Tembok Toko di Hek Kramatjati Jebol, Air Kali Baru Meluap ke Jalan Raya Bogor
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Tembok sebuah toko yang berbatasan dengan Kali Baru di Hek, Kramatjati, Jakarta Timur, jebol hingga membuat air dari kali meluap dan membanjiri Jalan Raya Bogor, Jumat (29/8/2025).
Pantauan
Kompas.com
di lokasi, tembok bagian belakang toko tersebut roboh sehingga air dari Kali Baru mengalir deras ke jalan dan menyebabkan banjir.
Kondisi yang terjadi menjadi tontonan warga. Namun, warga juga memperingatkan pengguna jalan untuk berhati-hati karena ketinggian air cukup membahayakan.
Ketinggian air diperkirakan mencapai 50 sentimeter dengan arus sangat kencang sehingga membuat beberapa kendaraan hanyut.
Sejumlah pengendara dari arah Pasar Rebo memilih memutar balik atau berbelok ke arah Pinang Ranti untuk menghindari banjir. Kendaraan dari arah Cililitan juga berbelok melewati Perumahan Bulak Rantai.
Sementara itu, terlihat sejumlah petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan(Gulkarmat) Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), polisi dan Dinas Lingkungan Hidup bersiaga untuk membantu warga yang melintas
Menurut warga sekitar bernama Putut, tembok toko mulai jebol ketika hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya.
“Kejadian 19.30 WIB, pas hujan deras itu. Tetapi enggak langsung jebol, ngikis pelan-pelan gitu,” tutur Putut saat ditemui, Jumat.
Ia memastikan tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Pasalnya, pemilik toko sempat mengamankan barang-barangnya lebih dulu.
“Itu Alhamdulilah yang punya cepat pergi sebelum meluap gede bawa barang,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Pasar Rebo
-
/data/photo/2025/08/29/68b1c3a277b0a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tembok Toko di Hek Kramatjati Jebol, Air Kali Baru Meluap ke Jalan Raya Bogor Megapolitan 29 Agustus 2025
-
/data/photo/2025/08/28/68b03efa2c0d9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
LPSK Siap Beri Perlindungan dan Pengawalan Terhadap Saksi dan Keluarga Kacab Bank BUMN Korban Pembunuhan Surabaya 28 Agustus 2025
LPSK Siap Beri Perlindungan dan Pengawalan Terhadap Saksi dan Keluarga Kacab Bank BUMN Korban Pembunuhan
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) merespons terkait kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Ketua LPSK Bridgen Pol (Purn) Achmadi mengatakan, pihaknya akan siap memberikan perlindungan terhadap saksi, korban, maupun keluarga korban dalam mengusut kasus tersebut di pengadilan.
“LPSK bisa memberikan perlindungan saksi, korban, dan atau keluarga korban juga bisa kita berikan perlindungan dalam proses peradilan di pengadilan,” kata Achmadi dalam konferensi pers, Kamis (28/8/2025).
Selain itu, lanjutnya, LPSK juga akan terus mengawal dan memberikan informasi-informasi penting terhadap perkara tersebut demi perlindungan korban maupun keluarga korban.
“Pada prinsipnya LPSK siap melindungi kepada siapa saja dan syukur-syukur dapat memberikan keterangan atau informasi penting terhadap suatu peristiwa berdasarkan penilaian LPSK untuk memberikan perlindungan,“ tuturnya.
Ia berharap agar aparat penegak hukum juga bekerja sama dalam pengusutan kasus secara transparan.
“Kita berharap semua pihak, termasuk aparat penegak hukum juga dapat melakukan upaya-upaya yang baik dalam pengusutan kasus yang transparan,” ucapnya.
Diketahui, kepolisian telah merilis foto empat tersangka baru yang diduga sebagai aktor intelektual yang mengendalikan aksi keji tersebut.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengatakan, tiga tersangka berinisial DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025) pukul 20.15 WIB.
Sementara pelaku berinisial C dibekuk di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB.
“Saat ini para tersangka sedang dilakukan pendalaman secara intensif,” ujar Abdul saat dikonfirmasi, Minggu (24/8/2025).
Dengan penangkapan ini, total delapan orang telah ditangkap polisi dalam kasus tersebut.
Empat tersangka sebelumnya adalah AT, RS, dan RAH yang diringkus di Johar Baru, Jakarta Pusat, serta RW yang dibekuk di Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat hendak kabur.
