kab/kota: Penggilingan

  • Langkah Membangun Hilirisasi Usaha Pertanian Berbasis Korporasi Milik Petani

    Langkah Membangun Hilirisasi Usaha Pertanian Berbasis Korporasi Milik Petani

    Advertorial Kemenkop UKM

    Jakarta, Beritasatu.com – Pada sidang kabinet paripurna pertama, Presiden Prabowo menekankan pentingnya swasembada pangan untuk menjamin keamanan pangan dalam negeri serta hilirisasi sebagai kunci kemakmuran rakyat. Seperti diketahui, hilirisasi menjadi bagian dari Asta Cita yang tercantum pada misi ke-5, yaitu melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Lalu mengapa hilirisasi usaha pertanian penting dilakukan? Perlu diingat bahwa struktur ekonomi negara kita masih didominasi oleh pelaku usaha skala mikro yang sebagian besar bergerak di sektor pertanian. Berdasarkan Sensus Pertanian tahun 2023, jumlah unit usaha pertanian mencapai 29 juta unit, hampir setengah dari jumlah pelaku usaha yang ada di Indonesia. Namun, pernahkah kita mendengar ada unit usaha pertanian rakyat dengan jenama (brand) produk akhir yang mendunia, seperti Sunkist, Campina, atau Arla. Apabila sejauh mata memandang, pasar produk pertanian masih dikuasai oleh berbagai jenama luar atau industri besar, maka sudah selayaknya jika hilirisasi usaha di sektor pertanian perlu diprioritaskan.  

    Pada pemerintahan sebelumnya, terdapat major project Korporasi Petani dan Nelayan. Program yang dirancang sebagai pengejawantahan arahan presiden kala itu untuk mengubah paradigma pembangunan sektor pertanian dari kegiatan budidaya (on-farm) diintegrasikan dengan kegiatan pra-dan-pasca-budidaya (off-farm). Intinya, petani didorong untuk mengelola usaha pertanian terintegrasi dari proses hulu hingga hilir dalam skala keekonomian. Apabila dicermati, program ini menjadi salah satu corong pelaksanaan hilirisasi usaha pertanian rakyat. Berbagai bentuk model bisnis pernah diujicobakan oleh berbagai kementerian/lembaga dan mitra terkait, mulai dari konsep Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) di Sukabumi, konsep kemitraan BUMDes dengan BUMN, hingga konsep korporatisasi petani melalui entitas koperasi. Namun tampaknya, hingga menjelang akhir periode tahun ini, belum ada satu pun model bisnis korporasi petani yang menjadi pakem. 

    Analisa Kelayakan Usaha

    Kunci membangun hilirisasi usaha pertanian adalah bagaimana upaya kita mengubah mindset petani yang terbiasa tanam, panen, jual, tanpa menikmati nilai tambah dari komoditas yang diproduksinya. Petani sebagian besar merupakan bagian dari pelaku usaha mikro dan kecil, model pembinaannya harus dilakukan secara holistik. Petani adalah pengusaha, maka hal yang paling penting adalah mengajarkan mereka cara mengelola bisnis, jangan terus dijejali dengan pelatihan vocational, seperti cara budidaya yang baik (good agricultural practices) atau cara pengolahan yang baik (good manufacturing practices), karena dalam praktiknya mereka lebih berpengalaman. 

    Membangun industri pertanian rakyat memang tidak mudah. Namun bukan tidak mungkin dilakukan jika manajemen bisnisnya dikelola secara profesional. Seringkali kita menyaksikan di lapangan banyak unit usaha penggilingan padi yang tidak mampu konsisten beroperasi sesuai kapasitas produksi karena kekurangan pasokan gabah, atau unit usaha pengolahan kopi yang beroperasi hanya pada saat masa panen, dan masih banyak unit usaha pengolahan hasil pertanian lain yang idle capacity karena pendapatan usahanya tidak mampu menutupi biaya produksi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, penting memperkenalkan rencana bisnis sedari awal. Latih dan dampingi petani dalam menyusun analisa kelayakan usaha. Apabila usaha pengolahan tersebut layak (feasible), mampu menghasilkan keuntungan dan tercapai skala keekonomiannya, maka rencana usaha tersebut layak diimplementasikan. Sebaliknya, apabila cenderung tidak menguntungkan, sebaiknya urung diusahakan, diarahkan untuk beralih ke diversifikasi produk pertanian lain yang lebih menjanjikan. 

