kab/kota: Pasuruan

  • Alva ke-10.000 Unit Dikirim ke Tangan Konsumen di Surabaya, Siapa Orangnya?

    Alva ke-10.000 Unit Dikirim ke Tangan Konsumen di Surabaya, Siapa Orangnya?

    Surabaya

    Produsen motor listrik asal Indonesia, Alva, membuktikan eksistensi mereka sebagai produsen premium motor listrik di Indonesia. Gak tanggung-tanggung, motor listrik ALVA ke-10.000 dikirim ke tangan konsumen.

    Dalam siaran resmi yang diterima detikOto, memasuki tahun ketiganya, ALVA menorehkan tonggak penting dengan resmi mendistribusi unit ke-10.000.

    Pencapaian ini dirayakan di ALVA Experience Center Surabaya melalui penyerahan satu unit ALVA CERVO kepada pelanggan ke-10.000 asal Pasuruan, Jawa Timur. Momen ini menjadi simbol kepercayaan yang semakin besar dari masyarakat terhadap ALVA yang berkomitmen untuk terus memperluas adopsi mobilitas listrik di seluruh Indonesia.

    Dijelaskan kota Surabaya sendiri menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan paling kuat bagi ALVA sebagai merek motor listrik premium nomor satu dengan pangsa pasar mencapai 46%. Dominasi tersebut menegaskan pentingnya Surabaya sebagai pusat strategis bagi ALVA dalam memperluas jaringan serta memperkuat kehadirannya ke berbagai kota dan kabupaten lain di wilayah Jawa Timur.

    “Pencapaian 10.000 unit bukan hanya sebuah angka, tetapi wujud nyata dari tumbuhnya kepercayaan konsumen Indonesia terhadap motor listrik ALVA. Kami bangga dapat merayakan pencapaian ini langsung bersama pelanggan yang memilih ALVA sebagai bagian dari aktivitas mobilitas hariannya,” ujarChief Executive Officer ALVA, Purbaja Pantja.

    ALVA kirim unit ke-10.000 ke tangan konsumen. Foto: dok. ALVA

    “Sebagai pemimpin pasar di segmen motor listrik premium, kami melihat tren yang positif ke depannya untuk produk ALVA yang sekarang bisa lebih terjangkau dengan portofolio produk yang menyeluruh dan skema penawaran yang menarik di mana konsumen bisa menjadikan motor ALVA sebagai transportasi utama,” Purbaja menambahkan.

    Unit ke-10.000 ALVA ini diserahkan ke konsumen bernama Hening Nurani Asta Kinasih. Hening mengatakan dirinya memilih ALVA Cervo tidak lepas dari desain dan ketangguhan baterai yang ditawarkan ALVA CERVO.

    “Saya memilih ALVA CERVO karena desainnya modern dan performanya yang sudah teruji. Terlebih infrastruktur dan layanan purna jual yang sudah nyata memperkuat alasan saya. Rasanya pas dengan kebutuhan saya,” kata Hening.

    Sebagai catatan, ALVA terus memperluas ekosistemnya melalui pembangunan 148 konektor Boost Charge Station di 69 lokasi yang ditargetkan meningkat menjadi 200 lokasi di Jawa-Bali pada 2025, serta memperkuat jaringan 9 ALVA Experience Center, 75after sales partner yang tersebar di 27 Kota di Indonesia, serta lebih dari 300 anggota ALVA Owners Club, dan 60+ mitra strategis.

    (lth/din)

  • UHC Kota Pasuruan Hanya Terpenuhi 40% dari Dana Cukai, Layanan Kesehatan Terancam Terdampak

    UHC Kota Pasuruan Hanya Terpenuhi 40% dari Dana Cukai, Layanan Kesehatan Terancam Terdampak

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pemkot Pasuruan menghadapi tekanan serius setelah dana bagi hasil cukai tembakau (DBHCT) dipangkas hingga 50%. Pemotongan anggaran ini memengaruhi banyak sektor, terutama layanan kesehatan masyarakat.

    Program Universal Health Coverage (UHC) menjadi salah satu sektor yang paling terimbas karena pembiayaannya selama ini turut disokong DBHCT. Namun kini hanya sekitar 40 persen kebutuhan UHC yang bisa ditopang dari dana tersebut.

    Kondisi ini membuat pemerintah kesulitan menjaga stabilitas pembiayaan layanan kesehatan yang selama ini berkontribusi besar bagi warga berpenghasilan rendah. Anggaran DBHCT yang tersisa dinilai sudah tidak sebanding dengan kebutuhan riil masyarakat.

    Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menyampaikan bahwa pemkot tidak punya pilihan selain menyesuaikan anggaran dengan penurunan drastis DBHCT. “Dari 32 miliar menjadi 16 miliar, dan mau tidak mau ini berdampak langsung pada UHC karena alokasinya hanya 40 persen dari DBHCT,” tegasnya.

