kab/kota: Penjaringan

  • 7 Penyelenggara Telko Minat Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    7 Penyelenggara Telko Minat Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan sudah ada tujuh penyelenggara telekomunikasi yang menyatakan minat terhadap lelang frekuensi 1,4 GHz. Padahal, sebelumnya spektrum tersebut terbilang mendadak akan dilepas pemerintah untuk digunakan penyelenggara telekomunikasi pada tahun ini.

    Usai melakukan konsultasi publik terkait Rancangan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz, Komdigi mengungkapkan sudah menjaring minat lebar pita 80 MHz di spektrum tersebut.

    “Nah, kita sudah melakukan penjaringan minat, 10 dari penyelenggara, setidaknya tujuh penyelenggara sekarang sudah menyatakan berminat. Jadi, kita akan beralih ke mekanisme seleksi,” ujar Koordinator Kebijakan Penyelenggara Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, Benny Elian di acara Morning Tech, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Kendati begitu, Benny mengatakan, jumlah peminat tersebut bisa saja berubah seiring berjalannya waktu dan belum ditetapkan waktu seleksi pita frekuensi 1,4 GHz.

    “Karena bisa jadi bertambah penyelenggara-penyelenggara yang kebetulan belum sempat menanyakan dan menyatakan minat frekuensi ini. Untuk yang tujuh itu, saya tidak ingat jelas (nama-namanya), tapi yang pasti beberapa seluler ada dan sisanya itu penyelenggara FO itu yang saya hafal,” tutur Benny.

    Terkait skemanya, disampaikan Benny bahwa Komdigi masih menimbang antara menerapkan dengan cara lelang alias penawaran dengan harga tertinggi atau beauty contest yakni penawaran berdasarkan proposal terbaik terkait komitmen pembangunan ke depannya.

    Adapun mengenai waktu seleksi frekuensi 1,4 GHz ini, Benny memperkirakan waktunya akan dilakukan pada semester pertama 2025. Padahal, sebelumnya Komdigi sempat mengungkapkan akan melakukan di kuartal pertama.

    Sebagai informasi, lelang frekuensi 1,4 GHz ini nantinya akan dimanfaatkan khusus untuk melayani internet di rumah, juga dapat mendukung sektor pendidikan dan kesehatan.

    Berdasarkan isi dari konsultasi RPM tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz yang akan dilelang ini punya lebar pita 80 MHz yang berada di rentang frekuensi 1.427-1.518 MHz.

    Penggunaan spektrum ini nanti Komdigi akan memberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok) dengan wilayah layanan berdasarkan regional.

    Adapun cakupan pita frekuensi 1,4 GHz ini terbagi menjadi tiga regional yang tersebar di 14 zona yang membentang dari Sumatera, Jawa, Bali-Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai Papua.

    Pengumuman pelepasan frekuensi 1,4 GHz ini terbilang mendadak karena sebelumnya Komdigi sudah gembar-gembor lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz. Bahkan, kedua spektrum tersebut sudah melalui konsultasi publik sejak tahun 2022.

    (agt/fyk)

  • Harga Alat Mahal, Nelayan Muara Angke Minta Aturan Penggunaan VMS Dicabut

    Harga Alat Mahal, Nelayan Muara Angke Minta Aturan Penggunaan VMS Dicabut

    JAKARTA – Nelayan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, meminta aturan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) yang mewajibkan nelayan dengan perahu di bawah 30 Gross Ton (GT) menggunakan perangkat monitoring sistem berbasis sinyal “Vessel Monitoring System” (VMS) agar dicabut. Hal itu karena VMS dinilai sangat memberatkan bagi nelayan kecil.

    “Kami menolak. Ini ibaratnya sudah jatuh malah tertimpa tangga,” kata nelayan cumi Haji Suhari di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, regulasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 42 tahun 2015 tentang Sistem Pemantauan Kapal Perikanan membuat nelayan harus membeli perangkat dengan nilai Rp18 juta per unit.

    Selain itu jika sudah terpasang ada biaya perpanjangan setiap tahunnya yang dibebankan kepada para nelayan kecil ini. Tidak hanya sampai di situ, para nelayan juga dihantui sanksi denda uang jika mereka menangkap ikan di luar zonasi yang mereka miliki.

    “Jangan memberatkan nelayan, apalagi banyak nelayan yang tidak paham dengan teknologi seperti ini,” kata dia, seperti dilansir ANTARA.

    Ia menegaskan, nelayan dari Jakarta Utara menolak hal ini dan akan menyampaikan agar aturan ini dicabut oleh KKP secara langsung. Pihaknya berharap agar aspirasi ini dapat diterima.

