kab/kota: Penggilingan

  • Pakar Harvard Bongkar Efek Rutin Minum Teh, Betulan Baik untuk Kesehatan?

    Pakar Harvard Bongkar Efek Rutin Minum Teh, Betulan Baik untuk Kesehatan?

    Jakarta

    Teh merupakan salah satu minuman paling populer di dunia. Minuman ini tetap enak disajikan hangat maupun dingin, dan memiliki makna budaya yang mendalam di banyak negara.

    Ramuan kuno ini juga dihargai karena khasiatnya yang ampuh untuk kesehatan. Lantas, benarkah teh memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan?

    Teh merupakan minuman yang berasal dari daun tanaman Camellia sinensis, yang membedakannya adalah cara pengolahannya. Kombinasi metode pengolahan yang spesifik menentukan warna, rasa, dan jenis teh.

    Misalnya teh hitam, mengalami penggilingan dan oksidasi, yang memperdalam warna kuning, merah, atau cokelatnya serta mengintensifkan rasanya. Sementara teh hijau, pengolahannya dikukus untuk mencegah oksidasi, sehingga warna hijaunya tetap segar dan rasanya lebih ringan.

    Teh kaya akan fitokimia, yakni senyawa yang memberikan karakteristik pada tanaman (seperti warna dan bau) dan memiliki efek farmakologis saat seseorang mengonsumsinya. Fitokimia utama dalam teh adalah kafein dan polifenol.

    Jumlah dan jenis fitokimia dalam teh bergantung pada bagaimana daun teh diproses. Misalnya, teh yan teroksidasi mengandung polifenol tingkat tinggi yang disebut katekin. Teh yang teroksidasi penuh kaya akan polifenol yang disebut theaflavin dan thearubigin.

    “Teh hijau memiliki lebih banyak polifenol daripada teh hitam. Tetapi, teh hitam mengandung lebih banyak kafein,” jelas ketua Departemen Nutrisi dan profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard T H Chan School of Public Health, Dr Frank Hu.

    “Matcha adalah teh hijau kering yang digiling menjadi partikel-partikel halus. Teh ini lebih pekat, lebih tinggi kafein dan polifenolnya daripada teh hijau biasa,” lanjutnya yang dikutip dari Health Harvard.

    Apakah Teh Baik untuk Kesehatan Tubuh?

    Dari ratusan penelitian yang dipublikasikan tentang manfaat teh bagi kesehatan belum memberikan bukti konklusif. Banyak penelitian berskala kecil atau dilakukan dalam jangka yang pendek.

    Sebagian besar penelitian tentang teh, bahkan yang berskala besar, bersifat observasional, artinya menilai hubungan antara konsumsi teh dan kesehatan. Belum tentu hubungan sebab-akibat.

    “Namun, arah penelitian secara keseluruhan menunjukkan potensi manfaat,” kata Dr Hu.

    “Misalnya, katekin dalam teh hijau memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi yang tinggi pada model hewan dan penelitian tabung reaksi. Polifenol seperti quercetin dalam teh hitam memiliki efek anti-inflamasi yang serupa.”

    Bagaimana Teh dapat Membantu Kesehatan?

    Penelitian menunjukkan bahwa sifat anti-inflamasi dan antioksidan teh dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis. Dr Hu menjelaskan bahwa beberapa analisis terbaru menemukan bahwa konsumsi teh yang lebih tinggi, terutama teh hitam dan teh hijau, berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, dan kematian dini.

    “Dan beberapa studi menunjukkan minum teh dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental,” tambah Dr Hu.

    Sebuah analisis studi tahun 2023 yang melibatkan lebih dari 410.000 orang yang dipublikasikan oleh PeerJ, mengisyaratkan bahwa minum teh dapat mengurangi risiko demensia hingga 29 persen. Konsumsi teh bahkan dapat membantu Anda hidup lebih lama.

    Misalnya, sebuah studi observasional tahun 2020 terhadap 5.000 orang di Jepang yang dipublikasikan oleh BMJ Open Diabetes Research & Care, menemukan bahwa minum empat cangkir teh hijau per hari dikaitkan dengan risiko kematian dini yang 40 persen lebih rendah. Selain itu, teh mengandung kafein, yang memberikan lonjakan energi dan kejernihan mental.

    Lantas, Berapa Banyak Teh yang Sebaiknya Dikonsumsi?

    Dr Hu menjelaskan bahwa manfaat kesehatan teh didapat dengan meminum dua hingga empat cangkir teh hijau, hitam, atau teh oolong setiap hari. Jenis teh lain, seperti teh fermentasi yang dikenal sebagai pu-erh, mungkin juga baik untuk kesehatan meski bukti pendukungnya lebih terbatas.

