kab/kota: Penggilingan

  • Kepala Bappenas sebut Perpadi ujung tombak perberasan nasional

    Kepala Bappenas sebut Perpadi ujung tombak perberasan nasional

    Saya merasakan cepat atau lambat Perpadi akan menjadi ujung tombak perberasan kita

    Solo (ANTARA) – Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyebut Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) sebagai ujung tombak perberasan nasional.

    “Saya merasakan cepat atau lambat Perpadi akan menjadi ujung tombak perberasan kita,” katanya pada Musyawarah Nasional Perpadi 2025 di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

    Ia mengatakan Perpadi ini merupakan contoh bagaimana usaha tumbuh dari masyarakat.

    Menurut dia, Indonesia adalah contoh bagaimana perberasan berkembang dan dikembangkan.

    “Pada 1952 Indonesia adalah negara importir terbesar di dunia. Jumlah penduduk kita 70 juta dan kita mengimpor 700.000 ton beras. Sejak itu kita bertekad supaya Indonesia menghasilkan padi sendiri,” katanya.

    Ia mengatakan, pada saat itu upaya yang dilakukan di antaranya dengan mendirikan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia.

    “Sejak itulah upaya untuk menghasilkan beras sendiri, menghasilkan padi sendiri dimulai. Sayangnya niat itu tidak berhasil sampai Presiden Soekarno turun dan dilanjutkan oleh Presiden Soeharto dengan mulai merencanakan rencana pembangunan nasional Indonesia atau repelita,” katanya.

    Selanjutnya, pada 1 April 1969 program swasembada beras dicanangkan Sutarto Alimoeso yang merupakan tokoh perberasan yang melahirkan swasembada beras.

    “Hingga pada 1984 kita diakui sebagai negara penghasil beras. Dalam hal ini Perpadi adalah organisasi yang juga ikut berperan 20 tahun kemudian. Sejak swasembada ini dilanjutkan lagi oleh Presiden Prabowo Subianto, saya bersyukur swasembada beras tidak hanya datang dari pemerintah tetapi juga datang dari Perpadi,” katanya.

    Pewarta: Aris Wasita
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Viral Bocah Main Skuter di Tengah Jalan Raya Cakung, Pemkot Belum Temukan Identitas Orang Tuanya – Halaman all

    Viral Bocah Main Skuter di Tengah Jalan Raya Cakung, Pemkot Belum Temukan Identitas Orang Tuanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah mengendarai skuter di tengah jalan raya wilayah Cakung, Jakarta Timur sedang menjadi viral di media sosial.

    Bocah laki-laki itu tampak asyik bermain skuter di jalanan meskipun sudah dihalangi oleh pengendara motor.

    Banyak pemotor yang berusaha untuk membuat bocah itu menepi, tetapi usaha itu gagal.

    Bocah itu justru melaju kencang di badan jalan sebelah kanan.

    Perekam video pun berteriak panik lantaran khawatir terjadi kecelakaan karena aksi nekat bocah itu.

    Video itu menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @info_jabodetabek pada Minggu (12/1/2025).

    Pemkot cari orangtuanya

    Diketahui peristiwa itu terjadi di Jalan Dr Sumarmo, Cakung, Jakarta Timur.

    Mengetahui aksi bocah tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur tengah mencari orangtua dan anak yang bermain skuter di tengah Jalan Dr Sumarmo, Cakung.

    Pihaknya, mencari identitas bocah tersebut melalui aparat lingkungan setempat.

    Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah.

    “Betul, tentu identitas anak ini masih komunikasi atau ditanyakan kepada lingkungan aparat setempat,” ujar Iin pada Senin (13/1/2025). 

    Dia mengimbau para orangtua untuk mengawasi anaknya saat bermain sebab bisa membahayakan keselamatannya.

    “Saya mengimbau, lingkungan warga, khususnya orangtua agar mengetahui anak ketika bermain. Apalagi masih di bawah umur, apalagi kondisi di jalan raya, jadi sangat mengganggu lalu lintas dan berbahaya,” jelasnya. 