Mereka diketahui sebagai pelaku lapangan yang menculik Ilham dari area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Fakta-fakta Baru Sosok Dwi Hartono Otak Penculikan Kacab Bank Terkuak
Jakarta –
Kasus kematian kepala kantor cabang (Kacab) sebuah bank, Mohamad Ilham Pradipta semakin terang. Dwi Hartono sebagai otak penculikan dan pembunuhan pun telah ditangkap. Bagaimana sosoknya?
Ilham Pradipta ditemukan tewas di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) pagi. Jasadnya ditemukan dalam kondisi kedua mata, tangan, dan kaki terikat lakban.
Penemuan mayat Ilham ini menguak sebuah fakta bahwa sebelum jasadnya ditemukan, pria berusia 37 tahun itu ternyata sempat diculik. Ilham diculik di sebuah parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8) sore.
Dari serangkaian penyelidikan tersebut, tim gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap satu per satu para pelaku yang terlibat. Total hingga saat ini ada 15 orang pelaku yang telah diamankan pihak kepolisian.
Penangkapan para pelaku ini kian mengerucut hingga sosok aktor intelektual penculikan dan pembunuhan berhasil ditangkap. Yang mengejutkan, penculikan dan pembunuhan Ilham ini ternyata diotaki seorang pengusaha bernama Dwi Hartono.
“DH merupakan salah satu dari aktor intelektual penculikan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, Selasa (26/8/2025).
Namun, apa motif di balik penculikan dan pembunuhan ini, hingga kini belum terungkap. Polda Metro Jaya saat ini tengah mendalami kasus tersebut, termasuk menyelidiki apa motifnya. Berikut ini fakta-fakta baru yang terungkap, dirangkum detikcom, Rabu (27/8/2025).
Bagaimana sosok Dwi Hartono?
Dwi Hartono Pengusaha Bimbel Online
Kombes Ade Ary mengungkapkan Dwi Hartono adalah seorang pengusaha. Dwi Hartono adalah seorang pengusaha bimbel online.
“Benar, DH adalah seorang pengusaha bimbel online,” kata Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (26/8).
Melansir detikSumbagsel, Dwi Hartono merupakan seorang pengusaha asal Rimbo Bujang, Kscamatan Tebo, Jambi. Di kampung halamannya tersebut, Dwi Hartono dikenal sebagai orang yang dermawan sekaligus seorang motivator.
Salah satu warga setempat bernama Jay Saragih menyebut bahwa Dwi sudah lama merantau meninggalkan kampung halamannya. Jay terkejut dan tidak menyangka bahwa Dwi Hartono terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan.
Meski sudah lama merantau, namun Dwi sering menggelar reuni dengan teman-teman seangkatannya. Menurut Jay, setiap kali acara reunian itu, Dwi kerap mengundang artis-artis ibu kota dan pernah mengundang pengajian akbar yang dihadiri ustaz terkenal.
“Yang kami kenal orangnya humble, dia motivator juga, ya kalau gak salah. Dia suka menolong, kalau ada acara di Rimbo Bujang ini dia siap membantu sebagai (pemberi) sumbangan,” ujar Jay.
UGM Nonaktifkan Dwi Hartono
Ternyata Dwi Hartono merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). UGM pun resmi menonaktifkan Dwi Hartono dari seluruh kegiatan akademik.
Dilansir detikJogja, Rabu (27/8), juru bicara UGM Dr I Made Andi Arsana mengatakan, DH telah resmi dinonaktifkan berdasarkan hasil koordinasi intensif internal dan surat resmi Dekan FEB UGM, Didi Achjari. Penonaktifan itu, kata Made Andi, sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum yang berjalan.
“Yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik pada Semester Gasal 2025/2026 sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum dan penyelidikan yang tengah berlangsung. Penonaktifan tersebut ditetapkan melalui surat resmi dari Dekan FEB UGM, Prof Dr Didi Achjari,” kata Made Andi dalam keterangan tertulis yang diterima.
UGM telah berkoordinasi intensif dengan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. UGM mengonfirmasi bahwa DH adalah mahasiswa baru Semester 1 Program Studi Magister Manajemen (Kampus Jakarta) FEB UGM.
“UGM menghormati sepenuhnya proses hukum yang berjalan, menjunjung asas praduga tak bersalah, dan berkomitmen menjaga integritas serta profesionalisme,” ucapnya.
UGM, lanjut dia, juga mendukung seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sesuai ketentuan agar kasus ini segera terungkap dan keadilan dapat terwujud bagi semua pihak. Selain itu, UGM juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Muhammad Ilham Pradipta.
