kab/kota: Pasuruan

  • Banjir Landa Kecamatan Winongan Pasuruan Akibat Luapan Sungai Rejoso

    Banjir Landa Kecamatan Winongan Pasuruan Akibat Luapan Sungai Rejoso

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, pada Sabtu malam (24/5/2025) menyebabkan banjir di sejumlah desa. Air mulai menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 01.00 WIB setelah aliran Sungai DAS Rejoso meluap tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis.

    Menurut kesaksian warga, hujan terjadi cukup intens sejak pukul 21.00 hingga 23.30 WIB. Dampaknya terasa di Dusun Kebondalem dan Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter yang masuk ke rumah-rumah warga.

    “Semalam memang hujan deras, air datang jam satu dini hari. Tiba-tiba saja masuk ke rumah. Sampai pagi ini masih ada air, meskipun sudah mulai surut,” ujar Makhali, warga Dusun Serambi, Minggu (25/5/2025).

    Selain permukiman warga, banjir juga menggenangi jalan raya utama di wilayah tersebut. Meski masih bisa dilewati, jalanan yang licin dan tergenang menyulitkan pengendara, terutama kendaraan roda dua. Warga diminta tetap berhati-hati mengingat potensi banjir susulan masih bisa terjadi apabila curah hujan kembali tinggi.

    Kondisi serupa juga dilaporkan di Dusun Gambiran, Desa Bandaran. Air bahkan sempat masuk ke dalam masjid dan menghambat aktivitas ibadah warga.

    “Subuh tadi tidak bisa dibuat salat karena lantai masjid masih tergenang. Sampai sekarang masih tergenang. Ketinggian air kurang lebih 70 sentimeter,” ungkap Satuhar, warga Dusun Gambiran.

    Merespons situasi tersebut, Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menyampaikan keprihatinannya dan telah menginstruksikan OPD terkait untuk segera turun tangan. “Saya sudah minta BPBD dan dinas teknis untuk segera mengevakuasi warga jika diperlukan, serta menyalurkan bantuan darurat,” ujarnya.

    Rusdi juga menegaskan bahwa langkah evaluasi terhadap kondisi sungai dan sistem drainase di Winongan akan menjadi prioritas pasca-banjir. “Kami akan segera lakukan normalisasi sungai dan perbaikan saluran air agar banjir tidak terulang,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi dari BPBD Pasuruan terkait total desa atau wilayah yang terdampak. Namun, proses pemulihan dan penanganan terus berlangsung dengan melibatkan berbagai instansi, termasuk relawan dan aparat desa setempat. [ada/suf]

  • Perkuat kemandirian energi, BPH Migas dorong percepatan jargas

    Perkuat kemandirian energi, BPH Migas dorong percepatan jargas

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendorong percepatan pengembangan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga sebagai upaya memperkuat kemandirian energi nasional.

    Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, memastikan sejauh ini pemanfaatan gas bumi telah berjalan dengan baik dan dapat dinikmati masyarakat luas seperti rumah tangga, pelanggan kecil, komersial, dan industri.

    “BPH Migas hadir bersama PT PGN Tbk dan PT Pertamina Gas untuk memastikan peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri di wilayah Jawa Timur berjalan dengan baik. Saat ini, pengelolaan gas bumi di wilayah Jawa Timur telah menjangkau lebih dari 200 ribu pelanggan dengan volume mencapai 250,15 BBTUD,” ujarnya saat melakukan kunjungan ke Kantor PGN Sales and Operation Region III (SOR III) Area Pasuruan.

    Ia juga menjelaskan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur jargas.

    Pada 2025, PGN sudah memiliki rencana pengembangan jargas di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, Jatim.

    “Di tahun 2025, ditargetkan pembangunan 59.990 sambungan rumah tangga (SR) di Surabaya dan Gresik. Ini merupakan langkah nyata dalam mendukung program energi bersih sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional,” tambahnya.