    Iin melanjutkan Pemprov Jakarta dan Pemkot sudah menyiapkan ruang terbuka hijau (RTH) untuk anak-anak bermain.

    “Ada RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak), ada tempat untuk bermain anak, itu bisa dijadikan salah satu tempat untuk bermain,” kata Iin.

    Tak dikenali warga di lokasi

    Menyikapi viralnya video itu, pihak Kelurahan Penggilingan dan Kecamatan Cakung mengaku sudah berupaya melakukan penelusuran terkait identitas anak yang bersangkutan.

    Namun, dari hasil penelusuran sementara belum ditemukan identitas anak dan orangtuanya.

    Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian pun mengaku tidak mengenali sosok anak tersebut.

    Hal itu diungkapkan oleh Camat Cakung, Fajar Eko Satrio saat dikonfirmasi TribunJakarta.com.

    “Sudah ditelusuri identitasnya, tapi untuk sementara belum dapat diketahui anak siapa,” tuturnya, Senin (13/1/2025).

    Pihak Kecamatan Cakung menyatakan menyesalkan kejadian itu.

    Pihaknya berharap para orangtua dapat meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap anak-anak guna mencegah kasus serupa.

    Fajar mengimbau agar para orangtua dapat mengarahkan anak-anak untuk bermain di ruang publik seperti RPTRA, Taman Maju Bersama, dan lainnya dengan tetap diawasi.

    “Kami sudah berikan imbauan kepada para orangtua, tokoh masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ujar Fajar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Viral Bocah Main Skuter di Tengah Jalan Cakung Jaktim Buat Panik, Camat: Belum Tahu Anak Siapa

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJakarta.com/Bima Putra, Kompas.com/Febryan Kevin Candra Kurniawan)

  • Berjuang menyerap gabah petani

    Berjuang menyerap gabah petani

    Perjuangan untuk menyerap gabah petani adalah perjuangan untuk memastikan masa depan ketahanan pangan Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Pada 12 Januari 2025, sebuah surat penting diterbitkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional untuk Direktur Utama Perum Bulog.

    Surat ini menjadi tonggak awal dalam menjalankan Penugasan Serap Gabah dan Beras Produksi Dalam Negeri Tahun 2025.

    Tidak hanya menjadi langkah strategis menuju pencapaian swasembada beras, kebijakan ini juga membawa dampak besar pada kesejahteraan petani, yang selama ini menjadi salah satu pilar utama ekonomi Indonesia.

    Isi surat tersebut merujuk pada hasil Rapat Terbatas Presiden Republik Indonesia tanggal 30 Desember 2024 dan Risalah Rapat Koordinasi Terbatas Menteri Koordinator Bidang Pangan pada 7 Januari 2025.

    Inti dari surat ini adalah penugasan kepada Perum Bulog untuk menyerap hasil produksi gabah dan beras domestik mulai 15 Januari 2025.

    Penyerapan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025, yang mengatur perubahan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan rafaksi harga gabah serta beras.

    Harga Pembelian Pemerintah yang ditetapkan dalam regulasi ini mencerminkan upaya nyata pemerintah untuk menjamin harga dasar yang layak bagi petani.

    Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dihargai Rp6.500 per kilogram, sedangkan GKP di penggilingan dihargai Rp6.700 per kilogram.

    Sementara itu, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dan di gudang Bulog masing-masing dihargai Rp8.000 dan Rp8.200 per kilogram.

    Untuk beras di gudang Bulog, harga ditetapkan Rp12.000 per kilogram dengan spesifikasi kualitas yang telah diatur.

    Kebijakan ini tidak hanya memberikan kepastian harga bagi petani, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan (good governance) dalam pelaksanaannya.

    Namun, tantangan utama adalah memastikan implementasi kebijakan ini benar-benar menyentuh kepentingan petani di lapangan, bukan sekadar menjadi dokumen administratif.

    Dua hari sebelum tutup tahun 2024, pemerintah juga memberikan angin segar bagi petani melalui keputusan untuk menaikkan HPP Gabah dan Harga Acuan Pemerintah (HAP) Jagung.