Rumah Mewah Dwi Hartono
Dwi Hartono beralamat tinggal di salah satu perumahan di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
detikcom menyambangi rumah tersebut, Rabu (27/8/2025). Rumah dua tingkat yang didominasi cat warna putih itu tampak sepi.
Ada dua rumah milik Dwi Hartono yang berdampingan. Satu rumah nomor Q8 dan satu rumah nomor Q9 dengan aksen warna yang sama. Pada rumah nomor Q9 terdapat plang nomor rumah dengan tulisan ‘Klan Hartono’.
Potret rumah mewah Dwi Hartono, tersangka otak penculikan Kacab Bank di Jakarta, Ilham Pradipta. Saat didatangi, Rabu (27/8/2025), rumah tersebut tampak sepi. (Devi Puspitasari/detikcom)
Bagian depan kedua rumah tertutup pagar bercat kuning. Sementara di bagian balkon rumah Q8 terdapat logo ‘GURUKU’, yang diketahui sebagai lembaga bimbel yang dimiliki oleh Dwi Hartono. Sementara itu, terdapat tulisan ‘WD Fashion’ di atas bangunan garasi rumah.
Rumah berukuran luas ini terdapat persis di pinggir Jalan Fransisco, yang lalu lintasnya cukup ramai. Saat detikcom mencoba menemui pemiliknya, rumah tersebut tampak sepi. Tak ada orang yang keluar dari rumah.
Cerita Tetangga Dwi Hartono
Penangkapan Dwi Hartono, aktor penculikan dan pembunuhan Kacab Bank di Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta, membuat tetangga kaget. Mereka tak menyangka tetangganya itu terlibat dalam skandal.
“Kaget makanya pas lihat di Instagram,” ujar salah satu tetangga, Rudi, saat ditemui wartawan di salah satu perumahan di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/8/2025).
Rudi mengetahui adanya kasus itu dari pemberitaan media. Dia tak menyangka salah satu pelaku adalah tetangganya.
“Sudah tahu beritanya, tapi nggak nyangka kalau rumahnya ini ya ternyata tetangga di sini, pelakunya di sini. Kaget juga ‘rame ini’,” tuturnya.
Rudi sendiri tidak kenal dan tidak tahu bahwa Dwi Hartono adalah tetangganya. Selama setahun tinggal di kompleks perumahan tersebut, Rudi tak pernah bertemu dengan sosok Dwi Hartono.
“Nggak tau, nggak kenal, nggak pernah keluar (Hartono) kita di sini sudah hampir satu tahun belum pernah lihat orangnya. Baru tau pas ada kasus-kasus itu, ternyata rumahnya di situ Q9 ya. Baru tahu kemarin pas liat di Instagram,” ujarnya.
Rudi jarang melihat aktivitas di rumah tersebut. Sesekali dia hanya melihat asisten rumah tangga (ART) keluar untuk membagikan nasi kotak setiap Jumat.
“Kalau yang nempatin ada mungkin pembantunya karena kalau Jumat itu rutin Jumat berkah. Minggu kemarin kayanya nggak tuh, karena minggu kemarin kita yang bagi-bagi,” katanya.
“Jumat yang kemarinnya lagi bagi-bagi deh tapi ya mbaknya (ART) yang bagi-bagi semua cewek yang bagi-bagi. Cuma dia nggak pernah keluar nggak pernah tahu kita orangnya yang mana, cuma ya syok aja denger beritanya ternyata tetangga sendiri,” tutupnya.
Sempat Terjerat Kasus Ijazah Palsu
Polisi menyebut Dwi Hartono sempat terjerat kasus pemalsuan ijazah. Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Darma Sena, membenarkan Dwi Hartono sempat tersandung kasus pemalsuan ijazah. Dwi Hartono memalsukan ijazah tingkat SMA dalam sekolah paket C.
“Iya benar di tahun 2012 terkait pemalsuan ijazah SMA, paket C kalau nggak salah,” kata Andika saat dihubungi wartawan, Rabu (27/8/2025).
Andika Dwi Hartono sudah diproses oleh pengadilan. Dia menyebut Dwi dijatuhi vonis selama 2 tahun penjara dalam kasus itu.
“Informasinya sudah divonis kurang lebih 2 tahun penjara, bisa dipastikan ke PN ya. Data yang ada di kita hanya terkait kasus pemalsuan ijazah. Sebagai pelaku yang mengkondisikan pemalsuan ijazah tersebut,” kata Andika.
