kab/kota: Penjaringan

  • Gulkarmat edukasi pencegahan kebakaran di Kepulauan Seribu

    Gulkarmat edukasi pencegahan kebakaran di Kepulauan Seribu

    Jakarta (ANTARA) –

    Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu mengedukasi warga di Pulau Pramuka, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, terkait tata cara pencegahan, penanganan dan pengendalian kebakaran.

    “Ini merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat,” kata Kepala Sektor VII Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Yuli Sahroni di Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan bahwa kegiatan ini melibatkan 23 peserta yang merupakan warga Pulau Pramuka. Para peserta mendapatkan pelatihan langsung dari petugas pemadam dengan dukungan dari unsur Polri, Satpol PP dan Suku Dinas Perhubungan.

    Menurut dia, kegiatan ini bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran serta menyelamatkan nyawa dan harta benda apabila insiden tersebut terjadi.

    “Tujuan utamanya adalah mengurangi risiko kerusakan dan melindungi keselamatan masyarakat,” kata dia.

    Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan berlangsung di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Tanjung Elang, Pulau Pramuka.

    Seorang peserta pelatihan, Lina (34) berharap yang dipelajari dalam pelatihan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kalau terjadi kebakaran.

    Ia menilai latihan ini juga menjadi sarana edukasi dan pelatihan praktis bagi warga dalam menghadapi kemungkinan bencana kebakaran, khususnya di kawasan permukiman padat yang rawan risiko.

    Sebelumnya, anggota DPD RI daerah pemilihan DKI Jakarta Fahira Idris meminta agar upaya pencegahan kebakaran di Provinsi DKI Jakarta dilakukan secara lebih sistematis dan komprehensif sehingga tidak terjadi lagi kebakaran yang merugikan warga seperti yang terjadi di Kapuk Muara Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (6/6).

    “Saya menyampaikan duka dan simpati kepada warga yang terdampak kebakaran di Kapuk Muara, Jakarta Utara,” kata dia di Jakarta, Selasa (10/6).

    Fahira mengharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun rangkaian kebijakan yang lebih komprehensif karena kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian material tetapi juga menyangkut keselamatan dan masa depan warga.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rentetan Kebakaran Jakarta, Alarm untuk Pencegahan dan Penanggulangan – Page 3

    Rentetan Kebakaran Jakarta, Alarm untuk Pencegahan dan Penanggulangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, Jakarta dibuat menyala. Bukan karena slogan Pramono-Rano saat berkampanye, namun menyala dalam arti insiden kebakaran di beberapa titik dalam waktu yang berdekatan.

    Ratusan bangunan semi permanen di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara yang digunakan sebagai tempat tinggal hangus, dengan menyisakan ribuan penghuninya ke tenda pengungsian. Musibah tersebut terjadi pada 6 Juni 2025 saat siang hari. Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebabnya.

    Berikutnya pada 9 Juni, sebuah wihara di Cilincing, Jakarta Utara juga mengalami nasib yang sama. Kejadiannya pada dini hari. Seorang saksi bernama Dimas, seorang penjaga wihara menceritakan musibah itu saat ia sedang tidur.

    Awalnya, Dimas mengira ada bunyi hujan di atas plafon kamarnya. Namun nahas saat diperiksa, ternyata altar dari wihara milik Yayasan Budhi Prasadha tersebutlah yang terbakar. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp1 miliar.

    Masih di hari yang sama, si Jago Merah kembali berkobar. Kali ini di Rawa Buaya, Jakarta Barat pada pukul 12.34 WIB. Sebuah lapak bangunan menjadi korban amukan api, tidak ada korban namun tim pemadam setempat menerjunkan 80 orang personelnya untuk menangani.

    Peristiwa nahas in memunculkan pertanyaan, ada apa dengan Jakarta? Mengapa insiden kebakaran terasa sangat sering terjadi di kota ini?

    Menjawab hal itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna melihat ada sejumlah faktor penyebabnya. Salah satunya, dipengaruhi faktor cuaca yang saat ini memasuki musim kemarau.