    Adopsi Model bisnis

    Konsep Korporatisasi Petani melalui koperasi bukanlah barang baru. Mengagregasi petani-petani kecil perseorangan untuk mengembangkan usaha pengolahannya melalui wadah koperasi sudah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu. Sudah banyak terbentuk koperasi produsen di sektor pertanian/perkebunan/kehutanan, namun mayoritas tidak mampu untuk berkembang. Hingga kini, sebagian besar koperasi tersebut belum mampu naik kelas. Berdasarkan database Kementerian Koperasi dan UKM per 31 Desember 2023 tercatat sebanyak 12.054 koperasi yang bergerak di sektor usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan total volume usaha (pendapatan per tahun) mencapai 8,3 triliun rupiah. Artinya, rata-rata volume usahanya hanya sebesar 694 juta rupiah per koperasi atau masih dalam skala usaha mikro. Oleh karena itu, perlu terobosan model bisnis baru untuk akselerasi hilirisasi usaha petani. Jangan-jangan model yang selama ini dikembangkan sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. 

    Dunia sudah memperkenalkan model New Generation Cooperative (NGC) yang mulai populer pada tahun 1990an.  Model ini sering disebut oleh para pemerhati koperasi sebagai bentuk hibrida antara koperasi tradisional dan perusahaan korporasi. NGC menuntut petani anggota untuk berinvestasi dalam kegiatan pengolahan dalam bentuk share (bagian kepemilikan dalam bentuk ekuitas) kepemilikan pabrik disertai hak dan kewajiban untuk memasok bahan baku hasil produksi. Kesuksesan model bisnis NGC layak mendapat pengakuan sebagai model masa depan industri pertanian. Terbukti, dari daftar 300 koperasi besar dunia yang dirilis dalam World Cooperative Monitor Report tahun 2023, koperasi-koperasi pertanian yang ikut bertengger kebanyakan adalah koperasi yang menerapkan model bisnis NGC seperti FrieslandCampina dan Fonterra. Melihat fakta tersebut, agak heran rasanya jika model bisnis NGC tidak diadopsi dan diujicobakan sebagai model korporasi petani di Indonesia.

    Skim Pembiayaan Investasi

    Membangun pabrik pengolahan hasil pertanian dalam skala keekonomian membutuhkan investasi yang sangat besar. Mungkin akan berat jika sepenuhnya mengandalkan pemupukan investasi dari petani anggota. Disinilah semestinya pemerintah berperan untuk dapat menyediakan skim pembiayaan khusus investasi yang tepat bagi industri pertanian rintisan atau industri yang baru dibangun oleh petani. Memang sudah banyak alternatif skim pembiayaan investasi yang tersedia saat ini, namun terlalu kaku dengan agunan karena prinsip kehati-hatian. Seharusnya rencana bisnis petani itulah yang jadi jaminan. Oleh karena itu, perlu ada lembaga khusus yang ditunjuk untuk menjalankan skema pembiayaan seperti itu. 

    Dengan langkah-langkah di atas, hilirisasi usaha pertanian berbasis korporasi milik petani bukan tidak mungkin dapat terwujud. Hanya tinggal willingness para pemangku kepentingan untuk lebih membuka diri mencoba model-model yang telah terbukti kesuksesannya untuk dapat diimplementasikan di Indonesia, tentunya didukung dengan kebijakan afirmasi yang tepat. (Adv)

    *Penulis merupakan PNS pada Kementerian Koperasi dan UKM

  • Video: Demi Swasembada Pangan Prabowo, Konversi Lahan Harus Disetop!