    “Kami coba audiensi tapi jika tidak ada tindak lanjut kami akan turun ke jalan. Penolakan ini juga dilakukan oleh nelayan dari daerah lain,” kata dia.

    Nelayan Muara Angke lainnya, Ji Kasum menambahkan, dengan adanya VMS ini keberadaan nelayan terlacak dan jika menangkap ikan di luar zona mereka akan dikenakan sanksi.

    “Sudah ada nelayan yang kena sanksi. Itu tambah memberatkan karena itu ketidaktahuan nelayan,” kata dia.

    Ia mengatakan, regulasi ini memberatkan karena pendapatan nelayan yang melaut juga tidak menentu karena kadang menghasilkan kadang tidak. “Ini yang akan kami suarakan agar didengar pemerintah dan aturan ini dicabut dan dikembalikan ke regulasi semula,” kata dia.

    Sebelumnya, Ketua Gerakan Bangkit Petani dan Nelayan (Gerbang Tani) Tri Waluyo menyebutkan, di dermaga Muara Angke ini ada 1.000 lebih nelayan dengan kapal di bawah 30 GT. Belum lagi nelayan dari Kamal Muara dan Kali Baru Jakarta serta nelayan kecil lainnya.

    Para nelayan mengaku sangat keberatan karena sama saja aturan itu mencekik mereka. “Belum lagi pajak tahunan yang harus mereka bayar sebesar Rp6 juta per tahun,” katanya.

    Ia mengatakan, dengan adanya VMS ini juga akan mengetahui posisi kapal nelayan saat melaut. Jika mereka berada di luar zonasi tangkap maka akan diberikan sanksi administratif dan sanksi denda sesuai regulasi tersebut.

    Bahkan, jika mesin kapal nelayan mati dan mereka terbawa angin laut hingga ke luar zonasi tangkap mereka juga akan didenda.

    Ia mengatakan nelayan yang menggunakan kapal di bawah 30 GT ini merupakan nelayan kecil. Mereka memiliki beragam kendala saat melaut, mulai dari kesulitan mendapatkan akses bahan bakar minyak bersubsidi, cuaca buruk yang membuat mereka tidak melaut dan lainnya.

    “Jika kapal tidak memasang VMS ini maka mereka tidak boleh melaut dan jika memaksa tetap melaut akan ada sanksi denda,” kata dia.

    Jadi dari segi aturan, banyak yang harus dipenuhi dan modal uang cukup banyak, sementara mereka saat ini saja tak jelas penghasilan yang didapat.

    Ada yang berhasil bawa ikan pulang dan tidak sedikit pulang dengan tangan hampa. “Ini yang perlu dikaji pemerintah agar regulasi ini benar-benar membuat nelayan sejahtera, jangan menambah beban mereka,” kata dia.

    Gerbang Tani sebagai organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan memfasilitasi nelayan ini bertemu wakil rakyat di DPR RI dan KKP melalui Fraksi PKB untuk menyampaikan aspirasi ini.

    “Kami menunggu nelayan dari luar daerah untuk datang ke Jakarta dan bertemu dengan DPR RI serta Kementerian Kelautan dan Perikanan,” kata dia.

  • Melihat Sejarah Kemaritiman Nusantara di Museum Bahari Indonesia

    Melihat Sejarah Kemaritiman Nusantara di Museum Bahari Indonesia

    Liputan6.com, Jakarta – Museum Bahari Indonesia berlokasi di Jalan Pasar Ikan No.1, Penjaringan, Jakarta Utara. Museum ini menyimpan berbagai peninggalan budaya bahari masa lampau.

    Museum Bahari Indonesia sangat cocok dikunjungi bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah kehebatan pelaut Nusantara. Selain peninggalan budaya bahari masa lampau, di musuem ini juga terdapat koleksi biota laut dan data keanekaragaman hayati yang dimiliki perairan Indonesia.

    Museum Bahari Indonesia memiliki koleksi berbagai jenis perahu, baik tradisional maupun modern. Beberapa koleksi perahu tersebut juga ada yang hadir dalam bentuk asli, model, maupun miniatur.

    Koleksi lainnya di museum ini adalah adanya aneka cerita rakyat (folklore) dan lagu masyarakat nelayan Nusantara. Pengunjung juga dapat melihat berbagai model alat penunjang pelayaran, seperti jangkar, teropong, serta alat-alat navigasi berupa kompas dan miniatur mercusuar. Menariknya lagi, pengunjung dapat melihat proses teknologi pembuatan kapal.

