Cek Stok Pangan Jelang Ramadhan, Rano Karno: Mudah-mudahan Harga Stabil
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Gubernur Jakarta
Rano Karno
memastikan ketersediaan stok pangan di Jakarta menjelang bulan Ramadhan dalam kondisi tercukupi.
Saat meninjau cold storage Dharma Jaya, salah satu BUMD pangan Jakarta, di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Rano memastikan stok daging di Jakarta cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Alhamdulillah
jumlah daging saya tidak mengatakan surplus, tapi lebih daripada memang kebutuhan Jakarta. Itu membuat kita aman. Aman artinya mudah-mudahan kita bisa menjaga kestabilan harga,” kata Rano saat ditemui di lokasi, Sabtu (22/2/2025).
Ia mengakui bahwa kenaikan harga bahan pokok kerap menjadi masalah menjelang hari raya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan berupaya menjaga stabilitas harga agar tidak memberatkan masyarakat.
“Tapi di sinilah fungsi pemerintah daerah untuk menjaga, karena kita juga punya tugas untuk menjaga inflasi daerah,” ujar Rano.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mengawal distribusi dan kestabilan harga bahan pangan di Jakarta.
“Memang saya memberikan penugasan khusus untuk fokus kepada penyediaan pangan Jakarta menghadapi Ramadhan dan
Insya Allah
Idul Fitri,” imbuh dia.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menyebut ketersediaan daging mereka saat ini mencapai 500 ton. Dia yakin stok daging di Jakarta aman untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Di Cakung ada 300 ton, lalu di tempat lain ada 200 ton, jadi totalnya 500 ton. Ini sebelum tambahan dari kerja sama antar daerah dan sister city dengan Australia,” jelas dia.
Dalam kunjungannya ke
cold storage
, Rano terlebih dahulu mengenakan pakaian pengaman dan jaket tebal berwarna merah serta sepatu
boot
berwarna kuning.
“Bang Doel, mau naik gunung bang?” tanya media kepada mantan Gubernur Banten itu sambil bercanda.
Candaan itu pun langsung dijawab olehnya.
“Kita mau main salju,” jawab Rano yang kemudian disambut oleh suara tawa.
Selama di cold storage, pria yang akrab disapa Bang Doel itu diperlihatkan ke setiap tempat penyimpanan daging.
Setelah itu, dia diarahkan ke Toko Daging Dharma Jaya dan Resto.
Di sana tampak banyak daging beku yang dikemas sesuai dengan kebutuhan, seperti daging sop dan daging slice.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Penggilingan
-
/data/photo/2025/02/22/67b96df47fa61.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cek Stok Pangan Jelang Ramadhan, Rano Karno: Mudah-mudahan Harga Stabil Megapolitan 22 Februari 2025
-

Rano pastikan ketersediaan pangan di “Cold Storage” Dharma Jaya aman
Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno memastikan ketersediaan bahan pangan di tempat penyimpanan dingin (cold storage) Perumda Dharma Jaya, di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, aman.
“Saya memantau semua, alhamdulillah jumlah daging, saya tidak mengatakan surplus, tapi lebih dari pada kebutuhan Jakarta. Bukan hanya daging, ayam juga ada, ikan juga ada,” ungkap Rano kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.
Ketersediaan pangan tersebut, kata Rano, dapat dikatakan aman, meskipun potensi kenaikan harga dapat saja terjadi menjelang Ramadhan.
“Memang tidak bisa dipungkiri, setiap hari raya (Ramadhan) itu kadang-kadang harga pasti naik. Tapi di sinilah fungsi pemerintah daerah untuk menjaga, karena kita juga punya tugas untuk menjaga inflasi daerah,” katanya.
Lebih lanjut, Rano juga memastikan harga daging masih stabil atau tidak naik menjelang Ramadhan.
“Harga sampai hari ini tidak ada kenaikan. Di Dharma Jaya tidak ada kenaikan. Insyaaallah kita masih menjual dengan harga yang sangat wajar,” katanya.
Sejalan dengan pernyataan Wagub Rano, Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menyebut harga daging khususnya daging sapi masih di bawah harga pasar.
“Paha belakang (sapi) masih ada di sekitar Rp115.000-Rp120.000, untuk paha depan bisa lebih murah lagi, antara Rp105.000-Rp115.000 mungkin Rp110.000, tapi untuk daging kerbau mungkin di kisaran Rp90.000-an,” kata Raditya.