    Video: Demi Swasembada Pangan Prabowo, Konversi Lahan Harus Disetop!

    Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama Perum Bulog 2009-2014, Sutarto Alimoeso mengungkapkan sejumlah tugas dan pekerjaan rumah (PR) pemerintahan Prabow-Gibran mengejar target swasembada pangan dalam 4 tahun.

    Guna mewujudkan target swasembada, pemerintah harus menghentikan praktik konversi lahan, menambah pembukaan lahan BUMN yang produktif, membangun industri hulu-hilir sektor pangan yang seimbang, membangun food estate dengan kluster yang melibatkan petani hingga penggilingan padi dan pasar.

    Selain itu juga diperlukan perbaikan sistem sarana produksi termasuk pengairan hingga pupuk maka produktivitas pangan bisa meningkat.

    Seperti apa upaya yang diperlukan untuk mengejar target swasembada pangan pemerintah? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Direktur Utama Perum Bulog 2009-2014, Sutarto Alimoeso dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 07/11/2024)

  • BPS catat harga gabah dan beras turun tipis pada Oktober 2024

    BPS catat harga gabah dan beras turun tipis pada Oktober 2024

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) di tingkat petani dan penggilingan mengalami penurunan ringan pada Oktober 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

    Demikian juga dengan harga beras yang menurun, baik di tingkat penggilingan, grosir, maupun eceran, dibandingkan bulan lalu.

    Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar mengatakan bahwa selama Oktober 2024, rata-rata harga GKP di tingkat petani adalah Rp6.422,00 per kg atau turun 0,85 persen, dan di tingkat penggilingan Rp6.571,00 per kg atau turun 0,92 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

    Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp7.089,00 per kg atau turun 0,07 persen dan di tingkat penggilingan Rp7.212,00 per kg atau turun 0,11 persen.

    Untuk rata-rata harga beras pada Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar 0,34 persen secara bulanan, dan turun 3,08 persen secara tahunan.

    BPS mencatat rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2024 adalah Rp12.724 per kg, sedangkan di tingkat grosir mencapai Rp13.563 per kg, dan di tingkat eceran Rp14.643 per kg.

    “Harga beras yang kami sampaikan adalah rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” kata Amalia.

    Baca juga: Perpadi: Anomali harga gabah indikasi produksi padi lokal berlimpah

    Harga rata-rata beras pada berbagai kualitas beras juga turun. Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Oktober 2024 adalah Rp12.996,00 per kg, atau turun sebesar 0,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.555,00 per kg atau turun sebesar 0,42 persen, beras kualitas sub medium sebesar Rp12.365,00 atau turun sebesar 0,82 persen, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp12.763,00 per kg atau naik sebesar 3,24 persen.

    BPS melaporkan indeks harga beras grosir mencatat deflasi bulanan sebesar 0,35 persen, namun mengalami inflasi tahunan sebesar 1,86 persen. Indeks harga beras eceran menunjukkan deflasi bulanan 0,08 persen, tetapi mengalami inflasi secara tahunan mencapai 3,83 persen.

    Baca juga: BPS catat inflasi tahunan pada Oktober 2024 sebesar 1,71 persen

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • 6
                    
                        Daftar Korban Meninggal Kecelakaan Rombongan Jurnalis TV One di Pemalang
                        Regional

