kab/kota: Pati

  • Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Harap Seluruh Pelayanan Pertanahan Bisa Transformasi Digital, Tak Lagi Rumit

    Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Harap Seluruh Pelayanan Pertanahan Bisa Transformasi Digital, Tak Lagi Rumit

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/BPN) Nusron Wahid menegaskan pelayanan di bidang pertanahan harus bertransformasi agar sesuai dengan karakter masyarakat masa kini, khususnya generasi muda.

    Menurut dia, generasi muda menuntut kecepatan, transparansi, dan integritas tinggi dalam setiap layanan pertanahan.

    “Generasi muda tidak mau lagi berurusan dengan proses rumit atau tidak transparan. Mereka ingin semua layanan jelas, terukur, dan sesuai aturan,” kata Nusron kepada jajaran Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan se-Karesidenan Pati, di Kudus, Jawa Tengah, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu 8 November 2025.

    Dia mewanti, kalau tidak sesuai aturan, masyarakat jaman sekarang langsung bersuara di media sosial dan fenomena tersebut akan terus terjadi hingga mereka menjadi kelompok mayoritas.

    “Generasi itu akan menjadi majority pemohon terhadap proses pertanahan. Untuk itu kita perlu juga bertransformasi,” ajak Nusron.

    Dia menegaskan, transformasi layanan akan dilakukan secara menyeluruh. Langkah awal akan dimulai dari penyederhanaan proses bisnis, agar masyarakat dapat mengurus seluruh kebutuhan dalam satu jalur terpadu.

    Karenanya, kata Nusron, dukungan teknologi informasi yang kuat diperlukan demi menjamin kecepatan, efisiensi, dan keamanan data.

    “Proses transformasi juga bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM jadi kunci untuk mewujudkan pelayanan publik yang modern dan berintegritas,” ucap dia.

     

    Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid meminta maaf terkait ucapannya yang bilang semua tanah adalah milik negara. Belakangan ini Nusron mengaku kalau ucapannya itu adalah guyonan.

  • OPINI: Memahami Hulu-Hilir Singkong

    OPINI: Memahami Hulu-Hilir Singkong

    Bisnis.com, JAKARTA – Polemik singkong jauh dari selesai. Petani di sentra-sentra produksi singkong, seperti di Lampung, mogok panen. Janji-janji harga beli singkong menguntungkan petani tak kunjung terwujud.

    Harga singkong seperti yang ditetapkan di Instruksi Gubernur Lampung (Rp1.350/kg) hanya ilusi. Oleh pabrik tapioka, singkong hanya dibeli Rp600-Rp700/kg karena ada rafaksi harga hingga 40%. Harga serendah itu tidak menguntungkan petani. Mogok panen pilihan yang pahit, tapi rasional.

    Setelah menunggu 9-10 bulan menanam, panen adalah penentuan nasib: untung atau buntung. Polemik tak berkesudahan ihwal singkong menandai masalah di industri ini tidak tuntas diurai. Otoritas kebijakan bertindak reaktif kala ada masalah, terutama protes pelaku usaha, sehingga ramuan kebijakan tidak utuh, hanya menjawab gejala.

    Akar masalah tak disentuh. Gejala dan protes bisa saja diredam, tetapi seperti penyakit akut, akar masalah kembali muncul manakala ada pemicu. Ini terus berulang. Dalam bingkai agribisnis, karut marut singkong ini bisa diurai, mulai dari hulu, tengah, hingga hilir. Mengikuti program penghiliran yang didorong Presiden Prabowo Subianto, di hilir, setelah melewati tepungisasi, pati singkong dapat dikembangkan menjadi produk bernilai tambah, seperti tapioka, pemanis, beras analog, bahkan bioetanol dan bioplastik.

    Makin dalam penghiliran, nilai tambahnya kian besar. Sejak puluhan tahun lalu, sejumlah perusahaan berinvestasi membangun industri hilir, seperti tepung mocaf, tepung tapioka, dan bioetanol. Ternyata industri hilir ini tidak berkembang dengan baik. Salah satu masalahnya adalah pasokan bahan baku singkong. Bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas, dan kontinuitas.

    Lazimnya industri, mereka butuh keseragaman jenis dan kualitas umbi. Juga kontinuitas paso-kan sepanjang tahun dengan harga bersaing. Tuntutan ini belum sepenuhnya bisa dija-wab. Varietas singkong petani yang beragam membuat keseragaman jenis dan kualitas sulit dipenuhi. Apalagi, di antara ragam varietas itu kandungan patinya juga ber-aneka rupa: tinggi, sedang, dan rendah.

    Seperti komoditas pangan lain, produksi singkong bersifat musiman. Pada puncak produksi, Juli-Oktober, produksi besar bahkan melimpah. Pada bulan-bulan lain produksi rendah. Penanaman yang relatif serentak berbuah musim panen yang ajek. Ketika panen besar, produk-si melimpah. Harga singkong cenderung tertekan. Sebaliknya, saat produksi terbatas harga akan naik. Menghadapi struktur pasar bersifat oligopsoni, petani relatif tak berdaya dan hanya sebagai menerima harga (price taker).

