kab/kota: Penjaringan

  • Dua RT di Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Selasa siang

    Dua RT di Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Selasa siang

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat dua RT di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara masih terendam banjir akibat curah hujan tinggi disertai banjir rob atau banjir pesisir yang terjadi di wilayah itu.

    “Hingga pukul 11.00 WIB dua RT tercatat terendam banjir setinggi 50 sentimeter (cm),” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan ketinggian air sudah berkurang dibanding saat Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WIB yang mencapai 65 cm.

    Menurut dia, banjir yang terjadi di Jakarta Utara ini disebabkan curah hujan yang tinggi sejak Minggu (6/7). Kondisi ini diperparah dengan adanya banjir pesisir atau banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jakarta.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob) pada tanggal 04 Juli – 13 Juli 2025.

    Fenomena banjir rob ini terjadi akibat adanya pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Perigee dan bulan yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum di wilayah pesisir utara Jakarta yang menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Siaga atau Siaga 2 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB.

    Selain itu, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 05.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 20.00 WIB naik menjadi siaga 1 atau bahaya pada pukul 22.00 WIB.

    Pos Pantau Sunter Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 21.00 WIB.

    Bendungan Katulampa Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 19.00 WIB, Pintu Air Manggarai Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB.

    Lalu, Pintu Air Karet Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 22.00 WIB yang menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta.

    BPBD DKI Jakarta mencatat hingga Selasa siang 58 RT di daerah setempat masih terendam banjir akibat curah hujan tinggi hingga banjir rob di daerah setempat

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata Yohan.

    Selain itu dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 dan layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ujarnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dua RT di Jakut terendam banjir akibat curah hujan tinggi dan rob

    Dua RT di Jakut terendam banjir akibat curah hujan tinggi dan rob

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat dua RT di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara terendam banjir akibat curah hujan tinggi disertai banjir rob atau banjir pesisir, pada Selasa pagi.

    “Hingga pukul 06.00 WIB dua RT tercatat terendam banjir dengan ketinggian hingga 65 sentimeter (cm),” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat peringatan dini banjir pesisir (rob) pada tanggal 4 Juli hingga 13 Juli 2025.

    Fenomena banjir rob ini akibat adanya pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Perigee dan Bulan Baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum di wilayah pesisir utara Jakarta.

    Kondisi itu menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Siaga atau Siaga 2 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB.

    Selain itu, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 05.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 20.00 WIB naik menjadi siaga 1 atau bahaya pada pukul 22.00 WIB.

    Pos Pantau Sunter Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 21.00 WIB.

    Bendung Katulampa Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 19.00 WIB, Pintu Air Manggarai Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB.

    Lalu, Pintu Air Karet Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 22.00 WIB yang menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta.

    BPBD DKI Jakarta mencatat hingga Selasa pagi ada 46 RT masih terendam banjir akibat curah hujan tinggi hingga banjir rob di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara.

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata Isnawa.

    Selain itu dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 dan layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ujarnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tiga pompa diaktifkan untuk atasi banjir di Penjaringan

    Tiga pompa diaktifkan untuk atasi banjir di Penjaringan

    Jakarta (ANTARA) –

    Satuan Pelaksana Suku Dinas Sumber Daya Air mengaktifkan tiga pompa permanen (stationer) untuk mengatasi banjir yang terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (6/7) malam.

    “Pompa air tersebut telah dihidupkan sejak semalam dan pada pagi ini air sudah mulai surut,” kata Kepala Satuan Pelaksana (Satpel) Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Penjaringan, Pendi di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, untuk ruas jalan yang tergenang air rata-rata 15-30 centimeter (cm) di Jalan Kapuk Muara Raya, Jalan Teluk Gong Raya dan Jalan Kampung Gusti pada Minggu malam.

    Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Minggu (6/7) membuat sejumlah lokasi di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, tergenang sejak malam hari. Seluruh jajaran terkait langsung bergerak cepat melakukan penanganan dan sejak dini hari sudah berangsur surut.

    “Untuk mengatasi genangan tersebut, kami mengaktifkan tiga pompa stasioner di wilayah Kapuk Muara dan satu di Kampung Gusti. Pompa air tersebut telah dihidupkan sejak semalam,” ujarnya.

    Genangan mulai terlihat sejak pukul 21.00 WIB malam. Kemudian, tim “Pasukan Biru” sebanyak 16 personel terdiri dari satgas dan petugas pompa langsung dikerahkan.

    “Alhamdulillah, pagi tadi ketinggian genangan pada sejumlah ruas jalan tersebut mulai surut, sehingga masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti biasa,” kata dia.

    Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kapuk Muara Heriansyah mengatakan, sejak Minggu (6/7) malam pihaknya mengerahkan sekitar 30 personel untuk membantu penanganan genangan di sejumlah lokasi.

    “Petugas PPSU memastikan tidak ada sampah yang memicu sumbatan di saluran. Saat ini mereka masih tetap bertugas membantu memastikan genangan cepat surut,” katanya.

    Untuk wilayah yang terdampak genangan meliputi RW 01 dengan tujuh RT, RW 02 sebanyak dua RT dan di RW 05 mencapai sembilan RT. Ketinggian genangan hanya tinggal 10-30 cm.

    “Sejauh ini tidak ada warga mengungsi akibat genangan yang terjadi,” katanya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono buka opsi bangun rusun untuk korban kebakaran di Kapuk Muara

    Pramono buka opsi bangun rusun untuk korban kebakaran di Kapuk Muara

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat mememberikan keterangan usai acara Pengukuhan Pengurus Dai Muda Jakarta dan santunan yatim di Masjid Jami\’ Fajrul Islam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza

    Pramono buka opsi bangun rusun untuk korban kebakaran di Kapuk Muara
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 05 Juli 2025 – 17:03 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo tengah mempertimbangkan opsi membangun rumah susun (rusun) untuk korban kebakaran di Kampung Rawa Indah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6) lalu.

    “Kami sedang mendalami apakah kemudian bisa dikerjasamakan dibuatkan rusun oleh Pemerintah DKI Jakarta, itu yang sedang kami dalami dan segera kami putuskan,” kata Pramono di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu.

    Pramono menyebut, persoalan status lahan yang ada di lokasi terdampak perlu didalami lebih lanjut untuk memperjelas aspek legalitas wilayah.

    “Memang di Kapuk Muara itu Pemerintah DKI Jakarta sedang mencari jalan keluar (tapi) tidak ketemu, karena kan memang ada persoalan lahan di sana antara para yang menggunakan lahan itu sama pemiliknya,” jelas Pramono.

    Pramono juga menginstruksikan seluruh jajaran untuk mengambil langkah responsif, terutama memastikan kebutuhan dasar korban kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara terpenuhi dan penanganan darurat berjalan lancar.

    Sebelumnya, kebakaran melanda bangunan yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare atau 30 ribu meter persegi di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (6/6) siang.

    Objek yang terbakar merupakan rumah panggung semi permanen dengan material yang mudah terbakar sehingga api dengan cepat menjalar.

    Kebakaran tersebut menghanguskan 450 unit rumah semi permanen atau rumah panggung dengan 750 kepala keluarga (KK).

    Ada 3.200 jiwa yang terdiri dari 800 kepala keluarga yang terdampak akibat kebakaran. Ribuan warga terdampak terpaksa mengungsi di lahan kosong dekat lokasi kebakaran.

    Di sisi lain, Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta menyalurkan bantuan secara bertahap sejak Jumat (6/6) kepada korban kebakaran di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

    Bantuan yang diberikan berupa 500 boks makanan siap saji dan kebutuhan pribadi seperti sabun, sampo, celana dalam, kaus, daster, pasta gigi, sikat gigi, bra, handuk, pakaian bayi, popok anak dan dewasa, air mineral, serta biskuit.

    Sumber : Antara

  • Respon Pramono soal bantuan material korban kebakaran di Kapuk Muara

    Respon Pramono soal bantuan material korban kebakaran di Kapuk Muara

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat memberikan keterangan usai acara pengukuhan pengurus Dai Muda Jakarta dan santunan yatim di Masjid Jami\’ Fajrul Islam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza

    Respon Pramono soal bantuan material korban kebakaran di Kapuk Muara
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 05 Juli 2025 – 15:32 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menanggapi soal permintaan bantuan berupa bahan material untuk membangun rumah korban kebakaran di Kampung Rawa Indah, Kapuk Muara Penjaringan Jakarta Utara, Jumat (6/6) lalu.

    “Pasti dipertimbangkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mencari jalan keluar,” kata Pramono di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu.

    Proses pemberian bantuan tersebut, lanjut dia, masih didiskusikan oleh pihak pemangku kepentingan  (stakeholders) terkait karena adanya persoalan status lahan di lokasi terdampak.

    Pemprov DKI Jakarta juga tidak tinggal diam terhadap musibah yang menimpa warga, namun tetap harus mempertimbangkan aspek legalitas.

    “Karena kan memang ada persoalan lahan di sana antara para yang menggunakan lahan itu sama pemiliknya, itu kan memang ada persoalan,” ucap Pramono.

    Sebelumnya, kebakaran melanda bangunan yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare atau 30 ribu meter persegi di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (6/6) siang.

    Objek yang terbakar merupakan rumah panggung semi permanen dengan material yang mudah terbakar sehingga api dengan cepat menjalar. Kebakaran tersebut menghanguskan 450 unit rumah semi permanen atau rumah panggung dengan 750 kepala keluarga (KK).

    Ada 3.200 jiwa yang terdiri dari 800 kepala keluarga yang terdampak akibat kebakaran. Ribuan warga terdampak terpaksa mengungsi di lahan kosong dekat lokasi kebakaran.

    Sejumlah korban kebakaran di Kapuk Muara berharap ada bantuan berupa bahan material untuk membangun rumah mereka.

    “Harapannya, Pemerintah Jakarta memberi bantuan ke korban kebakaran ini, berupa apa kek, kaya kayu atau apa. Enggak perlu duit, bisa bahan material,” kata salah satu warga bernama Sugiman (65) di lokasi kebakaran.

    Sumber : Antara

  • Stadion Kebanggaan Warga Jakarta Utara Kini Horor Bak ‘Istana Hantu’

    Stadion Kebanggaan Warga Jakarta Utara Kini Horor Bak ‘Istana Hantu’

    Kondisi tak terawat Stadion Kamal Muara di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (2/7/2025). Stadion Kamal Muara yang pada masanya menjadi kebanggan warga Jakarta Utara kini kondisinya sangat memperihatinkan dengan rumput-rumput liar yang sudah menjadi pemandangan umum. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

  • Imigrasi Jakut deportasi dua WNA Tiongkok karena jadi investor fiktif

    Imigrasi Jakut deportasi dua WNA Tiongkok karena jadi investor fiktif

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara mendeportasi dua Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok berinisial ZM dan ZY yang sebelumnya ditangkap karena menjadi investor fiktif dan melakukan pelanggaran keimigrasian.

    “Kedua WNA ini langsung dideportasi ke negara asal karena sudah tidak memiliki sponsor untuk izin tinggal,” kata Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara, Widya Anusa Brata di Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan, langkah deportasi ini diambil setelah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan perusahaan yang dimiliki dua warga asing ini dicabut izinnya.

    “Jika izin perusahaan tidak ada maka mereka tidak memiliki sponsor dan izin tinggal mereka di Indonesia tidak ada lagi,” kata dia.

    Kedua WNA sudah dipulangkan ke negara asal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Kamis (26/6). “Mereka juga dicegah dan ditangkal masuk ke Indonesia selama enam bulan,” kata dia.

    Sebelumnya, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara menangkap dua WNA asal Tiongkok berinisial ZM dan ZY yang menjadi investor fiktif dengan cara mendirikan perusahaan secara fiktif dan melakukan pelanggaran keimigrasian.

    “Kedua WNA tersebut berinisial ZM dan ZY yang ditangkap di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara yang diduga melakukan pelanggaran keimigrasian,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara, Rendra Mauliansyah di Jakarta, Kamis (26/6).

    Pelaku ZM merupakan pemegang Izin Terbatas (ITAS) investor perusahaan berinisial PT LSTTI.

    Pelaku ini mengaku bahwa PT LSTTI merupakan perusahaan miliknya yang terdaftar secara hukum berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-0091884.AH.01.01 Tahun 2024 dengan kantor di wilayah Jakarta Selatan. Namun dinyatakan saat ini beralamat di Penjaringan, Jakarta Utara.

    ZM mengaku bahwa PT LSTTI berdiri pada April 2025. Namun, belum pernah beroperasi dan tidak memiliki karyawan.

    ZM juga tidak bisa menunjukkan sejumlah dokumen seperti Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/ART) dan neraca keuangan.

    “Dalam LKPM, ZM tercatat menanam modal di sebuah perusahaan Indonesia sebesar Rp10.395.000.000. Namun, usai ditangkap, ZM mengaku hanya menanam modal sebesar Rp68 juta,” kata dia.

    Sementara ZY merupakan pemegang ITAS investor dengan sponsor PT DHI dan mengakui perusahaan tersebut miliknya yang berlokasi di wilayah Pinangsia, Jakarta Barat, yang didirikan tahun 2022.

    ZY mengaku perusahaannya bergerak di bidang distribusi es krim dari pabrik di Bekasi serta distribusi besi baja dari Tiongkok.

    Namun, saat ditanya lebih lanjut, ZY justru tak mengetahui jumlah karyawannya dengan alasan mereka hanya datang ke kantor sejak ada barang impor masuk saja.

    Sejak Januari 2025 sudah tidak pernah ada aktivitas atau kehadiran karyawan untuk bekerja di kantor tersebut. Dari keterangan para tersangka, Kantor TPI Kelas I Tanjung Priok melakukan pemeriksaan langsung kedua perusahaan itu.

    Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan bahwa PT LSTTI merupakan “virtual office” yang terdaftar sejak 18 November 2024. Namun, tidak pernah ada aktivitas karyawan maupun surat-menyurat atas nama perusahaan.

    Sementara PT DHI di Pinangsia, Jakarta Barat, ditemukan bahwa lokasi tersebut adalah ruko kosong empat lantai dan tak pernah ada kegiatan usaha.

    Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut dan berkoordinasi dengan Kementerian Investasi atau BKPM, kedua perusahaan tersebut yaitu PT LSTTI dan PT DHI, dinyatakan sebagai perusahaan fiktif.

    Ia mengatakan pelaku ZM dan ZY membuat perusahaan fiktif itu demi mendapatkan izin tinggal di Indonesia dengan mudah.

    Menurut dia, atas tindakan tersebut, ZM dan ZY melanggar Pasal 123 huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian karena telah memberikan keterangan tidak benar untuk memperoleh izin tinggal

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKP Mataram siapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok

    DKP Mataram siapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok

    Areal budidaya ikan air tawar di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

    DKP Mataram siapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 28 Juni 2025 – 14:43 WIB

    Elshinta.com – Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tahun 2025 menyiapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok kepada sejumlah kelompok di kota itu.

    “Budidaya ikan sistem bioflok dimaksudkan menciptakan sistem budidaya yang lebih efisien, produktif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Irwan Harimansyah di Mataram, Sabtu.

    Menurutnya, untuk pelaksanaan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok tahun 2025, akan menyasar sekitar 3-4 kelompok budidaya di dua kecamatan yakni Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya.

    Dua kecamatan tersebut dipilih, karena dari 70 kelompok budidaya ikan air tawar di Kota Mataram sebagian besar ada di dua wilayah hulu tersebut.

    “Untuk anggaran bantuan budidaya ikan sistem bioflok, kami siapkan Rp150 juta lebih,” katanya.

    Dalam pemberian bantuan budidaya ikan sistem bioflok, satu kelompok yang beranggotakan 5-10 orang, masing-masing akan mendapatkan kolam terpal dan peralatan budidaya ikan bioflok, bibit ikan, serta pakan.

    Untuk pemberian bibit dan pakan, lanjutnya, biasanya disesuaikan dengan kolam bioflok yang ada di setiap kelompok karena pembuatan kolam disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada.

    “Jumlah bibit yang kami berikan berkisar 2.000-5.000 ekor,” katanya.

    Untuk jenis bibit ikan air tawar yang diberikan, rata-rata kelompok meminta jenis ikan lele karena dinilai lebih mudah beradaptasi, lebih kuat atau tahan lama, cepat besar, dan yang penting kelompok lebih mudah dalam memberikan pakan.

    Pakan ikan lele itu bisa apa saja, tidak mesti harus butiran seperti jenis ikan lain misalnya ikan nila, gurami, atau ikan patin.

    “Kalau lele bisa dikasih pakan dari nasi atau sayuran sisa,” katanya.

    Sementara untuk pendistribusian bantuan budidaya ikan sistem bioflok, saat ini masih dalam tahap penjaringan agar bantuan bisa tepat sasaran.

    “Kami targetkan bantuan awal triwulan IV, bantuan sudah mulai didistribusikan,” katanya.

    Irwan menambahkan, produksi ikan air tawar di Kota Mataram dengan jenis nila, lele, patin, dan ikan bawal selama ini tercatat rata-rata mencapai 380.297 kilogram, dengan nilai produksi Rp9.660.2777.500.

    Selain itu, DKP Kota Mataram juga memiliki program pemanfaatan pekarangan dengan budidaya ikan air tawar jenis nila yang mulai dikembangkan tahun 2023 untuk meningkatkan konsumsi ikan sekaligus peningkatan pendapatan keluarga.

    Manfaat dari program itu kini sudah mulai dirasakan para anggota kelompok, karena dalam sekali panen dalam waktu 3-4 bulan mereka bisa menghasilkan 40 kilogram hanya dari pekarangan rumah.

    Untuk budidaya dengan skala pemanfaatan pekarangan, produksi ikan yang dihasilkan warga itu termasuk banyak, begitu juga untuk budidaya di keramba.

    Ketika panen, hasilnya rata-rata dijual dengan harga Rp30.000-Rp33.000 per kilogram dan uang hasil penjualan, diputar kembali untuk membeli bibit dan pakan sehingga warga punya dana kelompok yang digunakan untuk berbagai kebutuhan.

    Sumber : Antara

  • VIDEO: Futsal di Atas Air! Lapangan Apung Muara Angke Jadi Tempat Favorit Libur Sekolah!

    VIDEO: Futsal di Atas Air! Lapangan Apung Muara Angke Jadi Tempat Favorit Libur Sekolah!

    Mengisi libur panjang sekolah, anak-anak di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara isi waktu luang dengan bermain futsal di lapangan apung Muara Angke.

    Ringkasan

  • Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Bahan Material untuk Bangun Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juni 2025

    Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Bahan Material untuk Bangun Rumah Megapolitan 26 Juni 2025

    Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Bahan Material untuk Bangun Rumah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah korban
    kebakaran
    di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, berharap ada bantuan bahan material untuk membangun rumah mereka.
    Pasalnya, sejauh ini belum ada bantuan untuk membangun rumah dari pemerintah.
    “Harapannya, Pemerintah Jakarta memberi bantuan ke
    korban kebakaran
    ini, berupa apa kek, kaya kayu atau apa. Enggak perlu duit, bisa bahan material,” ucap salah satu warga bernama Katmo (53) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Kamis (26/6/2025).
    Senada dengan Katmo, warga lain bernama Sugiman (65) juga berharap ada bantuan agar ia bisa segera membangun rumahnya yang terbakar.
    “Pengin saya minta bantuan apa lah, material atau apa sebisa mungkin,” jelas Sugiman.
    Pasalnya, sampai saat ini, Sugiman masih berusaha mencari pekerjaan agar bisa mendapatkan uang untuk membangun rumahnya. Sebab, selama ini Sugiman bekerja sebagai buruh bangunan.
    Namun, sejak kebakaran terjadi, ia belum mendapatkan pekerjaan lagi.
    Begitu pula dengan warga lain bernama Tini (57) juga berharap adanya bantuan berupa bahan material.
    “Kalau menurut pribadi saya dalam pembangunan masih kesulitan dana. Kalau boleh saya minta tolong dibantu berupa bahan material karena kurang banget,” ucap Tini.
    Sementara ini, Tini mengandalkan warung esnya untuk mencicil beli bahan bangunan.
    “Kita jualan kecil-kecilan, dapat uang Rp 30.000, kita belikan paku, dapat Rp 50.000 dibelikan semen,” ujar Tini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.