    Kenaikan HPP Gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram dan HAP Jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram merupakan sinyal kuat keberpihakan pemerintah terhadap sektor pertanian.

    Meski angka kenaikan ini masih belum sepenuhnya memenuhi aspirasi petani, langkah ini tetap patut diapresiasi sebagai upaya awal menuju kesejahteraan yang lebih baik.

    Keberpihakan Pemerintah

    Bagi petani, kenaikan HPP ini memberikan harapan baru, meski belum sepenuhnya memuaskan. Masalah terbesar bagi petani bukan hanya soal rendahnya HPP, tetapi juga implementasinya di lapangan.

    Sering kali, apa yang tertulis di kertas tidak sejalan dengan kenyataan. Harga gabah di tingkat petani masih kerap tertekan, terutama saat musim panen raya, ketika pasokan melimpah kerap kali menyebabkan harga jatuh di bawah HPP.

    Petani berharap pemerintah tidak hanya menetapkan kebijakan, tetapi juga memastikan adanya pengawasan ketat dan pendampingan intensif.

    Peran pemerintah sangat diperlukan untuk menjamin agar kebijakan ini benar-benar berjalan sesuai harapan. Hal ini mencakup pengawasan distribusi, pelibatan koperasi tani, hingga penanganan mafia beras yang kerap merugikan petani dan konsumen.

    Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih telah menunjukkan keberpihakan mereka kepada petani melalui komitmen untuk menyerap hasil panen dengan harga yang layak.

    Namun, pertanyaan kritis tetap muncul yakni apakah HPP Gabah sebesar Rp6.500 per kilogram sudah mencukupi kebutuhan petani?

    Banyak pihak menyuarakan bahwa HPP ideal seharusnya berada di kisaran Rp7.000 per kilogram agar petani benar-benar mendapatkan keuntungan yang signifikan.

    Namun, keputusan pemerintah tentu berdasarkan analisis komprehensif terhadap kemampuan anggaran negara, stabilitas harga pangan, dan daya beli masyarakat.

    Kenaikan sebesar Rp500 mungkin terlihat kecil, tetapi tetap menjadi langkah maju dalam memberikan perlindungan kepada petani dari gejolak pasar.

    Salah satu elemen terpenting dari kebijakan ini adalah adanya jaminan bahwa pemerintah, melalui Perum Bulog, akan menyerap gabah petani sebanyak mungkin. Langkah ini memberikan rasa aman bagi petani, terutama saat musim panen raya.

    Tradisi anjloknya harga gabah saat panen berlangsung, yang telah menjadi “dosa warisan” selama bertahun-tahun, kini mulai diatasi dengan kebijakan yang lebih berpihak pada petani.

    Penjaminan ini juga memberikan motivasi bagi petani untuk terus meningkatkan produksi mereka. Dengan kepastian harga dan penyerapan, petani tidak lagi ragu untuk berinvestasi dalam teknologi dan inovasi pertanian yang dapat meningkatkan hasil panen.

    Namun, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada kemampuan Perum Bulog untuk menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien.

    Sebagai operator pangan, Bulog memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan proses penyerapan berjalan lancar, mulai dari pengadaan hingga distribusi.

    Tentu ini bukan tugas yang mudah, mengingat kompleksitas sistem pertanian dan logistik di Indonesia. Namun, dengan pengalaman dan dedikasi yang dimiliki, Perum Bulog diyakini mampu menjalankan amanah ini dengan baik.

    Tantangan utama dalam pelaksanaan kebijakan ini adalah mengatasi masalah teknis dan struktural di lapangan, seperti keterbatasan infrastruktur, koordinasi antarinstansi, dan potensi penyimpangan dalam pelaksanaan.

    Oleh karena itu, dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, koperasi tani, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan kebijakan ini.

    Surat dari Kepala Badan Pangan Nasional ini bukan hanya sekadar dokumen, tetapi juga simbol perjuangan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

    Langkah ini harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan adil.

    Pada akhirnya, perjuangan untuk menyerap gabah petani adalah perjuangan untuk memastikan masa depan ketahanan pangan Indonesia.

