kab/kota: Pati

  • Polisi Dalami Pengeroyokan dan Pembakaran Rumah Pentolan Masyarakat Pati Bersatu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Oktober 2025

    Polisi Dalami Pengeroyokan dan Pembakaran Rumah Pentolan Masyarakat Pati Bersatu Regional 3 Oktober 2025

    Polisi Dalami Pengeroyokan dan Pembakaran Rumah Pentolan Masyarakat Pati Bersatu
    Tim Redaksi
    PATI, KOMPAS.com –
    Satreskrim Polresta Pati mendalami kasus pengeroyokan dan pembakaran rumah yang dilaporkan menimpa Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Teguh Istiyanto.
    Penyidik masih berupaya memeriksa saksi-saksi termasuk mengumpulkan barang bukti.
    Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Heri Dwi Utomo mengatakan, kasus dugaan pembakaran rumah Teguh di Perum Taman Mutiara Persada, Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo oleh dua orang tak dikenal yang berboncengan motor matik terekam CCTV.
    Insiden itu terjadi pada Jumat (3/10/2025) dinihari sekitar pukul 04.00 WIB.
    Api diketahui membakar warung kelontong di bagian depan rumah Teguh hingga menghanguskan sejumlah barang dagangan dan perabotan.
    Beruntung, kebakaran segera diketahui penghuni rumah sehingga teratasi.
    “Benar, pada 3 Oktober dini hari telah terjadi dugaan pembakaran rumah warga. Kami sudah menerima laporan resmi dan saat ini sedang dilakukan penyelidikan,” kata Heri di Mapolresta Pati, Jumat (3/10/2025).
    Menurut Heri, rekaman CCTV menjadi petunjuk awal yang sangat penting dalam pengungkapan kasus dugaan pembakaran rumah Teguh.
    “CCTV memperlihatkan dua pelaku yang datang menggunakan sepeda motor. Kami sedang mendalami ciri-ciri dan kemungkinan identitas mereka,” jelas Heri.
    Selain itu, Satreskrim Polresta Pati juga sudah menggelar olah TKP, termasuk melakukan analisis barang bukti yang diamankan.
    “Ini akan kami teliti lebih lanjut untuk memastikan modus yang digunakan. Saksi-saksi masih dimintai keterangan. Kami pastikan kasus pembakaran rumah pelapor, prosesnya berjalan dan semua masih dalam pendalaman,” tegas Heri.
    Sementara itu menyoal pengeroyokan yang dialami Teguh pada Kamis (2/10/2025) pagi sekitar pukul 10.00 di depan gerbang selatan Kantor DPRD Kabupaten Pati, penyidik Satreskrim Polresta Pati juga masih mendalami.
    Saat itu Teguh dkk hendak mengawal jalannya rapat Pansus Hak Angket. Karena Gerbang utama dijaga ketat oleh massa, Teguh dkk lantas diarahkan masuk melalui pintu selatan.
    Namun, setelah melompati pagar, Teguh tiba-tiba ditarik dan dikeroyok oleh sekelompok orang yang diduga merupakan bagian dari massa pendukung Bupati Pati Sudewo.
    Saat terjatuh, Teguh bahkan diinjak, ditendang, dan dipukul hingga mengalami luka di wajah, lengan, dan leher. Teguh kemudian diobati di RSUD Soewondo Pati.
    “Kasus dalam tahap penyelidikan. Saksi-saksi yang ada di lokasi telah diperiksa. Kami juga mengamankan barang bukti pengeroyokan,” kata Heri.
    Dalam pengungkapan kasus ini, sambung Heri, penyidik Satreskrim Polresta Pati juga tengah melakukan identifikasi terhadap pelaku.
    “Kami sedang memetakan dugaan keterlibatan kelompok massa yang ada di sekitar lokasi kejadian. Identifikasi pelaku menjadi prioritas penyidikan,” tegas Heri.
    Heri pun memastikan, Satreskrim Polresta Pati akan menindaklanjuti laporan ini secara profesional dan transparan.
    “Kami meminta masyarakat tetap tenang dan tidak berspekulasi. Polresta Pati akan mengusut kasus ini sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” pungkas Heri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kenapa Makanan Basi Keluar Lendir? Kenali Juga Tanda Bahaya Lainnya

    Kenapa Makanan Basi Keluar Lendir? Kenali Juga Tanda Bahaya Lainnya

    Jakarta

    Hingga September 2025, tercatat 6.517 kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama DPR-RI Komisi IX mengusulkan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) untuk membantu mengawasi keamanan dalam program Makanan Bergizi (MBG).

    Selain itu, Menkes juga usulkan mata pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah mengenai keamanan pangan dan gizi. Menurutnya, usulan ini adalah upaya agar anak sekolah memahami makanan yang disajikan dalam program MBG masih layak dikonsumsi atau tidak.

    Meski biasanya makanan yang sudah dimasak aman dikonsumsi, makanan yang disimpan terlalu lama atau tidak sesuai standar penyimpanan makanan akan memberi kesempatan terjadinya kontaminasi bakteri atau rentan basi. Karena itu, menurut Menkes penting untuk tahu ciri-ciri makanan yang sudah tidak layak konsumsi.

    Beberapa ciri makanan tidak layak konsumsi yang bisa dikenali antara lain sebagai berikut.

    Bau dan Rasa Berubah

    Indra penciuman dan perasa menjadi cara paling cepat untuk mendeteksi keamanan makanan yang akan dikonsumsi. Nasi basi akan beraroma asam yang menusuk, sayur bening yang rusak akan berbau masam, sementara lauk bersantan cenderung langu atau tengik.

    Perubahan ini terjadi karena pertumbuhan bakteri pembusuk. Misalnya, Bacillus cereus yang sering muncul pada nasi menghasilkan asam organik saat memecah pati, sehingga muncul aroma kecut. Begitu pula pada sayur berkuah, bakteri fermentatif memecah kandungan karbohidrat sayuran menjadi asam, membuat rasanya berubah. Minyak dalam santan yang teroksidasi juga menghasilkan bau tengik.

    Menurut penelitian yang terbit di Jurnal Foods (2025), senyawa volatil hasil metabolisme mikroba inilah yang memunculkan bau dan rasa tak sedap, meski secara kasat mata makanan kadang masih terlihat normal.

    Tekstur Tidak Normal

    Perubahan tekstur pada makanan juga dapat mengindikasikan makanan tidak layak. Nasi yang pulen bisa berubah menjadi kering, menggumpal, bahkan berlendir jika sudah basi. Pada sayur berkuah, kuah yang semula jernih bisa menjadi kental atau berbusa. Lauk bersantan biasanya mengalami pecah santan, yaitu minyak terpisah dan terlihat mengambang di permukaan.

    Penyebabnya bisa datang dari tiga faktor yaitu aktivitas mikroba, enzim alami makanan yang masih aktif meski sudah dimasak, serta suhu penyimpanan yang tidak tepat. Kombinasi faktor ini mempercepat kerusakan makanan matang, bahkan sebelum ada tanda lain seperti bau menyengat.

    Warna Berubah

    Warna juga bisa menjadi indikator. Sayur bening yang biasanya jernih bisa berubah keruh, sop ayam yang cerah bisa menjadi keabu-abuan, dan lauk bersantan bisa tampak cokelat kusam.

    Menurut penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Food Science & Technology tahun 2024, perubahan warna ini umumnya dipicu oleh oksidasi lemak, pemecahan pigmen alami bahan makanan, serta pertumbuhan mikroba. Pada santan misalnya, oksidasi membuat warnanya berubah gelap, sementara aktivitas bakteri pada sayur bisa membuat kuahnya menjadi keruh.

    Tidak Selalu Gampang Dikenali

    Namun perlu diingat, tidak semua makanan matang yang terkontaminasi akan menunjukkan tanda-tanda perubahan. Ada kalanya makanan tetap tampak normal, tapi sebenarnya berbahaya.

    Contohnya, nasi goreng atau mie goreng yang disimpan di suhu ruang bisa terkontaminasi Staphylococcus aureus, meski bau dan rasanya masih sama. Lauk berkuah juga bisa mengandung Salmonella atau E. coli tanpa perubahan fisik yang jelas.

    Selain bakteri, ada pula risiko dari histamin. Pada lauk berbahan ikan laut seperti tongkol atau cakalang, bakteri tertentu bisa memecah histidin menjadi histamin. Masalahnya, histamin bisa bertahan meski ikan sudah dimasak. Akibatnya, makanan tampak normal namun bisa memicu gejala keracunan seperti wajah memerah, sakit kepala, mual, hingga diare. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety (2020) menyebut fenomena ini sebagai scombroid poisoning, yang kerap luput terdeteksi.

    Dampak Mengonsumsi Makanan Tidak Layak

    Mengonsumsi makanan matang yang sebenarnya sudah tidak layak bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Gejalanya bisa muncul cepat, beberapa jam setelah makan, atau tertunda hingga sehari kemudian, tergantung jenis mikroba maupun toksin yang terbentuk.

    1. Gangguan saluran cerna

    Gejala paling umum adalah mual, muntah, sakit perut, hingga diare. Bacillus cereus pada nasi basi, misalnya, dikenal memicu muntah dan diare akibat toksin yang tahan panas.

    2. Keracunan bakteri berbahaya

    Jika makanan terkontaminasi Salmonella atau E. coli, gejalanya bisa lebih berat, seperti demam, kram perut, diare berdarah, bahkan dehidrasi parah. Kondisi ini butuh penanganan medis cepat, terutama pada anak-anak.

    3. Reaksi mirip alergi

    Pada ikan yang menghasilkan histamin, gejala muncul menyerupai alergi: wajah dan tubuh memerah, sakit kepala, jantung berdebar, hingga rasa panas di kulit. Kondisi ini dikenal sebagai scombroid poisoning, yang sering tidak disadari karena makanan terlihat normal.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Jenguk Korban Dugaan Keracunan MBG, Ini Kata Walkot Palembang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

    Gaduh Keracunan MBG

    23 Konten

    Ribuan anak sekolah dilaporkan mengalami keracunan usai menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Apa saja kemungkinan penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya di kemudian hari?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Ricuh Jelang Rapat Angket di DPRD Pati, Koordinator Pro Bupati Sudewo Sebut Pemukulan Hanya Percikan Kecil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Oktober 2025

    Ricuh Jelang Rapat Angket di DPRD Pati, Koordinator Pro Bupati Sudewo Sebut Pemukulan Hanya Percikan Kecil Regional 2 Oktober 2025

    Ricuh Jelang Rapat Angket di DPRD Pati, Koordinator Pro Bupati Sudewo Sebut Pemukulan Hanya Percikan Kecil
    Editor
    PATI, KOMPAS.com –
    Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Cinta Damai, Sutirto, memberikan tanggapan atas aksi kekerasan yang terjadi di depan Gedung DPRD Pati pada Kamis (2/10/2025) pagi.
    Ia menduga insiden pemukulan terhadap koordinator kelompok kontra-Bupati merupakan buah dari akumulasi kekecewaan yang sudah lama terpendam dari para pendukung Bupati Sudewo, sambil menyebut kejadian tersebut hanya “percikan-percikan kecil”.
    Insiden kekerasan tersebut menimpa Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Teguh, sesaat sebelum rapat Pansus Hak Angket dimulai.
    Sutirto, yang memimpin kelompok pro-Bupati, memberikan rasionalisasi atas kemungkinan pemicu amukan massa tersebut.
    “Aksi itu sebetulnya mungkin akumulasi kekecewaan pendukung Pak Dewo yang sudah lama terpendam, mau masuk gedung karena tidak sesuai aturan barangkali, teman-teman miskomunikasi saja lah. Tapi saya anggap percikan-percikan kecil, yang penting tidak anarkis berlebihan,” jelas dia saat dihubungi
    Tribun Jateng
    pada Kamis petang.
    Sutirto juga menambahkan bahwa massa pendukung Sudewo yang hadir di lokasi datang atas inisiatif pribadi masing-masing dan tidak ada pihak yang mengoordinasikan kedatangan mereka.
    Padahal, insiden yang ia sebut sebagai “percikan kecil” tersebut terekam cukup brutal.
    Teguh digeret oleh massa, kemudian dipukuli dan diinjak-injak saat hendak masuk ke Gedung DPRD Pati.
    Akibatnya, Teguh harus kembali memanjat gerbang dengan kondisi baju robek-robek, salah satu sepatunya terlepas, dan berjalan terhuyung-huyung.
    Meskipun memberikan justifikasi, Sutirto di sisi lain tetap menyatakan bahwa kekerasan adalah tindakan yang tidak elok.
    Ia mengaku tidak melihat peristiwa itu secara langsung karena sedang berada di dalam gedung mengawal Bupati Sudewo.
    “Saya tidak melihat langsung. Tapi jika memang benar ada pemukulan, itu tidak elok, lah. Karena kita, kan, cinta damai,” ujarnya.
    Ia pun meyakini bahwa pada akhirnya kedua kubu akan kembali berdamai. Sutirto optimistis suasana akan kembali akur meskipun diwarnai insiden kekerasan.
    “Bagaimana pun kalau kekerasan dari elemen masyarakat apa pun, kalau kekerasan tidak diinginkan. Dari pihak manapun, dari pihak Botok (AMPB) maupun pihak kami. Tapi nantinya saya haqqul yakin tetap akur-akur saja, tetap ngopi bareng, damai,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ricuh Jelang Rapat Angket di DPRD Pati, Koordinator Pro Bupati Sudewo Sebut Pemukulan Hanya Percikan Kecil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Oktober 2025

    Ricuh Jelang Rapat Angket di DPRD Pati, Koordinator Pro Bupati Sudewo Sebut Pemukulan Hanya Percikan Kecil Regional 2 Oktober 2025

    Ricuh Jelang Rapat Angket di DPRD Pati, Koordinator Pro Bupati Sudewo Sebut Pemukulan Hanya Percikan Kecil
    Editor
    PATI, KOMPAS.com –
    Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Cinta Damai, Sutirto, memberikan tanggapan atas aksi kekerasan yang terjadi di depan Gedung DPRD Pati pada Kamis (2/10/2025) pagi.
    Ia menduga insiden pemukulan terhadap koordinator kelompok kontra-Bupati merupakan buah dari akumulasi kekecewaan yang sudah lama terpendam dari para pendukung Bupati Sudewo, sambil menyebut kejadian tersebut hanya “percikan-percikan kecil”.
    Insiden kekerasan tersebut menimpa Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Teguh, sesaat sebelum rapat Pansus Hak Angket dimulai.
    Sutirto, yang memimpin kelompok pro-Bupati, memberikan rasionalisasi atas kemungkinan pemicu amukan massa tersebut.
    “Aksi itu sebetulnya mungkin akumulasi kekecewaan pendukung Pak Dewo yang sudah lama terpendam, mau masuk gedung karena tidak sesuai aturan barangkali, teman-teman miskomunikasi saja lah. Tapi saya anggap percikan-percikan kecil, yang penting tidak anarkis berlebihan,” jelas dia saat dihubungi
    Tribun Jateng
    pada Kamis petang.
    Sutirto juga menambahkan bahwa massa pendukung Sudewo yang hadir di lokasi datang atas inisiatif pribadi masing-masing dan tidak ada pihak yang mengoordinasikan kedatangan mereka.
    Padahal, insiden yang ia sebut sebagai “percikan kecil” tersebut terekam cukup brutal.
    Teguh digeret oleh massa, kemudian dipukuli dan diinjak-injak saat hendak masuk ke Gedung DPRD Pati.
    Akibatnya, Teguh harus kembali memanjat gerbang dengan kondisi baju robek-robek, salah satu sepatunya terlepas, dan berjalan terhuyung-huyung.
    Meskipun memberikan justifikasi, Sutirto di sisi lain tetap menyatakan bahwa kekerasan adalah tindakan yang tidak elok.
    Ia mengaku tidak melihat peristiwa itu secara langsung karena sedang berada di dalam gedung mengawal Bupati Sudewo.
    “Saya tidak melihat langsung. Tapi jika memang benar ada pemukulan, itu tidak elok, lah. Karena kita, kan, cinta damai,” ujarnya.
    Ia pun meyakini bahwa pada akhirnya kedua kubu akan kembali berdamai. Sutirto optimistis suasana akan kembali akur meskipun diwarnai insiden kekerasan.
    “Bagaimana pun kalau kekerasan dari elemen masyarakat apa pun, kalau kekerasan tidak diinginkan. Dari pihak manapun, dari pihak Botok (AMPB) maupun pihak kami. Tapi nantinya saya haqqul yakin tetap akur-akur saja, tetap ngopi bareng, damai,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG

    Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG

    Jakarta

    Istilah Ultra-Processed Food (UPF) belakangan ini ramai dibicarakan. Jenis makanan ini banyak ditemukan dalam menu Makanan Bergizi Gratis (MBG), program yang sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.

    Badan Gizi Nasional (BGN) sendiri dalam sebuah surat memberi restu untuk menghadirkan UPF dalam menu MBG selama mengutamakan produk lokal. Di sisi lain, para pakar gizi mengkritik kebijakan tersebut karena seharusnya lebih mengutamakan makanan segar.

    Terlepas dari polemik tersebut, sebenarnya apa yang disebut Ultra Processed Food? Apa definisinya dan kenapa identik dengan menu tidak sehat?

    Pengertian Ultra-Processed Food

    Ultra-processed food (UPF) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan yang telah mengalami banyak tahapan pemrosesan industri. Tidak hanya sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi (seperti pati, protein terisolasi, minyak terhidrogenasi) yang kemudian dicampur dengan zat aditif seperti pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, dan pengemulsi. Bahan-bahan ini jarang sekali ditemukan di dapur rumah tangga.

    Ciri khas UPF adalah tampilannya yang sangat menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan bisa bertahan lama di rak toko. Tidak heran kalau produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji masuk dalam kategori ini.

    Industri makanan mengandalkan UPF karena beberapa alasan. Pertama, produk ini lebih murah diproduksi dengan bahan dasar yang bisa diolah massal. Kedua, daya simpannya lebih lama, sehingga mudah didistribusikan ke berbagai daerah. Ketiga, UPF cenderung seragam rasanya, membuat konsumen lebih mudah menerima dan terbiasa.

    Klasifikasi NOVA

    Istilah Ultra Processed Food diperkenalkan dalam Sistem NOVA, sebuah sistem pengkategorian pangan yang dibuat tahun 2009 oleh Prof Carlos Monteiro dan tim penelitian dari Universitas Sao Paulo, Brasil. Ide ini lahir karena masyarakat makin bergantung pada makanan olahan industri, sementara konsumsi pangan segar menurun.

    Berbeda dengan klasifikasi gizi biasa, NOVA menilai makanan dari tingkat pemrosesannya. Meski bukan acuan resmi WHO, sistem ini populer di dunia riset dan bahkan dipakai Pan American Health Organization (PAHO) sebagai rujukan kebijakan gizi, khususnya untuk melihat kaitan antara pola makan modern dan penyakit tidak menular.

    Untuk memahami posisi UPF, sistem NOVA membagi makanan menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat pengolahannya:

    NOVA 1 (Unprocessed or Minimally Processed Foods) adalah makanan segar dan minim proses. Makanan segar atau makanan yang tidak diolah contohnya adalah buah, sayur, ikan segar, telur, biji-bijian, dan jamur. Makanan minim proses adalah makanan yang diolah secara sederhana seperti menghilangkan bagian yang tidak diinginkan, penggilingan, pemotongan, pendinginan, dan pemanasan.NOVA 2 (Processed Culinary Ingredients) adalah bahan hasil ekstraksi atau bahan masak olahan, contohnya minyak goreng, gula, garam, mentega, cuka, dan madu.NOVA 3 (Processed Food): makanan olahan sederhana, contohnya roti tradisional, keju, ikan asin, dan tempe.NOVA 4 (Ultra Processed Food): produk industri dengan banyak tambahan, seperti nugget, sosis, mi instan, biskuit, dan minuman kemasan berpemanis.

    Sejauh ini tidak ada istilah resmi dalam Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai padanan Ultra Processed Food. Beberapa publikasi di media massa menggunakan istilah ‘Makanan Ultra Proses’ sebagai padanannya, walaupun sebenarnya kurang tepat karena tidak konsisten dengan terjemahan untuk kategori lain dalam sistem klasifikasi NOVA. Kategori ‘Processed Food‘ tidak diterjemahkan jadi ‘Makanan Proses’ kan?

    Kenapa UPF Identik dengan Makanan Tidak Sehat?

    UPF kerap diasosiasikan dengan makanan tidak sehat karena biasanya tinggi kalori, gula, garam, serta lemak jenuh, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral. Konsumsi berlebihan berpotensi mengubah pola makan jadi tidak sehat dan meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.

    Sejumlah penelitian mendukung hal ini. Publikasi tahun 2025 dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition menyebutkan konsumsi UPF tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian dini, diabetes tipe 2, kanker kolorektal, dan penyakit jantung. Studi lain yang dipublikasikan di Nutrition Journal tahun 2020 meneliti ratusan ribu peserta yang juga dikaitkan dengan konsumsi UPF dengan penyakit obesitas, sindrom metabolik, serta depresi.

    Jika ditarik lebih jauh, masalah utama bukan hanya soal zat tambahan di dalam UPF, melainkan bagaimana makanan ini memengaruhi pola makan seseorang secara keseluruhan. UPF cenderung membuat orang makan lebih banyak karena rasanya dirancang agar sangat enak dan sulit dihentikan (palatable). Selain itu, teksturnya biasanya lembut dan praktis, serta minim serat membuat proses makan lebih cepat, sehingga otak tidak sempat mengirim sinyal kenyang. Hasilnya, kalori yang masuk bisa berlebih tanpa disadari.

    Pada anak-anak, kebiasaan ini bisa berdampak lebih serius. Konsumsi UPF berlebihan sejak usia dini dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, gigi berlubang, hingga menurunnya kualitas pola makan seimbang. Studi jangka panjang juga menunjukkan bahwa pola makan yang terbentuk di masa kecil cenderung bertahan hingga dewasa. Artinya, jika sejak sekolah anak sudah terbiasa dengan nugget atau mi instan, besar kemungkinan kebiasaan itu akan terbawa sampai mereka dewasa.

    Isu ini relevan bila dikaitkan dengan program MBG. Jika menu yang diberikan berisi UPF seperti nugget, sosis, dll, maka tujuan untuk memperbaiki status gizi anak agar menjadi generasi emas bisa tidak tercapai. Memang, UPF lebih mudah diproduksi massal dan tahan lama, tetapi kualitas gizi yang ditawarkan tidak sebaik makanan segar. Di sinilah pentingnya memastikan MBG lebih menekankan buah, sayur, telur, ikan, atau daging segar agar manfaatnya benar-benar optimal bagi anak.

    Meski demikian, tidak semua UPF otomatis berarti buruk. Ada yang memang bermanfaat, misalnya makanan medis tertentu atau produk fortifikasi pangan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Ombudsman Ungkap Ada Yayasan MBG Terafiliasi Politik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

    Polemik UPF di Menu MBG

    5 Konten

    Hadirnya Ultra Processed Food (UPF) dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai polemik. Di satu sisi Badan Gizi Nasional (BGN) merestui, di sisi lain para pakar mengingatkan dampaknya bagi kesehatan.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Inilah Sosok Kandidat Kapolri Alternatif untuk Reformasi Polri

    Inilah Sosok Kandidat Kapolri Alternatif untuk Reformasi Polri

    GELORA.CO –  Bursa calon Kapolri kembali menghangat. Di tengah nama-nama besar yang beredar, ada satu sosok yang menarik perhatian yaitu Komjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho. Kombinasi jenderal bintang tiga sekaligus profesor hukum yang sangat jarang di tubuh Polri.

    Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, mengatakan, dari nama-nama yang beredar Komjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho. membuat isu pergantian Kapolri ini menjadi semakin menarik.

    “Dari yang beredar ini saya memperhatikan satu orang yang agak beda, yang tiga lain kan, seperti Komjen Suyudi (S) Kepala BNN, Pak Dedi (D) Prasetyo Wakapolri dan satu lagi Rudi (R) Darmoko Akpol 93, ini kan semuanya Akpol nih, dan yang menarik ada satu yang beredar nama yaitu Komjen Pol Rudi (R) Heriyanto, ini yang non Akpol, satu-satunya ya yang non Akpol,” ujarnya kepada wartawan, Senin (29/9).

    Sugeng mengatakan, meskipun bukan berasal dari Akpol, Komjen Pol Rudy Heriyanto tetap memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi seorang Kapolri.

    “Pertanyaannya apakah bisa (Rudy Heriyanto jadi Kapolri)? Menurut saya bisa, kalau Polri mau menjadi sebuah institusi yang terbuka, memberikan kesempatan yang sama, itu bisa semuanya, termasuk Komjen Rudy Heryanto,” katanya.

    Selain berpangkat Jenderal Bintang Tiga, Sugeng mengungkapkan, Komjen Pol Rudy Heriyanto juga memiliki rekam jejak, kompetensi dan prestasi yang cukup mumpuni.

    “Dia pernah menjabat Kapolda, Kadivkum, sebelumnya Direksus, Dirkrimum Polda, pernah jadi Kapolres, ini kan posisi-posisi yang menurut saya cukup strategis. Artinya, sebagai Non Akpol, dia diakui setara. Memang kemudian saya meneliti ya dari rekam jejak Pak Rudy Heriyanto ini, dia saya lihat sebagai lulusan terbaik SEPA Polri 1993, sama seperti Rudi Darmoko, dia kan Akpol 93 Adhy Makayasa, jadi sama,” ungkapnya.

    Namun, Sugeng mengungkapkan penunjukkan Kapolri merupakan hak prerogatif dari Presiden Prabowo Subianto. Sebab semua Perwira Tinggi (Pati) Polri berpangkat Jenderal Bintang Tiga atau Komjen Pol berhak menjadi Kapolri.

    Semua nama Perwira Tinggi Polri yang beredar itu, D, R dan S ini kan (jenderal) bintang tiga ya, semuanya bintang tiga, ini semua punya hak yang sama, punya kans yang sama,” ungkapnya.

    Seperti diketahui, Komjen Pol Rudy memiliki profilnya unik dari latar belakangnya yang bukan lulusan Akpol. Dia alumni Sekolah Perwira (SEPA) Polri 1993, lulus sebagai yang terbaik di angkatannya. Selama ini kursi Kapolri hampir selalu diisi lulusan Akpol. Kalau Rudy terpilih, ini akan jadi preseden baru yang cukup menarik.

    Jalur non-konvensional ini punya dua sisi. Di satu sisi, membuktikan bahwa sistem merit di tubuh Polri bisa mengalahkan privilege jejaring angkatan. Di sisi lain, secara politik internal, posisinya tidak sekuat kandidat dari jalur mainstream. Inilah dilema yang dihadapi kandidat dari luar sistem dominan.

    Kekuatan utamanya ada di pengalaman lapangan dan kedalaman akademik. Di Bareskrim, dia memimpin direktorat-direktorat vital seperti Dirtipideksus yang menangani kejahatan ekonomi berat—korupsi, pencucian uang, investasi bodong. Kasusnya bukan yang mudah. Ini kasus yang butuh kesabaran tinggi, analisis mendalam, dan ketelitian ekstrem.

    Sebagai akademisi, Rudy adalah doktor hukum dan profesor di bidang Mediasi Kepolisian dari Universitas Lampung. Orasi ilmiahnya tentang Restorative Justice tahun 2022 cukup menarik perhatian. Intinya sederhana: tidak semua perkara harus berakhir di pengadilan. Ada ruang untuk mediasi, pemulihan, dan solusi yang lebih manusiawi.

    Konsep ini kontroversial. Ada yang menganggapnya terlalu idealis untuk diterapkan di lapangan yang penuh dengan tekanan dan kompleksitas. Ada juga yang melihatnya sebagai jalan keluar dari sistem peradilan yang overload dan seringkali lebih fokus pada pembalasan ketimbang keadilan.

    Pengalaman sebagai Kapolda Banten dari 2020 hingga 2023 menjadi testing ground untuk ide-idenya. Dia menerapkan community policing, mendekatkan polisi dengan masyarakat. Hasilnya? Data menunjukkan penurunan tingkat kejahatan sekitar 12 persen. Tidak spektakuler, tapi konsisten dan terukur.

    Tentu ada kritik. Beberapa pihak menilai pendekatannya terlalu soft untuk daerah yang punya masalah premanisme cukup keras seperti di Banten. Yang lain mempertanyakan apakah penurunan angka kejahatan itu murni karena kebijakannya atau ada faktor eksternal seperti pandemi. Pertanyaan yang wajar dan perlu dijawab.

    Yang menarik adalah penugasannya saat ini. Sejak Desember 2023, Rudy menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jabatan sipil eselon I. Ini menunjukkan kepercayaan pemerintah pada kapasitas manajerialnya di luar struktur kepolisian. Sektor kelautan rawan dengan illegal fishing dan berbagai bentuk penyimpangan—persis domain yang dia kuasai dari pengalaman di Tipideksus.

  • Ketika Aset BUMDes Dikelola Jadi Kafe Bernuansa Pedesaan

    Ketika Aset BUMDes Dikelola Jadi Kafe Bernuansa Pedesaan

    Sesuai namanya, Tunggak Semi dalam Primbon Jawa merujuk pada filosofi tanaman yang tumbuh kembali setelah ditebang, melambangkan ketahanan, kekuatan dan kemampuan untuk bangkit dari kesulitan hidup.

    Semangat itulah yang mendasari Pemerintah Desa Asempapan, salah satu desa di Kabupaten Pati untuk mendongkrak ekonomi di wilayahnya. Kafe ini dikembangkan oleh BUMdes Gemah Ripah.

    Inovasi yang dilakukan adalah membuka lapangan pekerjaan warga sekitar, dengan membangun Tunggak Semi Cafe & Resto. Lokasinya berada di Jalan Guyangan–Jetak, Desa Asempapan.

    Selain itu, bahan baku yang digunakan untuk mengolah makanan di resto ini menyerap komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan lokal.

    Yang menarik, setiap menu yang ditawarkan pun dirancang membawa nostalgia ke masa lalu dan juga kekinian yang ingin dihadirkan di Tunggak Semi.

    Di akhir pekan, tempat ini biasanya lebih ramai. Jadi pengunjung yang ingin menikmati ketenangan sebaiknya datang di hari kerja.

    Selain menyediakan aneka cemilan, makanan, dan minuman yang enak, pengunjung juga disuguhkan konsep retro dan tradisional, dengan pemandangan landscape persawahan khas perdesaan.

    Mengingat, tempat ini dirancang bukan hanya sebagai tempat makan, tapi juga ruang rekreasi keluarga. Dan pengunjung pun tak perlu khawatir, sebab harga meni makanan dan minuman di Tunggak Semi sangat terjangkau.

    Begitu masuk, pengunjung langsung disambut pepohonan hijau dan tempat nongkrong yang membuat betah berlama-lama.

    Juga terdapat banyak spot foto yang menarik, mulai dari taman cantik, area playground untuk anak, hingga ornamen unik yang Instagramable.

  • Rumah Bupati ke-18 Gunungkidul Terbengkalai, Padahal Dulu Paling Megah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    Rumah Bupati ke-18 Gunungkidul Terbengkalai, Padahal Dulu Paling Megah Regional 26 September 2025

    Rumah Bupati ke-18 Gunungkidul Terbengkalai, Padahal Dulu Paling Megah
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com 
    – Rumah peninggalan Bupati Gunungkidul ke-18, Prawiro Suwignyo, kini terbengkalai dan rusak parah.
    Padahal, pada era 1960-an hingga 1970-an, rumah yang terletak di Padukuhan Pati, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong itu dikenal sebagai yang paling mewah di kecamatan.
    Bangunan bersejarah tersebut berada di tengah kebun jati dan kini tak lagi berpenghuni. Bagian dinding kayu sudah jebol, sementara sisi depan tertimpa pohon jati yang roboh.
    “Ambruknya sudah satu tahun yang lalu, ketimpa pohon jati. Saya mau bantu, tapi saudaranya tidak bergerak ya tidak berani,” kata warga setempat, Suyana, Jumat (26/9/2025).
    Suyana mengenang, rumah itu dulu memiliki halaman luas, pagar kayu mengelilingi, serta ditumbuhi pohon mangga, sawo, kelengkeng, hingga kedondong.
    “Rumah itu terbaik satu kecamatan,” ucapnya.
    Rumah mulai ditinggalkan sejak istri Prawiro Suwignyo pindah ke Malang pada 1980-an.
    Rumah itu sempat ramai saat salah satu cucunya maju Pilkada 2020, kini kembali sepi.
    Sementara itu, Dinas Kebudayaan Gunungkidul menyebut rumah tersebut baru masuk daftar potensi obyek diduga cagar budaya, belum ditetapkan resmi.
    “Sudah turun dua tahun lalu, tetapi terkendala data, maka belum bisa kami tindaklanjuti untuk proses selanjutnya,” kata Kepala Disbud Gunungkidul, Choirul Agus Mantara.
    Menurut Agus, penetapan cagar budaya membutuhkan data sejarah primer maupun sekunder yang masih sulit dilacak. Meski begitu, pihaknya berjanji tetap berupaya melanjutkan kajian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Rombak Pejabat Bareskrim, dari Dirtipidum hingga Wakabareskrim

    Kapolri Rombak Pejabat Bareskrim, dari Dirtipidum hingga Wakabareskrim

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapolri Listyo Sigit Prabowo melalui Surat Telegram Kapolri bernomor ST/2192/IX/KEP./2025 merombak beberapa pejabat di Bareskrim Polri.

    Dilansir dari Antara pada Jumat (26/7/2025), berdasarkan salinan Surat Telegram Kapolri terdapat beberapa direktur yang dirotasi ke jabatan baru.

    Brigjen Pol. Nunung Syaifuddin yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, kini menjadi Wakil Bareskrim Polri.

    Dia menggantikan Irjen Pol. Asep Edi Suheri yang sebelumnya dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya.

    Posisi Dirtipidter Bareskrim Polri yang kosong pun diisi oleh Brigjen Pol. Moh Irhamni yang sebelumnya menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri (Penugasan pada PPATK).

    Berikutnya, Brigjen Pol. Helfi Assegaf yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, kini menjadi Kapolda Lampung.

    Posisi Dirtipideksus Bareskrim Polri pun diisi oleh Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirrekrimsus) Polda Metro Jaya.

    Adapun jabatan Dirrekrimsus Polda Metro Jaya yang ditinggalkan akan diisi oleh Kombes Pol. Edy Suranta Sitepu yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubdit I Dittipideksus Bareskrim Polri.

    Selanjutnya, Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, didapuk menjadi Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel).

    Jabatan Dirtipidum Bareskrim Polri yang kosong pun diisi oleh Kombes Pol. Wira Satya Triputra yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Unum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya.

    Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa mutasi ini merupakan bagian dari dinamika organisasi dalam rangka penyegaran, pengembangan karier, dan optimalisasi kinerja institusi.

    “Mutasi dan rotasi jabatan ini adalah hal yang dinamis dalam tubuh Polri. Ini merupakan bagian dari proses pengembangan karier dan memperkuat organisasi untuk menjawab tantangan tugas kontemporer dan kedepannya yang semakin terus berkembang untuk memberikan perlindungan dan pelayanan serta mewujudkan Kamtibmas,” katanya.

    Dia menegaskan bahwa seluruh proses mutasi ini telah melalui pertimbangan matang dan analisis kebutuhan organisasi.

    “Mutasi ini tidak hanya sebagai penyegaran, tetapi juga bagian dari transformasi organisasi, operasional, pelayanan, serta pengawasan untuk mewujudkan Polri yang Presisi,” ucapnya.

  • 3
                    
                        Daftar Lengkap Mutasi Polri Terbaru: 4 Kapolda, Wakabareskrim, hingga Komandan Brimob
                        Nasional

    3 Daftar Lengkap Mutasi Polri Terbaru: 4 Kapolda, Wakabareskrim, hingga Komandan Brimob Nasional

    Daftar Lengkap Mutasi Polri Terbaru: 4 Kapolda, Wakabareskrim, hingga Komandan Brimob
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi terhadap 60 perwira tinggi (pati) dan perwira menengah (pamen) pada September 2025.
    Mutasi tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri, ST/2134/IX/KEP./2025 tertanggal 19 September dan ST/2192/IX/KEP./2025 tertanggal 24 September.
    Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, mutasi merupakan bagian dari penyegaran, pengembangan karier, dan optimalisasi kinerja institusi.
    “Mutasi dan rotasi jabatan ini adalah hal yang dinamis dalam tubuh Polri. Ini merupakan bagian dari proses pengembangan karier dan memperkuat organisasi untuk menjawab tantangan tugas kontemporer dan kedepannya yang semakin terus berkembang untuk memberikan perlindungan dan pelayanan serta mewujudkan Kamtibmas,” ujar Trunoyudo, Jumat (26/9/2025).
    Salah satunya adalah penunjukan Irjen Ramdani Hidayat menjadi Komandan Korps Brimbob Polri. Ia sebelumnya menjabat sebagai Wakil Komandan Korps Brimbob Polri.
    Kemudian ada Brigjen Nunung Syaifuddin sebagai Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Polri.
    Nunung yang sebelumnya menduduki posisi Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim, menggantikan Irjen Asep Edi Suheri yang kini menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
    Setelah itu ada Irjen Yuda Gustawan yang sebelumnya menjabat Wakil Kabaintelkam (Wakabaintelkam), kini naik menjadi Kabaintelkam Polri.
    Berikut daftar mutasi terbaru di posisi strategis kepolisian:
    Berikut rincian mutasi dalam ST/2134/IX/ΚΕΡ./2025 (19 September 2025):
    Berikut rincian mutasi dalam ST/2192/IX/ΚΕΡ./2025 (24 September 2025):
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.