kab/kota: Pekanbaru

  • Wapres Gibran: Kemarin Menyuruh Saya Berkantor di Papua, Sekarang di IKN, Pindah-pindah Terus

    Wapres Gibran: Kemarin Menyuruh Saya Berkantor di Papua, Sekarang di IKN, Pindah-pindah Terus

    FAJAR.CO.ID, PEKANBARU — Isu penugasan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka untuk berkantor di Tanah Papua dan Ibu Kota Nusantara (IKN), sempat ramai jadi perbincangan publik.

    Namun, isu itu tampaknya sekadar dilempar untuk menjadi perbincangan hangat dari masyarakat, bukan sebuah keputusan yang telah ditetapkan pemerintah.

    Atas informasi yang sempat ramai jadi perbincangan itu, Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka pun angkat suara.

    Sebagai wakil presiden, dirinya menyatakan siap menjalankan tugas di mana pun jika hal itu sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Pernyataan Gibran itu disampaikan saat mengunjungi Sekolah Rakyat di Pekanbaru, Senin (28/7).

    Putra dari Jokowi itu menanggapi wacana pemindahan lokasi kerja Wapres ke Papua maupun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

    “Kemarin menyuruh saya berkantor di Papua, sekarang di IKN, pindah-pindah terus,” ujar Gibran kepada awak media.

    Gibran menegaskan bahwa dirinya siap menjalankan tugas di mana saja, termasuk di Papua atau IKN. Dia menyebut bahwa sebagai wakil presiden, dirinya siap mengikuti perintah dan penempatan.

    “Saya sebagai pembantu presiden, siap ditugaskan di mana saja, mau di Papua, atau di IKN, saya menunggu perintah,” katanya.

    Gibran menambahkan bahwa dirinya bisa bekerja secara fleksibel dari berbagai lokasi karena lebih sering turun langsung ke lapangan.

    “Sebagai pembantu presiden harus siap. Dan kalau saya, minggu lalu juga sudah saya tegaskan ya, saya bisa berkantor di mana saja, karena saya lebih sering di lapangan, memastikan program-program, visi-misi Pak Presiden tereksekusi dengan baik,” katanya.

  • Motornya Ditendang Saat Tawuran Pecah di Indragiri Hulu, Rohman Dikeroyok hingga Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Juli 2025

    Motornya Ditendang Saat Tawuran Pecah di Indragiri Hulu, Rohman Dikeroyok hingga Tewas Regional 28 Juli 2025

    Motornya Ditendang Saat Tawuran Pecah di Indragiri Hulu, Rohman Dikeroyok hingga Tewas
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Tawuran antarwarga di Desa Buluh Rampai, Kecamatan Seberida, Kabupaten
    Indragiri Hulu
    (Inhu), Riau, menewaskan seorang pria bernama Rohman (35). Polisi menangkap enam orang pelaku yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut.
    “Korban mengalami luka berat. Meski sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong,” ujar Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin (28/7/2025).
    Fahrian menyampaikan bahwa enam tersangka telah ditangkap Polsek Seberida. Mereka berinisial MPS (23), MK (18), YH (17), STJ (20), CA (19), dan RAF (17). Tiga pelaku di antaranya masih berstatus pelajar.
    “Para tersangka saat ini diproses hukum di Mapolsek Seberida,” ujarnya.
    Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (26/7/2025) sekitar pukul 23.30 WIB. Polisi menerima laporan dari warga dan turun ke lokasi sekitar pukul 00.10 WIB. Namun, saat petugas tiba, para pelaku sudah melarikan diri.
    Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan satu unit sepeda motor Suzuki Satria FU warna putih, yang kemudian menjadi petunjuk utama dalam penyelidikan.
    Saksi bernama Tadi menyebut bahwa pemilik motor itu telah dilarikan ke Puskesmas Pangkalan Kasai bersama korban. Saat dicek, ditemukan dua pemuda, salah satunya Rohman yang sudah tidak sadarkan diri. Satu lainnya adalah MPS dalam kondisi luka ringan.
    Rohman sempat dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat, tetapi meninggal dunia pada pukul 03.30 WIB.
    “Keterangan MPS membuka jalan penyelidikan. Ia mengakui telah melakukan aksi pengeroyokan terhadap Rohman bersama lima rekannya,” kata Fahrian.
    Dalam waktu sekitar tiga jam setelah kejadian, enam pelaku berhasil diamankan. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, seperti satu buah kayu balok yang diduga digunakan untuk menganiaya korban, serta pakaian korban berupa jaket coklat, kaus hijau, dan celana abu-abu.
    Sementara itu, Kasi Humas Polres Inhu Aiptu Misran mengatakan bahwa tawuran itu dipicu oleh dendam lama antarwarga.
    “Dendam lama. Seperti (perselisihan) antar kampung gitu,” kata Misran kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin.
    Ia menambahkan, para pelaku sebelumnya pernah dikeroyok dan menduga Rohman sebagai salah satu pelakunya. Ketika Rohman melintas menggunakan sepeda motor saat tawuran berlangsung, ia langsung diserang.
    “Saat melintas, motor korban ditendang dan jatuh. Para pelaku langsung mengeroyok korban hingga meninggal dunia,” ujar Misran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Marak Beras SPHP Oplosan, Ini Temuan YLKI