    Segala bahan yang mudah terbakar, bisa lebih cepat terpantik. Khususnya di permukiman padat penduduk.

    Menurut Yayat, permukiman padat mempunyai potensi kebakaran lebih tinggi, sebab rumah-rumah yang dibangun tidak memenuhi standar keselamatan bangunan. Material digunakan mudah terbakar, dengan penghuni yang tinggal di satu tempat cukup banyak.

    “Saat mereka menambah bangunan, itu terbuat dari bahan-bahan yang ringan dan menjadi bahan yang mudah terbakar misalnya papan, tripleks dan kayu karena mereka tidak bisa membuat rumah-rumah standar permanen di tengah kota. Akhirnya semakin hilang gang-gang yang menjadi jalur pemadam kebakaran. Jadi kalau terjadi kebakaran ya kita tahu, sulit sekali bagi tim pemadaman,” kata Yayat saat dihubungi melalui telepon oleh Tim Liputan6.com, Selasa (10/6/2025).

  • Saksi: Jasad pria tenggelam di Penjaringan diikat batu pemberat

    Saksi: Jasad pria tenggelam di Penjaringan diikat batu pemberat

    Belum ditemukan identitas korban tapi ciri-ciri fisiknya adalah laki-laki

    Jakarta (ANTARA) – Jasad pria yang ditemukan mengambang di Jalan Pantai Indah Utara Sektor Timur Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin(9/1) dalam kondisi terikat batu pemberat di bagian pinggang.

    “Ada batu yang terikat di pinggang mayat, terus pada area wajah ada darah seperti habis dipukuli,” kata Suhemi, saksi yang menemukan jasad tersebut di Jakarta, Selasa.

    Suherni merupakan warga yang berada di lokasi penemuan jenazah dan mengaku melihat kalau pada bagian pinggang korban terdapat batu yang terikat.

    Sementara, Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya membenarkan penemuan mayat di wilayah hukumnya itu.

    Ia menyebut kalau pada tubuh mayat berjenis kelamin pria itu tidak ditemukan adanya identitas.

    “Belum ditemukan identitas korban tapi ciri-ciri fisiknya adalah laki-laki, menggunakan kaos cokelat dan celana panjang hitam,” kata dia.

    AKBP Agus Ady mengatakan pada Senin (9/6) sekitar pukul 13.00 WIB, seorang pedagang mie ayam di lokasi kejadian melihat ada yang mengambang hanyut di kali.

    Lalu, ia mendekati dan memberhentikan mayat tersebut menggunakan bambu dan segera melaporkan kepada pihak kepolisian.

    Mendapat laporan tersebut, personel kepolisian dari Polsubsektor Teluk Intan dan Team Resmob mendatangi lokasi dan melakukan pengecekan.

    Dan ternyata memang benar adanya temuan mayat laki-laki yang baru mengambang dari dalam kali mengenakan kaos coklat dan celana panjang hitam.

    “Pada pukul 13.45 WIB piket identifikasi Polres Metro Jakarta Utara tiba di lokasi, lalu bersama oleh tim Damkar, jenazah dievakuasi untuk selanjutnya dilakukan proses identifikasi oleh Unit Identifikasi Satreskrim Polrestro Jakarta Utara,” kata dia.

    Kapolsek menegaskan kalau penyidik sampai saat ini masih melakukan penyelidikan untuk menemukan identitas jenazah dan mengungkap peristiwa tersebut.

    Penyelidikan masih berlanjut seperti olah tempat kejadian perkara (TKP) dan identifikasi mayat oleh Unit Identifikasi Satreskrim Polrestro Jakarta Utara.

    “Melakukan visum et repetum (VER) dan autopsi jasad, menginterogasi saksi-saksi sekitar TKP, dan menyisir rekaman CCTV di sekitar TKP,” kata dia

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polda Metro Jaya buka dapur lapangan, bantu pengungsi kebakaran di Penjaringan

    Polda Metro Jaya buka dapur lapangan, bantu pengungsi kebakaran di Penjaringan

    Sumber foto: Franky Pangkey/elshinta.com.

