kab/kota: Pasuruan

  • Mentan permudah impor sapi perah guna tingkatkan kualitas produksi

    Mentan permudah impor sapi perah guna tingkatkan kualitas produksi

    Kami tidak akan persulit untuk impor sapi perah bagi para peternak demi meningkatkan kualitas susu lokalPasuruan (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian akan mempermudah peternak termasuk di wilayah Pasuruan untuk mengimpor sapi perah guna meningkatkan kualitas susu dalam negeri.

    Amran menjelaskan hal tersebut merupakan langkah nyata keberpihakan pemerintah kepada peternak sapi perah lokal, demi meningkatkan kualitas susu lokal dalam upaya mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    “Kami tidak akan persulit untuk impor sapi perah bagi para peternak demi meningkatkan kualitas susu lokal,” ujar Amran di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis.

    Dalam acara Gerakan Peningkatan Produksi Susu Segar dalam Negeri tersebut, Amran meminta seluruh elemen di Kementerian Pertanian untuk tidak mempersulit izin impor sapi perah.

    Selain itu, Amran juga menegaskan tidak boleh ada gratifikasi di tubuh Kementan dalam melayani masyarakat terutama para peternak sapi perah dan importir sapi di Indonesia.

    “Kami akan blacklist importirnya dan kami siap memberhentikan pegawai yang masih berani mempermainkan nasib masyarakat,” ujar Amran.

    Amran menjelaskan bahwa peternak bisa berkoordinasi langsung dengan importir sapi perah lokal yang siap membantu agar nantinya Kementan bisa melegalkan proses tersebut.

    “Peternak yang mau impor sapi untuk produksi susu, bebas akan saya tanda tangani langsung, tidak ada main-main dengan peraturan dan mempersulit masyarakat,” tegas Amran.

    Selain itu Amran juga menjelaskan bahwa pihaknya akan mendalami terkait pendanaan peternak yang akan mengimpor sapi perah dengan beberapa pihak terkait termasuk bank daerah dan koperasi untuk merumuskan skema pinjaman dalam pengadaan impor bagi peternak.

    Sementara itu salah satu perwakilan importir hewan ternak asal Banyuwangi Aminoto Kurniawan menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan mengambil sepeserpun keuntungan dalam pelaksanaan impor sapi bagi peternak di Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Pasuruan.

    “Kami beli berapa akan kami jual dengan harga yang sama, semua demi peternak kita,” ujar Aminoto.

    Pernyataan tersebut langsung disambut baik oleh Mentan Amran. Mentan menjelaskan langkah ini merupakan wujud kecintaan anak bangsa demi kemakmuran Indonesia.

    “Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada pihak importir dalam dukungannya bagi peternak sapi perah lokal,” ujar Menteri Amran.

    Baca juga: Kemenkop koordinasi dengan Kemendag evaluasi regulasi impor susu
    Baca juga: Kementan berencana impor 1 juta sapi perah dalam lima tahun
    Baca juga: Barantin sebut 3.323 sapi hidup asal Australia tiba di Indonesia

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mentan teken nota kesepahaman dukung penyerapan susu peternak lokal

    Mentan teken nota kesepahaman dukung penyerapan susu peternak lokal

    Kalau mau mencintai Indonesia, IPS harus mencintai peternak sapi perah lokal di IndonesiaPasuruan (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menandatangani nota kesepahaman antara pemerintah dengan peternak dan pengepul susu, serta Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto

    Dalam acara yang digelar di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, Mentan mendorong kerja sama antarpemangku kepentingan untuk menambah penyerapan susu dari peternak lokal sebagai bentuk kebangkitan industri susu sapi lokal.

    “Kalau mau mencintai Indonesia, IPS harus mencintai peternak sapi perah lokal di Indonesia,” ujar Amran.

    Amran menjelaskan regulasi tentang impor susu sudah diubah sesuai arahan Presiden Prabowo demi melindungi peternak lokal. Mentan meminta pelaku IPS untuk menambah jumlah penyerapan susu dari peternak lokal dan membatasi impor susu dari luar negeri.

    Hal ini merupakan langkah Kementerian Pertanian menanggapi turunnya kapasitas produksi dan penyerapan susu lokal.

    “Ini adalah hari kebangkitan untuk peternakan susu di Indonesia yang mana sejalan dengan Program Makan Siang Gratis Presiden yang di dalamnya terdapat susu,” ujar Amran.

    Baca juga: Menperin dukung upaya Mentan untuk serap produksi susu domestik

    Baca juga: Mentan mediasi peternak sapi perah dan industri pengolahan susu

    Selain itu Amran menegaskan kepada peternak untuk terus menjaga kualitas susu hasil produksinya. Ia meminta para peternak untuk tidak curang dengan mencampur susu dengan air supaya memperoleh jumlah yang lebih banyak.

    Menurut Amran, permasalahan yang sempat viral di mana peternak membuang susu sapi lantaran susunya tidak terserap oleh IPS ini sudah terselesaikan.

    Pihaknya akan siap membantu permasalahan peternak lokal melalui call-center yang beroperasi selama 24 jam jika ada susu yang tidak terserap.

    “Jangan ada lagi buang susu karena tidak terserap, tapi naikkan mutu dan kualitas supaya industri menyerap,” ujar Amran.

    Ia juga menjelaskan bahwa Kementan juga akan mendukung impor sapi bagi peternak lokal dengan harapan meningkatkan kualitas susu yang diproduksi peternak.

    “Kita harus tegas supaya kualitas susu kita naik dan membantu anak-anak penerus bangsa untuk tumbuh dengan lebih baik,” ujar Mentan.

    Baca juga: Kementan berencana impor 1 juta sapi perah dalam lima tahun

    Baca juga: Wamentan kawal investasi produksi daging-susu demi ketahanan pangan

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • OPINI : Momentum Kebangkitan Persusuan Nasional

    OPINI : Momentum Kebangkitan Persusuan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Hari-hari ini publik dikagetkan oleh kejadian tragis: peternak sapi perah membuang susu yang dihasilkan. Susu dibuang di sungai, disiramkan di lahan, dibuat mandi atau dibagi-bagi. Ini terjadi di Pasuruan, Jawa Timur, juga Boyolali, Jawa Tengah.

    Langkah itu dilakukan peternak karena mereka frustrasi. Mereka tidak menemukan jalan keluar, seperti ada di jalan buntu. Ini terjadi karena industri pengolah susu (IPS) tidak mau menampung produksi peternak. Ada yang terang-terangan mengurangi serapan, ada pula yang berdalih dengan menerapkan persyaratan lebih ketat. Boleh jadi hal serupa terjadi di luar Jawa Timur dan Jawa Tengah.

    Menurut para peternak, sikap IPS dalam berelasi dengan peternak selama ini tidak konsisten. Ketika harga susu impor mahal, IPS mengejar-ngejar peternak agar berproduksi tinggi. Sebaliknya, ketika harga susu impor murah, IPS mengurangi serapan susu. Kejadian tragis ini terus berulang.

    Sebagai penerima harga dan pihak lemah, peternak seringkali berada di posisi kalah. Ketergantungan yang tinggi ke IPS membuat peternak seolah tidak punya pilihan. Susu segar tidak tahan lama. Jika tidak segera diolah atau diserap IPS bakal basi. Data Gabungan Koperasi Susu Indonesia, setidaknya 200 ton susu per hari tidak terserap. Ini akar masalah yang berpuluh-puluh tahun tidak berubah: relasi peternak-IPS yang tidak seimbang.

    Di masa lalu, relasi yang tidak seimbang itu dimediasi pemerintah. Negara hadir dengan mengatur rasio penyerapan susu segar dalam negeri (SSDN) dengan impor bagi IPS. Lewat surat keputusan bersama tiga menteri (Perdagangan dan Koperasi, Perindustrian, dan Pertanian), beleid dimulai pada 1982 dengan rasio penyerapan SSDN dengan impor antara 1:1,6—7. Artinya IPS bisa mengimpor 1,6 ton—7 ton bahan baku susu dengan menyerap 1 ton SSDN. Rasio bersifat dinamis, tergantung situasi. Ditambah skema kredit sapi perah, Inpres Nomor 2 Tahun 1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional dan pengembangan koperasi dunia sapi perah amat cerah. Populasi sapi perah dan produksi susu meningkat dan jumlah koperasi naik. Rasio impor susu dibanding SSDN menurun drastis.

    Pada puncak keemasan, rasio impor susu dibandingkan dengan produksi SSDN mencapai 2:1 alias porsi impor hanya 50% (Rochadi, 2024). Namun, situasi cerah itu tidak berlangsung lama. Ketika krisis moneter menghajar pada 1997/1998 dan Indonesia menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF), tata niaga SSDN dihapuskan tepatnya Januari 1998.

    Sejak saat itu, wajib serap produksi SSDN tidak ada lagi. Pasar persusuan Indonesia masuk pasar bebas. Naik-turun harga susu di pasar dunia langsung ditransmisikan ke pasar domestik. Posisi IPS yang kuat membuat harga yang diterima peternak tidak seimbang dari biaya produksi (Budiyono, 2008). IPS bahkan bisa memaksa pemerintah menyubsidi dengan membayar bea masuk pada 2008.

    Ketiadaan proteksi bagi peternak sapi perah diikuti penurunan porsi SSDN dari impor. Sejak saat itu porsi SSDN dari total kebutuhan susu antara 20%—23%. Produksi SSDN tahun ini diperkirakan 1 juta ton atau setara 21% dari total kebutuhan konsumsi 4,7 juta ton. Stagnasi dunia peternakan sapi perah juga tampak dari mayoritas (80-an persen) diusahakan peternak kecil dengan kepemilikan 2—5 ekor sapi, sebagai usaha sambilan keluarga, modal terbatas, lemah manajemen dan adopsi teknologi. Ujung dari kondisi ini adalah produktivitas sapi perah rakyat masih rendah: 12,4 liter/hari. Padahal, potensinya bisa lebih 20 liter/hari.

    Tahun depan, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memulai program makan bergizi gratis (MBG). Dengan anggaran Rp71 triliun akan menyasar sekitar 15 juta jiwa. Baik santri, siswa maupun ibu hamil dan menyusui. Selain menu makan, susu juga masuk dalam paket MBG. Jika program MBG berjalan penuh dengan sasaran 83 juta jiwa, dibutuhkan tambahan susu 3,6 juta ton. Jadi, ketika itu terjadi total kebutuhan susu (reguler dan MBG) mencapai 8,5 juta ton. Ini jumlah yang besar. Jika separuh bisa dipasok dari produksi domestik, akan memberikan dampak berganda luar biasa pada ekonomi lokal.

    Akan tetapi, itu hanya bisa terwujud bila program MBG disinergikan dengan upaya serius mengungkit peternakan sapi perah rakyat yang sekarat. Serangkaian kebijakan perlu dirakit dan dipastikan dieksekusi dengan baik agar momentum tidak hilang.

    Pertama, kembali memberlakukan wajib serap SSDN bagi IPS dengan rasio tertentu terhadap impor. Seperti di masa lalu, rasio dibuat dinamis agar fleksibel mengikuti dinamika pasar susu dunia. Kedua, wajib menggunakan SSDN minimal 20%—50% dalam program susu gratis. Di tahun pertama wajib SSDN 20% dan dinaikan bertahap seiring kenaikan produksi domestik.

    Ketiga, meracik kebijakan persusuan dengan melibatkan peternak rakyat. Masing-masing IPS bisa diwajibkan jadi bapak angkat dan membina hingga berhasil. Pemerintah menyusun hak dan kewajiban, mengawasi, mengevaluasi, dan memperbaiki terus-menerus tanpa perlu menjadi pemain.

  • 8 Fakta Inul Daratista, Ratu Goyang Ngebor yang Terserang Bakteri Langka Clostridium Difficile

    8 Fakta Inul Daratista, Ratu Goyang Ngebor yang Terserang Bakteri Langka Clostridium Difficile

    Jakarta, Beritasatu.com – Inul Daratista terserang bakteri langka Clostridium Difficile. Penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang ngebor ini mulai jarang tampil di layar kaca karena sedang fokus pemulihan.   

    “Jadi, aku itu terkena bakteri langka. Penyakit ini semacam covid-19 zaman now. Obatnya kayak kena covid. Aku dirawat 10 hari, bahkan satu bulan harus memulihkan kesehatan. Makanya ini kenapa aku menghilang dari televisi,” kata Inul Daratista dikutip dari video di YouTube, Selasa (12/11/2024). 

    Clostridium Difficile merupakan bakteri yang hidup di usus besar dan bisa berkembang meski tidak ada oksigen. Bakteri tersebut bisa menyebabkan perdagangan usus besar. Penderitanya bisa mengalami diare akut dan kram perut.

    “Aku juga bingung kenapa bisa kena sama ini penyakit, padahal aku selalu hidup sehat, stamina oke, selalu olahraga, selalu makanan yang sehat,” kata Inul Daratista.

    Berikut fakta-fakta tentang Inul Daratista 

    Nama asli
    Inul lahir di Pasuruan, Jawa Timur 21 Januari 1979. Nama aslinya adalah Ainur Rokhimah. Ia pernah menggunakan nama panggung Iin Ariesta lalu berganti jadi Iin Daratista kemudian menjadi Inul Daratista.

    Awal karier
    Inul yang kini berusia 45 tahun memulai karier sebagai penyanyi dangdut di acara-acara hiburan rakyat dari kampung ke kampung di Pasuruan. 

    Inul Daratista dikabarkan sakit parah terinfeksi bakteri langka – (Instagram @inul.d/Istimewa)

    Goyang ngebor direkam
    Inul awalnya tidak mengetahui kalau aksi panggungnya dengan goyang ngebor direkam lalu diperbanyak dalam format VCD dan disebar. Sejak itu Namanya makin dikenal warga lokal dan jadwal manggungnya makin padat.

    Tampil di televisi
    Setelah VCD aksi goyang ngebor-nya beredar luas, Inul kebanjiran job dan mulai tampil di televisi nasional. Akhirnya Inul dijuluki sebagai ‘Ratu Goyang Ngebor’. Status Inul berubah dari penyanyi kampung menjadi artis ibu kota. 

    Konflik dengan Rhoma Irama
    Goyang ngebor yang ditampilkan Inul ternyata menuai kontroversi. Raja Dangdut Rhoma Irama memprotes goyangan Inul yang dinilai berbau pornografi dan merendahkan pamor musik dangdut.

    Rhoma Irama menentang peredaran album pertama Inul yang menampilkan aksi goyang ngebor.

    Didukung Titiek Puspa
    Setelah mendapat penolakan dari Rhoma Irama, Inul justru mendapat dukungan dari artis senior Titiek Puspa dan Ellya Khadam. Mereka tidak mempermasalahkan goyangan ngebor Inul karena menganggap itu bagian dari perkembangan musik dangdut dan menyesuaikan zaman. 

  • DPRD Kabupaten Pasuruan dan Kejari Bangil Sepakati Nota Kerjasama

    DPRD Kabupaten Pasuruan dan Kejari Bangil Sepakati Nota Kerjasama

    Pasuruan (beritajatim.com) – Guna mengantisipasi adanya penyalahan aturan, DPRD Kabupaten Pasuruan bekerjasama dengan Kejaksaan Negri Kabupaten Pasuruan.

    Dalam kerjasama ini kedua belah pihak menyepakati terkait pendampingan hukum perdata dan tata usaha negara.

    Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat mengatakan bahwa ini merupakan sinergitas antara DPRD dengan Kejalsaan Negri. Mengingat DPRD Kabupaten ini merupakan sebagai pemangku kebijakan dalam mengambil keputusan.

    “Kami tidak ingin malah menyalahi aturan hukum, sehingga kami bersinergi dan melalsanakan penandatanganan MoU. Dalam penandatanganan ini ada beberapa lingkup yang disepakati,” jelasnya.

    Lingkup yang disepakati yakni diantaranya terkait pengendalian hukum, pelaksanaan hukum, penegakan hukum. Samsul juga mengatakan bahwa pihaknya akan diberikan pendampingan dalam pemberian hukum dan pelaksanaan penyelenggara publik.

    “Kami harap sinergitas ini tetap berlanjut dan tidak adanya lagi yang menyalahi aturan. Sehingga kami bisa melaksanakan tugas dan fungsi sampai masa jabatan berakhir,” imbuhnya.

    Senada dengan hal tersebut, kKajari Kabupaten Pasuruan, Teguh Ananto mengatakan bahwa DPRD dan Kejaksaan saling berkesinambungan. Bahkan pihaknya siap mendampingi dalam permasalahan hukum khususnya perdata.

    “Kami harap kedepannya tidak ada permasalahan hukim di Kabupaten Pasuruan, dan ini merupakan bentuk mitigasi untuk mengurangi resiko adanya tindakan korupsi. Dan saya lihat di Kabupaten Pasuruan ini sudah ada kehati-hatian, saya yakin hal tersebut bisa menjadi tindakan yang preventive,” katanya.

    Kajari Kabupaten Pasuruan juga berharap dengan nota kerjasama ini bisa membuat Kabupaten Pasuruan melangkah lebih baik lagi dalam hal tata kelola pemerintahnya. (ada/ted)

  • Menko Zulhas: Utamakan Produksi Dalam Negeri, Impor Susu Dibatasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 November 2024

    Menko Zulhas: Utamakan Produksi Dalam Negeri, Impor Susu Dibatasi Regional 13 November 2024

    Menko Zulhas: Utamakan Produksi Dalam Negeri, Impor Susu Dibatasi
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, pemerintah akan membatasi
    impor susu
    imbas demonstrasi di Boyolali, Jawa Tengah dan Pasuruan, Jawa Timur.
    Zulhas memerintahkan ke Kementerian Perdagangan mengutamakan penyerapan produksi susu dalam negeri.
    “Saya perintah ke Kementerian Pedagangan, utamakan produksi dalam negeri, baru impor,” kata Zulhas saat di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Rabu (13/11/2024).
    Lebih lanjut, ia menjelaskan penyerapan industri dalam negeri harus terealisasi. Karena nantinya akan menekan impor susu ke Indonesia.
    “Kalau dalam negeri tidak diserap oleh industri, impornya akan kita kasih kuota. Wajib membeli dulu produk dalam negeri kita, baru impor,” jelasnya.

    Di sis lain, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menekankan, peningkatan kualitas susu dalam negeri juga harus diperbaiki dan diperhatikan.
    “Kualitas masih bisa diperbaiki, ya tentunnya diperbaiki. Kualitasnya buruk ya tidak baik,” tegasnya.
    Sebelumnya, para peternak sapi perah di Jawa Tengah hingga Jawa Timur ramai-ramai membuang susu hasil produksinya.
    Penyebabnya, susu sapi produksi lokal tak terserap usai ada pembatasan kuota di industri pengolahan
    Peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali, Jawa Tengah misalnya menggelar aksi mandi susu dari susu yang tak terserap industri di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu lalu (9/11/2024).
    Aksi ini merupakan bentuk protes atas pembatasan kuota di Industri Pengolahan Susu (IPS). Mereka kecewa serapan susu sapi lokal berkurang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polres Pasuruan Kota Amankan 4 Pelaku, Sabu 84 Gram Disita

    Polres Pasuruan Kota Amankan 4 Pelaku, Sabu 84 Gram Disita

    Pasuruan (beritajatim.com) – Satuan Reserse Narkoba Polres Pasuruan Kota berhasil mengamankan empat orang pelaku bandar narkoba. Dalam operasi ini, polisi berhasil mengamankan barang bukti sabu seberat 85,49 gram.

    Keempat tersangka yang berhasil diamankan adalah RKD (29), MF (32), MDS (29), dan ALH (39). Mereka diduga merupakan bagian dari jaringan yang mengedarkan sabu-sabu di wilayah hukum Polres Pasuruan Kota.

    Wakapolres Pasuruan Kota, Kompol Andria Diana Putra, mengungkapkan bahwa pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerja keras tim yang berhasil membongkar jaringan narkoba yang selama ini sulit diungkap. “Jaringan ini sangat licin dan sulit dilacak karena dikendalikan dari dalam lapas. Namun, berkat ketekunan dan kerja sama yang baik, kami berhasil mengungkap kasus ini,” ujar Kompol Andria.

    Selain mengamankan keempat tersangka, polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti sabu. Barang bukti sabu yang diamankan memiliki berat 85,49 gram, kemudian juga handphone dan timbangan elektronik milik pelaku.

    Dalam pengembangan kasus ini, polisi juga melakukan penyelidikan hingga ke wilayah Malang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui asal usul sabu-sabu yang diedarkan oleh para tersangka.

    Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) atau Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukumannya cukup berat, yaitu penjara minimal 6 tahun dan maksimal hukuman mati. (ada/kun)

  • Dor..! Polda Jatim Tembak Mati Residivis Curanmor Kambuhan 

    Dor..! Polda Jatim Tembak Mati Residivis Curanmor Kambuhan 

    Surabaya (beritajatim.com) – Subdit Jatanras Polda Jawa Timur menembak mati residivis curanmor (pencurian kendaraan bermotor) kambuhan, Rabu (13/11/2024) pagi. Pria bernama Sobirin (27) warga Pasuruan yang ditembak mati itu sudah 3 kali masuk penjara.

    Kasubdit Jatanras Polda Jawa Timur AKBP Arbaridi Jumhur mengatakan tindakan tegas terpaksa dilakukan petugas kepolisian lantaran Sobirin (27) sempat melawan dengan melempar bondet ke arah petugas.

    “Sempat melemparkan bondet ke petugas dan meledak. Beruntung tidak ada anggota opsnal yang terluka,” kata Djumhur diwawancarai beritajatim.com, Rabu (13/11/2024).

    Djumhur menjelaskan, pihaknya sudah memburu Sobirin berdasarkan dari pengembangan kasus yang ditangani sebelumnya. Pada Selasa (12/11/2024) sore. Sobirin sudah dibuntuti oleh anggota Polda Jatim hingga malam hari.

    Saat tersangka akan beraksi, anggota Subdit Jatanras Polda Jatim langsung melakukan pengejaran. Saat itu, Sobirin dibonceng oleh temannya. Aksi kejar-kejaran sempat terjadi hingga di wilayah Waru arah ke Masjid Agung. Tersangka lantas terjatuh dan melakukan perlawanan.

    “Tersangka terpaksa kami beri tindakan tegas karena tidak menghiraukan tembakan peringatan. Lalu juga melemparkan bondet yang ia bawa ke arah petugas,” tutur mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.

    Usai ditembak mati, anggota Subdit Jatanras Polda Jatim memeriksa tas hitam milik Sobirin. Di dalamnya, petugas menemukan kunci T dan 3 buah bondet yang belum digunakan. Dari hasil penelusuran polisi, Sobirin tidak segan melemparkan bondet ke arah korban saat aksinya mencuri sepeda motor ketahuan.

    “Tersangka sudah 3 kali masuk penjara. 2 diamankan Polda Jatim. Dia terkenal selalu melawan ketika diamankan. Dulu waktu diamankan Polda Jatim juga sampai ditembak,” pungkas Djumhur.

    Sampai saat ini, petugas kepolisian masih memburu rekan Sobirin yang berhasil kabur. Polisi juga sedang mengumpulkan titik lokasi Sobirin beraksi selama bebas dari penjara. “Untuk detailnya akan kami jelaskan nanti siang,” pungkas Djumhur.

    Diketahui, Sobirin pernah 4 kali ditembak dalam dua aksi penangkapan. Ia pernah diamankan oleh Polda Jawa Timur pada 2022. Sebelum itu, Sobirin juga pernah diamankan dan ditembak pada tahun 2015 dan 2018.

    Komplotan Sobirin tidak hanya mencuri sepeda motor, namun juga mencuri sapi dan kendaraan roda empat. Dor..!! Sibirin ambruk diterjang timah panas. [ang/suf]

  • Pakar Sarankan Pemerintah Tetapkan Bea Masuk 10% Produk Susu

    Pakar Sarankan Pemerintah Tetapkan Bea Masuk 10% Produk Susu

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat Peternakan dari Universitas Padjajaran Rochadi Tawaf sepakat agar Kementerian Perdagangan (Kemendag) meninjau ulang tarif bea masuk 0% terhadap produk susu.

    Dia pun menyarankan agar pemerintah menetapkan bea masuk 5–10% terhadap produk susu yang masuk ke Indonesia.

    Rochadi menjelaskan adanya bea masuk hingga 10% ini agar peternak sapi perah lokal mampu bersaing dengan produk susu luar negeri. Terlebih, pemerintah harus melindungi peternak rakyat.

    Menurutnya, pemerintah perlu menghidupkan kembali Peraturan Presiden (Perpres) tentang Persusuan Nasional yang salah satunya memuat bea masuk atau proteksi.

    Di sisi lain, Rochadi juga menyoroti kebijakan perdagangan WTO terkait susu. Menurutnya, dengan kebijakan WTO ini apakah memungkinkan Indonesia melakukan proteksi untuk peternak rakyat.

    Kendati demikian, dia mengaku setuju akan adanya proteksi terhadap peternak susu perah lokal. Hal ini mengingat produktivitas susu sapi perah dalam negeri masih rendah atau hanya 10-15 liter per ekor per hari.

    “Kita harus memproteksi [peternak sapi perah lokal] sekarang menjadi misalnya katakan 5%—10% bea masuk. Itu sama dengan memproteksi peternak dalam negeri,” kata Rochadi kepada Bisnis, Selasa (12/11/2024).

    Rochadi mengatakan, jika bea masuk yang dikenakan 0%, maka peternak lokal tidak mampu bersaing dengan negara lain yang memiliki teknologi yang jauh lebih canggih.

    Wacana untuk meninjau ulang kembali tarif bea masuk produk susu sebesar 0% disampaikan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi. Dia mengatakan peninjauan ini untuk menyelematkan peternak susu dalam negeri.

    Menkop Budi menyebut Selandia Baru dan Australia memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia yang menghapuskan bea masuk pada produk susu. Perjanjian ini membuat harga produk mereka setidaknya 5% lebih rendah dibandingkan dengan harga pengekspor produk susu global lainnya.

    Dia juga menuturkan bahwa kedekatan mereka dengan Indonesia juga membuat harga produk susu mereka sangat kompetitif. 

    “Karena itu [regulasi tarif bea masuk], ini yang harus kita lakukan langkah-langkah untuk peninjauan beberapa permasalahan dan regulasi yang ada,” tutur Budi dalam Konferensi Pers terkait Koperasi Susu Boyolali di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Senin (11/11/2024).

    Senada, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono meminta agar Menteri Perdagangan Budi Santoso untuk meninjau kembali pengenaan bea masuk 0% terhadap produk susu.

    “Kita juga tadi berdiskusi dengan Pak Menteri bahwa kita meminta kepada Kementerian Pedagangan untuk meninjau kembali soal pengenaan bea masuk 0% kepada produk susu,” kata Ferry.

    Ferry juga meminta agar setiap industri pengolahan susu (IPS), termasuk di Pasuruan, wajib menyerap atau membeli hasil susu dari koperasi peternak sapi perah.

    “Karena sebenarnya memang harusnya seperti itu skemanya, tetapi karena ada kebijakan perdagangan yang membuat bea masuk menjadi 0%, susu 4,7 juta ton itu banjir. Dan susu itu diserap oleh industri pengolahan susu,” terangnya.

    Menurut Ferry, semestinya Kemendag juga sudah mempertimbangkan dengan matang, termasuk dampak, jika memberikan kebijakan bea masuk 0% terhadap produk susu. Untuk itu, dia meminta agar pemerintah melindungi industri susu sapi perah lokal dengan tidak memberikan bea masuk 0%

    “Bahwa dalam rangka melindungi susu sapi perah Indonesia, kami meminta ada barrier,” tekannya.

    Lebih lanjut, dia menilai akan lebih bijak jika pemerintah memberikan insentif kepada peternak sapi lokal agar bisa bersaing dengan produk susu luar negeri.

    “Karena memang dampaknya ke peternak sapi perah kita. Sehingga harusnya ada, kita sedang kaji, insentif apa yang harus diberikan kepada peternak sapi perah di Indonesia, baik koperasi usaha dagang maupun perorangan, supaya mereka nggak terkena dampak,” tuturnya.

    Maka dari itu, dia pun menyarankan agar Kemendag tidak menerapkan kebijakan perdagangan berupa bea masuk 0%.

    “Atau sebaliknya, pemerintah pun juga harus mengkaji ulang penerapan bea masuk itu tidak boleh, kalau bisa jangan 0%,” tandasnya.

  • Pemerintah Gelontorkan Rp14 Triliun Buat Susu Program MBG, Pakar Sarankan Ini

    Pemerintah Gelontorkan Rp14 Triliun Buat Susu Program MBG, Pakar Sarankan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat Peternakan dari Universitas Padjajaran Rochadi Tawaf mengusulkan agar pemerintah membentuk tim persusuan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) terealisasi dengan baik.

    Rochadi memandang, pemerintah terlebih dahulu harus membenahi produktivitas sapi perah dalam negeri, yang salah satunya dengan membentuk tim persusuan.

    “Jadi buatlah tim persusuan, tim persusuan itu Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Koperasi,” kata Rochadi saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/11/2024).

    Nantinya, lanjut dia, tim persusuan ini bisa dikoordinatori oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas terkait program MBG, terutama komponen susu. Selanjutnya, sejumlah asosiasi persusuan dinilai juga perlu terlibat dalam tim ini sebagai anggota.

    “Asosiasi perwakilan-perwakilan itu untuk mengatasi gejolak-gejolak yang kayak sekarang,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, ramai pemberitaan terkait tak terserapnya susu sapi perah oleh industri pengolahan susu (IPS) terjadi pada Koperasi Setia Kawan di Pasuruan, Jawa Timur.

    Pada kasus ini, IPS pada periode tertentu melakukan pemberhentian penerimaan suplai susu dari koperasi dengan alasan tengah melakukan pemeliharaan mesin (maintenance). Periode tersebut, IPS diduga melakukan penambahan impor susu skim karena harga susu impor dunia sedang mengalami penurunan. 

    Berkaca dari kejadian tak terserapnya susu oleh IPS, Rochadi menyarankan agar pemerintah memberlakukan aturan main terkait kemitraan serta perkreditan.

    “Di tim inilah yang bergerak, yang bekerja mengawasi, memberikan penyuluhan, distribusi sapi, supply chain, diatur di sana. Jadi bentuk tim dulu ini supaya kondusif di dalam bisnisnya,” jelasnya.

    Setelah itu, lanjut dia, pemerintah mengembangkan produktivitas susu sapi perah di daerah yang sudah ditetapkan sebagai pusat persusuan nasional. Serta, menjangkau daerah industri baru.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan bahwa anggaran susu yang masuk ke dalam program makan MBG pada 2025 mencapai Rp14 triliun.

    Adapun, anggaran jumbo yang digelontorkan ini setara dengan 20% dari total anggaran program MBG pada tahun depan yang senilai Rp71 triliun.

    Namun, Budi mengungkap bahwa kondisi saat ini gabungan koperasi susu sapi seluruh Indonesia hanya mampu menyediakan susu sapi dengan nilai agregat Rp1,5 triliun. Ini artinya, masih ada sekitar Rp12,5 triliun yang belum terserap untuk program MBG pada 2025.

    “Bayangkan coba, berarti masih jauh sekali kan, artinya harusnya koperasi susu ini produknya pasti terserap. Karena kekurangannya sangat banyak,” terang Budi dalam Konferensi Pers terkait Koperasi Susu Boyolali di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Senin (11/11/2024).