    Marak Beras SPHP Oplosan, Ini Temuan YLKI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus beras oplosan yang kini tengah diselidiki pemerintah dan Satgas Pangan ternyata menyulut kemarahan konsumen. Sebab, tak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi berdampak langsung juga ke masyarakat, karena berdampak pada kualitas konsumsi rumah tangga. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pun buka suara dan mengungkap keluhan tak terduga yang masuk dari masyarakat.

    Salah satu kasus yang sedang ditangani Polri adalah beras oplosan yang ditemukan di Kepulauan Riau. Adapun kasus ini mencuat usai Polda Riau mengungkap praktik pengoplosan beras oleh seorang distributor berinisial R (34) di Jalan Sail, Kecamatan Rejosari, Pekanbaru. Polisi menyita barang bukti berupa beras oplosan yang dikemas menggunakan karung SPHP milik Bulog. Selain itu, Satgas Pangan Polri juga tengah menangani kasus beras oplosan lainnya, yaitu beras kualitas medium yang dikemas dan dijual dalam kemasan beras premium.

    Staf Pengaduan dan Hukum YLKI, Arianto Harefa mengungkapkan, pihaknya menerima sejumlah pengaduan terkait kualitas beras yang buruk, bahkan nasi cepat basi setelah dimasak. Keluhan ini datang baik melalui kanal resmi pengaduan maupun media sosial.

    “Yang pertama bahwa sebenarnya kita YLKI menerima pengaduan ya. Keluhan-keluhan masyarakat terkait masalah kualitas beras yang akan dikonsumsi, dan juga kuantitas,” ujar Arianto kepada CNBC Indonesia, Senin (28/7/2025).

    Salah satu keluhan yang paling sering muncul adalah soal nasi yang cepat basi. Selain itu, banyak konsumen menemukan warna dan kebersihan beras yang tidak seragam, yang mengindikasikan adanya pencampuran antara beras premium dan medium.

    “Kadang itu konsumen memasak nasi, itu nasinya jadi cepat basi. Itu yang pertama. Yang kedua juga, kadang kalau konsumen itu menemukan ada di beberapa daerah, kualitas beras itu warnanya itu tidak sama, tidak bersih ya, karena itu dicampur dengan kualitas berasnya harusnya medium campur dengan premium,” jelasnya.

    Menurut Arianto, keluhan paling banyak justru berasal dari praktik pencampuran beras medium yang dijual sebagai premium dengan harga tinggi. Praktik ini dinilai sangat merugikan konsumen.

    “Yang kami khawatirkan adalah, ketika pencampuran jenis beras medium ke premium itu, kadang kala beras itu kan punya kadaluarsa untuk dikonsumsi. Nah banyak itu pelaku usaha yang nakal mencampur, padahal itu masa kadaluarsanya itu udah beberapa hari lagi, terus dicampur dengan yang baru. Dan itu suatu hal yang kami khawatirkan,” ucap dia.