    Polda Metro Jaya buka dapur lapangan, bantu pengungsi kebakaran di Penjaringan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 10 Juni 2025 – 14:07 WIB

    Elshinta.com – Direktorat Samapta Polda Metro Jaya membuka dapur lapangan untuk membantu pengungsi korban kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. 

    Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang terdampak musibah. Kegiatan dapur lapangan pada Minggu (8/6/2025) pagi, di Jalan Kapuk Raya RT 7/RW 2, Kapuk Muara. 

    Anggota dari Sie Pengamanan dan Penyelamatan Subdit Gasum Dit Samapta dikerahkan untuk menyiapkan dan membagikan makanan kepada para pengungsi.

    “Dapur lapangan mulai beroperasi sejak pukul 08.00 WIB. Menu yang disiapkan hari ini antara lain tongseng daging, kentang goreng, dan nasi putih,” ujar Kasi Pammat AKP Ali Hajar.

    Kegiatan ini dipimpin oleh Kasubdit Gasum Kompol Daru Wibowo Saputro, dibantu AKP Ali Hajar dan Kanit II Sie Pammat IPTU Akhsanur Raziqin. Mereka memastikan proses penyiapan dan distribusi makanan berjalan tertib dan tepat sasaran.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari misi kemanusiaan, tanggung jawab sosial Polri kepada masyarakat.

    “Polri hadir di tengah masyarakat bukan hanya dalam hal penegakan hukum, tetapi juga saat masyarakat mengalami kesulitan. Kami harap dapur lapangan ini dapat meringankan beban para pengungsi. Kami juga mengimbau agar masyarakat tetap menjaga ketertiban dan kesehatan selama berada di lokasi pengungsian,” jelas Kabid Humas dalam rilisnya yang diterima Kontributor Elshinta, Franky Pangkey, Selasa (10/6). 

    Hingga saat ini, situasi di lokasi pengungsian terpantau kondusif. Petugas terus berjaga dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan para pengungsi.

    Sumber : Radio Elshinta

  • DKI kemarin, wacana “Car Free Night” hingga PSK di Blok M

    DKI kemarin, wacana “Car Free Night” hingga PSK di Blok M

    Jakarta (ANTARA) –

    Sejumlah berita di DKI Jakarta pada Senin (9/6) masih menarik untuk disimak hari ini mulai dari Polda Metro Jaya masih bahas wacana pemberlakuan “Car Free Night” hingga Satpol PP menangkap empat PSK di kawasan Blok M.

    Berikut rangkumannya:

    1. Polda Metro Jaya masih bahas “Car Free Night”

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama pihak terkait masih membahas kegiatan bebas kendaraan bermotor di malam hari (Car Free Night/CFN) di Jakarta.

    “Masih kita koordinasikan dengan Dishub, tentu setiap kebijakan melalui berbagai tahap proses pertimbangan, tapi masih kita diskusikan,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini

    2. Empat PSK ditangkap di Blok M

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Selatan menjaring empat pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Blok M.

    Penindakan itu untuk menegakkan peraturan daerah (perda) sekaligus menjaga ketertiban masyarakat.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Pameran jaring ikan bekas di Jakarta suarakan kepedulian kondisi laut

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australia di Indonesia menghadirkan pameran seni dari jaring ikan bekas sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi laut.

    Pameran ini bertajuk “Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants” diadakan di Museum Bahari, Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Maret hingga Agustus 2025 dan dibuka untuk umum setiap Selasa hingga Minggu.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Kepulauan Seribu ramai dikunjungi karena beragam destinasi wisata

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta menyatakan, wilayah kepulauan tersebut ramai dikunjungi saat libur karena kemudahan akses dari Jakarta serta beragamnya destinasi wisata.

    “Kepulauan Seribu kerap menjadi pilihan wisatawan mancanegara dan nusantara, untuk menikmati masa libur karena memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan tempat wisata lain di wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Sudin Parekraf Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Perut Diikat Batu, Ini Fakta-fakta Penemuan Mayat di Pantai Indah Kapuk

    Perut Diikat Batu, Ini Fakta-fakta Penemuan Mayat di Pantai Indah Kapuk

    Jakarta: Jasad seorang pria ditemukan mengambang di aliran kali Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 9 Juni 2025. 

