kab/kota: Pejaten Barat

  • Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan Megapolitan 29 Juni 2025

    Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI
    Jakarta
    mengakui bahwa kapasitas penampungan hewan milik pemerintah, yakni Pusat Kesehatan Hewan (
    Puskeswan
    ), sangat terbatas.
    Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok menyatakan, dua Puskeswan yang dimiliki Pemprov hanya mampu menampung maksimal 150 ekor hewan.
    “Iya betul (
    puskeswan
    kewalahan). Kapasitas shelter punya Pemda juga terbatas, maksimal 150 ekor,” ujar Hasudungan saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
    Untuk itu, keterbatasan ini membuat pemerintah kerap mengandalkan bantuan dari shelter swasta seperti
    Pejaten Animal Shelter
    dalam menangani hewan telantar, terutama anjing liar.
    Namun, warga sekitar sempat sempat mendesak shelter tersebut ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat pada Rabu (25/6/2025).
    Hasudungan mengatakan, keputusan untuk menutup shelter tidak bisa diambil secara tergesa-gesa.
    “Jadi memang harus benar-benar dipertimbangkan semua aspeknya,” ujar Hasudungan.
    Apalagi Pejaten Animal Shelter selama ini justru berkontribusi membantu Pemprov dalam penanganan hewan rentan rabies, seperti anjing liar.
    Hal ini dinilai mendukung upaya pemerintah dalam mempertahankan status Jakarta sebagai wilayah bebas rabies.
    “Karena secara tidak langsung
    Pejaten Shelter
    membantu pemda untuk mempertahankan status bebas rabies karena mereka membantu menampung hewan rentan rabies seperti anjing terutama anjing-anjing liar,,” kata dia.
    Meski begitu, ia menegaskan bahwa segala hal terkait hewan yang berkeliaran menjadi tanggung jawab pemilik shelter.
    “Sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemilik shelter kami hanya fokus vaksinasi rabies,” kata dia.
    Sebelumnya, warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang meminta Pejaten Animal Shelter ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, menyatakan dirinya tidak keberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
    Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Soal Desakan Tutup Pejaten Shelter Usai Babi Lepas, Ini Langkah Pemprov Jakarta Megapolitan 29 Juni 2025

    Soal Desakan Tutup Pejaten Shelter Usai Babi Lepas, Ini Langkah Pemprov Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
    Jakarta
    melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) masih mempertimbangkan rencana penutupan Pejaten Animal Shelter, Jakarta Selatan.
    Warga sekitar sempat mendesak shelter tersebut ditutup usai insiden
    babi hutan
    lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat pada Rabu (25/6/2025).
    Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok mengatakan, keputusan untuk menutup shelter tidak bisa diambil secara tergesa-gesa.
    “Jadi memang harus benar-benar dipertimbangkan semua aspeknya,” ujar Hasudungan saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
    Menurut Hasudungan, Pejaten Animal Shelter selama ini justru berkontribusi membantu Pemprov dalam penanganan hewan rentan rabies, seperti anjing liar.
    Hal ini dinilai mendukung upaya pemerintah dalam mempertahankan status Jakarta sebagai wilayah bebas rabies.
    “Karena secara tidak langsung
    Pejaten Shelter
    membantu pemda untuk mempertahankan status bebas rabies karena mereka membantu menampung hewan rentan rabies seperti anjing terutama anjing-anjing liar. Sementara kapasitas shelter punya Pemda juga terbatas,” kata dia.
    Hasudungan menambahkan, shelter milik Pemprov melalui Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) hanya mampu menampung maksimal 150 ekor hewan.
    Akibatnya, ketika Puskeswan kewalahan, Pejaten Shelter kerap menjadi rujukan alternatif.
    “Betul (Puskeswan kewalahan). Maksimal 150 ekor,” kata dia.
    Meski begitu, ia menegaskan bahwa segala hal terkait hewan yang berkeliaran menjadi tanggung jawab pemilik shelter.
    “Sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemilik shelter kami hanya fokus vaksinasi rabies,” kata dia.
    Soal solusi ke depan, Hasudungan mengatakan akan dibahas lebih lanjut dalam rapat internal.
    “Akan dirapatkan” ujar dia.
    Sebelumnya, Pejaten Animal Shelter di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terancam ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Rabu (25/6/2025).
    Warga meminta agar tempat penampungan hewan telantar itu segera ditutup karena dinilai mengganggu masyarakat.
