kab/kota: Pesanggrahan

  • Bocah Pesanggrahan Alvaro Kiano Hilang 51 Hari, Polisi Bakal Periksa Ayah Korban di Lapas Cipinang

    Bocah Pesanggrahan Alvaro Kiano Hilang 51 Hari, Polisi Bakal Periksa Ayah Korban di Lapas Cipinang

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN – Polisi akan memeriksa saksi-saksi terkait hilangnya bocah laki-laki berusia 6 tahun asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan bernama Alvaro Kiano Nugroho.

    Terhitung sejak Kamis (6/3/2025), Alvaro sudah dinyatakan hilang selama hampir dua bulan atau tepatnya 51 hari.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih mengatakan, salah satu saksi yang akan diperiksa yakni ayah korban.

    Saat ini, ayah Alvaro masih menjalani masa hukuman di Lapas Cipinang, Jakarta Timur karena tersandung kasus pidana.

    “Ya sementara juga kita akan coba mintai keterangan dari pihak orangtua, karena sementara orangtua si korban masih dalam ditempatkan di tempat khusus (Lapas Cipinang),” kata Murodih, Minggu (27/4/2025).

    Murodih menjelaskan, sejauh ini penyidik telah memeriksa tiga orang saksi termasuk pengurus Masjid Al-Muflihun yang menjadi tempat persinggahan terakhir Alvaro sebelum hilang.

    “Sementara memang belum ada yang signifikan ya untuk mengetahui di mana keberadaan korban. Namun ini tetap diupayakan bagaimana kita mencari saksi-saksi lagi yang bisa menguatkan tentang keberadaan korban,” ujar dia.

    Kakek korban, Tugimin (71), menduga Alvaro diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya.

    Informasi dugaan penculikan itu diperoleh Tugimin dari marbot Masjid Al-Muflihun, lokasi Alvaro terakhir terlihat.

    “Menjelang buka puasa, itu di masjid ada orang datang. Ditanya sama marbot, ‘pak, cari siapa?’, ‘cari anak saya’, Alvaro, katanya kalau salat di masjid sini’, ‘itu ada anaknya di atas’. Kata marbot kayak gitu,” kata Tugimin di kediamannya di, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).

    Sayangnya, marbot masjid tersebut mengaku tidak terlalu memperhatikan wajah dan penampilan pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro.

    “Setalah itu nggak tahu lagi, marbot itu nggak memperhatikan orangnya seperti apa, nggak diperhatikan,” ujar Tugimin.

    Di sisi lain, saat ini ayah kandung Alvaro masih menjalani masa hukuman di Lapas Cipinang, Jakarta Timur karena terjerat kasus pidana.

    Sang ayah masuk penjara sejak Alvaro masih berusia enam bulan.

    “Kalau bapaknya Alvaro masih berada di lapas sampai saat ini. Katanya tahun ini bebas. Karena pernah kemarin itu, setelah tiga hari Alvaro enggak pulang, itu telepon, video call,” ungkap Tugimin.

    Tugimin mengatakan, Alvaro sempat ikut neneknya ke rumah sakit yang menjalani kontrol kesehatan pada Kamis siang.

    Sore harinya, Alvaro pergi ke masjid yang berlokasi tak jauh dari rumah Tugimin. Tak seperti biasa, saat itu Alvaro tak berpamitan kepada kakeknya.

    “Dia ke masjid itu tanpa pamit sama saya. Biasanya kalau mau solat, itu pamit. ‘Pak, mau solat’, gitu, ‘mandi dulu dek’. Mandi, setelah mandi, ganti baju, ambil celana panjang. Tapi celana panjang nggak dipakai. ‘Kok nggak dipakai?’, ‘nanti di masjid saja pak’, saya bilang begitu. Dia manggil saya bapak,” kata Tugimin.

    Tugimin mengungkapkan, Alvaro tak kunjung kembali ke rumah setelah Magrib. Namun, saat itu belum merasa curiga karena mengira Alvaro sedang bermain bersama teman-temannya.

    “Setelah Magrib, biasanya pulang. Nah, ini nggak pulang. Begitu nggak pulang, saya nggak curiga, nggak curiga apa-apa. Biasanya dia main di depan sama teman-temannya, pulangnya malam,” ungkap Tugimin.

    Ia baru merasa khawatir ketika waktu sudah menujukkan pukul 21.30. Ia pun mulai mencari keberadaan Alvaro di sekitar rumahnya.

    Tugimin bertanya soal keberadaan cucunya dengan bertanya kepada tetangga dan teman-teman Alvaro.

    “Sesudah itu, akhirnya bingung. Saya lapor ke polisi, ke Polsek Pesanggrahan, katanya ‘ini harus satu kali 24 jam dulu baru bisa laporan’,” tutur dia.

    Keesokan harinya, ia kembali ke Polsek Pesanggrahan untuk membuat laporan orang hilang. Saat itu ia langsung diarahkan untuk ke Polres Metro Jakarta Selatan.