    6 Daftar Korban Meninggal Kecelakaan Rombongan Jurnalis TV One di Pemalang Regional

    Daftar Korban Meninggal Kecelakaan Rombongan Jurnalis TV One di Pemalang
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Tiga korban tewas dalam peristiwa kecelakaan rombongan jurnalis
    TV One
    dengan truk di tol Jakarta-
    Pemalang
    Km 315+900 jalur pada Kamis (31/10/2024). 
    Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto mengatakan, korban meninggal dunia sudah dibawa ke RSI Al Ikhlas Taman Pemalang, Jawa Tengah.
    “Satu pengemudi dan dua penumpang (tewas),” kata Artanto kepada
    Kompas.com
    , Kamis. 
    Korban kecelakaan meninggal dunia ada yang terluka di bagian kepala dan ada juga yang mendapatkan luka di bagian dada. 
    “Semuanya (korban yang meninggal merupakan) rombongan mobil Xenia (jurnalis
    TV One
    ),” ungkap dia. 
    Sementara itu, dua korban kecelakaan masih dirawat di RSI Al Ikhlas Taman Pemalang. 
    “Dalam kondisi sadar (korban yang selamat),” tambah Artanto. 


    Berikut daftar korban tewas dalam kecelakaan tersebut: 
    1. Pengemudi KBM Avanza, Nama:
    Sunardi
    . Alamat: Jln. Taman Asri II No. 2, RT 01 RW 016, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. 
    Korban mengalami luka cedera kepala berat (CKB), fraktur tulang hidung, sobek tidak beraturan kaki kanan korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
    2. Penumpang KBM Avanza baris kedua belakang kemudi,
    Marwan

    Korban mengalami luka gejas dada, cedera abdomen lecet dagu korban meninggal dunia di lokasi kejadian kemudian dievakuasi ke RSI Al Ikhlas Taman Pemalang.
    3. Penumpang KBM Avanza baris ketiga, Nama:
    Alwan Syahmidi
    . Alamat: Jln. Joglo Raya, RT 03 RW 03, Kembangan, Jakarta Barat.
    Korban mengalami luka fraktur telapak kaki kanan, gejas dada cedera abdomen korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Liputan TV One Kecelakaan di Tol Pemalang, 3 Tewas

    Mobil Liputan TV One Kecelakaan di Tol Pemalang, 3 Tewas

    Pemalang, Beritasatu.com – Mobil liputan kru TV One yang menggunakan Toyota Avanza mengalami kecelakaan di Tol Transjawa, Pemalang, Jawa Tengah, pada Kamis (31/10/2024) sekitar pukul 06.30 WIB. Akibat insiden ini, tiga tewas dan dua luka-luka.

    Berdasarkan info yang didapat redaksi, korban tewas adalah pengemudi bernama Suardi. Pria yang beralamat di Jalan Taman Asri II Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur ini mengalami cedera kepala berat, fraktur tulang hidung, dan sobek di kaki kanan.

    “Korban meninggal dunia di lokasi kejadian kemudian di evakuasi ke RSI Al Ikhlas Taman Pemalang,” tulis informasi itu.

    Korban kedua adalah Marwan yang duduk di baris kedua belakang kemudi. Marwan mengalami luka dada, cedera dagu, dan korban meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Korban tewas ketiga adalah Alwan Syahmidi penumpang baris ketiga. Laki-laki beralamat di Jalan Joglo Raya Kembangan, Jakarta Barat mengalami luka fraktur telapak kaki kanan, dan dada cedera abdomen.

    “Korban juga tewas di lokasi kejadian kemudian dievakuasi ke RSI Al Ikhlas Taman Pemalang,” kata dia.

    Sementara korban luka dalam kondisi sadar, yakni Felicia Amellinda Deqi Priata (24) yang duduk di samping kemudi. Perempuan beralamat di Duren Sawit, Jakarta Timur ini mengalami luka cedera kepala ringan dan sobek kepala belakang. 

    “Kondisi sadar dan dirawat di RSI Al Ikhlas Taman Pemalang,” kata dia.

    Penumpang lain yang luka-luka, yakni Gege duduk di baris kedua sebelah kiri. Korban mengalami luka cedera kepala ringan dan lecet di wajah. 

  • Pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung merupakan upaya lestarikan budaya

    Pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung merupakan upaya lestarikan budaya

    pada akhirnya dapat menjadi tempat edukasi dan wisata budaya bagi generasi mudaJakarta (ANTARA) –

    Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar menyebutkan pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung merupakan salah satu upaya melestarikan kebudayaan lokal di Cakung, khususnya Betawi.