Sementara untuk stok daging, Raditya menyebut terdapat sekitar 600 ton di Cold Storage Perumda Dharma Jaya, Penggilingan, Cakung.
“Jumlah kita di sini sekarang di Cakung ada 300 ton, tapi di depan juga ada 300. (Jumlah itu) Sebelum nanti dengan kerja sama antar daerah, kerja sama dengan Sister City juga, dengan Australia, insyaallah kebutuhannya akan terpenuhi,” katanya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025 -

Harga Jagung di Tingkat Petani Anjlok Saat Panen, ini Tanggapan Bulog Cabang Mojokerto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Romadoni
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO – Harga komoditas jagung dari petani di Mojokerto, Jawa Timur, saat memasuki panen raya terjun bebas di kisaran Rp 3500 per kg.
Bulog sebagai ujung tombak pemerintah dinilai lambat menyerap hasil pertanian tanaman pangan tersebut, sehingga diduga menyebabkan harga jagung di tingkat petani anjlok.
Hasil panen jagung dari petani diserap perseorangan atau tengkulak dengan harga di bawah ketentuan HPP (Harga Pembelian Pemerintah).
Padahal Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) nomor 18 tahun 2025, tentang harga pembelian pemerintah komoditas jagung di tingkat petani, disebutkan Diktum kesatu HPP ditetapkan Rp.5.500 per/KG dan berlaku 6 Februari 2025.
Pimpinan Cabang Bulog Mojokerto, Muhammad Husin, mengatakan pihaknya mendapat informasi terkait harga komoditas jagung di bawah HPP dari petani di wilayah Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
“Ada informasi itu, kita cek di lapangan nanti seperti apa. Kalau harganya di bawah HPP ya disitu (Bulog) tugas kita. Namun yang perlu diketahui, ada kriteria jagung yang bisa diserap Bulog yaitu jagung pipilan kering sesuai peraturan Bapanas,” jelasnya di Bulog Cabang Mojokerto, Jumat (21/2/2025).
Menurut dia, kriteria komoditas jagung yang dapat diserap Bulog di antaranya jagung pipil dengan tingkat kekeringan tertentu, bersih dan sudah dimasukkan dalam wadah atau karung.
Pihaknya mitra kerja Bulog seperti Gapoktan, maupun usaha penggilingan untuk menyerap komoditas pertanian dari petani.
“Tidak ada batasan penyerapan, kalau target (Bulog Cabang Mojokerto) menyerap komoditas pertanian beras maupun jagung, mencapai 47.300 Ton di tiga wilayah yaitu Kota/ Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang tahun 2025,” bebernya.
Estimasi waktu penyerapan secara teknis ditentukan oleh petani, di mana mereka telah menyiapkan hasil panen yang siap angkut sesuai kriteria tersebut.
Untuk petani yang kesulitan dapat bekerjasama dengan mitra Bulog dalam proses pengeringan hingga siap jual.
Petugas Bulog akan mensurvei dan melihat komoditas kemudian dibelinya dengan harga acuan HPP.
“Misalnya seperti jagung, petani sudah menyiapkan jagung pipil yang sudah dalam karung kita siap angkut. Jagung pipilan kering dengan kadar sekitar 14 persen, itu yang bisa diserap Bulog,” ungkap Husin, pria asal Canggu Jetis tersebut.
Ia menyebut, Bulog akan koordinasi dengan Polres Mojokerto, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto untuk segera menindaklanjuti anjloknya harga komoditas jagung ditingkat petani hingga di bahwa HPP.
“Besok kami bersama Kapolres dan Dinas Pertanian akan koordinasi, kita lakukan pengecekan dan sosialisasi ke petani terkait biaya-biaya itu. Intinya, kita siap (Menyerap) jika harga di bawah HPP, dengan kriteria sesuai Bapanas,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Nuryadi, mengungkapkan pihaknya bersama OPD terkait masih melakukan kajian terkait harga komoditas jagung di tingkat petani yang merosot drastis.
Sedangkan, penanganan komoditas pasca panen merupakan Wewe dari Dispari dan Disperindag Kabupaten Mojokerto.
“Kami masih rapatkan dengan kepala bidang, nanti menunggu hasil keputusannya. Karena perlu analisa, kajian dan langkah-langkah konkret sehingga masih menunggu,” kata Nuryadi.