    “Setelah saya laporan ke sana, sampai jam 12, saya pulang ke rumah. Hingga sekarang, cucu saya belum kembali ke rumah, dan belum ada yang memberikan informasi dari manapun,” ujar Tugimin.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Polisi Telusuri Jejak Terakhir Bocah 6 Tahun yang Hilang di Pesanggrahan Jakarta Selatan – Halaman all

    Polisi Telusuri Jejak Terakhir Bocah 6 Tahun yang Hilang di Pesanggrahan Jakarta Selatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang bocah berusia 6 tahun bernama Alvaro Kiano Nugroho hilang sejak Kamis (6/3/2025).

    Kali terakhir Alvaro terlihat di Masjid Al-Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Namun, hingga hari ini belum berhasil ditemukan.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih menuturkan perkara ini masih dalam proses penyelidikan. 

    Pihak kepolisian sudah mengumpulkan bukti-bukti serta meminta keterangan tiga saksi dari keluarga maupun dari pengurus masjid.

    “Untuk hambatan sementara memang di TKP pada saat kejadian itu CCTV tidak bisa dibuka karena rusak,” ungkap Murodih kepada wartawan Minggu (27/4/2025).

    Hal itu membuat proses pencarian memerlukan waktu.

    “Kemudian keterangan dari saksi, itu juga tidak ada yang signifikan untuk bagaimana kita mengetahui keberadaan anak tersebut,” paparnya.

    Selanjutnya, penyelidikan akan menggali keterangan dari orang tua yang tengah ditempatkan di tempat khusus (Lapas Cipinang).

    Polisi akan tetap mengupayakan mencari jejak terakhir dari sang bocah.

    Kakek Alvaro, Tugimin (71), menceritakan kronologi hilangnya sang cucu.

    Tugimin mengatakan, Alvaro sempat ikut neneknya ke rumah sakit yang menjalani kontrol kesehatan pada Kamis siang.

    Sore harinya, Alvaro pergi ke masjid yang berlokasi tak jauh dari rumah Tugimin.

    Tak seperti biasa, saat itu Alvaro tak berpamitan kepada kakeknya.

    “Dia ke masjid itu tanpa pamit sama saya. Biasanya kalau mau solat, itu pamit,” kata Tugimin di kediamannya, Rabu (23/4/2025).

    “‘Pak, mau salat’, gitu, ‘mandi dulu dek’. Mandi, setelah mandi, ganti baju, ambil celana panjang.”

    “Tapi celana panjang nggak dipakai. ‘Kok nggak dipakai?’, ‘nanti di masjid saja pak’, saya bilang begitu. Dia manggil saya bapak,” sambungnya.

    Tugimin mengungkapkan, Alvaro tak kunjung kembali ke rumah setelah Magrib.

  • Hilang Hampir 2 Bulan, Pencarian Bocah Pesanggrahan Alvaro Kiano Terkendala Rusaknya CCTV di TKP

    Hilang Hampir 2 Bulan, Pencarian Bocah Pesanggrahan Alvaro Kiano Terkendala Rusaknya CCTV di TKP

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN – Polisi masih mencari keberadaan bocah berusia enam tahun bernama Alvaro Kiano Nugroho yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Alvaro sudah hilang selama 51 hari atau hampir dua bulan. Korban dinyatakan hilang sejak 6 Maret 2025.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih mengatakan, sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk menelusuri keberadaan Alvaro.

    “Untuk yang anak hilang memang dari Polres Metro Jakarta Selatan terus mengupdate masalah penanganan. Sementara memang masih proses penyelidikan. Untuk bukti-bukti kita juga sudah mintai keterangan dari saksi-saksi baik dari pihak keluarga maupun dari pengurus masjid,” kata Murodih, Minggu (27/4/2025).

    Namun, Murodih mengungkapkan pencarian korban terkendala CCTV yang rusak di Masjid Muflihun, tempat korban terakhir kali terlihat.

    “Untuk hambatan sementara memang di TKP pada saat kejadian itu CCTV tidak bisa dibuka karena rusak. Sehingga kita tidak bisa melihat apa yang terjadi di sana melalui CCTV,” ungkap Kasi Humas.

    Kakek korban, Tugimin (71), menduga Alvaro diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya.

    Informasi dugaan penculikan itu diperoleh Tugimin dari marbot Masjid Al-Muflihun, lokasi Alvaro terakhir terlihat.

    “Menjelang buka puasa, itu di masjid ada orang datang. Ditanya sama marbot, ‘pak, cari siapa?’, ‘cari anak saya’, Alvaro, katanya kalau salat di masjid sini’, ‘itu ada anaknya di atas’. Kata marbot kayak gitu,” kata Tugimin di kediamannya di, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).

    Sayangnya, marbot masjid tersebut mengaku tidak terlalu memperhatikan wajah dan penampilan pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro.

    “Setalah itu nggak tahu lagi, marbot itu nggak memperhatikan orangnya seperti apa, nggak diperhatikan,” ujar Tugimin.

    Di sisi lain, saat ini ayah kandung Alvaro masih menjalani masa hukuman di Lapas Cipinang, Jakarta Timur karena terjerat kasus pidana.

    Sang ayah masuk penjara sejak Alvaro masih berusia enam bulan.

