kab/kota: Pati

  • Bupati Pati Didemo Besar-besaran Rakyatnya, Kembali Viral Sudewo Ternyata Didukung Jokowi saat Pilkada

    Bupati Pati Didemo Besar-besaran Rakyatnya, Kembali Viral Sudewo Ternyata Didukung Jokowi saat Pilkada

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Demo besar-besaran warga Kabupaten Pati berlangsung di wilayah itu. Tepatnya di gedung DPRD Pati, Rabu (13/8/2025).

    Bahkan, sempat terjadi caos saat demo berlangsung. Tampak video peristiwa kini beredar luas di berbagai platform media sosial.

    Diketahui, demo tersebut berubah dari tuntutan menurunkan pajak PBB-P2 menjadi tuntutan agar Bupati Pati, Sudewo, mundur dari jabatannya.

    Demo besar-besaran itu memantik sejumlah pegiat media sosial menelusuri sosok Sudewo saat gelaran Pilkada 2024 lalu.

    Salah satu yang mengoreknya adalah akun bercentang biru di X, @liaasister. Dia membagikan video saat Sudewo dan pasangannya pada Pilkada 2024 bertandang ke rumah Jokowi. Hal itu sebagai bentuk dukungan sang mantan presiden ke dirinya.

    “Oalah.. ternyata bupati Pati yang viral melawan warganya itu pejabat titipan jkw. Ini sebenarnya presidennya siapa sih, kok bupati ini malah menghadapnya ke Solo 🤦,” tulis akun tersebut, sembari membagikan video.

    Hasil penelusuran fajar.co.id, kunjungan dari calon Bupati dan Wakil Bupati Pati yang saat pilkada adalah calon dengan nomor urut 1 Sudewo dan Risma Ardhi Chandra.

    Pada kunjungan itu paslon ini tampak mengenakan pakaian kemeja putih dan celana hitam. Keduanya berjalan menuju kediaman Jokowi.

    Jokowi pada kesempatan itu memberikan pesan sekaligus sebagai bentuk dukungan kepada calon Bupati dan Wakil Bupati Pati 2025-2030 itu.

    Pesan Jokowi berkaitan dengan perikanan. Menurut Jokowi daerah Pati memiliki potensi besar salah satunya adalah perikanan.

  • Bupati Pati Dihujani Lemparan Sandal dan Botol: Saya Mohon Maaf Sebesar-besarnya

    Bupati Pati Dihujani Lemparan Sandal dan Botol: Saya Mohon Maaf Sebesar-besarnya

    Pantauan Liputan6.com di lokasi, satu mobil dinas Polres Grobogan dikabarkan dibakar massa. Kericuhan ini meluas. Sebelumnya, emak-emak sambil bawa anak juga ikut demo. Mereka mengira demo di Pendopo Kabupaten Pati tersebut berlangsung damai. Saat kepanikan terjadi, banyak balita dan anak-anak pingsan.

    Ahmad Husen selaku inisiator dan Syaiful Ayubi sebagai orator demo Pati tersebut menyatakan bahwa Bupati Pati Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena dinilai bersikap arogan. Warga juga diajak bertahan hingga malam hari sebelum tuntutannya mendapat respons dari pemerintah.

    Berikut 5 tuntutan massa demonstrasi di Pati:

    1. Menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatan.2. Menolak penerapan lima hari sekolah.3. Menolak renovasi Alun-alun Pati dengan anggaran Rp2 miliar.4. Menolak pembongkaran total Masjid Alun-alun Pati yang bersejarah.5. Menolak proyek videotron senilai Rp1,39 miliar.

  • Dilempari Pendemo, Bupati Pati Dievakuasi Pakai Kendaraan Taktis

    Dilempari Pendemo, Bupati Pati Dievakuasi Pakai Kendaraan Taktis

    Liputan6.com, Pati – Bupati Pati Sudewo akhirnya muncul di tengah demonstran. Dengan catatan, massa aksi tidak melakukan kontak fisik selama bupati menyampaikan pesannya. Namun belum lama dirinya keluar, massa aksi langsung melemparinya dengan berbagai benda, sehingga akhirnya dievakuasi aparat keamanan menggunakan kendaraan taktis. 

    Sebelumnya, petugas kepolisian membubarkan aksi unjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo karena pengunjuk rasa melakukan aksi pelemparan ke petugas.

    Petugas pengamanan demo Pati membubarkan paksa pengunjuk rasa, Rabu (13/8/2025), dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan pengunjuk rasa yang dinilai sulit dikendalikan.

    Pengunjuk rasa juga terlihat melakukan aksi anarkis dengan melakukan kekerasan terhadap beberapa anggota kepolisian yang kebetulan berada di antara kerumunan pengunjuk rasa, sehingga sejumlah anggota kepolisian mengalami luka.

    Sementara pengunjuk rasa juga mengeluhkan pedih di mata karena terkena gas air mata, sehingga berlarian menyelamatkan diri.

    Kepala Polresta Pati Komisaris Besar Polisi Jaka Wahyudi saat aksi unjuk rasa masih kondusif bersama Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto di tengah-tengah pengunjuk rasa menyampaikan ajakan untuk menyampaikan aspirasi secara damai.

    “Siang ini rekan-rekan semuanya bersama Dandim Pati hadir di tengah-tengah kalian bahwa kalian baik-baik dan sehat-sehat. Saya bersama Dandim Pati pro dengan rakyat,” ujarnya.

    Ia akan memastikan rekan-rekan semuanya bahwa warga Pati dalam menyampaikan aspirasi akan dikawal Polri dan TNI bersama masyarakat.

    “Polri akan mengawal penyampaian rekan-rekan semuanya di dewan. Mengimbau kepada rekan-rekan tolong kegiatan ini dilaksanakan dengan kondusif dan jangan anarkis. Bisa tertib, sanggup”. Hidup rakyat,” ujarnya.

    Sementara itu, Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto menyampaikan hidup Polri TNI dan hidup tertib. Kami akan mengawal kalian semua. Intinya harus aman. Bisa?. jangan sampai ada yang disusup-susupi, bisa?” ujarnya.

     

  • 4
                    
                        Temui Massa Demo, Bupati Pati Sudewo Dilempari Sandal
                        Regional

    4 Temui Massa Demo, Bupati Pati Sudewo Dilempari Sandal Regional

    Temui Massa Demo, Bupati Pati Sudewo Dilempari Sandal
    Editor
    PATI, KOMPAS.com
    – Bupati Pati, Sudewo, akhirnya menemui massa aksi yang menuntut dirinya mundur pada Rabu (13/8/2025).
    Mengenakan kemeja putih lengan panjang, kacamata, dan peci hitam, Sudewo keluar dari mobil rantis polisi sekitar pukul 12.16 WIB untuk menyapa pengunjuk rasa.
    “Assalamualaikum wr wb. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat lebih baik,” ucap Sudewo dilansir dari Tribun Jateng.
    Polisi sempat meminta massa untuk tertib. Namun, saat menyapa dari mobil, Sudewo justru dilempari air minum kemasan dan sandal oleh massa.
    Ajudan dan anggota Brimob yang berada di dekatnya segera melindungi Sudewo menggunakan tameng.
    Lemparan dari massa terus mengarah hingga Sudewo terpaksa kembali masuk ke dalam mobil rantis.
    Aksi unjuk rasa yang menuntut Sudewo mundur itu pun berlangsung ricuh.
    Massa melempar air minum, memaksa menerobos gerbang kantor bupati, dan membakar satu unit mobil provos milik Polres Grobogan.
    Untuk mengurai kericuhan, polisi menyemprotkan water cannon dan menembakkan gas air mata.
    Protes ini dipicu kebijakan Bupati Sudewo yang menaikkan pajak sebesar 250 persen.
    Sudewo juga sempat menantang warga Pati yang tak terima dengan kenaikan itu untuk demo besar-besaran.
    Belakangan, Sudewo sudah meminta maaf soal pernyataannya itu serta membatalkan kenaikan PBB. Namun, massa tetap menggelar demonstrasi.
    Massa yang mengeklaim hadir lebih dari 50.000 orang meneriakkan yel-yel “Bupati harus lengser” dan “Turun Sudewo sekarang juga.”
    Bupati Sudewo baru menjabat sejak dilantik pada 18 Juli 2025.
    Namun, kurang dari sebulan memimpin, ia sudah menghadapi gelombang penolakan besar yang mendesaknya mengundurkan diri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Pati Berujung Ricuh, Polisi Duga Aksi Disusupi Kelompok Anarko

    Demo Pati Berujung Ricuh, Polisi Duga Aksi Disusupi Kelompok Anarko

    Liputan6.com, Pati – Aksi unjuk rasa imbas kenaikan pajak bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan Bupati Pati Sudewo di Alun-Alun Pati, Rabu (13/82025), berlangsung memanas. Ratusan ribu massa yang sejak pagi berkumpul untuk menyampaikan aspirasi terkait kebijakan pemerintah, terpantau mengalami eskalasi ketegangan pada siang hari.

    Masa melempari petugas yang berjaga di dalam komplek kantor bupati dan melakukan pembakaran di sejumlah titik. Dari rilis Polda Jateng, tampak sejumlah polisi berlindung dari lemparan peserta aksi dengan membungkuk di belakang tameng.

    Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi, bersama Dandim 0718 Pati, turun langsung menemui peserta aksi. Kehadiran mereka bertujuan meredam potensi bentrokan dan memastikan jalannya penyampaian aspirasi tetap dalam koridor hukum.

    “Kami mengimbau kepada seluruh peserta aksi agar tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan tetap fokus menyampaikan aspirasi dengan damai,” ujar Kombes Jaka Wahyudi di lokasi.

    Situasi mulai memanas ketika sebagian peserta aksi melempar botol air mineral ke arah aparat yang berjaga. Aparat berupaya mengendalikan situasi dengan mengedepankan langkah persuasif, namun eskalasi ketegangan terus meningkat.

    “Kami memahami semangat rekan-rekan dalam menyampaikan pendapat, namun kami mohon untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain,” ungkap Jaka. 

    Polisi menduga adanya penyusupan kelompok anarko, setelah terlihat beberapa orang yang memprovokasi massa untuk bertindak anarkis. Aparat segera melakukan pemantauan ketat dan identifikasi terhadap pihak-pihak yang mencoba memperkeruh suasana.

    “Kami minta peserta aksi tidak terpengaruh oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan tertentu. Mari kita jaga Pati tetap aman,” kata Kombes Jaka Wahyudi.

    Petugas gabungan TNI-Polri terlihat membentuk barikade di sejumlah titik strategis di sekitar Alun-Alun Pati. Kendati demikian, Kapolresta memastikan pengamanan dilakukan secara humanis dan proporsional.

    “Kami di sini bukan untuk membungkam suara rakyat, tetapi untuk memastikan penyampaian aspirasi berlangsung aman dan tertib,” tambahnya.

    Jaka Wahyudi juga mengingatkan bahwa proses demokrasi harus dijaga bersama oleh seluruh elemen masyarakat.

    “Jangan sampai aksi yang seharusnya menjadi wujud demokrasi justru berubah menjadi kerusuhan yang merugikan semua pihak,” katanya.

  • Demo Pati Berujung Ricuh, Ini 5 Tuntutan Warga

    Demo Pati Berujung Ricuh, Ini 5 Tuntutan Warga

    Liputan6.com, Pati – Aksi demonstrasi warga di Alun-Alun Kota Pati di depan pintu masuk Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (13/8/2025), berujung ricuh. Kericuhan dimulai saat massa aksi melempari Pendopo Kabupaten Pati menggunakan air mineral. Aksi massa semakin tak terkendali saat massa yang memanas tak jua ditemui Bupati Pati Sudewo. 

    Pantauan Liputan6.com di lokasi, satu mobil dinas Polres Grobogan dikabarkan dibakar massa. Kericuhan ini meluas. Sebelumnya, emak-emak sambil bawa anak juga ikut demo. Mereka mengira demo di Pendopo Kabupaten Pati tersebut berlangsung damai. Saat kepanikan terjadi, banyak balita dan anak-anak pingsan.

    Penyebab kericuhan dimulai ketika tuntutan massa agar Bupati Pati Sudewo datang, tidak terpenuhi.

    Ahmad Husen selaku inisiator dan Syaiful Ayubi sebagai orator demo Pati tersebut menyatakan bahwa Bupati Pati Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena dinilai bersikap arogan. Warga juga diajak bertahan hingga malam hari sebelum tuntutannya mendapat respons dari pemerintah.

    Sementara itu, kondisi demonstran mulai memanas. Tensi emosi mereka meninggi lantaran tidak kunjung ditemui bupati.

    “Kita datang 50 ribu orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo pengecut tidak berani menampakan diri,” kata seseorang pendemo melalui pengeras suara. 

    Jalannya aksi demonstrasi kemudian menjadi ricuh karena tidak ada satu pun pihak pemerintah yang menemui massa pendemo, menurut laporan awak Liputan6.com di lokasi, pagar kantor bupati roboh hingga terdengar suara letusan gas air mata.

    Berikut 5 tuntutan massa demonstrasi di Pati:

    Menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatan.
    Menolak penerapan lima hari sekolah.
    Menolak renovasi Alun-alun Pati dengan anggaran Rp2 miliar.
    Menolak pembongkaran total Masjid Alun-alun Pati yang bersejarah.
    Menolak proyek videotron senilai Rp1,39 miliar.

     

  • Demo Pati Memanas: Massa Merangsek ke Kantor Bupati Sudewo, Mobil Polisi Dibakar

    Demo Pati Memanas: Massa Merangsek ke Kantor Bupati Sudewo, Mobil Polisi Dibakar

    Massa menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari kursi kepemimpinan. Mereka bergantian melakukan orasi. Lantas di mana Bupati Sudewo?

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, Bupati Sudewo diketahui berada di dalam pendopo. Kapolres Pati AKBP Jaka Wahyudi bersama Dandim Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto juga berada di dalam pendopo.

    Keduanya berupaya membujuk Sudewo untuk menemui massa yang sudah menumpuk di depan pendopo.

    Sementara itu, kondisi demonstran mulai memanas. Tensi emosi mereka meninggi lantaran tidak kunjung ditemui bupati.

    Sebelumnya diberitakan, demo ini dikawal 2.684 personel gabungan dari 14 polres jajaran, TNI, serta berbagai instansi untuk mengamankan jalannya unjuk rasa.

    “Pengamanan akan dilakukan secara profesional dan humanis. Kami tidak hanya fokus pada pengamanan massa, tetapi juga mengutamakan komunikasi yang baik agar situasi tetap terkendali tanpa gesekan,” kata Jaka Wahyudi.

  • Demo Pati Berujung Ricuh, Ini 5 Tuntutan Warga

    Balita dan Anak Pingsan saat Demo Ricuh Lengserkan Bupati Pati

    Liputan6.com, Jakarta Demonstrasi yang menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo berujung ricuh, Rabu (13/8). Situasi tidak terkendali. Massa melempari botol, merobohkan tembok dan memecahkan kaca pendopo.

    Personel Kepolisian tidak tinggal diam. Mereka berusaha menenangkan massa, bahkan gas air mata ditembakkan untuk meredam aksi. Massa lantas kocar kacir.

    Pantauan Liputan6.com di lokasi kejadian, tidak cuma laki-laki yang ikut demo. Emak-emak juga. Bahkan di antara mereka ada yang sambil membawa anak.

    Mereka mengira demo di Pendopo Kabupaten Pati tersebut berlangsung damai. Saat kepanikan terjadi, banyak balita dan anak-anak pingsan.

    Penyebab kericuhan dimulai ketika tuntutan massa agar Bupati Pati Sudewo datang, tidak terpenuhi.

    Sebelumnya, Kordinator Lapangan Aksi Demo di Pati Ahmad Husein kepada Liputan6.com mengatakan, massa demonstran diprediksi mencapai 100 ribu orang. Sedangkan tuntutan terakhir yang dibawa masyarakat adalah lengserkan Bupati Sudewo.

    “(Misalkan nanti deadlock) kita tetap bertahan,” katanya.

    Husein yang mewakili masyarakat pendemo menegaskan, intinya masyarakat Pati sudah tidak butuh pemimpin yang arogan dan semena-mena.

    “Kami masyarakat enggak butuh pemimpin yang arogan dan semena-mena,” pungkasnya.

  • Demo Lengserkan Bupati Sudewo Berujung Ricuh, Pagar Kantor Bupati Pati Roboh Terdengar Letusan

    Demo Lengserkan Bupati Sudewo Berujung Ricuh, Pagar Kantor Bupati Pati Roboh Terdengar Letusan

    Liputan6.com, Pati – Masyarakat Pati terus berdatangan ke kawasan Alun-Alun Kota Pati di depan pintu masuk Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (13/8/2025), untuk menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya. 

    Ahmad Husen selaku inisiator dan Syaiful Ayubi sebagai orator aksi warga tersebut menyatakan bahwa Bupati Pati Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena dinilai bersikap arogan. Warga juga diajak bertahan hingga malam hari sebelum tuntutannya mendapat respons dairi pemerintah.

    Selai itu, para pengunjuk rasa juga diminta untuk tertib dan tidak melakukan aksi anarkis.

    “Tunjukkan bahwa warga Pati itu santun dan berakhlak, cinta damai dan tidak arogan,” ujar Saiful.

    Unjuk rasa besar-besaran warga Pati dipicu dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

    Meski kebijakan tersebut sudah dibatalkan, termasuk mencabut kebijakan lain yang dinilai tidak mendengarkan aspirasi warga, namun masyarakat sudah kadung sakit hati dengan pernyataan Bupati Pati Sudewo yang seolah menantang warga dengan  mempersilakan berunjuk rasa hingga 5.000 ataupun 50.000 orang sekalipun.

    Warga akhirnya melakukan aksi donasi dengan mengumpulkan air mineral kemasan dos di sepanjang jalur trotoar depan pendopo Kabupaten Pati. Bahkan donasi juga terus mengalir hingga air mineral dengan kemasan dos ditempatkan di kawasan Alun-alun Pati.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com di lokasi, Bupati Sudewo diketahui berada di dalam pendopo. Kapolres Pati AKBP Jaka Wahyudi bersama Dandim Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto juga berada di dalam pendopo.

    Keduanya berupaya membujuk Sudewo untuk menemui massa yang sudah menumpuk di depan pendopo.

    Sementara itu, kondisi demonstran mulai memanas. Tensi emosi mereka meninggi lantaran tidak kunjung ditemui bupati.

    “Kita datang 50 ribu orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo pengecut tidak berani menampakan diri,” kata seseorang pendemo melalui pengeras suara. 

    Jalannya aksi demonstrasi kemudian menjadi ricuh karena tidak ada satu pun pihak pemerintah yang menemui massa pendemo, menurut laporan awak Liputan6.com di lokasi, pagar kantor bupati roboh hingga terdengar suara letusan gas air mata.

     

  • Demo Pati, Masyarakat Minta Bupati Dilengserkan, Sudewo Minta Maaf

    Demo Pati, Masyarakat Minta Bupati Dilengserkan, Sudewo Minta Maaf

    Bisnis.com, JAKARTA – Viral di media sosial, Bupati Pati Sudewo membuat kebijakan menaikkan PBB hingga 250 persen. Ini menuai kekecewaan masyarakat, yang disampaikan demo Pati 13 Agustus 2025.

    Sejak pukul 08.30 WIB, massa aksi demo Pati sudah berkumpul di depan Gerbang Kantor Pemkab Pati. Orator menyampaikan melalui alat pengeras suara agar tidak menjadi pemimpin arogan dan menciptakan masyarakat yang arogan.

    “Tolong pihak aparat agar tetap menjaga saudara sedulur,” ungkap orator dalam aksi demo Pati, Rabu (13/8/2025).

    Masyarakat di Pati kompak agar Bupati Sudewo tidak menaikkan PBB hingga 250 persen. Kemudian, masyarakat menggalang posko untuk aksi 13 Agustus dengan mengumpulkan air minum, makanan kemasan, memasang tenda-tenda, dan masyarakat bergantian menjaga posko donasi tersebut.

    Sebanyak 1.000 orang warga Pati, Jawa Tengah, melakukan aksi demo untuk menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya, karena dianggap sebagai pemimpin yang arogan.

    Adapun aksi unjuk rasa masyarakat digelar di sekitar Alun-alun Kota Pati depan pintu masuk Pendopo Kabupaten Pati, Rabu. Husen selaku inisiator dan Syaiful Ayubi sebagai orator aksi warga tersebut mengatakan bahwa Bupati Pati Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena dinilai bersikap arogan.

    Dia juga mengajak para pengunjuk rasa untuk siapkan diri menuntut pelengseran Bupati Pati hingga malam hari. Para pengunjuk rasa juga diminta untuk tertib dan tidak melakukan aksi anarkis.

    “Tunjukkan bahwa warga Pati itu santun dan berakhlak, cinta damai dan tidak arogan,” ujar Saiful dikutip dari Antara, Rabu (13/8/2025).

    Unjuk rasa warga Pati berawal dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Meskipun kenaikan tersebut merupakan batas maksimal dan tidak diberlakukan untuk seluruh objek pajak, karena ada yang kenaikannya hanya 50 persen

    Usai mengeluarkan pernyataan rencana kenaikan pajak, Bupati Pati Sudewo juga menantang masyarakat yang mengatakan bahwa tidak takut dengan aksi masyarakat dan mempersilahkan masyarakat 5.000 orang ataupun 50.000 orang untuk melakukan demo.

    Bupati Pati Sudewo Minta Maaf

    Sosok Sudewo dikenal akrab dengan Presiden Prabowo. Bupati Pati juga berasal dari Partai Gerindra.

    Kebijakan dan pernyataan Sudewo menyulut kemarahan warga. Beberapa hari setelah merilis rencana kenaikan PBB 250 persen, Bupati Pati Sudewo langsung meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi karena polemik kenaikan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250% yang akan dilakukannya.

    Ditambah lagi dengan dipicu kericuhan yang terjadi antara masyarakat dan satpol PP pada Selasa (5/8) dilakukan murni untuk ketertiban warga. Sudewo berdalih bahwa Pemkab tidak berniat merampas barang-barang peserta aksi, melainkan hanya ingin memindahkan barang-barang tersebut agar tidak mengganggu kirab boyongan Hari Jadi Kabupaten Pati dan kegiatan 17 Agustus 2025.

    Adapun pernyataannya yang sempat menuai kontroversi, Sudewo juga menyampaikan klarifikasi bahwa ucapannya soal “5.000 silakan, 50.000 massa silakan” tidak bermaksud menantang rakyat.

    “Saya hanya ingin menyampaikan agar aksi tersebut berjalan tertib dan murni sebagai penyampaian aspirasi, bukan ditunggangi pihak-pihak tertentu,” jelasnya di Pati pada Kamis (7/8), dikutip dari Antaranews.

    Demo Bupati Pati, Sudewo Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen

    Dikutip dari situs humaspati, Pemerintah Bupati Pati mengumumkan membatalkan rencana kenaikan hingga 250 persen. Keputusan ini diumumkan langsung di Pendopo Kabupaten Pati, didampingi Kajari, Dandim 0718 Pati, dan Kapolresta Pati pada Jumat (8/8/2025).

    “Bagi yang sudah terlanjur membayar, selisihnya akan dikembalikan oleh pemerintah. Teknisnya akan diatur oleh BPKAD bersama kepala desa,” jelas Sudewo.

    Lebih lanjut, dia mengatakan pembatalan dilakukan untuk menjaga keamanan, kondusivitas, serta mendukung kelancaran perekonomian dan pembangunan daerah.

    Namun, keputusan ini berdampak pada tertundanya sejumlah proyek yang telah direncanakan dalam perubahan anggaran 2025.

    “Beberapa pekerjaan infrastruktur jalan, permintaan dari kepala desa, hingga perbaikan plafon RSUD Suwondo yang rusak terpaksa ditunda. Termasuk rencana penataan alun-alun, yang semula akan dibuat lebih nyaman dan estetis, juga batal dikerjakan tahun ini,” ujarnya.

    Sudewo juga menepis anggapan bahwa penataan alun-alun memiliki muatan politik.