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, tidak berkeberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
    Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan Megapolitan 28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kuasa hukum
    Pejaten Animal Shelter
    ,
    Stein Siahaan
    , mengeklaim bahwa sejumlah puskesmas hewan (
    puskeswan
    ) di Jakarta kerap meminta bantuan kepada kliennya karena kelebihan kapasitas.
    Hal ini dia ungkapkan menyusul desakan warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang menuntut Pejaten Animal Shelter segera ditutup.
    Ia menyebut, satu puskeswan di Jakarta hanya mampu menangani 60 hewan.
    “Kalau penuh, puskeswan menghubungi
    Pejaten Shelter
    , ‘tolong dong, kami kepenuhan’,” ungkap Stein saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Bukan hanya itu, puskeswan di Jakarta juga kerap meminta bantuan kepada Pejaten Animal Shelter untuk mengirimkan makanan hewan meski tidak mempunyai anggaran.
    “Bukan cuma kepenuhan doang, mereka makanan habis saja itu ngomong ke kami. Padahal, punya anggaran,” ujar Stein dalam kesempatan yang sama.
    “Ya enggak apa-apa kalau mau ditutup. Tapi, per hari ini juga, semua hewan yang ada di Pejaten Shelter kami keluarkan. Karena itu sebenarnya bukan tanggung jawab kami, tanggung jawab Pemprov,” tambah dia.
    Pemilik Pejaten Animal Shelter,  Susana Somali, menyatakan tidak keberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana.
    Susana pun menyinggung soal wacana Gubernur Jakarta Pramono Anung yang ingin menambah puskesmas hewan (puskeswan) di Jakarta.
    “Disaat itulah kami akan tertolong. Itu sejalan dengan itu. Kan pernyataan Mas Pram pengin buka. Jadi tunggu sampai pejabat-pejabat DKI tambah puskeswan, itu akan terselesaikan,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, warga RT 02 RW 08 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mendesak agar Pejaten Shelter segera ditutup.
    Desakan ini mencuat setelah terjadi kembali insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Upaya penutupan shelter sudah dalam proses dan tengah menunggu pembahasan di tingkat kota. Sebelumnya disebut dilakukan peninjauan lapangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta.
    Adapun babi hutan yang berkeliaran ke halaman warga itu merupakan milik Pejaten Shelter.
    “Iya (milik Pejaten Shelter). Ada dari karyawan atau petugas dari Pejaten Shelter keluar ke rumah warga untuk menangkap babi itu,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Akui Tak Punya Izin Karena Belum Ada Aturannya Megapolitan 28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Akui Tak Punya Izin Karena Belum Ada Aturannya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kuasa hukum
    Pejaten Animal Shelter
    , Stein Siahaan, mengakui bahwa tempat penampungan hewan telantar itu tidak mempunyai izin.
    Kendati demikian, ketiadaan izin Pejaten Animal Shelter disebabkan oleh belum adanya regulasi yang mewajibkan penampungan hewan untuk memiliki izin.
    “Kemarin kan sempat ada dibilang, ‘mana izinnya shelter?’ Saya balikin lagi, ‘Mana aturannya? Kita mau mengurus ke mana?’,” ujar Stein saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    “Bukan kami enggak mau urus sama sekali. Cuma memang belum ada aturan sampai sekarang. Kami mau urus, kami datang ke dinas, dinasnya bingung. ‘Ini saya mau keluarkan izin apa?’ Karena memang belum ada aturannya,” tambah dia.
    Kuasa hukum Pejaten Animal Shelter lainnya, Santy Rahmi, menolak kliennya disebut tidak mempunyai izin.
    “Bahasanya dibalik ya, maksudnya bukan izinnya yang tidak ada, tapi karena aturan yang tidak ada, makanya jadinya izinnya tidak ada. Jadi bukan karena izin kami tidak ada, aturannya yang tidak ada,” tegas Santy dalam kesempatan yang sama.
    Santy menekankan, kalaupun aturan tentang perizinan tempat penampungan hewan telantar sudah ada, Pejaten Animal Shelter akan mengurusnya.
    Diberitakan sebelumnya, warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, resah dengan keberadaan Pejaten Animal Shelter.
    Bukan karena hewan yang mereka tampung, tapi lokasinya berdampingan langsung dengan permukiman warga.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, gerbang utama Pejaten Animal Shelter memang terbilang jauh dari penduduk.
    Tempatnya tidak langsung terlihat dari sisi kiri Jalan Pejaten Barat karena posisinya sedikit masuk ke dalam, seperti berada di ceruk.
    Namun, area belakang Pejaten Animal Shelter berdampingan dengan permukiman.
    Pembatas hanyalah tembok setinggi dua meter dan sebuah kali yang di bagian dalam tempat penampungan ditutup dengan kawat besi.
    Resahnya warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pejaten Barat dengan Pejaten Animal Shelter memuncak karena dalam bulan Juni ini saja sudah ada dua babi yang lepas dari tempat penampungan.
    Padahal usai kejadian pertama lepasnya babi pada Sabtu (14/6/2025), hewan itu disebut akan segera dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.
    Namun, setelah satu hari pemangku wilayah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan, babi serupa pun lepas dan mengacak-acak permukiman warga pada Rabu (25/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    4 Pemilik Tak Masalah Pejaten Shelter Ditutup: Saya Lepaskan Semua Hewan, Gimana? Megapolitan

    Pemilik Tak Masalah Pejaten Shelter Ditutup: Saya Lepaskan Semua Hewan, Gimana?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemilik
    Pejaten Animal Shelter
    , Susana Somali, menyatakan tidak keberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup, sesuai tuntutan warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Susana pun menyinggung soal wacana Gubernur Jakarta Pramono Anung yang ingin menambah puskesmas hewan (puskeswan) di Jakarta.
    “Di saat itulah kami akan tertolong. Itu sejalan dengan itu. Kan pernyataan Mas Pram pengin buka. Jadi tunggu sampai pejabat-pejabat DKI tambah puskeswan, itu akan terselesaikan,” kata dia.
    Terlepas dari hal tersebut, Susana mengatakan, hadirnya Pejaten Animal Shelter juga sekaligus membantu pekerjaan dari Dinas KPKP DKI Jakarta.
    Kuasa hukum Pejaten Animal Shelter, Stein Siahaan, mengungkapkan, selama ini puskeswan di Jakarta hanya mempunyai kuota 60 ekor hewan.
    “Kalau penuh, puskeswan menghubungi
    Pejaten Shelter
    , ‘tolong dong, kami kepenuhan’. Bukan cuma kepenuhan doang, mereka makanan habis saja itu ngomong ke kami,” ujar Stein dalam kesempatan yang sama.
    “Ya enggak apa-apa kalau mau ditutup. Tapi, per hari ini juga, semua hewan yang ada di Pejaten Shelter kami keluarkan. Karena itu sebenarnya bukan tanggung jawab kami, tanggung jawab Pemprov,” tambah dia.
    Stein juga mempersilakan jika Dinas KPKP Jakarta ingin mengambil alih fungsi dari Pejaten Animal Shelter.
    “Tapi apakah sudah siap dengan
    biaya operasional
    yang harus dikeluarkan? Beban biaya yang dikeluarkan?” tanya Stein.
    Ia mengungkapkan, biaya operasional per bulan selama 2024 memakan Rp 900 juta. Namun, per 2025, biaya operasional sudah meningkat.
    “Ternyata operasional naik jadi Rp 1,5 miliar. Itu bahkan belum dihitung sama makanan yang disumbang oleh donatur. Mungkin bisa tembus Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar,” lanjut dia.
    Diberitakan sebelumnya, warga RT 02 RW 08 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mendesak agar Pejaten Shelter segera ditutup.
    Desakan ini mencuat setelah terjadi kembali insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Upaya penutupan shelter sudah dalam proses dan tengah menunggu pembahasan di tingkat kota. Sebelumnya disebut dilakukan peninjauan lapangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta.
    Adapun babi hutan yang berkeliaran ke halaman warga itu merupakan milik Pejaten Shelter.
    “Iya (milik Pejaten Shelter). Ada dari karyawan atau petugas dari Pejaten Shelter keluar ke rumah warga untuk menangkap babi itu,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Resah Warga Pejaten, Babi Hutan Lagi-lagi Lepas dari Animal Shelter 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Resah Warga Pejaten, Babi Hutan Lagi-lagi Lepas dari Animal Shelter Megapolitan 28 Juni 2025

    Resah Warga Pejaten, Babi Hutan Lagi-lagi Lepas dari Animal Shelter
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga RT 02/RW 08,
    Pejaten
    Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, resah dengan keberadaan Pejaten Animal Shelter.