    “Kalau bapaknya Alvaro masih berada di lapas sampai saat ini. Katanya tahun ini bebas. Karena pernah kemarin itu, setelah tiga hari Alvaro enggak pulang, itu telepon, video call,” ungkap Tugimin.

    Tugimin mengatakan, Alvaro sempat ikut neneknya ke rumah sakit yang menjalani kontrol kesehatan pada Kamis siang.

    Sore harinya, Alvaro pergi ke masjid yang berlokasi tak jauh dari rumah Tugimin. Tak seperti biasa, saat itu Alvaro tak berpamitan kepada kakeknya.

    “Dia ke masjid itu tanpa pamit sama saya. Biasanya kalau mau solat, itu pamit. ‘Pak, mau solat’, gitu, ‘mandi dulu dek’. Mandi, setelah mandi, ganti baju, ambil celana panjang. Tapi celana panjang nggak dipakai. ‘Kok nggak dipakai?’, ‘nanti di masjid saja pak’, saya bilang begitu. Dia manggil saya bapak,” kata Tugimin.

    Tugimin mengungkapkan, Alvaro tak kunjung kembali ke rumah setelah Magrib. Namun, saat itu belum merasa curiga karena mengira Alvaro sedang bermain bersama teman-temannya.

    “Setelah Magrib, biasanya pulang. Nah, ini nggak pulang. Begitu nggak pulang, saya nggak curiga, nggak curiga apa-apa. Biasanya dia main di depan sama teman-temannya, pulangnya malam,” ungkap Tugimin.

    Ia baru merasa khawatir ketika waktu sudah menujukkan pukul 21.30. Ia pun mulai mencari keberadaan Alvaro di sekitar rumahnya.

    Tugimin bertanya soal keberadaan cucunya dengan bertanya kepada tetangga dan teman-teman Alvaro.

    “Sesudah itu, akhirnya bingung. Saya lapor ke polisi, ke Polsek Pesanggrahan, katanya ‘ini harus satu kali 24 jam dulu baru bisa laporan’,” tutur dia.

    Keesokan harinya, ia kembali ke Polsek Pesanggrahan untuk membuat laporan orang hilang. Saat itu ia langsung diarahkan untuk ke Polres Metro Jakarta Selatan.

    “Setelah saya laporan ke sana, sampai jam 12, saya pulang ke rumah. Hingga sekarang, cucu saya belum kembali ke rumah, dan belum ada yang memberikan informasi dari manapun,” ujar Tugimin.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Apesnya Al Bashar, Baru 2 Hari Merantau di Jakarta Sudah Dibunuh Rekan Kerja, Jasadnya Dikarungi – Halaman all

    Apesnya Al Bashar, Baru 2 Hari Merantau di Jakarta Sudah Dibunuh Rekan Kerja, Jasadnya Dikarungi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib tragis menimpa seorang warga Dusun Sugih Waras, Lampung Selatan, Lampung, bernama Al Bashar (33).

    Al Bashar adalah pria yang jasadnya ditemukan dalam karung di saluran air tepi Jalan Daan Mogot KM 21, Batuceper, Kota Tangerang, Banten, pada Selasa (22/4/2025) lalu.

    Pria malang tersebut ternyata menjadi korban pembunuhan oleh rekan kerjanya sendiri yang bernama Nana alias Ragil (23).

    Al-Bashar dan Nana bekerja di salah satu tempat konveksi di Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel).

    Nana ditangkap tim gabungan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota.

    Penangkapan dilakukan di wilayah Panunggangan Utara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, pada Rabu (23/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

    Nana ditangkap setelah polisi memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV).

    Sebagaimana dalam rekaman CCTV yang beredar, tampak pelaku membawa jasad korban yang sudah dibungkus karung berwarna putih menggunakan sepeda motor.

    Pelaku kemudian membuang korban di kawasan Tangerang tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad Al Bashar.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan bahwa motif pelaku membunuh korban karena ada masalah pekerjaan di tempat kerja mereka di sebuah konveksi.

    “(N alias R) melakukan pembunuhan karena ada masalah pekerjaan di tempat kerja konveksi,” kata Ade Ary, Kamis (24/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    Diketahui bahwa Nana tega menghabisi nyawa Al-Bashar karena merasa direndahkan saat keduanya sedang berbicara.

    Selain itu, Nana yang sedang terhimpit kebutuhan ekonomi semakin memicu niat jahat pelaku untuk mencuri sepeda motor korban yang terparkir di area parkir tempat kerja mereka.

    Baru Merantau 2 Hari

    Al Bashar dibunuh bahkan saat ia baru saja merantau di ibu kota.

    Korban diketahui baru bekerja di tempat konveksi tersebut pada Sabtu (19/4/2025). Sedangkan, Nana menghabisi nyawa Al-Bashar pada Minggu (20/4/2025).

    “(Korban) datang dari Lampung 18 April, lalu 19 April mulai kerja. Kemudian, tanggal 22 April kejadian (penemuan mayat Al-Bashar),” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, dilansir dari Kompas.com.

    Saat dikonfirmasi, Kepala Dusun (Kadus) Sugi Waras, Desa Suka Banjar, Kecamatan Sidomulyo, Mardiono juga membenarkan bahwa korban adalah salah satu warganya.