    Efek teh tidak selalu positif. Jika menambahkan terlalu banyak pemanis dan krim ke dalam teh, dapat meningkatkan asupan kalori, lemak, dan gula. Jika mengalami insomnia atau detak jantung tidak teratur, kafein pada teh dapat memicu gejala yang tidak nyaman.

    Minum teh yang terlalu panas juga dapat merusak kerongkongan dan meningkatkan risiko kanker. Meski begitu, secara umum teh merupakan bagian dari pola makan sehat.

    “Dan teh itu menenangkan. Ada sesuatu tentang kenikmatan teh yang patut dipertimbangkan,” pungkas Dr Hu.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Pakar Harvard Bongkar Efek Rutin Minum Teh, Betulan Baik untuk Kesehatan?

    Pakar Harvard Bongkar Efek Rutin Minum Teh, Betulan Baik untuk Kesehatan?

    Jakarta

    Teh merupakan salah satu minuman paling populer di dunia. Minuman ini tetap enak disajikan hangat maupun dingin, dan memiliki makna budaya yang mendalam di banyak negara.

    Ramuan kuno ini juga dihargai karena khasiatnya yang ampuh untuk kesehatan. Lantas, benarkah teh memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan?

    Teh merupakan minuman yang berasal dari daun tanaman Camellia sinensis, yang membedakannya adalah cara pengolahannya. Kombinasi metode pengolahan yang spesifik menentukan warna, rasa, dan jenis teh.

    Misalnya teh hitam, mengalami penggilingan dan oksidasi, yang memperdalam warna kuning, merah, atau cokelatnya serta mengintensifkan rasanya. Sementara teh hijau, pengolahannya dikukus untuk mencegah oksidasi, sehingga warna hijaunya tetap segar dan rasanya lebih ringan.

    Teh kaya akan fitokimia, yakni senyawa yang memberikan karakteristik pada tanaman (seperti warna dan bau) dan memiliki efek farmakologis saat seseorang mengonsumsinya. Fitokimia utama dalam teh adalah kafein dan polifenol.

    Jumlah dan jenis fitokimia dalam teh bergantung pada bagaimana daun teh diproses. Misalnya, teh yan teroksidasi mengandung polifenol tingkat tinggi yang disebut katekin. Teh yang teroksidasi penuh kaya akan polifenol yang disebut theaflavin dan thearubigin.

    “Teh hijau memiliki lebih banyak polifenol daripada teh hitam. Tetapi, teh hitam mengandung lebih banyak kafein,” jelas ketua Departemen Nutrisi dan profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard T H Chan School of Public Health, Dr Frank Hu.

    “Matcha adalah teh hijau kering yang digiling menjadi partikel-partikel halus. Teh ini lebih pekat, lebih tinggi kafein dan polifenolnya daripada teh hijau biasa,” lanjutnya yang dikutip dari Health Harvard.

    Apakah Teh Baik untuk Kesehatan Tubuh?

    Dari ratusan penelitian yang dipublikasikan tentang manfaat teh bagi kesehatan belum memberikan bukti konklusif. Banyak penelitian berskala kecil atau dilakukan dalam jangka yang pendek.

    Sebagian besar penelitian tentang teh, bahkan yang berskala besar, bersifat observasional, artinya menilai hubungan antara konsumsi teh dan kesehatan. Belum tentu hubungan sebab-akibat.

    “Namun, arah penelitian secara keseluruhan menunjukkan potensi manfaat,” kata Dr Hu.

    “Misalnya, katekin dalam teh hijau memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi yang tinggi pada model hewan dan penelitian tabung reaksi. Polifenol seperti quercetin dalam teh hitam memiliki efek anti-inflamasi yang serupa.”

    Bagaimana Teh dapat Membantu Kesehatan?

    Penelitian menunjukkan bahwa sifat anti-inflamasi dan antioksidan teh dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis. Dr Hu menjelaskan bahwa beberapa analisis terbaru menemukan bahwa konsumsi teh yang lebih tinggi, terutama teh hitam dan teh hijau, berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, dan kematian dini.

    “Dan beberapa studi menunjukkan minum teh dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental,” tambah Dr Hu.

    Sebuah analisis studi tahun 2023 yang melibatkan lebih dari 410.000 orang yang dipublikasikan oleh PeerJ, mengisyaratkan bahwa minum teh dapat mengurangi risiko demensia hingga 29 persen. Konsumsi teh bahkan dapat membantu Anda hidup lebih lama.

    Misalnya, sebuah studi observasional tahun 2020 terhadap 5.000 orang di Jepang yang dipublikasikan oleh BMJ Open Diabetes Research & Care, menemukan bahwa minum empat cangkir teh hijau per hari dikaitkan dengan risiko kematian dini yang 40 persen lebih rendah. Selain itu, teh mengandung kafein, yang memberikan lonjakan energi dan kejernihan mental.

    Lantas, Berapa Banyak Teh yang Sebaiknya Dikonsumsi?