    Sebelumnya, jasad pria tersebut ditemukan warga yang tengah memancing di aliran kali PIK. Posisi jenazah juga sempat digeser ke pinggir agar memudahkan petugas untuk mengevakuasi.

    Berikut ini fakta-fakta penemuan mayat pria di Pantai Indak Kapuk:
     
    Tanpa identitas

    Jasad tersebut ditemukan tanpa identitas. Polisi lalu melakukan identifikasi awal terhadap jasad korban. Evakuasi jenazah dilakukan dengan bantuan tim rescue dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara.
     

     

    Perut diikat batu

    Saat ditemukan, kondisi jasad terdapat luka di bagian wajah. Selain itu, pada bagian perut diikat dengan batu. 

    “Laki-laki (korban), ini pas di warung sini diangkatnya, luka di wajah doang kayaknya ada darahnya juga. Sama perutnya diikat batu gitu, kayak ada jaket, terus diikat batunya itu,” kata warga bernama Yusuf. 

    Komandan Regu Gulkarmat Sektor Penjaringan, Hotdiaman Purba membenarkan adanya batu yang terikat di bagian tubuh korban. Hal ini menjadi suatu yang janggal.

    “Kalau kondisinya sih, janggalnya karena ada diikat sama batu begitu, kondisinya terikat di perut,” kata Hotdiaman, saat ditemui awak media.
     
    Jasad dibawa ke RS untuk autopsi

    Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penemuan jasad tanpa identitas ini, apakah korban pembunuhan atau bunuh diri. Polsek Penjaringan masih melakukan penyelidikan.

    Jakarta: Jasad seorang pria ditemukan mengambang di aliran kali Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 9 Juni 2025. 
     
    Sebelumnya, jasad pria tersebut ditemukan warga yang tengah memancing di aliran kali PIK. Posisi jenazah juga sempat digeser ke pinggir agar memudahkan petugas untuk mengevakuasi.
     
    Berikut ini fakta-fakta penemuan mayat pria di Pantai Indak Kapuk:
     

    Tanpa identitas

    Jasad tersebut ditemukan tanpa identitas. Polisi lalu melakukan identifikasi awal terhadap jasad korban. Evakuasi jenazah dilakukan dengan bantuan tim rescue dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara.
     

     

    Perut diikat batu

    Saat ditemukan, kondisi jasad terdapat luka di bagian wajah. Selain itu, pada bagian perut diikat dengan batu. 

    “Laki-laki (korban), ini pas di warung sini diangkatnya, luka di wajah doang kayaknya ada darahnya juga. Sama perutnya diikat batu gitu, kayak ada jaket, terus diikat batunya itu,” kata warga bernama Yusuf. 
     
    Komandan Regu Gulkarmat Sektor Penjaringan, Hotdiaman Purba membenarkan adanya batu yang terikat di bagian tubuh korban. Hal ini menjadi suatu yang janggal.
     
    “Kalau kondisinya sih, janggalnya karena ada diikat sama batu begitu, kondisinya terikat di perut,” kata Hotdiaman, saat ditemui awak media.
     

    Jasad dibawa ke RS untuk autopsi

    Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penemuan jasad tanpa identitas ini, apakah korban pembunuhan atau bunuh diri. Polsek Penjaringan masih melakukan penyelidikan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Polda Metro kawal distribusi bantuan korban kebakaran Penjaringan

    Polda Metro kawal distribusi bantuan korban kebakaran Penjaringan

    Sumber foto: Franky Pangkey/elshinta.com.

    Polda Metro kawal distribusi bantuan korban kebakaran Penjaringan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 09 Juni 2025 – 16:23 WIB

    Elshinta.com – Polda Metro Jaya menerjunkan personel untuk membantu penanganan darurat pasca kebakaran hebat yang menghanguskan sekitar 500 rumah semi permanen di Kampung Rawa Indah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

    Sebanyak 15 personel dari Unit III dan IV Sie Turjawali Subdit Gasum Dit Samapta PMJ diterjunkan untuk membantu pengamanan lokasi, evakuasi warga, dan pengawalan distribusi bantuan sejak Sabtu (7/6) siang. Tim dipimpin oleh Brigadir Fakhman dan menyisir kawasan RT 17 RW 04 untuk memastikan situasi kondusif dan distribusi logistik berjalan lancar.

    Kompi 7 Subdit Dalmas juga bergabung beberapa jam kemudian. Dipimpin Iptu Muhammad Ardi Lesmana Hasibuan dan Ipda Lambok Siregar, satu SST personel turut memperkuat operasi kemanusiaan dan membantu mendirikan tenda darurat di titik-titik penampungan sementara.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengimbau masyarakat agar tidak memasuki lokasi kebakaran tanpa izin untuk mencegah gangguan terhadap proses evakuasi. Ia juga mengingatkan agar warga hanya mempercayai informasi dari sumber resmi dan menyalurkan bantuan melalui posko-posko pemerintah yang telah ditetapkan.

    Sebelumnya, Ketua RW 04 Kapuk, Sudiono, mengungkapkan bahwa sebanyak 3.200 jiwa dari 800 kepala keluarga terdampak kebakaran yang terjadi bertepatan dengan hari raya Idul Adha.

    “Para korban kini mengungsi di tenda-tenda darurat yang telah disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta,” kata Sudiono seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kontributor Elshinta, Franky Pangkey, Senin (9/6). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Demokrasi Pancasila sebagai katalis kesejahteraan ekonomi bangsa

    Demokrasi Pancasila sebagai katalis kesejahteraan ekonomi bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Rakyat Indonesia sudah memiliki pengalaman panjang dalam pelaksanaan demokrasi. Bangsa ini memilih demokrasi Pancasila, bukan karena kebetulan, melainkan karena berbasiskan sejarah yang panjang.

    Pada dasawarsa 1950-an, Indonesia pernah memakai sistem demokrasi parlementer, yang cenderung liberal, namun sebagaimana diketahui dari catatan sejarah, sistem itu gagal memberikan dampak kesejahteraan bagi warga.

    Salah satu sebabnya adalah karena sistem demokrasi yang dianut saat itu tidak menghasilkan pemerintahan efektif, yang pada gilirannya tidak ada pula kebijakan negara yang efektif.

    Kemudian masuk periode Orde Baru (1966-1998), sebuah rezim yang relatif berusia cukup panjang, karena dianggap bisa memberi peningkatan kualitas kesejahteraan rakyat. Harus diakui ada perbaikan kesejahteraan. Ada perbaikan indeks pembangunan manusia.

    Namun masyarakat juga ingin keadilan dan kebebasan kebebasan untuk turut serta menentukan nasib bangsa. Munculnya aspirasi akan keadilan dan kebebasan ini tak terpenuhi. Walhasil, Orde Baru pun runtuh karena ada krisis yang memicunya.

    Negara kesejahteraan merupakan cita cita dan komitmen pendiri negara. Cita-cita mulia pada pendiri bangsa, tentu saja memiliki alasan yang kuat, dimana keberadaan negara sangat dibutuhkan untuk membantu rakyat, dari keterpurukan pascaperang melawan berbagai penjajahan di pelosok negeri.

    Sebagai bangsa yang baru merdeka tentu tidaklah serta merta dapat berdiri dan mandiri tanpa kekuatan negara.

    Negara dianggap sebagai solusi untuk menjawab tantangan, pilihan negara kesejahteraan (welfare state) adalah sesuai kebutuhan rakyat.

    Masyarakat sejahtera

    Indonesia sebagai negara kesejahteraan menjadi bagian dari komitmen negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Negara dan peta politik pemerintahan, idealnya memiliki orientasi terhadap kesejahteraan sosial, terlebih di negara yang memiliki ideologi berkarakter keadilan sosial (sila kelima Pancasila) dan memiliki komitmen sebagai negara kesejahteraan (welfare state) yang menitikberatkan pada kepentingan kesejahteraan rakyatnya.

    Penerapan demokrasi Pancasila diharapkan dapat menyentuh kehidupan dan kesejahteraan (sosial) dimaksud, utamanya mampu memperkecil kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin, bukan hanya sebagai kiasan belaka dan menjadi mitos demokrasi.

    Demokrasi dianggap sebagai alat untuk menuju kepada pencapaian pertumbuhan, kemudahan akses pendidikan tinggi, mengentaskan kemiskinan, mengurai konflik sosial, menghilangkan gap antara pemerintah dan yang diperintah dan lain sebagainya.

    Implementasi demokrasi Pancasila merupakan jalan menuju ke arah keadilan dan kesetaraan. Demokrasi justru akan lebih mempermudah arah menuju tujuan, karena banyaknya akses yang akan terbuka untuk menuju pencapaian itu, dan hanya bisa dilalui melalui jalan demokrasi yang baik.

    Jika banyak ketimpangan sosial, keadilan sosial dan kesejahteraan sosial tidak mencapai wujudnya, itu sebagai dampak tindakan politik pemerintahan yang tidak membuka akses terhadap demokrasi.

    Untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan sosial maka jawabannya adalah demokrasi, dan dalam konteks Indonesia adalah demokrasi Pancasila.

    Harus dipastikan pilihan demokrasi Pancasila adalah tepat untuk menuju negara kesejahteraan yang dicita-citakan dan relevan untuk dapat dipadukan melalui ideologi negara dan peta politik pemerintahan menuju cita-cita tersebut.

    Oleh karena itu, ideologi negara dan peta politik pemerintahan idealnya, haruslah memiliki orientasi terhadap kesejahteraan sosial.
    Indonesia sejak mencapai kemerdekaan, sudah menjatuhkan pilihannya pada negara demokrasi, serta mengamanatkan kepada pemerintahannya agar benar-benar negara bekerja untuk kesejahteraan sosial rakyatnya.

    Reformasi menjadi awal kebangkitan kembali untuk memperjuangkan demokrasi Pancasila.
    Demokrasi adalah sebuah langkah perjuangan, dengan berbagai strategi yang harus dibuat, duduk bersama-sama memadukan visi membangun komitmen, agar demokrasi mendapatkan formula yang benar, agar bangsa yang besar ini tak salah langkah.

    Demokrasi bukanlah perjalan pintas atau instan, akan tetapi perjalanan yang panjang yang harus dilalui dengan berbagai dinamika, kesabaran dan saling sinergi. Untuk itu dibutuhkan komitmen kuat dan serius oleh semua pihak.

    Pemikiran Bung Hatta

    Paham kerakyatan yang dulu diperjuangkan oleh Pahlawan Proklamator Bung Hatta dapat dimengerti sebagai sebuah filosofi yang menempatkan rakyat sebagai subjek utama dalam proses pembangunan ekonomi dan politik.

    Bagi Bung Hatta, demokrasi bukan hanya soal kebebasan politik, tetapi juga melibatkan keadilan sosial dan ekonomi. Paham kerakyatan menekankan pada tiga prinsip utama mencakup kemandirian ekonomi, keadilan sosial, dan demokrasi ekonomi.

    Salah satu inti dari paham kerakyatan Bung Hatta adalah kemandirian ekonomi. Ia percaya bahwa negara yang merdeka harus memiliki ekonomi yang mandiri, tidak tergantung pada kekuatan asing.

    Kemandirian ini diwujudkan melalui pengelolaan sumber daya alam oleh negara untuk kepentingan rakyat banyak. Dalam berbagai kesempatan, Bung Hatta menekankan pentingnya koperasi sebagai instrumen untuk mencapai kemandirian ekonomi.

    Koperasi, menurut Bung Hatta, adalah bentuk ekonomi yang sesuai dengan budaya gotong royong Indonesia, di mana kesejahteraan bersama menjadi tujuan utama, bukan keuntungan pribadi.

    Prinsip keadilan sosial dalam paham kerakyatan Bung Hatta mengacu pada distribusi sumber daya dan kekayaan yang adil di antara seluruh rakyat.

    Bung Hatta menolak sistem ekonomi yang hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok tertentu, sementara sebagian besar rakyat tetap miskin.

    Ia berpendapat bahwa pembangunan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, terutama yang miskin dan tertindas.

    Oleh karena itu, Bung Hatta sangat mendukung reformasi agraria dan redistribusi tanah sebagai langkah untuk mencapai keadilan sosial.

    Demokrasi ekonomi adalah konsep dimana rakyat memiliki kontrol atas sumber daya ekonomi dan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan ekonomi mereka.

    Dalam pandangan Bung Hatta, demokrasi politik tidak akan berarti tanpa demokrasi ekonomi. Ini berarti rakyat tidak hanya memiliki hak untuk memilih pemimpin, tetapi juga memiliki hak untuk menentukan arah pembangunan ekonomi, termasuk pengelolaan sumber daya alam dan distribusi kekayaan. Koperasi, lagi-lagi, menjadi sarana untuk mewujudkan demokrasi ekonomi ini.

    Berdasarkan refleksi atas gagasan Bung Hatta dan praktik demokrasi Pancasila selama ini, setidaknya ada tiga sebab menurunnya kualitas demokrasi yang harus dihindari sekuat tenaga.

    Pertama adalah korupsi dalam arti luas, bukan sekadar mengambil uang. Ini adalah penyalahgunaan kewenangan publik untuk tujuan privat. Jika pemegang kepentingan publik mempunyai kepentingan privat, pribadi dan kelompoknya yang saling berkelindan. Kalau ini terjadi, kita akan mengarah pada penurunan kualitas demokrasi.

    Sebab kedua yang tak kalah berbahaya adalah politik uang (money politics). Praktik buruk ini menggerogoti proses demokrasi langsung pada akarnya.

    Seharusnya, penyampaian aspirasi rakyat berupa proses penjaringan agar suara rakyat itu tercermin dalam kebijakan publik. Jika ada politik uang, unsur kesejatian suara rakyat akan hilang.

    Sedangkan persoalan ketiga yang harus kita waspadai adalah, politisasi birokrasi. Pusat proses kebijakan negara dan pelaksanaannya adalah birokrasi. Jika birokrat turut bermain politik, seluruh bangsa akan berada dalam kesulitan.

    Jika ada tarik menarik antara kepentingan politik dan birokrasi, kita akan sangat repot. Ini sebabnya reformasi birokrasi adalah pekerjaan besar yang sangat penting dan harus berhasil.

    Dalam pasang surut implementasi demokrasi Pancasila, kiranya paham kerakyatan Bung Hatta tetap relevan dalam konteks Indonesia modern, terutama dalam menghadapi isu ketimpangan sosial dan ekonomi.

    Ketimpangan ini masih menjadi masalah serius yang menghambat upaya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Paham kerakyatan Bung Hatta, dengan penekanannya pada keadilan sosial dan demokrasi ekonomi, dapat menjadi inspirasi dalam mencari solusi terhadap masalah ini.

    Nilai-nilai yang terkandung dalam paham kerakyatan Bung Hatta tetap relevan hingga saat ini. Kemandirian ekonomi, keadilan sosial, dan demokrasi ekonomi adalah prinsip-prinsip yang harus terus diperjuangkan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan ketimpangan sosial yang semakin kompleks.

    Dalam era modern ini, di tengah arus globalisasi dan kapitalisme yang sering kali mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, paham kerakyatan Bung Hatta adalah pengingat bahwa pembangunan ekonomi sejati adalah pembangunan yang berpihak kepada rakyat dan kesejahteraan bersama.

    *) Penulis adalah Dosen UCIC, Cirebon.

    Copyright © ANTARA 2025

  • Kebutuhan penyintas kebakaran di Kapuk Muara terpenuhi

    Kebutuhan penyintas kebakaran di Kapuk Muara terpenuhi

    Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat saat meninjau lokasi kebakaran pada Minggu (8/6/2025).ANTARA/HO-Pemkot Jakut

    Pemkot Jakut : Kebutuhan penyintas kebakaran di Kapuk Muara terpenuhi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 09 Juni 2025 – 15:00 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) memastikan kebutuhan dasar bagi penyintas kebakaran di RT 17 RW 04, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jumat (6/6) di lokasi pengungsian, terpenuhi dengan baik.

    “Alhamdulillah, kebutuhan dasar seperti makanan minuman dan layanan kesehatan telah terpenuhi dengan baik,” kata Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat, di Jakarta, Senin.

    Ia mencatat ada 1.387 jiwa mengungsi di 15 unit tenda pengungsian yang telah didirikan di lokasi pengungsian.

    Menurut dia, untuk makanan tersedia cukup banyak dan dibagikan juga ke warga sekitar yang tidak terdampak langsung.

    “Meski demikian, masih ada beberapa kebutuhan yang perlu dipenuhi,” kata dia.

    Ia mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menambah pasokan air bersih dan fasilitas sanitasi.

    “Tadi sudah dikirim tambahan delapan unit WC portabel serta pompa untuk toren air bersih,” kata dia.

    Pihaknya juga merespon cepat keluhan soal sirkulasi udara yang buruk di beberapa tenda rendah.

    Ia langsung meminta pemasangan kipas angin agar suhu dan kenyamanan di dalam tenda lebih baik.

    Selain itu, kebutuhan alas tidur juga menjadi perhatian karena sebagian pengungsi masih tidur beralaskan terpal.

    “Kami akan upayakan bantuan alas tidur melalui BPBD, Baznas, PMI, dan juga dan tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dari swasta,” tambahnya.

    Pemkot Jakut juga menyiapkan posko pengaduan untuk memastikan warga tetap mendapatkan layanan dasar termasuk dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan BPJS yang hilang akibat kebakaran.

    “Data mereka tetap ada di kami. Kami pastikan semuanya bisa dipulihkan agar warga tetap mendapat hak-haknya,” kata dia.

    Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menunjukkan solidaritas.

    Ada pun sejumlah kebutuhan lain yang masih dibutuhkan warga pengungsi antara lain selimut, handuk, alat mandi, minyak telon, obat-obatan, susu balita, susu formula, pakaian dewasa dan anak-anak, pembalut, serta sarung atau mukena.

    “Bantuan dari masyarakat luas masih sangat diharapkan untuk membantu meringankan beban para korban,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya Megapolitan 8 Juni 2025

    Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap “Ngebul” ke Muka Saya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Salah satu warga bernama Misti (49) menceritakan perjuangannya menyelamatkan diri dari
    kebakaran di Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Misti mengaku, titik api berasal dari rumah warga yang berada di belakang kediamannya.
    “Soalnya, ini kebakarannya di belakang (rumah) saya, kita posisinya lagi pada tidur,” ucap Misti saat diwawancarai 
    Kompas.com
     di lokasi, Minggu (8/6/2025).
    Ketika terbangun, Misti terkejut melihat api sudah membakar area atap rumahnya.
    Ia segera membangunkan suaminya yang masih tertidur pulas. Suami Misti pun kaget melihat atap rumahnya sudah terbakar.
    “Namanya bangun tidur dibangunin jadi semaput, dia duduk lagi, duduk lagi, saya seret-seret suami saya,” jelas Misti.
    Ketika itu, suaminya nyaris tertimpa kayu atap rumahnya yang keropos akibat dilalap si jago merah.
    Beruntungnya, Misti dan suaminya tidak terluka karena kayu tersebut jatuh di samping badannya. Setelah itu, Misti dan suaminya berusaha ke luar dari kamar.
    “Saat saya keluar dari kamar, asap ngebul ke muka saya semua, jadi saya batuk-batuk, dan tenggorokannya sakit,” ucap Misti.
    Karena itu, Misti tak sempat menyelamatkan barang berharganya. Ia hanya mampu menyelamatkan satu kipas angin dan baju yang dikenakan di badan.
    “Tapi, Alhamdulillah kita mah enggak ngurusin apa yang bisa diselamatin, kita mikirin badan saya sampai enggak bisa lari gemetaran, api sudah di atas kepala saya, sudah panas,” beber dia.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama. Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab kebakaran di Kapuk Muara masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.