    Ia menambahkan bahwa pemkot tidak dapat menyalurkan dana seenaknya karena semua penggunaan DBHCT dibatasi peraturan Menteri Keuangan. “Kami ingin membantu lebih luas, tetapi regulasi dan keterbatasan fiskal membuat pelayanan kepada masyarakat jelas ikut terganggu,” ujar Adi.

    Penyesuaian anggaran juga memaksa pemkot merombak kegiatan pada sektor lain demi menutupi defisit yang semakin besar. Sementara itu risiko penurunan kualitas layanan kesehatan menjadi kekhawatiran paling menonjol di kalangan masyarakat.

    Tanpa tambahan dukungan anggaran dari pusat, UHC diprediksi akan semakin sulit menjangkau seluruh warga yang membutuhkan perlindungan kesehatan. Pemerintah daerah menilai beban fiskal 2025 jauh lebih berat karena total APBD kini hanya sekitar Rp905 miliar, turun tajam dari sebelumnya. (ada/ted)

  • ‘Jarot’ Si Bunga Bangkai Siap Mekar Penuh, Wisatawan Serbu Kebun Raya Purwodadi

    ‘Jarot’ Si Bunga Bangkai Siap Mekar Penuh, Wisatawan Serbu Kebun Raya Purwodadi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Fenomena mekarnya bunga bangkai kembali menjadi perhatian pengunjung di Kebun Raya Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Kejadian langka ini langsung mengundang masyarakat sekitar dan wisatawan untuk melihat secara langsung proses pembukaan kelopak bunga raksasa tersebut.

    Bunga bangkai jenis Amorphophallus titanum ini mulai menunjukkan tanda-tanda mekar sejak 17 November 2025. Proses perkembangan mekarnya terus dipantau oleh pihak kebun sejak awal kemunculannya.

    “Setiap kali Amorphophallus titanum mekar, itu adalah momen yang sangat berarti dalam dunia botani. Kami melihatnya bukan hanya sebagai peristiwa unik, tetapi juga sebagai
    pengingat pentingnya konservasi flora Nusantara,” ujar East Deputy of Horticulture Pengelola Kebun Raya Hadhiyyah N. Cahyono di Purwodadi, Jawa Timur

    Tanaman berukuran besar itu kini telah mencapai sekitar 80 persen perkembangan mekar dari keseluruhan proses. Kondisi tersebut terlihat dari sepal yang mulai mengering sehingga menandakan waktu mekar sempurna semakin dekat.

    Koordinator Departemen Hortikultura Kebun Raya Purwodadi, Lilis Wulandari, menjelaskan bahwa bunga yang sedang mekar kali ini diberi nama Jarot. Ia menyebutkan bahwa proses mekarnya mengikuti pola biologis alami dari tumbuhan langka tersebut.

    “Kali ini kita kerjasama dengan komunitas dari Malang untuk proses pertumbuhan bunga bangkai kali ini. Pemilihan nama Jarot juga kita diskusikan dengan komunitas dalam penamaan bunga bangkai yang akan mekar kali ini,” ungkapnya.

    Menurut Lilis, siklus mekar untuk umbi kecil berlangsung dua hingga tiga tahun sekali. Namun untuk bunga bangkai yang sedang mekar saat ini membutuhkan sekitar empat tahun proses hingga bisa kembali menampilkan bunganya.

    Pihak Kebun Raya Purwodadi berhasil merawat tanaman ini melalui kerja sama dengan komunitas pecinta tanaman di Malang. Kolaborasi tersebut dilakukan secara khusus untuk pengembangan dan pelestarian Amorphophallus titanum.

    Bunga bangkai yang ada saat ini merupakan mekarnya yang kedua di lokasi tersebut. Mekar pertama terjadi pada Oktober 2024 dari specimen tanaman yang berbeda yang diberi nama Broto.

    Secara keseluruhan terdapat tujuh hingga delapan tanaman bunga bangkai yang saat ini dibudidayakan di Kebun Raya Purwodadi. Jumlah tersebut dinilai masih ideal untuk mempertahankan kualitas perawatan dan pengawasan.

    Perawatan tanaman eksotis ini dilakukan seperti tanaman pada umumnya namun tetap memerlukan pendampingan khusus. Penyiraman, pengendalian gulma, serta pemantauan pertumbuhan dilakukan secara rutin setiap hari.

    Kebun Raya Purwodadi juga mencatat kenaikan jumlah pengunjung setelah bunga bangkai mulai dipublikasikan melalui media sosial. “Peningkatan pengunjung cukup terlihat sejak informasi mekarnya bunga ini kami umumkan,” ujar Lilis. (Ada)

  • Polemik Pembangunan Batalyon di Lekok–Nguling Menghangat, Warga Desak Kejelasan Legalitas Tanah

    Polemik Pembangunan Batalyon di Lekok–Nguling Menghangat, Warga Desak Kejelasan Legalitas Tanah

    Pasuruan (beritajatim.com) – Polemik rencana pembangunan Batalyon di wilayah Lekok–Nguling kembali memasuki tahap krusial setelah pembahasan kembali digelar di DPRD Kabupaten Pasuruan. Rapat dengar pendapat (RDP) Jumat (28/11) menjadi forum besar yang mempertemukan Forkopimda, camat, kepala desa, perwakilan warga, serta jajaran TNI AL.

    Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat, menyampaikan bahwa forum ini dibuka untuk memberi ruang kepada semua pihak yang mengajukan keberatan maupun dukungan. “Kami ingin semua suara didengar, karena keputusan ini menyangkut hajat hidup masyarakat,” ujarnya.

    Perwakilan warga tetap mempertanyakan legalitas tanah yang selama ini menjadi sumber konflik terkait proyek tersebut. Ketua Forum Komunikasi Tani Antar Desa, Lasminto, menegaskan bahwa SHP tahun 1992 tidak memenuhi prosedur karena didasarkan pada peta situasi 1987 yang dianggap tidak memuat informasi lengkap tentang hak atas tanah.

    Ia menambahkan bahwa sejumlah dokumen lama menunjukkan peruntukan tanah seluas sekitar 600 hektare adalah permukiman, bukan pertahanan. Lasminto juga menyebut stagnasi revisi RTRW sejak 2019 semakin membuat warga terhimpit dan berharap Forkopimda memfasilitasi pertemuan langsung dengan Kementerian Pertahanan.

    Keluhan juga datang mengenai dampak sosial dan fasilitas umum yang dinilai terhambat akibat status tanah yang belum tuntas. Ketua BPD Semedusari, Amir, menyebut pembatasan pemasangan trafo listrik hingga kerusakan akses jalan berdampak pada pelayanan publik dan mobilitas pendidikan anak.

    Dari pihak TNI AL, Komandan Kolatmar Brigjen TNI (Mar) Agus Dwi Laksana Putra menegaskan bahwa perbedaan pandangan hukum tidak seharusnya membentuk sekat antara institusi dan masyarakat. “Semua putusan sudah jelas, mulai PN Bangil hingga kasasi, tapi kami tidak ingin memperlebar perbedaan,” ujarnya.

    Agus menambahkan bahwa Batalyon 15 bukan batalyon tempur dan rencananya berfungsi untuk upaya ketahanan pangan dan pembangunan wilayah. Ia juga memastikan tidak ada warga yang akan tergusur dan menyatakan pihaknya sejalan dengan warga dalam hal tidak merugikan masyarakat sekitar.

    Sumber ketegangan, menurut Agus, muncul dari misinformasi yang berkembang di tengah masyarakat. Ia menyampaikan bahwa Kementerian Pertahanan telah menyiapkan sejumlah alternatif penyelesaian dan para pejabat pusat dijadwalkan turun langsung ke wilayah.

    Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan asal Nguling, Eko Suryono, menyebut bahwa 40 ribu warga tinggal di atas tanah yang disengketakan seluas 3.676 hektare dengan berbagai bangunan fasilitas umum yang dibangun menggunakan instruksi dan dana pemerintah. Ia menilai kondisi saat ini sebagai anomali.

    “Di sisi lain, ada larangan membangun jalan, irigasi, bahkan mengurus KTP dan KK. Ini situasi yang sangat anomali bagi kami. Negara harus hadir menyamakan persepsi. Presiden pun menegaskan komitmen pemberantasan mafia tanah,” jelasnya.

    Menutup rapat, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat, menegaskan bahwa persoalan tanah Lekok–Nguling sudah berulang kali dibahas dan tiga pansus telah dibentuk. Ia menambahkan bahwa penyelesaian berada di kewenangan pemerintah pusat dan pihaknya akan mengirim surat agar konflik ini masuk dalam pembahasan Pansus Agraria DPR RI untuk memastikan ada keputusan yang adil dan tidak menghambat pembangunan daerah. (ada/kun)

  • Perlintasan Rel KA Latek Pasuruan Macet Parah, Dua Hari Tak Terurai

    Perlintasan Rel KA Latek Pasuruan Macet Parah, Dua Hari Tak Terurai

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kemacetan parah kembali melumpuhkan perlintasan sebidang rel kereta api Latek, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Kamis (27/11/2025). Antrean kendaraan mengular hingga lima kilometer dari dua arah dan tak kunjung terurai sejak dua hari terakhir, membuat ribuan pengendara terjebak waktu lama di jalan.

    Kepadatan terjadi karena kondisi jalur yang rusak dan bergelombang tepat pada bagian rel. Permukaan yang tinggi dan licin membuat pengendara harus melintas sangat pelan sehingga arus lalu lintas tersendat. Meski tidak tampak aktivitas perbaikan di lokasi, volume kendaraan terus meningkat terutama saat jam sibuk.

    Seorang pengendara, Setiawan, mengaku frustrasi karena dua hari berturut-turut terjebak kemacetan di titik yang sama. “Setiap lewat sini pasti macet parah, jalannya rusak dan bikin ban motor gampang selip,” keluhnya.

    Ia menilai perlintasan tersebut sangat berbahaya karena permukaan rel yang terbuka dan bergelombang kerap membuat pengendara hampir terjatuh. “Relnya tinggi dan licin,” ujarnya.

    Hal senada disampaikan Rudi, warga lainnya yang juga menjadi korban kemacetan sejak Rabu.
    “Dua hari ini sejak Rabu kemarin saya selalu terjebak macet di sini, waktunya habis di jalan,” ungkapnya.

    Menurut Rudi, kemacetan kali ini merupakan yang terparah karena tidak ada percepatan penanganan di lapangan. Ia berharap perbaikan segera dilakukan agar masyarakat tidak terus dirugikan.

    Petugas kepolisian terlihat dikerahkan untuk membantu pengendara melintasi rel, namun kehadiran mereka belum mampu mengurai antrean karena kerusakan jalur masih menjadi penyebab utama. Semakin siang, kemacetan justru semakin mengular dan membuat sebagian warga memilih putar balik.

    Menanggapi kondisi ini, Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menjelaskan alasan perbaikan belum rampung. “Sekarang diaspal mas, kemarin menunggu pemadatan konstruksi karena kalau dipaksakan akan menimbulkan gelombang dan jalur kereta tidak stabil,” ungkapnya.

    Cahyo menegaskan bahwa keselamatan konstruksi kereta dan pengendara menjadi pertimbangan utama sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan terburu-buru. Ia memastikan pengerjaan terus berjalan agar perlintasan sebidang Latek Pasuruan segera kembali normal dan aman dilalui masyarakat. [ada/beq]

  • DPRD Pasuruan Sinkronkan Raperda Tibumlinmas dengan KUHP Terbaru, Setiap Pasal Dikoreksi

    DPRD Pasuruan Sinkronkan Raperda Tibumlinmas dengan KUHP Terbaru, Setiap Pasal Dikoreksi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pembahasan Raperda Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat (Tibumlinmas) kembali dilakukan oleh DPRD Kabupaten Pasuruan dengan fokus menyelaraskan seluruh materi regulasi agar sejalan dengan aturan yang lebih tinggi. Proses harmonisasi ini digelar bersama Kanwil Kemenkumham untuk memastikan tidak ada ketentuan dalam Raperda yang bertentangan dengan perkembangan hukum nasional, terutama KUHP terbaru.

    Setiap pasal dalam draf perda dibahas secara rinci, mulai dari struktur norma hingga ketepatan diksi. Penyelarasan ini dinilai penting karena Raperda Tibumlinmas merupakan inisiatif DPRD sehingga wajib melalui tahapan harmonisasi sebelum masuk ke proses finalisasi.

    Kasatpol PP Kabupaten Pasuruan, Ridho Nugroho menjelaskan bahwa harmonisasi dilakukan secara mendalam hingga ke pilihan kata dalam setiap pasal. “Bukan sekadar alur pasal, tetapi frasa dan pilihan kata dikoreksi agar perda tidak menimbulkan multitafsir,” ujarnya.

    Ridho menambahkan bahwa proses ini juga bertujuan untuk mengantisipasi dinamika hukum ke depan. “Kalau tidak disesuaikan dari sekarang, ketika KUHP sudah berlaku penuh nanti harus diubah lagi dari awal,” tambahnya.

    Ketua Bapemperda DPRD Kabupaten Pasuruan, Sugiyanto menyebutkan bahwa hasil pembahasan memunculkan penambahan dan pengurangan klausul terkait mekanisme penegakan oleh Satpol PP. “Ada pasal yang menyangkut penyidikan dan sanksi denda yang harus diatur ulang agar sesuai KUHP,” ucapnya.

    Sugiyanto menegaskan bahwa sinkronisasi redaksional juga menjadi bagian penting dari pembahasan. Salah ketik pada kata “perlindungan” ikut masuk dalam daftar koreksi untuk memastikan kesempurnaan naskah.

    “Revisi mencakup redaksional seperti kata ‘perlindungan’ yang sebelumnya tercantum salah ketik sehingga ikut dibahas dalam rapat harmonisasi,” katanya.

    Usai harmonisasi bersama Kemenkumham, draf Raperda akan dikirimkan ke Biro Hukum Provinsi Jawa Timur untuk proses lanjutan sebelum ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Pasuruan. [ada/beq]

  • 301 Warga Berpenghasilan Rendah di Kota Pasuruan Terima Bantuan Usaha dari DBHCHT 2025

    301 Warga Berpenghasilan Rendah di Kota Pasuruan Terima Bantuan Usaha dari DBHCHT 2025

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pemkot Pasuruan menyalurkan bantuan usaha non-tunai bagi 301 warga berpenghasilan rendah untuk memperkuat ekonomi keluarga melalui program DBHCHT 2025.

    Penyaluran bantuan usaha bagi warga berpenghasilan rendah kembali dilakukan Pemerintah Kota Pasuruan melalui Dinas Sosial. Sebanyak 301 penerima manfaat berasal dari empat kecamatan dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan asesmen kebutuhan.

    Program tersebut didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun anggaran 2025. Pemerintah menilai alokasi dana ini tepat untuk mendukung masyarakat yang ingin mengembangkan usaha rumahan, khususnya kelompok rentan yang membutuhkan akses permodalan produktif.

    Bantuan diberikan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi perlengkapan usaha yang bisa langsung digunakan. Pendekatan ini ditujukan agar penerima mampu mengolah bantuan secara mandiri sekaligus mendorong keberlanjutan usaha.

    Jenis bantuan yang diterima pun beragam, menyesuaikan profesi dan bidang usaha masing-masing warga. Mulai dari gerobak, mesin jahit, mesin obras, kompor, hingga peralatan usaha rumahan lainnya, semuanya dipilih berdasarkan asesmen kebutuhan agar tidak ada bantuan yang terabaikan.

    Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk menguatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. “Kami memberikan kail, bukan ikan, agar bantuan ini menjadi modal usaha dan mendorong kemandirian warga,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah ingin mencegah munculnya kemiskinan baru akibat keterbatasan penghasilan. “Harapannya bantuan ini bisa mencegah kerentanan dan meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga,” tambah Adi.

    Pemkot juga memastikan pemantauan berkala akan dilakukan untuk melihat perkembangan usaha yang dibangun penerima bantuan. Melalui langkah ini, Dinas Sosial menargetkan tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi benar-benar dirasakan masyarakat dalam jangka panjang. [ada/beq]

  • Bensin Habis di Cirebon tapi Cukup Sampai Jakarta

    Bensin Habis di Cirebon tapi Cukup Sampai Jakarta

    Jakarta

    Wuling sudah memperkenalkan Darion di Indonesia. Menyandang frasa ‘Dari Indonesia’, Wuling Cortez Darion tidak bisa dipandang sebelah mata. Dan kali ini, detikOto coba melakukan pengujian Darion PHEV full tank dan baterai penuh dengan melalui perjalanan dari Bali-Jakarta, atau setara dengan 1.216 km.

    Hasilnya luar biasa, Wuling Darion membuktikan bahwa MPV buatan Cikarang, Jawa Barat, ini bisa menjadi pilihan MPV Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) andalan. Karena selain memberikan kenyamanan berlebih dengan dimensi yang ditawarkan, teknologi PHEV yang ditawarkan bisa menjadi solusi berkendara bersama keluarga hingga ribuan km.

    Nah penasaran bagaimana keseruannya? Simak ulasannya berikut ini:

    Wuling Darion Menawarkan Dua Varian, EV dan PHEVWuling Darion dikembangkan dengan platform baru Foto: Dok. Wuling Motors

    Wuling Darion dipasarkan dalam dua varian powertrain, EV dan PHEV. Selain itu, di masing-masing varian powertrain, juga terdapat pilihan trim CE dan EX.

    Beda Wuling Darion CE dan EX

    Secara desain eksterior, kedua trim menawarkan tampilan yang sama. Namun ada beberapa perbedaan fitur. Pada trim tertinggi EX ada fitur auto headlamp, rain-sensing wiper, power tailgate, electric sunroof, dual-layer tinted glass, serta fitur pintu geser yang bisa dioperasikan secara elektrik.

    Darion CE hanya mendapatkan fitur-fitur standar yang ada pada semua trim, seperti LED headlamp with DRL & cornering light dan velg alumunium 17 inci. Pintu geser di varian CE ini masih konvensional, belum dilengkapi fitur elektrik.

    Geser ke bagian interiornya, varian CE belum dilengkapi kursi ventilated dan belum dilengkapi fitur kursi elektrik di bagian pengemudi dan penumpang baris kedua. Terus kalau di varian EX sudah dilengkapi kamera parkir 360 derajat, maka di versi CE fitur tersebut absen.

    Varian EX juga sudah dibekali fitur adaptive cruise control, sementara di varian CE masih cruise control biasa. Dari segi safety, CE dilengkapi 4 airbag, sementara EX memiliki 6 airbag. Darion CE juga belum dilengkapi teknologi ADAS, sementara Darion EX sudah memiliki fitur bantuan pengemudi tersebut.

    Teknologi ADAS di Darion EX mampu mendeteksi, memperingatkan, dan merespons potensi bahaya di jalan secara otomatis, dan memberikan dukungan aktif bagi pengemudi. Sistem ini mencakup berbagai fitur seperti Intelligent Driving Assist (IDA), Forward Collision Warning (FCW), Lane Departure Warning (LDW), Adaptive Cruise Control (ACC), Lane Change Assist (LCA), Rear Collision Warning (RCW), Automatic Emergency Braking (AEB), Door Opening Warning (DOW), Blind Spot Detection (BSD), dan Rear Cross Traffic Alert (RCTA), termasuk Intelligent High Beam Assist (IHMA).

    Teknologi PHEV ‘Gila’ Wuling Darion yang Buat Lawannya Ketar-ketir

    Dalam perjalanan kali ini detikOto ditantang Wuling Indonesia untuk membuktikan seberapa efisien Wuling Darion, melakukan perjalanan dari Bali hingga Jakarta, tanpa melakukan charging atau pengisian bensin selama perjalanan. Tapi bisa dipastikan, sebelum perjalanan baik bensin dan baterai telah terisi full ya.

    Seperti diketahui bersama Wuling Darion PHEV menggabungkan mesin bensin 1.490 cc Naturally Aspirated Atkinson Cycle yang menghasilkan tenaga puncak 105 dk dan torsi 130 Nm. Mesin itu dikombinasi dengan motor listrik bertenaga 145 kW (195 dk) dan torsi 230 Nm.

    Darion PHEV pakai Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan baterai 20,5 kWh memberi jarak jelajah 125 km dalam mode EV. Sementara tangki bensin 52 liter menjaga efisiensi jarak jauh hingga lebih dari 1.000 km dalam sekali pengisian bahan bakar. Dan benar saja, klaim Wuling akan Darion benar apa adanya, dan bisa dikatakan sangat efisien.

    Test Drive Wuling Darion Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Perjalanan Bali Jakarta dilalui dengan 3 etape. Etape pertama detikOto melakukan perjalanan dari Bali hingga Banyuwangi, Jawa timur, etape kedua perjalanan diawali dari Banyuwangi hingga Solo Jawa Tengah, dan etape ketiga diawali dari Solo Jawa Tengah hingga Jakarta.

    Selama perjalanan bisa dipastikan, tidak ada kendala sama sekali. detikOto coba berkendara layaknya pengendara pada umumnya, melaju dengan kecepatan normal dan AC tetap menyala.

    Perjalanan etape pertama, rute Bali-Banyuwangi, atau dari Denpasar-pelabuhan Gilimanuk-pelabuhan Ketapang-Hotel di Banuwangi, melalui jalur mendaki dan menurun, sehingga membutuhkan tenaga lebih untuk bisa menaklukkannya.

    Etape kedua juga bisa dikatakan tidak jauh berbeda, rute Banyuwangi Jawa Timur menuju Solo Jawa Tengah penuh tantangan karena banyak jalur menanjak, karena harus melalui Situbondo-Pasuruan-Sidoarjo-Solo. Layaknya pada etape pertama, deikOto tetap coba menjadi pengendara pada umumnya, dengan kecepatan yang diatur sesuai dengan kebutuhan.

    Menariknya saat masuk etape ketiga saat perjalanan dari Solo Jawa Tengah menuju Jakarta tepatnya di Cilandak Town Square Jakarta Selatan. Saat melakukan perjalanan, indikator baterai menunjukkan sisa hanya mencapai 45 km dan bensin mencapai 110 km, padahal jarak yang harus ditempuh mencapai 500-an km.

    Semakin ketar-ketir di saat bensin menyisakan jarak 80 Km, indikator bensin yang menunjukkan jarak akan menghilang dan hanya menyisakan jarak pada baterai 35 km saat memasuki wilayah Cirebon, Jawa Barat. Tentu reaksi detikOto merasa was-was takut jika Wuling Darion yang dikendarai berhenti di jalur tol.

    Test Drive Wuling Darion Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Berbagai cara coba diterapkan detikOto, diawali dengan menggunakan cruise control, hingga mengatur pola berkendara dengan hanya berkendara eco driving, dengan hanya mengeluarkan tenaga hingga 5 kWh saja, dan mencapai kecepatan maksimal di 60 km/jam.

    Siapa yang sangka, rupanya sistem regeneratif baterai berfungsi dengan baik saat detikOto membutuhkan tenaga untuk bisa tetap melaju. Akhirnya detikOto pun sampai Jakarta tanpa mengalami mogok. Sehingga bisa dipastikan detikOto hanya menggunakan ketangguhan baterai Wuling Darion dari Cirebon hingga Jakarta.

    Kesimpulan detikOto saat mengendarai Wuling Darion jelas tidak pernah terlupakan, karena mobil buatan Cikarang Jawa Barat ini mampu membawa detikOto berkendara dari Cirebon hingga Jakarta dengan hanya menggunakan baterai, sedangkan bensinnya sudah habis sejak dari Cirebon.

    Punya Platform Baru

    Sejumlah inovasi baru yang disematkan Wuling Darion, merupakan hasil pengembangan global Wuling yang mencakup platform, sistem tenaga, baterai, konektivitas, sampai fitur keselamatan canggih.

    Platform baru ini memberikan efisiensi tinggi, kenyamanan optimal, dan pengalaman berkendara yang aman dan modern bagi konsumen.

    “Darion menjadi produk pertama yang mengaplikasikan Wonder Flexible Modular System atau WFMS, platform global terbaru dari Wuling ini dikembangkan buat mendukung berbagai mesin penggerak. Teknologi ini menjadi pondasi penting dalam menghadirkan kendaraan yang efisien, bertenaga, dan nyaman dikendarai. Penerapannya pada Darion menandai langkah besar Wuling dalam menghadirkan mobilitas masa depan yang berkelanjutan,” jelas Product Communication Manager of Wuling Motors, Danang Wiratmoko kala itu.

    Sebagai catatan, WFMS atau Wonder Flexible Modular System merupakan platform terbaru hasil pengembangan para ahli otomotif Wuling secara global.

    Sistem ini dirancang dengan fleksibilitas tinggi untuk bisa digunakan pada berbagai jenis mesin penggerak, termasuk Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle (EV). WFMS ini berfokus pada peningkatan jarak tempuh, pengalaman berkendara, pengisian daya cepat, standar keamanan tinggi, dan kualitas andal.

    Sebagai bentuk penerapan teknologi elektrifikasi, Darion PHEV dibekali sistem penggerak canggih LING Power. Teknologi ini memadukan beberapa komponen utama dengan teknologi terdepan berupa mesin khusus hybrid dengan klaim efisiensi hingga 43,2%, motor listrik yang diadaptasi dari teknologi kereta cepat dengan efisiensi hingga 96,8%, dukungan Dedicated Hybrid Transmission (DHT) yang responsif dan telah diuji pengoperasiannya sebanyak 1 juta kali, hingga baterai aman dan telah teruji dalam berbagai kondisi. Hasilnya, pengguna dapat merasakan sensasi berkendara dengan performa dan efisiensi yang optimal pada lini Darion PHEV.

    Test Drive Wuling Darion Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Dalam rangka mendukung performa elektrifikasi, seluruh varian Darion EV dan PHEV dibekali MAGIC Battery Pro, pengembangan terbaru dari teknologi baterai Wuling yang telah terbukti handal di Indonesia sejak 2024.

    Baterai ini kini dirancang dengan tingkat keamanan dan ketahanan yang lebih tinggi, juga telah didukung oleh berbagai inovasi dari sisi struktural, sel, dan baterai management system, sehingga membuatnya memiliki performa keselamatan yang melebihi standar industri. Dengan mengacu pada konsep Five Zero Safety, MAGIC Battery Pro menjamin ketahanan optimal terhadap risiko api, kebakaran, air, intrusi, sebaran termal, dan kebocoran.

    Perbedaan Wuling EV dan PHEVTest Drive Wuling Darion PHEV Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Dari sisi desain, sebenarnya antara varian EV dan PHEV hampir mirip. Hanya ada perbedaan di bagian grille di mana varian PHEV menggunakan desain diamond cut grille, sementara pada varian EV tidak dibekali grille selayaknya mobil listrik pada umumnya.

    Perbedaan lain tentunya terletak pada powertrain-nya. Varian Wuling Darion EV mengandalkan motor listrik bertenaga 150 kW (201 dk) dengan torsi 310 Nm, disalurkan melalui roda depan dengan transmisi Single Reduction. Kapasitas baterainya 69,2 kWh Lithium Iron Phosphate memungkinkan jarak tempuh hingga 540 km (CLTC).

    Sementara Darion PHEV menggabungkan mesin bensin 1.490 cc Naturally Aspirated Atkinson Cycle yang menghasilkan tenaga puncak 105 dk dan torsi 130 Nm. Mesin itu dikombinasi dengan motor listrik bertenaga 145 kW (195 dk) dan torsi 230 Nm.

    Darion PHEV pakai Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan baterai 20,5 kWh memberi jarak jelajah 125 km dalam mode EV. Sementara tangki bensin 52 liter menjaga efisiensi jarak jauh hingga lebih dari 1.000 km dalam sekali pengisian bahan bakar.

    Harga Wuling Darion EV dan PHEV

    a. Wuling Darion EV (CE): Rp 359.000.000

    b. Wuling Darion EV (EX): Rp 419.000.000

    c. Wuling Darion PHEV (CE): Rp 442.000.000

    d. Wuling Darion PHEV (EX): Rp 492.000.000

    Halaman 2 dari 4

    (lth/rgr)

  • Kabupaten Pasuruan Tetapkan APBD 2026: Pendapatan Rp3,5 Triliun

    Kabupaten Pasuruan Tetapkan APBD 2026: Pendapatan Rp3,5 Triliun

    Pasuruan (beritajatim.com) – DPRD Kabupaten Pasuruan resmi mengesahkan Peraturan Daerah tentang APBD 2026 melalui rapat paripurna yang digelar kemarin. Keputusan pengesahan dilakukan setelah pembahasan di seluruh komisi rampung dan mencapai kesepahaman.

    Rapat dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat, dengan dihadiri jajaran anggota dewan dari seluruh fraksi. Ia menegaskan bahwa tidak ada fraksi yang memberikan penolakan terhadap rancangan APBD tersebut.

    Data APBD yang disetujui memuat Pendapatan Daerah sebesar Rp3.502.104.028.502,08 dan Belanja Daerah mencapai Rp3.917.324.235.295,67. Perbedaan angka tersebut menghasilkan defisit Rp415.220.206.793,59 yang ditutupi melalui Pembiayaan Netto dengan jumlah yang sama.

    Ketua DPRD menekankan bahwa proses perencanaan anggaran dilakukan melalui pembahasan panjang bersama Badan Anggaran serta seluruh komisi. “Ini hasil kerja bersama yang mengutamakan kepentingan masyarakat,” ujar Samsul Hidayat.

    Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo menyampaikan apresiasi kepada legislatif yang telah menuntaskan pembahasan APBD 2026. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) atas penyusunan struktur anggaran secara menyeluruh.

    Rusdi mengungkapkan bahwa nilai APBD 2026 mengalami penurunan cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sekitar Rp600 miliar. Kondisi tersebut menuntut pemerintah daerah untuk lebih selektif menentukan prioritas pembangunan.

    Bupati menekankan bahwa kebutuhan layanan masyarakat tetap menjadi agenda yang wajib dipenuhi meskipun fiskal daerah terbatas. “Kami berharap dukungan DPRD agar belanja wajib dan pelayanan publik tetap berjalan penuh,” jelasnya.

    Efisiensi dan ketepatan sasaran disebutnya menjadi fondasi penting agar program prioritas tidak terhambat penurunan anggaran. Ia memastikan seluruh perangkat daerah akan dipacu untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program.

    Rusdi juga menegaskan bahwa koordinasi antarinstansi harus terus dijaga agar tidak ada layanan publik yang terganggu. “Sinergi tetap menjadi kunci karena pelayanan masyarakat adalah fokus utama pemerintah daerah,” tegasnya.

    Sebelum menutup paripurna, Ketua DPRD kembali menekankan komitmen lembaganya untuk terus mengawasi pelaksanaan APBD 2026. Ia memastikan arah pembangunan Kabupaten Pasuruan harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. (ada/kun)

  • Warga Lapor DPRD soal Pemindahan Siswa SMP Islam Yaqin, Audiensi Pastikan Masalah Sudah Selesai

    Warga Lapor DPRD soal Pemindahan Siswa SMP Islam Yaqin, Audiensi Pastikan Masalah Sudah Selesai

    Pasuruan (beritajatim.com) – Seorang warga bernama Daniar Anisa melaporkan dugaan arogansi guru swasta di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Ia menilai ada kejanggalan dalam proses pemindahan siswa dari SMP Islam Yaqin ke SMP Al-Muntas.

    Daniar menyayangkan adanya pemindahan siswa yang dianggap dilakukan sepihak tanpa keterlibatan orang tua secara maksimal. Ia menyebut tindakan tersebut merugikan siswa karena keputusan pendidikan semestinya dilakukan secara terbuka dan tidak mendadak.

    Dalam keterangannya, Daniar merasa tidak ada kejelasan dasar pemindahan sehingga menimbulkan pertanyaan dari wali murid. “Saya hanya ingin proses pendidikan dilakukan dengan transparan tanpa tindakan sepihak,” ujarnya.

    Menanggapi laporan tersebut, Kepala SMP Islam Yaqin, Warno, memberikan penjelasan mengenai pemindahan siswa. Ia menyebut total ada 31 siswa dipindahkan dari SMP Islam Yaqin ke SMP Al-Muntas.

    Warno menyatakan pemindahan tersebut dilakukan karena banyak siswa merasa lokasi sekolah terlalu jauh sehingga mempengaruhi semangat belajar. “Saya berinisiatif memindahkan mereka karena sudah ada persetujuan dari guru,” terang Warno.

    Ia menambahkan bahwa keputusan itu diambil agar siswa tetap bisa menjalani pendidikan dengan nyaman dan disiplin tanpa terhalang jarak. Kepala sekolah juga memastikan tidak ada unsur paksaan dalam proses pemindahan.

    Permasalahan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan melalui proses audiensi dengan pihak sekolah dan wali murid. Pertemuan digelar untuk memastikan tidak ada pelanggaran hak pendidikan dan untuk mencari solusi terbaik bagi siswa.

    Abdul Karim selaku Wakil Komisi IV menyampaikan bahwa setelah audiensi, semua pihak dinyatakan tidak keberatan atas keputusan tersebut. “Intinya masalahnya sudah selesai dan tidak ada pihak yang dirugikan,” kata Abdul Karim.

    Dengan berakhirnya polemik tersebut, DPRD berharap sekolah dan wali murid dapat kembali fokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Semua pihak diimbau menjaga komunikasi agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman serupa pada masa mendatang. (ada/kun)