kab/kota: Pasuruan

  • Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Malang (beritajatim.com) – Fenomena tanah bergerak yang terjadi di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak Selasa (28/1/2025) telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan warga.

    Puluhan rumah mengalami kerusakan, mulai dari retak hingga roboh, memaksa 57 warga mengungsi ke SDN Cowek 2 untuk menyelamatkan diri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat, 47 rumah terdampak, dengan 16 di antaranya rusak parah dan tidak layak huni.

    Sebanyak 176 jiwa dari 47 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sementara pemerintah setempat telah turun tangan memberikan bantuan darurat.

    Menanggapi fenomena ini, Guru Besar Geofisika Universitas Brawijaya (UB), Prof. Adi Susilo, M.Si., Ph.D., menjelaskan bahwa tanah bergerak sangat bergantung pada topografi dan model geologi suatu wilayah.

    “Tanah bergerak terjadi ketika bidang di bawah tanah menjadi jenuh air dan licin, menyebabkan pergerakan massa tanah bersama bangunan di atasnya,” ujar Prof. Adi Susilo, Kamis (30/1/2025).

    Prof. Adi, yang merupakan profesor ke-18 di FMIPA dan ke-248 di Universitas Brawijaya, menekankan bahwa pergerakan tanah yang tidak merata dapat menyebabkan dampak lebih berbahaya, termasuk kerusakan infrastruktur yang luas.

    “Jika pergerakan tanah tidak seragam, tanah bisa retak terlebih dahulu sebelum akhirnya bergeser lebih jauh. Ini sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kondisi geologi bawah permukaan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Prof. Adi membedakan antara tanah bergerak dan longsor. Longsor terjadi ketika tanah bergerak dari atas ke bawah secara signifikan, sementara tanah bergerak bisa terjadi di permukaan datar atau dengan kemiringan kecil. Meski demikian, keduanya sama-sama berpotensi merusak bangunan di atasnya.

    Menurutnya, longsor lebih sering terjadi di wilayah pegunungan dengan lereng curam, sedangkan tanah bergerak dan likuifaksi lebih umum terjadi di daerah dengan tanah lempung atau pasir yang jenuh air.

    Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan deras, risiko tanah bergerak dan longsor di Pasuruan masih tinggi. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di area rawan.

    Pemerintah dan tim kebencanaan diharapkan segera melakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan langkah mitigasi jangka panjang, termasuk kemungkinan relokasi warga yang terdampak parah. [dan/suf]

  • Macan Tutul Jawa Terekam Kamera Trap TNBTS

    Macan Tutul Jawa Terekam Kamera Trap TNBTS

    Pasuruan (beritajatim.com) – Di tengah krisisnya populasi, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah merekam macan tutul Jawa. Terdapat dua ekor macan tutul Jawa atau dalam bahasa latinnya Panthera Pardus Melas di kawasan TNBTS.

    Ketua Tim Humas BB TNBTS, Hendra Wisantara mengatakan bahwa pihaknya telah memasang kamera trap pada tahun 2024 lalu. Pemasangan kamera trap ini merupakan bagian dari program monitoring rutin bersama SINTAS sejak 2015.

    “Perkiraan populasi macan tutul Jawa ini sekitar 20-24 ekor. Jumlah ini dihitung berdasarkan rekaman kamera trap yang dipasang setiap tahun,” jelasnya, Kamis (30/1/2025).

    Hendra juga mengatakan bahwa macan tutul yang terekam kamera berwarna hitam. Hal ini dikarenakan kondisi genetik melanisme dimana produksi melanin yang berlebihan membuat bulu berearna gelap.

    Selain macan tutul Jawa, kamera trap yang dipasang di wilayah TNBTS ini juga merekam beberapa satwa liar yang menjadi prioritas lainnya. Seperti halnya elang Jawa yang saat ini mencapai 60 ekor, dan lutung Jawa berkisar 12 kelompok atau masing-masing kelompok beranggotakan 2 sampai 20 ekor.

