kab/kota: Pemalang

  • Tegas! Lahan Sawah di Sumbersari Ciparay Bandung Tak Boleh Dijadikan Perumahan

    Tegas! Lahan Sawah di Sumbersari Ciparay Bandung Tak Boleh Dijadikan Perumahan

    Liputan6.com, Bandung – Bupati Bandung, Dadang Supriatna menegaskan bahwa persawahan di Desa Sumbersari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat termasuk ke dalam lahan sawah abadi.

    Dengan demikian, Dadang menyebut lahan sawah yang mencapai sekitar 400 hektare di wilayah itu tidak diperbolehkan untuk dialihfungsikan menjadi lahan lain.

    “Ditetapkan lahan sawah yang tidak boleh dibangun untuk perumahan dan industri,” ucap Dadang dalam keterangan tertulis pada Minggu, 8 Juni 2025.

    Dadang memastikan lahan persawahan tersebut juga dibebaskan dari pajak. Maka dari itu, dia meminta agar detail setiap lahan segera dilaporkan kepada Bapenda.

    “Maka dibebaskan tidak usah bayar pajak setiap tahunnya. Data koordinat masing-masing bidang tanah sawah segera sampaikan kepada Kepala Bapenda, supaya dibebaskan pajaknya pada setiap tahunnya,” katanya.

    Dadang menjelaskan, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) setiap tahunnya akan keluar. Namun, besaran pajak akan tetap nol rupiah.

    “SPPT-nya setiap tahun tetap keluar, tapi nihil. Ini kebijakan pemerintah berpihak kepada masyarakat Kabupaten Bandung, khususnya masyarakat Desa Sumbersari,” tutur dia.

    Di sisi lain, Dadang menjelaskan bahwa program lahan sawah abadi merupakan upaya pemerintah untuk menjaga fungi lahan pertanian. Dengan demikian, diharapkan ketahanan pangan akan tetap terjaga. 

    “Ini juga merupakan program dari pemerintah pusat Presiden Prabowo Subianto, bahwa menghadapi ketahanan pangan di antaranya mempertahankan lahan pertanian,” kata dia.

     

    Ancaman Climate Change, Ribuan Pohon Ditanam di Pemalang

  • Program Desa Pesisir Pantai di Wilayah Perbatasan Sulut, Cegah Masuknya Orang Asing

    Program Desa Pesisir Pantai di Wilayah Perbatasan Sulut, Cegah Masuknya Orang Asing

    Liputan6.com, Manado – Untuk mengawasi lalu-lintas warga di wilayah perbatasan, sekaligus mengantisipasi masuknya orang asing di wilayah Republik Indonesia, Kanwil Ditjen Imigrasi Sulut mencanangkan Program Desa Pesisi Pantai. Hal ini disampaikan Kakanwil Ditjen Imigrasi Ramadhan didampingi jajarannya.  

    “Saya sudah membuat satu program yang diinisiasi oleh Kantor Imigrasi (Kanim) Bitung dan Kanim Tahuna, namanya Desa Pesisir Pantai,” ungkap Ramadhan kepada wartawan di Manado pada, Rabu (4/6/2025).

    Dia memaparkan, meski kekurangan anggaran untuk operasional kapal patroli untuk mengawasi lalu-lintas masuknya orang, namun pihaknya tetap berikhtiar untuk menjalankan tugas semaksimal mungkin. Salah satunya adalah dengan Program Desa Pesisir Pantai.

    “Ini dengan cara memberikan edukasi kepada warga di pesisir pantai dalam memberikan informasi apabila ada Warga Negara Asing yang masuk. Warga setempat bisa meneruskan informasi ke Kantor Imigrasi,” ujarnya.

    Dia mencontohkan, seperti kejadian di Aceh, masuknya Rohingya awalnya diterima karena sama-sama Muslim. Namun ternyata setelah masuk, orang Aceh tidak terma karena dampak sosial yang ditimbulkan luar biasa.

    “Kami tidak mau, dan mudah-mudahan tidak terjadi di sini kedatangan imigran ilegal yang masuk dari LN ke sini dan kemudian menjadi masalah,” tuturnya.

    Ramadhan mengatakan, dia telah menginstruksikan Kanim Bitung dan Kanim Tahuna segera dibuatkan progam itu. Mudah-mudahan ini jadi program pertama di Indonesia.

