kab/kota: Pekanbaru

  • Situasi Terkini Karhutla Riau, Polda-BPBD Fokus Padamkan Hotspot di Meranti

    Situasi Terkini Karhutla Riau, Polda-BPBD Fokus Padamkan Hotspot di Meranti

    Pekanbaru

    Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau saat ini sudah lebih banyak menurun. Saat ini terpantau hanya beberapa hotspot saja dan masih terus dalam penanganan tim gabungan Polda Riau dan stakeholders lainnya.

    “Alhamdulillah saat ini kondisinya jauh lebih banyak mengalami penurunan. Untuk hari ini ada satu firespot di wilayah Kepulauan Meranti yang agak high,” ujar Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Rabu (30/7/2025).

    Firespot tersebut terpantau dari aplikasi Dashboard Lancang Kuning dan sudah terverifikasi. Firespot tersebut berada di satu titik di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti. Hari ini memasuki hari kelima.

    “Masih terus dilakukan pemadaman oleh tim gabungan, baik dari jajaran Polda, TNI, BPBD, Manggala Agni, relawan, dan kelompok masyarakat peduli api,” imbuhnya.

    Sementara di beberapa wilayah, seperti di Rokan Hilir dan Pelalawan juga masih terdapat titik hotspot. Namun, api di lokasi sudah padam dan saat ini tengah dilakukan pendinginan.

    Sebelumnya, Irjen Herry Heryawan menyampaikan situasi karhutla per 26 Juli lalu sudah mulai terkendali, namun pihaknya bersama stakeholders lainnya tetap meningkatkan kewaspadaan.

    Foto: Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. (dok. Polda Riau)

    “Per 26 Juli 2025 ini kondisi karhutla dalam tahap terkendali, namun tetap membutuhkan kewaspadaan berkelanjutan,” kata Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Sabtu (26/7).

    Di sisi lain, Polda Riau dan polres jajaran juga secara konsisten melakukan penindakan terhadap pelaku karhutla. Total hingga saat ini sudah ada 51 orang tang tertangkap.

    Hal itu diapresiasi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru, pada Senin (28/7). Wapres Gibran juga meminta agar Polda Riau terus melakukan penindakan terhadap para pelaku karhutla.

    “Dan yang penting, kalau ada yang ngeyel, ada yang nakal, ini langsung ditangkap saja,” kata Gibran.

    Ia berharap ke depan Provinsi Riau zero karhutla. Menurutnya, kunci menuju zero karhutla itu ada di regulasi hingga deteksi dini.

    “Tapi kalau bisa tahun-tahun berikutnya, nol tidak ada kebakaran lagi. Kuncinya ada di regulasi, kuncinya ada di monitoring, deteksi awal,” jelasnya.

    (mei/dhn)

  • Video: Beras Oplosan Marak, Pemerintah Bertindak

    Video: Beras Oplosan Marak, Pemerintah Bertindak

    Jakarta, CNBC Indonesia- Beredar kabar banyak beras oplosan dijual ditengah masyarakat bahkan merugikan masyarakat hingga triliunan rupiah. Salah satunya, kasus pengoplosan beras yang berhasil diungkap oleh Polda Riau dan mendapat apresiasi langsung dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

    Seorang pengusaha berinisial R di Tenayan, Pekanbaru, telah ditetapkan sebagai tersangka atas tindakannya mengoplos beras stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP dari Bulog dengan beras kualitas rendah. Polisi menyita 9 ton beras oplosan yang telah dikemas ulang menjadi seolah-olah beras premium.

    Selengkapnya, simak paparan Shafinaz Nachiar, dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Rabu, 30/07/2025) berikut ini.