    “Benar, itu warga kami. Informasi kami dapat dari Polsek Sidomulyo,” ungkap Mardiono melalui telepon, Sabtu (26/4/2025).

    Al Bashar adalah putra pasangan Harun dan Maesaroh.

    Kini jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di kampung halaman pada Rabu (23/4/2025) pukul 10.00 WIB.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Terungkap Motif Pria Muda Bunuh Teman Kerja yang Mayatnya Dibuang di Saluran Air Batuceper Tangerang

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (WartaKotalive.com/Ramadhan L Q) (Kompas.com/Tri Purna Jaya)

  • Kerja 2 Hari di Konveksi, Warga Lampung Tewas Dibunuh Rekannya di Jaksel, Ini Motif Pelaku – Halaman all

    Kerja 2 Hari di Konveksi, Warga Lampung Tewas Dibunuh Rekannya di Jaksel, Ini Motif Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Al-Bashar (32), korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan dalam karung di Jalan Daan Mogot KM 21, Batuceper, Kota Tangerang, Banten ternyata masih baru bekerja.

    Korban bekerja di tempat konveksi tersebut dua hari.

    Korban dan pelaku, Nana alias Ragil (23) sama-sama menjadi karyawan di tempat konveksi Hera Bordir yang berlokasi di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “(Korban) datang dari Lampung pada 18 April, lalu mulai bekerja pada 19 April. Kemudian, tanggal 22 April kejadian (jasadnya ditemukan),” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, Jumat (25/4/2025).

    Pembunuhan diduga terjadi pada Minggu (20/4/2025), sehari setelah Al-Bashar mulai bekerja.

    Al-Bashar ternyata bukanlah sosok asing bagi pemilik konveksi berinisial E di Pesanggrahan.

    E pernah bekerja bersama-sama dengan korban di usaha konveksi kawasan Cidodol, Jakarta Selatan pada 2011.

    “Setelah Lebaran, korban menghubungi pemilik. Lalu, pemilik konveksi mengajaknya kembali bekerja di tempat tersebut,” ucap Abdul Rahim.

    Pemicu Cekcok Hingga Pembunuhan

    Pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 13.30 WIB, di Hera Bordir hanya ada tersangka dan korban.

    Tersangka membantu korban yang sedang bekerja sambil ngobrol terkait pekerjaan.

    Namun dalam obrolan, tersangka merasa tersinggung karena korban bersikap acuh ke tersangka.

    “Karena merasa kesal dan dipengaruhi kebutuhan ekonomi, tersangka timbul niat untuk menguasai sepeda motor milik korban yang terparkir di depan tempat kerja,” jelas Wira.

    Tersangka sempat memeriksa motor korban namun tak menemukan kuncinya.

    Ia kembali masuk dan berpura-pura membantu pekerjaan korban.

    Pada saat korban lengah, tersangka menyerang secara tiba-tiba.

    “Tersangka menyikut bagian tengkuk korban hingga kepala korban terbentur meja bordir. Saat korban jatuh dan berusaha bangkit, tersangka membenturkan kepala korban ke lantai,” ujar Wira.

    Tersangka kemudian mengambil besi sok breker motor dan memukul leher korban, lalu memukulkan piring bekas ke arah kepala korban yang mengakibatkan piring tersebut pecah. 

    Setelah memastikan korban tewas, tersangka menggeledah saku celana korban untuk mencari kunci motor namun tidak menemukannya.

    Mayat Dibungkus dan Dibuang

    Tersangka lalu membungkus jasad korban menggunakan plastik, memasukkannya ke dalam karung, dan menjahit karung tersebut.

    Setelah membersihkan darah di lokasi kejadian, tersangka menemukan kunci motor dalam tas korban di kamar.

    Selanjutnya, tersangka mengangkut karung berisi mayat ke atas motor korban dan membuangnya di Jalan Daan Mogot, Kelurahan Batuceper, Kota Tangerang. Aksi tersebut terekam kamera pengawas (CCTV).

    “Setelah mayat ditemukan pada 22 April sekitar pukul 10.00 WIB, polisi melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap tersangka,” katanya.

    Adapun tersangka berhasil ditangkap pada hari Rabu, tanggal 23 April 2025 sekira pukul 16.00 WIB,” ujar Wira. 

    Penulis: Ramadhan L Q

  • Motor yang Dipakai Angkut Mayat Ternyata Milik Korban, Ini Motif Pelaku – Page 3

    Motor yang Dipakai Angkut Mayat Ternyata Milik Korban, Ini Motif Pelaku – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kasus mayat dalam karung yang dibawa motor dan terekam CCTV menyibak fakta baru. Polisi menyebut bahwa motor yang digunakan pelaku bernama Ragil tersebut adalah milik korban yang dibawanya. Menurut Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Ragil sengaja mencurinya untuk motif ekonomi.

    “Motor yang dipakai untuk angkat ini (mayat dalam karung) adalah motor milik si korban (yang dibunuh). Kemungkinan nanti akan dijual,” kata Wira dalam keterangannya, seperti dikutip Sabtu (26/4/2025).