Dikatakan Nuryadi, diprediksi puncak panen raya jagung di Kabupaten Mojokerto jatuh pada Maret nanti.
“Puncak panen raya di bulan Maret nanti, ini masih sebagian wilayah Kabupaten Mojokerto yang panen jagung,” tandasnya.
-

Krisis Pangan Melanda Jepang hingga Malaysia, Bagaimana dengan Indonesia? Ini Kata Mentan Amran – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam rangka mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang dipicu oleh perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya Indonesia mempercepat swasembada beras sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional.
Menurutnya, kejadian darurat pangan di Jepang, Malaysia, hingga Filipina menjadi alarm bagi Indonesia untuk bertindak cepat dalam menjaga ketahanan pangan.
Mentan Andi Amran menyoroti kebijakan terbaru Pemerintah Jepang yang untuk pertama kalinya dalam sejarah, melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat satu juta ton akibat lonjakan harga ekstrem.
“Kenaikan harga beras di Jepang mencapai 82 persen dalam setahun, dari ¥2.023/kg (Rp215.423) menjadi ¥3.688/kg (Rp393.000). Ini dampak langsung dari gelombang panas ekstrem yang merusak produksi dan mengganggu distribusi. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja jika negara tidak memiliki cadangan pangan yang memadai,” ujarnya.
Sementara di Malaysia, kelangkaan beras lokal memicu kepanikan di masyarakat. Pasokan yang menipis menyebabkan lonjakan harga, sementara harga beras impor yang lebih tinggi semakin membebani rakyat.
“Kondisi di Malaysia menunjukkan bahwa terganggunya stok pangan bisa berakibat pada keresahan sosial. Pangan bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga faktor stabilitas negara,” jelas Mentan Amran.
Di media sosial, gelombang protes dari warga Malaysia memang terus meningkat. Warga menuntut tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi krisis ini, dan mengurangi ketergantungan pada beras impor.
Sebelumnya, Filipina telah menetapkan status darurat ketahanan pangan sejak awal Februari 2025 setelah inflasi beras mencapai 24,4%—angka tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
“Negara yang bergantung pada impor beras seperti Filipina dan Malaysia sangat rentan ketika pasokan global terganggu. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketergantungan pada impor bukanlah solusi jangka panjang. Indonesia harus memperkuat produksi dalam negeri,” tegas Amran.
Badan Pangan Dunia (FAO) melaporkan bahwa lebih dari 864 juta orang di dunia mengalami kerawanan pangan parah pada 2024, dengan Asia dan Afrika sebagai wilayah terdampak utama. Perubahan iklim, konflik, dan ketidakstabilan ekonomi disebut sebagai pemicu utama.
“Ini bukan sekadar peringatan, tapi bukti nyata bahwa pangan adalah isu strategis. Indonesia harus memastikan ketahanan pangan sejak sekarang,” kata Amran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, harga beras medium di Indonesia stabil di kisaran Rp13.000-Rp14.000/kg, lebih rendah dibanding puncak harga 2024 yang sempat mencapai Rp16.000/kg.
“Stabilitas ini patut disyukuri, tapi kita tidak boleh berpuas diri. Ke depan, kita harus memperkuat cadangan beras nasional agar siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk dampak perubahan iklim yang semakin nyata,” ungkapnya.
Menurut BPS, pada Februari 2024, harga beras di Indonesia mengalami kenaikan dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2024 tercatat di level Rp14.274/kg.
“Kondisi ini menjadi pengingat bahwa tanpa cadangan yang cukup dan mekanisme stabilisasi yang kuat, kita bisa menghadapi lonjakan harga yang lebih besar di masa depan,” tambah Amran.
Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, Presiden
Prabowo Subianto telah menginstruksikan Perum Bulog agar segera menyerap 3 juta ton beras dari petani dengan acuan HPP gabah Rp.6.500/kg dan membeli beras Rp.12.000/kg agar menjaga semangat petani untuk bertani.“Ini langkah strategis. Dengan penyerapan massal, kita tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang layak, tapi juga memperkuat stok nasional guna menghadapi ketidakpastian global. Indonesia saat ini dalam kondisi pangan yang kuat,” papar Amran.
Selain itu, Kementan terus mendorong sinergi dengan kementerian lain dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar dan minim kebocoran.
“Kami juga mengajak masyarakat mendukung program cetak sawah baru serta peningkatan produktivitas melalui teknologi pertanian modern,” tambahnya.
Amran menutup dengan menegaskan bahwa swasembada beras bukan sekadar target, melainkan sebuah keharusan bagi kemandirian bangsa.
“Kita tidak ingin rakyat antre beras seperti di Filipina atau panik seperti di Malaysia dan Jepang. Dengan cadangan yang cukup dan sistem distribusi yang tangguh, Indonesia bisa menjadi contoh dalam ketahanan pangan global,” pungkasnya.
-

Sebut Jepang-Malaysia Krisis Pangan, Mentan Beberkan Kondisi RI
Jakarta –
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap telah terjadi krisis pangan di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Jepang. Ia menyebut harga beras di tiga negara tersebut mengalami lonjakan yang sangat signifikan.
Amran mengatakan kebijakan terbaru Pemerintah Jepang yang untuk pertama kalinya dalam sejarah, melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat satu juta ton akibat lonjakan harga ekstrem. Menurutnya kenaikan harga beras di negara itu hingga 82%.
“Kenaikan harga beras di Jepang mencapai 82% dalam setahun, dari ¥2.023/kg (Rp 215.423) menjadi ¥3.688/kg (Rp 393.000). Ini dampak langsung dari gelombang panas ekstrem yang merusak produksi dan mengganggu distribusi. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja jika negara tidak memiliki cadangan pangan yang memadai,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (21/2/2025).
Sementara di Malaysia, kelangkaan beras lokal memicu kepanikan di masyarakat. Pasokan yang menipis menyebabkan lonjakan harga. Di sisi lain harga beras impor kini lebih tinggi.
Menurutnya, di media sosial menunjukkan gelombang protes dari warga Malaysia memang terus meningkat. Warga menuntut tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi krisis ini, dan mengurangi ketergantungan pada beras impor.
“Kondisi di Malaysia menunjukkan bahwa terganggunya stok pangan bisa berakibat pada keresahan sosial. Pangan bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga faktor stabilitas negara,” jelas Amran.
Kemudian, Filipina juga telah menetapkan status darurat ketahanan pangan sejak awal Februari 2025 setelah inflasi beras mencapai 24,4%. Angka inflasi tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
“Negara yang bergantung pada impor beras seperti Filipina dan Malaysia sangat rentan ketika pasokan global terganggu. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketergantungan pada impor bukanlah solusi jangka panjang. Indonesia harus memperkuat produksi dalam negeri,” ucap Amran.
Sementara, Badan Pangan Dunia (FAO) melaporkan bahwa lebih dari 864 juta orang di dunia mengalami kerawanan pangan parah pada 2024, dengan Asia dan Afrika sebagai wilayah terdampak utama. Perubahan iklim, konflik, dan ketidakstabilan ekonomi disebut sebagai pemicu utama.
“Ini bukan sekadar peringatan, tapi bukti nyata bahwa pangan adalah isu strategis. Indonesia harus memastikan ketahanan pangan sejak sekarang,” tutur Amran.
Kondisi di Indonesia
Untuk itu, dalam rangka mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang dipicu oleh perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi, Amran menegaskan pentingnya Indonesia mempercepat swasembada beras dan memperkuat cadangan pangan nasional. Menurutnya, kejadian darurat pangan di Jepang, Malaysia, hingga Filipina menjadi alarm bagi Indonesia untuk bertindak cepat dalam menjaga ketahanan pangan
Amran mengungkap, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, harga beras medium di Indonesia stabil di kisaran Rp 13.000-Rp 14.000/kg, lebih rendah dibanding puncak harga 2024 yang sempat mencapai Rp 16.000/kg.
“Stabilitas ini patut disyukuri, tapi kita tidak boleh berpuas diri. Ke depan, kita harus memperkuat cadangan beras nasional agar siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk dampak perubahan iklim yang semakin nyata,” ungkapnya.
Lebih lanjut, mengutip data BPS, pada Februari 2024, harga beras di Indonesia mengalami kenaikan dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2024 sempat di level Rp 14.274/kg.
“Kondisi ini menjadi pengingat bahwa tanpa cadangan yang cukup dan mekanisme stabilisasi yang kuat, kita bisa menghadapi lonjakan harga yang lebih besar di masa depan,” tambah Amran.
Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, Amran menegaskan, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Perum Bulog agar segera menyerap 3 juta ton beras dari petani dengan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp 6.500/kg dan membeli beras Rp 12.000/kg agar menjaga semangat petani untuk bertani.
“Ini langkah strategis. Dengan penyerapan massal, kita tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang layak, tapi juga memperkuat stok nasional guna menghadapi ketidakpastian global. Indonesia saat ini dalam kondisi pangan yang kuat,” papar Mentan Amran.
Selain itu, pihaknya juga terus mendorong sinergi dengan kementerian lain dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar dan minim kebocoran. Amran pun menegaskan bahwa swasembada beras bukan sekadar target, melainkan sebuah keharusan bagi kemandirian bangsa.
“Kita tidak ingin rakyat antre beras seperti di Filipina atau panik seperti di Malaysia dan Jepang. Dengan cadangan yang cukup dan sistem distribusi yang tangguh, Indonesia bisa menjadi contoh dalam ketahanan pangan global,” pungkasnya.
(acd/acd)
-
/data/photo/2025/02/19/67b5a63c4b39f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Petani di Grobogan Semringah, Bulog Jemput Bola Beli Gabah Rp 6.500 Regional 19 Februari 2025
Petani di Grobogan Semringah, Bulog Jemput Bola Beli Gabah Rp 6.500
Tim Redaksi
GROBOGAN, KOMPAS.com –
Perum
Bulog
menyerap
gabah kering panen
(GKP) secara langsung ke gabungan kelompok tani (Gapoktan) sebagai mitra budidaya di Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten
Grobogan
, Jawa Tengah, Rabu (19/2/2025).
Produksi gabah di lahan seluas 50 hektar ini dibayar merujuk harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram.
Pimpro Mitra Tani Bulog Jateng, Sulistianta Akhirudin, menyampaikan, penyerapan gabah di lapangan melalui petani binaan ini digagas untuk menuntaskan target penyerapan 3 juta ton setara beras sampai April 2025.
Adapun penyerapan skema kemitraan ini dikebut dengan menggandeng Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) hingga TNI.
Berdasarkan data Perum Bulog, realisasi program budidaya mitra tani pada 2024 mencapai 1669,51 hektar secara nasional dan 91,14 hektar di Jateng meliputi Sragen, Klaten dan Grobogan.
“Di Grobogan baru diwujudkan di Desa Tambirejo di lahan seluas 50 hektar. Kami dampingi prosesnya hingga panen untuk menghasilkan padi berkualitas. Kemungkinan kemitraan ini akan meluas,” kata Sulistianta di areal penyerapan panen budidaya mitra tani, Desa Tambirejo.
Menurut Sulistianta, produksi GKP sekitar 350 ton di lahan kerjasama seluas 50 hektar di Desa Tambirejo ini akan diolah langsung oleh Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog atau Mitra Pangan Pengadaan (MPP) Bulog selaku mitra makloon.
“Hasilnya memuaskan. Dalam satu hektar bisa panen gabah 7 ton. Program panen dan serap perdana ini merupakan upaya percepatan penyerapan gabah di petani,” ujar Sulistianta.
Pengurus Gapoktan Desa Tambirejo, Supriyadi mengaku senang dengan program kemitraan antara Bulog dan petani ini. Setidaknya langkah ini turut menjaga kestabilan
harga gabah
tidak “anjlok” di menjelang panen raya dan petani menerima keuntungan.
“Saya mewakili petani Gapoktan Desa Tambirejo sangat berterimakasih kepada Bulog selaku offtaker di masa tanam pertama ini. Kami pun tak lagi was-was karena sudah ada kepastian harga gabah sesuai HPP Rp 6.500 per kilogram. Tahun lalu kami jual gabah hanya Rp 4.500 per kilogram,” pungkas Supriyadi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Bapanas: Presiden tak mau harga pangan naik kecuali harga gabah
perintahnya Pak Presiden adalah harga (pangan) tidak boleh ada yang naik. Yang naik hanya gabah kering panen (GKP) milik petani
Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak menginginkan adanya kenaikan harga pangan kecuali harga gabah milik petani, terutama saat musim panen.
Arief ditemui usai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan pemangku kepentingan lainnya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa Presiden telah menginstruksikan hal itu demi kesejahteraan petani dan masyarakat.
“Jadi perintahnya Pak Presiden adalah harga (pangan) tidak boleh ada yang naik. Yang naik hanya gabah kering panen (GKP) milik petani. Clear ya,” kata Arief.
Dia juga meminta semua penggilingan padi yang membeli gabah petani sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram, hal itu demi cadangan beras pemerintah (CBP).
Ia menyebutkan stok cadangan beras pemerintah yang ada di Gudang Bulog saat ini mencapai 1,9 juta ton.
Arief mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong penggiling padi agar menaati ketentuan pemerintah dalam melakukan penyerapan gabah petani.
“Ya tentunya yang masih membeli gabah petani di bawah (harga pembelian pemerintah/HPP) Rp6.500 per kilogram harus didorong naik,” kata Arief.
Dia menyebutkan bahwa saat ini masih terdapat pengusaha penggiling padi di daerah Sumatera Selatan yang membeli gabah petani di bawah HPP. Namun, pengusaha tersebut sudah berkomunikasi dengan pemerintah, segera menyerap gabah petani sesuai HPP.
“Sumatera Selatan kemarin kan masih membeli gabah di bawah Rp6.500 per kg, gitu ya. Tapi pengusaha yang di Sumatera Selatan ini juga udah berkomunikasi akan membeli gabah dengan Rp6.500 per kg, any quality,” ucap Arief.
Sementara untuk pengendalian harga, Arief menuturkan bahwa pemerintah pusat mengajak peran aktif seluruh pemerintah daerah guna menyukseskan upaya pengamanan pasokan dan harga pangan.
Dia mengaku bahwa pihaknya telah menyampaikan imbauan ke seluruh gubernur, wali kota/bupati di seluruh Indonesia untuk dapat mendukung strategi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
“Ini merupakan tindak lanjut dari apa yang sudah kita bahas dalam Rakor SPHP sebelumnya,” sebutnya.
Dalam surat yang ditandatanganinya, Arief menyampaikan empat hal penting untuk dilaksanakan bagi tiap pemerintah daerah (Pemda). Pertama, pemda agar melakukan pendataan ketersediaan stok dan harga bahan pangan.
Kedua, pemda agar dapat melakukan pengendalian dan tindakan preventif terhadap potensi terjadinya gejolak pasokan dan harga pangan.
Selanjutnya, pemda agar terus laksanakan pemantauan dan pengawasan pasokan dan harga pangan secara berkala.
“Terakhir, Bapanas mendorong pemda menerapkan kerja sama antardaerah, khususnya daerah yang defisit atau berpotensi dan cenderung mengalami gejolak harga pangan,” kata Arief.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025 -

Dinpertan-KP Banyumas: Perpadi berperan dalam penyerapan gabah petani
Perpadi diberi tugas untuk menyerap gabah dan beras minimal 20 persen dari kuota penyerapan gabah dan beras
Purwokerto (ANTARA) – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan-KP) Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santosa mengatakan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan termasuk dalam penyerapan gabah/beras petani.
“Seminggu yang lalu sudah diadakan rakor (rapat koordinasi) di pusat, Perpadi diberi tugas untuk menyerap gabah dan beras minimal 20 persen dari kuota penyerapan gabah dan beras,” kata Jaka Budi Santosa saat Diskusi Publik “Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa” Dalam Rangka Peringatan Hari Pers Nasional dan Hari Ulang Tahun Ke-79 Persatuan Wartawan Indonesia di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Dengan demikian, kata dia, kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan pembelian atau penyerapan gabah dan beras dari petani.
Selain itu, lanjut dia, Perpadi memiliki peran yang sangat penting untuk bersama-sama dengan pemangku kepentingan yang lain agar target penyerapan gabah sebanyak 3 juta ton setara beras se-Indonesia bisa dicapai dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.
“Kalau di Banyumas (target penyerapan yang dilakukan Perum Bulog Cabang Banyumas) sekitar 80.000 ton setara beras. Berdasarkan data tahun 2024, produksi padi di Kabupaten Banyumas sekitar 374 ribu ton,” katanya menjelaskan.
Terkait dengan upaya peningkatan ketahanan pangan di Banyumas, dia mengatakan, pihaknya meningkatkan intensifikasi dan optimalisasi komoditas sembilan bahan pokok, baik melalui bantuan sarana-prasarana, bibit, pupuk, dan sebagainya guna meningkatkan kuantitas.
Menurut dia, ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan masalah produksi, juga distribusi pangan dari dan menuju Kabupaten Banyumas.
“Kita ada beberapa komoditas yang memang belum surplus seperti jagung, kedelai dan cabai,” kata Jaka dalam diskusi yang melibatkan anggota Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan kelompok tani dari berbagai wilayah Banyumas itu.
Sementara itu, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas Komisaris Polisi Sukarwan mengatakan sebagai salah satu upaya untuk mendukung ketahanan pangan, Polresta Banyumas pada bulan November 2024 telah melakukan penanaman jagung pada lahan milik Polri seluas 1.200 meter yang berlokasi di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor.
“Minggu kemarin sudah dilakukan panen tahap pertama, alhamdulillah hasilnya bagus,” katanya.
Menurut dia, pihaknya juga memanfaatkan lahan di setiap kantor kepolisian sektor untuk budidaya komoditas pertanian termasuk menggerakkan masyarakat untuk menanam cabai dan sebagainya di pekarangan rumah masing-masing.
Diskusi publik tersebut juga menghadirkan Komandan Kodim 0701/Banyumas Letnan Kolonel Armed Ida Bagus Adi Permana dan Manajer Penjualan Jawa Tengah IV PT Pupuk Indonesia (Persero) Dadi Rosida.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025 -

Bapanas minta penggiling serap gabah sesuai HPP Rp6.500/kg
Sumatera Selatan kemarin kan masih membeli gabah di bawah Rp6.500 per kg, gitu ya. Tapi pengusaha yang di Sumatera Selatan ini juga udah berkomunikasi akan membeli gabah dengan Rp6.500 per kg
Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta semua penggilingan padi yang membeli gabah kering panen (GKP) agar sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan yakni Rp6.500 per kilogram.
Arief ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan pemangku kepentingan lainnya di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong penggiling padi agar menaati ketentuan pemerintah dalam melakukan penyerapan gabah petani.
“Ya tentunya yang masih membeli gabah petani di bawah (harga pembelian pemerintah/HPP) Rp6.500 per kilogram harus didorong naik,” kata Arief.
Dia menyebutkan bahwa saat ini masih terdapat pengusaha penggiling padi di daerah Sumatera Selatan yang membeli gabah petani di bawah HPP.
Meski begitu, Arief menuturkan bahwa pengusaha tersebut sudah berkomunikasi dengan pemerintah, segera menyerap gabah petani sesuai HPP.
“Sumatera Selatan kemarin kan masih membeli gabah di bawah Rp6.500 per kg, gitu ya. Tapi pengusaha yang di Sumatera Selatan ini juga udah berkomunikasi akan membeli gabah dengan Rp6.500 per kg, any quality,” ucap Arief.
Pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah untuk masa panen raya 2025 sebesar Rp6.500 per kilogram. Keputusan ini berlaku sejak 15 Januari 2025, baik untuk pembelian oleh pemerintah maupun penggilingan swasta di seluruh Indonesia.
Arief menyatakan bahwa pembaruan kebijakan HPP gabah kering panen dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Saat ini, kata dia, rata-rata penggiling padi membeli gabah sesuai HPP.
“Rata-rata pembelian gabah sudah di atas HPP,” ucap dia.
Ia menambahkan bahwa saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang Perum Bulog mencapai 1,9 juta ton.
“Saat ini stok beras di Bulog kan 1,9 juta ton. Dan serapan Bulog juga sekitar 8-10 ribu ton per hari sekarang,” kata Arief.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa penggilingan padi yang membeli gabah kering panen (GKP) di bawah harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram maka dapat dipanggil polisi.
“Saya minta (penggiling padi) jangan main-main, kalau enggak nanti bisa dipanggil sama Polres,” kata Zulhas dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/2).
Zulhas menegaskan bahwa harga Rp6.500 per kilogram untuk GKP adalah ketentuan yang telah diputuskan pemerintah dan harus diterima oleh semua pihak, termasuk penggilingan padi yang membeli gabah dari petani.
Meski begitu, dia mengaku mendapat laporan adanya penggilingan padi yang masih membeli gabah di bawah harga tersebut, salah satunya di daerah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Oleh karena itu, Zulhas meminta agar semua pihak, termasuk penggilingan, untuk mematuhi kebijakan pemerintah demi kesejahteraan petani.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025