    Dr Hu menjelaskan bahwa manfaat kesehatan teh didapat dengan meminum dua hingga empat cangkir teh hijau, hitam, atau teh oolong setiap hari. Jenis teh lain, seperti teh fermentasi yang dikenal sebagai pu-erh, mungkin juga baik untuk kesehatan meski bukti pendukungnya lebih terbatas.

    Efek teh tidak selalu positif. Jika menambahkan terlalu banyak pemanis dan krim ke dalam teh, dapat meningkatkan asupan kalori, lemak, dan gula. Jika mengalami insomnia atau detak jantung tidak teratur, kafein pada teh dapat memicu gejala yang tidak nyaman.

    Minum teh yang terlalu panas juga dapat merusak kerongkongan dan meningkatkan risiko kanker. Meski begitu, secara umum teh merupakan bagian dari pola makan sehat.

    “Dan teh itu menenangkan. Ada sesuatu tentang kenikmatan teh yang patut dipertimbangkan,” pungkas Dr Hu.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Modus Curang Bos Pabrik di Serang, Olah Sisa Beras Hajatan Berkutu Dibungkus dengan Merek Premium

    Modus Curang Bos Pabrik di Serang, Olah Sisa Beras Hajatan Berkutu Dibungkus dengan Merek Premium

    SERANG – Aparat gabungan dari Satreskrim Polres Serang dan Satgas Pangan membongkar praktik curang pengoplosan beras yang diduga telah beroperasi selama lebih dari 10 tahun di pabrik penggilingan padi Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten.

    Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Serang, AKBP Condro Sasongko mengatakan, pengungkapan kasus ini merupakan tindak lanjut atas informasi dari masyarakat yang curiga dengan aktivitas di pabrik tersebut.

    Dalam penggerebekan tersebut, petugas mengamankan pemilik pabrik berinisial SU (46) beserta barang bukti berupa 10 ton beras tidak layak konsumsi dan 94 karung beras oplosan siap edar.

    “Bisnis haram yang dilakukan tersangka SU ini sudah berlangsung lebih dari 10 tahun,” ungkapnya di Serang, Antara, Minggu, 7 September.

    Ia menjelaskan, modus yang digunakan tersangka adalah membeli beras sisa hajatan dari masyarakat seharga Rp10.000 per kilogram.

    Beras yang sudah kotor dan berkutu itu kemudian dicampur dengan beras premium menggunakan mesin penggiling (heller) untuk memanipulasi tampilan.

    “Setelah dipoles, beras oplosan tersebut dikemas menggunakan karung merek terkenal seperti Ramos, Rojo Lele, dan lainnya tanpa izin,” ujarnya.

    Produk ilegal itu selanjutnya dijual oleh tersangka di toko nya di Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, dengan harga Rp200.000 per kemasan 25 kg. Dari setiap karung yang terjual, tersangka meraup keuntungan sebesar Rp98.200.

    Selain mengamankan puluhan ton beras, polisi juga menyita barang bukti lain, di antaranya ratusan karung kosong berbagai merek, satu unit mesin heller, dan satu unit mobil pikap yang digunakan untuk operasional.

    Kapolres mengimbau masyarakat untuk selalu teliti sebelum membeli beras dan segera melapor ke call center 110 jika menemukan praktik mencurigakan serupa.

  • Bulog Diminta Kebut Penyaluran Beras SPHP ke Ritel

    Bulog Diminta Kebut Penyaluran Beras SPHP ke Ritel

    Jakarta

    Kepala Badan Pangan (Bapanas) Arief Prasetyo Adi telah meminta Perum Bulog untuk mempercepat penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Langkah ditempuh mengingat pasokan beras SPHP di ritel masih kosong.

    Arief menerangkan pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk penyaluran stok beras di gudang Bulog melalui bantuan pangan serta SPHP. Dalam dua bulan terakhir, Arief menyebut Bulog telah menyalurkan 360 ribu ton beras untuk bantuan pangan dan 120 ribu ton beras SPHP. Untuk penyaluran SPHP, Arief memastikan masih terus dijalankan.

    “Sekarang masih terus dijalani terus. Dua bulan, 360 ribu tambah 120 ribu itu kencang nggak? Itu banyak sekali loh,” kata Arief saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kanis (4/9/2025).

    Arief menerangkan saat ini penyebaran SPHP telah menyasar ke ritel, BUMN Pangan, hingga outlet modern market. Penyaluran beras SPHP tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

    Saat ini penyaluran beras SPHP langsung ke outlet-outlet yang bermitra dengan Bulog, tidak lagi langsung ke penggilingan. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menilai dapat berpotensi fraud.

    “Kalau dulu 50 kg itu dilepas (ke penggilingan), udah nanti pengirim padinya yang membuat. Ya pasti kecepatannya berbeda. Nah sekarang tugas kita ya udah menggunakan fasilitas yang ada kita percepat,” terang Arief.