    Museum ini juga menyimpan matra TNI AL, koleksi kartografi, dan maket Pulau Onrust. Pengunjung akan mendapat wawasan lebih terkait tokoh-tokoh dan pahlawan dari kerajaan maritim nasional, seperti Sriwijaya dan Samudera Pasai. Berbagai alat persenjataan maritim pun melengkapi koleksi di Museum Bahari Indonesia, termasuk adanya meriam.

    Mengutip dari indonesiakaya.com, sebelum menjadi museum, awalnya gedung ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan komoditas perdagangan utama VOC. Gedung ini menjadi ruang penyimpanan kopi, rempah-rempah, tekstil, serta bahan tambang berupa timah dan tembaga.

    Saat masa pendudukan Jepang, gedung ini beralihfungsi menjadi gudang logistik tentara Jepang. Kemudian pada masa setelah kemerdekaan RI, gedung ini pernah digunakan PLN dan PTT sebagai gudang.

    Pada 1976, pemugaran dan revitalisasi dilakukan pada bangunan ini. Tujuannya untuk dijadikan cagar budaya.

    Pada 7 Juli 1977, gedung ini akhirnya diresmikan sebagai Museum Bahari Indonesia. Hingga sekarang, museum ini menjadi salah satu pilihan destinasi wisata sejarah di Jakarta.

    Penulis: Resla

  • Rano Karno minta seluruh alat berat pengendali banjir dipasang pelacak

    Rano Karno minta seluruh alat berat pengendali banjir dipasang pelacak

    Sejumlah alat berat mulai bekerja mengeruk sedimen di Waduk Pluit Penjaringan Jakarta Utara usai Apel Siap Siaga Jakarta di Jakarta,Minggu (23/2/2025) ANTARA/Mario Sofia Nasution

    Rano Karno minta seluruh alat berat pengendali banjir dipasang pelacak
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 23 Februari 2025 – 13:19 WIB

    Elshinta.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno meminta seluruh alat berat untuk pengendalian banjir di Jakarta dipasang perangkat pelacak (tracking) agar keberadaannya dapat diketahui sehingga penanganan banjir bisa lebih optimal.

    “Saya minta kepala Plt SDA semua alat haru pakai tracking dan online ke kantor saya agar semua bisa terpantau,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno usai apel “Siap Siaga Jakarta” di Jakarta, Minggu.

    Rano yang akrab disapa Bang Doel meminta seluruh jajaran Dinas Sumber Daya Air agar terus menguatkan perannya untuk memastikan alat berat, dump truck, pompa mobile, dan pompa portabel berfungsi dengan baik.

    Begitu juga dengan peralatan pendukung lainnya dapat beroperasi dengan baik untuk mempercepat proses normalisasi aliran air di berbagai lokasi rawan banjir.

    Menurut dia pemerintah harus bergerak dalam mengantisipasi terjadinya banjir dengan cara mengangkut sedimen yang ada di 13 aliran sungai, waduk dan bendungan yang ada di Jakarta.

    “Itu dilema di Jakarta, semua harus dilakukan setiap harinya,” kata dia.

    Ia mengatakan dalam apel “Siap Siaga Jakarta” terdata 122 unit alat berat yang akan digunakan untuk pengerukan dan 84 unit untuk pengerjaan fisik dalam penanganan banjir.

    “Jadi kita semua harus bergerak, kita punya alat punya sendiri dan tenaga punya sendiri jadi kita kerjakan sendiri mengangkut sedimen ini,” kata dia.

    Ia mengatakan program pengerukan ini dilakukan dari hari ini sampai dengan Agustus 2025 dan artinya saat bulan puasa seluruh petugas tetap bekerja mengeruk sedimen.

    “Pengerukan sedimentasi ini harus dilakukan setiap hari dan kami terus bergerak,” kata dia.

    Dirinya mengimbau petugas yang bekerja melakukan pengerukan sedimen agar tetap melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan cermat dan pastikan tidak ada penyumbatan yang menghalangi aliran air.

    Selain itu selalu melakukan koordinasi dengan instansi terkait Seperti Dinas Sumber Daya Air, BPBD, Satpol PP agar pengerukan berjalan efektif dan efisien serta menjaga keselamatan kerja dengan memenuhi standar operasional dan protokol kesehatan keselamatan.

    “Bekerja sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP) dan arahan pimpinan karena tugas yang saudara-saudara emban sangat mulia untuk melindungi warga Jakarta dari risiko banjir,” pesan Bang Doel.

    Sumber : Antara

  • Cerita nganter ngantor Pram-Doel yang akhirnya rampung

    Cerita nganter ngantor Pram-Doel yang akhirnya rampung

    bersama-sama membangun, memajukan Jakarta,

    Jakarta (ANTARA) – “Nganter ngantor beliau berdua di balai kota sudah berhasil, Alhamdulillah,” demikian kata Lies Hartono atau akrab disapa Cak Lontong mengawali sepatah dua patah kata di hadapan para relawan dan simpatisan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno (Bang Doel) di Balaikota Jakarta, siang ini.