    Dengan kebijakan yang tepat dan pelaksanaan yang konsisten, swasembada beras bukan lagi sekadar cita-cita, tetapi akan menjadi kenyataan yang membanggakan.

    *) Penulis adalah Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat.

    Copyright © ANTARA 2025

  • Pengamat: Kenaikan HPP gabah jaga petani dapat insentif ekonomi

    Pengamat: Kenaikan HPP gabah jaga petani dapat insentif ekonomi

    Kenaikan HPP patut diapresiasi di saat ongkos produksi padi mengalami kenaikan

    Jakarta (ANTARA) – Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) merupakan langkah untuk menjaga agar petani tetap mendapatkan insentif ekonomi yang memadai.

    Menurut Khudori, kenaikan HPP antara 8,3 persen hingga 10,8 persen juga sebagai wujud menjaga kegairahan petani dalam mengusahakan padi.

    “Kenaikan HPP patut diapresiasi di saat ongkos produksi padi mengalami kenaikan,” kata Khudori kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Khudori menyampaikan, kenaikan HPP gabah dan beras pengadaan Bulog tanpa disertai kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras (medium dan premium) dapat dianggap sebagai cara pemerintah untuk memberi peluang kepada dalam Bulog memaksimalkan pengadaan gabah/beras dari produksi domestik.

    Produksi beras diperkirakan akan melimpah pada Maret-Mei 2025. Menurut Khudori, ini periode terbaik bagi Bulog menyerap gabah atau beras.

    Lebih lanjut, Khudori menyebut, kebijakan kenaikan HPP tidak bisa dilepaskan dari tekad pemerintah untuk tidak lagi mengimpor beras tahun ini. Artinya, tidak akan ada penugasan impor beras kepada Bulog seperti dua tahun terakhir.

    “Tahun 2023 impor beras Bulog mencapai 3,06 juta ton dan tahun 2024 mencapai sekitar 3,5 juta ton. Karena tidak ada impor, Bulog harus memaksimalkan penyerapan produksi domestik,” ujar Khudori.

    Khudori berpendapat, saat penyerapan gabah atau beras Bulog dinilai memadai, pada saat itu pemerintah kemungkinan akan memberlakukan HET beras yang baru.

    Ia menjelaskan, gabah merupakan input dari produk beras. Di saat harga input atau bahan baku naik, maka harga output yakni beras dipastikan akan naik.

    “Bagi penggilingan padi, terutama penggilingan padi skala kecil, musim panen raya adalah waktunya bekerja. Peluang besar mereka untuk bisa mendapatkan gabah ya di musim panen raya ini,” ucapnya.

    Namun demikian, Khudori menyebut, apabila HET beras tidak dinaikkan, maka ada dua kemungkinan yang akan diambil oleh penggilingan, yakni menjual beras sesuai HET tapi mengorbankan kualitas serta menjual beras sesuai kualitas tapi dengan harga di atas HET.

    Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas), menaikkan HPP dari Rp6.000 per kilogram menjadi Rp6.500 per kilogram untuk GKP di tingkat petani.

    Sedangkan GKP di penggilingan naik dari Rp6.100 per kilogram menjadi Rp6.700 per kilogram.

    Untuk pembelian beras di gudang BULOG naik dari Rp11 ribu per kilogram menjadi Rp12 ribu per kilogram dengan kualitas derajat sosoh 100 persen, dan maksimal kadar air, butir patah dan menir masing-masing sebesar 14 persen, 25 persen dan 2 persen.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Camat Belum Tahu Identitas Keluarga Bocah yang Main Skuter di Tengah Jalan di Cakung – Halaman all

    Camat Belum Tahu Identitas Keluarga Bocah yang Main Skuter di Tengah Jalan di Cakung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, CAKUNG –  Camat Cakung, Fajar Eko Satrio mengaku belum mengetahui identitas orangtua bocah laki-laki yang bermain skuter di tengah Jalan Dr Sumarno, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

    Setelah video viral, Kelurahan Penggilingan dan Kecamatan Cakung sudah berupaya menelusuri terkait identitas anak sebagaimana dalam video beredar.