    Arief menerangkan saat ini kemampuan Bulog dalam menyalurkan SPHP sekitar 5.500-6.000 ton per hari dengan kemasan 5 kg. Menurutnya, Bulog masih membutuhkan waktu untuk memproduksi SPHP yang sebelumnya dilimpahkan ke penggilingan padi. Padahal Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan telah menargetkan penyaluran beras SPHP mencapai 10 ribu ton per hari.

    “Kamu kalau tadinya nggak memproduksi, terus habis itu disuruh memproduksi seberapa cepat? Menghidupkan kembali mesin itu lama. Walaupun ini udah termasuk luar biasa kan?” jelas Arief.

    “Kalau kamu mengeluarkan 360 ribu ton tambah 120 ribu ton, itu berapa truk? Itu banyak sekali. 480 ribu ton coba aja dibagi 10. 480 ribu truk dua bulan,” imbuhnya.

    (acd/acd)

  • Beras Bulog Rentan Turun Mutu, Program Serap Gabah Jadi Sorotan

    Beras Bulog Rentan Turun Mutu, Program Serap Gabah Jadi Sorotan

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat pertanian Syaiful Bahari menilai bahwa kualitas beras Bulog yang terancam mengalami penurunan mutu tak lepas dari program serap gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram (kg).

    Hal ini disampaikannya merespons pernyataan Ombudsman RI terkait 300.000 ton beras di gudang Perum Bulog terancam mengalami penurunan mutu hingga tidak layak konsumsi (disposal).

    Di satu sisi, dia menilai program serap gabah ini bagus karena mendorong penggilingan padi kecil menengah bisa hidup kembali setelah kalah saing mendapatkan gabah dengan penggilingan padi besar. 

    Menurutnya, skema serap gabah yang melibatkan penggilingan padi kecil menengah ikut menyuplai ke Bulog lebih diminati, meskipun posisi mereka hanya sebagai maklon produksi beras. Namun, dia menilai program ini tidak disertai dengan kontrol kualitas gabah dan beras yang dihasilkan.

    “Karena memang sebagian besar penggilingan padi kecil menengah tidak memiliki teknologi pengeringan gabah dan rice mill yang modern,” kata Syaiful kepada Bisnis, Rabu (3/9/2025).

    Dia melanjutkan, masalah ini berakibat kepada hasil produksi beras dari penggilingan kecil yang dinilai berada di bawah kualitas dan tidak dapat disimpan dalam waktu lama. 

    Syaiful berpendapat bahwa hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah, khususnya Bulog. Dia menyebut, program serap gabah petani harus diintegrasikan dengan modernisasi penggilingan padi kecil, agar mereka bisa meningkatkan kualitas beras tersebut.

    Pasalnya, penggilingan padi besar dinilai menjadi pihak yang paling menikmati program serap gabah berharga murah tersebut, mengingat kemampuan mereka dalam memenuhi standar beras Bulog.

    Dia menerangkan bahwa penggilingan padi besar bisa dengan leluasa menyimpan beras Bulog dengan pembayaran yang bagus, dan membeli lagi jika harga beras di pasar sedang tinggi. 

    “Jadi, semua ini harus dikaji secara mendalam dan melihat dari semua faktor, agar negara tidak dirugikan dan petani maupun industri penggilingan rakyat tetap terselamatkan,” tuturnya.

    Di samping itu, dia menilai hal ini juga berpengaruh terhadap distribusi beras, khususnya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang belum optimal. Kualitas beras yang turun menjadi faktor keraguan pemangku kepentingan untuk melakukan penyaluran karena dikhawatirkan menimbulkan protes masyarakat.

    Sebelumnya, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyampaikan bahwa kondisi 300.000 ton beras di gudang Perum Bulog tersebut berpotensi menimbulkan kerugian hingga mencapai Rp4 triliun apabila menjadi tak layak konsumsi.

    Pihaknya mencermati bahwa jumlah 300.000 ton tersebut diduga tidak hanya bersumber dari stok beras impor yang terakhir kali dilakukan pada tahun lalu, melainkan juga dari gabah at any quality yang diserap Bulog.

    “Taksiran kerugiannya kita lihat, ini hitungan kasar saja lah ya, bisa mencapai Rp4 triliun,” katanya kepada Bisnis melalui sambungan telepon, Selasa (2/9/2025).

    Menanggapi hal ini, Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan bahwa kondisi beras yang disimpan di gudang Bulog saat ini dalam keadaan yang bagus, seraya menekankan bahwa pemeliharaan stok terus dilakukan secara berkala.

    “Bagus [keadaannya], nanti teman-teman media akan kami bawa lihat ke gudang, supaya melihat kondisi beras kita dan pemeliharaannya seperti apa, baik pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, triwulan, bahkan semester,” kata Rizal kepada wartawan di Kantor Pusat Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025).

