kab/kota: Pekanbaru

  • Siswa Tak Bisa Ujian karena Belum Bayar Praktik di Riau, Kepsek Dicopot
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Juni 2025

    Siswa Tak Bisa Ujian karena Belum Bayar Praktik di Riau, Kepsek Dicopot Regional 3 Juni 2025

    Siswa Tak Bisa Ujian karena Belum Bayar Praktik di Riau, Kepsek Dicopot
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Dinas Pendidikan Provinsi Riau turun tangan atas kejadian seorang siswa
    SMK Negeri 1 Bangun Purba
    , Kabupaten
    Rokan Hulu
    (Rohul), Riau, yang tidak bisa ikut ujian karena belum membayar uang praktik.
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
    Dinas Pendidikan Riau
    , Erisman Yahya, langsung mengambil tindakan dengan mencopot Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 1 Bangun Purba, Habibi.
    “Ya, Plh kepala sekolahnya kami copot,” ucap Erisman kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (3/6/2026).
    Erisman menegaskan tidak ada regulasi yang membolehkan sekolah melakukan pungutan terhadap peserta didik.
    Sebab, pemerintah telah menyalurkan sejumlah bantuan keuangan, salah satunya dana BOS alias dana operasional sekolah.
    “Sekolah sudah mendapat bantuan, kenapa masih membebani siswa. Jangan sampai ada lagi kejadian seperti ini,” ucap Erisman.
    Pihaknya juga menurunkan tim ke Rohul untuk menggali fakta yang dialami oleh siswa tersebut.
    Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas satu SMK Negeri 1 Bangun Purba di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, tidak bisa ikut ujian lantaran belum membayar uang praktik, Senin (2/6/2026).
    Siswa berinisial RL terpaksa menggadaikan
    handphone
    -nya untuk membayar uang praktik agar bisa ikut ujian.
    Abang kandung Resta, Arles Lubis, saat dikonfirmasi Kompas.com, membenarkan persoalan ini.
    “Benar, adik saya tidak bisa ikut ujian karena belum bayar uang praktik Rp 240.000,” akui Resta kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (3/6/2025).
    “Namun, kemarin saya dapat kabar guru sekolah sudah buat klarifikasi dan adik saya diikutkan ujian dan dapat nilai. Namun, kan klarifikasinya sore, sedangkan adik saya ujiannya pagi. Setelah heboh berita itu, baru adik saya bisa ujian,” imbuhnya.
    Lebih lanjut, Arles menjelaskan, RL pergi ke sekolah Senin pukul 07.00 WIB untuk melaksanakan ujian.
    Namun, pada pukul 07.30 WIB, RL balik pulang meminta uang praktik kepada ibunya.
    “Mamak (ibu) sedang tidak ada uang, jadi adik saya menangis tak bisa ikut ujian. Dia mau ikut ujian juga, tetapi tak ada duit kata mamak. Saya pun juga sedang enggak ada uang,
    gimana
    mau bantu. Kami lagi susah-susahnya,” kata Arles.
    Dalam kondisi menangis, sebut dia, RL pergi ke konter menggadaikan
    handphone
    -nya untuk membayar uang praktik supaya bisa ikut ujian.
    Setelah menggadaikan
    handphone
    , RL kembali ke sekolah.
    “Tapi pas sampai di sekolah, datang seorang gurunya bilang siapa yang memberi tahu ini ke wartawan, katanya. Adik saya jawab tidak tahu, mungkin abang yang kasih tahu wartawan. Duit (praktik) masih dipegang adik saya, terus guru ini kocar-kacir menelepon saya. Jadi, akhirnya adik saya bisa ujian, tak ada minta apa-apa lagi,” ujar Arles.
    Arles mengaku tidak ada niat untuk menjatuhkan atau menjelekkan sekolah.
    Namun, lantaran adiknya tidak bisa ikut ujian hanya karena belum membayar uang praktik Rp 240.000.
    Sekolah Membantah
    Pihak sekolah membantah bahwa siswa tidak bisa ikut ujian lantaran belum membayar uang praktik.
    Hal ini disampaikan Habibi, selaku Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba.
    “Kami mau memberikan klarifikasi kepada media, terkait informasi yang beredar bahwa siswa kami yang katanya disuruh pulang karena tidak bisa ikut ujian,” ucap Habibi kepada wartawan di Rohul, Senin.
    Habibi menyampaikan bahwa sekolah tidak pernah menyuruh siswa yang belum menyelesaikan administrasinya untuk tidak bisa ikut ujian.
    “Buktinya ini sudah ada daftar nama dan nilai ujian anak kami RL. Jadi, sekali lagi kami tidak pernah menyuruh anak-anak pulang atau tidak ikut ujian karena belum melunasi administrasi,” kata Habibi.
    Kendati demikian, pihaknya menyampaikan permohonan atas kejadian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bullying di Inhu Tewaskan Bocah SD, LPAI Riau Desak Penegakan Hukum

    Bullying di Inhu Tewaskan Bocah SD, LPAI Riau Desak Penegakan Hukum

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, saat seorang siswa sekolah dasar bernama Kristopel Butarbutar (8) meninggal dunia seusai diduga mengalami tindakan kekerasan oleh kakak kelasnya.

    Korban mengembuskan nafas terakhir pada Senin (26/5/2025) setelah sempat dirawat intensif di rumah sakit akibat keluhan sakit perut dan muntah darah. Ia diduga menjadi korban bullying berat yang berujung maut.

    Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Riau Ester Yuliani menyatakan, keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menilai, tragedi tersebut seharusnya bisa dicegah dengan pengawasan lebih ketat dari semua pihak, baik sekolah, keluarga, maupun lingkungan sosial.

    “Kami sangat menyesalkan kejadian seperti ini yang seharusnya tidak terjadi. Apalagi sampai ada anak yang meninggal dunia. Ini membawa dampak trauma luar biasa bagi anak-anak lainnya,” ujar Ester, Selasa (3/6/2025).

    LPAI Riau menekankan kasus ini harus ditangani sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak karena baik korban maupun pelaku masih di bawah umur.

    Ester juga menyampaikan rencana pihaknya untuk turun langsung ke lapangan dan memberikan dukungan kepada keluarga korban. Rencananya, LPAI Riau pada Rabu (4/6/2025) bertemu orang tua korban dan pihak sekolah.

    “Pengawasan terhadap anak-anak, baik di sekolah maupun di luar, adalah tanggung jawab bersama,” katanya.

    Sementara itu, penyidikan kasus ini tengah dilakukan Polres Inhu. Polisi telah memeriksa sekitar 20 saksi. Polisi juga telah melakukan autopsi terhadap jenazah korban di RS Bhayangkara Polda Riau.

    “Hasil autopsi akan segera dirilis bersama dokter forensik untuk mengetahui penyebab pasti kematian,” ungkap Dirreskrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan.

    Kasus ini menjadi pengingat keras akan bahaya bullying di lingkungan pendidikan. Perlu adanya langkah konkret dari semua pemangku kepentingan untuk mencegah kekerasan antarpelajar, serta memberikan pendampingan psikologis bagi anak-anak yang terdampak.

  • Pelajaran dari Kecelakaan Adu Banteng Land Cruiser vs Ambulans Bawa Pasien

    Pelajaran dari Kecelakaan Adu Banteng Land Cruiser vs Ambulans Bawa Pasien

    Jakarta

    Toyota Land Cruiser ‘adu banteng’ dengan ambulans yang tengah bawa pasien. Diduga kecelakaan itu dipicu pengemudi Land Cruiser yang hilang kendali. Ini pelajaran pentingnya.

    Kecelakaan maut terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau. Kecelakaan itu melibatkan dua mobil yakni Toyota Land Cruiser dan ambulans yang tengah membawa pasien rujukan menuju RS Awal Bros, Pekanbaru. Dikutip detikNews, kecelakaan terjadi di Jalan Lintas Timur Km 86+400 Kabupaten Pelalawan, Riau, pada Minggu (1/6) pukul 06.00 WIB.

    Kecelakaan berawal saat mobil Land Cruiser nopol BK-1389-MB yang dikemudikan oleh Priadi melaju dari arah Pangkalan Kerinci menuju Sorek, namun setiba di TKP mobil melebar ke kanan sehingga melawan arah. Pada saat bersamaan datang ambulans, hingga kecelakaan pun tak terhindarkan.

    “Setiba di TKP, mobil Land Cruiser diduga hilang kendali dan bergerak melebar ke kanan jalan, karena jarak sudah dekat, kecelakaan tidak dapat dihindari, sehingga bagian depan mobil Toyota Land Cruiser menabrak bagian depan ambulans,” ungkap Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri.

    Akibat kecelakaan itu, dua orang tewas dan empat lainnya terluka. Adapun korban tewas adalah sopir ambulans dan pasien ambulans. Dari insiden ini penting bagi pengendara untuk senantiasa memahami kondisi jalan dan juga kondisi tubuh. Terpenting saat berkendara tidak melakukan kegiatan lain yang memicu kehilangan kendali.

    Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap ada beberapa hal yang bisa memicu pengendara kehilangan kendali. Beberapa di antaranya berasal dari manusia itu sendiri.

    “Besar kemungkinan karena ngantuk, main HP, atau slip akibat kecepatan yang tinggi,” ungkap Sony saat dihubungi detikOto, Senin (2/6/2025).

    Faktor kendaraan juga bisa memicu hilang kendali semisal tekanan ban tidak sesuai, suspensi tak prima, kondisi lintasan licin, hingga kondisi rem yang ngeblock.

    Tak kalah penting saat mengemudi faktor emosi harus juga bisa dikontrol. Terlebih bila mengemudikan kendaraan yang bodinya bognsor. Mengemudi memang tidak asal ngegas dan ngerem saja, bila penguasaan emosi baik maka kehilangan kendali dari diri sendiri pun bisa dihindari.

    (dry/rgr)

  • Cuaca Hari Ini Senin 2 Juni 2025: BMKG Prediksi Jakarta Berawan Seharian, Sebagian Kota Besar Indonesia Hujan – Page 3

    Cuaca Hari Ini Senin 2 Juni 2025: BMKG Prediksi Jakarta Berawan Seharian, Sebagian Kota Besar Indonesia Hujan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan seluruh wilayah Jakarta akan berawan tebal pada Senin pagi (2/6/2025) saat awal pekan.

    Kemudian pada siang hari, tepatnya pukul 13.00 WIB, wilayah Jakarta akan kembali berawan tebal. Cuaca tersebut akan bertahan sampai dengan malam hari pukul 19.00 WIB.

    Adapun suhu udara berkisar antara 24 derajat Celsius sampai dengan 32 derajat Celsius dengan kecepatan angin berkisar 2 hingga 16 kilometer per jam, melansir Antara, Senin (2/6/2025).

    Sementara itu, BMKG memprakirakan terjadi potensi hujan ringan pada Senin di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Jayapura.

    Dalam keterangan tertulis, Prakirawan Cuaca BMKG Zen Putri menuturkan beberapa kota besar di Indonesia, seperti di Medan berpotensi hujan sedang, Jakarta berpotensi berawan tebal, Bandung berpotensi berawan tebal, Surabaya berpotensi udara kabur, dan Makassar berpotensi hujan sedang.

    “Di Pulau Sumatra terdapat potensi berawan di Banda Aceh, Pekanbaru dan Tanjungpinang, serta potensi berawan tebal di Padang, dan hujan sedang di Medan,” ucap Zen Putri.

    Selain itu, lanjut dia, terdapat potensi awan tebal di Bengkulu, Jambi, Palembang, dan Bandarlampung, serta potensi hujan ringan di Pangkal Pinang.

    Untuk Pulau Jawa, menurut Zen Putri, secara umum terdapat potensi berawan tebal di Serang, Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Terdapat potensi udara kabur di Surabaya, dan hujan ringan di Semarang.

    “Adapun di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, terdapat potensi awan tebal di Mataram serta potensi hujan ringan di Denpasar dan Kupang,” kata dia.

     

    Cuaca mendung disertai ekor angin puting beliung terpantau dari area Waduk Cipancuh, Indramayu. Penampakan tersebut terjadi pada Rabu (6/3/2024) sore hari

  • Pasien Korban Tewas Kecelakaan Ambulans di Riau Hendak Dirujuk ke Pekanbaru

    Pasien Korban Tewas Kecelakaan Ambulans di Riau Hendak Dirujuk ke Pekanbaru

    Pelalawan

    Seorang pasien yang diangkut mobil ambulans tewas dalam kecelakaan melibatkan Land Cruiser di Pelalawan, Riau. Pasien bernama Suin (49) itu hendak dirujuk ke rumah sakit di Kota Pekanbaru.

    “Pasien mau dirujuk ke RS Awal Bros Pekanbaru,” ujar Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri, dalam keterangannya, Minggu (1/6/2025).

    Afrizal mengatakan pasien bernama Suin tersebut menderita stroke. Korban dibawa ambulans dari Kecamatan Belilas, Indragiri Hulu (Inhu), Riau.

    “Pasien diangkut dari Kecamatan Belilas, Inhu,” ucapnya.

    Nahas, dalam perjalanan menuju ke Kota Pekanbaru, ambulans yang mengangkut pasien Suin mengalami kecelakaan di Jalan Lintas Timur Km 86+400 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan. Kecelakaan tersebut menewaskan pasien dan sopir ambulans yang bernama Andria Permana (40).

    “Korban yang meninggal sopir dan pasien stroke yang dibawa ambulans,” imbuh Afrizal.

    Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan

    “Mobil Toyota Land Cruiser BK-1389-MB yang dikemudikan Saudara Priadi diduga hilang kendali dan bergerak melebar ke kanan jalan,” ujar Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri, dalam keterangannya, Minggu (1/6).

    Di saat bersamaan, mobil ambulans Daihatsu Luxio bernopol BM-7052-BL datang dari arah berlawanan. Kecelakaan pun tak terhindarkan.

    Selain dua orang tewas, empat orang lainnya mengalami luka-luka. Kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kedua kendaraan ringsek.

    (mei/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ambulans Tabrakan dengan Land Cruiser di Pelalawan, Sopir dan Pasien Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Juni 2025

    Ambulans Tabrakan dengan Land Cruiser di Pelalawan, Sopir dan Pasien Tewas Regional 1 Juni 2025

    Ambulans Tabrakan dengan Land Cruiser di Pelalawan, Sopir dan Pasien Tewas
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com – 
    Kecelakaan
    lalu lintas melibatkan ambulans dan mobil Toyota Land Cruiser terjadi di Jalan Lintas Timur Sumatera, KM 86, Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau, Minggu (1/6/2025).
    Sopir ambulans dan pasien meninggal dunia dalam insiden tersebut.
    Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Pelalawan, AKP Enggarani Laufria mengatakan, mobil ambulans bertabrakan dengan sebuah mobil mewah Land Cruiser.
    “Kecelakaan ini mengakibatkan sopir ambulans berinisial AP (40) dan pasien, SN (49), meninggal dunia. Kedua jenazah korban dibawa ke RSUD Selasih, Kabupaten Pelalawan,” kata Enggarani saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu.
    Selain korban tewas, 4 penumpang ambulans mengalami luka berat.
    Disebutkan Enggarani, salah satu korban yakni seorang dokter berinisial LZ (29), mengalami patah kedua kakinya.
    Kemudian, dua orang perawat, RR (25) dan ER (27). RR mengalami patah kedua kaki patah lengan kiri, sedangkan ER luka di bagian kaki dan pinggang.
    Satu orang penumpang ambulans lainnya, yang merupakan keluarga pasien, MW (39, mengalami luka pada lengan kiri.
    Sementara itu, pengemudi mobil Land Cruiser, PR (46) mengalami sesak di dada, dan satu orang penumpang, IR (42) mengalami luka bocor di kepala bagian belakang dan patah lengan kiri.
    Sedangkan tiga penumpang lainnya, SA (49), WD (27), dan DP (26), dalam kondisi selamat dan sehat.
    “Jadi korban meninggal dunia 2 orang, luka berat 4 orang dan luka ringan 2 orang,” kata Enggarani.
    Lebih lanjut, Enggarani menjelaskan, mobil ambulans membawa pasien yang hendak dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru.
    Sesampainya di jalan lurus turunan KM 86 Desa Kemang, tiba-tiba ditabrak mobil Toyota Land Cruiser BK 1389 MB, yang dikemudikan PR, bergerak dari arah Pangkalan Kerinci menuju Sorek, Pelalawan.
    “Pengemudi Toyota Land Cruiser diduga hilang kendali dan bergerak melebar ke kanan jalan. Saat bersamaan datang ambulans dari arah berlawanan. Karena jarak sudah terlalu dekat,
    kecelakaan
    tak bisa dihindari. Kedua kendaraan mengalami tidak di bagian depan,” kata Enggarani.
    Enggarani menambahkan, tim Satlantas Polres
    Pelalawan
    sudah turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Oknum TNI Terlibat Peredaran 40 Kg Sabu di Asahan, Ditangkap di Pekanbaru
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        1 Juni 2025

    Oknum TNI Terlibat Peredaran 40 Kg Sabu di Asahan, Ditangkap di Pekanbaru Medan 1 Juni 2025

    Oknum TNI Terlibat Peredaran 40 Kg Sabu di Asahan, Ditangkap di Pekanbaru
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com – Kodam I Bukit Barisan mengungkapkan, seorang prajurit TNI bernama Serma Yonanda Agusta (39) terlibat kasus sabu seberat 40 kg.
    Oknum TNI yang terlibat peredaran narkoba ini merupakan Bintara Tata Usaha Urusan Dalam (TUUD).
    “Benar, itu anggota. Dia bertugas di Kodim Inhu 0302, Korem 031, sebagai Bintara TUUD (Tata Usaha Urusan Dalam),” kata Kepala Penerangan Kodam I Bukti Barisan Kolonel Asrul Harahap saat dikonfirmasi Kompas.com melalui saluran telepon pada Minggu (1/6/2025).
    Ia menyampaikan, awalnya polisi menangkap dua warga sipil terkait peredaran 40 kg sabu di Kabupaten
    Asahan
    pada Kamis (29/5/2025).
    Lalu, petugas melakukan pengembangan dan menduga narkoba itu didapat dari Serma Yonanda.
    Berangkat dari informasi itu, Kasi Intel dan Danrem 031 melakukan penangkapan terhadap Serma Yonanda di hari yang sama.
    “Oknum ini ditangkap di Pekanbaru. Saat ini, dia sudah ditahan di Pomdam I BB untuk ditahan dan menjalani pemeriksaan,” ujar Asrul.
    Asrul pun menegaskan, Kodam I Bukit Barisan berkomitmen untuk memberantas narkoba. Sehingga, apabila ada anggota yang terlibat akan diproses hukum sesuai dengan ketentuan berlaku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Duo Pegawai Bunuh Bos Sawit di Riau demi Motor Berakhir Masuk Jeruji

    Duo Pegawai Bunuh Bos Sawit di Riau demi Motor Berakhir Masuk Jeruji

    Indragiri Hulu

    Dua orang pria bernama Ari Saputra (26) dan Viris Vavo (24) ditangkap polisi atas pembunuhan Suyono (67), bos sawit di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Keduanya resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Inhu.

    Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar mengatakan kedua tersangka dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 170 Ayat (2) ke-3 KUHP tentang kekerasan yang menyebabkan kematian, dan Pasal 365 Ayat (4) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian.

    “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam dengan pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun,” demikian bunyi Pasal 340 KUHP.

    Ari dan Viris membunuh Suyono pada Sabtu (10/5). Keduanya membunuh korban dengan cara memukulnya di bagian kepala dengan kayu balok, lalu jasadnya dibuang ke Sungai Indragiri.

    Keduanya mengaku membunuh bosnya itu karena sakit hati dengan alasan sering dimarahi.

    “Alasannya sakit hati karena sering dimarahi,” imbuhnya.

    “Motor tersebut dijual kepada penadah di Tembilahan, kami sudah dapatkan juga tiga tersangka penadahnya,” katanya.

    Awal Mula Kasus Terbongkar

    Pembunuhan Suyono ini terbongkar setelah polisi menerima laporan orang hilang dari Dwi yang merupakan anak korban. Dalam laporannya, Dwi menyampaikan ayahnya itu tidak dapat dihubungi sejak tanggal 9 Mei 2025.

    Mencurigai ada yang tak beres, Dwi kemudian melapor ke Polsek Peranap pada 16 Mei 2025. Polisi kemudian melakukan penyelidikan secara intensif hingga akhirnya mendapatkan petunjuk bahwa ponsel korban dikuasai oleh tersangka Ari.

    Ari kemudian ditangkap di loket travel di Kota Pekanbaru, Riau, pada 28 Mei 2025. Ari melawan saat hendak ditangkap hingga akhirnya kakinya dilumpuhkan dengan timah panas.

    “Satu tersangka AS terpaksa kami lumpuhkan di bagian kakinya karena melawan saat hendak dilakukan penangkapan,” imbuhnya.

    Menurut pengakuan Ari, dia membunuh Suyono bersama rekannya, Viris, yang juga pegawai di lahan milik Suyono. Di hari yang sama, Viris berhasil diamankan di kebun karet milik orang tuanya di Inhu.

    Jasad Korban Belum Ditemukan

    Jasad Suyono yang tewas dibunuh oleh dua orang pegawainya itu dibuang ke Sungai Indragiri sekitar tanggal 10 Mei 2025. Polisi berusaha melakukan pencarian terhadap jenazah, tetapi belum berhasil ditemukan.

    Pada Jumat (30/5) lalu, proses pencarian skala besar dihentikan. Penghentian operasi pencarian ini dilakukan setelah mempertimbangkan kondisi lapangan dan juga hasil analisis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

    “Berdasarkan penilaian BPBD, kondisi di lapangan sangat menyulitkan untuk menemukan korban. Standar tanggap darurat pun sudah dianggap cukup,” ujar Fahrian, dalam keterangannya, Jumat (30/5).

    (mei/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hasil Rontgen Korban Penganiayaan di Riau Mengerikan

    Hasil Rontgen Korban Penganiayaan di Riau Mengerikan

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Remaja perempuan Valeri Wahid (18) yang menjadi korban penganiayaan oleh sepupunya sendiri, menjalani pemeriksaan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Hasil dari rontgennya sangat mengerikan.

    Setelah mengeluh nyeri hebat di tubuh, terutama pada tulang rusuk dan pinggul, tim dokter akhirnya melakukan rontgen pada tiga bagian tubuh Valeri, yaitu pada rusuk kanan, rusuk kiri, dan pinggul. Hasil foto rontgen memperlihatkan adanya gumpalan di sekitar area tulang rusuk.

    “Hasilnya sudah ada. Ada pembengkakan di dalam organ. Rumah sakit sarankan untuk menunggu reaksi beberapa hari. Kalau muncul gejala seperti muntah, baru USG atau CT scan,” ujar Bibi Valeri, Nurleli kepada wartawan, Jumat (30/5/2025).

    Meski tidak ditemukan tulang patah, dokter menyatakan bahwa Valeri mengalami banyak memar di bagian dalam tubuhnya. Dua lembar hasil foto rontgen menunjukkan kondisi tersebut cukup serius meski belum memerlukan tindakan lanjutan selama tidak muncul gejala tambahan.

    “Tidak ada yang patah, cuma memar-memar di dalamnya,” tambahnya.

    Dokter memberikan sejumlah obat yang harus dihabiskan Valeri. Apabila dalam beberapa hari ke depan muncul gejala seperti muntah, sakit perut, atau demam tinggi, pemeriksaan lanjutan seperti USG atau CT scan akan dilakukan.

    “Dia sering mengeluh sakit di seluruh tubuhnya, terutama perut dan tulang rusuk. Juga ada bekas memar di bagian selangkangan,” ungkapnya.

    Valeri diketahui tinggal bersama sepupunya, Citra Handayani (47) sejak September 2024. Dalam kurun waktu tersebut, ia diduga mengalami serangkaian penyiksaan yang baru terungkap ke publik setelah video dan informasi kasus ini viral pada Sabtu (24/5/2025).

    Saat ini, kondisi Valeri masih sangat trauma dan terus mengeluh sakit di sekujur tubuhnya.

  • Rontgen Ungkap Memar pada Tubuh Valeri, Korban Penganiayaan Sepupu

    Rontgen Ungkap Memar pada Tubuh Valeri, Korban Penganiayaan Sepupu

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Kasus penganiayaan terhadap Valeri Wahid (18), gadis yatim piatu asal Kampar yang dianiaya sepupunya sendiri, Citra Handayani (47), terus menyita perhatian publik. Terbaru, Valeri menjalani pemeriksaan rontgen di RS Bhayangkara Polda Riau.

    Hasilnya menunjukkan adanya memar serius dan pembengkakan pada bagian tubuhnya, terutama di tulang rusuk dan pinggul. Valeri yang mengeluh sakit pada sekujur tubuhnya sejak insiden penganiayaan, akhirnya menjalani rontgen pada tiga bagian, yaitu rusuk kanan, rusuk kiri, dan pinggul.

    “Secara garis besar ada pembengkakan di dalam organnya. Namun, belum ada yang patah. Kita tunggu perkembangan beberapa hari ke depan,” ujar bibi Valeri, Nurleli, kepada Beritasatu.com.

    Dua lembar hasil rontgen memperlihatkan adanya gumpalan atau pembengkakan pada sekitar tulang rusuk kiri dan kanan. Meski tidak ditemukan tulang patah, dokter mencatat adanya luka dalam dan memar-memar yang signifikan.

    Valeri juga masih mengeluh sakit terutama pada bagian perut, rusuk, dan selangkangan. Dokter meminta agar seluruh obat yang diberikan dikonsumsi habis. Apabila muncul gejala, seperti muntah, sakit perut, atau demam tinggi, maka akan dilakukan USG atau CT scan untuk pemeriksaan lanjutan.

    “Kalau muncul gejala tambahan, kami akan langsung lakukan pemeriksaan lanjutan sesuai saran dokter,” tambah Nurleli.

    Valeri mulai tinggal bersama Citra sejak September 2024. Namun, sejak itu pula ia mengalami serangkaian penyiksaan. Kasus ini baru terbongkar ke publik pada Sabtu (24/5/2025) dan langsung viral di media sosial.

    Kini Valeri masih dalam kondisi trauma dan harus menjalani pemulihan fisik serta mental. Polisi tengah mendalami kasus ini untuk menjerat pelaku dengan pasal-pasal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perlindungan anak.