Halaman 2 dari 6
(rdp/rdp)
-
/data/photo/2025/08/28/68af8c90c454b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Mengintip Rumah Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Megapolitan
Mengintip Rumah Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Rumah yang ditempati Dwi Hartono, salah satu otak penculikan dan pembunuhan kepala cabang (Kacab) bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37), tampak sunyi tanpa aktivitas pada Rabu (27/8/2025).
Kediaman tersebut berada di Jalan San Fransisco, Blok Q1, Nomor 9, Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
Dari luar, rumah bercat putih itu terlihat berlantai dua dengan desain modern. Pagar besi berwarna emas setinggi sekitar tiga meter membatasi halaman dengan jalan utama.
Di sisi kanan pagar, tertera nomor rumah Q1/9 dengan plakat berbentuk rumah bertuliskan “Klan Hartono”. Sementara, jendela rumah dihiasi teralis bercorak besi hitam dengan ornamen emas berbentuk mahkota.
Di bagian garasi, tampak sejumlah barang tersusun, mulai dari ban mobil, sepeda anak-anak, hingga beberapa wadah plastik besar.
Meski sepi dari aktivitas, sesekali terdengar suara mesin pompa air dari dalam rumah. Lampu depan rumah juga masih menyala di siang hari, memberi kesan tak berpenghuni.
Suasana lingkungan sekitar pun relatif tenang. Tidak ada aktivitas warga di sekitar rumah, hanya lalu-lalang kendaraan umum dan pekerjaan konstruksi dari satu rumah tetangga yang sedang dibangun.
Ridwan (44, bukan nama sebenarnya), satpam di kawasan Cluster San Fransisco, mengaku tidak mengenal sosok Dwi Hartono secara pribadi.
“Saya enggak kenal (secara pribadi) kalau sosok pak Hartono seperti apa. Tapi iya, itu (rumah Dwi Hartono) jalurnya ke sana (Jalan Fransisco Blok Q1 Nomor 9),” kata Ridwan saat ditemui, Rabu (27/8/2025).
Rudi (35), salah satu tetangga kawasan kompleks tersebut mengaku belum pernah melihat sosok Dwi Hartono.
Ia mengaku baru mengetahui bahwa rumah Q9 dihuni Dwi Hartono setelah kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ramai diberitakan.
“Enggak tau, Enggak pernah keluar, kita di sini sudah hampir satu tahun belom pernah lihat orangnya, baru tau pas ada kasus-kasus itu, ternyata rumahnya disitu Q9 ya. baru tau kemarin pas liat di IG,” kata Rudi.
Menurut Rudi, aktivitas yang lebih menonjol justru berasal dari rumah di sebelah Q9, yakni Q8, yang masih terhubung dengan kediaman Dwi Hartono
Rumah tersebut dikenal warga sebagai tempat usaha bimbingan belajar (bimbel) bernama “Guruku”. Bimbel tersebut milik Dwi Hartono.
Meski sosok Dwi Hartono tak pernah terlihat langsung, warga sekitar justru mengenal kediaman itu sebagai lokasi kegiatan sosial.
Rumah tersebut disebut rutin membagikan nasi kotak dalam agenda Jumat berkah.
“Yang sebelahnya ini, yang (Q8) ini suka bagi-bagi Jumat berkah. Nasi kotak gitu, tapi enggak pernah keliatan orangnya (Dwi Hartono) selama saya disini,” ucap Rudi.
Ia menambahkan, pembagian nasi kotak biasanya dilakukan oleh dua hingga tiga orang asisten rumah tangga.
“Pembantunya, ya mbak-mbaknya itu jam 11.00 WIB atau 11.30 WIB lah ada dua sampai tiga orang suka disitu,” kata Rudi.
Menurut Rudi, kegiatan Jumat berkah itu berhenti pekan lalu setelah kasus Dwi Hartono mencuat.
“Minggu kemarin kayanya enggak tuh, karena minggu kemaren kita yg bagi-bagi. Jumat yang kemarinnya lagi (masih) bagi-bagi deh tapi ya mbaknya yang bagi-bagi semua cewek yang bagi-bagi,” ujarnya.
Sejauh ini polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37)
Mereka terbagi dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban.
Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.
Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH.
Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi. Termasuk peran-peran mereka.
Polisi juga sejauh ini belum menjelaskan motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.
Mohamad Ilham Pradipta diculik saat berada di area parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025.