    Terkait masih adanya stok beras dari aktivitas impor yang terakhir dilakukan pada tahun lalu, Rizal mengatakan bahwa proses penyaluran terus dilakukan seiring dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

    Menurutnya, beras tersebut menjadi bagian dari penyaluran program bantuan pangan yang telah tersalurkan ke masyarakat hingga periode Juli 2025.

    Saat ini, Rizal mengungkapkan bahwa penyaluran beras bantuan pangan pemerintah telah mencapai 99%, sementara 1% sisanya merupakan penyaluran untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    “Terutama di 3T tersebut, termasuk yang daerah-daerah rawan konflik seperti di Papua Pegunungan dan lain sebagainya. Ini yang juga sedang kami upayakan dengan satgas-satgas yang ada di depan,” tutur purnawirawan TNI berpangkat Mayor Jenderal ini.

  • Kementan Pantau Dampak HET Beras Medium Naik, Satu Harga Batal?

    Kementan Pantau Dampak HET Beras Medium Naik, Satu Harga Batal?

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan saat ini pemerintah masih terus membahas rencana penerapan skema satu harga beras usai menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium. 

    Sudaryono menjelaskan bahwa wacana tersebut tetap dibahas dengan plus minus yang akan terjadi dengan penerapan tersebut. Namun, dirinya tak menyebutkan dampak positif maupun negatifnya.

    Menurutnya, masalah satu harga merupakan wacana yang terus dibahas dengan Kementerian Koordinator bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan. Apakah cukup dengan menaikkan HET atau tidak, hal tersebut masih jadi pertimbangan. 

    “Tentu saja sebelum memutuskan itu kan dengan pertimbangan banyak. Kita lihat kondisi di lapangan, kalau ternyata sudah bagus [dengan kenaikan HET beras medium] mungkin tidak akan ada perubahan gitu,” ujarnya kepada wartawan usai Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (3/9/2025). 

    Adapun, untuk menyelaraskan harga beras, tanpa ada kategori premium/medium dan menghindari beras oplosan, pemerintah telah menaikkan HET beras medium dengan tetap menjaga HET beras premium. 

    “Namanya negara itu kan selalu menyesuaikan keadaan. Kami dengan satu keputusan hari ini, bagus gak? Tentu saja sebelum memutuskan itu kan dengan pertimbangan banyak.. Apakah cukup dengan menaikkan HET atau apa itu kan tentu saja penuh dengan pertimbangan,” tambahnya. 

    Adapun saat ini, Bapanas melalui Keputusan Kepala Bapanas No. 299 Tahun 2025 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras telah memutuskan untuk menaikkan HET beras medium di tingkat konsumen di semua zonasi.

    Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyampaikan jika tidak ada penyesuaian terhadap HET beras medium maka penggilingan padi tidak akan memproduksi beras lantaran gabah kering panen (GKP) yang mencapai level Rp6.500 per kilogram. 

    Untuk itu, dia menekankan bahwa skema beras satu harga akan tetap dijalankan pemerintah. 

    “[Beras satu harga] akan tetap dijalankan, sudah perintah dari Bapak Menko [Zulhas] dalam rakortas,” terangnya beberapa waktu lalu. 

    Namanya kita bernegara kan selalu menyesuaikan kan? Kan berkembang kita kan? Bukan hanya di pertanian, di banyak hal ya. 

    Pada dasarnya, HET beras satu harga artinya tidak ada lagi klasifikasi beras premium dan beras medium alias hanya ada jenis beras biasa/umum dan beras khusus. 

    Skema satu harga untuk komoditas beras ini dilakukan dengan harapan penyederhanaan harga ini bisa menjaga stabilitas harga beras ke depan. Hal ini mengingat selama ini banyak beras premium yang dijual tidak sesuai dengan kemasan. Terlebih, kerap adanya temuan beras premium yang tidak sesuai mutu. 

  • Beras Fortifikasi Disebut Bukti Perlawanan Mafia Pangan & Langgar UU

    Beras Fortifikasi Disebut Bukti Perlawanan Mafia Pangan & Langgar UU

    Jakarta, CNBC Indonesia – Belakangan, beras khusus dengan klaim label mengandung sederet vitamin dan zinc jadi sorotan. Di tengah hampir langkanya pasokan beras di gerai-gerai ritel modern, pasokan beras-beras fortifikasi dengan label khusus ini tampak normal mengisi rak-rak ritel modern.

    Soal harga, sudah tentu lebih mahal. Bahkan, ada yang sampai tembus Rp140.000 per kemasan 5 kg. Artinya, berkisar Rp28.000 per kg. Sementara, harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp13.500 per kg medium dan Rp14.900 per kg premium.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi pun mengaku, pemerintah membuka ruang untuk evaluasi. Dan, bukan tidak mungkin akan dilakukan pengaturan, meski tidak dijelaskan pengaturan yang dimaksud.