    “Sehingga Kantor-Kantor Imigrasi yang lain di seluruh Indonesia bisa mencontoh,” tuturnya.

    Menurutnya, untuk menghindari hal-hal yang terjadi di lapangan, pihaknya membutuhkan keterlibatan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat diberikan edukasi.

    “Terkait hal yang pertama yang kita harapkan adalah nanti adanya kerjasama yang baik dengan masyarakat dan stakeholders seperti TNI, Polri, kepala desa perlu dilibatkan,” ujarnya.

    Menurutnya warga setempat adalah garga terdepan, sehingga saat mereka menemukan kehadiran orang asing, dengan dibekali pengetahuan maka warga bisa menghubungi Kantor Imigrasi terkat.

    Berdasarkan data, saat ini ada sebanyak 534 orang masuk kategori undocumented person atau pemukim tanpa dokumen di Sulut. Ratusan orang itu terdata oleh Kanim Bitung sebanyak 495 orang, dan Kanim Tahuna 39 orang.

    Terkait hal ini, Kepala Bidang Dokumen Perjalanan, Izin Tinggal, dan Status Keimigrasian, Kanwil Ditjen Imigrasi Sulut, Rejeki Putra Ginting mengatakan, dengan pendataan itu pihaknya sudah tahu di mana lokasi tempat tinggal warga asing tersebut.

    “Kita sudah dapat pemetaan, selanjutnya berkoordinasi dengan Konjen Filipina terkait dokumen,” ujarnya.

     

    Perbaikan Jembatan Comal Pemalang Dikebut, Polisi Alihkan Arus Lalin

  • Mengenal Kampung Adat Lewohala, Permata Budaya di Lembata NTT

    Mengenal Kampung Adat Lewohala, Permata Budaya di Lembata NTT

    Liputan6.com, Lembata – Kampung adat Lewohala Lolo Melu-Tanah Wuring Lamabura merupakan salah satu objek wisata budaya yang terletak di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT.

    Nama Lewohala sendiri berasal dari nama depan seorang prajurit perang yang bernama Hala Tede, yang pada saat perang perebutan tanah Lewohala, ia dikenal sebagai panglima perang yang menumpas hulubalang terkenal pihak lawan yang bernama Ekan Watan Lolon.

    Nama Lewohala juga konon berasal dari nama sebuah pohon yakni “Hala”(generasi). Pohon tersebut yang kemudian dijadikan lambang dari Lewohala yang mencerminkan keindahan dan keteduhan serta kedamaian.

    Masyarakat di Kampung Adat Lewohala pada mulanya berasal dari kepulauan Maluku(Serang Gorang Abo Muar). Pada tahun 1000 Masehi, nenek moyang orang Lewohala berangkat meninggalkan tempat asalnya mencari tempat baru untuk didiami.

    Dari penuturan, alasan perpindahan itu disebabkan beberapa faktor, diantaranya sengketa antara kakak beradik (Puke Kawi Lusi Lei, Geni kewa magarai), perang antar kampung yang tidak berkesudahan dan terdesak oleh pendatang-pendatang baru.

    Dengan demikian nenek moyang orang Lewohala mulai membuat perahu (Tula Tena Tani Laya) dan menyiapkan segala keperluan untuk berlayar mencari tempat hunian baru. Mereka kemudian berlayar ke arah barat nusantara (Seba Nuho Gena Katan).

    Setelah beberapa lama dalam pelayaran, tibalah mereka di suatu tempat yang dikenal dengan nama pulau Lepan Batan- keroko puken (Uli Taga Sao Songe Kebo Tena Lulu laya). Pulau ini yang dikenal saat ini dengan nama pulau Lomblen atau Lembata.

    Penghuni suku yang mendiami Lewohala umumnya berasal dari kepulauan Maluku (Serang Gorang Abo Muar) yang berada di bawah naungan satu suku besar yakni suku seram sara luka, Luwa goran lobi au, sedangkan suku asli yang sudah menetap terlebih dahulu suku Duli Making dan Tede Making (Tawa Tanah Gere Ekan).

     

    Ancaman Climate Change, Ribuan Pohon Ditanam di Pemalang

  • Jam Malam Resmi Berlaku, Wali Kota Klaim Pelajar di Cimahi Taat Aturan

    Jam Malam Resmi Berlaku, Wali Kota Klaim Pelajar di Cimahi Taat Aturan

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi akan melaksanakan patroli penerapan jam malam bagi pelajar, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Sebagaimana diketahui, Dedi Mulyadi memberlakukan jam malam bagi pelajar. Aturan itu tertuang dalam surat edaran nomor 51/ PA.03/ Disdik tentang Penerapan Jam Malam Bagi Peserta Didik Untuk Mewujudkan Generasi Panca Waluya Jabar Istimewa yang dikeluarkan pada 23 Mei 2025.

    Penerapan pembatasan kegiatan peserta didik di luar rumah pada malam hari dimulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. Meski demikian, terdapat pengecualian bagi pelajar yang berada di luar rumah dengan sejumlah persyaratan dan dalam pengawasan orang tua.

    Tim gabungan Pemkot Cimahi bersama TNI-Polri-Kejaksaan pun melakukan pengawasan ke lapangan. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengeklaim para pelajar di Kota Cimahi, sejauh pengamatannya, terbilang taat aturan.

    “Anak-anak sekarang kelihatannya pukul 20.00 WIB sudah ada di rumah,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat, 6 Juni 2025.

    Ngatiyana menjelaskan, penindakan bagi pelajar yang melanggar aturan jam malam akan disesuaikan dengan pelanggaran yang dilakukan.

    “Sejauh mana menindak tergantung pelanggaran. Kalau pelanggaran biasa, dilaporkan dan dinasehati saja,” tutur dia.

    Sementara apabila pelanggaran yang dilakukan termasuk kenakalan yang melanggar hukum, Ngatiyana memastikan penindakannya pun akan berbeda.

    “Tapi kalau sudah kenakalan, berbeda lagi, apalagi melanggar hukum. Karena itu, program ini mendorong anak-anak lebih disiplin, taat aturan, serta mencegah terpapar pengaruh negatif,” imbuhnya.

    Pemkot Cimahi, kata Ngatiyana, juga telah menjalin kerja sama dengan 2 pusdik untuk menampung pelajar bermasalah dengan pembinaan di barak militer.

    “Fasilitas yang disiapkan untuk pembinaan siswa di barak militer sudah ada dua tempat. Mudah-mudahan pelajar Kota Cimahi taat aturan semua,” tandasnya.

    Ngatiyana pun mengimbau para pelajar agar menaati aturan jam malam. “Yang kita tekankan, kalau tidak ada hal penting dan mendesak ya tidak perlu keluar rumah di malam hari sesuai edaran Pak Gubernur,” ucapnya.

    Penulis: Arby Salim  

     

    Tim Gabungan Pemalang Cek Barang Kedaluwarsa Jelang Lebaran Idul Fitri 2024

  • Rumah Subsidi Diusulkan Diperkecil, Maruarar Sirait: Bisa Dibuat Tingkat, Supaya Tanahnya Tak Mahal

    Rumah Subsidi Diusulkan Diperkecil, Maruarar Sirait: Bisa Dibuat Tingkat, Supaya Tanahnya Tak Mahal

    Liputan6.com, Bandung – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mengeklaim meski luas rumah subsidi diusulkan diperkecil, hunian tersebut dipastikan tetap layak huni.

    Menurutnya, penyesuaian standar rumah subsidi itu dapat diakali dengan membangun hunian menjadi bertingkat.

    “Nah sekarang saya udah lihat desainnya bisa di berapa daerah, bisa dibuat tingkat enggak? Bisa,” ucapnya di Bandung, Jawa Barat dikutip pada Sabtu, 7 Juni 2025.

    Politikus yang akrab disapa Ara ini menilai, pengurangan luas rumah subsidi tersebut dilatarbelakangi oleh harga tanah yang kian meningkat.  

    “Supaya tanahnya enggak mahal. Ya kan masa kita kalah dari masalah. Kalau tanahnya mahal, kalau selama ini rumah subsidi ada tingkat enggak? Enggak ada,” tutur dia.

    Ara menuturkan, sepengamatannya selama ini, rumah subsidi kerap dibangun dengan desain yang serupa sejak lama. Oleh karena itu, dia meminta publik untuk bersabar dan menantikan kejutan dari pihaknya.

    “Desainnya dari dulu gitu-gitu aja, kita bikin desain yang bagus. Nanti lihat tunggu kejutannya. Saya akan ekspos desain-desain yang bagus,” katanya.