    Selanjutnya, kunjungan meninjau Stasiun Penerima Gas Semare PGN Area Pasuruan untuk memastikan infrastruktur pipa gas bumi dan pendistribusian gas bumi melalui pipa berjalan dengan baik.

    Pada kunjungan ini, Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menekankan pentingnya keadilan energi melalui jargas untuk masyarakat khususnya di Jawa Timur secara merata.

    “Pengembangan jargas tidak hanya menyangkut aspek infrastruktur, tetapi juga berkaitan erat dengan keadilan energi. BPH Migas hadir untuk memastikan bahwa gas bumi dapat dinikmati secara merata, khususnya oleh rumah tangga dan usaha kecil,” jelasnya.

    Selain itu, Halim juga menyampaikan keandalan distribusi gas bumi di wilayah Pasuruan dan Surabaya berada dalam kondisi yang baik dan aman.

    BPH Migas berharap dengan pendekatan kolaboratif antara regulator, badan usaha, dan pemerintah daerah, pembangunan jargas di Jawa Timur dapat menjadi model nasional dalam percepatan penyediaan energi yang terjangkau, efisien, dan berkelanjutan.

    “Alhamdulillah, kita bersama PGN memastikan distribusi gas bumi berjalan lancar. Semoga ini membawa berkah bagi masyarakat dan perekonomian lokal. Kami percaya, dengan kerja sama yang kuat antara semua pihak, cita-cita kemandirian energi dan pemerataan akses energi bersih bisa kita wujudkan bersama,” sebut Halim.

    Kegiatan kunjungan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) ke Stasiun Penerima Gas Semare PT PGN Tbk Sales and Operation Region III (SOR III) Area Pasuruan. ANTARA/HO-BPH Migas

    General Manager SOR III PGN Hedi Hedianto menyampaikan saat ini pihaknya mengelola 202.376 pelanggan dengan total volume penyaluran gas mencapai 250,15 BBTUD.

    Dari jumlah tersebut, sektor rumah tangga mencakup 201.292 pelanggan dengan pemakaian 2,59 BBTUD dan pelanggan kecil mencapai 455 pelanggan dengan volume 0,18 BBTUD.

    Hedi menambahkan PGN secara aktif memperluas jaringan distribusi melalui pembangunan pipa dan optimalisasi pasokan dari berbagai sumber.

    “Kami memiliki jaringan distribusi sepanjang 6.745 km yang didukung enam offtake station strategis di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Infrastruktur ini mendukung kelancaran pasokan gas dari lapangan-lapangan utama,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Gas Gamal Imam Santoso berharap adanya dukungan pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur energi nasional.

    “Kami berharap dapat menerima dukungan penuh dari BPH Migas terhadap kebijakan pemerintah dan pentingnya sinergi bersama BPH Migas dalam penguatan infrastruktur energi nasional khususnya infrastruktur pipa gas bumi,” katanya.

    Kegiatan juga dihadiri Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dan Direktur Komersial Pertamina Gas Kusdi Widodo.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bupati dan Wabup Pasuruan Pimpin Gerakan Pramuka, Siap Cetak Generasi Emas 2045

    Bupati dan Wabup Pasuruan Pimpin Gerakan Pramuka, Siap Cetak Generasi Emas 2045

    Pasuruan (beritajatim.com) – Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo dan Wakil Bupati Shobih Asrori resmi memimpin Gerakan Pramuka Cabang Pasuruan. Mas Rusdi dilantik sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab), sementara Gus Shobih menjabat Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pasuruan.

    Pelantikan berlangsung di Auditorium Mpu Sindok, Komplek Kantor Bupati Pasuruan, dipimpin langsung oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Timur, Kak Arum Sabil. Ia menegaskan bahwa pelantikan ini merupakan amanat Undang-undang Gerakan Pramuka sebagai bentuk dukungan kepala daerah terhadap pengembangan pendidikan karakter generasi muda.

    “Pelantikan ini wajib karena sesuai UU, dan menjadi landasan bagi dukungan kepala daerah terhadap perkembangan Pramuka,” ujar Kak Arum.