    Keberadaan beras fortifikasi ini mengundang respons pengamat pangan dan pakar hukum. Yang menyebut keberadaan beras fortifikasi adalah aksi perlawanan mafia pangan dan berpotensi langgar UU Pidana.

    “Ini jelas perlawanan mafia pangan. Produsen mendapat keuntungan dari subsidi pemerintah yang nilainya Rp155,5 triliun tahun ini, termasuk pupuk bersubsidi hingga 9,5 juta ton. Tapi rakyat justru dipaksa membeli beras mahal. Negara tidak boleh kalah,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025).

    “Beras fortifikasi yang dijual dengan harga Rp20.000-35.000 per kilogram telah mendominasi pasar, sementara beras medium dan beras premium semakin langka. Kondisi ini membuktikan adanya upaya sistematis untuk menggeser konsumsi masyarakat dari beras terjangkau ke beras mahal,” ujar Debi.

    Karena itu, Debi mendesak Satgas Pangan Polri segera turun tangan memeriksa produsen dan pasar ritel yang terbukti menolak kembali menjual beras medium dan premium.

    “Satgas Pangan harus bertindak cepat. Jangan biarkan mafia pangan mengendalikan pasar sesuka hati. Pemerintah sudah menyalurkan subsidi besar, hasilnya harus dirasakan rakyat, bukan dinikmati segelintir pelaku usaha,” tukasnya.

    Terpisah, Pakar Hukum Universitas Trisakti Azmi Syahputra menilai praktik produsen beras yang semakin memprioritaskan penjualan beras khusus fortifikasi di pasar retail modern merupakan bentuk kejahatan ekonomi yang menyusahkan masyarakat.

    “Produsen memanfaatkan subsidi negara yang nilainya melonjak dari Rp114,3 triliun pada 2024 menjadi Rp155,5 triliun pada 2025, termasuk subsidi pupuk hingga 9,5 juta ton. Subsidi itu seharusnya menjamin ketersediaan beras murah bagi masyarakat. Tetapi faktanya, justru dialihkan ke pasar beras khusus dengan harga Rp 20.000-35.000/kg. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap tujuan dan fungsi subsidi,” katanya.

    “Praktik ini berpotensi melanggar berbagai aturan pidana: UU Pangan (larangan manipulasi distribusi), UU Perlindungan Konsumen (perbuatan curang), UU Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (penguasaan pasar secara tidak wajar), hingga UU Tipikor jika terdapat keadaan dan perbuatan yang terbukti menimbulkan kerugian keuangan atau perekonomian negara,” beber Azmi.

    Azmi mendesak Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Badan Pangan Nasional untuk segera memperkuat pengawasan distribusi beras medium dan premium, serta membuka transparansi jalur subsidi agar beras subsidi benar-benar sampai dan dapat diperuntukkan kepada masyarakat secara tepat guna.

    “Mereka memanfaatkan subsidi pemerintah yang ditujukan untuk petani dan swasembada pangan, tapi justru membatasi akses rakyat terhadap beras berkualitas dengan harga wajar. Ini adalah bentuk eksploitasi yang sistematis,” ujar Azmi.

    Kepala Bapanas Ungkap Penyebab Beras Premium Langka

    Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tersendatnya pasokan beras ke ritel modern, bahkan sampai terjadi kekosongan stok karena penggilingan padi tengah melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium.

    “Pasokan beras di pasar tradisional saya melihatnya ada, hanya sedang menyesuaikan. Beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan, karena teman-teman penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label. Misalnya broken 15%, kadar air 14%, dan derajat sosoh minimal 95%. Kalau sudah sesuai, mereka akan kembali kirim ke modern market,” ungkap Arief dalam keterangannya, Selasa (2/9//2025).

    Arief menambahkan, peristiwa terkait beras oplosan yang sempat mencuat menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak.

    “Kejadian kemarin menjadi review buat kita semua, salah satunya supaya penggilingan padi lebih disiplin memproduksi sesuai dengan keterangan yang ada di label,” imbuhnya.

    Seperti diketahui, Satgas Pangan Polri tengah melakukan proses hukum atas sejumlah perusahaan beras yang diduga melakukan praktik produksi dan memperdagangkan beras premium tak sesuai mutu dan label kemasan.

    Penindakan ini berawal dari laporan Kementerian Pertanian yang mengungkapkan ratusan merek beras tidak memenuhi aturan. Mulai dari masalah tak sesuai label hingga beras oplosan.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Beras Premium Kosong di Ritel, Mentan Bantah Terjadi Kelangkaan

    Beras Premium Kosong di Ritel, Mentan Bantah Terjadi Kelangkaan

    Jakarta

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menanggapi stok beras premium di ritel masih kosong. Menurut Amran, kondisi tersebut bukan menggambarkan fenomena kelangkaan beras.