     

    “Alhamdulillah kita telah meletakkan batu pertama pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung. Tentunya ini bukan simbolis ya, tapi sebagai wujud nyata kita semua untuk menjaga dan merawat budaya lokal agar tidak hilang ditelan zaman,” kata Anwar usai meletakkan batu pertama pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung, di Jalan Dr. Soemarno, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Rabu.

    Baca juga: DKI tetapkan hampir 300 objek cagar budaya hingga 2024

     

    Menurut dia, Golok Cakung merupakan salah satu warisan kebanggaan yang tidak hanya bernilai sejarah, tapi cerminan jati diri masyarakat setempat.

     

    “Tentunya, warisan ini mengandung nilai-nilai keberanian, kearifan lokal serta semangat gotong royong yang harus dijaga dan diteruskan,” kata dia.

     

    Anwar  mengapresiasi para komunitas pelestari untuk terus menjaga dan merawatnya sebagai cagar budaya.

     

    Tugu Pusaka Golok Cakung yang nantinya berdiri tegak di taman segitiga Dr. Soemarno itu akan menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya yang dimiliki masyarakat dan menjadi salah satu ikon yang memperkaya budaya di Jakarta Timur.

    Baca juga: Cagar budaya dari bawah tanah

     

    “Diharapkan, pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung ini dapat berjalan lancar dan pada akhirnya dapat menjadi tempat edukasi dan wisata budaya bagi generasi muda agar mereka bisa mengenal dan menghargai nilai nilai positif leluhur,” ujarnya.

     

    Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta, Rio Sambodo, menambahkan Kota Jakarta sesungguhnya adalah kota budaya dan perjuangan yang menyimpan banyak sejarah tentang pergerakan rakyat.

     

    Dengan adanya pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung itu, kata dia, mencerminkan warga khususnya masyarakat Betawi yang bukan sekedar obsesi atau simbol semata.

     

     

    Sementara itu, Pembina Pelestarian Pusaka Golok Cakung, KH. Lutfi Hakim mengungkapkan rasa syukur dan bangga terhadap pembangunan Tugu Pusaka Golok Cakung sebagai ikon sejarah cagar budaya Betawi.

    “Pusaka Golok Cakung telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya yang dibuat sejak abad ke-12. Ini menjadi perhatian dan semangat kita bersama sebagai masyarakat Betawi dalam menyikapi Jakarta sebagai kota global. Sehebat apapun infrastrukturnya jika masyarakatnya tidak berbudaya, maka menjadi sangat memprihatinkan,” kata Ketua umum Forum Betawi Rempug (FBR) itu.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Puluhan Korban Penipuan Investasi Penggilingan Kopi Rp 15 M di Kediri Tagih Kelanjutan Laporan

    Puluhan Korban Penipuan Investasi Penggilingan Kopi Rp 15 M di Kediri Tagih Kelanjutan Laporan

    Kediri (beritajatim.com) – Puluhan korban penipuan investasi penggilingan kopi menagih kelanjutan laporannya ke kepolisian. Sebab, laporan yang dilayangkan sejak 2019 itu belum ada perkembangan saat ini.

    Tri Mumpuni, warga Kelurahan Bangsal, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri mengaku ada puluhan orang yang menjadi korban korban penipuan dengan nilai kerugian total mencapai Rp15 miliar. Dia bersama para korban berharap pelaku segera diringkus dan uang mereka dikembalikan.

    “Bagaimana pertanggungjawaban mereka kepada kami. Kami juga ada bukti surat kesanggupan pengurus untuk mengembalikan dana kami dengan cara diangsur ini ada surat edaran dari pengurus,” ucap Tri Mumpuni di Polres Kediri Kota, pada Sabtu 21 September 2024.

    Masih kata dia, kasus penipuan itu melibatkan sebuah koperasi MAM. Para korban menanamkan investasi k koperasi yang bergerak di bidang penggilingan kopi tersebut.