Keesokan harinya, jasad kacab bank BUMN itu ditemukan di area persawahan sawah Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
Saat pertama ditemukan, saksi melihat kacab bank BUMN ini dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/26/68ad53896cc76.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Jejak Kelam Dwi Hartono: Dari Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Megapolitan
Jejak Kelam Dwi Hartono: Dari Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Motivator Dwi Hartono menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai salah satu dari 15 tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Rupanya, kasus tersebut bukan perkara hukum pertama Dwi Hartono.
Otak pembunuhan kacab bank BUMN ini juga pernah terjerat kasus pemalsuan ijazah. Bahkan, dalam kasus itu Dwi Hartono pernah mendekam di balik jeruji besi.
“Iya benar, di tahun 2012 terkait pemalsuan ijazah SMA,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena saat dikonfirmasi, Rabu (27/8/2025).
Pada 2012, Dwi Hartono terjerat kasus pemalsuan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan nilai palsu sejumlah mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unissula Semarang.
Kala itu, Dwi masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unissula angkatan 2004.
Sejak 2006, ia menyebarkan brosur bimbel bernama Smart Solution yang menawarkan jaminan pasti diterima di jurusan kedokteran, kebidanan, keperawatan, farmasi, dan akuntansi.
Dwi Hartono mengubah nilai dan ijazah para calon mahasiswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Atas tindakannya itu, dia menerima uang mulai dari Rp 5 juta-Rp 10 juta dari setiap calon mahasiswa yang mendaftar.
Kasus ini terungkap setelah seorang Dekan Fakultas Kedokteran Unissula saat itu, Taifuqurrachman melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang.
Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Semarang menjauhkan vonis enam bulan terhadap Dwi Hartono.
Putusan itu lebih rendah daripada tuntutan jaksa yang menuntut Dwi Hartono kurungan penjara selama satu tahun.
Kompas.com menelusuri jejak digital Dwi Hartono dan menemukan latar belakangnya sebagai pengusaha dengan bidang usaha yang cukup beragam.
Dalam bio akun Instagram @klanhartono, Dwi mencantumkan fokus pada properti, perkebunan, trading, pendidikan, e-commerce, fashion, dan skincare.
Selain itu Dwi Hartono juga terhubung dengan lembaga sosial melalui @hartono_foundation.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Dwi juga aktif sebagai motivator bisnis.
Ia memiliki kanal YouTube bernama Klan Hartono dengan lebih dari 169.000 pengikut, tempat ia sering membagikan video motivasi dan inspirasi bisnis di usia muda.
Dwi Hartono juga tercatat sebagai pendiri Guruku.com, aplikasi pendidikan digital yang dikelola oleh PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (PT DAI).
Berdasarkan penelusuran Kompas.com. guruku bergerak di bidang pendidikan nonformal dengan fokus pada kualitas tenaga pendidik, materi, dan soal pembelajaran.
Guruku juga membuka akses pelatihan bisnis, pengembangan UMKM, hingga penguatan soft skill bagi pelajar maupun profesional.
Selain Guruku, Dwi juga memiliki PT Hartono Mandiri Makmur, sebuah marketplace.
Dari hasil penelusuran Kompas.com, melalui mesin pencarian, tempat usaha itu beralamat di Perumahan Kota Wisata Cibubur, Cluster San Fransisco, Blok Q1 No 8, Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sejauh ini polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37)
Mereka terbagi dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban.
Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.
Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH.
Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi. Termasuk peran-peran mereka.
Polisi juga sejauh ini belum menjelaskan motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.
Mohamad Ilham Pradipta diculik saat berada di area parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025.
Keesokan harinya, jasad kacab bank BUMN itu ditemukan di area persawahan sawah Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
Saat pertama ditemukan, saksi melihat kacab bank BUMN ini dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kasus Penculikan Kacab BRI, Polisi Ungkap Sosok Tim Pengintai
Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya mengungkap salah satu tersangka yang berperan sebagai tim pengintaian di kasus penculikan dan pembunuhan Kepala KCP Bank BRI di Jakarta, MIP (35).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan tim pengintai itu berinisial RS. Inisial itu mengacu pada nama Rohmat Sukur.
“Saudara RS ini berperan menyediakan tim pantau yang mengikuti kegiatan korban dan juga menyediakan tim IT,” ujar Ade di Polda Metro Jaya, Rabu (27/8/2025).
Dia menjelaskan, terhadap RS mulanya dilakukan penggeledahan di kediamannya Candisari, Semarang. Namun, RS diduga melarikan diri sebelum tim tiba di lokasi.