    Kebutuhan likuiditas yang mendesak mem-buat posisi petani makin ren-tan di depan pabrik tapioka. Sebagian besar singkong di Lampung diserap industri tapioka. Pada 2022, Lampung memproduksi singkong 5,95 juta ton atau 39,74% dari produksi nasional yang mencapai 14,98 juta ton. Merujuk kajian KPPU, pada 2021 tercatat ada 71 pabrik tapioka di Lampung.

    Meski jumlahnya cukup banyak, pasar dikendalikan empat perusahaan besar dengan penguasaan serapan 75%. Perusahaan tapioka memiliki keleluasaan menentukan harga (price maker). Ketergantungan tinggi petani pada mereka juga rentan pemaksaan rafaksi.

    Usaha tani singkong terkesan ‘sederhana’. Ini boleh jadi karena superioritas sing-kong: tumbuh baik di lahan marginal, tahan kekeringan, dan tak perlu input setinggi padi atau jagung. Sebagai negara tropis dengan sinar matahari sepanjang tahun dan tenaga kerja melimpah, produksi singkong sepertinya mudah. Namun, begitu singkong dimasukkan kerangka kerja industri tampak menghadapi masalah serius.

    Ketika petani hendak digerakkan untuk meningkatkan produksi, masalah yang ada juga tidak mudah. Masalah-masalah itu terkait karakteristik singkong.

    Pertama, singkong butuh 9-10 bulan dari awal tanam hingga siap dipanen. Berarti selama 9-10 bulan petani tidak akan memperoleh pendapatan, sedangkan skema pembiayaan yang dapat mengatasi masalah arus kas petani belum ada. Kedua, singkong termasuk kategori tanaman pangan. Ini menyulitkan bagi investor untuk mengembangkan “perkebunan” dengan pengaturan izin HGU plus kemudahan mendapatkan kredit usaha (Krisnamurthi, 2025).

    Pendek kata, kurangnya ‘huluisasi’ membuat ‘hilirisasi’ tidak berkembang baik. Akibatnya, daya saing produk hilir singkong rendah. Ironisnya, industri berbasis singkong justru harus impor bahan baku.Dalam kaca mata agribisnis, kesenjangan hulu-hilir ini memunculkan tiga tantangan. Pertama, penghiliran butuh penghuluan. Sektor on-farm harus mampu mendukung industri hilir.

    Dukungan riset, adopsi varietas unggul, pengaturan tanam, dan pendampingan petani itu keniscayaan. Ujungnya, produktivitas yang tinggi, kontinu, dan bersaing. Kedua, selain asuransi juga perlu skema pembiayaan yang memungkinkan petani mengakses kredit untuk hidup selama menunggu panen. Ini perlu kerja sama industri dan perbankan.

    Ketiga, kebijakan perdagangan yang memihak industri domestik. Penghiliran jelas perlu peran investasi dan kewi-rausahaan. Investasi akan tidak berkelanjutan tanpa dukungan bahan baku di hulu dan kebijakan perdagangan.

    Impor produk hilir berbasis singkong bebas, tanpa ada bea masuk, sehingga harganya lebih murah. Perlu ramuan kebijakan perdagangan yang melin-dungi industri dalam negeri tanpa harus membebani konsumen dengan membayar produk berbasis singkong dengan harga tinggi.

  • KKP perkuat peran P2MKP untuk produktivitas usaha perikanan

    KKP perkuat peran P2MKP untuk produktivitas usaha perikanan

    P2MKP adalah ujung tombak penguatan kapasitas masyarakat kelautan dan perikanan,

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong penguatan peran Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) sebagai lembaga pelatihan mandiri yang inovatif demi produktivitas usaha di sektor perikanan.

    “P2MKP adalah ujung tombak penguatan kapasitas masyarakat kelautan dan perikanan,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

    Dia menyampaikan, langkah itu penting untuk mendukung pelaksanaan program peningkatan kompetensi masyarakat kelautan dan perikanan di Tanah Air.

    KKP melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) untuk memperkuat peran P2MKP sebagai mitra strategis penggerak ekonomi biru berbasis masyarakat.

    Mengangkat tema “Optimalisasi Layanan Pusat Pelatihan KP dalam Penetapan dan Klasifikasi P2MKP Menuju Lembaga Pelatihan Masyarakat yang Berdaya Saing”, lanjut Nyoman, forum itu sekaligus menjadi langkah nyata meningkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan publik di bidang pelatihan.

    “Melalui forum ini, kita pastikan penetapan dan klasifikasi dilakukan secara objektif dan berbasis kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

    Nyoman mendorong kolaborasi antara P2MKP, satuan pendidikan vokasi, dan dunia usaha agar pelatihan menghasilkan SDM kompeten dan berdaya saing. P2MKP, sambungnya, harus menjadi pusat inovasi dan kewirausahaan yang memperkuat ekonomi biru berkelanjutan.

    Kepala Pusat Pelatihan Kelautan Perikanan KKP Lilly Aprilya Pregiwati menegaskan, penguatan peran P2MKP memiliki dasar hukum kuat melalui Permen KP Nomor 18 Tahun 2024 dan Kepmen KP Nomor 20 Tahun 2025, yang menempatkan layanan penetapan dan klasifikasi P2MKP sebagai bagian dari layanan publik KKP.

    Disebutkan saat ini tercatat terdapat 107 P2MKP aktif di 22 provinsi dan 72 kabupaten/kota, mencakup bidang budidaya, pengolahan, penangkapan, konservasi, handycraft, hingga garam. Total 9.914 masyarakat telah dilatih, 1.255 tersertifikasi, dan 1.593 berhasil mendirikan usaha baru.

    “Dampaknya nyata, keterampilan meningkat, ekonomi keluarga pesisir tumbuh,” ujar Lilly,

    Ia mencontohkan inovasi “Mobile Garam” di Pati dan usaha olahan ikan di Tegal dan Baubau.

    Selain itu, terdapat Istiqomah, alumni P2MKP Bening Jati Anugrah Bogor, kini telah mendirikan lembaga pelatihan sendiri di Aceh Besar dengan level madya dan dua dapur umum untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Ke depan, Pusat Pelatihan KP berkomitmen memperkuat sistem klasifikasi dan monitoring P2MKP melalui reformasi kebijakan, transformasi digital, dan pendampingan kelembagaan agar pelatihan semakin adaptif dan terukur.

    Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan pihaknya terus menggencarkan program peningkatan kompetensi masyarakat untuk mendorong produktivitas dan diversifikasi hasil kelautan dan perikanan.

    Peningkatan kompetensi sekaligus untuk menyukseskan pelaksanaan program ekonomi biru yang berkelanjutan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pisang Manakah yang Lebih Baik untuk Diet?

    Pisang Manakah yang Lebih Baik untuk Diet?

     

    JAKARTA – Pisang sering jadi pilihan camilan sehat, tapi tahukah Anda tingkat kematangannya bisa memengaruhi manfaatnya bagi tubuh? Mulai dari kandungan gula hingga serat, setiap tahap kematangan pisang punya kelebihan masing-masing, terutama untuk orang yang sedang menjaga pola makan atau menjalani diet.

    Saat pisang matang, kandungan nutrisinya seperti gula, pati, dan vitamin akan berubah. Artinya jika Anda membutuhkan gula sebelum berolahraga atau ingin mengurangi gula karena diabetes, pilihan pisang yang dikonsumsi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

    Berikut penjelasan dari para ahli gizi mengenai berbagai tingkat kematangan pisang, ciri-ciri fisiknya, serta manfaat kesehatan yang sesuai dengan masing-masing tingkat kematangan, seperti dilansir dari laman Huffpost pada Sabtu, 8 November 2025.

    1. Pisang Mentah (Belum Matang)

    Pisang di tahap ini berwarna hijau, keras, dan sulit dikupas. “Pada tahap ini, kadar pati resisten paling tinggi dan kandungan gulanya rendah,” kata Avery Zenker, ahli gizi terdaftar di MyCrohnsAndColitisTeam.

    Pati resisten memiliki banyak manfaat, termasuk memberi makan bakteri baik di usus yang membantu mengurangi peradangan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Selain itu, pati ini dicerna lebih lambat sehingga membuat kenyang lebih lama.

    “Pati resisten bekerja mirip dengan serat, difermentasi di usus sehingga memberi energi pada bakteri baik dan membantu kontrol gula darah,” ujae Amanda Sauceda, ahli gizi dan dosen di California State University, Long Beach.

    Pisang mentah adalah camilan yang cocok untuk orang yang ingin mengontrol kadar gula darah, termasuk mereka dengan pra-diabetes, diabetes tipe 2, atau kondisi metabolik lainnya. Kandungan karbohidrat kompleks dan seratnya membantu pelepasan gula ke darah secara lebih lambat, sehingga membantu menjaga kestabilan gula darah. 

    Selain itu, serat dalam pisang mentah juga bermanfaat untuk kesehatan usus, mendukung pertumbuhan bakteri baik dan pencernaan yang lancar. Untuk hasil optimal, cobalah menyandingkannya dengan selai kacang, tambahan protein dan lemak sehat dari selai kacang membantu menjaga gula darah tetap stabil dan mendukung pencernaan lebih baik.

    2. Pisang Setengah Matang

    Pisang setengah matang berwarna kuning dengan ujung hijau. Teksturnya lebih lembut tapi masih agak keras. Pada tahap ini, sebagian pati resisten mulai berubah menjadi gula sederhana. Mineral seperti kalium dan magnesium tetap stabil.

    Pisang setengah matang adalah pilihan ideal bagi mereka yang ingin mendapatkan manfaat pencernaan. Kandungan pati resisten dalam pisang setengah matang membantu menjaga gula darah tetap stabil, memberikan energi yang lebih merata sepanjang hari tanpa lonjakan gula. 

    Bagi wanita pra-menopause atau pasca-menopause, pati resisten ini mendukung kesehatan usus dan membantu mengurangi resistensi insulin, sehingga berkontribusi pada metabolisme yang lebih seimbang.

    3. Pisang Matang

    Pisang matang berwarna kuning sepenuhnya, lembut tapi tidak lembek, mudah dikupas, dan beraroma manis. Meskipun nutrisi pisang matang dan setengah matang hampir sama menurut USDA, ada beberapa perbedaan penting. Pada pisang matang, sebagian besar pati telah berubah menjadi gula alami sehingga rasanya lebih manis. 

    Seratnya menurun, sementara kandungan gula dan antioksidannya meningkat. Selain itu, vitamin dan mineral pada pisang matang berada pada titik puncaknya. Hal ini menjadikannya sebagai sumber nutrisi yang optimal.

    Satu pisang memenuhi sekitar 8% kebutuhan harian kalium dan magnesium, mineral yang penting untuk menjaga tekanan darah, kontraksi otot, dan kesehatan tulang. Pisang juga cocok dikonsumsi sebelum olahraga sebagai sumber energi cepat untuk menambah asupan kalium atau sebagai camilan manis yang praktis untuk anak-anak.

    4. Pisang Sangat Matang

    Pisang sangat matang berwarna kuning kecoklatan dengan bintik coklat dan aroma tajam. Pisang sangat matang berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik coklat dan aroma yang tajam. Pada tahap ini, kandungan gulanya hampir mencapai puncak, sementara seratnya terus menurun.

    Pisang sangat matang cocok dikonsumsi oleh orang yang membutuhkan energi cepat, penderita gangguan pencernaan ringan, serta mereka memiliki nafsu makan rendah atau menginginkan camilan manis. Namun yang mengatur gula darah sebaiknya menghindari pisang ini karena kandungan gulanya tinggi.

    5. Pisang Terlalu Matang

    Pisang terlalu matang berwarna coklat atau hitam sangat lembut hingga lembek. Pisang terlalu matang berwarna coklat atau hitam, sangat lembut bahkan hampir lembek. Pada tahap ini, kandungan gula dan antioksidannya berada pada tingkat tertinggi, sementara seratnya rendah, vitamin C menurun, dan kadar kalium tetap terjaga.

    Pisang terlalu matang cocok digunakan untuk berbagai olahan seperti roti pisang, kue, atau smoothie. Teksturnya yang lembut membuatnya mudah dicerna dan cepat memberikan energi, sehingga cocok untuk atlet. Namun pisang pada tahap ini kurang ideal untuk penderita diabetes atau bagi mereka yang ingin meningkatkan asupan serat.

    Tips dari Sauceda adalah gunakan pisang terlalu matang untuk smoothie. Anda tidak perlu memasukan banyak pisang sehingga bisa mengurangi gula tambahan.

  • Profil Mayjen Hendy Antariksa, Jebolan Kopassus yang Jadi Pangdam I/Bukit Barisan

    Profil Mayjen Hendy Antariksa, Jebolan Kopassus yang Jadi Pangdam I/Bukit Barisan

    Profil Mayjen Hendy Antariksa, Jebolan Kopassus yang Jadi Pangdam I/Bukit Barisan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menunjuk Mayjen Hendy Antariksa sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan.
    Penunjukkan
    Mayjen Hendy Antariksa
    tersebut tertuang dalam Keputusan Panglima
    TNI
    Nomor Kep/1448/X/2025 tertanggal 30 Oktober 2025.
    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, mutasi dan rotasi ini adalah bagian dari sistem pembinaan karier yang terencana dan berkesinambungan.
    Mutasi dan rotasi ini tidak hanya sebatas penyesuaian struktural, tetapi juga merupakan strategi pembinaan organisasi agar tetap segar dan adaptif dalam menghadapi perkembangan lingkungan tugas yang dinamis.
    “Rotasi jabatan ini bukan sekadar proses administratif, melainkan wujud nyata pembinaan karier yang berorientasi pada peningkatan profesionalisme dan kesiapan satuan,” kata Freddy dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).
    “Dengan adanya regenerasi kepemimpinan, TNI memastikan setiap lini memiliki sosok pemimpin yang tangguh, responsif, dan mampu menjawab tantangan zaman,” sambungnya.
    Lantas, siapa Mayjen
    Hendy Antariksa
    yang kini menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan? Berikut profilnya:
    Mayjen Hendy Antariksa merupakan pati TNI yang lahir pada 20 Maret 1971 di Cimahi, Jawa Barat. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) dari kecabangan Infanteri (Kopassus) pada 1993.
    Pada 2010, Hendy pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon.
    Namanya juga pernah mengisi posisi Komando Distrik Militer 0621 dan Perwira Pembantu Utama V/Kerjasama Militer Staf Operasi Angkatan Darat.
    Adapun sebelum ditunjuk menjadi Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen Hendy Antariksa mengisi kursi Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) sejak Mei 2025.
    Berikut riwayat karier militer Mayjen Hendy Antariksa:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nekat Blokir Jalan Pantura, Dua Pentolan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Jadi Tersangka

    Nekat Blokir Jalan Pantura, Dua Pentolan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Jadi Tersangka

    Liputan6.com, Jakarta Dua pentolan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Teguh Istiyanto (49) dan Supriyono alias Botok (47) jadi tersangka pemblokiran jalan Pantura Pati-Juwana, saat demo yang mewarnai sidang paripurna Hak Angket DPRD Pati.

    Aksi keduanya dipicu lantaran kecewa hasil sidang paripurna tidak sesuai dengan tuntutan mereka. Keduanya kemudian menghasut massa untuk melakukan konvoi dan kemudian memblokir jalur Pantura.

    Aksi pemblokiran jalan Pantura menyebabkan kemacetan selama 15 menit. Parahnya lagi, mengganggu aktivitas masyarakat, hingga akhirnya dibubarkan oleh petugas.

    “Ketika hasil sidang tidak sesuai dengan tuntutan mereka, kedua pelaku menghasut massa untuk melakukan konvoi dan kemudian memblokir jalur Pantura Pati–Juwana sekitar pukul 18.30 WIB,” kata Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi, Rabu (5/11/2025).

    Polisi mengamankan barang bukti berupa dua unit mobil milik pelaku. Antara lain mobil Ford Ranger K 9365 FS dan Chevrolet D 8363 AM, serta sejumlah pakaian dan telepon genggam yang digunakan saat aksi.

    Keduanya dijerat pasal 192 ayat (1) KUHP, pasal 160 KUHP dan pasal 169 ayat (1) dan (2) KUHP. Ancaman ketiga pasal berlapis ini dengan ancaman maksimal 6 hingga 15 tahun penjara.

    Direskrimsus Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio menjelaskan, pasal 160 KUHP diterapkan karena keduanya terbukti menghasut masyarakat untuk melakukan pemblokiran jalan.

    “Pasal 169 KUHP diterapkan, karena keduanya merupakan koordinator organisasi yang melakukan pelanggaran hukum. Dan Pasal 192 KUHP diterapkan, karena perbuatan mereka menghalangi jalan umum yang membahayakan keselamatan lalu lintas,” terang Dwi.

    Selanjutnya Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menambahkan, aksi yang mengganggu kepentingan umum tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.

    Aryanto menegaskan, Polri akan selalu menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat. Namun tindakan yang mengganggu ketertiban dan keselamatan orang lain akan ditindak tegas sesuai hukum.

    “Sampaikan aspirasi dengan cara-cara yang bermartabat dan tidak melanggar hukum,” tukas Artanto.

  • Penggerak Demo Bupati Pati Ditangkap, Puluhan Warga Demo di Polda Jateng

    Penggerak Demo Bupati Pati Ditangkap, Puluhan Warga Demo di Polda Jateng

    Menurut Suharno, masyarakat Pati akan terus memperjuangkan pembebasan Botok dan Teguh. Dia juga menegaskan, mereka tidak gentar meski berisiko mengalami kriminalisasi serupa.

    “Kami tidak melibatkan massa, tapi massa yang terlibat. Kami tidak takut. Kebenaran akan terus kami perjuangkan,” katanya.

    Suharno juga menyoroti ketimpangan penegakan hukum. Dia menyinggung peristiwa banjir di Jalan Kaligawe, Semarang, yang menutup jalur Pantura selama 11 hari tanpa ada pejabat yang diproses hukum.

    “Pantura diblokir banjir 11 hari, tidak ada yang ditangkap. AMPB blokir 15 menit, malah diancam 9 tahun penjara. Di mana keadilannya?” ujarnya.

    Dalam aksi itu, dua kakak perempuan Botok, Mulyati (55) dan Mukijah (50) tampak menangis di depan pagar besi Mapolda Jateng. Mereka datang dari Pati sejak pagi bersama rombongan massa.

    “Anak dan istrinya baru bisa menjenguk. Saya belum diizinkan masuk,” ujar Mulyati sambil meneteskan air mata.

    Menurutnya, masyarakat Pati saat ini bisa merasakan dampak perjuangan Botok yang menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.

    “Soal pajak, turun itu karena Mas Botok. Kenaikan 250 persen itu mencekik wong cilik. Bupati Pati harus tanggung jawab,” ujarnya.

    Sebelumnya, polisi telah menetapkan Botok dan Teguh sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana mengganggu ketertiban umum melalui aksi pemblokiran Jalan Pantura Pati-Juwana.

    Aksi tersebut dinilai menyebabkan kemacetan total selama sekitar 15 menit dan mengganggu aktivitas masyarakat. (fajar)

  • Daftar Lengkap Pemenang Duta DPD RI 2025

    Daftar Lengkap Pemenang Duta DPD RI 2025

    Jakarta

    Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar Malam Grand Final Pemilihan Duta DPD RI 2025. Hasilnya kategori Putri DPD RI 2025 dimenangkan oleh Provinsi Aceh atas nama Irhamni Malika dan kategori Putra DPD RI diberikan ke perwakilan Jawa Timur, Ahmad Farezi.

    Daftar pemenang dibacakan pembawa acara. Adapun Wakil I Putri Duta DPD RI 2025 diemban oleh Papua Barat Daya atas nama Melani Tebuot Bame dan kategori Wakil I Putra diberikan kepada Muhammad Fikri Assalam dari Kalimantan Timur.

    “Nah, kalau beberapa hari atau beberapa waktu yang lalu ada DPD Awards, kita menjaring local hero, local champion dan ternyata banyak sekali keluarnya dari daerah,” kata Ketua DPD RI Sultan Najamudin di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (3/11/2025).

    “Malam ini kita mencoba memberikan peluang atau panggung kepada anak-anak muda Indonesia dari daerah, dari kampung-kampung, dari semua provinsi, semua kota di Indonesia untuk menjadi semacam ambassador DPD dan lebih dari itu mereka akan kita bekali pengetahuan yang cukup,” sambungnya.

    Berikut daftar pemenang Duta DPD RI 2025:

    Kategori Khusus Duta Favorit DPD RI 2025
    Putri Favorit: DIY, Fada Devinza Rigita Maharani
    Putra Favorit: Sulawesi Selatan, Arsal Andika

    Duta Pengetahuan dan Intelegensia DPD RI
    Putri: NTT, Gresia Yuliana Umbu Pati
    Putra: Sulawesi Utara, Marcello Sergio Lontokan

    Wakil II Putri Duta DPD RI 2025: Kepulauan Riau, Risma Dwi Salwa Lestari
    Wakil II Putra Duta DPD RI 2025: Sulawesi Barat, Muh. Fadel Miftahuddin

    Wakil I Putri Duta DPD RI 2025: Papua Barat Daya, Melani Tebuot Bame
    Wakil I Putra Duta DPD RI 2925: Kalimantan Timur, Muhammad Fikri Assalam

    Duta DPD RI 2025 (Putri): Aceh, Irhamni Malika
    Duta DPD RI 2025 (Putra): Jawa Timur, Ahmad Farezi

    (dwr/fas)

  • Grand Final Duta DPD RI 2025 Dimulai, Perwakilan Anak Daerah Unjuk Kemampuan

    Grand Final Duta DPD RI 2025 Dimulai, Perwakilan Anak Daerah Unjuk Kemampuan

    Jakarta

    Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar malam Grand Final Duta DPD RI 2025 malam ini. Acara yang melibatkan sejumlah perwakilan daerah ini diharapkan mampu memberikan kesempatan yang luas untuk anak muda di Indonesia.

    Acara Grand Final Duta DPD RI digelar di Balai Sudirman, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua DPD RI Sultan Najamuddin, Wakil Ketua DPD Tamsil Linrung hingga Yorrys Raweyai.

    “Malam ini DPD melakukan final semacam final ya, Grand Final Duta DPD sebagai bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun DPD yang ke-21,” kata Sultan di lokasi, Senin (3/11/2025).

    Sultan mengatakan acara ini diperuntukkan bagi anak-anak muda di Indonesia. Ia menyebut sejumlah final Duta DPD RI ini dibekali dengan sejumlah pengetahuan.

    “Nah, kalau beberapa hari atau beberapa waktu yang lalu ada DPD Awards, kita menjaring local hero, local champion dan ternyata banyak sekali keluarnya dari daerah,” kata Sultan.

    “Malam ini kita mencoba memberikan peluang atau panggung kepada anak-anak muda Indonesia dari daerah, dari kampung-kampung, dari semua provinsi, semua kota di Indonesia untuk menjadi semacam ambassador DPD dan lebih dari itu mereka akan kita bekali pengetahuan yang cukup,” sambungnya.

    Sultan ingin program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dapat dikomunikasikan dengan baik kepada rakyat. Ia berharap Duta DPD RI menjadi representasi daerah di pusat.

    “Kemudian karena posisi kita sekarang memang berkomitmen untuk bagaimana memastikan program-program Asta Cita Presiden juga lebih cepat berhasil. Dan paling penting juga bagaimana DPD RI yang banyak masyarakat yang masih belum aware, belum banyak tahu tentang lembaga DPD, maka melalui duta-duta DPD ke depan, eksistensi DPD insyaallah akan makin banyak diketahui,” ungkapnya.

    Berikut Daftar Finalis Duta DPD RI 2025:

    1. Aceh
    Muharram Anbiya
    Irhamni Malika

    2. Sumatera Utara
    Muhammad Akmal Nasution
    Feby Inge Dwiyanti

    3. Sumatera Barat
    Ahmad Zakri
    Sutri Yani

    4. Riau
    Deri Wanhar Saputra
    Friskhia Hani

    5. Jambi
    M. Dicky Prayama
    Najwa Zafirah Dewi Riwanti

    6. Sumatera Selatan
    Muhammad Wahyu Hidayat
    Abel Jennyska Laurencia

    7. Bengkulu
    Mohammed Virgil Afghani
    Sopia Agnesta

    8. Kepulauan Bangka Belitung
    Faris Adil
    Decia Rahmadini Prawira

    9. Kepulauan Riau
    Joan Young
    Risma Dwi Salwa Lestari

    10. Lampung
    Wahyuda Pratama
    Yolanda Sabrina Putri

    11. Daerah Khusus Jakarta
    Jagad Febrian Putra
    Alya Mukhbita

    12. Jawa Barat
    Febby Cipta
    Sifa Salma Sriyani

    13. Jawa Tengah
    Rangga Satria Putra Pratama
    Della Rista Setiawan Putri

    14. Daerah Istimewa Yogyakarta
    Fajar Ilham Maulana
    Fada Devinza Rigita Maharani

    15. Jawa Timur
    Ahmad Farezi
    Nuroniyyah

    16. Banten
    Wendi Juwendi
    Harum Fatimah

    17. Bali
    I Made Sila Arta Putra
    Maria Febi Vivian Winanda Rambu

    18. Nusa Tenggara Barat
    Roni Hidayat
    Ni Komang Ayu Wulan Sari

    19. Nusa Tenggara Timur
    Krisna Kennedy Morits Pascal Adu
    Gresia Yuliana Umbu Pati

    20. Kalimantan Barat
    Seprianda Risky
    Aura Nafiisah

    21. Kalimantan Tengah
    Hefi
    Friska Friscilla

    22. Kalimantan Selatan
    Muhammad Abiyyu Hafizh
    Danisya Nayla Azahra

    23. Kalimantan Timur
    Muhammad Fikri Assalam
    Novalin Delvia Sari

    24. Kalimantan Utara
    Ahmad Awaludin
    Dewi Dwi Zulastri

    25. Sulawesi Selatan
    Arsal Andika
    Khaila Thahirah

    26. Sulawesi Tengah
    Moch. Arzan Anugrah
    Jihan Al-Amri

    27. Sulawesi Barat
    Muh. Fadel Miftahuddin
    Andi Nurya Az Zahra

    28. Gorontalo
    Muhammad Fauzan Tomu
    Aura Felita

    29. Sulawesi Utara
    Marcello Sergio Lontokan
    Flavia Meraviglia Agusta

    30. Sulawesi Tenggara
    Arwan Pelangi
    Alma Fisabillah

    31. Maluku
    Harun Souwakil
    Keisya Multi Pieritsz

    32. Maluku Utara
    Irfan Atha Rabal
    Nursellah Hi Abdullah

    33. Papua
    Roni Towoly
    Patrichia Angelica Bemey

    34. Papua Barat
    Nemesio Bizar Bubun Pegan
    Nesty Stella Isir

    35. Papua Tengah
    Obaja Gobai
    Sara Agapa

    36. Papua Pegunungan
    Luis Mandala Mabel
    Savira Margaretha Kosay

    37. Papua Barat Daya
    Samuel Jouan Gelora Hutabarat
    Melani Tebuot Bame

    38. Papua Selatan
    Petrus Leonardo Amotey
    Wilhelmina Gereworot Kuruwop

    Halaman 2 dari 3

    (dwr/eva)

  • Bijak Jajan Cinta Bumi, Garudafood Edukasi Generasi Muda

    Bijak Jajan Cinta Bumi, Garudafood Edukasi Generasi Muda

    Bisnis.com, SUKOHARJO – Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian anak-anak Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun sekitar rumah. Jajanan dipilih karena mudah didapat, terjangkau, dan menarik secara visual maupun rasa. Namun, perilaku jajan anak sering kali belum disertai pemahaman yang cukup tentang keamanan pangan yang dikonsumsi.

    Sebagian besar anak memilih jajanan berdasarkan rasa dan tampilan tanpa memperhatikan kebersihan, kandungan bahan tambahan, atau informasi pada label kemasan. 

    Selain itu, kebiasaan jajan juga berdampak pada lingkungan, terutama dari sisi sampah plastik kemasan pasca-konsumsi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan agar anak-anak dapat menjadi konsumen yang lebih sadar, bijak dalam memilih jajanan, dan peduli terhadap kelestarian bumi.

    Terkait dengan hal tersebut, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), perusahaan makanan dan minuman asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah, menginisiasi gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi”, sebuah kampanye edukatif yang mengajak generasi muda untuk lebih sadar dan bijak dalam memilih pangan jajanan sekaligus peduli pada kelestarian lingkungan. Melalui program ini, Garudafood berkomitmen untuk membangun perilaku konsumsi yang cerdas, sehat, dan berkelanjutan, dimulai dari kebiasaan sederhana yaitu memilih jajanan yang aman dan mengelola sampah plastik kemasan pasca-konsumsi.

    Dimulai sejak Agustus 2025, inisiatif ini telah menjangkau 30 sekolah tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK di wilayah Surakarta dan sekitarnya serta mengedukasi lebih dari 20.000 siswa dan guru. Rangkaian aktivitas “Bijak Jajan Cinta Bumi” ditutup di SMK Negeri 2 Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 31 Oktober 2025.

    “Kami percaya sekolah merupakan titik awal pembentukan karakter. Melalui keterlibatan aktif siswa dan guru dalam gerakan Bijak Jajan Cinta Bumi, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa memilih jajanan bukan hanya soal rasa, tetapi juga tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungan. Edukasi kecil ini kami yakini dapat menjadi investasi nyata untuk menciptakan perubahan besar di masa depan,” ujar Dian Astriana, Head of Corporate Communication and External Relations Garudafood Group saat penutupan program tersebut.

    Untuk tingkat SMK, Garudafood menyisipkan kegiatan sharing best practice mengenai sociopreneurship – kewirausahaan yang menggabungkan konsep bisnis dengan misi untuk memecahkan masalah sosial di masyarakat. Sebanyak 300 siswa SMK Negeri 2 Sukoharjo yang merupakan duta Adiwiyata bersama para guru pendamping mengikuti sharing session mengenai inovasi dalam bisnis ramah lingkungan, mulai dari pengolahan sampah menjadi produk bernilai jual hingga strategi membangun usaha berkelanjutan yang berdampak sosial.

    “Gerakan Bijak Jajan Cinta Bumi sejalan dengan visi dan misi sekolah kami untuk menjadi pusat belajar berwawasan lingkungan dan menghasilkan lulusan yang memiliki budaya peduli lingkungan. Kami mengapresiasi kolaborasi ini dan berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjangkau sekolah-sekolah di wilayah lain,” tutur Tuti Mahriah Kepala SMK Negeri 2 Sukoharjo.

    Gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi” mengajarkan siswa untuk selalu memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi dengan membaca informasi pada kemasan terlebih dahulu, memastikan izin edar, dan tanggal kedaluwarsa. Selain itu, siswa juga mendapatkan pemahaman mengenai jenis-jenis sampah, dampak negatifnya terhadap lingkungan, dan cara pengelolaan sampah kemasan, terutama jenis Multilayer Plastic (MLP) atau saset yang biasanya digunakan untuk membungkus jajanan.

    Dalam upaya menanamkan perilaku “Bijak Jajan Cinta Bumi” sejak dini, Garudafood berkolaborasi dengan pihak sekolah dalam memberikan edukasi rutin yang menyatu dengan aktivitas sekolah. Garudafood juga memberikan Dropbox Sampah Kemasan (DSK) untuk sampah jenis kertas dan plastik serta bermitra dengan pihak ketiga untuk mengangkut dan mengolah sampah DSK sekolah secara bertanggung jawab.

    “Gerakan ini bukan sekadar kampanye, tetapi sebuah ekosistem perubahan perilaku. Setiap pilihan jajanan yang aman adalah investasi bagi kesehatan kita. Dan setiap langkah kecil mengelola sampah adalah bentuk cinta kita pada bumi,” tutup Dian Astriana.

    Gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi” merupakan sinergi antara dunia pendidikan, pelaku usaha, dan komunitas penggiat lingkungan. Garudafood berharap gerakan ini dapat menjadi gerakan Nasional yang menginspirasi lebih banyak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, serta membentuk generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan.

    Komitmen Garudafood terhadap Keberlanjutan

    Sebagai komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan, hingga tahun 2024 Garudafood bersama para penggiat lingkungan di Pati, Jawa Tengah, telah berhasil mengelola lebih dari 7-ton sampah kemasan Multilayer Plastic (MLP) pasca-produksi sebagai bagian dari inisiatif pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Selain itu, Garudafood bersama entitas bisnisnya yaitu PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR) dan Garuda Beverage Sukses (GBS) menjadi anggota Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO). Hingga Oktober 2025, kolaborasi ini berhasil mengolah lebih dari 100-ton untuk sampah jenis MLP dan polypropylene (PP).

    Garudafood juga aktif mengembangkan program pengelolaan sampah organik melalui metode biokonversi maggot di Depok, Jawa Barat dan Desa Sukobubuk, Jawa Tengah yang memberdayakan masyarakat dalam pengolahan sampah secara tuntas dari rumah tangga, membuka peluang ekonomi sirkular dan tambahan pendapatan bagi para pelaku budidaya maggot.