    “Sudah ditelusuri identitasnya, tapi untuk sementara belum dapat diketahui anak siapa,” kata Fajar Eko Satrio saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Senin (13/1/2025).

    Pihak Kecamatan Cakung menyatakan menyesalkan kejadian, dan berharap para orangtua dapat meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak guna mencegah kasus serupa.

    Fajar mengimbau agar para orangtua dapat mengarahkan anak-anak untuk bermain di ruang publik seperti RPTRA, Taman Maju Bersama, dan lainnya dengan tetap diawasi.

    “Kami sudah berikan imbauan kepada para orangtua, tokoh masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ujar Fajar.

    Sebelumnya, dalam video, tampak bocah mengenakan singlet putih dan celana pendek itu bermain di tengah banyaknya kendaraan roda dua dan empat melintas dari arah Penggilingan ke Pulogebang.

     

    Seorang pengendara sepeda motor yang melintas sudah berupaya mengarahkan bocah tersebut ke tepi Jalan Dr Sumarno, tapi anak laki-laki itu tetap kembali melaju di lajur tengah jalan.

     
    Sejumlah pengendara pun sempat membunyikan klakson sebagai tanda peringatan, tapi karena belum mengerti bahaya bocah itu tetap kembali melaju ke tengah Jalan Dr Sumarno.

    “Ya Allah. Maksudnya ibu dan bapaknya ke mana ya itu. Astagfirullahaladzim, ya Allah,” kata seorang pengemudi yang panik melihat tingkah anak bermain skuter di tengah Jalan Dr Sumarno.

     

    Penulis: Bima Putra

  • 2 Hari Lagi Bulog Harus Serap Gabah Rp 6.500/Kg

    2 Hari Lagi Bulog Harus Serap Gabah Rp 6.500/Kg

    Jakarta

    Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog segera menyerap gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram (Kg). Kenikan harga gabah itu mulai berlaku dua hari lagi yakni 15 Januari 2025.

    Arahan itu datang dari Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono karena saat ini harga gabah telah anjlok ke level Rp 5.400/kg, seperti yang terjadi di Sumatera Selatan.

    “Saya minta tolong tengkulak jangan untung sendiri, kasihan petani. Karena itu 2 hari lagi Bulog juga harus siap serap gabah sesuai dengan HPP,” ujar dia dalam keterangannya, Senin (13/1/2025).

    Menurut Sudaryono, harga gabah yang terendah memang terjadi di Sumatera Selatan. Untuk itu, Sudaryono meminta agar arahan Presiden Prabowo Subianto direalisasikan yakni menyerap gabah sesuai HPP Rp 6.500/kg.

    Sudaryono menjelaskan, kebijakan kenaikan HPP gabah ini bertujuan untuk menjaga dan melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani. Tak hanya itu, kenaikan HPP juga diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

    “Pembelian sesuai HPP itu perlu dilakukan agar petaninya sejahtera dan petaninya untung. Kalau untung, mereka semangat dan kalau semangat, menanamnya juga semangat. Maka panennya banyak. Kalau panennya banyak, nggak perlu impor lagi. Kalau nggak impor, makin semangat menanamnya lagi,” pungkasnya.

    Untuk diketahui pemerintah telah menerbitkan kebijakan terkait kenaikan HPP gabah. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

    HPP gabah dan beras bagi Bulog:

    1) Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%

    2) GKP di penggilingan sebesar Rp 6.700 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%

    3) Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp 8.000 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%

    4) GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%

    5) Beras di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kg dengan kualitas derajat sosoh minimal 100%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 25%, dan butir menir maksimal 2%.

    (fdl/fdl)

  • Tok! Aturan Terbit, HPP Gabah Naik Rp500 per Kg Mulai 15 Januari

    Tok! Aturan Terbit, HPP Gabah Naik Rp500 per Kg Mulai 15 Januari

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai 15 Januari 2025 akan menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kilogram (kg) atau naik dari sebelumnya Rp6.000 per kg.