Kemudian, tim penyidik mendapatkan informasi bahwa RS berada di tempat persembunyiannya di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
“Dan akhirnya pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2025 Sekitar pukul 2.15 dini hari Tim berhasil menangkap Saudara RS Kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya,” pungkasnya.
Secara total, kepolisian telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus ini termasuk, Dwi Hartono. Belasan orang itu dikelompokkan berdasarkan perannya.
Misalnya, ada kelompok aktor intelektual. Kemudian, tiga lainnya adalah klaster pembuntutan, penculikan, dan eksekusi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Adapun, penculikan Kepala KCP Bank BUMN ini terjadi di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada (20/8/2025).
Keesokan harinya, mayat MIP ditemukan di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis (22/8/2025) sekitar 05.30 WIB. Jenazah itu ditemukan dalam kaki dan tangan terikat, serta mata dilakban.
-
/data/photo/2025/08/27/68aec558547ed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Sering Bagi-bagi Makanan Jumat Berkah Megapolitan 27 Agustus 2025
Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Sering Bagi-bagi Makanan Jumat Berkah
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Dwi Hartono, otak penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, disebut sering membagi-bagikan makanan di rumahnya.
Biasanya, Dwi Hartono, sering membagikan nasi kotak di rumahnya dalam kegiatan Jumat Berkah.
Rudi (35), tetangga Dwi Hartono, mengaku pembagian nasi kotak biasanya dilakukan dari rumah bernomor Q-8 yang terhubung dengan kediaman pelaku di Q-9.
Kedua rumah tersebut diketahui bertuliskan “Klan Hartono” pada plakat nomor rumahnya.
“Yang sebelahnya ini, yang (Q8) ini suka bagi-bagi Jumat berkah. Nasi kotak gitu, tapi enggak pernah keliatan orangnya (Dwi Hartono) selama saya disini,” ucap Rudi saat ditemui, Rabu (27/8/2025).
Selama hampir setahun menetap di kawasan itu, Rudi menyebut dirinya tak pernah sekalipun melihat sosok Dwi.
Menurut dia, yang kerap muncul justru para asisten rumah tangga yang membagikan nasi kotak.
“Enggak tau, enggak pernah keluar, kita disini sudah hampir satu tahun belom pernah lihat orangnya, baru tau pas ada kasus-kasus itu, ternyata rumahnya disitu Q9 ya,” kata Rudi.
Ia menambahkan, pembagian nasi kotak biasanya dilakukan oleh dua hingga tiga orang pembantu yang datang sekitar pukul 11.00 hingga 11.30 WIB.
“Pembantunya, ya mbak-mbaknya itu jam 11.00 WIB atau 11.30 WIB lah ada dua sampai tiga orang suka disitu,” ujar dia.
Menurut Rudi, rumah tersebut hingga kini masih ditempati oleh para pembantu.
Namun, kegiatan Jumat berkah berhenti pada pekan lalu, setelah kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ramai diberitakan.
“Minggu kemarin kayanya enggak tuh, karena minggu kemaren kita yg bagi-bagi. Jumat yang kemarinnya lagi (masih) bagi-bagi deh tapi ya mbaknya yang bagi-bagi semua cewek yang bagi-bagi,” kata dia.
Sejauh ini polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus pembunuhan dan penculikan kepala cabang bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta.
Mereka terbagi dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban.
Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.
Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH.
Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi. Termasuk peran-peran mereka.
Polisi juga sejauh ini belum menjelaskan motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.
Mohamad Ilham Pradipta diculik saat berada di area parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025.
Keesokan harinya, jasad kacab bank BUMN itu ditemukan di area persawahan sawah Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
Saat pertama ditemukan, saksi melihat korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5328958/original/004348600_1756271009-dwi_hartono.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jejak Dwi Hartono di Tebo Jambi, Sosok Dermawan, Pernah Pulang Kampung Naik Helikopter
Liputan6.com, Jambi – Nama Dwi Hartono (DH) memang kerap menjadi bahan perbincangan hangat di masyarakat. Di kampung halamannya, Dwi Hartono dikenal sebagai seorang pengusaha kaya raya asal Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi.
Dia makin dikenal setelah ditangkap polisi bersama beberapa orang lainya. Dwi Hartono bahkan menjadi otak di balik aksi penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (MIP).
Dwi Hartono ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/8/25) sekitar pukul 20.15 Wib. Adapun peran Dwi Hartono dalam kasus ini adalah aktor penculikan MIP. Dia diculik di parkiran sebuah supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
“Salah satu aktor penculikan ya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.
Dwi Hartono punya latar belakang bisnis yang mentereng. Dia mengaku sebagai pengusaha properti, fesyen, skin care, hingga bimbingan belajar Hartono Foundation. Selain punya latar belakang sebagai bos, Dwi Hartono ternyata dikenal sebagai seorang motivator.
Tapi siapa nyana, Dwi Hartono merupakan seorang yang berasal dari kampung halaman di Rimbo Bujang yang berjarak 250 kilometer dari Kota Jambi. Di kampung halamannya Rimbo Bujang yang merupakan Kawasan eks transmigrasi itu, Hartono menghabiskan masa kecilnya.
Dia pernah tinggal bersama orang tuanya di Jalan Sapat, RT 22, Dusun Jati Makmur, Desa Mekar Kencana (Unit VI), Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi.
Rumahnya itu dua lantai dan bercat putih. Perbagar kelir biru. Dalam beberapa hari terakhir rumah tersebut kosong. Pagarnya terkunci.
“Informasinya (rumah) kosong, belum tahu orang tuanya kemana. Mungkin nyusul ke Jakarta,” kata Nanang, warga Tebo saat dihubungi tim Liputan6.com dari Jambi, Rabu (27/8/2025).
Dwi Hartono pernah menamatkan sekolah di SD Negeri 177/VIII Jalan Meranti Desa Tirta Kencana, dan SMP Negeri 13 Jalan Kolim, Desa Tirta Kencan. Setelah tamat SMP, dia melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA sampai Perguruan Tinggi di Jawa.
-

Peran 15 Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab BRI: Pengintai hingga Eksekutor
Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya mengungkap peran 15 pelaku dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala KCP Bank BRI di Jakarta Pusat berinisial MIP (35).
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim mengatakan ke-15 pelaku ini memiliki empat peran yang berbeda dalam kasus ini. Misalnya, ada kelompok aktor intelektual.
Kemudian, tiga lainnya adalah klaster pembuntutan, penculikan, dan eksekusi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
“Aktor intelektual, klaster membuntuti, klaster yang menculik, klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang korban,” ujar Abdul kepada wartawan, Rabu (27/8/2025).
Hanya saja, Abdul tidak merinci sosok-sosok yang berada di empat kelompok ini. Namun demikian, dia menyatakan bahwa 15 orang pelaku ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Yang sudah ditangkap dan ditetapkan tersangka sudah 15 orang,” pungkasnya.
Sekadar informasi, peristiwa penculikan Kepala KCP Bank BUMN ini terjadi di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada (20/8/2025).
Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima Bisnis, tampak MIP tengah berdiri di TKP dan hendak masuk ke mobilnya berkelir hitam, namun MIP tiba-tiba disergap oleh sejumlah orang.
Meskipun sempat melawan, MIP terlihat tak bisa lepas dari penyergapan itu. MIP kemudian diseret ke mobil berwarna putih milik komplotan tersebut dan bergegas meninggalkan lokasi.
Keesokan harinya, mayat MIP ditemukan di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis (22/8/2025) sekitar 05.30 WIB. Jenazah itu ditemukan dalam kaki dan tangan terikat, serta mata dilakban.
-

Sosok Dwi Hartono yang Disebut Otak Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BRI
Jakarta: Misteri penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih akhirnya mulai terungkap. Polisi mengidentifikasi sosok yang menjadi otak di balik aksi keji tersebut yakni Dwi Hartono, seorang pria yang dikenal sebagai pengusaha bimbingan belajar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, membenarkan bahwa Dwi Hartono (DH) berperan sebagai dalang dalam kasus penculikan yang berakhir tragis itu.
“Saya hanya membenarkan inisial DH ya (dalang penculikan),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi, Selasa, 26 Agustus 2025.
Menurut keterangan pihak kepolisian, DH tidak bertindak sendirian. Ia diduga kuat sebagai aktor intelektual, perancang utama dari penculikan yang menewaskan Ilham Pradipta. Selain dikenal sebagai pengusaha bimbel, DH juga disebut-sebut aktif sebagai seorang motivator, meski polisi masih mendalami peran ganda tersebut.
Tim dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap DH pada Sabtu malam (23/8), pukul 20.15 WIB, di wilayah Solo, Jawa Tengah. Ia ditangkap bersama dua tersangka lain, berinisial YJ dan AA.