    Ia juga menekankan peran strategis Gerakan Pramuka dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. “Pemimpin masa depan adalah generasi muda yang hari ini harus kita bina secara fisik, mental, dan moral melalui wadah Pramuka,” katanya.

    Menurut Kak Arum, tantangan ke depan bukan lagi pandemi, melainkan krisis pangan dan energi. Karena itu, Pramuka harus menjadi pelopor regenerasi pertanian dan inovasi energi sejak usia dini. “Lahan makin sempit, penduduk makin banyak, ini tantangan nyata,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kak Rusdi mengungkapkan kedekatannya secara emosional dengan Gerakan Pramuka sejak masa kecil. “Saya dulu ikut jambore internasional di Thailand, dilepas langsung oleh Presiden Megawati,” kenangnya.

    Ia mengajak seluruh orang tua di Pasuruan agar mendukung anak-anaknya aktif dalam Gerakan Pramuka. Menurutnya, organisasi ini membentuk karakter generasi muda melalui nilai-nilai luhur seperti kepedulian, kerja sama, keberanian, dan cinta tanah air.

    “Pramuka itu tentang kepedulian, kerja sama, keberanian, dan cinta tanah air. Semua nilai luhur itu harus ditanamkan sejak dini,” tutup Kak Rusdi. [ada/beq]

  • Janji Pemkab Pasuruan, Beasiswa dan Bonus Rp40 Juta Menanti Peraih Emas Porprov IX Jatim 2025

    Janji Pemkab Pasuruan, Beasiswa dan Bonus Rp40 Juta Menanti Peraih Emas Porprov IX Jatim 2025

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan berkomitmen memberikan beasiswa kuliah kepada atlet yang berhasil meraih medali emas pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025. Langkah ini diungkapkan langsung oleh Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan para atlet dalam mengharumkan nama daerah.

    “Karena ini menyangkut nama harum daerah, maka reward ini sangat pantas untuk mereka,” ujar Mas Rusdi, sapaan akrabnya.

    Menurutnya, teknis pemberian beasiswa akan dibahas lebih lanjut bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Perhitungannya akan menyesuaikan jumlah peraih medali emas dan anggaran yang tersedia.

    “Untuk teknis pemberiannya bagaimana nanti menyusul, harus dihitung sesuai dengan jumlah atlet dan besaran anggarannya,” imbuhnya.

    Selain beasiswa, Pemkab Pasuruan juga meningkatkan nilai bonus untuk para atlet. Peraih medali emas tahun ini akan menerima bonus sebesar Rp40 juta, naik dari sebelumnya Rp35 juta.

    “Tahun ini kita tambah nilai reward bagi para atlet penyumbang medali, khususnya emas,” jelas Mas Rusdi.

    Ia menambahkan bahwa peraih medali perak dan perunggu juga akan mendapatkan peningkatan bonus, meskipun nominal pastinya belum disebutkan. Diharapkan kebijakan ini bisa menjadi motivasi tambahan bagi para atlet untuk tampil maksimal.

    Mas Rusdi optimistis Kabupaten Pasuruan mampu meningkatkan peringkat pada Porprov IX, dari posisi keenam menjadi posisi kelima. “Insya Allah tahun ini jadi peringkat kelima dan dapat 40 emas,” tegasnya.

    Kebijakan ini mendapat apresiasi dari Ketua KONI Jawa Timur, Muhammad Nabil. Ia memuji langkah inovatif Pemkab Pasuruan dalam memberikan perhatian lebih kepada atlet berprestasi.

    “Semoga bisa ditiru oleh daerah-daerah lain di Jawa Timur, karena apa yang disampaikan Bupati Pasuruan ini keren sekali,” tutup Nabil. [ada/beq]

  • Gandeng Belanda, Jatim Tawarkan Kawasan Industri Hijau dan Berkelanjutan

    Gandeng Belanda, Jatim Tawarkan Kawasan Industri Hijau dan Berkelanjutan

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan investasi asing. Khususnya dengan menggarap peluang kerja sama strategis bersama Kerajaan Belanda.