    Wira menjelaskan, motor tersebut kini menjadi barang bukti usai sengaja disembunyikan pelaku. Bersamaan dengan itu, surat-surat motor seperti STNK dan BPKB juga diamankan pihak berwajib.

    “Barang bukti itu masih disimpan di suatu tempat. Kita bisa berhasil meminta lengkap STNK dan BPKB. Tapi ini belum sempat dijual,” jelas Wira.

    Akibat tindakan kejinya, Ragil ditetapkan menjadi tersangka dan dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman bui paling lama 15 tahun dan atau Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.

    Sebagai informasi, identitas mayat dalam karung yang dibawa dengan motor dan terekam CCTV itu berinisial A. Mayatnya ditemukan di dalam parit Jalan Daan Mogot KM. 21, Batuceper, Kota Tangerang, Banten. 

    A atau yang bernama Al-Bashar berusia 32 tahun. Dia bekerja di perusahaan konveksi di daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Identitas korban diketahui setelah dilakukan olah TKP dan identifikasi terhadap sidik jari korban yang dilakukan oleh Tim Inafis. Hal itu lalu dikonfirmasi pihak keluarga yang  datang ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk melihat dan memastikan langsung.

  • Kerja 2 Hari di Konveksi, Warga Lampung Tewas Dibunuh Rekannya di Jaksel, Ini Motif Pelaku – Halaman all

    Kronologi Pembunuhan Pria Terbungkus Karung di Tangerang, Buang Jasad Pakai Sepeda Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penemuan jasad terbungkus karung sempat menggegerkan warga Batuceper, Kota Tangerang, Banten pada Selasa (22/4/2025) lalu.

    Setelah dilakukan identifikasi jasad tersebut bernama Bashar (32), warga Lampung.

    Pelaku pembunuhan merupakan rekan kerja korban di sebuah konveksi berinisial R (23).

    Polda Metro Jaya menangkap R di sebuah kos di Tangerang pada Rabu (23/4/2025) dan kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, mengatakan kasus ini berawal ketika, R dan korban bekerja di sebuah konveksi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Minggu (20/4/2025) sore.

    “Di Hera bordir hanya ada tersangka dan korban. Tersangka membantu korban yang sedang bekerja,” ungkapnya, Jumat (25/4/2025).

    Tersangka memukul kepala korban menggunakan shockbreaker dan piring hingga tewas.

    Sebuah pisau diambil untuk menyayat jari korban.

    “Kalau sepengetahuan daripada tersangka, ketika disayat dan darah itu masih mengalir, bahwa si korban itu masih hidup,” ucapnya.

    Jasad dibungkus karung dan diletakkan di sepeda motor milik korban.

    “Kemudian pergi membawa jasad itu meninggalkan lokasi kejadian dan mencari tempat untuk membuang mayat korban,” katanya.

    Saluran air di jalan Daan Mogot, Batuceper menjadi lokasi pembuangan jasad karena sepi.

    “Dari tempat kejadian dia sambil jalan, lurus saja ketemu tempat yang tidak sepi langsung dibuang,” tandasnya.

    Sehari setelah pembunuhan, tersangka kembali bekerja seperti biasa tanpa wajah bersalah telah melakukan pembunuhan.

    “Hari Senin tanggal 21 April 2025 dan Selasa tanggal 22 April 2025, tersangka kerja seperti biasa di Hera Bordir,” tukasnya.

    Setelah muncul berita penemuan jasad, tersangka berupaya melarikan diri menggunakan ojek online.

    “Selasa tanggal 22 April 2025 sekitar pukul 20.30 WIB tersangka pergi dari Hera
    Bordir menggunakan ojek online menuju ke kontrakan temannya di Kota Tangerang untuk melarikan diri,” bebernya.

    Dalam kasus ini tersangka dapat dijerat pasal berlapis yakni pembunuhan dan perampasan sepeda motor.

    Motif Pembunuhan

    Kombes Wira Satya Triputra, mengatakan korban dan pelaku baru bertemu sehari sebelum kejadian lantaran korban berstatus pegawai baru.

    “Pada hari Jumat (18/4/2025), korban datang dari Lampung menuju ke Hera Bodir dengan tujuan untuk bekerja ditempat tersebut,” ungkapnya, Jumat (24/4/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    Ia menerangkan korban sudah kenal lama dengan pemilik konveksi.

    “Pemilik dari Hera Bodir yang bernama E pernah bekerja bersama-sama dengan korban di konveksi yang berada di Cidodol Jakarta Selatan tahun 2011,” lanjutnya.

    Motif pembunuhan yakni pelaku kesal dengan tingkah korban yang dianggap tak sopan.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara tersangka ini, si korban kalau berkata agak songong,” sambungnya.

    Kemudian korban sok pintar dan mengajari pelaku yang lebih lama bekerja di konveksi tersebut.

    Selain itu, pelaku ingin menguasai sepeda motor korban yang dibawa dari Lampung.

    Sepeda motor tersebut yang digunakan pelaku untuk membuang jasad terbungkus karung.

    Penyidik telah mengamankan sepeda motor sebagai barang bukti.