    Jumlah korban sekitar 10 orang dengan nilai investasi antara Rp1,5 miliar hingga Rp9,2 miliar. Mereka dijanjikan keuntungan sebesar 1 persen setiap bulannya.

    Tri Mumpuni mengaku, sampai saat ini pelaku masih bebas berkeliaran. Bahkan, menurut informasi yang diperoleh para korban, pelaku justru membuka usaha sejenis.

    “Kami berharap pelaku bisa diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kerugian para korban dengan mengembalikan dana dengan cara diangsur sesuai surat edaran dari pengurus koperasi,” desaknya.

    Kasat Reskrim Polres Kediri Kota Iptu Fathur Rozikin mengakui adanya laporan kasus itu pada 2019 silam. Tetapi kala itu, imbuh Fathur, kasus ditutup setelah ada surat dari Pengadilan Niaga Surabaya yang menyatakan koperasi dinyatakan pailit.

    “Namun, hari ini para korban penipuan tersebut, telah membawa surat pencabutan keterangan pailit koperasi mandiri artha makmur, maka kasusnya dibuka kembali,” katanya.

    Pihak Satreskrim Polres Kediri KOta akan melakukan pengecekan kebenaran terkait surat pencabutan pailit tersebut ke pengadilan niaga surabaya. Jika benar, maka kasusnya akan dilanjutkan. [nm/kun]

  • Eksekusi Gudang Penggilingan Padi dan Rumah di Mojokerto Diwarnai Perlawanan

    Eksekusi Gudang Penggilingan Padi dan Rumah di Mojokerto Diwarnai Perlawanan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Eksekusi gudang penggilingan padi dan rumah di Desa Gebang Malang, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Rabu (22/5/2024) diwarnai perlawanan oleh pihak termohon. Pihak termohon, Untung Subagio berusaha menghalangi dan menutup pintu gerbang penggilingan padi.

    Akibatnya, Tim Sita Pengadilan Negeri (PN) Mojokerto dan pihak pemohon pemenang lelang terpaksa membuka paksa pintu gerbang dengan menggunakan las karbit. Las karbit terpaksa digunakan untuk membuka pintu pagar penggilingan padi yang ditutup oleh pihak termohon.

    Ini karena pihak termohon menolak dan berusaha menghalangi proses eksekusi yang dimenangkan oleh pihak pemohon, Leo Sunadi Margo dan Yulianto Margo. Kakak-beradik warga Sidoarjo ini memenangkan dalam perkara lelang beberapa tahun lalu.

    Meski sempat dihalangi oleh keluarga termohon, Tim Juru Sita PN Mojokerto berhasil masuk. Tim Juru Sita PN Mojokerto langsung meminta pekerja dari pihak pemohon untuk mengeluarkan seluruh barang dari dalam dalam gudang penggilingan dan rumah termohon.

    Proses pengosongan gudang penggilingan dan rumah termohon membutuhkan banyak waktu dan puluhan pekerja. Lantaran dari dalam gudang penggilingan banyak terdapat sekam, sisa hasil penggilingan padi. Sehingga para pekerja memasukkan sekam ke dalam glansing untuk selanjutnya diangkut ke dalam truk.

    Sementara tampak ratusan petugas gabungan dari TNI/Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Mojokerto tampak berjaga. Selain itu, tampak sejumlah relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Mojokerto serta petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) turut disiagakan.

    Panitera PN Mojokerto, Anak Agung Nyoman Diksa mengatakan, dalam perkara eksekusi delapan bidang tanah, gudang dan rumah tersebut, pihak pemohon Leo Sunadi Margo dan Yulianto Margo memenangkan perkara lelang dari salah satu bank dengan nilai lelang Rp2,9 miliar.

    “Kami laksanakan eksekusi berdasarkan putusan risalah lelang KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Sidoarjo maka Ketua Pengadilan Negeri Mojokerto memerintahkan eksekusi secara paksa. Walaupun termohon eksekusi telah melakukan gugatan dalam perkara Nomor 4 dan 5 Tahun 2022,” ungkapnya.