    Bukan karena hewan yang mereka tampung, tapi lokasinya berdampingan langsung dengan permukiman warga.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Kamis (26/6/2025), gerbang utama Pejaten Animal Shelter sebenarnya terbilang jauh dari rumah penduduk. Tempatnya tidak langsung terlihat dari sisi kiri Jalan Pejaten Barat karena posisinya sedikit masuk ke dalam, seperti berada di ceruk.
    Namun, area belakang Pejaten Animal Shelter berdampingan dengan permukiman. Pembatas hanyalah tembok setinggi dua meter dan sebuah kali, di mana  terdapat kawat besi sebagai penutup dari dalam tempat penampungan.
    Resahnya warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pejaten Barat dengan Pejaten Animal Shelter memuncak karena pada bulan Juni ini saja sudah ada dua
    babi hutan
    yang lepas dari tempat penampungan.
    Namun, setelah satu hari pemangku wilayah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan mendatangi lokasi, babi kembali lepas dan mengacak-acak permukiman warga pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami singgung masalah babi (saat kunjungan). Dia (pihak Pejaten Animal Shelter) bilang sudah enggak ada, sudah dipindahkan ke Bandung. Baru jelang sehari doang ternyata ada lagi. Keluar ke pemukiman warga. Berarti kan pembohongan publik,” kata Ketua RT setempat, Nurdiansyah (34), saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (27/6/2025).
    Nurdiansyah berasumsi, keberadaan babi di Pejaten Animal Shelter memang sengaja dipelihara untuk memakan limbah kotoran anjing di sana.
    “Yang paling banyak memang anjing. Anjing itu
    rate
    -nya ada 500 sampai 1.000 ekor keberadaan anjing di situ. Itu pengakuan dari mereka ya, bukan saya yang mengada-ada,” ungkap dia.
    Bukan hanya babi, Nurdiansyah mengungkapkan, sejumlah hewan lain juga sempat lepas dari Pejaten Animal Shelter, mulai dari anjing hingga monyet.
    Saat kejadian itu, Nurdiansyah langsung berkoordinasi dengan Pejaten Animal Shelter untuk melakukan penangkapan.
    Nurdiansyah menyebut, tak ada warga yang menyakiti hewan-hewan yang lepas dari Pejaten Animal Shelter. 
    Namun, kondisi ini kerap terulang hingga akhirnya seekor
    babi lepas
    .
    Warga mengeluhkan kerap mendengar suara gonggongan anjing yang begitu nyaring dari Pejaten Animal Shelter. Kondisi ini membuat warga sulit beristirahat, apalagi saat malam hari.
    Selain itu, aroma tak sedap dari kotoran hewan seiring dengan berembusnya angin juga menjadi “makanan” sehari-hari warga. Limbah kotoran hewan mengalir ke area permukiman warga saat banjir datang.
    “Dan bahkan, saat saya sedang diwawancara di sini, kalau anginnya lagi ke arah kita, baunya terasa. Pagi kita pengin nikmatin kopi, baunya malah bau kotoran,” kata Nurdiansyah.
    Kini, warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pejaten Barat menuntut agar Pejaten Animal Shelter segera ditutup.
    “Penginnya warga ditutup,” kata Nurdiansyah.
    Namun, rupanya tuntutan serupa telah muncul sejak awal berdirinya tempat penampungan hewan tersebut.
    “Ya, setelah 2010-2014 itu ketika ada penolakan, dia ada pernah berucap, waktu itu saya lupa siapa, yang penting orang shelter. Kita dikasih angin surga, bahasanya. Dia akan pindah ke daerah Bogor. Sampai dengan 2019, tidak terjadi,” tutur Nurdiansyah.
    Sejumlah pertemuan antara warga dan pengurus Pejaten Animal Shelter pernah berlangsung, rapat terakhir terjadi pada April 2025.
