kab/kota: Penjaringan

  • Pemkot Jakut relokasi warga kolong Tol Jembatan Tiga Pluit ke rusunawa

    Pemkot Jakut relokasi warga kolong Tol Jembatan Tiga Pluit ke rusunawa

    Puluhan warga yang selama ini tinggal di kolong Tol Jembatan Tiga Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, direlokasi ke Rusunawa Tongkol Pademangan pada Minggu (1/12/2024). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

    Pemkot Jakut relokasi warga kolong Tol Jembatan Tiga Pluit ke rusunawa
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 01 Desember 2024 – 13:19 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Jakarta Utara merelokasi 34 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini tinggal di kolong Tol Jembatan Tiga Pluit ke Rusunawa Tongkol Pademangan.

    “Hari ini kami memindahkan 34 KK yang memiliki KTP Jakarta ke lokasi rusun yang lebih layak. Pemindahan ini dilakukan secara bertahap,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kota (Sekkot) Administrasi Jakarta Utara, Wawan Budi Rohman di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, selama ini warga tersebut tinggal di kolong tol yang dari sudut kesehatan, kebersihan dan keamanan sangat kurang layak.

    Menurut dia, pemindahan ini tidak dilakukan secara mendadak tapi proses yang sudah berjalan cukup lama dan mereka yang memiliki KTP Jakarta dipindahkan ke Rusunawa Tongkol Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

    “Kita juga lakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memindahkan mereka,” kata dia.

    Ia mengatakan, warga tersebut akan mendapatkan fasilitas rusun berupa kamar, air, listrik serta uang sewa gratis selama enam bulan sesuai arahan dari pimpinan.

    Setelah enam bulan, mereka yang direlokasi membayar tarif khusus di bawah tarif biasa.
    “Sebelum kita pindahkan mereka, kita ajak dulu ke rusun untuk melihat kondisi tempat tinggal mereka nantinya,” kata dia.

    Lurah Penjaringan Tommy Haryanto mengatakan, total ada 500 KK yang memiliki KTP DKI Jakarta dan yang akan dipindahkan secara bertahap.

    “Hari ini pemindahan tahap pertama dan selanjutnya dilakukan di hari berikutnya sesuai dengan jadwal yang ada,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Puluhan tahun tinggal di kolong tol, warga rela direlokasi ke rusunawa

    Puluhan tahun tinggal di kolong tol, warga rela direlokasi ke rusunawa

    Saya hidup di sini sejak 1993 hingga memiliki lima anak dan lima cucu di sini

    Jakarta (ANTARA) – Warga mengaku rela direlokasi ke Rusunawa
    Tongkol, Pademangan, setelah puluhan tahun tinggal di rumah bedeng yang mereka bangun di kolong Tol Jembatan Tiga Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

    “Saya hidup di sini sejak 1993 hingga memiliki lima anak dan lima cucu di sini,” kata Wasto, salah satu warga kolong tol tersebut saat relokasi dari lokasi tinggalnya selama ini di Jakarta, Minggu.

    Ia mengemukakan, dulu di lokasi tersebut adalah perkampungan. Dia ikut menggarap lahan lalu ada penggusuran jalan tol dan warga di sini pindah.

    “Setelah pembangunan selesai dan bisa ditempati beberapa warga kembali ke sini,” kata dia.

    Dulunya dia datang ke lokasi dan membangun tempat tinggal dengan membeli triplek bekas yang ditata hingga bisa ditempati.

    “Anak saya lahir di sini semua, sekarang tiga anak sudah berumah tangga dan dua anak masih belum menikah. Mereka semua tinggal di sini,” kata warga yang mengaku berasal dari Brebes, Jawa Tengah, itu.

    “Semua warga di sini dari berbagai daerah, ada Brebes, Indramayu, Solo dan lainnya. Mereka ada yang memiliki KTP Jakarta,” kata dia.

    Ia mengaku senang dengan program pemerintah yang merelokasi dirinya dan warga ke rumah susun.

    Ia juga mengaku dapat lokasi di rumah susun yang memiliki satu kamar dan anak-anak yang lain sudah menikah dapat tempat pula.