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers, pelaku mengaku khilaf telah melakukan pembunuhan.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul ”Korban Songong & Sok Pinter” Pelaku Berani Habisi Rekan Kerja & Jasadnya Dibuang di Got Tangerang

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Elga/Ramadhan LQ)

  • 2 Alasan Ragil Bunuh Rekan Kerja Hingga Buang Mayat Dalam Karung di Tangerang, Tergiur Motor Korban – Halaman all

    2 Alasan Ragil Bunuh Rekan Kerja Hingga Buang Mayat Dalam Karung di Tangerang, Tergiur Motor Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap dua faktor yang menyebabkan pelaku Nana alias Ragil (23) tega membunuh Al-Bashar (32) hingga buang mayat korban di Jalan Daan Mogot KM 21, Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten.

    Diketahui pelaku Ragil dan korban Al-Bashar sama-sama bekerja di sebuah konveksi yang ada di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Pembunuhan terjadi di tempat kerja mereka, Minggu (20/4/2025) sekira pukul 15.30 WIB.

    Korban diketahui baru dua hari bekerja di tempat tersebut karena baru kembali memulai perantauan dari kampung halaman di Lampung.

    “Pada hari Minggu sekira pukul 13.30 WIB, di Hera bordir hanya ada tersangka dan korban. Tersangka membantu korban yang sedang bekerja,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra saat merilis kasus di Polda Metro Jaya, Jumat (25/4/2025).

    Wira menuturkan, tersangka mengaku tega menghilangkan nyawa korban karena dua alasan.

    Faktor pertama karena kesal dengan tingkah korban yang disebutnya tak sopan.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara tersangka ini, si korban kalau berkata agak songong. 

    Dan korban ini merasa pintar. Jadi seolah-olah si tersangka ini harus diajari,” bebernya.

    “Selain itu, tersangka juga tergiur untuk menguasai motor korban yang terparkir di tempat mereka bekerja,” kata Wira.

    Wira menjelaskan, setelah memastikan korban meninggal, pelaku kemudian membungkus korban dalam plastik dan karung sebanyak tiga lapis
    kemudian diikat dengan kain bekas.

    “Setelah itu tersangka mengangkat karung yang berisi mayat korban ke atas dek motor korban. Kemudian pergi membawa jasad itu meninggalkan lokasi kejadian dan mencari tempat untuk membuang mayat korban,” paparnya.

    Wira mengatakan, pelaku memutuskan membuang jasad korban di got Jalan Daan Mogot KM 21 karena melihat kondisi di sana sepi.

    “Dari tempat kejadian dia sambil jalan, lurus saja ketemu tempat yang tidak sepi langsung dibuang,” kata Wira. 

    Sehari berselang atau pada Senin (21/4/2025), pelaku tetap bekerja di lokasi kejadian seolah tak ada peristiwa apapun.

    “Hari Senin tanggal 21 April 2025 dan Selasa tanggal 22 April 2025, tersangka kerja seperti biasa di Hera Bordir,” kata Wira.

    Wira menuturkan, pelaku baru melarikan diri pada Selasa malam setelah viral penemuan jasad korban pada pagi harinya.

    “Selasa tanggal 22 April 2025 sekitar pukul 20.30 WIB tersangka pergi dari Hera
    Bordir menggunakan ojek online menuju ke kontrakan temannya di Kota Tangerang untuk melarikan diri,” ujarnya.

    Tersangka akhirnya dibekuk pada Rabu (23/4/2025).

    Dalam kasus ini, pelaku dikenakan pasal berlapis tentang pembunuhan dan perampasan terkait motor korban yang turut diambil pelaku.

    Penulis: Elga Hikari Putra

  • Kerja 2 Hari di Konveksi, Warga Lampung Tewas Dibunuh Rekannya di Jaksel, Ini Motif Pelaku – Halaman all

    Detik-detik Aksi Sadis Pembunuhan Pria Dalam Karung di Tangerang: Disikut, Dibenturkan, Disayat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap aksi brutal di balik penemuan mayat Al Bashar (32) di saluran air kawasan Batu Ceper, Tangerang, Banten.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengungkap detik-detik aksi sadis yang dilakukan Nana alias Ragil (23), rekan kerja korban, menghabisi nyawa Al Bashar sebelum membuang jasadnya.

    Peristiwa tragis yang menimpa Al Bashar terjadi di tempat kerja mereka, Hera Bordir, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2025).

    Korban diketahui dibantu pelaku Ragil dalam bekerja.

    Hingga saat kejadian, Ragil pun mengobrol soal pekerjaan dengan korban.

    Tetapi obrolan pelaku tak dihiraukan korban, hingga Ragil pun kesal hingga tiba-tiba menyikut korban.

    “Saat korban lengah, tiba-tiba tersangka menyikut sekuat tenaga kepala korban menggunakan sikut sebelah kanan mengenai tengkuk korban. Mengakibatkan kepala korban membentuk meja bordir, mengakibatkan korban jatuh tersungkur di lantai,” kata Kombes Wira Satya Triputra di Jakarta, Jumat (25/4/2025).

    Kemudian, saat korban hendak berdiri, tersangka membenturkan kepala korban ke lantai sebanyak tiga kali.