    Amran menilai fenomena kelangkaan beras dapat dilihat dari antrean masyarakat membeli beras serta produksi yang menurun, sedangkan produksi beras terus membaik. Amran menerangkan stok di ritel yang kosong karena adanya pergeseran pola distribusi beras.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi beras sepanjang Januari-Oktober 2025 diperkirakan naik 12,16% menjadi 31,04 juta ton. Sementara, potensi produksi sepanjang Agustus-Oktober 2025 mencapai 9,11 juta ton atau naik 4,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Mungkin yang Anda maksud ada premium yang karena ada masalah kemarin dan sekarang mulai membaik. Ada yang kosong satu dua itu tidak masalah bagi republik ini. Ini karena terjadi pergeseran,” kata Amran di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025).

    Penggilingan Pasok Beras ke Pasar Tradisional

    Amran menerangkan saat ini penggilingan padi kecil turut mensuplai beras ke pasar tradisional. Pasokan beras premium yang berkurang di ritel modern membuka peluang bagi penggilingan kecil untuk mendapatkan suplai gabah yang sebelumnya lebih banyak diserap industri besar.

    “Ini ada pola pergeseran, ini mengisi ruang pasar tradisional dari pabrik kecil ke pasar tradisional, yang dulu didominasi biasanya banyak itu dari pabrik besar ke modern ini ada pergeseran sedikit ke pasar tradisional dan itu di beberapa media dimuat bahwa pasar tradisional omzetnya meningkat. Jadi bukan langka ya, beras banyak,” terang Amran.

    Amran menjelaskan kapasitas giling penggilingan padi kecil di Indonesia sekitar 116 juta ton. Kemampuan ini jauh melebihi produksi nasional yang hanya sekitar 65 juta ton gabah kering panen per tahun.

    “Artinya apa? Pabrik kecil ini mampu menggiling seluruh gabah yang diproduksi di Republik ini. Kemudian ada tambahan kapasitas yang (penggilingan padi) besar dengan (penggilingan padi) sedang 50 juta ton. Kalau yang besar sedang ini menurun produksinya, ini bergeser ke pabrik kecil. Pabrik kecil ini masuk ke pasar tradisional sehingga terjadi pergeseran ya,” terang Amran.

    Beras Premium di Ritel Modern Kosong

    Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan toko ritel modern masih berhati-hati dalam menjual beras premium. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag telah berkomunikasi dengan pengusaha ritel terkait stok beras yang masih kosong.

    “Kayaknya sih kalau misalnya yang kosong ya saya sudah komunikasi dengan Aprindo juga. Yang mereka masih agak berhati-hati itu terkait dengan beras premium,” kata Direktur Jenderal PDN Iqbal Shoffan Shofwan saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).

    Iqbal mengatakan, langkah ini diambil karena pengusaha ritel masih ingin memastikan kualitas beras premium. Hal ini menyusul adanya kasus beras premium oplosan yang menyeret 212 merek.

    “Mereka melihat dulu packaging beras premium ini sesuai nggak dengan klaim mereka di package-nya. Premium berapa kilo ya sesuai nggak ukurannya, kemudian pecahannya seperti apa. Jangan sampai nanti Aprindo juga perlu berhati-hati, nanti ujung-ujungnya kan konsumen yang akan dirugikan,” terang Iqbal.

    (rea/ara)

  • Pertamina Salurkan Energi Bersih untuk 25 Hektar Pertanian Warga Kalijaran

    Pertamina Salurkan Energi Bersih untuk 25 Hektar Pertanian Warga Kalijaran

    Jakarta

    PT Pertamina (Persero) mendukung ketahanan pangan lewat program Kalijaran Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (MAPAN). Energi ramah lingkungan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga bayu (PLTB) dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, hortikultura, hingga budidaya perikanan.

    Program yang dijalankan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap (RU IV) ini berhasil mengairi 25 hektar sawah yang sebelumnya rawan kekeringan, menjadi lahan produktif. Selain itu, Pertamina membina 35 petani dan 90 tenaga kerja untuk mengelola aktivitas di Desa Energi Berdikari (DEB) Kalijaran.

    Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Sugih Priyatno menuturkan, sebelum bersinergi dengan Pertamina, lahan pertanian di desanya hanya mengandalkan hujan.

    “Sebelum ada pembinaan dari Pertamina, petani hanya bisa menanam saat musim hujan karena keterbatasan air. Kalau mau pakai pompa, biayanya mahal dan menambah polusi,” ujar Priyatno dalam keterangannya, Sabtu (30/8/2025).

    Kini irigasi lahan pertanian dijalankan dengan PLTS dan PLTB, menghasilkan energi terbarukan berkapasitas 12.540 Watt Peak dan mengurangi emisi karbon 2.860 ton CO₂eq per tahun. Priyatno menyebut petani kini bisa panen tiga hingga enam kali per tahun, dengan pendapatan meningkat dari Rp 80 ribu menjadi Rp800 ribu per bedeng/tahun.