    Namun gugatan termohon eksekusi tidak diterima sehingga pihak ketiga melakukan perlawanan untuk menangguhkan eksekusi. Berdasarkan Putusan PN Mojokerto ditolak dan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya. Saat ini perkara tersebut dalam tingkat kasasi di Mahkamah Agung (MA).

    Kuasa Hukum Pemohon, Sony Hermawan mengatakan, pemohon memenangkan obyek lelang namun pihak termohon tidak bersedia mengosongkan secara sukarela. “Makanya kami mengajukan permohonan eksekusi ke pengadilan, kurang lebih 2 tahun lebih (perlawanan),” katanya.

    Meski sempat melakukan perlawanan dan penolakan, pihak keluarga termohon tidak bisa berbuat banyak melihat seluruh barang dan mesin penggilingan dikeluarkan oleh pihak pemohon. Atas eksekusi ini, pihak termohon menilai jika eksekusi cacat hukum karena proses negosiasi masih berjalan. [tin/ian]

  • Kebakaran Landa Gudang Penggilingan Padi di Lamongan

    Kebakaran Landa Gudang Penggilingan Padi di Lamongan

    Lamongan (beritajatim.com) – Gudang penggilingan padi UD Maju Semi di Lamongan mengalami kebakaran. Diduga, kebakaran diakibatkan oleh korsleting listrik dari panel dinamo penggiling sekam padi.

    Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, Gudang penggilingan padi itu milik Kemat (58), warga Desa Karangwungu, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan. Kejadian itu pertama kali diketahui oleh warga setempat, sekira pukul 06.45 WIB.

    “Hasil penyelidikan petugas di lokasi kejadian bersama tim pemadam kebakaran, diduga karena ada korsleting listrik. Panel dinamo terbakar,” ujar Kapolsek Karanggeneng, Kompol Yuli Endarwati, Jumat (17/5/2024).

    Kompol Yuli menjelaskan bahwa awalnya warga mengetahui kepulan asap tebal berwarna hitam dari sudut bangunan gedung penggilingan tersebut. Saat didekati, ternyata tampak si jago merah yang sudah melalap sebagian bangunan dan isinya.

    Atas kejadian tersebut, warga bergegas melaporkannya ke petugas damkar. Beruntung, petugas damkar korwil Paciran bergerak cepat dengan membawa peralatan lengkap ke lokasi. Beberapa barang bisa terselamatkan, namun tak sedikit pula yang dilalap api.

    “Hampir di setiap lokasi berhasil diantisipasi dengan pembasahan air. Tidak ada dua jam, api berhasil dipadamkan. Polisi melakukan penyelidikan di lokasi,” kata Yuli.

    Lebih lanjut meski tak ada korban jiwa, tutur Yuli, namun kerugian material yang harus ditanggung dari kebakaran ini mencapai kurang lebih Rp180 juta.

    “Mesin penggiling sekam padi terbakar. Sebagian bangunan dan isinya dedak juga ikut terbakar. Alhamdulillah tak ada korban jiwa,” pungkasnya. [riq/but]

  • Ajukan Revitalisasi TPST, Pemkab Kediri Fokus Tingkatkan Pengolahan Sampah

    Ajukan Revitalisasi TPST, Pemkab Kediri Fokus Tingkatkan Pengolahan Sampah

    Kediri (beritajatim.com) – Setiap 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia. Pemerintah Kabupaten Kediri tengah mengajukan rencana revitalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Branggahan Kecamatan Ngadiluwih dan Sekoto Kecamatan Badas sebagai komitmen meningkatkan pengelohan sampah.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri Putut Agung Subekti melalui Kepala Bidang Pegelolaan Sampah dan Limbah B3 Arman Fuadi menerangkan, pemerintah daerah sejauh ini fokus meningkatkan pengelolaan sampah yaitu dengan memanfaatkan limbah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

    Upaya peningkatan tersebut ditandai kala Pemerintah Kabupaten Kediri tengah mengajukan kepada pemerintah pusat terkait revitalisasi TPST Branggahan dan rencana pembangunan TPST Sekoto. Dimana, kedua tempat tersebut didesain menjadi tempat pengolahan sampah di wilayah Kediri bagian selatan dan utara.