    Setelah itu, leher korban pun dipukul menggunakan shockbreaker motor. 

    “Tersangka menggunakan sebuah besi shockbreaker motor yang terletak di atas meja, memukul leher kanan korban sebanyak dua kali. Setelah itu, tersangka memegang piring bekas yang berada di dekat tersangka kembali memukulkannya ke kepala korban, piring tersebut pecah,” ujarnya.

    “Kemudian tersangka kembali menggunakan besi shockbreaker memukul leher korban sebanyak dua kali dilanjutkan memukul kepala korban secara acak lima kali,” imbuhnya. 

    Tak sampai di situ, tersangka pun mengambil sebuah pisau dan menyayat jari korban.

    “Setelah itu tersangka mengambil pisau yang ada di dekat tersangka, dan menyayat ibu jari, jari tengah kanan, dan jari tangan kiri korban,” ucapnya.

    Polisi mengungkap alasan pelaku menyayat jari korban.

    “Kalau sepengetahuan daripada tersangka, ketika disayat dan darah itu masih mengalir, bahwa si korban itu masih hidup,” ujar Wira. 

    “Tapi kalau darah sudah tidak mengalir, itu bahwa korban betul-betul sudah tidak ada nyawanya lagi.”

    “Jadi disayatnya bukan untuk menghilangkan sidik jarinya, bukan. Tapi lebih kepada memastikan apakah, untuk mengecek apakah si korban ini kondisi hidup atau mati,” katanya.

    Setelah memastikan korban meninggal, pelaku menggeledah celana korban untuk mencari kunci sepeda motor korban yang ingin diambilnya.

    Pelaku kemudian membungkus korban dalam plastik dan karung sebanyak 3 lapis kemudian diikat dengan kain bekas.

    “Setelah itu tersangka mengangkat karung yang berisi mayat korban ke atas dek motor korban.”

    “Kemudian pergi membawa jasad itu meninggalkan lokasi kejadian dan mencari tempat untuk membuang mayat korban,” paparnya.

    Wira mengatakan, pelaku memutuskan membuang jasad korban di got Jalan Daan Mogot KM 21 karena melihat kondisi di sana sepi.

    “Dari tempat kejadian dia sambil jalan, lurus saja ketemu tempat yang tidak sepi langsung dibuang,” kata Wira.

    Diangkut Pakai Motor Korban

    Pelaku menggunakan sepeda motor korban untuk membuang jasad Al Bashar.

    “Motor yang dipakai untuk angkat ini (mayat) adalah motor milik korban,” kata Wira.

    PELAKU PEMBUNUHAN – Terduga pelaku berinisial N alias R (23) ditangkap Subdirektorat (Subdit) Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya usai memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV). Detik-detik pelaku pembunuhan membawa mayat pria dalam karung di saluran air Jalan Daan Mogot KM 21, Batuceper, Kota Tangerang. (Tangkapan layar dari TMC Polda Metro Jaya)

    Aksi Ragil saat hendak membuang jasad korban ke saluran air terekam kamera CCTV milik Polda Metro Jaya.

    Ia melintas di sebuah jalan pada pukul 16.47 WIB.

    Ia terlihat mengendarai sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi A 4366 VAC.

    Saat berkendara, pelaku mengenakan jaket hitam dan helm warna senada dengan kaca helm dalam posisi tertutup.

    Di bagian dek tengah sepeda motor, tampak jasad korban yang telah dibungkus karung.

    Pada salah satu sisi karung terlihat noda darah yang menempel.

    “Kemudian untuk pemilihan tempat pembuangan, tentunya ini secara random. Karena ini kan tempat (korban) ditemukan ini agak sepi,” ujar Wira.

    Motif Pembunuhan 

    Kombes Wira Satya Triputra mengatakan pembunuhan dipicu sakit hati.

    “Tersangka membantu korban bekerja dan mengobrol terkait pekerjaan. Namun pada saat melakukan pembicaraan ngobrol, tersangka merasa tersinggung karena korban merasa acuh atau mengacuhkan obrolan tersangka,” kata Wira. 

    Menurut tersangka, sikap korban juga dianggap angkuh apalagi saat berkomunikasi.

    Sehingga, tersangka pun kesal terhadap korban.

    “Korban ini menurut pengakuan tersangka kalau berkata-kata agak songong. Kedua, korban merasa pintar, jadi seolah-olah tersangka harus diajari,” ujarnya.  

    Selain itu, motif lain yang diperoleh penyidik dalam pemeriksaan tersangka yakni karena terdesak ekonomi.

    “Tersangka merasa kesal atau emosi dan juga karena tersangka dipengaruhi kebutuhan ekonomi, muncul niat dari tersangka untuk memiliki motor milik korban yang diparkir di halaman,” ujarnya.

    Kronologis Penemuan Jenazah Hingga Pelaku Ditangkap

    Mayat korban ditemukan di pinggir Jalan Daan Mogot, KM 21, Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten, Selasa (22/4/2025) pagi sekira pukul 08.15 WIB.

    Dari hasil autopsi ditemukan sejumlah luka-luka akibat kekerasan benda tajam dan tumpul.