    “Sejauh ini ngomongnya gak ada biaya tapi nanti ada biaya bulanan. Nanti juga dipikirkan,” kata dia.

    Warga lainnya bernama Siti Aminah mengaku tinggal di bawah kolong tol ini sejak 2002.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Ahok Sebut Pilkada Jakarta 2024 Lebih Baik Karena Tidak Ada yang Jualan Ayat dan Mayat, Sindir Anies?

    Ahok Sebut Pilkada Jakarta 2024 Lebih Baik Karena Tidak Ada yang Jualan Ayat dan Mayat, Sindir Anies?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Rivalitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan menjadi luka lama yang seolah tak ada titik temu.

    Sepertinya sampai hari ini, mantan gubernur DKI Jakarta itu belum bisa menerima pernyataan Anies dalam pidato kemenangannya pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

    Menurut Ahok, Anies sangat tidak negarawan. Pidato Anies di Balai Kota Jakarta kala itu dinilai provokatif dan memecah belah bangsa. Bahwa Jakarta sudah kembali ke pangkuan pribumi yang dijajah selama ini.

    Pernyataan terbaru Ahok usai menyalurkan hak pilihnya di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024) untuk Pilgub Jakarta 2024 kembali menyinggung kekalahannya atas Anies.

    Ketua DPP PDI Perjuangan itu berpandangan, Pilkada Jakarta tahun ini lebih baik dibandingkan saat dirinya maju di Pilkada 2017.

    “Saya lihat lebih oke ya situasinya karena kan nggak ada yang bisa jualan ayat mayat gitu,” celetuk Ahok tertawa.

    Diketahui, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta usungan PDIP, Pramono Anung dan Rano Karno memperoleh 2.183.577 suara (50,07%) berdasarkan hasil Real Count KPUD DKI Jakarta dan penghitungan formulir C hasil KWK per pagi ini, Kamis, 28 November 2024 yang telah mencapai 100% TPS.

    Perolehan 50% plus 2.943 suara ini menandakan kemenangan satu putaran di Pilkada Jakarta 2024.

    “1 suara Anda sangat berharga bagi kami. Sehingga, ini bukan kemenangan kami sendiri, tapi ini kemenangan untuk warga Jakarta. Dengan berlangsungnya kontestasi Pilkada 1 putaran, masalah masyarakat akan lebih cepat terselesaikan, apalagi kita sedang menghadapi cuaca ekstrem dan persiapan harga bahan pokok menyambut bulan suci Ramadhan,” kata Pramono. (Pram/fajar)

  • Pilkada Serentak 2024: 7 Petugas TPS Meninggal Dunia, Diduga Karena Kelelahan

    Pilkada Serentak 2024: 7 Petugas TPS Meninggal Dunia, Diduga Karena Kelelahan

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 membawa kabar duka dengan meninggalnya tujuh petugas tempat pemungutan suara (TPS). Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengonfirmasi bahwa faktor kelelahan diduga menjadi penyebab utama kejadian ini.

    “Iya, betul ada petugas TPS yang meninggal dunia,” ungkap Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto dalam keterangannya pada Kamis (28/11/2024).

    Bima menjelaskan, korban terdiri dari empat anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan tiga petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas). Kasus kematian ini tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

    Di antara petugas KPPS, korban pertama tercatat di Muara Enim, Sumatera Selatan, dengan dugaan riwayat asma. Korban lain di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, meninggal akibat komplikasi asam lambung.

    Sementara di Penjaringan, Jakarta Utara, seorang petugas wafat akibat hipertensi, dan satu lagi di Bogor Barat diduga meninggal karena kelelahan.

    Sedangkan dari Linmas, kasus kematian terjadi di Banda Aceh, Kediri (Jawa Timur), dan Kudus (Jawa Tengah). Korban di Banda Aceh dan Kudus diduga meninggal karena kelelahan, sementara petugas di Kediri memiliki riwayat stroke yang diperparah oleh aktivitas berat selama Pilkada.

    Menyikapi kejadian ini, Bima Arya menegaskan bahwa Kemendagri akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme dan kriteria pemilihan petugas TPS. Menurutnya, seleksi kesehatan dan kualifikasi menjadi aspek yang perlu diperhatikan lebih serius di masa mendatang.

