kab/kota: Pasuruan

  • Mas Rusdi Berikan Reword 256 Atlet Berprestasi Kabupaten Pasuruan

    Mas Rusdi Berikan Reword 256 Atlet Berprestasi Kabupaten Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Setelah mengharumkan nama Kabupaten Pasuruan, sebanyak 256 insan olahraga dan pemuda berprestasi di Kabupaten Pasuruan menerima penghargaan berupa reward dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan. Penghargaan ini diberikan atas capaian luar biasa mereka di tingkat nasional maupun internasional sepanjang tahun 2025.

    Acara penyerahan reward digelar di Auditorium Mpu Sindok Pemkab Pasuruan. Total dana yang dikucurkan untuk para atlet, pelatih, dan pemuda berprestasi tersebut mencapai Rp 3,594 miliar.

    Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo menyerahkan langsung penghargaan itu didampingi Wakil Bupati KH Shobih Asrori, Ketua Komisi IV DPRD Andri Wahyudi, dan Sekda Yudha Triwidya Sasongko. Suasana acara berlangsung meriah dan penuh rasa bangga.

    “Saya sangat bangga dengan seluruh atlet dan pemuda berprestasi Pasuruan. Panjenengan semua telah membawa nama baik daerah di kancah nasional dan internasional,” ujar Bupati Rusdi Sutejo dalam sambutannya.

    Bupati Rusdi menegaskan bahwa pemberian reward tersebut merupakan bentuk apresiasi sekaligus bukti nyata komitmen Pemkab dalam mendukung kemajuan olahraga. Menurutnya, penghargaan itu diharapkan mampu menumbuhkan semangat baru bagi generasi muda Pasuruan.

    “Ini adalah wujud keberpihakan pemerintah kepada atlet dan pemuda. Semoga bisa menjadi motivasi agar prestasi yang sudah diraih dapat terus ditingkatkan,” tambah Mas Rusdi.

    Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyinggung pentingnya peningkatan pembinaan atlet di daerah. Ia mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi tantangan tersendiri dalam membina prestasi olahraga di Pasuruan.

    “Kami menyadari dana pembinaan di Pasuruan belum sebesar daerah lain seperti Surabaya. Tapi kami akan cari solusi bersama agar pembinaan tetap berjalan maksimal,” ungkap Mas Rusdi.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Pasuruan Mujiono menjelaskan bahwa besaran reward tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan itu diharapkan bisa menjadi dorongan bagi atlet dan pelatih untuk terus berprestasi.

    “Untuk medali emas perorangan kini naik menjadi Rp 40 juta, sedangkan emas beregu mencapai Rp 50 juta. Kenaikan rata-rata sebesar Rp 5 juta per medali ini menunjukkan komitmen Pemkab dalam mendukung prestasi olahraga,” jelas Mujiono.

    Ia menambahkan, selain atlet, pelatih juga mendapat kenaikan insentif dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta per poin. Menurutnya, kesejahteraan pelatih dan atlet harus berjalan seimbang agar prestasi olahraga Pasuruan semakin meningkat.

    “Peningkatan bonus ini bukan sekadar angka, tapi penghargaan atas kerja keras mereka yang telah mengharumkan nama Pasuruan,” tutup Mujiono. (ada/ian)

  • Ribuan Penari Jalani Prosesi Sakral Meras Gandrung Jelang Pementasan Kolosal Gandrung Sewu 2025 di Banyuwangi

    Ribuan Penari Jalani Prosesi Sakral Meras Gandrung Jelang Pementasan Kolosal Gandrung Sewu 2025 di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sehari sebelum pementasan kolosal Gandrung Sewu 2025, sebanyak 1.400 penari mengikuti prosesi sakral Meras Gandrung di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Jumat (24/10/2025). Tradisi ini menjadi tahapan penting sebelum ribuan penari tampil dalam ajang Gandrung Sewu yang akan digelar pada Sabtu (25/10/2025).

    Prosesi dipimpin oleh gandrung senior legendaris Banyuwangi dan diikuti penari dari berbagai daerah. Dari total peserta, sekitar 200 penari datang dari luar Banyuwangi, seperti Malang, Kediri, Gresik, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo, Bali, dan Situbondo. Tak hanya itu, beberapa diaspora Banyuwangi dari Sorong, Papua, Sumatera Selatan, hingga satu penari asal Amerika Serikat juga turut ambil bagian.

    Penari tradisional Indonesia di Amerika, Dian Novita, mengaku terharu dan merinding saat mengikuti ritual tersebut.

    “Meras Gandrung hari ini sangat magis sekali. Saya sampai merinding karena ini pertama kalinya saya menyaksikannya langsung,” ujarnya.

    Penari kelahiran Tegaldlimo, Banyuwangi itu menambahkan, seluruh peserta telah berlatih keras dan siap memberikan penampilan terbaik.

    “Tinggal istirahat yang cukup, makan teratur. Semoga semuanya dilancarkan dan tidak ada halangan apa pun,” tuturnya.

    Hal serupa disampaikan penari asal Sorong, Papua Barat Daya, Tri Wahyu Puspitasari (20), yang datang bersama dua rekan penarinya, Debby Fidtriani Sukma (22) dan Tri Utami (21). Ia mengaku pengalaman pertamanya mengikuti prosesi Gandrung Sewu sangat berkesan.

    “Setelah mengikuti prosesi Meras Gandrung, jujur saya terharu dan merinding. Kami sengaja jauh-jauh datang ke Banyuwangi hanya untuk merasakan suasana ini. Rasanya luar biasa menari bersama ribuan penari dari Banyuwangi,” ungkapnya.

    Rombongan penari dari Sorong bahkan mendapat dukungan langsung dari Wakil Bupati Sorong, Sutejo, yang turut hadir memberi semangat.

    “Kami didukung penuh oleh Pemkab Sorong. Di sini kami sekaligus belajar dari semangat masyarakat Banyuwangi yang mampu menggelar event budaya sebesar ini hingga dikenal ke luar negeri,” ujarnya.

    Sementara itu, penari asal Pasuruan, Fitriyatul Sakila (19), mengaku tak menyangka bisa ikut prosesi sakral tersebut. Ia datang bersama 24 rekannya khusus untuk tampil di Gandrung Sewu.

    “Rasanya merinding dan tidak menyangka bisa ikut prosesi ini. Harapannya besok acara berlangsung lancar dan meriah,” ujarnya.

    Sakila mengaku telah menekuni tari Gandrung sejak kecil.

    “Saya belajar tari Gandrung lewat les privat. Saya tertarik karena saya lihat tari Gandrung beda dari yang lain. Jadi saya ingin merasakan rasanya jadi penari Gandrung,” tutur Sakila.

    Gandrung Sewu 2025 menjadi salah satu agenda unggulan Banyuwangi Festival yang selalu dinantikan. Event budaya ini tak hanya menampilkan ribuan penari dalam satu panggung kolosal, tetapi juga menjadi simbol pelestarian seni dan semangat kebersamaan masyarakat Banyuwangi. [alr/beq]

  • Kejari Pasuruan: Kasus Pencucian Uang dari Jual Beli Narkoba Masih Proses

    Kejari Pasuruan: Kasus Pencucian Uang dari Jual Beli Narkoba Masih Proses

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus pencucian uang yang melibatkan hasil transaksi narkoba di Kabupaten Pasuruan hingga kini belum memasuki tahap persidangan. Pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pasuruan masih menunggu kelengkapan berkas dari penyidik Polres Pasuruan.

    Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejari Kabupaten Pasuruan, Oktaviandi, menjelaskan bahwa proses hukum terhadap tersangka masih berjalan. Ia menyebutkan berkas perkara akan dipisah menjadi dua, yakni tindak pidana narkoba dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

    “Dari tiga tersangka yang terlibat dalam kasus narkoba, hanya satu orang yang juga terjerat tindak pidana pencucian uang,” ujar Okta saat dikonfirmasi. Ia menegaskan, pihaknya akan menindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

    Saat ini, Kejari masih menunggu berkas dari pihak penyidik untuk kemudian dilakukan penelitian. Setelah dinyatakan lengkap atau P21, kasus tersebut akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Bangil untuk disidangkan.

    “Untuk perkara narkoba pasti disidangkan di PN Bangil. Sedangkan kasus TPPU kemungkinan besar juga di Bangil karena seluruh saksi dan barang bukti ada di wilayah Pasuruan,” tambahnya.

    Sebelumnya, jajaran Satreskrim Polres Pasuruan berhasil membongkar jaringan peredaran narkoba yang disinyalir beroperasi lintas daerah. Kasus ini menjadi perhatian publik karena disertai dengan dugaan praktik pencucian uang dalam jumlah besar.

    Tersangka utama berinisial K alias Duplek, warga Kecamatan Gempol, diketahui sudah menjalankan bisnis haram itu sejak tahun 2021. Dari hasil penjualan narkoba, pelaku memutar uangnya dengan membeli tiga unit truk dan membuka usaha persewaan sound system.

    Pihak kepolisian berhasil menyita aset bernilai fantastis dari tangan pelaku. Total kekayaan yang disita mencapai sekitar Rp 3 miliar, termasuk kendaraan dan perlengkapan usaha yang diduga berasal dari hasil transaksi narkoba.

    Kasus ini juga menjadi catatan penting bagi penegak hukum di wilayah Pasuruan karena merupakan pengungkapan pertama dan terbesar terkait TPPU hasil penjualan narkoba. Polisi berkomitmen menuntaskan penyidikan hingga ke akar jaringan keuangan pelaku. (ada/but)

  • Kejayaan Mangga Probolinggo Memudar, Petani dan Pedagang Kini Hanya Bisa Bernostalgia
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        23 Oktober 2025

    Kejayaan Mangga Probolinggo Memudar, Petani dan Pedagang Kini Hanya Bisa Bernostalgia Surabaya 23 Oktober 2025

    Kejayaan Mangga Probolinggo Memudar, Petani dan Pedagang Kini Hanya Bisa Bernostalgia
    Tim Redaksi
    PROBOLINGGO, KOMPAS.com
    – Mangga yang dulu menjadi kebanggaan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur kini tinggal kenangan.
    Seorang mantan pedagang mangga, Andi Suryanto Wibowo menyebut bahwa keberadaan mangga asli Probolinggo kini semakin langka dan hanya tinggal sebagai ikon di kota tersebut.
    “Dulu, mangga dari Probolinggo dikenal memiliki rasa manis dan tekstur tepung khas, seperti varietas manalagi dan arum manis,” kata Andi kepada
    Kompas.com
    , Kamis (23/10/2025).
    Andi mengenang, pada era 1980-an, mangga khas Kabupaten Prooblinggo ini bahkan diekspor ke Jepang, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
     
    Saat itu, mangga menjadi simbol kejayaan Kabupaten Probolinggo dan menjadi komoditas yang sangat dibanggakan.
    “Namun, kini kondisi berbeda. Banyak warga yang sudah jarang menanam pohon mangga. Bahkan, keberadaan pohon mangga di wilayah ini semakin menyusut,” kata Andi.
    Pedagang dari luar kota pun mulai menjual mangga yang diklaim berasal dari Probolinggo, padahal data dan kualitasnya berbeda.
    “Sekarang tinggal ikon dan nama saja. Stok mangga asli Probolinggo sudah sangat terbatas, bahkan hampir tidak ada,” ujar Andi.
    Selain faktor penurunan jumlah pohon, tanah dan iklim di Kabupaten Probolinggo memang berbeda dengan daerah sekitar seperti Pasuruan.
    Mangga yang ditanam di tanah Probolinggo terasa lebih manis dan memiliki tekstur tepung, sementara di daerah lain rasanya sudah berbeda, menandakan bahwa tanah di Probolinggo memang memiliki keunikan tersendiri.
    Dulu, pohon mangga menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo, bahkan di desa-desa kecil.
     
    Banyak warga yang aktif menanam dan memanen mangga, termasuk keluarga Andi yang setiap musim mengantar mangga hasil kebun mereka ke pasar.
    Ia juga menjual mangga ke luar kota bersama sang ayah.
    Sayangnya, kini kondisi tersebut mulai pudar. Pedagang mangga asli dari Probolinggo pun semakin jarang.
     
    Banyak pedagang dari luar kota yang datang dan menjual mangga, tetapi kualitasnya tidak sekuat dan seautentik mangga dari Probolinggo.
    Andi pun berharap, pemerintah dan masyarakat kembali membangkitkan kejayaan mangga Probolinggo.
     
    Ia mengusulkan agar program “satu rumah satu pohon mangga” digalakkan. Bahkan, Bumdes (badan usaha milik desa) diharapkan bisa turut andil dalam mengembalikan kejayaan mangga ini.
    “Dulu, di Desa Klaseman, Gending, ada UD 66 yang mengekspor mangga. Bahkan, pengusaha Jepang pernah datang langsung ke Probolinggo untuk melihat kualitas mangga kita. Sekarang, pedagang dari luar pun lebih banyak daripada petani asli,” kata dia. 
    Andi yang kini sudah berganti profesi berharap agar mangga Probolinggo kembali berjaya dan dikenal luas.
    Sebab, mangga bukan hanya sekadar buah, tetapi juga bagian dari identitas dan kejayaan Kabupaten Probolinggo di masa lalu. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penyumbang Cukai Terbesar RI, Pasuruan Justru Kena Pangkas Dana Bagi Hasil

    Penyumbang Cukai Terbesar RI, Pasuruan Justru Kena Pangkas Dana Bagi Hasil

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kabupaten Pasuruan kembali menorehkan prestasi membanggakan di sektor penerimaan negara. Wilayah ini dinobatkan sebagai penyumbang pajak pita cukai terbesar di Indonesia pada tahun 2023.

    Data dari Bea Cukai Pasuruan menunjukkan penerimaan mencapai Rp62,7 triliun, atau setara 95,85 persen dari target nasional sebesar Rp65,4 triliun. Capaian ini menempatkan Kabupaten Pasuruan sebagai daerah dengan kontribusi tertinggi terhadap pendapatan cukai nasional.

    Dalam lingkup Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I, Bea Cukai Pasuruan menyumbang 79,37 persen dari total capaian wilayah. Sementara secara nasional, kontribusinya mencapai 27,11 persen terhadap realisasi penerimaan Bea dan Cukai di seluruh Indonesia.

    Namun, meski menjadi daerah penyumbang cukai terbesar, Kabupaten Pasuruan tetap terdampak kebijakan efisiensi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pemerintah pusat mengurangi alokasi dana tersebut mulai tahun 2026 mendatang.

    Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 Kabupaten Pasuruan mendapat DBHCHT sebesar Rp3,5 triliun, namun tahun depan akan turun menjadi Rp1,3 triliun. “Kami harus melakukan penyesuaian agar program prioritas tetap berjalan meski terjadi pengurangan,” ujarnya.

    Rusdi menegaskan, pemerintah daerah akan memfokuskan penggunaan dana yang tersisa untuk sektor vital seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar. Program Universal Health Coverage (UHC) menjadi prioritas utama agar manfaatnya bisa dirasakan seluruh masyarakat.

    “Pembangunan rumah sakit di wilayah selatan sementara kami tunda. Fokus kami tahun depan tetap pada pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat,” tambahnya.

    Selain itu, Pemkab Pasuruan juga menyiapkan langkah antisipatif dengan mengoptimalkan program bantuan dari pemerintah pusat, di antaranya melalui Instruksi Presiden (Inpres) dan Bantuan Presiden (Banpres) yang dapat dialokasikan untuk perbaikan sekolah rusak dan fasilitas umum.

    Rusdi menjelaskan, efisiensi anggaran bukan berarti menghentikan pembangunan, melainkan menyesuaikan arah prioritas agar tetap efektif. “Kami berupaya menjaga keseimbangan fiskal daerah tanpa mengurangi pelayanan dasar kepada masyarakat,” jelasnya.

    Dengan kontribusi besar terhadap penerimaan cukai nasional, Pemkab Pasuruan berharap pemerintah pusat dapat mempertimbangkan kembali kebijakan pemotongan dana bagi hasil. Daerah ini dinilai layak mendapat dukungan lebih besar untuk mempercepat pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. [ada/kun]

  • Dana Transfer Dipangkas 24 Persen, Bupati Pasuruan Pastikan Program Prioritas Tetap Jalan

    Dana Transfer Dipangkas 24 Persen, Bupati Pasuruan Pastikan Program Prioritas Tetap Jalan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan memastikan adanya penyesuaian anggaran setelah pemerintah pusat memangkas dana transfer ke daerah hingga 24 persen. Kondisi ini membuat sejumlah program kerja tahun 2026 harus disesuaikan agar tetap berjalan sesuai dengan prioritas pembangunan daerah.

    Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menjelaskan bahwa kebijakan pemotongan dana transfer tersebut berdampak langsung pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

    “Kami sudah menyusun KUA-PPAS 2026 bersama DPRD dengan asumsi anggaran sama seperti tahun 2025, namun ternyata terjadi efisiensi dari pusat,” ujarnya.

    Rusdi menyebut, pihaknya telah mengajukan nota keberatan kepada Kementerian Keuangan. Langkah itu diambil karena pengurangan anggaran dapat mengganggu sejumlah program yang telah direncanakan sejak awal.

    “Jika pengurangan ini tetap berlanjut, kami akan lakukan efisiensi pada program tertentu, tetapi tetap memprioritaskan kegiatan yang strategis dan berdampak langsung ke masyarakat,” tambahnya.

    Ia menegaskan, program prioritas seperti layanan publik dan pembangunan infrastruktur utama akan tetap dijalankan. Sementara itu, program dengan tingkat urgensi rendah akan ditunda atau disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.

    Salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan adalah efisiensi anggaran untuk beberapa pos tunjangan pegawai, termasuk tenaga PPPK. Menurut Rusdi, langkah ini diambil agar keuangan daerah tetap seimbang tanpa mengorbankan program vital.

    Mas Rusdi, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa meski terjadi pengurangan dana transfer, pihaknya akan berupaya mendapatkan dana Inpres dan Banpres untuk menutup kekurangan anggaran daerah.

    Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat, membenarkan adanya pemangkasan dana transfer tersebut. Ia menilai situasi ini harus dihadapi dengan strategi anggaran yang matang agar pembangunan tetap berjalan.

    “Memang ada pengurangan dari pemerintah pusat, tetapi masih ada program presiden seperti Inpres yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jalan dan jaringan irigasi,” jelas Samsul. [ada/kun]

  • Sembunyikan Sabu di Bungkus Rokok, Pria Asal Bangkalan Ditangkap Polisi

    Sembunyikan Sabu di Bungkus Rokok, Pria Asal Bangkalan Ditangkap Polisi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Upaya pemberantasan narkoba di wilayah Pasuruan kembali membuahkan hasil. Petugas dari Satresnarkoba Polres Pasuruan Kota berhasil menangkap seorang pria yang kedapatan membawa sabu di wilayah Kecamatan Kraton.

    Pelaku diketahui berinisial MJ (46), warga asal Bangkalan, Madura, yang kini menetap di Desa Klampisrejo. Ia diringkus polisi saat tengah duduk santai di sebuah warung pada Senin malam (20/10/2025).

    Kasat Resnarkoba Polres Pasuruan Kota, Iptu Arief Wardoyo, membenarkan penangkapan tersebut. “Benar, tersangka kami amankan di warung Dusun Mojoloro setelah didapati menyimpan sabu di bungkus rokok,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

    Penangkapan MJ berawal dari laporan warga yang curiga dengan aktivitas mencurigakan di sekitar warung tempatnya nongkrong. Tim kemudian melakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap pelaku tanpa perlawanan.

    Saat digeledah, polisi menemukan dua plastik klip berisi sabu dengan berat total 0,40 gram. Barang haram tersebut disembunyikan pelaku di dalam bungkus rokok yang ia taruh di saku celana.

    Selain sabu, petugas juga menyita sejumlah alat yang biasa digunakan untuk mengonsumsi narkotika. Di antaranya pipet kaca, korek api modifikasi, sedotan, tisu, cotton bud, dan ponsel Vivo warna biru.

    Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa sabu tersebut dibeli MJ dari seseorang di Dusun Kisik, Desa Kalirejo. Kepada penyidik, ia mengaku sabu itu akan dipakai sendiri dan bukan untuk dijual kembali.

    “Kami masih mendalami asal usul barang tersebut dan siapa pemasoknya. Tidak menutup kemungkinan ada jaringan lain yang terlibat,” terang Iptu Arief.

    Polisi menegaskan akan terus melakukan operasi rutin untuk menekan peredaran narkoba di wilayah hukum Pasuruan Kota. Warga juga diminta berperan aktif memberikan informasi jika menemukan aktivitas mencurigakan.

    Akibat perbuatannya, MJ terancam hukuman berat sesuai Pasal 114 ayat (1) dan Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Narkotika. Ia kini mendekam di ruang tahanan Polres Pasuruan Kota sambil menunggu proses hukum lebih lanjut. (Ada/ted)

  • Polisi Tangkap Pengedar Sabu di Gempol Pasuruan, Empat Poket Diamankan

    Polisi Tangkap Pengedar Sabu di Gempol Pasuruan, Empat Poket Diamankan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Upaya pemberantasan narkoba di Kabupaten Pasuruan kembali membuahkan hasil. Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Pasuruan berhasil mengungkap kasus peredaran sabu di wilayah Kecamatan Gempol.

    Dalam penggerebekan tersebut, polisi menangkap seorang pria berinisial NO (44) yang diduga menjadi pengedar aktif. Warga Dusun Belahan Jowo, Desa Wonosunyo itu ditangkap di rumahnya pada Jumat malam (17/10/2025).

    Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Dani Iriawan mengatakan, penangkapan ini merupakan hasil tindak lanjut dari laporan warga. “Kami mendapat informasi terkait aktivitas mencurigakan di sekitar rumah tersangka, dan tim segera melakukan penyelidikan,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

    Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan empat poket sabu siap edar dengan total berat bersih 9,221 gram. Selain itu, turut diamankan timbangan elektrik, sendok takar dari sedotan, dompet coklat, klip plastik kosong, dan satu unit ponsel Realme.

    Dari hasil interogasi, tersangka mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari seseorang berinisial B. Polisi kini sedang memburu pelaku tersebut yang telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

    “Tersangka NO mengaku berperan sebagai pengedar yang menjual sabu secara eceran. Ia juga mendapat keuntungan sekaligus jatah pemakaian gratis dari hasil penjualannya,” tambah AKBP Jazuli.

    Menurut keterangan polisi, tersangka sudah cukup lama menjalankan bisnis ilegal itu di kawasan Gempol dan sekitarnya. Modus yang digunakan adalah menjual sabu kepada pelanggan tetap dengan sistem pesan singkat.

    Petugas masih melakukan pengembangan untuk menelusuri jaringan pengedar lain yang terhubung dengan NO. Polisi juga mendalami dugaan adanya pemasok besar yang beroperasi di wilayah Kabupaten Pasuruan.

    “Kami tidak akan berhenti sampai di sini, karena pemberantasan narkoba adalah komitmen kami bersama,” tegas Kapolres. Ia mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan terkait narkotika.

    Akibat perbuatannya, NO dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukumannya minimal lima tahun penjara dan maksimal seumur hidup atau hukuman mati. (ada/ian)

  • Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Pasuruan, BPBD Imbau Warga Tetap Waspada

    Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Pasuruan, BPBD Imbau Warga Tetap Waspada

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Pasuruan pada Rabu (22/10/2025) menyebabkan sejumlah wilayah mengalami bencana alam. Dalam waktu lebih dari dua jam, intensitas hujan tinggi memicu terjadinya longsor, banjir, dan angin kencang di beberapa kecamatan.

    Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan menunjukkan sedikitnya tiga jenis bencana terjadi secara bersamaan. Kondisi ini membuat petugas harus bekerja cepat untuk menangani dampak di berbagai titik terdampak.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengatakan bencana terbesar terjadi di wilayah Kecamatan Purwodadi. Hujan deras menyebabkan tebing di sekitar pemukiman warga tergerus hingga mengakibatkan dua rumah rusak parah.

    “Longsor terjadi di Dusun Urung-Urung, Desa Dawuhansengon, dan Dusun Jajang, Desa Gerbo. Kerusakan meliputi dinding dan atap rumah warga yang ambrol serta pagar rumah yang roboh,” ujar Sugeng.

    Selain longsor, bencana angin kencang juga melanda wilayah Kecamatan Kejayan. Di Dusun Asemjajar, Desa Randugong, satu rumah milik warga bernama Saripa mengalami kerusakan di bagian atap akibat terjangan angin.

    Bencana lain berupa banjir juga dilaporkan melanda Kecamatan Kraton dan Kejayan. Luapan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang menyebabkan genangan air mencapai ketinggian 10 hingga 30 sentimeter.

    Menurut Sugeng, tim BPBD langsung diterjunkan ke lokasi-lokasi terdampak untuk melakukan penanganan awal. “Tim Reaksi Cepat (TRC) kami sudah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan perangkat desa,” jelasnya.

    Petugas juga memastikan kebutuhan dasar warga yang terdampak tetap terpenuhi. Mereka menyalurkan bantuan darurat berupa makanan, air bersih, serta perlengkapan tanggap bencana lainnya.

    BPBD Kabupaten Pasuruan mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Pihaknya memantau bahwa kondisi atmosfer di wilayah Jawa Timur masih berpotensi menimbulkan hujan lebat dalam beberapa hari ke depan.

    “Kami mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap kemungkinan banjir dan longsor susulan, terutama di daerah rawan bencana,” pungkas Sugeng. (ada/ian)

  • Anggota DPR RI Dorong Penguatan Ekosistem Pesantren

    Anggota DPR RI Dorong Penguatan Ekosistem Pesantren

    Jakarta (britajatim.com) – Dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025, Anggota DPR RI Komisi XIII Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Anisah Syakur, menekankan pentingnya penguatan ekosistem pesantren di Indonesia. Menurutnya, pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan agama, melainkan juga sebagai pusat peradaban yang mendorong kemandirian ekonomi serta ketahanan sosial masyarakat.

    “Pesantren adalah laboratorium kehidupan. Di sana tumbuh nilai gotong royong, kemandirian, dan tanggung jawab sosial. Santri perlu diberi ruang untuk berinovasi, menjadi wirausahawan, sekaligus pemimpin masa depan yang membawa maslahat bagi bangsa,” ujar Anisah Syakur pada Rabu (22/10/2025).

    Anggota DPR RI yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur 2, yang meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo, itu menilai pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam mencetak generasi yang tidak hanya berdaya saing tinggi, tetapi juga memiliki karakter kebangsaan yang kuat.

    Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya penguatan kapasitas santri dalam menghadapi era digital, agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang bermanfaat bagi bangsa tanpa melupakan akar nilai keislaman dan kebangsaan yang telah ditanamkan sejak lama.

    “Santri harus cerdas secara spiritual dan intelektual. Tantangan zaman menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetap berpijak pada adab dan moralitas. Itulah jihad santri di era modern,” ungkapnya lebih lanjut.

    Bagi Anisah, Hari Santri bukan sekadar perayaan seremonial semata, melainkan juga menjadi momentum penting untuk menyalakan kembali semangat jihad ilmu dan pengabdian sosial yang telah diwariskan oleh para ulama dan pejuang pesantren.

    Menurutnya, Hari Santri merupakan momen reflektif yang dapat menggugah kesadaran seluruh bangsa Indonesia tentang peran besar santri dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini.

    “Hari Santri mengingatkan kita bahwa kemerdekaan ini juga lahir dari perjuangan tulus kaum santri yang berjuang tanpa pamrih. Mereka adalah garda moral yang menjaga keutuhan negeri dengan keikhlasan dan cinta tanah air. Momen hari ini harus momentum menyalakan semangat jihad ilmu dan pengabdian sosial yang diwariskan para ulama dan pejuang pesantren,” tegasnya.

    Anisah Syakur berharap pemerintah dapat terus memperhatikan dan mendukung pesantren sebagai pusat pengembangan karakter bangsa, sehingga generasi santri ke depan dapat terus berperan aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia. [hen/suf]