    Hal tersebut diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) No.2/2025 tanggal 12 Januari 2025 tentang Perubahan Atas HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

    “Kami bersama-sama Bulog akan memulai penyerapan mulai 15 Januari ini dengan HPP yang telah disesuaikan,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Senin (13/1/2025).

    Dalam beleid itu, pemerintah mengatur HPP gabah dan beras bagi Perum Bulog. Secara terperinci, Bapanas menetapkan harga gabah kering panen (GKP) di petani sebesar Rp6.500 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%; GKP di penggilingan dipatok sebesar Rp6.700 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.

    Gabah kering giling (GKG) di penggilingan ditetapkan sebesar Rp8.000 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%, sedangkan GKG di gudang Bulog sebesar Rp8.200 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%.

    Sementara itu, harga beras di gudang Bulog ditetapkan sebesar Rp12.000 per kg dengan kualitas derajat sosoh minimal 100%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 25%, dan butir menir maksimal 2%. 

    Arief mengatakan, jika terdapat gabah di luar ketentuan kualitas yang telah ditetapkan tersebut, maka dapat diberikan kebijakan rafaksi harga agar Bulog masih dapat menyerapnya.

    Lebih lanjut, Arief menyebut bahwa penyesuaian HPP gabah dan beras dalam beleid ini sudah sesuai dengan pasal 3 ayat 5 Perbadan No.4/2024 tentang Perubahan atas Perbadan No.6/2023 tentang HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

    Menurutnya, evaluasi perubahan HPP gabah dan beras memang perlu dilakukan secara berkala dan perhitungannya mempertimbangkan perkembangan struktur biaya produksi dan distribusi dengan kondisi saat ini.

    Seiring terbitnya Kepbadan No.2/2025, Bapanas mengharapkan Perum Bulog segera bersiap mengakselerasi penyerapan gabah dari para petani agar stok beras aman dan terkendali

    “HPP gabah dan beras telah ditetapkan bagi Bulog dan berlaku mulai 15 Januari mendatang. Sementara untuk HET (Harga Eceran Tertinggi) beras, masih menggunakan aturan sebelumnya dan tidak ada perubahan,” pungkasnya. 

  • Polrestro Jaktim tanam pohon buah-buahan untuk dukung ketahanan pangan

    Polrestro Jaktim tanam pohon buah-buahan untuk dukung ketahanan pangan

    Satuan Samapta Polres Metro Jakarta Timur menanam puluhan pohon buah dan tanaman pangan di sekitar Waduk Aneka Elok, Jalan Raya Penggilingan, RW 9 Cakung, Jakarta Timur, Minggu untuk mendukung ketahanan pangan, Minggu (12/1/2025). ANTARA/HO-Polres Jaktim

    Polrestro Jaktim tanam pohon buah-buahan untuk dukung ketahanan pangan
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 12 Januari 2025 – 21:01 WIB

    Elshinta.com – Satuan Samapta Polres Metro Jakarta Timur menanam puluhan pohon buah-buahan dan tanaman pangan di sekitar Waduk Aneka Elok, Jalan Raya Penggilingan, RW 9 Cakung, untuk mendukung ketahanan pangan.

    Kepala Satuan (Kasat) Samapta Polres Metro Jakarta Timur Kompol Capt. Hendra Wijaya menyebutkan berbagai jenis tanaman yang ditanam pada Minggu meliputi pohon mangga, jambu, alpukat dan lainnya.

    “Kami berkomitmen untuk meneruskan program ini ke seluruh jajaran Polsek agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat secara luas,” ujar Hendra dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Hendra berharap kegiatan ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan di tingkat komunitas, tetapi juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan.

    “Kami ingin mendorong warga agar juga aktif dalam mewujudkan kemandirian pangan di lingkungan masing-masing,” ungkap Hendra.