    Ajukan Revitalisasi TPST, Pemkab Kediri Fokus Tingkatkan Pengolahan Sampah

    “Solusi kami masih mengupayakan untuk minta pendanaan dari pemerintah pusat terkait revitalisasi TPST Branggahan dan rencana membangun TPST di Sekoto. Ini masih proses semua,” kata Arman.

    Arman mengatakan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berbeda konsep dengan keberadaan TPST. Jika TPA menjadi tempat pembuangan sampah, sedangkan TPST lebih diprioritaskan sebagai tempat pengolahan sampah.

    Rencana pembangunan TPST tersebut lantaran Kabupaten Kediri yang memiliki luas sekitar 1.563 km² masih membutuhkan tempat penampungan sampah. Mengingat volume penggunaan sampah masih terus mengalami peningkatan meski gencar dilakukan upaya edukasi.

    Diketahui, pengelolaan sampah di Kabupaten Kediri sejauh ini dilakukan oleh Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang tersebar di beberapa titik. Di antaranya melakukan pengolahan sampah menjadi kompos, memfilter resapan lindi TPA, serta pembakaran sampah.

    “Makanya kita usulkan untuk TPST Sekoto dan Branggahan, nanti ada teknologi pengolahan sampah. Yang jelas harapannya bisa mengolah dan mengurangi sampah di Kabupaten Kediri,” jelasnya.

    Sebagaimana Pemerintah Kabupaten Kediri terus menekankan edukasi kepada masyarakat. Ditandai Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana tatkala meninjau Kawasan Simpang Lima Gumul (SLG), yang menegaskan bahwa permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggungjawab petugas kebersihan, melainkan seluruh masyarakat Kabupaten Kediri.

    Karenanya, Arman berharap masyarakat bisa meningkatkan kesadaran akan permasalahan sampah. Sehingga juga berkontribusi dalam mengatasi volume sampah yang semakin meningkat. Termasuk meminimalisir penggunaan sampah plastik.

    “Masyarakat harus sadar dan peduli terhadap upaya-upaya pengurangan sampah di lingkungan masing-masing. Karena masalah penanganan sampah kewenangannya lebih ke pemerintah, kalau masyarakat bagaimana upaya mengurangi sampah,” tegasnya.

    Merespon hal itu, Mandor TPA Sekoto Iswanto menambahkan, sejauh ini pengelolaan sampah di TPA Sekoto masih terus berlangsung dengan menerapkan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Meliputi sampah organik seperti daun yang diolah melalui tahap pemotongan, pengeringan, penggilingan, pembusukan, fermentasi hingga menjadi komposting.

    Kemudian, pengolahan sampah berjenis kain dengan pembakaran melalui mesin eksalator, pembakaran ranting-ranting pohon, dan pengolahan melalui kolam lindi sebagai sistem penahanan yang dirancang untuk mengumpulkan resapan cairan dari lokasi TPA.

    “Dari 3R yang masuk ke sini sebagian sudah (diolah), tapi masih banyak yang belum terurai. Jadi tetap untuk ditumpuk, ditata, dipadatkan di sini (TPA),” pungkasnya.

    Adapun, TPA Sekoto baru di Kabupaten Kediri yang sejak 2021 diresmikan memiliki luas mencapai 4 hektare dan berkapasitas kurang lebih 525.000 m3 atau kubik. Dengan daya tampung yang besar, TPA Sekoto baru itu diharapkan mampu menampung sampah selama lebih kurang lima tahun sejak diresmikan. [ADV PKP/nm]