  • Terpopuler, kebakaran di GI hingga anggota KPPS di Jakut meninggal

    Terpopuler, kebakaran di GI hingga anggota KPPS di Jakut meninggal

    DKI Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita unggulan pada Kamis antara lain kebakaran di Mal GI diduga akibat arus pendek hingga anggota KPPS di Jakarta Utara meninggal karena sakit saat bertugas. Berikut berita-berita tersebut:

    1.⁠ ⁠Kebakaran di Mal GI diduga akibat arus pendek

    Suku Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat menyebutkan kebakaran di sebuah restoran di Lantai 3A Mal Grand Indonesia (GI), Jakarta Pusat, pada Rabu siang diduga terjadi akibat arus pendek listrik (korsleting). Baca selengkapnya di sini

    2.⁠ ⁠Polisi pelaku penembakan siswa SMK di Semarang sudah ditahan

    Oknum polisi berinisial R, pelaku penembakan siswa SMKN 4 Semarang, sudah ditahan dan menjalani penempatan khusus selama 20 hari dalam penyelidikan perkara tersebut.

    Sebelumnya, seorang siswa kelas XI SMKN 4 Kota Semarang, berinisial GRO, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat luka tembak senjata api di tubuhnya. Baca selengkapnya di sini

    3.⁠ ⁠Putaran kedua, Ridwan Kamil gaet suara pemilih Dharma Pongrekun

    Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil akan menggaet suara pemilih pasangan calon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana pada putaran kedua Pilkada Jakarta nantinya.

    Kang Emil menyatakan hormat pada Dharma-Kun karena hasil hitung cepat (quick count) berada di angka 10 persen, padahal hasil survei sebelumnya hanya mencapai tiga hingga lima persen. Baca selengkapnya di sini

    Situasi TPS 116 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, yang menjadi tempat bertugas anggota KPPS yang meninggal dunia pada Rabu (27/11/2024). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

    4.⁠ ⁠110 TPS di Sumut laksanakan pemungutan suara susulan pada Pilkada 2024

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara menyatakan 110 tempat pemungutan suara (TPS) akan melaksanakan pemungutan suara susulan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 akibat bencana banjir yang melanda sejumlah provinsi setempat.

    Agus menjelaskan bahwa Kota Medan merupakan wilayah paling banyak yang melaksanakan pemungutan suara susulan dengan total 56 TPS, disusul oleh Kabupaten Deli Serdang sebanyak 30 TPS, Kota Binjai sebanyak 20 TPS serta Kabupaten Asahan dan Nias masing-masing dua TPS. Baca selengkapnya di sini

    5.⁠ ⁠KPU Jakut sebut anggota KPPS meninggal karena sakit saat bertugas

    Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 116 Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara Achmad Betti (47) meninggal dunia karena sakit saat bertugas di lokasi itu. Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Tiara Hana Pratiwi
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pilkada Jakarta 2024 Kondusif karena Tak Ada Isu Agama

    Pilkada Jakarta 2024 Kondusif karena Tak Ada Isu Agama

    Jakarta

    Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai Pilkada Jakarta 2024 lebih oke dibandingkan saat dirinya maju pada Pilkada 2017. Waketum PAN Viva Yoga Maulana setuju Pilkada Jakarta kali ini lebih kondusif karena tak ada yang menggunakan isu agama.

    “Pilkada di Jakarta 2024 memang lebih kondusif dibanding dengan pilkada sebelumnya, karena tidak menggunakan isu-isu agama untuk tujuan meningkatkan nilai elektoral paslon,” kata Viva saat dihubungi, Rabu (27/11/2024).

    Viva menilai Pilkada Jakarta kali ini lebih banyak adu gagasan dan ide. Sehingga kata Viva, masyarakat Jakarta lebih bebas merenungkan pilihan.

    “Ini menjadi sesuatu yang baik kalau menurut saya, lebih banyak pada adu gagasan, adu ide, adu pemikiran dan membuat masyarakat Jakarta sebagai masyarakat yang terdidik, lebih bebas untuk merenungkan pilihan-pilihan yang kondusif bagi masa depan Jakarta melalui suaranya,” ujarnya.

    Viva menyampaikan isu SARA dan agama serta suku merupakan faktor yang membuat masyarakat jadi tidak bersatu. Dia mengatakan hal seperti itu tidak perlu diikutsertakan dalam kegiatan politik.

    “Kedua, isu sara, suku, agama, RAS antar golongan dalam setiap pemilu maupun pilkada bisa menjadi faktor disintegrasi bangsa karena sejatinya soal suku agama RAS sudah menjadi bawaaan bagi setiap manusia yang lahir tanpa bisa untuk dinegosiasi dengan Tuhan. Oleh karena itu hal-hal yang bersifat hasali atau yang bersifat premodial tidak usah masuk ke ranah politik dan dijadikan sebagai faktor yang menjadi pemicu untuk peningkatan nilai elektoral. Di samping itu juga bisa menjadi sumber konflik,” ucapnya.

    Sebelumnya, Usai menggunakan hak pilihnya, Ahok di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024), Ahok berkelakar Pilkada Jakarta 2024 lebih oke. Dia menyinggung di Pilkada 2024 tidak ada pihak yang menjual ayat-mayat.

    “Saya lihat lebih oke ya situasinya karena kan nggak ada yang bisa jualan ayat mayat gitu hahahaha,” kata Ahok sambil tertawa usai menggunakan hak pilihnya di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024).

    Ahok mengatakan Pilkada Jakarta saat itu lebih sibuk. Dia mengatakan hal itu karena dirinya ikut sebagai peserta Pilkada.

    “Ya, waktu saya maju kan pasti lebih sibuk kan. Karena saya ikut,” ujarnya.

    (dek/eva)

  • Pilkada Jakarta Lebih Kondusif karena Tak Ada Kontestan Seperti Ahok

    Pilkada Jakarta Lebih Kondusif karena Tak Ada Kontestan Seperti Ahok

    Jakarta

    Partai Demokrat menilai Pilkada Jakarta kali ini lebih kondusif karena tidak ada kontestan yang seperti Ahok. Hal ini menanggapi pernyataan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menilai Pilkada Jakarta 2024 lebih oke dibandingkan saat dirinya maju pada Pilkada 2017 sebab tak ada yang menjual ayat-ayat.

    Mulanya Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan masyarakat sudah tak ingin mengulang proses politik yang penuh kegaduhan. Selain itu menurutnya, para kontestan Pilkada Jakarta saat ini memiliki tingkat kedewasaan politik yang tinggi.

    “Pilgub Jakarta 2024 ini memang jauh lebih kondusif dibandingkan Pilgub Jakarta sebelumnya. Selain masyarakat tak ingin lagi mengulang proses politik yang penuh kegaduhan dengan tensi politik yang panas dan terjadi pembelahan di satu sisi, para kontestan yang berlaga juga memiliki tingkat kedewasaan politik yang tinggi di sisi lainnya,” kata Kamhar kepada wartawan, Rabu (27/11/2024).

    Kamhar mengatakan tiga paslon di Pilkada Jakarta tak ada yang mengeksploitasi politik identitas. Dia menuturkan tak ada pernyataan yang sarat akan nuansa organisasi seperti yang pernah dilakukan Ahok pada Pilkada Jakarta sebelumnya.

    “Dari tiga Paslon yang menjadi kontestan, tak ada satu pun yang mencoba mengeksploitasi politik identitas secara over dosis. Semuanya tahu batas. Tak ada satu pun yang membuat pernyataan-pernyataan yang sarat nuansa arogansi, sebagaimana yang selalu dipresentasikan Pak Ahok pada Pilgub 2017 yang lalu,” ujarnya.

    Lebih lanjut Kamhar menilai Pilkada Jakarta saat ini jauh lebih kondusif karena tidak ada kontestan yang seperti Ahok. Dia menilai Ahok berpolitik dengan arogan dan tidak bisa menjaga perilaku dan perkataan.

    Sebelumnya, usai menggunakan hak pilihnya, Ahok di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024), Ahok berkelakar Pilkada Jakarta 2024 lebih oke. Dia menyinggung di Pilkada 2024 tidak ada pihak yang menjual ayat-mayat.

    “Saya lihat lebih oke ya situasinya karena kan nggak ada yang bisa jualan ayat mayat gitu hahahaha,” kata Ahok sambil tertawa usai menggunakan hak pilihnya di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024).

    Ahok mengatakan Pilkada Jakarta saat itu lebih sibuk. Dia mengatakan hal itu karena dirinya ikut sebagai peserta Pilkada.

    “Ya, waktu saya maju kan pasti lebih sibuk kan. Karena saya ikut,” ujarnya.

    (dek/eva)

  • Achmad Betti Anggota KPPS yang Meninggal Dunia di Muara Baru Dikenal Humoris, Cairkan Suasana di TPS

    Achmad Betti Anggota KPPS yang Meninggal Dunia di Muara Baru Dikenal Humoris, Cairkan Suasana di TPS

    TRIBUNJAKARTA.COM – Achmad Betti, seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang bertugas di TPS 116, RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, meninggal dunia pada Rabu (27/11/2024) siang.

    Kabar kepergian Achmad Betti yang mendadak membuat kaget rekan hingga kerabatnya.

    Sebab, Achmad Betti masih terlihat sehat walafiat ketika datang memulai tugasnya di TPS 116 Muara Baru pada Rabu pagi.

    Sosoknya yang dikenal humoris pun masih mampu mencairkan suasana tegang di TPS 116 Muara Baru pada Rabu pagi.

    Pengawas TPS 116 Muara Baru, Hafid Hidayat mengungkapkan Achmad Betti menjadi penghibur bagi rekan-rekannya sesama petugas KPPS yang lelah bertugas melayani para pemilih.

    “Itu almarhum itu sehabis bercanda sama yang lainnya, ngobrol bercanda, karena dia orangnya humoris, supaya nggak tegang suasananya,” ucap Hafid di lokasi.

    Pagi tadi, suasana jelang pencoblosan TPS 116 berjalan seperti biasa, di mana para anggota KPPS menyiapkan segalanya untuk para warga memilih pemimpin mereka di sana.

    Achmad Betti, yang dikenal humoris dan penuh semangat, tampak sehat saat tiba di lokasi pada pukul 7.00 WIB.

    Ia bahkan menjadi pusat keceriaan di antara rekan-rekannya, menghilangkan ketegangan di tengah tugas menjaga TPS.

    “Awal mulanya baik-baik saja, pertama jam 7 itu semua. Dari awal jam 7 sampai 11.30 awalnya normal. Habis dari sini beliau pulang ke rumah,” ungkap Hafid.

    Namun, tak ada yang menduga bahwa itu akan menjadi momen terakhir Achmad Betti di TPS.

    lihat foto
    Anies Baswedan Tertawa Saat Bertanya Adakah Peserta Pilkada Jakarta yang Tak Mencoblos di Jakarta. Ridwan Kamil Ungkit Jokowi Saat Jadi Cagub DKI.

    Sekitar pukul 11.30 WIB, Achmad mendadak mengalami muntah-muntah hingga kejang-kejang di rumahnya, lalu dilarikan ke rumah sakit.

    Sayangnya, nyawanya tak tertolong.

    “Kami dapet info beliau kejang-kejang, pingsan dibawa ke rumah sakit. Dapet info di rumah sakit beliau meninggal,” ucap Hafid.

    Achmad diketahui memang memiliki riwayat penyakit hipertensi.

    Terkini, jenazah Achmad sudah ditangani di RS Atma Jaya dan kemudian disemayamkan sejenak di rumah duka.

    Rencananya Achmad akan dimakamkan di kampung halamannya di Serang, Banten.

    Achmad tutup usia dengan meninggalkan istrinya Daryati dan lima orang anak.

    Tangis istri kenang mendiang

    Dariyati, istri Achmad, mengungkapkan, mendiang suaminya adalah pribadi yang aktif bertugas dalam Pemilu, bahkan sampai pemilihan pengurus wilayah di rumahnya.

    “Dia selalu aktif, setiap ada pemilihan selalu dia ikut,” ucap Dariyati, Rabu (27/11/2024).

    Sambil menangis, Dariyati lalu menceritakan detik-detik suaminya tutup usia pada Rabu siang tadi.

    Awalnya, Dariyati dikabarkan bahwa sang suami mendadak pulang ke rumah ketika waktu baru menunjukkan pukul 11.30 WIB, alias ketika pencoblosan masih berlangsung.

    Saat itu, Achmad yang memiliki riwayat hipertensi mengeluh pusing dan lemas.

    Almarhum pun masuk kamar dan seketika menjatuhkan badannya ke tempat tidur.

    Di momen itu lah Achmad tiba-tiba kejang-kejang sehingga keluarga pun segera melarikannya ke rumah sakit.

    “Dia tuh pulang dari sana sudah nggak kuat, pas pulang gitu mengaku pusing, langsung jatuhin ke tempat tidur, kejang. Langsung dibawa ke IGD,” ucap Dariyati.

    Hari ini, Achmad pergi untuk selamanya meninggalkan Dariyati dan kelima anaknya.

    Keluarga pun melepaskan Achmad untuk terakhir kalinya dengan mengantarkan jenazahnya ke kampung halaman di Serang, Banten untuk dimakamkan di sana.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Achmad Betti Anggota KPPS yang Meninggal Dunia di Muara Baru Dikenal Humoris, Cairkan Suasana di TPS

    Tangisan Istri Kenang Achmad, Petugas KPPS yang Meninggal di Muara Baru: Selalu Aktif saat Pemilu

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN – Sosok Achmad Betti (47), anggota KPPS yang meninggal ketika bertugas di TPS 116 Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara dikenang sang istri.

    Dariyati, istri Achmad, mengungkapkan, mendiang suaminya adalah pribadi yang aktif bertugas dalam Pemilu, bahkan sampai pemilihan pengurus wilayah di rumahnya.

    “Dia selalu aktif, setiap ada pemilihan selalu dia ikut,” ucap Dariyati, Rabu (27/11/2024).

    Sambil menangis, Dariyati lalu menceritakan detik-detik suaminya tutup usia pada Rabu siang tadi.

    Awalnya, Dariyati dikabarkan bahwa sang suami mendadak pulang ke rumah ketika waktu baru menunjukkan pukul 11.30 WIB, alias ketika pencoblosan masih berlangsung.

    Saat itu, Achmad yang memiliki riwayat hipertensi mengeluh pusing dan lemas.

    Almarhum pun masuk kamar dan seketika menjatuhkan badannya ke tempat tidur.

    Di momen itu lah Achmad tiba-tiba kejang-kejang sehingga keluarga pun segera melarikannya ke rumah sakit.

    “Dia tuh pulang dari sana sudah nggak kuat, pas pulang gitu mengaku pusing, langsung jatuhin ke tempat tidur, kejang. Langsung dibawa ke IGD,” ucap Dariyati.

    Hari ini, Achmad pergi untuk selamanya meninggalkan Dariyati dan kelima anaknya.

    Keluarga pun melepaskan Achmad untuk terakhir kalinya dengan mengantarkan jenazahnya ke kampung halaman di Serang, Banten untuk dimakamkan di sana.

    Sosok Penghibur Petugas di Kala Lelah

    Kematian Achmad Betti juga sangat mengagetkan rekan-rekannya yang bertugas di TPS 116 Muara Baru.

    Achmad Betti pergi begitu mendadak, padahal masih terlihat sehat walafiat ketika datang memulai tugasnya di TPS 116 Muara Baru pada Rabu pagi tadi.

    Pengawas TPS 116 Muara Baru, Hafid Hidayat mengungkapkan, mendiang Achmad adalah sosok yang humoris.

    Achmad menjadi penghibur bagi rekan-rekannya sesama petugas KPPS yang lelah bertugas melayani para pemilih.

    “Itu almarhum itu sehabis bercanda sama yang lainnya, ngobrol bercanda, karena dia orangnya humoris, supaya nggak tegang suasananya,” ucap Hafid di lokasi.

    Pagi tadi, suasana jelang pencoblosan TPS 116 berjalan seperti biasa, di mana para anggota KPPS menyiapkan segalanya untuk para warga memilih pemimpin mereka di sana.

    Achmad Betti, yang dikenal humoris dan penuh semangat, tampak sehat saat tiba di lokasi pada pukul 7.00 WIB.

    Ia bahkan menjadi pusat keceriaan di antara rekan-rekannya, menghilangkan ketegangan di tengah tugas menjaga TPS.

    “Awal mulanya baik-baik saja, pertama jam 7 itu semua. Dari awal jam 7 sampai 11.30 awalnya normal. Habis dari sini beliau pulang ke rumah,” ungkap Hafid.

    Namun, tak ada yang menduga bahwa itu akan menjadi momen terakhir Achmad Betti di TPS.

    Sekitar pukul 11.30 WIB, Achmad mendadak mengalami muntah-muntah hingga kejang-kejang di rumahnya, lalu dilarikan ke rumah sakit.

    Sayangnya, nyawanya tak tertolong.

    “Kami dapet info beliau kejang-kejang, pingsan dibawa ke rumah sakit. Dapet info di rumah sakit beliau meninggal,” ucap Hafid.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sosok Achmad Betti Anggota KPPS yang Meninggal Dunia di Muara Baru, Senang Hibur Petugas Lain di TPS

    Sosok Achmad Betti Anggota KPPS yang Meninggal Dunia di Muara Baru, Senang Hibur Petugas Lain di TPS

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN – Kabar duka datang dari Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara di momen hari pencoblosan Pilkada Jakarta 2024, Rabu (27/11/2024).

    Achmad Betti, seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang bertugas di TPS 116, RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, meninggal dunia Rabu siang tadi.

    Kematian Achmad Betti begitu mengagetkan rekan-rekannya yang juga bertugas di TPS itu.

    Achmad Betti pergi begitu mendadak, padahal masih terlihat sehat walafiat ketika datang memulai tugasnya di TPS 116 Muara Baru pada Rabu pagi tadi.

    Pengawas TPS 116 Muara Baru, Hafid Hidayat mengungkapkan, mendiang Achmad adalah sosok yang humoris.

    Achmad menjadi penghibur bagi rekan-rekannya sesama petugas KPPS yang lelah bertugas melayani para pemilih.

    “Itu almarhum itu sehabis bercanda sama yang lainnya, ngobrol bercanda, karena dia orangnya humoris, supaya nggak tegang suasananya,” ucap Hafid di lokasi.

    Pagi tadi, suasana jelang pencoblosan TPS 116 berjalan seperti biasa, di mana para anggota KPPS menyiapkan segalanya untuk para warga memilih pemimpin mereka di sana.

    Achmad Betti, yang dikenal humoris dan penuh semangat, tampak sehat saat tiba di lokasi pada pukul 7.00 WIB.

    Ia bahkan menjadi pusat keceriaan di antara rekan-rekannya, menghilangkan ketegangan di tengah tugas menjaga TPS.

    “Awal mulanya baik-baik saja, pertama jam 7 itu semua. Dari awal jam 7 sampai 11.30 awalnya normal. Habis dari sini beliau pulang ke rumah,” ungkap Hafid.

    Namun, tak ada yang menduga bahwa itu akan menjadi momen terakhir Achmad Betti di TPS.

    Sekitar pukul 11.30 WIB, Achmad mendadak mengalami muntah-muntah hingga kejang-kejang di rumahnya, lalu dilarikan ke rumah sakit.

    Sayangnya, nyawanya tak tertolong.

    “Kami dapet info beliau kejang-kejang, pingsan dibawa ke rumah sakit. Dapet info di rumah sakit beliau meninggal,” ucap Hafid.

    Achmad diketahui memang memiliki riwayat penyakit hipertensi.

    Terkini, jenazah Achmad sudah ditangani di RS Atma Jaya dan kemudian disemayamkan sejenak di rumah duka.

    Rencananya Achmad akan dimakamkan di kampung halamannya di Serang, Banten.

    Achmad tutup usia dengan meninggalkan istrinya Daryati dan lima orang anak.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya