dan satu setel pakaian yang digunakan saat melakukan kejahatan.

    Atas kejadian tersebut, pelaku disangkakan tindak pidana pencurian dengan pemberatan yang dimaksud dalam pasal 362 KUHP dengan ancaman penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak Rp900 ribu.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025