    PLTS juga digunakan untuk penampungan air dan budidaya ikan. Mitra binaan mencatat tambahan pendapatan rata-rata Rp1,7 juta-Rp2,3 juta per panen dari hasil pertanian dan perikanan.

    Pertamina juga memberikan hibah mesin penggilingan padi dan jagung, serta sarana bangunan penggilingan. Hasil panen gabah bisa diolah dan dikemas untuk dijual, sementara dedak pascagiling dimanfaatkan untuk pakan bebek dan ternak.

    “Harapan kami, masyarakat bisa mandiri energi dengan memanfaatkan PLTS, PLTB, dan energi gerak. Dengan begitu, desa bisa berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tidak bergantung pada energi lain. Bahkan ke depan, kami berencana mengolah kembali air hasil pompanisasi menjadi air bersih,” tambah Priyatno.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menegaskan, MAPAN Kalijaran merupakan bagian dari program DEB untuk kemandirian ekonomi desa sekaligus menekan emisi karbon.

    “DEB merupakan upaya tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) untuk mengembangkan energi transisi sebagai solusi bagi tantangan yang dihadapi masyarakat. Pertamina berharap, DEB terutama yang berada di Kalijaran ini dapat mendukung kemandirian ekonomi, energi, hingga ketahanan pangan, sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintah Indonesia,” jelas Fadjar.

    Pertamina terus mendorong transisi energi dengan target net zero emission pada 2060. Program ini juga diarahkan agar sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan penerapan prinsip lingkungan, sosial, serta tata kelola (ESG) di berbagai lini usahanya.

    (anl/ega)

  • Transjakarta Mulai Operasikan 75 Rute Usai Setop Sementara Akibat Demo

    Transjakarta Mulai Operasikan 75 Rute Usai Setop Sementara Akibat Demo

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berangsur memulihkan layanannya terdiri dari layanan untuk rute BRT, rumah susun, dan mikrotrans dengan total 75 rute beroperasi hingga pukul 13.30 WIB di tengah masih berlangsungnya aksi demo di sebagian titik Jabodetabek.

    “Saat ini layanan Transjakarta berangsur aktif kembali. Pelanggan bisa mendapatkan informasi terkini layanan Transjakarta melalui X, instagram: infotije, ataupun aplikasi TJ: Transjakarta. Mari kita #SalingJagaJakarta,” kata Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani dalam pesan singkatnya di Jakarta,Sabtu.

    Hingga pukul 13.30 WIB rute BRT dan rumah susun Transjakarta yang terpantau beroperasi ada 12 rute terdiri dari rute 10 Tanjung Priok – PGC, 11 Pulo Gebang – Kampung Melayu, 11B Rusun Rawa Bebek – Penggilingan, 12 Tanjung Priok – Pluit, 13 Puri Beta – Pancoran, 13B Puri Beta – Flyover Kuningan.

    Lalu rute 3 Kalideres – Monumen Nasional via Veteran, 4E Rusun Jatinegara Kaum – Pulo Gadung, 6 Ragunan – Galunggung, 6N Ragunan – Blok M via Kemang, 8 Lebak Bulus – Pasar Baru.

    Selain itu ada juga satu rute TransJabodetabek yang beroperasi yaitu P11 Bogor – Blok M yang rutenya mengalami perpendekan hanya melayani Bogor – Cibubur.

    Sementara itu sisanya merupakan rute mikrotrans yang bisa dilihat detailnya melalui alamat web https://bit.ly/infopengalihanTJ atau bisa juga diakses melalui bio Instagram @infotije yang merupakan kanal resmi milik PT Transjakarta.

    Sebelumnya diberitakan bahwa Transjakarta menghentikan seluruh layanan dan rute perjalanan imbas pembakaran sejumlah halte, salah satunya Halte Polda Metro Jaya di Jakarta Selatan.

    “Mengingat situasi yang tidak kondusif, seluruh layanan Transjakarta hingga saat ini masih tidak dapat melayani pelanggan,” tulis PT Transjakarta melalui sosial media X, Sabtu pagi.

    Transjakarta mencatat total tujuh halte yang dibakar oleh oknum tak bertanggung jawab selama berlangsungnya demonstrasi di Jakarta pada Jumat (29/8) hingga Sabtu dini hari.

    Ketujuh halte tersebut, yakni Halte Bundaran Senayan, Pemuda Pramuka, Halte Polda Metro Jaya, Halte Senen Toyota Rangga, Halte Sentral Senen, Halte Senayan, dan Halte Gerbang Pemuda. Selain dibakar, beberapa halte Transjakarta juga menjadi sasaran tindakan vandalisme dan perusakan fasilitas.