    “Tiga satwa ini menjadi fokus konservasi utama guna menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati,” tutupnya. (ada/but)

  • Puluhan Rumah Rusak Akibat Tanah Gerak di Pasuruan, BPBD Berikan Bantuan Logistik

    Puluhan Rumah Rusak Akibat Tanah Gerak di Pasuruan, BPBD Berikan Bantuan Logistik

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kejadian tanah gerak yang mengakibatkan puluhan rumah rusak di Kabupaten Pasuruan langsung ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Salah satu langkah penanganan yang dilakukan adalah pemberian bantuan logistik kepada 176 warga yang terdampak.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariadi, memastikan bahwa ratusan warga yang terdampak sudah dievakuasi. Namun, beberapa warga masih memilih bertahan di rumahnya.

    “Sebagian besar warga sudah mengungsi di SDN Cowek 2 sejak kemarin (29/1/2025) sore. Namun juga ada beberapa warga yang memilih mengungsi di rumah saudaranya,” ungkap Sugeng, Kamis (30/1/2025).

    Dalam pengungsian, warga telah menerima bantuan logistik dari BPBD Kabupaten Pasuruan. Bantuan yang diberikan mencakup makanan siap saji, selimut, matras, serta kebutuhan pokok lainnya.

    Sugeng juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada mengingat hingga Kamis (30/1/2025) siang masih terjadi retakan di sejumlah wilayah.

    “Kami himbau agar warga tetap waspada dan tetap berada di pengungsian, karena retakan masih terus berlangsung,” tambahnya.

    Diketahui, kejadian tanah gerak telah dirasakan warga sejak dua hari lalu, tepatnya Selasa (28/1/2025) sore. Selain merusak permukiman warga, tanah gerak juga menyebabkan akses jalan utama di wilayah tersebut mengalami kerusakan sehingga membahayakan untuk dilintasi. [ada/beq]

  • Bencana Tanah Gerak di Desa Cowek Pasuruan, BMKG: Bukan Gempa

    Bencana Tanah Gerak di Desa Cowek Pasuruan, BMKG: Bukan Gempa

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, dibuat resah akibat bencana tanah gerak yang terjadi di wilayah mereka. Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prigen memastikan bahwa kejadian tersebut tidak tercatat sebagai gempa bumi.

    Menurut Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan, Suwarto, peristiwa tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh tanah longsor di sekitar lokasi kejadian. Oleh karena itu, gerakan kecil tersebut tidak terdeteksi oleh sensor seismograf.

    “Setelah kami cek rekaman sensor seismograf yang ada di Prigen tidak ada tanda-tanda gempa. Kemungkinan hal yang terjadi dikarenakan intensitas hujan yang deras dan mengakibatkan tanah longsor, jadi bukan kategori gempa,” ungkap Suwarto.

    Sementara itu, Suhendro, warga yang terdampak langsung, mengaku bahwa kejadian ini merupakan yang pertama kali terjadi di desanya. Ia juga menegaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir tidak ada kejadian tanah longsor yang terdeteksi di sekitar pemukiman mereka.

    “Beberapa hari ini memang gak ada kejadian tanah longsor. Tapi dari beberapa hari kemaren memang hujan deras, terus-terusan selama dua hari,” ungkapnya.

    Diketahui bahwa jarak pemukiman warga terdampak berada sekitar 500 meter dari tebing. Hingga berita ini ditulis, pergerakan tanah masih terus terjadi di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi.

    Sebelumnya, telah dilaporkan bahwa setidaknya 47 kartu keluarga dan 176 jiwa harus mengungsi akibat retakan tanah yang mulai terjadi sejak Selasa (28/1/2025) kemarin. [ada/beq]

  • Pergerakan Tanah Desa Cowek Pasuruan, 176 Warga Mengungsi

    Pergerakan Tanah Desa Cowek Pasuruan, 176 Warga Mengungsi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, dikejutkan oleh pergerakan tanah yang terjadi sejak Selasa (28/1/2025) sekitar pukul 23.30 WIB. Fenomena ini berlanjut hingga Kamis (30/1/2025) pagi, menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.

    Suhendro, salah satu warga terdampak, menggambarkan situasi tersebut. “Goncangannya itu gak langsung, jadi pelan-pelan. Jadi goncangan pelan-pelan bahkan tadi pagi beberapa rumah retak,” jelas Hendro.

    Akibat pergerakan tanah ini, 47 rumah mengalami kerusakan, dengan 16 di antaranya mengalami kerusakan parah. Sebagai langkah antisipasi, sebanyak 47 kepala keluarga, total 176 orang, diungsikan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Cowek untuk menghindari risiko lebih lanjut.

    “Ada total 47 kartu keluarga yang mengungsi. Totalnya ada 176 orang yang mengungsi di SDN 2 Cowek,” ujar Kepala Dusun, Ahmad Sumitro.

    Pergerakan tanah di wilayah ini diduga dipicu oleh hujan deras yang terus mengguyur, memperparah kondisi tanah dan meningkatkan potensi longsor. Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah mengirimkan bantuan serta melakukan pemantauan di lokasi terdampak. Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan, jajaran Polsek Purwodadi, dan Kepala Desa Cowek turut hadir untuk memastikan keamanan warga.

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pasuruan memiliki 13 desa/kelurahan yang mengalami bencana alam tanah longsor pada periode 2019-2021.

    Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut rentan terhadap bencana serupa, sehingga diperlukan kewaspadaan dan langkah mitigasi yang tepat.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan serta menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan keselamatan warga. [ada/beq]

  • Ribuan Penumpang di Stasiun Klakah Lumajang Membludak

    Ribuan Penumpang di Stasiun Klakah Lumajang Membludak

    Lumajang (beritajatim.com) – Mobilitas penumpang di Stasiun Klakah, Kabupaten Lumajang, mengalami peningkatan signifikan selama libur panjang Isra’ Mi’raj dan Tahun Baru Imlek 2025.

    Tercatat sebanyak 2.843 penumpang naik dan turun di stasiun ini sejak Jumat (24/1) hingga Rabu (29/1).

    Kepala Stasiun KA Klakah, Faisal mengungkapkan, penumpang kereta api kelas Eksekutif yang naik selama periode tersebut mencapai 261 orang, sedangkan yang turun sebanyak 236 orang. Total penumpang kelas Eksekutif di Stasiun Klakah dalam enam hari terakhir mencapai 497 orang.

    “Untuk kelas Eksekutif, penumpang yang naik mencapai 261 orang dan 236 orang turun dari kereta api di Stasiun Klakah” papar Faisal, Rabu (29/1/2025).

    Sementara itu, penumpang kereta kelas Ekonomi mendominasi dengan jumlah mencapai 2.346 orang. Sebanyak 1.146 penumpang naik, sementara 1.200 lainnya turun di stasiun tersebut.

    “Masyarakat cenderung memilih KA Ekonomi, terbukti dari jumlah penumpang yang jauh lebih tinggi dibandingkan kelas Eksekutif,” ujar Faisal.

    Secara keseluruhan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember mencatat telah melayani 123.447 penumpang selama enam hari periode liburan ini.

    Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menjelaskan bahwa jumlah tersebut terdiri dari 61.671 penumpang yang berangkat dan 61.776 penumpang yang tiba di sejumlah stasiun di bawah naungan Daop 9 Jember, termasuk Stasiun Klakah, Kabupaten Lumajang.

    “Jumlah penumpang ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api sebagai moda transportasi utama,” kata Cahyo.

    Pada hari terakhir liburan, Rabu (29/1), sebanyak 10.925 penumpang menggunakan layanan kereta api untuk berbagai tujuan, baik dalam wilayah Daop 9 Jember yang meliputi Pasuruan hingga Banyuwangi, maupun ke luar kota.

    Sebagian besar penumpang kembali ke perantauan atau kota asal mereka menjelang dimulainya kembali aktivitas kerja dan sekolah pada Kamis (30/1/2025) hari ini. (vid/ted)

  • 10 Desa di Pasuruan Tergenang Banjir, Aliran Listrik Dipadamkan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 Januari 2025

    10 Desa di Pasuruan Tergenang Banjir, Aliran Listrik Dipadamkan Surabaya 29 Januari 2025

    10 Desa di Pasuruan Tergenang Banjir, Aliran Listrik Dipadamkan
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Setelah dua pekan surut, banjir kembali melanda sejumlah desa di wilayah Pantura
    Pasuruan
    , Jawa Timur, Rabu (29/01/2025).
    Genangan air berasal dari sisa hujan di wilayah dataran tinggi Puspo dan luapan sungai.
    BPBD sudah menyiapkan perahu karet untuk mengirim bantuan makanan dan evakuasi warga.
    Dari data BPBD Kabupaten Pasuruan, genangan banjir tersebut melanda sejumlah desa yang tersebar di tiga kecamatan.
    Di antaranya, di Kecamatan Rejoso terdapat 5 desa yang tergenang banjir, yakni Desa Kawisrejo, Toyaning, Sadengrejo, Arjosari, dan Jarangan.
    Di Kecamatan Winongan terdapat 4 desa, yakni Winongan Lor, Winongan Kidul, Prodo, dan Bandaran.
    Di Kecamatan Grati, genangan air menyisakan di Kedawung Kulon.
    “Sebelumnya ada beberapa desa lainnya yang terdampak, namun sudah surut. Kini air sudah mengarah desa-desa yang posisinya berada di pantura Pasuruan,” terang Sugeng Hariyadi, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Pasuruan, Rabu (29/01/2025).
    Sugeng menjelaskan, genangan air tersebut merupakan dampak hujan deras yang kemudian mengalir ke dataran yang lebih rendah, terutama di dusun-dusun yang berdekatan dengan aliran air Sungai Rejoso.
    “Misalnya di Desa Toyaning, ketinggian air mencapai satu meter. Kondisi aliran air anak sungai tidak dapat tertampung di Sungai Rejoso karena debit air tinggi,” terangnya.
    Saat ini, pihaknya sudah menyiapkan perahu karet untuk melakukan evakuasi bagi warga yang rumahnya tidak dapat dihuni serta menyiapkan bantuan makanan bagi warga.
    “Ada sejumlah warga yang minta evakuasi ke tempat yang lebih aman, yakni di Desa Winongan Lor dan Bandaran,” terangnya.
    Sedangkan dari pantauan
    Kompas.com
    , wilayah yang terparah berada di Dusun Toyaning, Desa Toyaning, Kecamatan Rejoso, dengan ketinggian air mencapai satu meter.
    Aliran listrik di dusun tersebut harus dimatikan demi keamanan warga.
    “Di Toyaning, aliran listrik dipadamkan demi keselamatan warga karena ada panel listrik yang terendam banjir. Sedangkan desa lainnya sudah nyala,” ujar Wayan, salah satu petugas PLN Unit Pelayanan Grati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hindari Motor di Depannya, Sigra Hitam Nyungsep di Parit

    Hindari Motor di Depannya, Sigra Hitam Nyungsep di Parit

    Pasuruan (beritajatim.com) –  Kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Raya Surabaya-Malang, tepatnya di Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Rabu (29/1/2025).

    Sebuah mobil Daihatsu Sigra mengalami kecelakaan setelah berusaha menghindari sepeda motor yang melaju di depannya.

    Kepala Poslantas Purwosari, Aiptu Abdillah, mengungkapkan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kurangnya konsentrasi pengemudi saat mencoba menyalip motor.

    “Pengemudi bernama Khoir warga Sumber Porong, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Saat kejadian pengemudi berhasil selamat namun mobil rusak parah,” katanya.

    Menurut informasi yang dihimpun, mobil Sigra yang melaju dari arah Surabaya menuju Malang kehilangan kendali saat berusaha mendahului sepeda motor.

    Akibatnya, kendaraan tersebut banting setir ke kiri, masuk ke dalam parit, lalu menabrak warung sebelum akhirnya terbalik.

    “Rencana kami akan segera melakukan evakuasi terhadap mobil Sigra ini secepatnya, dengan mobil pancing,” ujar Abdillah.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan penanganan di lokasi kejadian untuk mengamankan arus lalu lintas dan memastikan evakuasi kendaraan berjalan lancar. (ada/ian)

     

  • Banjir Landa Pasuruan, 8 Kecamatan Tergenang

    Banjir Landa Pasuruan, 8 Kecamatan Tergenang

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pasuruan sejak Selasa (28/1/2025) sore kembali menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Delapan kecamatan dilaporkan terdampak dengan ketinggian air bervariasi, bahkan mencapai 110 cm di beberapa titik.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat, banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Beji, Rejoso, Winongan, Pasrepan, Gondangwetan, Grati, Kraton, dan Pohjentrek. Kondisi terparah terjadi di Dusun Rujaksente, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek, dengan ketinggian air mencapai 110 cm.

    Seorang warga Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan, M Umar, mengatakan bahwa banjir datang dua kali dalam semalam. “Awalnya air masuk sekitar pukul 18.15 WIB, lalu sempat surut. Tapi sekitar pukul 00.25 WIB, air datang lagi dan lebih tinggi, mencapai 70 cm,” ujarnya, Rabu (29/1/2025).

    Umar menambahkan, selama musim hujan ini, desanya sudah delapan kali dilanda banjir. Bahkan, di desa tetangga, yakni Dusun Gambiran, Desa Bandaran, Kecamatan Winongan, banjir terjadi lebih sering. “Di sana sudah belasan kali banjir. Hampir setiap hujan deras, pasti kebanjiran,” tuturnya.

    Warga berharap pemerintah segera melakukan normalisasi sungai yang sudah dangkal agar air tidak mudah meluap. “Kalau tidak segera ditangani, banjir akan terus berulang dan makin parah,” kata Umar.

    Hingga berita ini ditulis, banjir masih belum surut. Air masih menggenangi rumah warga dan sejumlah jalan raya di Kecamatan Winongan, sehingga aktivitas warga lumpuh.

    Pemerintah Kabupaten Pasuruan terus berupaya melakukan penanganan banjir dan membantu warga yang terdampak. BPBD juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati, terutama saat hujan deras dengan intensitas tinggi. (ada/ian)

  • Khofifah Ajak Cucu Nikmati Wisata Edukatif di Kurma Park Pasuruan

    Khofifah Ajak Cucu Nikmati Wisata Edukatif di Kurma Park Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Calon Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, memanfaatkan libur long weekend dengan mengajak cucunya, Aila, menikmati wisata edukatif di Kurma Park, Kabupaten Pasuruan. Destinasi ini menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan yang ingin melihat langsung ratusan pohon kurma yang tumbuh subur dan berbuah lebat, sekaligus menikmati suasana wisata alam yang asri.

    Menurut Khofifah, Jawa Timur memiliki potensi wisata yang sangat kaya dan beragam. Tidak hanya destinasi populer seperti Gunung Bromo, Kawah Ijen, Kota Wisata Batu, dan Telaga Sarangan, tetapi juga berbagai tempat wisata berbasis edukasi, sejarah, dan budaya yang tersebar di seluruh wilayah.

    Salah satu destinasi unggulan adalah Kurma Park, yang tidak hanya menyajikan pengalaman memetik kurma langsung dari pohonnya, tetapi juga memiliki mini zoo di mana anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan berbagai hewan.

    “Kami ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa wisata Jawa Timur itu lengkap. Tidak hanya Bromo, Ijen, dan Kota Wisata Batu, tetapi juga ada destinasi lain yang tidak kalah menarik. Di Pasuruan ini misalnya, kita bisa menikmati Taman Safari serta keunikan kebun kurma, melihat berbagai satwa di mini zoo, dan tentu saja mencicipi kuliner khas yang luar biasa lezatnya,” ujar Khofifah.

    Khofifah dan Aila liburan di Kurma Park Pasuruan.

    Khofifah menambahkan bahwa wisata alam seperti ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga memiliki nilai edukatif. Anak-anak bisa belajar lebih banyak tentang ekosistem, pentingnya menjaga lingkungan, serta mendapatkan pengalaman baru yang memperkaya wawasan mereka.

    Selain wisata alam, Khofifah juga menyoroti kekayaan kuliner Jawa Timur yang mampu memanjakan lidah dengan cita rasa khas yang kaya rempah. Menurutnya, kuliner khas di setiap daerah di Jawa Timur menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

    “Kuliner di Jawa Timur ini sangat beragam dan selalu menggugah selera. Setiap daerah punya ciri khasnya sendiri, dan ini juga bagian dari daya tarik pariwisata yang perlu terus kita kembangkan,” tambahnya.

    Dengan semakin berkembangnya berbagai destinasi wisata di Jawa Timur, Khofifah berharap sektor pariwisata dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah.

    “Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengeksplorasi keindahan dan keunikan wisata Jawa Timur. Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, karena di Jatim kita punya segalanya,” imbuhnya.

    Dengan potensi wisata yang semakin beragam, Khofifah optimistis Jawa Timur bisa menjadi salah satu destinasi unggulan di Indonesia yang menawarkan pengalaman lengkap bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. [tok/beq]