    Sumber : Antara

  • Panen Raya Bikin Harga Gabah Anjlok, Bulog Turun Tangan – Page 3

    Panen Raya Bikin Harga Gabah Anjlok, Bulog Turun Tangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Petani di Sumatera Selatan tengah menghadapi tantangan besar dengan jatuhnya harga gabah menjelang masa panen raya. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan petani yang berharap hasil panen mereka dapat menopang kebutuhan hidup di tengah naiknya biaya produksi.

    Bulog bersama stakeholder terkait, seperti Dinas Pertanian dan Gapoktan, telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah titik panen di Sumatera Selatan.

    Hasil monitoring menunjukkan bahwa harga gabah di beberapa wilayah memang berada di bawah standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang berlaku.

    Penyebab Harga Gabah Jatuh

    Salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan harga gabah adalah peningkatan pasokan di pasar lokal menjelang panen raya.

    Selain itu, beberapa wilayah dilaporkan mengalami kendala distribusi akibat keterbatasan infrastruktur, sehingga memperparah kondisi pasar lokal yang kelebihan stok.

    “Bulog telah mengidentifikasi titik-titik panen yang mengalami penurunan harga gabah. Kami akan melakukan penyerapan sesuai ketentuan untuk memastikan petani tetap mendapatkan harga yang layak,” ujar Mokhamad Suyamto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, dikutip Minggu (12/1/2025).

    Strategi Bulog untuk Stabilkan Harga

    Untuk mengatasi kondisi ini, Bulog telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, termasuk:

    Monitoring Panen dan Penyerapan Gabah

    Bulog mengoptimalkan data prakiraan panen raya dari KSA BPS dan Dinas Pertanian untuk menentukan titik-titik panen prioritas yang akan diserap.

    Bulog membentuk Tim Jemput Gabah untuk mempercepat proses penyerapan di wilayah yang mengalami penurunan harga. Tim ini bekerja sama dengan mitra penggilingan untuk memastikan proses pengolahan berjalan lancar.

    Bulog tengah menunggu keputusan resmi pemerintah terkait penyesuaian HPP terbaru yang direncanakan diumumkan pada 15 Januari 2025. Penyesuaian ini diharapkan dapat memberikan kepastian harga bagi petani.

  • Polisi Kirim Berkas Perkara Anak Bos Toko Roti George Sugama Halim ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur

    Polisi Kirim Berkas Perkara Anak Bos Toko Roti George Sugama Halim ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA – Polres Metro Jakarta Timur telah mengirim berkas perkara kasus penganiayaan dilakukan anak bos toko roti, George Sugama Halim ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur.

    Berkas perkara tersebut terkait kasus penganiayaan dilakukan George terhadap karyawati pegawai toko kue, Dwi Ayu Darmawati (19) pada 17 Oktober 2024 lalu di Penggilingan, Cakung.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahean mengatakan berkas perkara tersebut dikirim pada 3 Januari 2025 lalu.

    “Berkas sudah kami kirim ke JPU (Jaksa Penuntut Umum) pada 3 Januari,” kata Armunanto saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (11/1/2025).

    Berkas perkara dikirim setelah penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur merampungkan penyidikan, dan menerima hasil pemeriksaan kejiwaan George dari RS Polri Kramat Jati.

    Dari hasil pemeriksaan dilakukan tim dokter psikiatri, George dinyatakan dalam kondisi kejiwaan yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

    Kini penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih menunggu informasi lebih dari Kejaksaan Negeri Jakarta Timur terkait apakah berkas perkara sudah lengkap atau belum.

    “Kami menunggu jawaban JPU. Apabila JPU menyatakan berkas perkara sudah lengkap tersangka akan segera kita limpahkan ke Kejaksaan,” ujar Armunanto.

    Sebagai informasi George ditetapkan menjadi tersangka atas kasus penganiayaan dialami Dwi Ayu Darmawati, pegawai toko kue di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

    George yang merupakan anak pemilik toko kue disangkakan Pasal 351 ayat 1 KUHP, dan atau Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

    George menganiaya Dwi dengan cara melempar patung, mesin EDC, kursi, loyang pembuatan kue hingga mengakibatkan korban mengalami pendarahan di kepala dan memar di tubuh.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya