kab/kota: Penjaringan

  • Pramono akui kemacetan tak terhindarkan imbas proyek JSDP

    Pramono akui kemacetan tak terhindarkan imbas proyek JSDP

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengakui kemacetan imbas pengerjaan proyek pembangunan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) memang tidak terhindarkan.

    Namun meski menimbulkan kemacetan, dia menekankan proyek tersebut harus tetap berjalan demi mempersiapkan masa depan Jakarta.

    “Projek ini berkaitan dengan kemacetan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Tetapi karena pentingnya projek ini harus dilakukan dan harus disiapkan di Jakarta sebagai kota masa depan, maka tetap harus dilakukan,” ujar Pramono setelah meninjau proyek JSDP Zona 1 Pluit di dua lokasi, yaitu Jalan Waduk Pluit Selatan dan Jalan Pluit Selatan Raya, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis.

    Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan yang terjadi akibat proyek tersebut.

    Tak hanya itu, dia menyebutkan komunikasi juga perlu digencarkan untuk menginformasikan kepada publik mengenai proyek JSDP.

    “Komunikasi publiknya sekarang akan kita buat menjadi lebih transparan dan terbuka. Orang membayangkan proyek seperti ini kayaknya nggak ada apa-apa, padahal di bawah ini yang bekerja banyak sekali,” kata Pramono.

    Seperti diketahui, proyek JSDP telah dimulai sejak 2023 dan ditargetkan rampung pada 2027. JSDP Zona 1 Pluit diharapkan mampu melayani 220.000 rumah tangga atau kurang lebih 1 juta penduduk.

    Area pelayanan JSDP Zona 1 Pluit mencakup wilayah seluas 4.901 hektare yang meliputi area Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) JSDP Zona 1 Pluit terletak di area sebelah Barat Laut Waduk Pluit.

    Pembangunan IPAL pada JSDP bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap layanan pengelolaan air limbah, memperbaiki kualitas lingkungan, terutama pada air permukaan dan air tanah, serta mencegah timbulnya penyakit bawaan air (waterborne diseases) akibat buruknya kualitas air.

    Dalam sistem pengolahan air limbah domestik, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum air buangan dialirkan kembali ke badan air.

    Tahap pertama adalah pengolahan awal yang berfungsi memisahkan partikel berukuran besar, seperti pasir, kayu, plastik, dan material lain yang dapat mengganggu proses berikutnya.

    Selanjutnya, air limbah masuk ke pengolahan primer yang umumnya menggunakan proses fisik untuk mengendapkan partikel halus dan bahan tersuspensi. Setelah itu, dilakukan pengolahan sekunder yang biasanya melibatkan proses biologis untuk mendekomposisi materi organik penyebab pencemaran.

    Beberapa teknologi yang umum digunakan pada tahap tersebut, antara lain sistem lumpur aktif (activated sludge), Membrane Bioreactor (MBR), biofilter, dan metode sejenis lainnya.

    Tahap terakhir adalah desinfeksi yang bertujuan untuk menghilangkan organisme patogen berbahaya bagi kesehatan. Hasil akhir dari seluruh proses tersebut diharapkan sudah memenuhi baku mutu air limbah domestik yang berlaku.

    Jika diperlukan, maka dapat dilakukan pengolahan lanjutan untuk menghasilkan kualitas air olahan yang lebih baik dan memungkinkan pemanfaatan kembali (recycle).

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono Anung: Jakarta Lebih Cepat Tangani Banjir Dibandingkan Daerah Sekitar

    Pramono Anung: Jakarta Lebih Cepat Tangani Banjir Dibandingkan Daerah Sekitar

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, penanganan banjir dan genangan di ibu kota lebih cepat dibandingkan daerah lainnya. Pram, sapaan akrabnya, mengakui genangan air di Jakarta selalu ada, terlebih dalam beberapa hari terakhir mengingat Jakarta kerap diguyur hujan.

    “Mohon maaf, bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah sekitar, Jakarta pasti lebih cepat penanganannya, dan kemarin relatif cepat penanganannya,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (30/10/2025).

    Meski demikian, dia telah meminta kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) agar menyiagakan seluruh pompa yang yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan begitu, lanjut dia, genangan air serta banjir yang terjadi di Jakarta dapat ditangani dengan cepat.

    “Seperti yang saya janjikan berulang kali, kemarin sebelum hujan, semua air saya minta untuk dipompa. Jadi, sumber daya air sekarang ini 600 pompa yang kemarin dipersiapkan,” jelas Pramono.

  • Pramono Anung: Jakarta Lebih Cepat Tangani Banjir Dibandingkan Daerah Sekitar

    Pramono Anung: Jakarta Lebih Cepat Tangani Banjir Dibandingkan Daerah Sekitar

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, penanganan banjir dan genangan di ibu kota lebih cepat dibandingkan daerah lainnya. Pram, sapaan akrabnya, mengakui genangan air di Jakarta selalu ada, terlebih dalam beberapa hari terakhir mengingat Jakarta kerap diguyur hujan.

    “Mohon maaf, bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah sekitar, Jakarta pasti lebih cepat penanganannya, dan kemarin relatif cepat penanganannya,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (30/10/2025).

    Meski demikian, dia telah meminta kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) agar menyiagakan seluruh pompa yang yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan begitu, lanjut dia, genangan air serta banjir yang terjadi di Jakarta dapat ditangani dengan cepat.

    “Seperti yang saya janjikan berulang kali, kemarin sebelum hujan, semua air saya minta untuk dipompa. Jadi, sumber daya air sekarang ini 600 pompa yang kemarin dipersiapkan,” jelas Pramono.

  • Pram sebut penanganan banjir di Jakarta lebih cepat

    Pram sebut penanganan banjir di Jakarta lebih cepat

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebutkan penanganan banjir dan genangan di ibu kota lebih cepat dibandingkan daerah lainnya.

    “Mohon maaf, bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah sekitar, Jakarta pasti lebih cepat penanganannya, dan kemarin relatif cepat penanganannya,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis.

    Pram, sapaan akrabnya, mengakui genangan air di Jakarta selalu ada, terlebih dalam beberapa hari terakhir mengingat Jakarta kerap diguyur hujan.

    Meski demikian, dia telah meminta kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) agar menyiagakan seluruh pompa yang yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Dengan begitu, lanjut dia, genangan air serta banjir yang terjadi di Jakarta dapat ditangani dengan cepat.

    “Seperti yang saya janjikan berulang kali, kemarin sebelum hujan, semua air saya minta untuk dipompa. Jadi, sumber daya air sekarang ini 600 pompa yang kemarin dipersiapkan,” jelas Pramono.

    Diketahui pada Rabu (29/10), sempat terjadi genangan di beberapa titik di Jakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur menyiagakan 30 personel beserta perahu karet untuk mengantisipasi potensi banjir serta genangan air di sejumlah titik rawan.

    Personel tersebut disiagakan untuk memastikan penanganan cepat dilakukan jika terjadi genangan air, pohon tumbang, maupun peristiwa kebencanaan lain akibat cuaca ekstrem.

    BPBD DKI Jakarta juga sebelumnya melaporkan sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan terendam banjir dengan ketinggian sekitar 30-70 sentimeter (cm) pada Rabu (29/10).

    Namun, kondisi tersebut dapat segera diatasi. Pada pukul 20.00 WIB, genangan air di 26 RT di Kelurahan Petogogan dipastikan sudah surut, dan warga mulai membersihkan rumah mereka masing-masing.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Memasak saat dini hari, lansia tewas akibat kebakaran di Jakarta Utara

    Memasak saat dini hari, lansia tewas akibat kebakaran di Jakarta Utara

    Jakarta (ANTARA) – Seorang lanjut usia (lansia) berinisial WG (60) tewas akibat kebakaran pada warung makan miliknya di Jalan Perumahan Taman Grisenda, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), Selasa dini hari.

    “Ada dua orang yang menjadi korban akibat kebakaran ini , satu meninggal dunia dan satu luka-luka,” kata Kasiops Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara Gatot Sulaeman di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan korban luka adalah wanita lansia berinisial SR (60) sehingga dilarikan ke RSUD Cengkareng untuk mendapatkan perawatan medis.

    Menurut dia, kebakaran terjadi akibat kebocoran gas yang digunakan korban untuk memasak.

    Pihaknya menduga api berasal dari aktifitas memasak yang dilakukan korban, karena korban sudah lansia sehingga tidak dapat menangani kebocoran itu.

    “Api diduga berasal dari kebocoran gas,” katanya.

    Ia mengatakan api yang berasal dari gas membesar dan membakar warung makan seluas 50 meter persegi itu.

    “Prediksi kerugian sekitar Rp40 juta,” katanya

    Ia mengatakan petugas mendapatkan informasi kebakaran pukul 03.38 WIB dan pihaknya mengerahkan tim pemadam menuju lokasi kejadian.

    Pihaknya mengerahkan empat unit mobil pemadam dengan 20 personel yang berjibaku memadamkan api tersebut.

    “Pemadaman mulai dilakukan pukul 03.43 WIB dan api berhasil dipadamkan pukul 04.35 WIB,” katanya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Adian Napitupulu Dorong Skema Berlangganan untuk Driver Ojol

    Adian Napitupulu Dorong Skema Berlangganan untuk Driver Ojol

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan sekaligus anggota Komisi V DPR, Adian Napitupulu, angkat suara mengenai ojek online (ojol). Dia mendorong sistem berlangganan sebagai alternatif skema komisi dalam hubungan antara pengemudi ojol dan perusahaan aplikator.

    “Begini, maksimal per hari ini, per saat ini kita meminta komisi aplikator tidak lebih dari 10%. All in. Tapi, perkembangan teknologi, perkembangan pola ekonomi usaha di beberapa negara lain, sistemnya justru sudah lebih maju,” ujar Adian, Selasa (28/10/2025).

    Menurutnya, model berlangganan yang diusungnya akan memberi kepastian akses order bagi pengemudi sekaligus kewajiban yang jelas bagi aplikator.

    “Tidak lagi menggunakan komisi, tetapi biaya tetap, biaya berlangganan. Jadi driver membayar pada aplikasi Rp200.000 tiap bulan, dan aplikator wajib untuk mendistribusikan order pada mereka. Di India dan beberapa negara lain sudah seperti itu.”

    Adian pun menegaskan usulan berlangganan dapat berjalan sebagai tahap lanjutan setelah pengetatan komisi.

    Usulan tersebut disampaikan Adian usai berdiskusi dengan berbagai asosiasi ojol, komunitas pengemudi, dan perusahaan aplikator di Ruang Rapat Fraksi PDI Perjuangan, Jakarta, sebagai bagian dari penjaringan masukan untuk penyusunan regulasi transportasi daring.

  • Jalan tinggi sebelah di Penjaringan segera diperbaiki

    Jalan tinggi sebelah di Penjaringan segera diperbaiki

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera memperbaiki jalan tinggi sebelah yang kerap menyebabkan kendaraan terperosok di Penjaringan, Jakarta Utara.

    Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo di Jakarta Utara, Senin, mengatakan, jalan tersebut sebelumnya dibangun oleh pihak swasta, namun mangkrak sejak 2016.

    Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta pun segera mengatasi jalan tersebut usai Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau langsung lokasi itu.

    “Hari ini Pak Gub sudah meninjau langsung ke jalan yang ada beda tinggi. Intinya, dari Pemprov DKI akan menyelesaikan permasalahan itu,” katanya.

    Jalan ini dibangun melalui swasta, kemudian terhenti. “Kami akan komunikasikan dengan pihak pengembang. Kalau bisa dilanjut, dilanjut. Kalau pengembangnya sudah tidak bisa, kmDKI yang akan masuk,” kata Suwondo

    Suwondo menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta segera mendiskusikan persoalan jalan tersebut bersama pengembangnya.

    Nantinya, apabila sudah berkomunikasi dengan pihak swasta yang membangun jalan tersebut, Pemerintah DKI Jakarta segera mengambil langkah.

    Diharapkan nantinya, jalan tersebut bisa kembali baik sehingga tak ada lagi kendaraan yang terperosok di sana.

    “Ya kita komunikasikan dulu dengan pengembang. Kalau memang mereka oke, kita minta untuk lanjut. Mudah-mudahan dalam minggu ini bisa ada komunikasi dengan pengembang,” kata Suwondo.

    Pada Senin pagi, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menepati janjinya untuk meninjau langsung Jalan Inspeksi Kali Duri di wilayah Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang viral di media sosial karena kondisi jalan tersebut tinggi sebelah.

    Ia pun telah meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta untuk segera memperbaiki jalan sepanjang 320 meter itu agar tidak kembali menimbulkan kecelakaan.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 9
                    
                        Ahok Heran, Proyek Jalan Beda Tinggi di Penjaringan Seharusnya Bisa Dilanjutkan Sejak Lama
                        Megapolitan

    9 Ahok Heran, Proyek Jalan Beda Tinggi di Penjaringan Seharusnya Bisa Dilanjutkan Sejak Lama Megapolitan

    Ahok Heran, Proyek Jalan Beda Tinggi di Penjaringan Seharusnya Bisa Dilanjutkan Sejak Lama
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai proyek pembangunan jalan beda tinggi di Jalan Inspeksi Kali Duri, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, seharusnya dapat diselesaikan sejak lama.
    Menurut Ahok, pembangunan jalan tersebut merupakan bagian dari kewajiban pengembang dalam proyek reklamasi pantai utara Jakarta. Namun, karena proyek reklamasi dibatalkan sepihak, pembangunan jalan itu ikut terhenti.
    “Sayangnya, pulau reklamasi dibatalkan sepihak. Bisa jadi belum selesai total pembangunan,” ujar Ahok saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Senin (27/10/2025).
    Ahok menjelaskan, meski proyek reklamasi batal, Pemprov DKI sebenarnya tetap bisa melanjutkan pembangunan jalan beda tinggi itu menggunakan dana kompensasi reklamasi atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
    “Ya, harusnya bisa diselesaikan oleh dana kompensasi pulau reklamasi yang akhirnya hilang kontribusi tambahan dari izin pulau reklamasi. Dan harusnya begitu tidak selesai juga bisa dianggarkan di APBD untuk selesaikan, toh itu semua milik Pemda DKI,” kata Ahok.
    Ia menegaskan, proyek tersebut seharusnya tidak menghadapi kendala hukum apa pun dan dapat segera dilanjutkan oleh pemerintah saat ini.
    “Bisa tanyakan ke beliau (Pramono). Harusnya bukan masalah hukum, bisa dikerjakan,” jelasnya.
    Proyek peninggian jalan di kawasan Inspeksi Kali Duri itu diketahui mangkrak selama lebih dari satu dekade. Pekerjaan awal dilakukan sekitar 2014, ketika Ahok masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
    Ketua RW 16 Penjaringan, Eko Harianto (58), menyebutkan pembangunan sempat berjalan sebagian sebelum akhirnya terhenti.
    “Duh, ini dibangun udah dari zaman Bapak Ahok. Dulu ini kan dibangunnya sebelah-sebelah, jadi sebelah sana dulu karena enggak ada halangannya apa-apa,” ujar Eko saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Kamis (23/10/2025).
    Namun, rencana untuk melanjutkan pembangunan di sisi lainnya batal setelah Ahok tidak lagi menjabat sebagai gubernur.
    Akibatnya, sejumlah mobil terperosok di jalan dengan beda tinggi tersebut. Sejumlah warga pun tampak bahu-membahu membantu mobil yang terperosok kembali ke jalurnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Ahok Heran, Proyek Jalan Beda Tinggi di Penjaringan Seharusnya Bisa Dilanjutkan Sejak Lama
                        Megapolitan

    6 Ahok Buka Suara Soal Jalan Beda Tinggi di Penjaringan sejak 2014 Megapolitan

    Ahok Buka Suara Soal Jalan Beda Tinggi di Penjaringan sejak 2014
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok buka suara mengenai jalan beda tinggi di Jalan Inpeksi Kali Duri, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang membuat banyak pengendara celaka.
    Sebelumnya, warga sekitar menyebut proyek perbaikan jalan tersebut dibangun pada 2014, ketika Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
    Ahok menjelaskan bahwa pembangunan jalan tersebut merupakan bagian dari kewajiban pengembang dalam proyek reklamasi pulau di Teluk Jakarta yang sempat ia rencanakan.
    “Mungkin benar zaman saya dari kewajiban pulau reklamasi dan bukan dana CSR,” ucap Ahok saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Senin (27/10/2025).
    Namun, proyek reklamasi tersebut dibatalkan secara sepihak sehingga sejumlah pembangunan yang berkaitan menjadi terbengkalai.
    “Sayangnya pulau reklamasi dibatalkan sepihak. Bisa jadi belum selesai total pembangunan,” ungkap Ahok.
    Ahok menambahkan, proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) di Pluit, Jakarta Utara, yang kini juga mangkrak masih berkaitan dengan proyek reklamasi tersebut.
    Ahok bilang, JLNT itu juga dikerjakan sebagai kewajiban pembangunan pulau reklamasi.
    “Semacam itu dikerjakan oleh pengembang pulau reklamasi sebagai kewajiban,” ujar Ahok.
    Diberitakan sebelumnya, proyek peninggian jalan di Inpeksi Kali Duri, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, mangkrak sudah belasan tahun lamanya.
    Jalan tersebut ditinggikan sekitar 2014 ketika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
    “Duh ini dibangun udah dari zaman Bapak Ahok. Dulu ini kan dibangunnya sebelah-sebelah, jadi sebelah sana dulu karena enggak ada halangannya apa-apa,” ucap Ketua RW 16, Penjaringan, Eko Harianto (58) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Kamis (23/10/2025)
    Namun, ketika setengah jalan lagi hendak ditinggikan, Ahok justru tak lagi menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolsek Penjaringan Pastikan Video Viral di Medsos Adalah Hoaks, Ini Penjelasannya

    Kapolsek Penjaringan Pastikan Video Viral di Medsos Adalah Hoaks, Ini Penjelasannya

    JAKARTA – Polsek Metro Penjaringan memastikan bahwa postingan yang beredar di media sosial berisi narasi bahwa anak SMP dijebak polisi untuk bawa sabu lalu diminta tebusan Rp80 juta adalah tidak benar atau hoaks.

    “Hasil klarifikasi bahwa apa yang diinformasikan itu tidak benar,” kata Kapolsek Metro Penjaringan, AKBP Agus Ady Wijaya saat dikonfirmasi, Minggu, 26 Oktober 2025.

    Kapolsek memastikan bahwa video yang beredar luas di media sosial dan dikaitkan dengan wilayah Penjaringan tidak sesuai fakta.

    Pihaknya telah melakukan pengecekan langsung di lapangan terkait konten yang memuat narasi situasi gangguan kamtibmas tersebut.

    “Setelah dilakukan pengecekan, tidak ditemukan adanya kejadian sebagaimana yang disampaikan dalam narasi video yang beredar. Informasi itu tidak benar atau hoaks,” ujarnya.

    AKBP Agus mengatakan, penyebaran informasi yang belum terverifikasi dapat menimbulkan keresahan dan kesalahpahaman di masyarakat.

    Karena itu, ia mengajak masyarakat bersikap lebih selektif dalam menerima serta membagikan konten digital.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mempercayai, menyebarkan ataupun membuat kesimpulan atas informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya,” katanya.

    Sementara dalam rekaman video yang viral tersebut hanya terlihat sejumlah orang mendatangi sebuah rumah di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Rumah tersebut diduga milik oknum Polri.

    Bahkan menurut informasi lainnya, sejumlah orang tersebut mendatangi rumah milik oknum Polri karena dipicu adanya dugaan penganiayaan terhadap seorang remaja berusia 15 tahun yang dilakukan oleh penghuni rumah tersebut sehingga memicu reaksi massa.

    “Terkait beberapa informasi yang beredar banyak tentang rumah anggota digeruduk warga, bahwa itu sedang kami tangani bersama fungsi pengawasan Sie Propam Polres (Jakarta Utara),” ujar Kapolsek.

    Saat ini, informasi itu dalam penanganan Polsek Metro Penjaringan dan Seksi Profesi dan Pengamanan (Sie Propam) Polres Metro Jakarta Utara.

    “Hasil klarifikasi sementara menunjukkan bahwa informasi yang beredar tidak benar. Namun demikian, untuk memastikan fakta yang sesungguhnya, kami tetap melakukan proses pendalaman,” ucapnya.

    AKBP Agus meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh konten yang dapat memecah belah atau merugikan pihak tertentu.

    Ia mengajak publik berperan menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, khususnya menjelang momentum sosial dan politik yang sensitif.

    “Kepolisian terus bekerja memastikan situasi tetap aman dan kondusif. Kami berharap masyarakat ikut berperan dengan tetap tenang dan bijak dalam menyikapi informasi apa pun,” katanya.