    Dengan demikian, sambung dia, tugas sebagai Ketua Tim Pemenangan Pram-Doel dan para relawan rampung dan tiba saatnya untuk mendukung dan mengawal para pemimpin baru Jakarta itu untuk membahagiakan seluruh warganya.

    Perkataan Cak Lontong itu kemudian disambut sorak-sorai para ratusan relawan yang sudah menanti Pram-Doel usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Kamis pagi tadi.

    Cak Lontong lalu mengajak relawan dan pendukung Pram-Doel kembali menjadi warga Jakarta yang tertib, kondusif, dan dengan bersemangat membantu gubernur dan wakil gubernur melaksanakan tugas.

    Di sebelah Cak Lontong, Pram-Doel sembari masih mengenakan busana serba putih — busana yang dikenakan saat pelantikan hingga menghadiri rapat paripurna DPRD DKI — bersiap memulai kata sambutan mereka.

    Diawali Pram. Pria yang kini tak lagi disapa Bang Doel sebagai Mas Pram melainkan Bang Anung itu mengawali sambutannya dengan dua pantun berturut-turut, sesuatu yang jarang dia lakukan sebelumnya.

    Begini bunyi pantun pertama Pram, “Beli roti buaya di Pasar Baru. Untuk seserahan saat ijab kabul. Jakarta sekarang punya pemimpin baru. Kenalin nih, aye Mas Pram dan Bang Doel”.

    Tanpa jeda, dia melanjutkan dengan pantun kedua, “Beli buah durian ke Kalibata. Perginya naik Transjakarta. Kita bersama di balai kota. Izinkan saya menyampaikan satu dua patah kata”.

    Usai berpantun ria, Pram menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan berbagai pihak pada dirinya dan Doel, baik itu partai politik pendukung, relawan, simpatisan, dan mereka yang sudah berkontribusi pada kemenangannya hingga dapat melangkah ke Balaikota Jakarta satu putaran.

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta satu putaran sebelumnya terjadi pada tahun 2007, sementara pemilihan berikutnya yakni 2012 dan 2017 berlangsung dua putaran.

    Setelah menyampaikan rasa terima kasih, Pram lalu meminta izin pada para pendukungnya agar dapat bersama Doel bekerja secara sungguh-sungguh membahagiakan, memperbaiki kehidupan di Jakarta, menyempurnakan yang kurang sempurna, dan menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan riil di masyarakat.

    Dia kemudian menyebut tentang masalah program Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), dan Kartu Lansia Jakarta (KLJ) sebagai bagian yang ingin diselesaikan.

    “Berilah waktu, saya dan Bang Doel untuk menyelesaikan itu,” kata Pram.

    Mengakhiri sambutannya, dia meminta relawan juga warga Jakarta untuk mengawasi, terus mendukung dan mendoakan dirinya dan Doel agar dapat bekerja sungguh-sungguh untuk kebaikan rakyat Jakarta.

    “Sejak hari ini tidak ada lagi pasangan 01, 02, 03. Yang ada adalah seluruh warga Jakarta, yang bersama-sama membangun, memajukan Jakarta,” katanya.

    Belum reda riuh ratusan pendukung yang hadir saat itu, Doel melanjutkan sambutan, menyapa dengan meneriakkan, “Encang encing nyak babe akhirnya si Doel pulang kampung juga. Enggak pernah kepikiran Si Doel bisa ada di sini”.

    Dia lalu teringat tokoh Sabeni (tokoh yang diperankan aktor Benyamin S. dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”). Doel berkata, “Tadi waktu sampai balaikota, kite duduk diem ngelamun. (Babe) Sabeni doain gue, akhirnya Si Doel bisa ada di sini”.

    Riuh pendukung kembali terdengar, meramaikan area panggung hiburan di pekarangan Balaikota Jakarta.

    Dalam kesempatan itu, Doel sempat mencurahkan isi hatinya. Dia mengaku “engap-engapan” karena berlatih baris-berbaris sehari sebelum pelantikan. Dia juga bercerita lututnya teklok (lunglai) dan mengaku tak sanggup bila harus baris berbaris hari ini.

    Usai curhat, dia berbicara tentang kerja pertamanya sebagai pemimpin Jakarta, menggantikan sementara Pram, yang akan dimulai besok. Ini karena Pramono mengikuti retret atau pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah selama 21-28 Februari 2025.