    “Ada warga dan RT, dan ada pengurus mereka, dan mereka bilang, ‘kalau untuk bau memang kita lagi berusaha’. Saya tanya, ‘bisa kasih jaminan berapa lama?’. Mereka tidak bisa kasih jaminan. Karena memang susah untuk baunya,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Bikin Resah, Warga Kerap "Dihantui" Gonggongan Anjing
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Juni 2025

    Pejaten Shelter Bikin Resah, Warga Kerap "Dihantui" Gonggongan Anjing Megapolitan 27 Juni 2025

    Pejaten Shelter Bikin Resah, Warga Kerap “Dihantui” Gonggongan Anjing
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu,
    Jakarta
    Selatan, merasa resah dengan keberadaan
    Pejaten Animal Shelter
    .
    Meski pintu masuk utama terletak cukup jauh dari permukiman warga, bagian belakang Pejaten Animal Shelter justru berbatasan langsung dengan kawasan hunian. Pemisahnya hanya berupa tembok setinggi dua meter dan sebuah aliran kali.
    Gonggongan sejumlah anjing yang begitu nyaring membuat warga sulit istirahat, apalagi saat malam hari.
    Selain gonggongan anjing, aroma tak sedap dari kotoran hewan seiring dengan berembusnya angin juga menjadi “makanan” sehari-hari warga. Limbah kotoran hewan mengalir ke area permukiman warga saat banjir datang.
    “Dan bahkan, saat saya sedang diwawancara di sini, kalau anginnya lagi ke arah kita, baunya terasa. Pagi kita pengin nikmatin kopi, baunya malah bau kotoran,” kata Ketua RT setempat, Nurdiansyah (34), saat ditemui Kompas.com, Jumat (27/6/2025).
    Nurdiansyah mengatakan, setidaknya ada 500 hingga 1.000 anjing berada di
    Pejaten Shelter
    . Namun, juga ada beberapa hewan lain seperti kucing dan monyet.
    Atas dasar itu, warga mendesak agar Pejaten Animal Shelter segera ditutup. Tuntutan serupa telah muncul sejak awal berdirinya tempat penampungan hewan tersebut.
    “Ya, setelah 2010-2014 itu ketika ada penolakan, dia ada pernah berucap, waktu itu saya lupa siapa, yang penting orang Shalter. Kita dikasih angin surga, bahasanya. Dia akan pindah ke daerah Bogor. Sampai dengan 2019, tidak terjadi,” tutur Nurdiansyah.
    Sejumlah pertemuan antara warga dan pengurus Pejaten Animal Shelter pernah berlangsung, rapat terakhir terjadi pada April 2025.
    “Ada Warga dan RT, dan ada pengurus mereka, dan mereka bilang, ‘kalau untuk bau memang kita lagi berusaha’. Saya tanya, ‘bisa kasih jaminan berapa lama?’. Mereka tidak bisa kasih jaminan. Karena memang susah untuk baunya,” kata dia.
    Selama berdirinya Pejaten Animal Shelter, sejumlah hewan sempat lepas dan memasuki permukiman warga. Mulai dari anjing, monyet, hingga babi hutan.
    Diberitakan sebelumnya, seekor babi kembali lepas pada Rabu (25/6/2025). Kali ini, hewan tersebut mengacak-acak permukaan warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
    Peristiwa ini membuat warga panik dan histeris karena babi hutan itu sampai memasuki pekarangan rumah, merusak, hingga merobohkan sejumlah kendaraan.
    “Babi masuk ke halaman warga, ngacak-ngacak pekarangan, motor warga sampai roboh. Warga jadi histeris,” kata Herry Kurniawan, salah satu warga setempat, kepada Kompas.com.
    Peristiwa pertama saat babi lepas terjadi pada Sabtu (14/6/2025). Hewan itu berkeliaran di Jalan Pejaten Barat Raya dan lari ke arah lampu merah Republika atau The Park Pejaten lalu memasuki permukiman warga dekat PLN GIS Kemang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Bikin Resah, Warga Kerap "Dihantui" Gonggongan Anjing
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Juni 2025

    Warga Merasa Dibohongi oleh Pejaten Animal Shelter Soal Babi Hutan Megapolitan 27 Juni 2025

    Warga Merasa Dibohongi oleh Pejaten Animal Shelter Soal Babi Hutan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu,
    Jakarta
    Selatan, merasa dibohongi oleh pihak
    Pejaten Animal Shelter
    terkait keberadaan
    babi hutan
    yang sempat lepas pada Sabtu (14/6/2025).
    Sebab, pihak Pejaten Animal Shelter mengaku sudah tidak mempunyai babi hutan lagi. Hal ini disampaikan ketika pejabat dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan bersama warga mengunjungi Pejaten Animal Shelter pada Selasa (24/6/2025).
    Namun, sehari setelah kunjungan, seekor babi kembali lepas dari Pejaten Animal Shelter lalu mengacak-acak permukiman warga.
    “Kami singgung masalah babi (saat kunjungan). Dia (pihak Pejaten Animal Shelter) bilang sudah enggak ada, sudah dipindahkan ke Bandung. Baru jelang sehari doang ternyata ada lagi. Keluar ke pemukiman warga. Berarti kan pembohongan publik,” kata Ketua RT setempat, Nurdiansyah (34), saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (27/6/2025).
    Nurdiansyah berasumsi, keberadaan babi di Pejaten Animal Shelter memang sengaja dipelihara untuk memakan limbah kotoran anjing yang ada di sana.
    “Yang paling banyak memang anjing. Anjing itu
    rate
    -nya ada 500 sampai 1.000 ekor keberadaan anjing di situ. Itu pengakuan dari mereka ya, bukan saya yang mengada-ada,” ungkap dia.
    Nurdiansyah menjelaskan, lepasnya babi hutan untuk kedua kalinya ini bukan peristiwa baru. Beberapa hewan lain, yakni anjing dan monyet juga sempat lepas dari Pejaten Animal Shelter.
    Pasalnya, area belakang Pejaten Animal Shelter ini berdampingan langsung dengan permukiman warga. Pembatasannya hanya tembok dengan tinggi berukuran kurang lebih dua meter dan kali.
    Keberadaan Pejaten Animal Shelter memang menjadi momok bagi warga setempat. Sebab, gonggongan anjing yang begitu nyaring membuat warga sulit istirahat, apalagi saat malam hari.
    Selain gonggongan anjing, aroma tak sedap dari kotoran hewan seiring dengan berembusnya angin juga menjadi “makanan” sehari-hari warga. Limbah kotoran hewan mengalir ke area permukiman warga saat banjir datang.
    “Dan bahkan, saat saya sedang diwawancara di sini, kalau anginnya lagi ke arah kita, baunya terasa. Pagi kita pengin nikmatin kopi, baunya malah bau kotoran,” kata dia.
    Oleh karena itu, warga menuntut agar Pejaten Animal Shelter segera ditutup.
    “Dan kami di sini bukan memusuhi hewannya. Kami tidak memusuhi hewan sama sekali. Kalau ada hewan lepas, monyet, kami selalu laporan ke mereka. ‘ini ada monyet lepas, ada anjing lepas, mohon ditangkap’. Kami enggak takol, kami enggak sakiti,” ujar Nurdiansyah.
    “Karena yang kami permasalahkan bukan hewannya. Yang kami permasalahkan shelter tersebut karena berdampingan dengan masyarakat,” tambah dia.
    Diberitakan sebelumnya, seekor babi kembali lepas pada Rabu (25/6/2025). Kali ini, hewan tersebut mengacak-acak permukaan warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
    Peristiwa ini membuat warga panik dan histeris karena babi hutan itu sampai memasuki pekarangan rumah, merusak, hingga merobohkan sejumlah kendaraan.
    “Babi masuk ke halaman warga, ngacak-ngacak pekarangan, motor warga sampai roboh. Warga jadi histeris,” kata Herry Kurniawan, salah satu warga setempat, kepada
    Kompas.com
    .
    Peristiwa pertama saat babi lepas terjadi pada Sabtu (14/6/2025). Hewan itu berkeliaran di Jalan Pejaten Barat Raya dan lari ke arah lampu merah Republika atau The Park Pejaten lalu memasuki permukiman warga dekat PLN GIS Kemang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Resah Warga Pejaten, Babi Hutan Lagi-lagi Lepas dari Animal Shelter 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Kronologi Babi Hutan Lepas Lagi di Pejaten, Acak-acak Permukiman hingga Tubruk Motor Megapolitan 27 Juni 2025

    Kronologi Babi Hutan Lepas Lagi di Pejaten, Acak-acak Permukiman hingga Tubruk Motor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seekor
    babi hutan lepas
    dari Pejaten Animal Shelter lalu mengacak-acak permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu,
    Jakarta
    Selatan, Rabu (25/6/2025).
    Ketua RT setempat, Nurdiansyah (34), mengatakan, lepasnya babi hutan untuk kedua kalinya dari Pejaten Animal Shelter membuat warga mengalami kerugian.
    “Banyak yang perabotan-perabotan warga yang di depan rumah itu pada ditabrak-tabrak. Banyak tanaman, dan ada motor juga yang ditubruk lalu jatuh,” kata Nurdiansyah saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (27/6/2025).
    Beruntung, babi hutan itu tidak sampai memasuki rumah warga. Sebab, sejumlah warga langsung menutup pintu dan berjaga di depan rumah sesaat hewan mamalia itu lepas.
    Usai menerima laporan warga, Nurdiansyah langsung menghubungi Pejaten Animal Shelter.
    “(Yang tangkap) Orang shelter bersama warga. Jadi, diikat pakai tali, dijerat gitu. Setengah sampai satu jam (acak-acak permukiman),” ujar dia.
    Nurdiansyah menduga, babi tersebut merupakan hewan yang sama yang sebelumnya sempat lepas.
    Padahal, setelah kejadian pertama, hewan itu disebut akan dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.
    Lepasnya babi hutan diduga melalui area belakang Pejaten Animal Shelter.
    “Dan dia bilang enggak ada. Kemarin. Baru jelangnya sehari doang. Dia bilang sudah enggak ada, ternyata ada lagi. Keluar ke pemukiman warga. Berarti kan pembohongan publik,” ujarnya.
    Diberitakan sebelumnya, seekor babi kembali lepas pada Rabu (25/6/2025). Kali ini, hewan tersebut mengacak-acak permukaan warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
    Peristiwa ini membuat warga panik dan histeris karena babi hutan itu sampai memasuki pekarangan rumah, merusak, hingga merobohkan sejumlah kendaraan.
    “Babi masuk ke halaman warga, ngacak-ngacak pekarangan, motor warga sampai roboh. Warga jadi histeris,” kata Herry Kurniawan, salah satu warga setempat, kepada
    Kompas.com
    .
    Peristiwa pertama saat babi lepas terjadi pada Sabtu (14/6/2025). Hewan itu berkeliaran di Jalan Pejaten Barat Raya dan lari ke arah lampu merah Republika atau The Park Pejaten lalu memasuki permukiman warga dekat PLN GIS Kemang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Resah Warga Pejaten, Babi Hutan Lagi-lagi Lepas dari Animal Shelter 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Warga Desak Penutupan Pejaten Shelter karena Babi Hutan Terus Lepas ke Permukiman Megapolitan 26 Juni 2025

    Warga Desak Penutupan Pejaten Shelter karena Babi Hutan Terus Lepas ke Permukiman
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Warga RT 02 RW 08
    Pejaten Barat
    ,
    Pasar Minggu
    ,
    Jakarta Selatan
    mendesak agar Pejaten Shelter segera ditutup.
    Desakan ini mencuat setelah terjadi kembali insiden
    babi hutan lepas
    dan masuk ke permukiman pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Upaya penutupan shelter sudah dalam proses dan tengah menunggu pembahasan di tingkat kota.
    Sebelumnya disebut dilakukan peninjauan lapangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta.
    Adapun babi hutan yang berkeliaran ke halaman warga itu merupakan milik Pejaten Shelter.
    “Iya (milik Pejaten Shelter). Ada dari karyawan atau petugas dari Pejaten Shelter keluar ke rumah warga untuk menangkap babi itu,” ujarnya.
    Tempat penampungan berbagai jenis hewan itu juga disebut telah memberikan informasi yang tidak sesuai kepada pemerintah terkait keberadaan hewan-hewan tersebut.
    Dalam rapat kelurahan pada 5 Juni 2025 dan peninjauan lapangan oleh Dinas KPKP pada 20 Juni, pihak Pejaten Shelter mengklaim seluruh babi yang sempat ditampung telah dipindahkan ke Bandung.
    “Pada saat rapat di kelurahan, itu terbukti kalau mereka menampung babi. Tapi mereka bilang babinya sudah dipindahkan ke Bandung,” ujar Herry.
    Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Pada pertengahan Juni, seekor babi hutan sempat lepas ke jalan raya.
    Dua pekan berselang, hewan serupa kembali berkeliaran dan bahkan masuk ke pekarangan rumah warga.
    “Ternyata masih ada di sini. Lepas lagi ke permukiman warga. Artinya mereka sudah berbohong di depan pemerintah,” ucap Herry.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.