  • Pasutri di Pekanbaru Pergi ke Mal Bawa Kado Ulang Tahun, Saat Dibuka Isinya 19 Kg Sabu

    Pasutri di Pekanbaru Pergi ke Mal Bawa Kado Ulang Tahun, Saat Dibuka Isinya 19 Kg Sabu

    Liputan6.com, Pekanbaru – Sebanyak 20 paket ‘kado’ ulang tahun dalam mobil terparkir di sebuah mal di Pekanbaru mengantarkan pasangan suam istri (pasutri) asal Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Anto dan Sari, ke penjara. Barang bawaannya ternyata berisi belasan kilogram sabu.

    Anto dan Sari ditangkap personel Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru pada 16 Juli 2025. Keduanya diduga kaki tangan jaringan narkoba internasional yang sering memasok sabu dari Malaysia ke Pekanbaru untuk dibawa ke berbagai provinsi di Pulau Sumatera.

    Kasat Reserse Narkoba Komisaris Bagus Fahria menjelaskan, kedua tersangka berangkat dari Bagansiapiapi membawa 20 paket besar sabu. Rencananya diserahterimakan ke pemesan barang di Pekanbaru.

    “Keduanya kurir sabu, diperintahkan oleh pengendali berinisial P, calon penerima di Pekanbaru masih diselidiki,” kata Bagus, Selasa (29/7).

    Paket sabu ditaruh dalam kardus dan dibawa memakai mobil ke Pekanbaru dan diantarkan ke parkiran mal. Kendaraan ditinggal untuk selanjutnya dijemput seseorang atau kurir pemesan sabu.

    Aksi ini ternyata sudah terendus oleh polisi setelah mendapat laporan dari masyarakat. Berdasarkan rekaman CCTV, kedua pelaku terekam dalam kawasan mal sambil menunggu penjemput paket.

    “20 paket itu dibalut kertas kado ulang tahun, sudah dibuka ternyata isinya sabu seberat 19,87 kilogram,” ujar Bagus.

    Dari pengendali, kedua tersangka diberi Rp50 juta dari Rp100 juta. Kedua tersangka mengaku menerima orderan dari inisial P, untuk kebutuhan rumah tangga.

     

    *** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kisah ‘Malin Kundang’ di Dumai, Anak Pukul Ulu Hati Ibu Berakhir Sujud Minta Maaf

    Kisah ‘Malin Kundang’ di Dumai, Anak Pukul Ulu Hati Ibu Berakhir Sujud Minta Maaf

    Liputan6.com, Pekanbaru – Ahmad Erlangga kini menghirup udara bebas. Perkara penganiayaan oleh ‘Malin Kundang’ asal Kota Dumai, Riau itu, selesai dengan mekanisme restorative justice oleh penuntut umum di Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat.

    Maaf dari Anisar alias Ani membuat Erlangga mencium tangan, memeluk dan bersimpuh di kedua kaki perempuan yang telah melahirkannya itu. Ani lalu membawa anaknya pulang untuk berkumpul bersama keluarga kembali.

    Kasus anak aniaya ibu dimaksud mencuat dalam ekspose virtual oleh Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, Dedie Tri Hariyadi, bersama Direktur C pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Yudi Indra Gunawan serta jaksa lainnya.

    Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Riau Zikrullah menjelaskan, penghentian perkara diajukan Kejari Kota Dumai. Semuanya sudah memenuhi Peraturan Jaksa Agung RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif.

    Menurut Zikrullah, langkah ini adalah wujud nyata penegakan hukum yang lebih manusiawi. Penyelesaiannya bukan berarti membebaskan pelaku dari tanggung jawab hukum, tetapi memberi ruang pemulihan bagi korban dan pelaku, serta menjaga harmoni dalam masyarakat.

    “Proses ini juga memberikan kesempatan kepada pelaku untuk memperbaiki kesalahannya tanpa harus melalui proses persidangan yang panjang,” ujar Zikrullah, Selasa (29/7) sore.

    Kepala Kejari Kota Dumai Pri Wijeksono menjelaskan, kejadian bermula saat Angga yang sering melawan ke ibunya pulang ke rumah pada 23 Mei 2025. Pelaku langsung masuk kamar untuk tidur.

    Sang ibu masuk ke kamar lalu berbincang dengan pelaku untuk memberikan nasihat tapi tidak diterima sehingga terjadi cekcok. Korban mengusap kepala pelaku untuk menenangkan namun malah dipukul di bagian ulu hati.

     

    *** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Cuaca di kota-kota besar umumnya diprakirakan hujan ringan

    Cuaca di kota-kota besar umumnya diprakirakan hujan ringan

    logo BMKG

    BMKG: Cuaca di kota-kota besar umumnya diprakirakan hujan ringan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 30 Juli 2025 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, Rabu, pada umumnya diguyur hujan dengan intensitas ringan.

    “Di pulau Jawa, Serang, DKI Jakarta, Bandung, dan Semarang berpotensi diguyur hujan ringan. Sementara Yogyakarta dan Surabaya berawan tebal,” kata Prakirawan BMKG Efa Septiani dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta.   

    Di wilayah Sumatera, wilayah yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang yakni di Medan, Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Pangkal Pinang, dan Bandar lampung. Sementara Aceh berpotensi diselimuti awan dan Bengkulu berpotensi hujan lebat disertai kilat. 

    “Untuk Kota Bali dan Kupang diprakirakan hujan ringan. Mataram diprediksi berawan tebal,” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di Pulau Kalimantan, secara umum diselimuti awan tebal seperti di kota Pontianak, Samarinda, Palangka Raya, dan Banjarmasin. Adapun Tanjung Selor diprakirakan diguyur hujan ringan.  Berpindah ke wilayah Sulawesi, lanjutnya, Kota Mamuju dan Palu berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang. Adapun Manado, Gorontalo, Kendari, dan Makassar berawan.

    Di wilayah Indonesia Timur kota yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang yakni Sorong, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke. Adapun Ambon, Ternate, Manokwari, dan Nabire diprakirakan berawan tebal.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Begini Cara Culas Tersangka Beras Oplosan Untung Miliaran Rupiah, Titip ke Puluhan Toko

    Begini Cara Culas Tersangka Beras Oplosan Untung Miliaran Rupiah, Titip ke Puluhan Toko

    Liputan6.com, Pekanbaru – Hampir 2 tahun pria berinisial RB menitipkan beras oplosan ke puluhan toko dan minimarket di Pekanbaru. Selama itu pula pria dimaksud meraup uang miliaran rupiah setelah titipannya terjual ratusan ton.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Komisaris Besar Ade Kuncoro menjelaskan, tersangka ditangkap pekan lalu di sebuah toko Jalan Sail, Kecamatan Tenayan Raya. Toko dimaksud menjadi tempat tersangka mengoplos beras.

    Dari lokasi usaha ilegalnya, penyidik Subdit I Reserse Kriminal Khusus Polda Riau menyita 79 karung beras oplosan seberat 9,7 ton. Beras itu dimasukkan ke ragam merek terkenal seolah itu beras premium.

    “Ada juga beras yang dimasukkan ke karung beras SPHP Bulog,” kata Ade di Polda Riau, Selasa siang, (29/7/2025).

    Dalam aksinya, tersangka membeli beras kualitas rendah di daerah Penyalai, Kabupaten Pelalawan. Selanjutnya mencampur dengan beras reject atau sudah tidak laku di pasaran.

    “Beras ini dimasukkan ke karung beras kualitas premium, ada juga ke karung beras SPHP Bulog,” kata Ade.

    Selain 9,7 ton beras, penyidik menyita ratusan karung beras SPHP kosong serta merek terkenal lainnya. Penyidik masih mencari tahu dari mana tersangka mendapatkan karung kosong.

    “Kalau karung beras SPHP Bulog, tersangka dulu pernah menjadi mitra tapi sudah diputus sejak tahun 2023,” kata Ade.

  • Wapres Gibran Siap Ditempatkan di IKN atau Papua

    Wapres Gibran Siap Ditempatkan di IKN atau Papua

    Bisnis.com, Jakarta — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan dirinya siap jika ditempatkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) maupun Papua.

    Gibran mengemukakan sebagai pembantu Presiden Prabowo Subianto, dirinya harus sudah siap ditempatkan di mana pun, baik di IKN maupun Papua.

    Gibran menegaskan bahwa dirinya hanya tinggal menunggu perintah dari Presiden Prabowo Subianto untuk ditempatkan di wilayah mana.

    “Di Papua maupun di IKN, kami menunggu perintah dari Presiden. Sebagai pembantu Presiden, harus siap,” tuturnya di Jakarta, Senin (28/7).

    Menurut Gibran, fleksibilitas dalam bekerja merupakan bentuk komitmennya untuk memastikan program-program pemerintah berjalan efektif dan sesuai dengan visi misi Presiden.

    Maka dari itu, Gibran mengaku seringkali turun gunung untuk memantau langsung semua program Presiden Prabowo Subianto berjalan dengan lancar.

    “Minggu lalu sudah saya tegaskan, saya bisa berkantor di mana saja karena saya lebih sering di lapangan dan memastikan program-program dan visi misi Pak Presiden tereksekusi dengan baik,” katanya.

    Dalam kunjungan kerjanya di Pekanbaru, Gibran turut mengawal beberapa agenda penting, seperti penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU), kunjungan ke Sekolah Rakyat, serta dijadwalkan menutup Muktamar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) pada malam harinya.

    “Ya contohnya hari ini, saya mengawal penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU), melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat, dan nanti terakhir kita akan menutup Muktamar Hima Persis,” ujarnya.

  • Nasib Oplosan dan Penghapusan Standar Beras Usai Disorot Prabowo

    Nasib Oplosan dan Penghapusan Standar Beras Usai Disorot Prabowo

    Jakarta

    Kata oplosan belakangan kembali menjadi buah bibir masyarakat. Kali ini, kata itu muncul merujuk pada komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, yaitu beras.

    Beras oplosan menjadi sorotan usai Kementerian Pertanian mengungkap ada 212 merek beras yang beredar di Indonesia melanggar mutu, kualitas, hingga dioplos.

    Masalah ini juga telah membuat Presiden Prabowo Subianto naik pitam. Kini, temuan itu telah dilaporkan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk diusut tuntas dan akan ditindak tegas.

    Lantas, bagaimana langkah jangka panjang dari pemerintah untuk mengantisipasi tindakan pengoplosan beras di Indonesia?

    Dalam wawancara khusus detikcom, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengupas tuntas temuan hingga siasat memberantas beras oplosan. Berikut petikan wawancaranya.

    Laporan Bapak sebanyak 212 merek (melanggar mutu-dioplos). Tapi, akhirnya semua merek yang sudah beredar, nggak ditarik. Pemerintah minta nggak ditarik, tapi, harganya diturunin. Apakah ada dari pemerintah, itu pemberian maaf gitu ke produsen? Itu bentuk pemberian maaf ke produsen, atau tetap sebenarnya kasusnya diusut terus?

    Itu yang masuk ke penegak hukum, Satgas Pangan tetap ditindaklanjuti.

    Sampai akhirnya ada yang kalau memang betul-betul salah, akan dicabut izin usahanya?

    Nanti tanya di penegak hukum. Yang jelas, perintah Bapak Presiden ditindak tegas.

    Sudah berapa perusahaan itu?

    Kemarin itu pertama itu kalau tidak salah 10 perusahaan dan hari ini kalau tidak salah dipanggil lagi 6 perusahaan. Tapi, 10 perusahaan kalau tidak salah 26 merek. Dan berikutnya, dipanggil lagi 40 merek. Ini kan biasa 1 perusahaan 5 merek, 4 merek, 3 merek. Itu harus ditindaklanjuti, itu sudah perintah bapak Presiden.

    Saat ini ramai komentar, masyarakat tuh khawatir oplos ini berbahaya buat tubuh?

    Oh nggak, ini aman.

    Tapi artinya oplos ini membuat masyarakat rugi ya? Yang mereka harusnya bayar premium, dapatnya medium?

    (Dapatnya) beras biasa, bukan medium, medium pun tidak dapat. Jadi dari 86% itu beras biasa, tidak masuk kualitas medium maupun premium. Bayangkan kalau harganya harus Rp 12.000/kg, tiba-tiba dijual Rp 17.000/kg, selisih Rp 5.000/kg. Kalau 1 juta (ton) artinya Rp 5 triliun. Ini, ini luar biasa kerugian masyarakat.

    Apakah ada potensi kayak kasus waktu 2017 PT IBU?

    Anda masih ingat ya? Oh iya, ditutup (PT IBU 2017). Makanya sekarang saya wise, saya bijak. Kalau dulu saya segel. Saya sudah mulai bijak. Kami serahkan ke penegak hukum.

    Nggak akan penindakan segel lagi?

    Tergantung penegak hukum.

    Buntut pengoplosan, saat ini ada rencana penghapusan jenis premium, medium. Itu kan standarisasi beras? Standarisasi ini akan dibicarakan dengan presiden atau gimana?

    Ini sudah kita putuskan kemarin, tindak lanjuti mungkin dalam waktu dekat. Jadi satu harga seluruh Indonesia, semua beras yang disubsidi oleh pemerintah. Satu harga, HET (harga eceran tetinggi) -nya.

    Tapi, SPHP akan ada tetap ada?

    Iya nanti kita lihat, kita lihat perkembangannya. Kalau ini SPHP kita turunkan, karena ada harga kenaikan ya, yang tidak normal. Nah nanti ke depan adalah kita satu harga.

    Semua beras yang disubsidi oleh pemerintah itu (akan) satu harga. HET-nya (baru) mungkin Rp 13.000/kg, Rp 12.500/kg, Rp 13.500/kg, nanti kita putuskan, tetapi satu harga. Kalaupun ada, nanti beras khusus, itu beras khusus harus atas rekomendasi pemerintah.

    Harganya artinya akan diambil dari tengah-tengah dari premium dan medium?

    Sudah kita langsung sepakat (satu harga) saja. Misalnya katakanlah Rp 13.000/kg, nanti artinya seluruh beras yang disubsidi pemerintah Rp 13.000/kg. Lebih enak, lebih mudah mengontrol. Dan, saya yakin, harga beras turun, inflasi terkendali sepanjang tahun, kemudian kesejahteraan petani kita jaga.

    HPP harus tetap di Rp 6.500/kg. Kenapa kita kunci? Karena ini adalah sektor yang vital, kebutuhan masyarakat yang vital. Sangat strategis, tidak boleh diganggu. Oleh karena itu kita subsidi. Tujuan subsidi adalah, supaya petaninya bisa untung, konsumennya juga tersenyum, pedagang juga, tidak boleh ngambil untung besar.

    Kalau mau untung besar, kami beri karpet merah, bergerak di pabrik gula, kemudian perkebunan. Di sana tidak ada yang ganggu kalau di sana.

    Harganya bisa di bawah premium dong?

    Oh iya iya. Nanti bagus, harganya bagus, kualitasnya bagus, harganya bagus. Karena, ini nanti, dikontrol pemerintah. Sebenarnya sekarang harusnya patuh aja sudah cukup. Masa ada (harga beras) Rp 17.000/kg Sedangkan HET-nya Rp 14.900/kg? Itu kan tidak masuk akal.

    Sebenarnya kan sekarang panen gadu biasanya memang harga terkerek naik. Tapi ini berarti, kenaikan ini ditambah dengan kesengajaan mereka menaikkan harga?

    Bukan, tidak ada hubungannya persoalan panen gadu, nggak ada, kenapa? Gini, ini standar broken-nya premium, medium. Premium adalah (broken) 15%, kalau medium itu 25%. Mereka (produsen) medium, premium broken-nya 40%, melanggar kan, menipu kan, ya sudah. Nggak usah diputar-putar, ini oplos, ini curah. Saya baca pengamat ini, itu.

    Ini jelas, ini standarnya premium, medium, ini kondisi lapangan, ini melanggar. Yang premiumnya itu 15%, tetapi kenyataan yang kami periksa, 40% broken-nya. Melanggar kan? Kalau selisih Rp 5.000/kg. Kalau (beras) 1 juta ton, Rp 5 triliun. Jadi, kalau beras 10 juta ton, Rp 50 triliun (selisih harga jual beras).

    Kalau premium (broken-nya) 40%-50% dari total produksi, premium itu 20% dari total produksi, kali Rp 5.000/kg, 100 triliun. Dan ingat, di sana semua beras yang beredar premium-medium, ada subsidi pemerintah. Subsidi pemerintah itu Rp 5.000/kg. Berarti sekitar bisa Rp 70 triliun Rp 80 triliun uang pemerintah.

    Bisa dielaborasi nggak? Maksudnya subsidi pemerintah itu terdiri dari apa aja?

    Kan subsidi pupuk, subsidi traktor, subsidi benih, irigasi. Total ini semua, uang negara APBN, Rp 150 triliun. Kalau 50% berarti, sederhana hitungnya, 50% berarti Rp 75 triliun uang yang diperdagangkan oleh konglomerat itu. Benar nggak? Uang negara APBN. Kemudian satu sisi, mark up Rp 5.000 merugikan Rp 100 triliun. Berarti Rp 175 triliun. Nggak usah dibuat berbelit-belit, berbelit-belit kemana-mana.

    Jadi ini uangnya negara disubsidi, supaya masyarakat Indonesia membeli beras dengan harga yang baik. Kemudian agar petani untung kuat, disubsidi kan. Ini tidak boleh dijual mahal, karena ada uang pemerintah APBN di situ. Jadi di sini ada APBN yang diperdagangkan, semua premium-medium ini, katakanlah Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun. Benar nggak? Kan bagi dua saja dari Rp 150 triliun.

    Terus di sini dia jual beras biasa menjadi beras premium. Jadi di sini ada APBN, di sini melanggar, itu di jual di atas HET pula. Bisa bayangkan, berapa kali pelanggaran dia lakukan.

    Jadi ada yang mencoba-coba membuat teori-teori pembenaran, harga di sana di petani mahal. Bukan di sana persoalannya, persoalannya adalah ini standar pemerintah, kemudian ini penjualannya, kualitasnya tidak sesuai.

    Berikutnya, ada yang mengatakan, harga HPP-nya kan naik Rp 6.500/kg. Tetapi ingat, 70% beras diproduksi Maret, April, Mei. Di situ panen puncak kan, nah, di situ hanya 30% (daerah) di atas HPP, 70% (daerah) harga gabah di bawah HPP.

    Anggaplah Rp 6.000/kg. Kalau Rp 6.000/kg kali 2 berapa? Rp 12.000/kg. Jadi kan sudah untung kalau dia jual Rp 12.500/kg-Rp 13.000/kg. Iya kan? Berarti keliru orang, ada juga tuh pengamat sampaikan, oh ini Rp 6.500/kg, dipikir Rp 6.500/kg, tiup langsung seluruh Indonesia Rp 6.500/kg. Jadi banyak kan di bawah HPP kan? 70% (daerah) pada saat panen puncak (gabah di bawah HPP).

    Kalau panen gadu sekarang ini, kualitas bagus, berasnya kan tinggal 30% total dari produksi nasional, tentu di atas HPP atau sama HPP itu sudah bagus. Tetapi pada saat panen puncak, 70 persen di bawah HPP. Nah ini yang tidak dihitung oleh pengamat, karena dia mengamat dari ruangannya, dia tidak turun lapangan lihat kondisi petani.

    Tapi Bapak tahu nggak, misalnya kalau penggilingan tuh suka adu mahal, beli gabah. Itu kan sebenarnya menguntungkan petani, tapi kan akhirnya mereka proses produksinya jadi mahal, dan akhirnya jualnya juga jadi mahal?

    Itu kan menguntungkan petani. Tetapi katakanlah beli Rp 7.000/kg, Rp 7.000/kg kan menjualnya di lapangan Rp 18.000/kg premium. Itu pun tidak sesuai broken-nya, standarnya. Iya kan? Tetap melanggar, nggak ada alasan. Karena komoditas ini adalah disubsidi pemerintah.

    Tapi ke depan, ini kan sebenarnya konotasi oplos ini kan mereka masyarakat jadi khawatir, jadi ketika ngelihat beras nih di retail, ini dioplos nggak ya? Nah ini gimana langkah pemerintah ke depan biar ngelihat beras tuh ini dioplos apa nggak ya?

    Selesaikan dengan harga standarisasi, misalnya harga Rp 13.000/kg, sudah beli saja, karena tidak berbahaya. Iya broken-nya 25% -15% ya sama karbohidratnya. Cuma ada orang yang uang berlebih, maunya premium, harusnya premium betul dong. Jadi nggak masalah kan sama kandungannya, mau broken-nya 15%, 40%, 30% kan sama.

    Nah kalau itu, kita rakortas sepakati, kita tentukan harga aja satu HET selesai. Kemudian dengan HPP, ini dua duanya dikontrol insyaallah petaninya tersenyum, konsumennya juga bahagia.

    Kapan mulai dibahas?

    Mudah-mudahan lebih cepat, lebih cepat lebih bagus.

    Tahun ini lah ya?

    Mudah-mudahan. Tapi kita sudah putuskan di rakortas.

    Satu lagi. Kan tarifnya sudah. Tapi saya penasaran, kan jagung kita juga impor dari AS. Walaupun sedikit, saya tahu, volumenya. Tapi ini kan kita mau swasembada jagung kan kita mau swasembada, bagaimana dampaknya?

    Saya tanya juga, beri saya kesempatan bertanya. Satu dua pertanyaan. Itu Komoditas pertanian, ada rekomendasinya nggak, untuk bisa masuk? Ada kan, ya, selesai. Kalau saya tidak tanda tangan, kan nggak impor.

    Tarif. CPO menguntungkan nggak? Indonesia tarifnya 19%. Malaysia 25%. Yang punya sawit terbesar 80% dunia adalah Indonesia nomor satu dan Malaysia. Menguntungkan nggak Indonesia tarifnya itu? Dia 25%, kita. Untung dong.

    Masalah gandum memang kita tidak tanam. Kedelai, ini tahun mencoba mencari bibit unggul terbaik dunia. Ini baru saja tim kami berangkatkan ke Jordan dengan Brazil. Dia sudah pulang, kami cari benih terbaik. Ada pakar-pakar kita, kami kerja sama dengan perguruan tinggi, pakar kita bagaimana kita menghasilkan bibit unggul yang menguntungkan petani.

    Di mana potensi kedelai ini bisa? Daerah-daerahnya dari Indonesia?

    Seluruh Indonesia. Tapi kita mencari dulu bibit unggulnya. Kalau sudah, kita dapatkan mungkin kami coba 100 ribu, 50 ribu ini tahun. Setelah itu berhasil, masif.

    Kan kita sudah sudah berhasil, habis itu jagung. Berarti habis itu kedelai?

    Gula, white sugar. Mungkin insyaallah tahun depan. Jadi peta jalannya satu-satu kita beresin.

    Tonton juga video “Distributor Beras Oplosan di Pekanbaru Digerebek, 9 Ton Beras Disita!” di sini:

    (ada/eds)

  • Ketum PSI nilai baik usulan Wapres berkantor di IKN

    Ketum PSI nilai baik usulan Wapres berkantor di IKN

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ketum PSI nilai baik usulan Wapres berkantor di IKN
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 28 Juli 2025 – 23:56 WIB

    Elshinta.com – Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep memandang baik usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN).

    “Sangat baik, ini sangat baik, supaya semuanya juga merasakan,” kata Kaesang kepada wartawan usai rapat perdana Tim Formatur Kepengurusan DPP PSI di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Senin.

    Adapun terkait usulan moratorium sementara pembangunan IKN, dia mengingatkan soal komitmen awal Presiden RI Prabowo Subianto untuk melanjutkan pembangunan IKN hingga selesai.

    “Semua kan dulu sudah ditandatangani, dan saya kira Pak Presiden sudah berbicara, berkomitmen untuk menyelesaikan,” ucapnya.

    Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa dirinya masih menunggu perintah Presiden Prabowo Subianto untuk berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, maupun di Provinsi Papua.

    Saat menjawab pertanyaan awak media terkait dirinya akan berkantor di IKN, Gibran pun memberikan tanggapan dengan santai.

    “Kemarin nyuruh saya berkantor di Papua, sekarang di IKN, pindah-pindah terus,” kata Wapres Gibran saat memberikan keterangan media di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 3 Pekanbaru Sentra Abiseka, Pekanbaru, Riau.

    Adapun Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan bahwa hingga saat ini pemerintah tetap pada komitmen menyelesaikan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sesuai rencana dan target, karena itu tidak ada rencana moratorium.

    Prasetyo, yang juga Juru Bicara Presiden RI dalam konferensi pers di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) moratorium atau penghentian sementara proyek tersebut.

    “Sebagaimana yang sudah pernah juga disampaikan, bahwa sampai hari ini pemerintah tetap berkomitmen sesuai dengan rencana adalah untuk menyelesaikan pembangunan IKN secepat-cepatnya,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Wapres Gibran: Kemarin Menyuruh Saya Berkantor di Papua, Sekarang di IKN, Pindah-pindah Terus

    Wapres Gibran: Kemarin Menyuruh Saya Berkantor di Papua, Sekarang di IKN, Pindah-pindah Terus

    FAJAR.CO.ID, PEKANBARU — Isu penugasan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka untuk berkantor di Tanah Papua dan Ibu Kota Nusantara (IKN), sempat ramai jadi perbincangan publik.

    Namun, isu itu tampaknya sekadar dilempar untuk menjadi perbincangan hangat dari masyarakat, bukan sebuah keputusan yang telah ditetapkan pemerintah.

    Atas informasi yang sempat ramai jadi perbincangan itu, Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka pun angkat suara.

    Sebagai wakil presiden, dirinya menyatakan siap menjalankan tugas di mana pun jika hal itu sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Pernyataan Gibran itu disampaikan saat mengunjungi Sekolah Rakyat di Pekanbaru, Senin (28/7).

    Putra dari Jokowi itu menanggapi wacana pemindahan lokasi kerja Wapres ke Papua maupun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

    “Kemarin menyuruh saya berkantor di Papua, sekarang di IKN, pindah-pindah terus,” ujar Gibran kepada awak media.

    Gibran menegaskan bahwa dirinya siap menjalankan tugas di mana saja, termasuk di Papua atau IKN. Dia menyebut bahwa sebagai wakil presiden, dirinya siap mengikuti perintah dan penempatan.

    “Saya sebagai pembantu presiden, siap ditugaskan di mana saja, mau di Papua, atau di IKN, saya menunggu perintah,” katanya.

    Gibran menambahkan bahwa dirinya bisa bekerja secara fleksibel dari berbagai lokasi karena lebih sering turun langsung ke lapangan.

    “Sebagai pembantu presiden harus siap. Dan kalau saya, minggu lalu juga sudah saya tegaskan ya, saya bisa berkantor di mana saja, karena saya lebih sering di lapangan, memastikan program-program, visi-misi Pak Presiden tereksekusi dengan baik,” katanya.