Penangkapan berlanjut keesokan harinya, Minggu (24/8), ketika polisi meringkus tersangka keempat berinisial C di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Keempat orang ini disebut polisi sebagai aktor intelektual di balik penculikan Ilham.
“Empat orang itu aktor intelektual,” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim dalam keterangan tertulis.
Tak hanya otak di balik kejahatan, para pelaku lapangan atau eksekutor juga berhasil diamankan. Tiga di antaranya AT, RS, dan RAH ditangkap di sebuah rumah di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat. Sementara satu eksekutor lainnya, RW alias Erasmus Wawo, ditangkap di bandara saat berupaya melarikan diri ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kronologi penculikan dan penemuan jasad IlhamInsiden penculikan terjadi pada Rabu (20/8), di sebuah area parkir pusat perbelanjaan di kawasan Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur. Aksi para pelaku terekam kamera CCTV.
Namun keesokan harinya, Kamis (21/8), warga menemukan jasad Ilham di area persawahan Desa Naga Sari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Kondisi tubuh korban mengenaskan: matanya tertutup lakban, tangan dan kaki dalam keadaan terikat.
Tim forensik menyimpulkan bahwa Ilham meninggal akibat kekerasan benda tumpul di bagian dada dan leher. Ia juga diduga mengalami asfiksia, kekurangan oksigen akibat tekanan hebat di dada dan leher, yang membuatnya kesulitan bernapas.
Saat ini, kepolisian masih terus menyelidiki motif di balik penculikan yang berubah menjadi pembunuhan ini. Dugaan keterlibatan pelaku dalam dunia bisnis dan motivasi pribadi mereka menjadi salah satu fokus pendalaman.
Jakarta: Misteri penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih akhirnya mulai terungkap. Polisi mengidentifikasi sosok yang menjadi otak di balik aksi keji tersebut yakni Dwi Hartono, seorang pria yang dikenal sebagai pengusaha bimbingan belajar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, membenarkan bahwa Dwi Hartono (DH) berperan sebagai dalang dalam kasus penculikan yang berakhir tragis itu.
“Saya hanya membenarkan inisial DH ya (dalang penculikan),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi, Selasa, 26 Agustus 2025.Menurut keterangan pihak kepolisian, DH tidak bertindak sendirian. Ia diduga kuat sebagai aktor intelektual, perancang utama dari penculikan yang menewaskan Ilham Pradipta. Selain dikenal sebagai pengusaha bimbel, DH juga disebut-sebut aktif sebagai seorang motivator, meski polisi masih mendalami peran ganda tersebut.
Tim dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap DH pada Sabtu malam (23/8), pukul 20.15 WIB, di wilayah Solo, Jawa Tengah. Ia ditangkap bersama dua tersangka lain, berinisial YJ dan AA.
Penangkapan berlanjut keesokan harinya, Minggu (24/8), ketika polisi meringkus tersangka keempat berinisial C di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Keempat orang ini disebut polisi sebagai aktor intelektual di balik penculikan Ilham.
“Empat orang itu aktor intelektual,” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim dalam keterangan tertulis.
Tak hanya otak di balik kejahatan, para pelaku lapangan atau eksekutor juga berhasil diamankan. Tiga di antaranya AT, RS, dan RAH ditangkap di sebuah rumah di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat. Sementara satu eksekutor lainnya, RW alias Erasmus Wawo, ditangkap di bandara saat berupaya melarikan diri ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kronologi penculikan dan penemuan jasad Ilham
Insiden penculikan terjadi pada Rabu (20/8), di sebuah area parkir pusat perbelanjaan di kawasan Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur. Aksi para pelaku terekam kamera CCTV.
Namun keesokan harinya, Kamis (21/8), warga menemukan jasad Ilham di area persawahan Desa Naga Sari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Kondisi tubuh korban mengenaskan: matanya tertutup lakban, tangan dan kaki dalam keadaan terikat.
Tim forensik menyimpulkan bahwa Ilham meninggal akibat kekerasan benda tumpul di bagian dada dan leher. Ia juga diduga mengalami asfiksia, kekurangan oksigen akibat tekanan hebat di dada dan leher, yang membuatnya kesulitan bernapas.
Saat ini, kepolisian masih terus menyelidiki motif di balik penculikan yang berubah menjadi pembunuhan ini. Dugaan keterlibatan pelaku dalam dunia bisnis dan motivasi pribadi mereka menjadi salah satu fokus pendalaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(PRI)