    “Hasil autopsi yang dilakukan oleh Tim Kedokteran Forensik RSUD Kabupaten Tangerang, terdapat luka terbuka di kepala dan rahang bagian kanan dan kiri, luka memar di leher dan pipi diduga akibat kekerasan benda tumpul,” kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho dalam keterangan Rabu (23/4/2025) pagi.

    MAYAT DALAM KARUNG – Jajaran Polsek Batu Ceper mengevakuasi jasad pria laki-laki yang ditemukan tewas terbungkus dalam karung di Jalan Daan Mogot kilometer (KM) 21 menuju Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kabupaten Tangerang. Ditemukan bekas kekerasan di tubuh korban. (WartaKotalive.com/Gilbert Sem Sandro)

    “Kemudian pada tangan kanan serta jari dan dahi kiri ada luka terbuka akibat benda tajam,” sambung Kapolres.

    Adapun korban tewas karena diduga dibunuh.
      
    “Dari hasil sementara ada tanda kekerasan benturan benda tumpul dan tajam. Begitu hasil pemeriksaan sementara tapi untuk lebih lengkapnya masih menunggu hasil final autopsi,” ujarnya.

    Belakangan, identitas korban diketahui. Dia adalah pria bernama Al- Bashar berusia 32 tahun yang merupakan warga Dusun Sugih Waras, Lampung Selatan.

    Setelah identitas korban terungkap, polisi pun akhirnya menangkap pelaku.

    Pelaku ditangkap di sebuah rumah di Panunggangan Utara Kecamatan Pinang, Kota Tangerang pada Rabu (23/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

    Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

    (Tribunjakarta.com/ Elga Hikari Putra/ Tribunnews.com/ Abdi)

  • Usai Buang Jasad Pelaku di Got Jalan Daan Mogot, Pelaku Santai Tetap Kerja di Lokasi Kejadian

    Usai Buang Jasad Pelaku di Got Jalan Daan Mogot, Pelaku Santai Tetap Kerja di Lokasi Kejadian

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seusai membuang jasad korbannya ke got di Jalan Daan Mogot KM 21, Batuceper, Kota Tangerang, pelaku, N alias R (23), tetap santai kembali ke lokasi kejadian yang juga tempat kerja mereka.

    Diketahui, pelaku dan Al-Bashar (32), selaku korban, sama-sama bekerja di sebuah konveksi yang ada di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Adapun korban baru dua hari bekerja di tempat tersebut karena baru kembali memulai perantauan dari kampung halaman di Lampung.

    Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra menerangkan, peristiwa pembunuhan itu dilakukan pada Minggu (20/4/2025) sore sekira pukul 15.30 WIB.

    “Pada hari Minggu sekira pukul 13.30 WIB, di Hera bordir hanya ada tersangka dan korban. Tersangka membantu korban yang sedang bekerja,” kata Wira saat merilis kasus tersebut di Polda Metro Jaya, Jumat (25/4/2025).

    Wira menuturkan, tersangka mengaku sampai tega untuk menghilangkan nyawa korban karena dua alasan.

    Faktor pertama karena kesal dengan tingkah korban yang disebutnya tak sopan.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara tersangka ini, si korban kalau berkata agak songong. 

    Dan korban ini merasa pintar. Jadi seolah-olah si tersangka ini harus diajari,” bebernya.

    “Selain itu, tersangka juga tergiur untuk menguasai motor korban yang terparkir di tempat mereka bekerja,” kata Wira.

    Wira menjelaskan, setelah memastikan korban meninggal, pelaku kemudian membungkus korban dalam plastik dan karung sebanyak tiga lapis
    kemudian diikat dengan kain bekas.

    “Setelah itu tersangka mengangkat karung yang berisi mayat korban ke atas dek motor korban.

    Kemudian pergi membawa jasad itu meninggalkan lokasi kejadian dan mencari tempat untuk membuang mayat korban,” paparnya.

    Wira mengatakan, pelaku memutuskan membuang jasad korban di got Jalan Daan Mogot KM 21 karena melihat kondisi di sana sepi.

    “Dari tempat kejadian dia sambil jalan, lurus saja ketemu tempat yang tidak sepi langsung dibuang,” kata Wira. 

    Sehari berselang atau pada Senin (21/4/2025), pelaku tetap bekerja di lokasi kejadian dan tak seolah tak ada peristiwa apapun.

    “Hari Senin tanggal 21 April 2025 dan Selasa tanggal 22 April 2025, tersangka kerja seperti biasa di Hera Bordir,” kata Wira.

    Wira menuturkan, pelaku baru melarikan diri pada Selasa malam setelah viral penemuan jasad korban pada pagi harinya.

    “Selasa tanggal 22 April 2025 sekitar pukul 20.30 WIB tersangka pergi dari Hera
    Bordir menggunakan ojek online menuju ke kontrakan temannya di Kota Tangerang untuk melarikan diri,” ujarnya.

    Tersangka akhirnya dibekuk pada Rabu (23/4/2025).

    Dalam kasus ini, pelaku dikenakan pasal berlapis tentang pembunuhan dan perampasan terkait motor korban yang turut diambil pelaku.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya