kab/kota: Pekanbaru

  • BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami berawan-hujan ringan

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami berawan-hujan ringan

    Logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami berawan-hujan ringan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 12 Juli 2025 – 10:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Sabtu. 

    Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, prakirawan Andika Hapsari menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang di Laut Filipina, perairan barat Sumatera Barat, perairan utara Aceh, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Laut Sawu, Laut Maluku, Laut Banda dan Laut Arafuru.  

    Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi.

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Pekanbaru, Tanjung Pinang, Tanjung Selor, Mamuju, dan Nabire. 

    Sementara itu, beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang, yaitu Medan, Palembang, Pangkal Pinang, Mataram, Samarinda, Banjarmasin, Palu, Manado, Makassar, Kendari, Ternate, Manokwari, Jayawijaya, Jayapura, dan Merauke.

    Adapun beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, meliputi Banda Aceh, Padang, Bengkulu, Jambi, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Kupang, Palangka Raya, Pontianak, Gorontalo, Ambon, dan Sorong.

    Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0.5 hingga 2.5 m, sementara gelombang tinggi hingga 4 m berpotensi terjadi di sekitar perairan Utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Laut Arafuru, Laut Timur, Laut Banda, Laut Seram, Samudra Hindia sebelah barat daya Banten dan sebelah selatan NTT.

    Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir rob di pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten hingga Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara.

    Sumber : Antara

  • Ponpes Nurul Azhar Bertabur Bintang

    Ponpes Nurul Azhar Bertabur Bintang

    Pekanbaru

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Pesantren Nurul Azhar Yayasan Tabung Wakaf Umat (YTWU), Pekanbaru, Riau. UAS menyampaikan rasa senangnya bertemu dengan Kapolri dan berharap menjadi sahabat selamanya.

    Kapolri menemui UAS di pondok pesantren binaan Abdul Somad, pada Sabtu (12/7/2025) petang tadi. Turut mendampingi Jenderal Sigit, Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo, As SDM Kapolri Irjen Anwar, Kadivpropam Polri Irjen Abdul Karim, Kadivhumas Polri Irjen Sandi Nugroho, Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho, Kapolda Riau Irjen Hery Heryawan, dan Gubernur Riau Abdul Wahid. Mengawali sambutannya, UAS sempat mengomentari sambutan Kapolri yang dikutip oleh Rocky Gerung yang juga hadir dalam pertemuan tersebut.

    “Ada yang menarik dari sambutan Pak Kapolri yang dikutip oleh Bang Rocky, merawat persaudaraan menjaga perbedaan. Nah, ini kenapa?
    orang Indonesia kalau sudah bersaudara enggak siap berbeda. Kalau sudah berbeda enggak bersaudara,” kata UAS.

    UAS kemudian menyampaikan pesan penting tentang persaudaraan di tengah perbedaan. Ia menegaskan, terlepas dari segala perbedaan yang ada, kemampuan untuk menjaga persaudaraan adalah hal yang luar biasa dan ia pun berharap hal ini menjadi awal persahabatannya dengan polisi yang tidak akan terpisahkan.

    “Tapi hari ini terlepas dari segala perbedaan kita bisa menjaga persaudaraan. Nah, ini yang saya kira luar biasa. Mudah-mudahan bersahabat, berteman kita di sini sampai kapan pun sampai akhirnya waktu yang memisahkan kita. Tapi dalam hati sebenarnya orang-orang bersaudara itu tidak pernah terpisah,” imbuh UAS.

    UAS menyampaikan selamat datang ‘Ahlan Wa Sahlan’ kepada Kapolri Jenderal Sigit di pondok pesantrennya itu. UAS menyampaikan dengan kedatangan Kapolri ke pondok pesantrennya, ia menganggapnya sebagai sahabat.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengunjungi Ustaz Abdul Somad di Pondok Pesantren Nurul Azhar, Pekanbaru, Riau, pada Sabtu (12/7/2025). Hadir juga di lokasi, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Gubernur Riau Abdul Wahid, dan Rocky Gerung. (Foto: dok. Istimewa)

    UAS kemudian mengungkapkan kegembiraannya karena kedatangan jenderal-jendral di pondok pesantrennya. Ia pun menyebut Nurul Azhar ‘bertabur bintang’.

    “Hari ini betul-betul Nurul Azhar ini bertabur Bintang, bintang dua, bintang tiga, bintang empat, kalau bintang lima itu penghormatan,
    bintang tujuh sakit kepala, hari ini kami bahagia sekali,” UAS sambil berseloroh.

    “Tadi sebetulnya keris dengan songket dan tanjak tadi mau diletakkan di dalam nampan. Panitia mengatakan kita letak di tampan, kita pasangkan di depan. Saya bilang tunggu dulu, saya ngelihat feeling dulu. Kalau feeling saya enak, saya pasangkan, kalau tidak enggak,” sambungnya.

    UAS kemudian menyampaikan pihaknya telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan Kapolri.

    “Ternyata akhirnya karena kita enggak tahu apa yang terjadi. Saya terus terang sudah mempersiapkan segalanya dan saya yakin panitia
    ini paling stres, paling risau. Ini anak-anak buah-bapak senyum semua,” katanya.

    UAS menyebut para anak buah Kapolri yang paling was-was karena khawatir cuaca dan hal-hal teknis lainnya membuat pertemuannya dengan Jenderal Sigit ini terkendala.

    “Takut cuaca hujan, takut terkendala, mereka pasang itu semua, ini terwujud ini karena doa anak-anak buah bapak yang tulus ikhlas dan
    enggak tahu berapa di antara mereka yang tahajud tadi malam melelehkan air mata mohon kepada Allah, ya Allah lancarkan besok ya Allah kalau sampai kacau bisa nonjok ini,” katanya sambil berseloroh.

    Namun di tengah persiapan penyambutan itu, UAS pun menyampaikan kelegaannya setelah bertemu dengan Kapolri. Ia pun merasa bersyukur karena Kapolri bersedia mengunjunginya.

    “Hari ini MasyaAllah kami senang sekali plong, Bang Rocky pun plong, kita pun semua plong alhamdulillah syukur kepada Allah SWT. Akhirnya saya sebagai hamba Allah yang sangat dhoif, Pak Gubernur beliau sebetulnya kurang sehat tapi bertemu dengan Bapak, alhamdulillah sehat. Ternyata bertemu dengan saudara-saudara itu membangkitkan adrenalin, energi hormon positif kita, kita sehat, selalu sehat walafiat insyaallah,” paparnya.

    Menutup sambutannya, UAS menyampaikan pantun yang memberi pesan ungkapan rasa terima kasihnya kepada Kapolri dan jajarannya.

    “Akhirnya saya tutup dengan pantun penutup. Madiun lemahe teles, Matur nuwun Gusti Allah sing balas. Terima kasih segala perhatian, mohon maaf segala kesilapan. Assalamualaikum Wr. Wb,” pungkasnya.

    (mei/bar)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 4
                    
                        Bonus Atlet PON Belum Cair, Gubernur Riau: Kalau Mau Terima 45 Persen Kita Bayar Sekarang
                        Regional

    4 Bonus Atlet PON Belum Cair, Gubernur Riau: Kalau Mau Terima 45 Persen Kita Bayar Sekarang Regional

    Bonus Atlet PON Belum Cair, Gubernur Riau: Kalau Mau Terima 45 Persen Kita Bayar Sekarang
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Atlet Riau tengah merasakan kekecewaan akibat belum dicairkannya bonus kemenangan mereka di PON ke-21 Aceh-Sumatera Utara 2024.
    Mereka mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk segera mencairkan bonus secara penuh.
    Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengakui bahwa masalah bonus atlet telah dibicarakan.
    “Kita sudah mau bayar bonus itu. Cuma kan kita tidak ada kemampuan untuk membayar penuh. Bukan tidak mau bayar, kita bayar. Cuma kan mereka minta yang lebih,” ujar Wahid saat diwawancarai di Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025).
    Wahid menjelaskan bahwa para atlet menuntut pembayaran bonus sesuai janji yang disampaikan oleh Rahman Hadi, Penjabat (Pj) Gubernur Riau pada tahun 2024.
    Namun, kondisi keuangan Pemprov Riau yang mengalami defisit menghambat kemampuan untuk membayar bonus secara penuh.
    “Tapi kan kondisi APBD kita sekarang sangat terbatas. Kemarin atlet paralimpik sudah nerima. Mereka menerima kok ada pemotongan bonus. Ya mereka (atlet normal) saja yang tidak terima,” tambah Wahid.
     


    Menurutnya, dari dana APBD yang tersedia, pemerintah hanya mampu membayar bonus atlet sebesar 45 persen.
    Sebagai contoh, atlet peraih medali emas yang seharusnya mendapatkan bonus Rp 300 juta, setelah dipotong menjadi hanya Rp 129 juta.
    “Kalau mereka mau menerima 45 persen, kapan mereka mau kita cairkan. Tidak ada masalah,” kata Wahid.
    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, atlet yang berlaga pada
    PON Aceh-Sumut 2024
    hingga saat ini belum menerima bonus kemenangan.
    Mereka merasa semakin kecewa ketika Gubernur Riau memberikan bonus Rp 20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha (11), bocah viral yang dikenal dengan “aura farming”.
    Rayyan juga diangkat sebagai Duta Pariwisata Riau karena dianggap berjasa mempromosikan tradisi Pacu Jalur ke tingkat dunia.
    Kondisi ini membuat para atlet merasa iri dan semakin mendesak agar bonus mereka segera dicairkan secara penuh.
    Mereka menolak jika bonus yang diberikan hanya sebesar 45 persen.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lembaga Melayu Riau beri anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kapolri

    Lembaga Melayu Riau beri anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kapolri

    Pekanbaru, (ANTARA) – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) memberi anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo pada prosesi di Pekanbaru, Sabtu.

    Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, dalam sambutannya mengatakan penganugerahan ini merupakan bagian dari upaya konkret untuk menghidupkan dan meneguhkan nilai luhur Melayu, menebar dan membalas budi.

    “Ini bukan sekadar seremoni, tapi bentuk penghormatan yang dalam kepada nilai budi dalam adat dan budaya Melayu,” kata Datuk Seri Taufik.

    Konsep Ingatan Budi dalam budaya Melayu , kata Datuk, memiliki makna istimewa dan mendalam.

    “Ia bukan sekadar memori, melainkan kesadaran kognitif yang melahirkan penghargaan, empati, serta perilaku halus dan terpuji,” ujarnya.

    Dalam masyarakat Melayu, menurut dia, budi menempati tempat yang tinggi sebagai dasar peradaban, yang diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari identitas.

    Sejalan dengan peribahasa Melayu “hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati” yang menjadi dasar filosofis dari penghargaan ini.

    “Penganugerahan ini juga mencerminkan keberlanjutan tradisi membalas budi yang telah hidup lama dalam sejarah Melayu. Seperti termaktub dalam kisah Hang Tuah di Melaka, hingga penghormatan kepada tokoh-tokoh yang berjasa bagi negeri,” ujarnya

    Bahkan, kata dia, anugerah ini juga lintas agama dan bangsa, seperti halnya pemakaman Jenderal Portugis Verdicho Marloce di kompleks makam Sultan Indragiri.

    “Budi dalam tradisi Melayu bukanlah sesuatu yang kasat mata, tetapi ia hidup, mewangi di bumi dan merambat ke akhirat. Inilah yang kami rawat dan hormati,” ucapnya.

    LAMR berharap melalui penganugerahan ini, semangat membalas budi terus mengakar kuat di tengah masyarakat. Selain juga memperkuat peran nilai-nilai budaya sebagai fondasi etika sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Pewarta: Bayu Agustari Adha
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bocah "Aura Farming" Pacu Jalur Diundang Menteri Pariwisata, Dapat Bingkisan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 Juli 2025

    Bocah "Aura Farming" Pacu Jalur Diundang Menteri Pariwisata, Dapat Bingkisan Regional 12 Juli 2025

    Bocah “Aura Farming” Pacu Jalur Diundang Menteri Pariwisata, Dapat Bingkisan
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com –
    Bocah viral ”
    aura farming

    Pacu Jalur
    Kuantan Singingi (Kuansing),
    Riau
    , Rayyan Arkan Dikha (11), banyak mendapat undangan dari berbagai pihak.
    Beberapa hari lalu, Rayyan diundang oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
    Fadli Zon memberikan bantuan beasiswa Rp 20 juta. Angkanya sama seperti bantuan pendidikan yang diberikan oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid.
    Namun, berbeda ketika Rayyan diundang oleh Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.
    Rayyan tidak diberi biaya pendidikan dan pembinaan. Hanya diberi bingkisan berisi baju dan botol minum.

    Hal dibenarkan ibu Rayyan, Rani saat dihubungi Kompas.com.
    “Alhamdulillah, kemarin Rayyan diundang sama Menteri Pariwisata. Waktu itu dikasih bingkisan, isinya ada baju dan tempat minum,” akui Rani.
    Kendati demikian, Rani mengaku tetap senang dan bersyukur telah berkesempatan bertemu Menteri Pariwisata.
    “Kita harap Pacu Jalur terus dikenal luas dan mendunia,” tambah Rani.
    Diketahui, Pacu Jalur Kuansing dikenal dunia setelah viral “aura farming” tarian bocah di ujung haluan jalur, yang disebut Togak Luan.
    Tarian itu banyak diparodikan warga di berbagai negara, yang membuat Pacu Jalur, tradisi Melayu Riau menjadi mendunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Dapat Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Ini Maknanya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 Juli 2025

    Kapolri Dapat Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Ini Maknanya Regional 12 Juli 2025

    Kapolri Dapat Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Ini Maknanya
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com –
    Lembaga Adat Melayu
    Riau
    (LAM) Riau memberikan Anugerah Adat Ingatan Budi kepada
    Kapolri
    Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sabtu (12/7/2025).
    Dalam proses pemberian anugerah, Kapolri mengenakan tanjak, selempang, keris, kalung dan melakukan tepuk tepung tawar.
    Maka, sah lah jenderal bintang empat ini menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari masyarakat adat Melayu Riau, di Balai Adat
    LAM Riau
    , Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
    Dalam kata elu-eluannya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Taufik Ikram Jamil menjelas bahwa Kapolri dikenakan tanjak sebagai tanda kehormatan, sedangkan selempang menyimbolkan keagungan dan perlindungan.
    “Keris sebagai simbol kekuatan, dan kalung pingat sebagai tanda pengikat persaudaraan,” jelas Datuk Taufik.
    Setelah itu, Kapolri juga ditepuk tepung tawari dengan merenjis dan menabur dedaunan dan air serta bertih. Semuannya mengandung simbol kebaikan.
    Daun Ati-ati misalnya, jelas Datuk Taufik, melambangkan sikap penuh kehati-hatian, waspada, cermat.
    “Supaya bercakap dengan beradab, supaya berbual dengan akal, supaya berbicara berkira-kira, supaya bergaul secara betul, supaya duduk pada yang elok, supaya tegak pada yang layak,” terang Datuk Taufik.
    Sebelumnya, Datuk Taufik menyebutkan, penganugerahan ini merupakan bagian dari upaya konkret untuk menghidupkan dan meneguhkan nilai luhur Melayu, menebar dan membalas budi.
    Ini bukan sekadar seremoni. Tapi, bentuk penghormatan yang dalam kepada nilai budi dalam adat dan budaya Melayu.
    Konsep Ingatan Budi dalam budaya Melayu memiliki makna istimewa dan mendalam.
    Ia bukan sekadar memori, melainkan kesadaran kognitif yang melahirkan penghargaan, empati, serta perilaku halus dan terpuji.
    Dalam masyarakat Melayu, budi menempati tempat yang tinggi sebagai dasar peradaban, yang diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari identitas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kala Ustaz Abdul Somad Puji Kapolda Riau: Bukan Sembarang Polisi

    Kala Ustaz Abdul Somad Puji Kapolda Riau: Bukan Sembarang Polisi

    Pekanbaru

    Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali melemparkan pujian kepada Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan. UAS menyebut Herry Heryawan ‘polisi bukan sembarang polisi’.

    Hal itu disampaikan oleh UAS saat ceramah dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah di Masjid Raya An-Nur, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (12/7/2025).

    Awalnya UAS menyapa pejabat-pejabat yang hadir dalam kegiatan tersebut. UAS kemudian menyebut Irjen Herry Heryawan melalui pantun.

    “Lalu hadir juga bersama kita ‘Besi bukan sembarang besi, besi dipakai tukang kayu. Ini polisi bukan sembarang polisi, polisi yang suka menanam pokok kayu’,” ujar UAS disambut gelak tawa.

    Dengan gaya khas berpantunnya itu, UAS kembali memuji Herry Heryawan.

    “Kalau memetik buah kapulaga, buah kapulaga diminum pakai jamu. Pokok kayu aja dia jaga, apalagi kamu,” katanya kembali disambut gelak tawa hadirin.

    “Peringatan Tahun baru Hijriah. Nabi tidak pernah memperingati tahun baru hijrah, karena Nabi tidak pernah memperingati, maka memperingati tahun baru hijrah itu adalah bid’ah,” katanya.

    UAS mengisi ceramah di Masjid Raya An-Nur, Kota Pekanbaru, dalam rangka Peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Sabtu (12/7/2025)./Foto: dok. Polda Riau

    “Karena perbuatan itu bid’ah, maka semua yang melakukannya adalah dolalah, sesat dan masuk neraka, maka Pemprov ini masuk neraka dan yang paling panas nerakanya adalah yang ceramah,” sambungnya disambut gelak tawa jemaah yang hadir.

    “Saya orangnya penasaran, kenapa saya ceramah kok dia malah baca Qur’an, kenapa saya ceramah kok dia malah menjulurkan kaki seakan menantang. Baru saya paham, karena dia menganggap saya pelaku bid’ah dan pelaku bid’ah itu tidak boleh disalami, tidak boleh disahabati, tidak boleh direspons,” kata UAS.

    Menurut UAS, perilaku kelompok orang yang dengan mudahnya membid’ahkan orang lain adalah cikal bakal pemikiran radikal.

    “Karena kaidah mereka tadi siapa yang tidak membid’ahkan pelaku bid’ah maka dia adalah pelaku bid’ah, ini adalah cikal bakal pemikiran radikal, ini cikal bakal anti toleransi, karena menurut mereka yang tidak sepemikiran dengan kelompok mereka, yang tidak sama dengan pemikiran gurunya adalah bid’ah. Jadi saya ini (dianggapnya) Somad bid’ah…Somad bid’ah…Somad bid’ah, “imbuhnya.

    (mei/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polda Riau Punya Program Unggulan Sentuh Pesisir, Terinspirasi Pacu Jalur

    Polda Riau Punya Program Unggulan Sentuh Pesisir, Terinspirasi Pacu Jalur

    Pekanbaru

    Polda Riau memiliki program Jalur (Jelajah Riau untuk Rakyat) yang menyentuh langsung masyarakat di pesisir sungai. Program ini terinspirasi dari budaya lokal di Kuantan, Pacu Jalur.

    Program Jalur diluncurkan oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, pada Rabu, 25 Juni 2025. Jalur menjadi program masterpiece Polda Riau untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat, terutama yang tinggal di pelosok dan kurang tersentuh oleh pemerintah maupun kepolisian.

    “Jalur itu diambil dari budaya lokal, Pacu Jalur. Tujuannya untuk menyentuh masyarakat yang berada di pesisir yang selama ini mungkin kurang sentuhan, baik dari pemerintah maupun kepolisian,” kata Irjen Herry Heryawan, Jumat (11/7/2025).

    Selain itu, Herry Heryawan mengatakan program Jalur ini memiliki nilai histori, di mana peradaban Melayu di Riau dimulai dari sungai, terutama Sungai Siak yang menjadi jalur transportasi perdagangan.

    “Maka itu untuk bisa mengaplikasikan bagaimana kita bisa melindungi tuah menjaga marwah pendiri kota kita, menjaga peradaban adalah dengan memunculkan nilai dan makna yang terkandung dalam program ini,” katanya.

    Program ini juga merupakan wujud nyata kepedulian Polri terhadap masyarakat, yang tidak hanya melakukan penegakan hukum, tetapi juga memberikan pelayanan kepada masyarakat yang kurang mampu.

    Program jalur ini diluncurkan di Rumah Singgah Tuan Kadi, Kecamatan Senapelan, yang juga memiliki sejarah dimulainya peradaban Kota Pekanbaru pada tahun 1896. Di Kecamatan Senapen ini terdapat banyak jejak sejarah yang menjadi awal mula dibentuknya Kota Pekanbaru yang harus terus dijaga, terutama di sepanjang Sungai Siak.

    Irjen Herry Heryawan menyampaikan program ‘Jalur’ dengan leading sektor di Direktorat Polairud, Direktorat Samapta, dan Biddokes Polda Riau ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, khususnya di wilayah pesisir.

    Jalur adalah sebuah program kolaboratif yang melibatkan Pemprov Riau, komunitas masyarakat dan stakeholder terkait ini akan memberikan pelayanan terhadap masyarakat di sepanjang pesisir.

    “Khusus program jalur, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan kolaboratif bersama pemerintah daerah bersama stakeholder terkait terutama di bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang sosial,” pungkasnya.

    (mei/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Viral Pria di Padang Pariaman Ngaku Buta usai Cabut Gigi, Keluarga Laporkan Klinik

    Viral Pria di Padang Pariaman Ngaku Buta usai Cabut Gigi, Keluarga Laporkan Klinik

    GELORA.CO  – Beredar video seorang pria di Padang Pariaman, Sumatra Barat bernama Hengki Saputra (30) mengaku buta setelah cabut gigi.

    Hengki menyesali keputusannya mencabut gigi tahun 2022 lalu, karena membuat penglihatannya terganggu hingga alami kebutaan.

    Ibu Hengki, Nurhasni, mengatakan pria 30 tahun itu merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan menjadi tulang punggung keluarga.

    Sebelum mengalami kebutaan, Hengki mengelola bengkel warisan ayahnya.

    Kini, pihak keluarga meminta keadilan dan menganggap pihak klinik melakukan malpraktik.

    Pihak klinik gigi sempat memberi santunan sebesar Rp1 juta secara bertahap selama lima bulan.

    “Awalnya pihak klinik menolak dan menyebut penyebab lain. Tapi saya terus mendesak sampai akhirnya mereka memberikan santunan,” ungkapnya, dikutip dari TribunPadang.com.

    Menurut Nurhasni, jumlah santunan tersebut tak sebanding dengan penderitaan Hengki yang mengalami buta seumur hidup.

    Niat untuk meminta pertanggungjawaban dibalas dengan memblokir kontak Nurhasni.

    Keluarga Hengki melaporkan dugaan malpraktik pada awal 2025.

    “Saya waktu itu memang tidak fokus karena memikirkan kondisi Hengki. Saya diminta keluar ruangan untuk istirahat, lalu setengah jam kemudian disuruh menandatangani selembar kertas yang kosong,” tuturnya.

    Petugas kepolisian sempat melakukan gelar perkara namun di tengah jalan proses penyelidikan dihentikan.

    Diduga surat yang ditanda tangani berisi persetujuan agar kasus tak dilanjutkan.

    Nurhasni yakin anaknya menjadi korban malpraktik dan mengaku memiliki sejumlah bukti.

    Ia berharap proses penyelidikan dibuka kembali.

    Sementara itu, Kanit II Satreskrim Polres Pariaman, Ipda Optah Jhonedi, menjelaskan hasil penyelidikan mengungkap adanya tumor di kepala Hengki yang mengakibatkan kebutaan.

    Ipda Optah menambahkan tak ada kaitannya kebutaan Hengki dengan cabut gigi yang dilakukan tiga tahun lalu.

    “Dari penyelidikan, kita mengetahui bahwa Hengki pernah menjalani pemeriksaan dan didapatkan adanya tumor di kepala korban sebagai penyebab kebutaan,” bebernya.

    Penyakit tumor terungkap setelah Hengki menjali tes radiologi di RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru. 

    Kemudian ada hasil tes serupa di RSUD M Djamil pada Desember 2024.

    Penyidik meminta keterangan ahli radiologi untuk menganalisis hasil pemeriksaan Hengki.

    “Dokter ahli menyatakan, korban memiliki tumor otak yang berpengaruh pada saraf penglihatan, sehingga mengakibatkan kebutaan,” pungkasnya

  • 2
                    
                        Atlet PON Kecewa ke Gubernur Riau, Bonus Tak Cair, Malah Beri Rp 20 Juta ke Bocah Pacu Jalur Viral
                        Regional

    2 Atlet PON Kecewa ke Gubernur Riau, Bonus Tak Cair, Malah Beri Rp 20 Juta ke Bocah Pacu Jalur Viral Regional

    Atlet PON Kecewa ke Gubernur Riau, Bonus Tak Cair, Malah Beri Rp 20 Juta ke Bocah Pacu Jalur Viral
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com –
    Atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Riau kecewa dengan tindakan Gubernur Riau Abdul Wahid yang memberikan bantuan biaya pendidikan sebesar Rp 20 juta kepada
    Rayyan Arkan Dikha
    (11), bocah viral “aura farming”
    Pacu Jalur
    asal Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
    Seperti diketahui, hadiah itu diberikan kepada Rayyan karena dianggap berjasa mempromosikan tradisi Pacu Jalur usai gerakannya viral di media sosial.
    Selain bonus, Rayyan juga diangkat menjadi Duta Pariwisata Riau.
    Kemarahan
    atlet Riau
    tersebut karena sampai saat ini bonus para atlet tak kunjung diberikan oleh Pemprov Riau.
    Atlet yang sudah berjuang mengharumkan nama Bumi Lancang Kuning merasa kecewa ketika Gubernur Riau, Abdul Wahid, memamerkan pemberian bonus kepada Rayyan.
    “Kami sangat kecewa. Anak Pacu Jalur yang viral langsung dikasih bonus Rp 20 juta. Sedangkan kami yang mati-matian mengharumkan nama Riau, bonusnya tak kunjung dikasih sama Pak Gubernur. Tentu atlet-atlet marah,” ungkap Puja Sri Syahfitri (25), atlet senam artistik Riau saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (11/7/2025).
    Puja meraih medali perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut pada 2024.
    Dari perunggu itu, Puja seharusnya mendapatkan bonus sebesar Rp 75 juta sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub).
    “Kalau medali emas itu bonusnya Rp 300 juta, perunggu Rp 75 juta, dan perak Rp 150 juta. Tapi sampai sekarang belum juga dicairkan. Kalau bocah viral itu viral langsung dikasih, tentu kami sangat kecewa,” ujar Puja.
    Dia menyebut, para atlet bersama pelatih sudah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan haknya.
    Mereka beberapa kali datang menemui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, tapi tak kunjung ada hasil.
    Puja mengungkapkan bahwa pemerintah mau mencairkan bonus hanya sebesar 45 persen.
    “Sebenarnya kami itu speak up minta bonusnya dicairkan full, bukan yang 45 persen yang di bawah pergub. Jadi bonus medali perunggu dari Rp 75 juta jadi Rp 32,2 juta, medali emas dari Rp 300 juta jadi Rp 129 juta, dan medali perak dari Rp 150 juta menjadi Rp 64,5 juta,” kata Puja yang kini di wisma atlet Rumbai, Pekanbaru.
    Bagi Puja dan atlet Riau lainnya, tidak masalah jika bonus itu dibayar separuh-separuh.
    Asalkan ada hitam di atas putih yang bisa dipertanggungjawabkan.
    Mereka juga berharap bonus itu segera diberikan kepada para atlet.
    Puja menyebut, pada PON Aceh-Sumut 2024, Riau berhasil meraih 6 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
    “Kami sudah berjuang untuk mengharumkan nama Riau. Jadi, ketika melihat Pak Gubernur kasih bonus ke Rayyan, kami kecewa dan merasa sakit hati. Kok bisa dengan gampang gubernur mengeluarkan Rp 20 juta dan langsung adik itu diangkat jadi duta pariwisata Riau,” ungkap Puja.
    “Sedangkan atlet tidak diperlakukan seperti itu. Enggak ada diangkat jadi duta olahraga. Jangankan atlet PON, anak-anak sekolah yang juara olimpiade saja enggak ada diapresiasi sebegitunya sama gubernur,” tambahnya.
    Kepala Dispora Riau, Erisman Yahya, saat dikonfirmasi Kompas.com soal bonus atlet, belum merespons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.