    Komitmen tersebut tercermin dalam penyelenggaraan webinar internasional bertajuk ‘Investment Opportunity Ready to Offer – Netherlands Series’, yang digelar secara daring dengan dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag.

    Hadir dalam kegiatan ini Duta Besar RI untuk Belanda, HE Mayerfas; Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu Ermawati; Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia yang juga Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono; serta perwakilan dari Kementerian Investasi/BKPM, Bapperida Kabupaten Madiun, dan RSUD Kanjuruhan.

    Dalam sambutannya, Dubes Mayerfas menyampaikan apresiasi yang tinggi atas partisipasi seluruh mitra yang hadir, serta menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara Indonesia dan Belanda. Ia mengungkapkan kebanggaannya menjadi tuan rumah pertemuan ini, yang menurutnya merupakan wujud konkret dari hubungan panjang dan erat antara kedua negara.

    Mayerfas secara khusus menyoroti peran Provinsi Jawa Timur sebagai motor penggerak perekonomian nasional dengan kawasan industri berbasis keterampilan tinggi yang menjanjikan bagi investor global. “Belanda adalah mitra yang sangat ideal bagi Indonesia, khususnya dalam sektor pertanian, pengelolaan air, kelautan, dan energi terbarukan,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa keselarasan antara prioritas pembangunan di Jawa Timur dan keunggulan sektor-sektor strategis Belanda membuka ruang besar untuk kolaborasi yang saling menguntungkan. Lebih dari itu, kemitraan ini juga diharapkan menjadi platform untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan penguatan ketahanan iklim.

    “Kami menekankan pentingnya membangun kemitraan yang didasarkan pada pertukaran pengetahuan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas. Tiga hal ini adalah kunci dalam menghadapi tantangan global dan mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tegas Mayerfas.

    Untuk memperkuat kerja sama ini, KBRI Den Haag bersama Pemprov Jatim juga berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kebijakan yang mendukung, seperti penyederhanaan prosedur dan pemberian insentif pada sektor-sektor strategis.

    “Kami mengundang para mitra dari Belanda untuk lebih jauh mengeksplorasi potensi Jawa Timur. Hubungan historis yang telah lama terjalin menjadi fondasi kuat untuk membangun kemitraan masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan saling menguntungkan,” tukasnya.

    Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu Ermawati, mengungkapkan, bahwa pada kuartal pertama tahun 2025, Jawa Timur berhasil menempati peringkat ketiga sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia, dengan nilai mencapai Rp36 triliun atau sekitar 7,7 persen dari total nasional. Posisi ini hanya berada di bawah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    “Kontribusi Jatim terhadap perekonomian Pulau Jawa mencapai 25,11 persen, menjadikannya kontributor terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar 5 persen secara tahunan (year-on-year), mencerminkan iklim usaha yang sehat dan terus berkembang,” ujar Dyah.

    Ia juga mencatat bahwa Belanda merupakan salah satu investor asing terbesar di Jawa Timur. Sejak 2010 hingga kuartal pertama 2025, tercatat sebanyak 84 perusahaan asal Belanda telah berinvestasi di wilayah ini dengan total nilai mencapai USD 5,589 miliar. Investasi tersebut tersebar di berbagai sektor strategis, seperti energi dan infrastruktur, industri makanan dan minuman, serta industri kimia dan farmasi.

    Salah satu investasi terbesar adalah proyek Paiton Energy di Kabupaten Probolinggo senilai lebih dari USD 4,2 miliar di sektor kelistrikan. Di kawasan industri SIER sendiri, beberapa perusahaan Belanda seperti Unilever Indonesia Tbk, Syngenta Seed Indonesia, dan Universal Agri Bisnisindo telah menjadi bagian penting dari ekosistem industri lokal.

    “Pemprov Jatim menawarkan berbagai insentif kepada investor asing, termasuk tax holiday, tax allowance, dan super deduction tax untuk kegiatan riset dan pelatihan vokasi. Sistem layanan perizinan juga telah didigitalisasi melalui aplikasi JOSS (Jatim Online Single Submission) untuk mempercepat proses investasi,” jelas Dyah.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua HKI Indonesia sekaligus Dirut PT SIER, Didik Prasetiyono menegaskan, bahwa Jawa Timur memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang perdagangan dan industri ke kawasan timur Indonesia dan Asia Tenggara.

    “Jawa Timur bukan hanya wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis, tetapi juga katalisator investasi nasional. Pada kuartal pertama 2024, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat sebesar 4,81% secara year-on-year, dengan kontribusi 25,07 persen terhadap ekonomi Pulau Jawa,” papar Didik.

    Didik yang kini tengah menyelesaikan pendidikan Program Doktor PSDM Universitas Airlangga (Unair), memaparkan bahwa saat ini Jatim memiliki infrastruktur kawasan industri yang modern, terintegrasi, dan berwawasan lingkungan. Kawasan tersebut mencakup JIIPE, PT Maspion Industrial Estate, Safe’n’Lock & Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), Ngoro Industrial Park (NIP), Kawasan Industri Gresik (KIG), Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SiRIE), serta PT SIER.

    “SIER sebagai kawasan industri yang dimiliki bersama oleh BUMN Danareksa, Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya terus berinovasi dengan mengembangkan kawasan industri berkelanjutan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan (PIER), serta kawasan baru di Kabupaten Ngawi seluas 2.000 hektare. Kami menerapkan prinsip zero liquid discharge, zero waste to landfill, dan integrasi energi terbarukan dalam seluruh aktivitas industri kami,” tegasnya.

    Didik juga menekankan bahwa dukungan dari pemerintah daerah, termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga merupakan salah satu pemegang saham PT SIER, sangat berperan dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif.

    “Kami menyediakan berbagai fasilitas unggulan di kawasan industri kami, mulai dari ketersediaan lahan yang siap pakai, akses logistik melalui pelabuhan dan bandara internasional, hingga sistem perizinan terpadu yang memudahkan investor. Semua ini dirancang untuk memberikan kenyamanan, efisiensi, dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha,” pungkasnya. [tok/suf]

  • Menyusuri Warisan Budaya di 4 Desa Wisata Unggulan Jatim, Madiun hingga Banyuwangi

    Menyusuri Warisan Budaya di 4 Desa Wisata Unggulan Jatim, Madiun hingga Banyuwangi

    Surabaya (beritajatim.com) – Jawa Timur tidak hanya terkenal dengan panorama alamnya, tetapi juga menyimpan kekayaan budaya yang melekat kuat di masyarakat desa. Empat desa berikut masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), membuktikan potensi wisata budaya berbasis komunitas yang layak dikunjungi dan dipromosikan.

    1. Desa Wisata Wonokitri – Pasuruan

    Berada di lereng Gunung Bromo, Desa Wonokitri di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, adalah pusat budaya masyarakat Suku Tengger. Rumah adat yang menyatu dengan alam pegunungan, serta kehidupan masyarakat yang memegang teguh tradisi Hindu Tengger, menjadi magnet tersendiri.

    Salah satu ritual budaya ikonik adalah Unan-unan, yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Ritual ini melibatkan upacara bersih desa dengan persembahan berupa kerbau dan ayam lima warna kepada para Dewa. Wisatawan yang ingin menyaksikan atau mengikuti ritual ini diwajibkan mengenakan busana adat.

    Desa ini juga mengembangkan Desa Wisata Edelweis Wonokitri, yang mengedepankan pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism), menonjolkan unsur edukasi, konservasi, dan pemberdayaan ekonomi warga.

    2. Desa Bejijong – Mojokerto

    Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, adalah desa dengan nuansa sejarah yang kuat. Sebagai pusat peninggalan Majapahit, desa ini menawarkan wisata budaya melalui cagar budaya seperti Candi Brahu, Maha Vihara Majapahit, dan Petilasan Siti Inggil.

    Industri kriya logam turut memperkuat identitas desa ini. Galeri Agus dan Sanggar Bhagaskara menjadi destinasi kreatif yang menampilkan patung logam, lonceng, hingga miniatur candi. Uniknya, proses pembuatan dapat disaksikan langsung oleh wisatawan. Kegiatan ini mendukung pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

    3. Desa Gunungsari – Madiun

    Terletak di Kecamatan Madiun, hanya satu kilometer dari exit tol Madiun, Desa Gunungsari terkenal dengan Pasar Pundensari, pasar mingguan dengan sistem transaksi menggunakan uang bambu.

    Didukung oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Setopuro, desa ini membangun identitas sebagai Kampung Budaya. Beragam kegiatan seni dan pelestarian adat Jawa menjadikan Gunungsari sebagai contoh desa wisata budaya yang mengedepankan partisipasi masyarakat.

    4. Desa Adat Osing Kemiren – Banyuwangi

    Desa Kemiren di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, menjadi simbol pelestarian budaya Suku Osing, yang dipercaya sebagai keturunan Kerajaan Blambangan. Arsitektur rumah adat Osing menjadi ikon visual desa ini. Keunikan bahasa dan tradisi Osing terus dijaga dan diwariskan lintas generasi.

    Desa Kemiren meraih Juara II ADWI 2024 dalam kategori kelembagaan dan SDM. Keberhasilan ini tak lepas dari pengelolaan pariwisata berbasis budaya yang berkesinambungan serta dukungan masyarakat setempat. (fyi/ted)

  • Dua Janda Asal Pasuruan Ditangkap Edarkan Sabu, Polisi Temukan 6,28 Gram Barang Bukti

    Dua Janda Asal Pasuruan Ditangkap Edarkan Sabu, Polisi Temukan 6,28 Gram Barang Bukti

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dua perempuan asal Pasuruan ditangkap anggota Satresnarkoba Polres Pasuruan karena kedapatan mengedarkan sabu. Penangkapan dilakukan di sebuah rumah di Dusun Gesing, Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, pada Jumat (9/5/2025) malam sekitar pukul 21.40 WIB.

    Kedua tersangka bernama Wahyuni (32), warga Desa Gunungsari, Kecamatan Beji, dan Lydia Yunita (29), warga Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen. Keduanya diketahui bukan residivis dan baru mulai mengedarkan sabu sejak sebulan terakhir.

    Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Dani Iriawan membenarkan adanya penangkapan tersebut. “Dari hasil penggeledahan, kami menemukan sabu seberat 6,28 gram yang disimpan dalam dua kantong plastik kecil,” ungkapnya, Kamis (22/5/2025).

    Selain sabu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti lain, termasuk dua unit handphone, satu mobil Nissan Grand Livina, ATM BRI, dan 15 klip plastik kosong. Semua barang bukti kini telah diamankan di Mapolres Pasuruan untuk proses penyidikan lebih lanjut.

    Wahyuni mengaku pekerjaan sehari-harinya membuka warung kopi. Ia mengedarkan sabu demi kebutuhan ekonomi dan mendapat keuntungan sekitar Rp100 ribu tiap transaksi.

    Hal serupa juga diakui Lydia, yang bekerja di sektor swasta. Ia menyebut keterlibatannya dalam peredaran sabu didorong oleh kebutuhan finansial yang mendesak.

    “Motif kedua pelaku adalah ekonomi. Keduanya baru beroperasi selama satu bulan dan tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya,” tambah AKBP Jazuli.

    Saat ini, penyidik masih mendalami jaringan distribusi dan pemasok barang haram tersebut. Keduanya dijerat Pasal 114 ayat (2) dan Pasal 112 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    Polres Pasuruan terus mengimbau masyarakat untuk melaporkan aktivitas mencurigakan agar peredaran narkoba bisa diberantas hingga ke akar. “Kami harap warga berani melapor. Kerahasiaan pelapor dijamin,” pungkasnya. (ada/ian)

  • SMKN 2 Sukorejo Pasuruan Gandeng Pengelola Parkir Awasi Siswa Bolos

    SMKN 2 Sukorejo Pasuruan Gandeng Pengelola Parkir Awasi Siswa Bolos

    Pasuruan (beritajatim.com) – SMKN 2 Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, akhirnya mengambil langkah tegas dalam menangani masalah siswa yang bolos di area parkir luar sekolah. Masalah ini diselesaikan melalui pertemuan yang dimediasi oleh Muspika Sukorejo pada Rabu (21/5/2025) siang.

    Pertemuan berlangsung di Kantor Desa Lecari yang berlokasi tidak jauh dari SMKN 2 Sukorejo. Hadir dalam pertemuan ini pihak sekolah, pengelola parkir, perwakilan desa, wali murid, dan Muspika Sukorejo.

    Camat Sukorejo Yudianto menyampaikan bahwa kesepakatan ini bertujuan untuk menciptakan kolaborasi antara sekolah dan pengelola parkir agar siswa tidak lagi bolos. “Pihak sekolah dan pengelola parkir kita sepakati saling koordinasi untuk memantau siswa bolos, dimana keduanya sudah diuntungkan,” ujarnya.

    Sebelumnya, pihak sekolah sudah berupaya menertibkan siswa melalui patroli keliling pagar dan mendatangi area parkir, namun belum membuahkan hasil. Dengan adanya kerja sama ini, pengawasan akan lebih maksimal karena kedua pihak saling terlibat langsung.

    Kepala SMKN 2 Sukorejo, Buani, menyambut baik hasil pertemuan tersebut. “Sangat baik hasil dari pertemuan ini, kita akan selalu mendapatkan informasi dari pengelola parkir bagi siswa yang bolos,” jelasnya.

    Buani menambahkan bahwa sebenarnya area parkir di sekolah mencukupi, namun terbentur aturan lalu lintas yang melarang kendaraan pelajar masuk ke area sekolah. Akibatnya, motor siswa harus dititipkan di parkiran luar.

    “Warga sangat diuntungkan dengan adanya larangan ini, karena membuka peluang pengelolaan parkir,” tambah Buani.

    Salah satu pengelola parkir, Romli, mengaku siswa yang bolos biasanya datang terlambat atau berpura-pura masuk sekolah namun justru nongkrong. “Siswa yang bolos ini kayae sudah sejak dari rumah, soalnya masuk parkir sudah telat dan ada juga siswa yang lompat pagar,” ujarnya.

    Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan pengawasan terhadap siswa bisa lebih efektif dan perilaku bolos tidak terulang kembali. Kolaborasi ini menjadi contoh penyelesaian masalah pendidikan berbasis komunitas. (ada/but)

  • Pemkab Pasuruan Matangkan Rencana Penataan Alun-Alun Bangil Secara Terpadu

    Pemkab Pasuruan Matangkan Rencana Penataan Alun-Alun Bangil Secara Terpadu

    Pasuruan (beritajatim.com) – Meski kunjungan wisata ke Alun-Alun Bangil menunjukkan peningkatan, kawasan ini dinilai masih butuh penataan menyeluruh. Sejumlah persoalan mendasar masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan.

    Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo menyampaikan bahwa permasalahan seperti akses jalan sempit, parkir semrawut, dan keberadaan PKL menjadi perhatian utama. “Kami inginkan penataan yang maksimal. Dan itu perlu perencanaan matang,” ujarnya.

    Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Lingkungan Hidup telah menyiapkan anggaran khusus untuk menyusun perencanaan kawasan. Dana tersebut difokuskan untuk pengembangan konsep wisata terintegrasi di kawasan Alun-Alun Bangil.

    Menurut Bupati Rusdi, penyusunan rencana tidak boleh dilakukan secara parsial atau setengah-setengah. “Kami tidak ingin perencanaan parsial, dalam artian setengah-setengah,” tegasnya.

    Mas Rusdi sapaan akrabnya menambahkan bahwa perencanaan yang utuh menjadi indikator utama keberhasilan pembangunan di pusat kota. “Makanya tahun ini, insyaallah, kita mulai perencanaan dulu. Ini harus dimatangkan dulu,” jelasnya.

    Penataan Alun-Alun Bangil nantinya akan mencakup pengaturan sistem parkir, desain ruang publik, hingga integrasi dengan Masjid Agung Bangil. Bupati ingin kawasan ini menjadi ruang terbuka yang nyaman dan tertata bagi masyarakat.

    Sekitar 90 pedagang kaki lima yang selama ini menempati area alun-alun juga menjadi bagian dari perhatian dalam rencana tersebut. “Sementara dibiarkan dulu sambil menunggu desain yang pas,” jelasnya.

    Bupati menyadari bahwa keberadaan PKL di satu sisi memberi daya tarik, namun juga menimbulkan persoalan lalu lintas. Karena itu, solusi relokasi akan dipikirkan dengan mempertimbangkan nasib para pedagang.

    “Kalau sudah ada, mungkin direlokasi dengan catatan jangan sampai merugikan. Kalaupun relokasi, dicarikan tempat yang lebih ramai,” katanya.

    Dengan adanya penataan terpadu ini, diharapkan Alun-Alun Bangil bisa menjadi wajah kota yang representatif sekaligus pusat aktivitas masyarakat yang tertib dan nyaman. Pemerintah pun menargetkan penyusunan perencanaan selesai dalam waktu dekat sebelum masuk tahap pelaksanaan. [ada/aje]

  • Kunjungi Nelayan Nguling, Politisi Nasdem Pasuruan: Mereka Pahlawan Ekonomi Bangsa

    Kunjungi Nelayan Nguling, Politisi Nasdem Pasuruan: Mereka Pahlawan Ekonomi Bangsa

    Pasuruan (beritajatim.com) – Politisi Partai Nasdem Kabupaten Pasuruan, Eko Suryono, melakukan kunjungan langsung ke komunitas nelayan di Kecamatan Nguling. Dalam kesempatan tersebut, Eko menyampaikan penghargaan tinggi terhadap para nelayan yang disebutnya sebagai pahlawan ekonomi bangsa.

    “Para nelayan ini adalah pejuang ekonomi yang luar biasa. Mereka berangkat malam dan pulang siang hanya demi beberapa kilogram hasil tangkapan,” ungkapnya saat berdialog dengan warga.

    Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi dan menyerap aspirasi secara langsung. Eko menegaskan pentingnya kehadiran negara dalam melindungi kelompok nelayan dari berbagai tekanan, baik ekonomi maupun sosial.

    “Kita hadir di sini bukan sekadar menyapa, tapi ingin memastikan bahwa para nelayan kita benar-benar dilindungi,” ujarnya.

    Dalam dialog tersebut, Eko menyoroti persoalan utang mikro yang kerap membelenggu nelayan, bahkan dari lembaga keuangan berizin resmi. Ia menilai perlunya pendekatan yang lebih manusiawi agar nelayan tidak terjebak dalam lingkaran utang.

    “Kalau memang belum dapat hasil melaut, bagaimana bisa membayar utang? Ini yang perlu dicari jalan keluarnya,” tegasnya.

    Lebih jauh, Eko mengajak lembaga negara seperti Bank Indonesia dan BPJS untuk turut hadir memberikan perlindungan dan solusi konkret. Ia menekankan bahwa negara harus menanggung risiko kecelakaan kerja nelayan melalui skema jaminan sosial.

    “Kalau nelayan celaka saat kerja, negara harus hadir. Mereka ini tulang punggung ekonomi bangsa,” katanya.

    Eko juga menyoroti kontribusi besar Kabupaten Pasuruan dalam penerimaan cukai nasional. Menurutnya, meski menyumbang triliunan rupiah, daerah hanya menerima dana ratusan miliar. Ia mendesak alokasi dana cukai digunakan untuk peningkatan infrastruktur dan layanan publik gratis.

    “Pasuruan nyumbang triliunan, tapi cuma dapat ratusan miliar. Ini gak adil, makanya kita perjuangkan agar warga Pasuruan dapat layanan gratis,” pungkasnya. [ada/beq]