    Foto: Satgas Pangan Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak ke sebuah pergudangan pasar induk beras di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat, (25/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Satgas Pangan Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak ke sebuah pergudangan pasar induk beras di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat, (25/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Tak hanya kualitas, YLKI juga menyoroti masalah kuantitas beras dalam kemasan yang tidak sesuai label. Mereka menemukan indikasi bahwa berat beras yang dijual kerap tak sesuai dengan yang tertera.

    “Kadang kala di masyarakat itu jumlah atau berat yang diinformasikan di label ya atau di kemasan tidak dilakukan pengecekan, dan itu menurut kami hal yang perlu ditelusuri oleh pemerintah, lembaga terkait, untuk mengungkap suatu kejanggalan pengoplosan beras,” ujarnya.

    Meski pengaduan resmi ke YLKI baru sekitar lima kasus, namun Arianto menyebut aduan di media sosial jauh lebih ramai. “Untuk pengaduan secara langsung di kanal pengaduan YLKI itu kurang lebih 5 pengaduan. Tapi paling banyak itu di tweet media sosial, itu yang menurut kami bagian dari pengaduan juga,” kata dia.

    YLKI menyatakan siap mengawal kasus ini agar pelaku ditindak tegas dan kerugian konsumen bisa dikembalikan.

    “Ya tentu kami sebagai lembaga perlindungan konsumen akan mengawal hal ini. Dari awal juga kami tetap bersuara bahwa ini suatu hal yang merugikan konsumen,” kata Arianto.

    Pihaknya juga mengapresiasi langkah aparat yang mulai mengungkap merek-merek beras bermasalah. Namun, Arianto mendesak agar pengawasan terus diperketat dan pelaku diberi sanksi tegas.

    “Kami tentu meminta kepada pemerintah atau lembaga terkait, agar terus melakukan pengawasan terkait masalah beras ini, dan juga agar memperketat lagi. Misalnya memberikan efek jera ya, kalau misalnya ada temuan sudah fix bahwa ini suatu pelanggaran, maka kita YLKI meminta kepada aparat penegak hukum itu untuk menjatuhkan sanksi ya, sebagai efek jera dan dapat mengembalikan kerugian-kerugian konsumen di masyarakat,” pungkas Arianto.

    Adapun keluhan soal beras oplosan yang tidak sesuai mutu dan volume pada label, juga disuarakan langsung oleh konsumen kepada CNBC Indonesia. Sejumlah konsumen seperti Ety, Rina, dan Cika mengaku kecewa karena kualitas produk tidak sebanding dengan harga.

    “Iya pasti merasa dirugikan sekali. Selama ini beli beras Sania atau Setra Ramos itu 5 kg, nggak taunya nggak sampai 5 kg dan ternyata dioplos berasnya. Pasti, saya merasa ditipu,” kata Ety kepada CNBC Indonesia, dihubungi terpisah.

    Sementara Rina menilai beras yang dibelinya gampang basi dan tak layak dikonsumsi meski berlabel premium. “Saya beli harga premium tapi berasnya jelek. Jadi gampang basi saya masak nasi, bau,” keluhnya.

    Senada, Cika juga menyebut kualitas beras tak sesuai label. “Merasa dibohongi. Nggak tahunya yang saya beli harganya aja premium, tapi kualitasnya sama kayak beras murah. Sangat dirugikan ya,” ujarnya.

    Ketiganya berharap pemerintah bertindak lebih tegas, memberi sanksi dan memperbaiki sistem agar kepercayaan publik terhadap beras kemasan kembali pulih.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wapres Gibran sebut kasus karhutla menurun 85 persen dalam 10 tahun

    Wapres Gibran sebut kasus karhutla menurun 85 persen dalam 10 tahun

    Riau, Pekanbaru (ANTARA) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menilai kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia telah menurun hingga 85 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun lebih sejak 2014.

    “Saya lihat dari tahun 2014 sampai tahun ini, kasus-kasus kebakaran hutan ini sudah sangat menurun sekali. Sudah menurun hampir 80-85 persen,” kata Wapres Gibran usai meninjau Posko Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Senin.

    Dalam kunjungannya meninjau bekas lokasi karhutla, Wapres mengapresiasi kinerja tim gabungan, baik dari BNPB dan BPBD, Satgas Karhutla, serta Forkopimda yang telah mengantisipasi agar karhutla di Riau segera padam.

    Menurut Gibran, operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan tim gabungan hingga water bombing telah berhasil mengendalikan titik api yang tersebar.

    “Kalau dilihat sewaktu kita landing, keadaannya kan sudah mendung, ya. Ini karena ada proses modifikasi cuaca dan juga rutin ada water bombing. Jadi saya lihat untuk di Riau ini sudah cukup terkendali,” kata Gibran.

    Terkait dengan pelaku pembakaran hutan dan lahan, Gibran memaparkan ada 51 tersangka dari 41 kejadian yang sudah diamankan Polda Riau.

    Gibran pun menekankan kepada kepala daerah untuk menegakkan hukum yang berlaku, serta mengimbau perusahaan maupun petani untuk tidak melakukan pembukaan lahan sawit.

    “Saya sudah diskusi dengan Pak Gubernur, masalah regulasi harus ditegakkan lagi. Jangan lagi ada pembukaan-pembukaan lahan yang tidak sesuai dengan aturan. Kita ingin aturan ditegakkan. Kita tidak ingin kejadian-kejadian seperti ini terulang lagi,” kata Gibran.

    Berdasarkan keterangan dari BNPB, Riau telah menetapkan status tanggap darurat karhutla dengan kurun waktu 22 Juli sampai 4 Agustus 2025.
    Adapun Satgas Karhutla tetap bersiaga seiring dengan masih berlangsungnya puncak musim kemarau di sejumlah wilayah.

    Khusus untuk Provinsi Riau, curah hujan pada 10 hari pertama Agustus diperkirakan sangat rendah, yakni 20–50 milimeter terutama di wilayah utara dan barat. Pada dasarian kedua dan ketiga, curah hujan diperkirakan meningkat hingga 150 milimeter per 10 hari.

    Meski terjadi peningkatan curah hujan, indeks FFMC/Fine Fuel Moisture Code menunjukkan tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah masih tergolong sangat tinggi dan akan mulai signifikan pada 30 Juli 2025, lalu menurun setelah 3 Agustus.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tol Pertama di Sumatera Barat Segera Berbayar, Segini Tarifnya

    Tol Pertama di Sumatera Barat Segera Berbayar, Segini Tarifnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Hutama Karya (Persero) akan segera memberlakukan tarif pada Jalan Tol Pekanbaru – Padang Seksi Padang – Sicincin sepanjang 36 Km yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), dalam waktu dekat. Penetapan tarif ini mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 672/KPRT/M/2025 tentang Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor dan Besaran Tarif Tol Jalan Tol Pekanbaru – Padang Seksi Sicincin – Padang yang ditetapkan pada 16 Juli 2025.

    Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa sebelum tarif diberlakukan, perusahaan telah melakukan sosialisasi secara masif melalui berbagai kanal komunikasi.

    “Kami telah mengedukasi masyarakat terkait rencana pemberlakuan tarif ini melalui berbagai platform, mulai dari media konvensional, media sosial, media luar ruang seperti spanduk dan baliho, hingga siaran radio lokal. Tujuannya adalah agar masyarakat benar-benar memahami informasi ini secara menyeluruh,” ungkap Adjib dalam keterangannya.

    Lebih lanjut, sebagai bagian dari proses sosialisasi dan koordinasi, Hutama Karya juga telah melakukan pertemuan bersama Wakil Gubernur Sumatera Barat dan Bupati Padang Pariaman guna menyampaikan rencana kebijakan ini secara langsung kepada pemerintah daerah. Untuk menambah sudut pandang dan menyerap aspirasi publik, Hutama Karya juga menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Rencana Penetapan Tarif Jalan Tol Padang – Sicincin.

    Foto: Jalan Tol Pekanbaru – Padang Seksi Padang – Sicincin. (Dok. Hutama Karya)
    Jalan Tol Pekanbaru – Padang Seksi Padang – Sicincin. (Dok. Hutama Karya)

    “Melalui FGD tersebut, kami menerima banyak masukan dan saran dari masyarakat yang sangat kami hargai dan akan menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan operasional tol ke depan. Kami menilai diskusi terbuka seperti ini penting agar implementasi tarif jalan tol berjalan beriringan dengan pemahaman dan dukungan masyarakat sekitar,” imbuhnya.

    Adjib berharap kehadiran jalan Tol Padang-Sicincin ini tidak hanya berdampak pada peningkatan konektivitas wilayah, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar ruas tol.

    Berdasarkan SK Menteri PU terkait dengan Penetapan Tarif Tol Padang – Sicincin, berikut besaran tarifnya:

    Foto: Tarif jalan tol Pekanbaru – Padang Seksi Padang – Sicincin. (Dok. Hutama Karya)
    Tarif jalan tol Pekanbaru – Padang Seksi Padang – Sicincin. (Dok. Hutama Karya)

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gibran Wanti-wanti, Bansos BSU Jangan Dipakai Buat Judol

    Gibran Wanti-wanti, Bansos BSU Jangan Dipakai Buat Judol

    Bisnis.com, PEKANBARU — Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung proses penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada pekerja terdampak secara ekonomi, khususnya dari sektor informal.

    Bantuan ini merupakan bagian dari program perlindungan sosial pemerintah untuk meringankan beban masyarakat akibat fluktuasi ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok. 

    “Pesan saya, gunakan uangnya sebaik-baiknya. Jangan dipakai buat judol [judi online], dan tentu kita berharap bantuan ini menjadi stimulus kecil yang membantu meringankan beban rumah tangga,” ujarnya Senin (28/7/2025).

    Antusiasme warga penerima bantuan terlihat tinggi. Salah satunya Muhammad Rizky, warga Tenayan Raya, Pekanbaru, yang mengaku telah dua kali menerima BSU sejak 2023.

    “Saya senang sekali, apalagi bantuan ini sangat bermanfaat buat kebutuhan anak sekolah. Cairnya di kantor pos, prosesnya mudah, dan yang paling penting tidak ada potongan sama sekali. Saya terima Rp600 ribu untuk dua bulan,” ujar Rizky.

    Dia berharap program BSU dapat terus berlanjut, bahkan jika memungkinkan diberikan secara bulanan. “Semoga pemerintah terus bantu kami seperti ini. Selain menjadi penyemangat bagi kami pencari cuan, juga bisa membantu sedikit perekonomian kami,” tuturnya.

    Usai agenda di Kantor Pos, Wapres Gibran melanjutkan kunjungan kerjanya ke Sekolah Rakyat di Rumbai, untuk memastikan kegiatan belajar mengajar serta fasilitas penunjang berjalan optimal bagi siswa-siswi yang berasal dari keluarga miskin ekstrem.

    “Saya ingin memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik. Saya juga ingin melihat fasilitas yang ada, terutama tempat belajar, tempat tidur dan juga tempat makan,” ujar Gibran.

    Dia menambahkan Sekolah Rakyat yang baru berjalan memasuki pekan kedua ini akan terus dievaluasi guna menyerap berbagai masukan demi perbaikan ke depan.

    Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Sentra Abiseka, Jeni Pebrianto menjelaskan saat ini terdapat 100 siswa tingkat SMP yang tengah mengikuti proses pendidikan di sekolah tersebut. Para siswa telah melalui proses seleksi dan berasal dari berbagai daerah di Riau.

    “Di sekolah rakyat ini ada 100 siswa tingkat SMP. Mereka dibagi menjadi empat kelas, dan berasal dari Kota Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Siak, dan Pelalawan,” jelasnya.

    Sekolah Rakyat ini merupakan salah satu program pendidikan yang diinisiasi untuk memberikan kesempatan pendidikan bermutu kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu. 

    Seluruh fasilitas, termasuk tempat tinggal dan makan, disediakan secara gratis oleh pemerintah. Kunjungan Wapres Gibran ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong kesetaraan akses pendidikan di seluruh lapisan masyarakat.

  • Mentan Apresiasi Polda Riau Bongkar Praktik Beras Oplosan di Pekanbaru

    Mentan Apresiasi Polda Riau Bongkar Praktik Beras Oplosan di Pekanbaru

    JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi keberhasilan jajaran Polda Riau dalam mengungkap kasus pengoplosan beras di Jalan Sail, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. 

    Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita kurang lebih 9 ton barang bukti beras oplosan berbagai merek dari tangan seorang pengusaha lokal berinisial R yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Modus yang dijalankan tersangka adalah mencampur beras berkualitas rendah dengan beras reject, kemudian mengemasnya ke dalam karung berlabel SPHP Bulog ukuran 5 kg. 

    Kemasan itu seolah-olah menunjukkan bahwa beras tersebut adalah beras subsidi SPHP Bulog, padahal isi di dalamnya jauh di bawah standar mutu. Akibatnya, masyarakat harus membayar jauh lebih mahal, bahkan selisih harga bisa mencapai Rp5.000 hingga Rp9.000 per kilogram, tergantung jenis dan kemasan.

    “Saya sangat mengapresiasi kerja cepat Polda Riau. Pengungkapan ini menunjukkan komitmen nyata untuk melindungi masyarakat dari kecurangan pangan, sesuai arahan yang kita diskusikan,” ujar Mentan di Jakarta, Minggu 27 Juli, disitat Antara.

    Sebagai informasi, Mentan baru saja menyelesaikan kunjungan kerjanya ke Pekanbaru pada Selasa, 22 Juli 2025. Dalam pertemuan dengan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Mentan menyoroti isu strategis ketahanan pangan, termasuk dugaan praktik curang dalam distribusi beras. 

    Sehari kemudian, Polda Riau langsung melakukan penggerebekan dan menetapkan tersangka.

    Mentan menegaskan, praktik pengoplosan seperti ini merusak sistem distribusi pangan nasional dan merupakan bentuk pengkhianatan terhadap rakyat. 

    Program SPHP merupakan program strategis nasional yang disubsidi oleh negara untuk menjamin ketersediaan beras berkualitas dengan harga terjangkau.

    “Praktik pengoplosan adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat. Program SPHP didukung subsidi dari uang rakyat untuk membantu daya beli masyarakat dan menjaga inflasi. Saya bangga Polda Riau bergerak cepat pasca diskusi kita,” tegasnya.

    Ia juga menyebutkan, pemerintah pusat bersama Satgas Pangan Mabes Polri akan terus memperkuat pengawasan distribusi beras, termasuk menindak praktik serupa yang diduga terjadi di sejumlah daerah. 

    Dalam catatan Kementan, sebelumnya ditemukan 212 merek beras bermasalah di 10 provinsi dengan potensi kerugian masyarakat mencapai Rp99,35 triliun per tahun.

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan, pengungkapan kasus ini merupakan bentuk nyata pelaksanaan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memastikan keamanan konsumen dan menciptakan stabilitas kamtibmas.

    “Arahan Bapak Kapolri adalah bagaimana kita hadir di tengah masyarakat dan memberikan rasa aman melalui upaya-upaya yang menciptakan situasi kamtibmas yang baik,” ujarnya.

    Sementara itu, Direktur Reskrimsus Polda Riau Kombes Ade Kuncoro mengungkapkan, selain modus pengemasan ulang beras oplosan ke karung SPHP Bulog, pelaku juga membeli beras murah dari Pelalawan dan mengemasnya ulang dalam karung bermerek premium seperti Aira, Family, Anak Dara Merah, dan Kuriak Kusuik untuk menipu konsumen.

    Barang bukti yang disita antara lain 79 karung beras SPHP oplosan, 4 karung beras bermerek premium berisi beras rendah, 18 karung kosong SPHP, timbangan digital, mesin jahit, dan benang jahit.

    Tersangka dijerat dengan Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf e dan f, serta Pasal 9 ayat (1) huruf d dan h Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

    “Dengan ancaman pidana 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp2 miliar,” pungkas Kombes Ade.

  • Temuan Mengejutkan usai Polisi Gerebek Gudang Beras Oplosan di Pekanbaru

    Temuan Mengejutkan usai Polisi Gerebek Gudang Beras Oplosan di Pekanbaru

    Liputan6.com, Pekanbaru – Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau menangkap seorang pria berinisial R. Dia merupakan terduga pengoplos beras Bulog SPHP dengan beras kualitas buruk dan sudah tidak laku di pasaran.

    Kapolda Riau Inspektur Jenderal Herry Heryawan menjelaskan, tersangka merupakan distributor beras di Jalan Mulyorejo, Kota Pekanbaru. Tersangka ditangkap dengan barang bukti 9 ton beras oplosan.

    “Tersangka R merupakan distributor beras,” kata Herry didampingi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Komisaris Besar Ade Kuncoro, Sabtu petang, 26 Juli 2025.

    Herry menjelaskan, ada dua modus licik yang dijalankan tersangka R. Pertama membeli beras medium dan bahkan beras reject dari distributor tidak resmi lalu dicampur dan dikemas ulang menggunakan karung SPHP Bulog palsu.

    Yang mengejutkan, beras oplosan kemudian dijual ke 20 minimarket dan toko sembako di Pekanbaru. Pelaku menjual beras oplosan ini dengan harga hingga Rp13.000 per kilogram, padahal modalnya hanya sekitar Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram.

    Modus kedua adalah mengganti kemasan beras berkualitas rendah dengan merek-merek premium yang sudah dikenal luas di pasaran, seperti Fruit, Aira, Family dan Anak Daro. 

    Dengan modal sekitar Rp11.000 per kilogram, pelaku menjualnya kembali sebagai beras premium dengan harga hingga Rp16.000 per kilogram. Praktik beras oplosan di Pekanbaru ini sudah berlangsung 2 tahun.

    “Ini bukan sekadar pelanggaran hukum tapi keserakahan, negara sudah memberikan subsidi tapi justru dimanipulasi untuk kepentingan pribadi,” lanjut Kapolda dengan nada geram.

     

    *** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan Regional 27 Juli 2025

    Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, masih berlangsung hingga Minggu (27/7/2025).
    Api yang membakar lahan kosong semak belukar tersebut telah berlangsung selama delapan hari.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , meskipun api tidak terlihat di permukiman penduduk, namun api masih ada di dalam gambut yang memiliki kedalaman sekitar satu setengah meter, dan mengeluarkan asap.
    Lahan yang terbakar bersebelahan dengan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan, dengan batas parit selebar tiga meter.
    Di lokasi kejadian, hanya tim
    Manggala Agni
    Daops Sumatera IV/Pekanbaru yang terlihat berjuang memadamkan api.
    Petugas menggunakan mesin pompa air untuk memadamkan api, dengan air yang diambil dari parit perusahaan yang baru saja diperdalam.
    Kepala Tim Pemadam Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru,
    Muliadi
    , menyatakan bahwa luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 25 hektare.

    “Karhutla di sini sudah 8 hari. Kondisinya saat ini tinggal api di dalam gambut dan berasap,” ungkap Muliadi saat ditemui di lokasi kebakaran.
    Pemadaman api dimulai pada Minggu (20/7/2025).
    Muliadi menjelaskan bahwa selama lima hari pertama, kebakaran berlangsung sangat besar dan terus meluas, sehingga menyulitkan petugas gabungan untuk mengendalikan situasi.
    Beruntung, hujan deras turun pada Jumat (25/7/2025) malam, yang membantu memadamkan beberapa titik api.
    Namun, cuaca panas yang kembali melanda pada Sabtu dan hari ini menyebabkan asap kembali meningkat.
    Meski mengalami berbagai kendala, Muliadi menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memadamkan api hingga tuntas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Ditipu Beli Beras Premium Mahal Tapi Oplosan, Mentan Amran Murka

    Warga Ditipu Beli Beras Premium Mahal Tapi Oplosan, Mentan Amran Murka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi keberhasilan jajaran Polda Riau dalam mengungkap kasus pengoplosan untuk dijadikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog dan beras premium di Jalan Sail, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

    Dalam kasus ini, polisi menyita 9 ton beras oplosan dari seorang pengusaha atau distributor lokal berinisial R yang kini sudah ditetapkan tersangka. Atas perbuatannya, diperkirakan masyarakat harus membayar Rp 5.000 – Rp 7.000 per kilogram lebih mahal dari yang seharusnya. Bahkan diperkirakan selisihnya dapat mencapai Rp 9.000 jika dioplos menjadi beras premium. Selain itu, diduga kualitas beras juga berada di bawah standar mutu.

    “Saya sangat mengapresiasi kerja cepat Polda Riau. Pengungkapan ini menunjukkan komitmen nyata untuk melindungi masyarakat dari kecurangan pangan, sesuai arahan yang kita diskusikan,” ungkap Amran dalam keterangannya, Minggu (27/7/2025).

    Sebagai informasi, Amran baru saja menyelesaikan kunjungan kerjanya ke Kota Pekanbaru pada Selasa, 22 Juli 2025. Di sana, Amran berdiskusi serius dengan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan menyoroti isu ketahanan pangan, termasuk dugaan praktik pengoplosan beras yang merugikan masyarakat. Sehari kemudian, polisi bergerak cepat melakukan penggerebekan sekaligus penangkapan.

    Amran mengungkapkan praktik pengoplosan beras telah merusak program SPHP yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk memastikan akses masyarakat terhadap beras berkualitas dengan harga terjangkau.

    “Praktik pengoplosan adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat. Program SPHP didukung subsidi dari uang rakyat untuk membantu daya beli masyarakat dan menjaga inflasi. Saya bangga Polda Riau bergerak cepat pasca diskusi kita,” katanya.

    Amran menambahkan pemerintah memperketat pengawasan distribusi beras SPHP yang berlangsung di seluruh Indonesia dengan melibatkan satgas pangan dan jajaran kepolisian di daerah. Ia juga menyinggung temuan sebelumnya bahwa 212 merek beras di 10 provinsi bermasalah, dengan kerugian masyarakat mencapai Rp99,35 triliun per tahun akibat praktik serupa.

    “Kami akan terus bersinergi dengan Satgas Pangan Mabes Polri dan aparat penegak hukum lainnya untuk memastikan tidak ada lagi oknum yang bermain-main dengan pangan rakyat. Pelaku harus dihukum berat untuk efek jera,” katanya.

    Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan mengatakan bahwa penggerebekan yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak kejahatan yang merugikan konsumen.

    “Arahan Bapak Kapolri adalah bagaimana kita hadir di tengah masyarakat dan memberikan rasa aman melalui upaya-upaya yang menciptakan situasi kamtibmas yang baik,” katanya.

    Sementara itu, operasi yang dipimpin Direktorat Reskrimsus Polda Riau di bawah Kombes Ade Kuncoro mengungkap dua modus operandi yang dilakukan tersangka R. Pertama, pelaku mencampur beras SPHP Bulog dengan beras berkualitas buruk atau reject dan kedua, pelaku membeli beras murah dari Pelalawan dan mengemasnya ulang dalam karung bermerek premium seperti Aira, Family, Anak Dara Merah, dan Kuriak Kusuik untuk menipu konsumen.

    Barang bukti yang disita meliputi 79 karung beras SPHP oplosan, 4 karung bermerek premium berisi beras rendah, 18 karung kosong SPHP, timbangan digital, mesin jahit, dan benang jahit.

    “Negara sudah memberikan subsidi, tapi dimanipulasi oknum untuk keuntungan pribadi. Ini bukan sekadar penipuan dagang, tapi kejahatan yang merugikan anak-anak kita yang membutuhkan pangan bergizi,” kata Irjen Herry.

    Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf e dan f, serta Pasal 9 ayat (1) huruf d dan h Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman pidana 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp2 miliar.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]