    Sebagaimana diketahui, dalam rancangan Keputusan Menteri PKP Nomor/KPTS/M/2025, standar rumah subsidi diusulkan menjadi 25 meter persegi untuk luas lahannya. Sementara luas bangunan minimal 18 meter persegi.

    “Sekarang rumah subsidi tanahnya minimal 60 meter, rata-rata bangunannya 30 meter,” ucap dia.

    Penulis: Arby Salim

     

    Polisi Bongkar Alat Ukur BMM di SPBU Pemalang, Apa Temuannya?

  • 2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    SUMUT – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara (Sumut) mencatat 104 rumah di Kabupaten Batubara rusak akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut yang diterima Senin, 9 Juni, cuaca ekstrem yang terjadi Satu 7 Juni itu melanda dua Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Lima Puluh Persisir.

    Pusdalops PB Sumut mencatat cuaca ekstrem yang diakibatkan hujan deras disertai angin kencang itu menyebabkan bencana alam angin puting beliung.

    Atas kejadian tersebut Pusdalops PB Sumut mendata 103 rumah dan satu rumah ibadah di Kecamatan Medang Deras mengalami rusak sedang. Sedangkan di Kecamatan Lima Puluh Persisir tercatat hanya satu rumah yang mengalami rusak ringan.

    Sebanyak 103 rumah yang mengalami rusak tersebar di Desa Pemalang Nibung sembilan rumah, Desa Pakam 22 rumah, Desa Medang 40 rumah, Desa Durian dua rumah, Desa Pematang Cengkering tiga rumah dan Desa Medang Baru empat rumah.

    Lalu, Desa Lalang 13 rumah dan satu rumah ibadah, Desa Pakam Raya empat rumah, Desa Mandarsah satu rumah, Desa Nenassiam dua rumah dan Desa Pangkalan Dodek 1 rumah.

    Sedangkan, di Kecamatan Lima Puluh Persisir terjadi di Desa Gambus Laut yang melanda satu rumah rusak ringan.

    Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan berdasarkan laporan yang diterima tidak ada pengungsian.

    “Jumlah luka-luka dan meninggal dunia berdasarkan laporan yang diterima juga nihil,” ujar Sri Wahyuni.

    Yuyun, sapaan akrabnya mengatakan berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan sejumlah pemangku kebijakan terkait

    “Pemerintah setempat melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, lalu melakukan asesmen dan menyalurkan

    bantuan berupa sembako serta perlengkapan lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut, kondisi terkini atas kejadian bencana alam tersebut dalam proses pemulihan atau pembersihan material.

  • H-1 Iduladha, Stasiun Lempuyangan Yogyakarta Dipadati Penumpang

    H-1 Iduladha, Stasiun Lempuyangan Yogyakarta Dipadati Penumpang

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Memulai libur panjang hari raya Iduladha 1446 Hijriah, Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sudah dipenuhi calon penumpang kereta api. Ribuan calon penumpang bahkan terlihat mengular di barisan loket masuk Stasiun Lempuyangan.

    Selain itu, terlihat calon penumpang yang akan menaiki kereta api jarak jauh didominasi oleh mahasiswa di Yogyakarta yang hendak pulang ke kampung halaman masing-masing. Calon penumpang kereta api jarak jauh pada keberangkatan pagi hari di Stasiun Lempuyangan umumnya mempunyai tujuan ke Stasiun Pasar Senen Jakarta, Semarang, Surabaya, Madiun, Purwokerto, hingga Banyuwangi.

    “Naik kereta api lebih cepat dan tepat waktu serta aman. Saya pesan tiket sudah seminggu yang lalu karena libur Lebaran jadi tiket cepat habis lantaran banyak yang pulang. Saya mau pulang ke Pemalang,” kata Firna, calon penumpang kereta api tujuan Pemalang, Jawa Tengah kepada Beritasatu.com, Kamis (5/6/2025).

    Sementara pada masa angkutan libur panjang Iduladha yang akan berlangsung selama lima hari yaitu 5-9 Juni 2025 ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta mengoperasikan sebanyak 25 kereta api jarak jauh reguler, empat kereta api tambahan, serta dua kereta api fakultatif.

    “Libur Iduladha Daop 6 Yogyakarta menyiapkan empat kereta api tambahan,” ujar Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih.

    Sementara itu, kereta api jarak jauh tambahan yang disiapkan akan melayani relasi Yogyakarta ke Gambir, Solo Balapan, Bandung, dan Pasar Senen. Untuk itu bagi calon penumpang yang berencana bepergian menggunakan kereta api, KAI Daop 6 Yogyakarta mengimbau agar segera melakukan pemesanan tiket di aplikasi resmi KAI.

  • Fakta Unik Jaje, Jajanan Tradisional Bali Wajib Dicoba

    Fakta Unik Jaje, Jajanan Tradisional Bali Wajib Dicoba

    Liputan6.com, Jakarta – Menyusuri kekayaan kuliner Nusantara memang tak pernah habis menghadirkan kejutan, apalagi jika berbicara tentang warisan cita rasa yang diturunkan dari generasi ke generasi. Di antara gemerlapnya pariwisata dan budaya yang memesona, Bali bukan hanya dikenal sebagai pulau dewata dengan panorama alam yang memikat, tetapi juga sebagai penjaga tradisi kuliner yang khas dan sarat makna.

    Salah satu warisan tersebut adalah jaje Bali, sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut aneka kue tradisional Bali yang tidak hanya menggoda dari segi penampilan, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam dan rasa autentik yang menggugah lidah.

    Cicipi keunikan rasa jaje Bali, maka seolah-olah Anda sedang menelusuri lorong waktu yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan melalui sepotong kue. Dalam setiap sajian jaje Bali, terselip kehangatan tradisi, keharmonisan alam, dan kecintaan masyarakat Bali terhadap budaya mereka.

    Tak berlebihan jika dikatakan bahwa jaje Bali bukan sekadar kudapan manis, melainkan wujud kecil dari jiwa Bali itu sendiri. Di antara sekian banyak jenis jaje Bali, ada beberapa nama yang paling sering mencuri perhatian dan menciptakan kesan tak terlupakan bagi siapa pun yang mencicipinya, seperti jaje laklak, jaje klepon, dan jaje dadar gulung.

    Jaje laklak, misalnya, merupakan kue berbentuk bulat pipih yang terbuat dari adonan tepung beras dicampur santan dan sedikit air daun pandan untuk memberikan aroma yang khas. Kue ini dimasak di atas cetakan tanah liat yang menyerupai wajan kecil, menghasilkan tekstur lembut dan bagian pinggir yang renyah.

    Biasanya, laklak disajikan dengan parutan kelapa muda dan siraman gula merah cair yang legit. Satu gigitan jaje laklak akan mempertemukan tekstur yang kontras namun harmonis, rasa manis yang lembut, dan sensasi smoky dari proses pembakarannya.

    Rasanya tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga memuaskan jiwa seperti pelukan hangat dari masa kecil yang penuh kenangan. Laklak adalah simbol keseimbangan antara kesederhanaan dan kenikmatan, serta menjadi bagian penting dalam berbagai upacara adat sebagai persembahan kepada para dewa maupun leluhur.

    Sementara itu, jaje klepon, yang mungkin terdengar tidak asing bagi sebagian masyarakat luar Bali karena kemiripannya dengan klepon dari daerah lain, memiliki ciri khas tersendiri dalam cita rasa dan cara penyajiannya.

     

    Personel Gabungan Blusukan ke Kawasan Banjir Rob di Pemalang, Patroli sembari Bagi Sembako

  • Ada Diskon Tarif Tol 20% buat 110 Juta Pengendara, Catat Waktunya!

    Ada Diskon Tarif Tol 20% buat 110 Juta Pengendara, Catat Waktunya!

    Jakarta

    Pemerintah akan kembali memberikan diskon tarif jalan tol. Diskon tarif tol ini berlaku pada periode Juni-Juli 2025, bertepatan dengan libur anak sekolah.

    Pemberlakuan diskon tarif tol ini merupakan upaya Pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Triwulan II (Q2) 2025 di kisaran 5% dengan memanfaatkan momentum liburan sekolah pada bulan Juni-Juli 2025. Diharapkan, pemberian berbagai stimulus ekonomi dapat menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan konsumsi domestik.

    “Stimulus Ekonomi Q2-2025 tersebut telah dibahas secara mendalam pada Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada hari Jumat (23/05) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan dihadiri Menteri, Wakil Menteri, dan Pimpinan/Perwakilan K/L terkait. Pada Rakortas tersebut telah disepakati bahwa semua program stimulus ekonomi tersebut akan segera diterapkan mulai tanggal 5 Juni 2025,” ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam keterangan tertulisnya.

    Pada periode libur sekolah tersebut, tarif tol akan didiskon sebesar 20 persen. Skema program diskon tarif jalan tol ini sama dengan pemberlakuan diskon tarif tol saat Natal-Tahun Baru dan Lebaran.

    “Diskon Tarif Tol sebesar 20% untuk sekitar 110 Juta Pengendara selama 2 bulan pada momen Liburan Sekolah (sekitar awal Juni 2025 s.d. pertengahan Juli 2025),” demikian dikutip dari keterangan tertulis Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

    Adapun program diskon tarif jalan tol ini akan diterapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan.

    Skema Diskon Tarif Tol saat Libur Lebaran Lalu

    Jika mengacu pada diskon tarif tol saat Hari Raya Idulfitri lalu, ada beberapa ruas jalan tol yang menerapkan diskon. Saat itu, diskon tarif tol berlaku di ruas tol yang dikelola Jasa Marga dan Non-Jasa Marga.

    Adapun tol yang dikelola Jasa Marga yang menerapkan diskon tarif jalan tol ketika lebaran lalu antara lain Tol Tangerang-Merak, Jakarta-Cikampek, MBZ, Cikampek-Palimanan, Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang dan Semarang ABC. Perjalanan menerus dari Jakarta (asal GT Cikampek Utama) menuju Semarang (tujuan GT Kalikangkung) yang tarif awalnya Rp 440.000 untuk kendaraan Golongan I, didiskon Rp 88.000 menjadi Rp 352.000.

    Selain itu, ruas tol yang dikelola HK juga didiskon tarifnya ketika Lebaran. Adapun ruas tol HK yang didiskon antara lain Indrapura-Kisaran, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Segmen Tebing Tinggi-Sinaksak, Pekanbaru-Dumai, Indralaya-Prabumulih, Kayuagung-Palembang, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayuagung dan Bakauheni-Terbanggi Besar.

    (rgr/dry)

  • Jembatan Cijeruk Bandung Ambruk saat Dilintasi Banyak Warga, Dedi Mulyadi: Konstruksinya Tidak Memadai

    Jembatan Cijeruk Bandung Ambruk saat Dilintasi Banyak Warga, Dedi Mulyadi: Konstruksinya Tidak Memadai

    Liputan6.com, Bandung – Jembatan apung Cijeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ambruk saat dilalui oleh sepeda motor dan warga pada Jumat malam, 23 Mei 2025. Jembatan tersebut diduga ambruk karena derasnya aliran Sungai Citarum selepas hujan.

    Robohnya jembatan yang menghubungkan kawasan Cijeruk (Bojongsoang) dengan Baleendah ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Hingga saat ini, dilaporkan tidak ada korban jiwa atas kejadian itu. Meski demikian, jembatan tersebut diputuskan untuk ditutup.

    Terkait itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung untuk membangun jembatan permanen.

    “Saya sudah telepon bupati Kabupaten Bandung, yang harus dilakukan adalah membangun jembatan permanen,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram miliknya @dedimulyadi71, dikutip pada Sabtu, 24 Mei 2025.

    Dedi menjelaskan, pembangunan jembatan permanen akan diupayakan secepatnya.

    “Dalam waktu dekat akan kita turunkan tim bersama Pemerintah Kabupaten Bandung untuk melihat dimungkinkannya membangun jembatan permanen agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi,” tutur dia.

    Jembatan Cijeruk, kata Dedi, merupakan jembatan yang sebenarnya memiliki konstruksi tidak memadai.

    “Jembatan itu merupakan jembatan yang dibangun berdasarkan swadaya dan sukarela beberapa pihak, termasuk pihak swasta. Tetapi konstruksinya tidak memadai untuk dilalui jumlah kendaraan yang sangat banyak, sehingga terjadilah roboh jembatan tersebut,” ucapnya.

    Menurutnya, masyarakat kerap melintasi jembatan tersebut sebagai jalur alternatif.

    “Sehingga itu dianggap jembatan yang paling mudah untuk menjangkau tujuan yang dia tuju,” tandasnya.

    Penulis: Arby Salim

     

    Polantas Pemalang Blusukan ke Perkampungan, Distribusi Bersih