    Dengan begitu, Doel akan menjabat sebagai gubernur untuk sepekan. Sembari bercanda, dia mengatakan “Alhamdulillah si Doel selama seminggu jadi gubernur. Lumayan bisa jadi gubernur seminggu”.

    Dia membahas tentang upaya membenahi Jakarta, diawali pengerukan kali, sungai, dan waduk di Jakarta. Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi lokasi pertama yang dia tuju.

    Selain membahas soal pengerukan, Doel juga memberi sinyal hijau tentang program “Jaring Asmara” atau menjaring aspirasi masyarakat Jakarta.

    Program yang digagas sewaktu berkampanye itu dikatakan menjadi wadah bagi warga untuk menyampaikan secara langsung tentang persoalan Jakarta.

    Doel kemudian menyebut tentang perekrutan tenaga penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) yang akan dibuat lebih mudah.

    Untuk melamar sebagai petugas PPSU, kata dia, kini tak perlu lagi ijazah sekolah namun cukup dengan kemampuan baca dan tulis.
    Ini dilakukan lantaran Jakarta masih membutuhkan sekitar lima ribu petugas teknis termasuk pasukan biru (satuan tugas dari Dinas Sumber Daya Air), lalu pemadam kebakaran.

    Selain untuk membantu menjaga Jakarta, upaya mempermudah rekrutmen ini juga guna menciptakan lapangan kerja di ibu kota.

    Hari ini Pram-Doel bersama 959 kepala daerah lainnya dilantik dalam satu rangkaian prosesi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Secara keseluruhan, kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dilantik hari ini berasal dari 481 daerah, yang terdiri atas 33 provinsi, 364 kabupaten, dan 84 kota.

    Upacara pelantikan dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto yang akan mengambil sumpah jabatan para kepala daerah terpilih.

    Pelantikan kepala daerah secara serentak disebut menjadi momen bersejarah yang menandai komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan pemerintahan daerah yang lebih efektif, efisien, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik.

    Setelah dilantik, para kepala daerah akan menjalani retret atau pembekalan di Akmil, Magelang, Jawa Tengah, selama kurang lebih sepekan.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kombes Pol. Dr. Bismo Teguh Prakoso, S.H., S.I.K., M.H. – Halaman all

    Kombes Pol. Dr. Bismo Teguh Prakoso, S.H., S.I.K., M.H. – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komisaris Besar Polisi Doktor atau Kombes Pol. Dr. Bismo Teguh Prakoso, S.H., S.I.K., M.H. adalah seorang perwira menengah (Pamen) di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

    Di Polri, Kombes Pol. Bismo Teguh Prakoso diamanahkan untuk bertugas di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

    Di sana, Bismo dipercaya menjabat sebagai Kasubdit IV Dittipideksus Bareskrim Polri.

    Bismo mulai menduduki posisi jabatan tersebut sejak akhir 2024.

    Sebelum itu, Kombes Bismo Teguh Prakoso sempat terlebih dahulu menduduki posisi jabatan sebagai Kapolresta Bogor Kota.

    Ia tercatat aktif menjabat sebagai Kapolresta Bogor Kota pada 2022 hingga 2024.

    Kehidupan pribadi

    Kombes Bismo Teguh Prakoso lahir di Kediri, Jawa Timur (Jatim), pada 22 Februari 1980.

    Ia memiliki seorang istri yang bernama Ny. Widya Bismo Teguh Prakoso.

    Dikutip dari TribunnewsWiki, Bismo mengankat Alfin Alfarizqi menjadi anak asuhnya pada Januari 2023.

    Itu dilakukan karena Bismo kagum dengan tindakan mulia Alfin yang viral membantu membukakan jalan untuk mobil pemadam kebakaran (damkar) yang terkena macet.

    Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

    Pendidikan

    Kombes Bismo Teguh Prakoso merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2001.

    Di Akpol, ia berhasil meraih predikat Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akpol pada angkatannya.

    Selain itu, Bismo juga merupakan lulusan terbaik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 2008.

    Karier

    Kombes Bismo Teguh Prakoso telah malang melintang berkarier di Polri.

    Sejumlah jabatan strategis di Polri pun sudah pernah ia emban.

    Bismo tercatat pernah menjabat sebagai Kapolsek Metro Penjaringan (2016).

    Semenjak itu, kariernya makin moncer.

    Pada 2017, Bismo Teguh diutus menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

    Tak berselang lama, ia diangkat menjadi Kapolres Ciamis pada 2018.

    Dua tahun kemudian, alumni Akpol 2001 ini dimutasi menjadi Kapolres Majalengka.

    Bismo Teguh juga sempat menjadi Wakapolres Metro Jakarta Barat.

    Baru setelah itu ia didapuk sebagai Kapolresta Bogor pada 2022.

    Pada akhir 2024, Kombes Bismo kemudian dimutasi sebagai Kasubdit IV Dittipideksus Bareskrim Polri.

    Riwayat jabatan

    Berikut daftar riwayat jabatan Kombes Bismo Teguh Prakoso.

    – Pamapta A Polres Surabaya Selatan (2001).

    – Kanit Res Intel Polsek Gayungan Polresta Surabaya Selatan (2002)

    – Kanit Reskrim Polsek Gayungan (2003)

    – Kanit Reskrim Polsek Sawahan (2004)

    – Kanit Reskrim Polsek Wonokromo (2006)

    – KBO Reskrim Polresta Surabaya Selatan (2006)

    – Penyidik Muda Unit III Dit 4 Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri (2010)

    – Kanit Lidik V Krimsus Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara (2011)

    – Kanit II Subdit I/Indagdit Reskrimsus Polda Metro Jaya (2012)

    – Kapolsek Metro Penjaringan (2016)

    – Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan (2017)

    – Kapolres Ciamis (2018)

    – Kapolres Majalengka (2020)

    – Wakapolres Jakarta Barat

    – Kapolresta Bogor Kota (2022)

    – Kasubdit IV Dittipideksus Bareskrim Polri (2024)

    (Tribunnews.com/Rakli)

  • Orang tak dikenal keroyok seorang pria di Jakarta Utara

    Orang tak dikenal keroyok seorang pria di Jakarta Utara

    Ilustrasi- penganiayaan dan pengeroyokan. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

    Orang tak dikenal keroyok seorang pria di Jakarta Utara
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 19 Februari 2025 – 16:39 WIB

    Elshinta.com – Sekelompok orang tidak dikenal mengeroyok seorang pria berinisial MAG karena tidak sengaja mencipratkan air pada genangan saat membawa mobil pikap di Jalan Kakap Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (17/2).

    “Kejadian terjadi pada Senin (17/2) sekitar pukul 16.30 WIB, saat korban membawa Mobil Box tanpa sengaja melewati sebuah genangan air dan cipratan airnya mengenai pengendara sepeda motor, ” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

    Kemudian, saat korban melintas di Jalan Kakap Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, korban tiba – tiba dihampiri oleh dua pria yang tak dikenal dengan mengendara sepeda motor dan salah satunya membawa besi engkol motor.

    “Selanjutnya korban dan kedua orang tersebut terlibat cekcok, namun tidak lama korban meneruskan perjalanan, sedangkan kedua orang tersebut pergi ke arah dermaga timur Pelabuhan Muara Baru Jakarta Utara,” kata Ade Ary.

    Sesampainya di Pelabuhan Muara Baru yang berada di Jalan Cumi Raya, Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara sambil menunggu proses bongkar muat ikan, korban dihampiri oleh lima orang tidak dikenal.

    “Kemudian lima orang tersebut menghampiri dan bertanya kepada korban tentang kejadian cipratan genangan air sebelumnya,” katanya.

    Ade Ary menjelaskan korban kemudian dikeroyok oleh kelima orang tersebut hingga membuat korban mengalami sejumlah luka.

    “Akibat dari pengeroyokan tersebut korban mengalami luka di bagian pelipis sebelah kiri, dahi dan belakang telinga sebelah kanan mengalami luka memar, ” ucapnya.

    Atas kejadian itu, Ade Ary menyebutkan korban membuat laporan ke Polsek Kawasan Muara Baru untuk dilakukan pengusutan lebih lanjut.

    Sumber : Antara

  • Kronologis Polisi Jadi Korban Tabrak Lari Hingga Tewas di Jakarta Barat, Aparat Kini Buru Pelaku – Halaman all

    Kronologis Polisi Jadi Korban Tabrak Lari Hingga Tewas di Jakarta Barat, Aparat Kini Buru Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terungkap kronologis anggota polisi berinisial DI menjadi korban tabrak lari hingga tewas di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (18/2/2025) malam.

    Polisi kelahiran Jakarta, 30 Desember 1979 tersebut meregang nyawa dalam kondisi mengalami luka parah di bagian kepala.

    Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Barat AKP Joko Siswanto mengatakan peristiwa tabrak lari yang menewaskan anggota Polri tersebut bermula saat korban mengendarai sepeda motor Yamaha Xeon dengan nomor polisi B 3977 BTU.

    Kendaraan yang dikendarainya melaju di Jalan Out Ring Road Cengkareng dari arah Penjaringan (Utara) menuju Rawa Buaya (Selatan). 

    Sesampainya di dekat SPBU Pertamina, DI ditabrak kendaraan yang hingga kini nomor registrasinya belum diketahui sekira pukul 23.30 WIB.

    “Pengemudi belum diketahui yang melaju searah dari samping kanannya (korban), berakibat pengendara sepeda motor Yamaha Xeon B 3977 BTU saudara DI meninggal dunia di TKP (tempat kejadian perkara),” kata AKP Joko dikutip dari kompas.com, Rabu (19/2/2025).

    Setelah kejadian, pihak kepolisian segera melakukan olah TKP.

    Jenazah DI dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.

    “Kami juga mengamankan barang bukti dan mencari saksi-saksi, membuat laporan polisi, serta melakukan penyelidikan dan penyidikan,” ungkap dia.

    Terpisah Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi berdasarkan kesaksian warga di lokasi kejadian, anggota Polri tersebut menjadi korban tabrak lari.

    “Kecelakaan mengakibatkan korban meninggal dunia diduga tabrak lari,” kata Ade Ary, Rabu (19/2/2025).

    Ade Ary menyebut, korban saat ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan posisi tertelungkup dan luka parah di bagian kepala. 

    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan identitas korban berupa kartu tanda anggota (KTA) dan KTP.

    Korban diketahui merupakan anggota Polri aktif.

    Namun belum diketahui pangkat dan di mana almarhum berdinas.

    “Data korban seperti KTP, KTA dan handphone sudah dibawa Laka Lantas Jakarta Barat,” ucap dia.

    Ade Ary mengatakan, pihak kepolisian juga menemukan sepeda motor Yamaha Xeon RC dengan nomor polisi B 3977 BTU. 

    Kasus dugaan tabrak lari ini dalam penanganan Satlantas Polres Metro Jakarta Barat.

    Polisi saat ini sedang memburu pelaku tabrak lari yang menewaskan anggota Polri tersebut.

    Kasus dugaan tabrak lari ini dalam penanganan Satlantas Polres Metro Jakarta Barat.

    “Pelaku masih dalam lidik,” ucap dia.

    (Tribunnews.com/ Reynas/ kompas.com/ Baharudin Al Farisi)

  • Pengemudi Mobil Dikeroyok 5 Orang di Jakut Gara-gara Cipratan Air
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Februari 2025

    Pengemudi Mobil Dikeroyok 5 Orang di Jakut Gara-gara Cipratan Air Megapolitan 19 Februari 2025

    Pengemudi Mobil Dikeroyok 5 Orang di Jakut Gara-gara Cipratan Air
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pria berinisial MAG menjadi korban
    pengeroyokan
    di Jalan Kakap,
    Pelabuhan Muara Baru
    , Penjaringan,
    Jakarta Utara
    , pada Senin (17/2/2025) pukul 16.50 WIB.
    Peristiwa tersebut bermula ketika MAG mengantarkan ikan menggunakan mobil boks ke PT Awindo di Jalan Cumi Raya, Pelabuhan Muara Baru.
    Dalam perjalanan, MAG tidak sengaja melewati genangan air, yang menyebabkan cipratannya mengenai seorang pengendara sepeda motor yang tidak dikenalnya.
    “Terjadi
    cipratan air
    sehingga orang (laki-laki OTK) tersebut menggeber-geber motornya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Rabu (19/2/2025).
    Setelah insiden tersebut, saat melintas di Jalan Kakap, MAG tiba-tiba dihampiri oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor berwarna hitam.
    Salah satu dari mereka membawa besi engkol motor di tangannya.
    “Selanjutnya korban dan dua orang tersebut cekcok,” kata Ade.
    Meski terlibat cekcok, MAG melanjutkan perjalanannya ke arah PT Awindo, sementara dua pria tersebut pergi ke arah transit wilayah dermaga timur Pelabuhan Muara Baru.
    Sesampainya di PT Awindo, MAG pergi ke warung kopi di Jalan Kakap untuk menunggu proses bongkar muat ikan.
    Namun di warung kopi itu, MAG mendapati dua orang yang sebelumnya terlibat cekcok bersamanya, kini bersama dengan tiga teman mereka.
    Sebanyak empat orang laki-laki yang tidak dikenalnya menghampiri MAG dan bertanya tentang insiden cipratan air tersebut.
    “Korban menjelaskannya, tapi tiba-tiba datang seorang laki-laki yang tidak dikenal lalu bertanya kepada korban. Lalu, korban mengalami pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh lima orang tersebut,” ungkap Ade.
    Akibat pengeroyokan ini, MAG mengalami luka di bagian pelipis sebelah kiri, dahi, dan memar di belakang telinga sebelah kanan.
    MAG telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Kawasan Muara Baru untuk pengusutan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aturan VMS bagi kapal di bawah 30 GT memberatkan

    Aturan VMS bagi kapal di bawah 30 GT memberatkan

    Dua nelayan mengangkut kerang hijau di kawasan rumah panggung dan apung Muara Angke, Jakarta, Senin (25/11/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.

    Gerbang Tani : Aturan VMS bagi kapal di bawah 30 GT memberatkan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 19 Februari 2025 – 13:29 WIB

    Elshinta.com – Gerakan Bangkit Petani dan Nelayan Indonesia (Gerbang Tani) menilai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Kewajiban kapal di bawah 30 tonase kotor (gross ton/GT) harus menggunakan perangkat monitoring sistem berbasis sinyal (vessel monitoring systemVMS) sangat memberatkan bagi nelayan kecil.

    “Aturan ini menambah beban nelayan kecil karena mereka harus membeli perangkat senilai Rp18 juta per unit untuk kapal mereka,” kata Ketua Gerbang Tani DKI Jakarta Tri Waluyo di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, hal ini dikeluhkan nelayan yang datang ke Posko Gerbang Tani Muara Angke Penjaringan Jakarta Utara atas regulasi dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 42 tahun 2015 tentang Sistem Pemantauan Kapal Perikanan yang akan diberlakukan tahun ini terhadap kapal di bawah 30 GT.

    Pria yang akrab disapa TW ini menyebutkan, di dermaga Muara Angke ini ada 1.000 lebih nelayan dengan kapal di bawah 30 GT, belum lagi nelayan dari Kamal Muara dan Kali Baru Jakarta serta nelayan kecil lainnya. Para nelayan mengaku sangat keberatan karena sama saja aturan itu mencekik mereka. 

    “Belum lagi pajak tahunan yang harus mereka bayar sebesar Rp6 juta per tahun,” katanya.

    Ia mengatakan dengan adanya VMS ini juga akan mengetahui posisi kapal nelayan saat melaut dan jika mereka berada di luar zonasi tangkap maka akan diberikan sanksi administratif dan sanksi denda sesuai regulasi tersebut. Bahkan, jika mesin kapal nelayan mati dan mereka terbawa angin laut hingga ke luar zonasi tangkap mereka juga akan didenda.

    “Ini yang memberatkan nelayan,” kata dia.

    Ia mengatakan nelayan yang menggunakan kapal di bawah 30 GT ini merupakan nelayan kecil dan mereka memiliki beragam kendala saat melaut mulai dari kesulitan mendapatkan akses bahan bakar minyak bersubsidi, cuaca buruk yang membuat mereka tidak melaut dan lainnya.

    “Jika kapal tidak memasang VMS ini maka mereka tidak boleh melaut dan jika memaksa tetap melaut akan ada sanksi denda,” kata dia.

    Jadi, lanjutnya, dari segi aturan, banyak yang harus dipenuhi dan modal uang cukup banyak, sementara mereka saat ini saja, saat  saat melaut tak jelas penghasilan yang mereka dapat.

    Ada yang berhasil bawa ikan pulang dan tidak sedikit pulang dengan tangan hampa.

    “Ini yang perlu dikaji pemerintah agar regulasi ini benar-benar membuat nelayan sejahtera, jangan menambah beban mereka,” kata dia.

    Ia mengatakan Gerbang Tani sebagai organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan memfasilitasi nelayan ini bertemu wakil rakyat di DPR RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui fraksi PKB untuk menyampaikan aspirasi ini.

    “Kami menunggu kawan-kawan nelayan dari luar daerah untuk datang ke Jakarta dan bertemu dengan DPR RI serta Kementerian Kelautan dan Perikanan,” kata dia.

    Dikaji  ulang

    Sementara itu pemilik kapal di bawah 30 GT di Muara Angke, H Edi mengaku keberatan dengan kebijakan ini karena harus melengkapi kapal dengan alat yang mahal dan membuat potensi mereka kena denda jika memaksa melaut tanpa ada alat ini.

    “Saya menolak ini karena nelayan itu berangkat melaut, kadang untung, kadang merugi, ini memberatkan,” kata dia.

    Tokoh masyarakat Muara Angke H Suhaeri menyatakan penolakan karena regulasi ini memberatkan nelayan dalam mencari ikan di laut. Nelayan harus mengurus izin tangkap di lokasi tertentu dan jika keluar zona wilayah tangkap ada sanksi denda yang memberatkan. Ia mencontohkan di musim barat ini, angin kencang dan nelayan biasanya melaut di pinggir alias di luar zona biasa dan ini tentu memberatkan.

    “Kami meminta agar regulasi ini dikaji ulang dan jangan diberlakukan,” kata dia.

    Sumber : Antara