kab/kota: Pasar Rebo

  • Kisah di Balik Penamaan Pasar Sesuai Nama Hari di Betawi

    Kisah di Balik Penamaan Pasar Sesuai Nama Hari di Betawi

    3. Pasar Rebo

    Nama Pasar Rabu sudah tidak ada di Jakarta, tetapi dahulu terdapat pasar tradisional yang bernama Pasar Rebo. Nama ini juga telah menjadi nama sebuah kecamatan di daerah Jakarta Timur.

    Nama pasar ini telah berganti menjadi Pasar Induk Kramat Jati. Perubahan nama dilakukan karena adanya pemindahan lokasi pasar oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.

    Pasar Rabu dipindahkan ke Jalan Raya Bogor dan menjadi Pasar Induk Kramat Jati. Lokasi sebelumnya dianggap kurang cocok sebagai tempat untuk aktivitas jual beli, sehingga harus dipindah.

    Sejak dahulu, pasar ini dikenal sebagai pusat perbelanjaan sayur mayur. Pada masa penjajahan Belanda, pasar ini hanya aktif pada Senin, Selasa, dan Rabu.

    4. Pasar Kamis

    Konon, Pasar Kamis dahulu hanya melakukan aktivitas perdagangan setiap Kamis. Saat ini, namanya telah berganti menjadi Pasar Jatinegara yang berada di Jakarta Timur.

    Pada gapura menuju pasar terdapat tulisan Mester. Pada masa pemerintahan Belanda, pasar ini dikenal dengan nama Mesteer Passer atau Pasar Meester.

    Nama ini berasal dari nama seorang guru agama Kristen, Cornelis Senen, yang saat itu dipanggil dengan sebutan Meester (tuan guru). Pada pertengahan abad ke-17, Meester Cornelis diberikan izin oleh pemerintah Belanda untuk membuka lahan hutan jati yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari Batavia.

    Saat ini, hutan yang dibuka oleh Meester Cornelis dikenal sebagai daerah padat penduduk Jatinegara. Selain di kawasan Jatinegara, penamaan Pasar Kemis juga ada di wilayah Tangerang Banten.

    5. Pasar Jumat

    Pada masa penjajahan Belanda, terdapat tiga pasar yang hanya buka segiap Jumat saja, yakni Pasar Jumat, Pasar Klender, dan Pasar Cimanggis. Namun, saat ini Pasar Jumat telah berganti nama menjadi Pasar Lebak Bulus yang ada di dekat Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

    Sekitar 1975, para pedagang di Pasar Jumat kerap berjualan dengan membawa dagangannya menggunakan pikulan. Mereka juga menggelar dagangannya dengan beralaskan kain.

    Para pedagang yang tadinya berjualan di Pasar Lebak Bulus kemudian dipindahkan ke dua pasar yang ada di dekat bekas Pasar Lebak Bulus. Dua pasar tersebut adalah Pasar Mede yang ada di Jalan Fatmawati Raya dan Pasar Bata Putih yang ada di Jalan Kramat Kebayoran Lama.

    Penulis: Resla

  • Jaktim awasi pengemis suami istri usai pulang dari RSKD Duren Sawit

    Jaktim awasi pengemis suami istri usai pulang dari RSKD Duren Sawit

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial mengawasi pengemis yang merupakan pasangan suami- istri di wilayah Kelapa Dua Wetan, Ciracas, yang baru pulang dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Kami tetap meminta kepada Sudin Sosial agar terus melakukan monitor, mengawasi pengemis suami dan istri yang sudah pulang dari RSKD Duren Sawit,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Timur Kusmanto saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Kusmanto memberikan arahan kepada jajaran Suku Dinas (Sudin) Sosial Jakarta Timur untuk sigap dalam menangani jika ada permasalahan terkait kenyamanan masyarakat.

    “Tentunya kami mengarahkan bila memerlukan pelayanan, segera ditangani dengan cepat,” ujar Kusmanto.

    Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Rizqon Hermawan mengatakan, pihaknya sudah membawa AG dan DP ke RSKD Duren Sawit, Minggu (25/5) siang.

    Lalu AG (37) dan DP (22) sudah dipulangkan dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit atas permintaan suami karena memikirkan dua anaknya yang masih kecil dan membutuhkan perawatan.

    “Kita sudah bawa ke RSKD Duren Sawit kemarin siang. Tapi untuk rekam medis suaminya, pihak keluarga tidak memberikan. Jadi untuk kepastian terindikasi ODGJ atau bukan kita belum mengetahui,” katanya.

    Sebelum kembali, AG dan DP membuat surat pernyataan berisi tidak akan mengulangi tindakannya masing-masing. Surat tersebut ditandatangani di atas meterai dan tertera tanda tangan saksi, ketua RT 007 dan RW 008.

    Surat pernyataan AG berisi janjinya tidak akan melakukan KDRT kepada istrinya, tidak mengemis di jalan atau tempat umum dengan membawa istri dan anak dan tidak melakukan eksploitasi anak dan istrinya.

    Sedangkan surat pernyataan DP berisi janjinya tidak akan ikut mengemis di jalan atau tempat umum dan tidak akan mengeksploitasi anak.

    Sebelumnya, viral di media sosial Instagram @ciracasinfo seorang istri mengalami tindakan KDRT di wilayah Jakarta Timur (Jaktim). Dalam video tersebut terlihat sang istri yang mendapatkan perlakukan kekerasan hingga dipaksa mengemis oleh suaminya.

    Selain itu, video tersebut juga memperlihatkan beberapa warga yang memperingatkan AG terkait kelakuannya tersebut. Namun AG hanya duduk sambil menghisap rokok dan menggendong anaknya yang masih bayi.

    Sedangkan korban yang mendapatkan tindakan KDRT menangis setelah dipisahkan oleh suaminya.

    “Petugas berkoordinasi dengan pihak RT dan keluarga didapatkan informasi bahwa Taruna terindikasi memiliki gangguan kejiwaan,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin saat dihubungi di Jakarta, Minggu (25/5).

    Munjirin menyebutkan, Satuan Tugas (Satgas) Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Posko Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur, menindaklanjuti laporan masyarakat melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kelurahan Kelapa Dua Wetan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Suami yang paksa istrinya mengemis dipulangkan dari RSKD Duren Sawit

    Suami yang paksa istrinya mengemis dipulangkan dari RSKD Duren Sawit

    Jakarta (ANTARA) – Suami yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan memaksa istrinya mengemis di wilayah Kelapa Dua Wetan, Ciracas, sudah dipulangkan dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Informasi dari RSKD Duren Sawit, kedua orang tersebut (suami dan istri) sudah dipulangkan,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Timur Kusmanto saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Kusmanto menyebutkan, suami berinisial AG (37) meminta kepada pihak RSKD Duren Sawit agar dirinya dan sang istri, DP (22), dipulangkan karena masih ada anak kecil yang membutuhkan perawatan.

    “Suami dan istri dipulangkan karena permintaan dari sang suami bahwa mereka berdua masih memiliki dua anak yang masih kecil,” ujar Kusmanto.

    Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur Rizqon Hermawan mengatakan, pihaknya sudah membawa AG dan DP ke RSKD Duren Sawit, Minggu (25/5) siang.

    Namun, pihak Suku Dinas (Sudin) Sosial tidak mengetahui pasti rekam medis AG dan DP untuk kepastian apakah ada gangguan jiwa atau tidak.

    “Kita sudah bawa ke RSKD Duren Sawit kemarin siang. Tapi untuk rekam medis suaminya, pihak keluarga tidak memberikan. Jadi untuk kepastian terindikasi ODGJ atau bukan kita belum mengetahui,” katanya.

    Sebelumnya, viral di media sosial Instagram @ciracasinfo seorang istri mengalami tindakan KDRT di wilayah Jakarta Timur (Jaktim). Dalam video tersebut terlihat sang istri yang mendapatkan perlakukan kekerasan hingga dipaksa mengemis oleh suaminya.

    Selain itu, video tersebut juga memperlihatkan beberapa warga yang memperingatkan AG terkait kelakuannya tersebut. Namun AG hanya duduk sambil menghisap rokok dan menggendong anaknya yang masih bayi.

    Sedangkan korban yang mendapatkan tindakan KDRT menangis setelah dipisahkan oleh suaminya.

    “Petugas berkoordinasi dengan pihak RT dan keluarga didapatkan informasi bahwa Taruna terindikasi memiliki gangguan kejiwaan,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin saat dihubungi di Jakarta, Minggu (25/5).

    Munjirin menyebutkan, Satuan Tugas (Satgas) Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Posko Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur, menindaklanjuti laporan masyarakat melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kelurahan Kelapa Dua Wetan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tekan Penyebaran Tuberkulosis, Pemkot Jaktim Gencarkan Kampung Siaga TBC
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Mei 2025

    Tekan Penyebaran Tuberkulosis, Pemkot Jaktim Gencarkan Kampung Siaga TBC Megapolitan 9 Mei 2025

    Tekan Penyebaran Tuberkulosis, Pemkot Jaktim Gencarkan Kampung Siaga TBC
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot)
    Jakarta Timur
    akan menggencarkan
    Kampung Siaga

    Tuberkulosis
    (
    TBC
    ) untuk menekan tingginya angka TBC di wilayah tersebut.
    “Jadi sebenernya untuk provinsi DKI Jakarta, tak terkecuali Jakarta Timur, sudah memulai satu tahun yang lalu untuk peluncuran
    kampung siaga
    atau bebas TBC, dan salah satunya di Kampung Rambutan ini adalah yang dinilai terbaik dalam penanganan pengentasan TBC tersebut,” ujar Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Kantor kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).
    Munjirin menjelaskan, Pemkot Jakarta Timur dan Kementerian Kesehatan akan terus berupaya menekan penyebaran TBC.
    “Jadi nanti ke depannya mungkin dengan ada Kementerian ke sini, sudah disampaikan nanti kita akan lebih masif lagi (mengurangi penyebaran TBC) karena ini gerakan bisa sukses bisa selesai tidak hanya mengandalkan SKPD saja, tapi dari Pemda juga,” ungkap Munjirin.
    Selain itu, Munjirin berencana mengadakan lomba untuk mendukung pengurangan angka TBC di Jakarta Timur.
    “Ya nanti kita sampaikan untuk memacu itu, nanti mungkin masing-masing kampus yang diusulkan oleh Pak Lurah akan kita lombakan untuk mencari berlomba-lomba mengentaskan TBC ini. Jadi nanti Pak Lurah akan menggandeng seluruh masyarakat dan
    stakeholder
    ,” ucapnya.
    Sebelumnya, Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Timur mencatat ada 2.645 warga Jakarta Timur yang terjangkit
    tuberkulosis
    (TBC) selama periode Januari-Maret 2025.
    Berdasarkan data, 2.645 warga yang terjangkit TBC berasal dari 10 kecamatan di Jakarta Timur, yakni Cakung (225), Cipayung (90), Ciracas (132), Duren Sawit (141), Jatinegara (206), Kramatjati (106), Makasar (82), Matraman (84), Pasar Rebo (83), Pulogadung (193), dan rumah sakit (1.303).
    Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy menyampaikan, ribuan pasien yang terjangkit TBC akan diberikan pengobatan selama beberapa bulan ke depan untuk proses penyembuhan.
    Herwin berujar, tingkat keberhasilan pengobatan pasien TBC mencapai 65 persen. Jika pasien TBC terputus pengobatannya, mereka harus memulai kembali pengobatan dari awal.
    “Untuk masyarakat Jakarta Timur untuk datang ke puskesmas ke klinik atau rumah sakit untuk memeriksakan diri, pemeriksaan gratis, pengobatan gratis,” ungkap Herwin. Lebih lanjut, Herwin menjelaskan penyebab kecamatan Cakung dan Pulogadung menjadi wilayah dengan kasus TBC tertinggi di Jakarta Timur.
    “Karena Cakung terbanyak (warganya) di Jakarta Timur. Kemudian juga kalau di Pulogadung itu migrasi orang, karena ada terminal dan sebagainya, berdekatan dengan daerah-daerah penyelenggara lainnya,” ucap Herwin.
    Herwin menyebutkan bahwa dari 2.645 kasus yang tercatat, sebanyak 324 di antaranya adalah anak-anak. Dia menjelaskan, penyebaran TBC pada anak sering kali terjadi akibat kontak erat dengan orang terdekat.
    “Bisa juga dari orang kontak terdekat, orang kontak terdekat itu orang serumah. Artinya mereka yang erat ya kontak erat dengan orang yang serumah, bisa juga teman bermain atau tetangga,” ujar Herwin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaktim sterilisasi 128 ekor kucing tekan populasi

    Jaktim sterilisasi 128 ekor kucing tekan populasi

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) telah melakukan sterilisasi sebanyak 128 ekor kucing liar dan peliharaan di sejumlah kelurahan pada 6-7 Mei 2025 untuk menekan populasi kucing di wilayahnya.

    “Kami sudah melakukan sterilisasi 128 ekor kucing di enam kelurahan pada kegiatan sterilisasi yang digelar pada 6-7 Mei 2025,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Ke-128 ekor kucing yang dilakukan sterilisasi itu terdiri atas 93 ekor kucing dari Kelurahan Dukuh (Kramat Jati), Cilangkap (Cipayung) 18 ekor kucing, Pondok Ranggon (Cipayung) 10 ekor kucing, Makasar tiga ekor kucing, Duren Sawit satu kucing, dan Kelurahan Baru (Pasar Rebo) berjumlah tiga ekor kucing.

    “Kucing yang sudah kami sterilisasi dari enam kelurahan itu terdiri dari 124 ekor kucing jantan dan empat ekor betina,” ujar Taufik.

    Sterilisasi tersebut berhasil terealisasi melalui kolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswannak) Dinas KPKP DKI Jakarta, pecinta hewan, dan warga.

    “UPT Pusyankeswannak itu mengerahkan empat dokter hewan. Sementara, dari Sudin KPKP Jakarta Timur satu dokter hewan,” ucap Taufik.

    Sterilisasi yang dilakukan terhadap kucing peliharaan maupun kucing liar ini menggunakan metode Tangkap-Kebiri-Lepas atau Trap-Neuter-Return (TNR).

    “Untuk metode TNR ini, kucing ditangkap, disterilisasi, lalu dikembalikan ke tempat awal penangkapan,” kata Taufik.

    Sudin KPKP Jaktim menargetkan sterilisasi 2.000 ekor kucing pada 2025 untuk menekan populasi kucing di wilayahnya.

    Target tersebut meningkat dibandingkan 2024 sebanyak 500 ekor kucing karena banyaknya aduan terkait kucing liar. Sterilisasi kucing ini juga bersinergi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

    Pelaksanaan sterilisasi kucing itu akan dilakukan di setiap kecamatan dengan lokasi ditentukan PDHI dengan klinik swasta setempat.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 324 Anak di Jakarta Timur Terpapar Tuberkulosis

    324 Anak di Jakarta Timur Terpapar Tuberkulosis

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Sudin Kesehatan Jakarta Timur menemukan 324 kasus anak positif tuberkulosis atau 10 persen dari total kasus TBC pada Januari-Maret 2025.

    Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy mengatakan jumlah kasus tersebut berdasarkan hasil temuan Sudin Kesehatan dari pemeriksaan 10 Puskesmas kecamatan.

    Dari hasil pemeriksaan Sudin Kesehatan Jakarta Timur ratusan anak itu terpapar TBC dari orang-orang di lingkungan terdekat, baik orangtua maupun teman bermain dan tetangga.

    “Bisa (tertular) dari kontak terdekat. Artinya orang yang kontak erat, tinggal serumah, bisa juga teman bermain atau tetangga,” kata Herwin di Jakarta Timur, Selasa (6/5/2025).

    Sehingga dalam setiap kasus tuberkulosis, Sudin Kesehatan Jakarta Timur selalu melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang memiliki riwayat kontak langsung dengan pasien.

    Tujuannya memastikan sumber kasus dan mencegah agar penularan tidak meluas, serta agar warga penderita tuberkulosis dapat segera mendapatkan penanganan medis untuk pemulihan.

    Sudin Kesehatan Jakarta Timur mengimbau agar para orangtua yang mendapati gejala tuberkulosis pada anak, segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan.

    “Orangtua perlu melakukan pemeriksaan. Misalkan kalau ada gejala batuk yang sampai lebih dari dua minggu, kemudian nafsu berkurang, atau berat badan enggak tambah naik,” ujarnya.

    Herwin menuturkan obat untuk pasien tuberkulosis dapat diakses secara gratis di masing-masing Puskesmas sesuai domisili, sehingga warga diimbau tidak perlu ragu untuk berobat.

    Warga juga diimbau tidak memberikan stigma negatif kepada warga penderita tuberkulosis, karena tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan.

    Secara umum pasien tuberkulosis membutuhkan waktu enam bulan untuk sembuh, dengan catatan setiap harinya rutin mengonsumsi obat-obatan diberikan sesuai anjuran.

    “Misalkan mereka ada yang putus obat, maka kita harus pulang lagi. Jika misalkan tidak selesai, ada warga yang sudah resisten dengan obat-obatan ini, kita rujuk rumah sakit rujukan,” tuturnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dalam 3 Bulan di Jakarta Timur,  2.645 Warga Terjangkit TBC

    Dalam 3 Bulan di Jakarta Timur, 2.645 Warga Terjangkit TBC

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Sudin Kesehatan Jakarta Timur mencatat sebanyak 2.645 kasus warga positif tuberkulosis (TBC) sepanjang periode bulan Januari-Maret 2025.

    Plt Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah mengatakan jumlah kasus tersebut berdasarkan hasil temuan Sudin Kesehatan dari pemeriksaan 10 Puskesmas kecamatan.

    “Data ini dinamis, karena tentu domisili. Jumlah penduduk kita kan memang tertinggi dengan data kependudukan yang ada secara de facto tinggal di Jakarta Timur,” kata Iin, Selasa (6/5/2025).

    Meski secara angka jumlah kasus positif tuberkulosis di Jakarta Timur tampak tinggi, tapi hal ini menunjukkan upaya penelusuran yang dilakukan Sudin Kesehatan berhasil.

    Pasalnya jika seseorang yang menderita tuberkulosis tidak terdeteksi, maka justru berisiko membuat penularan kasus meluas dan membuat penanganan kasus terlambat.

    Sementara bila ditemukan warga yang menderita tuberkulosis maka penanganan dapat lebih cepat dilakukan di masing-masing Puskesmas, dan penularan pada masyarakat dapat dicegah.

    “Kita punya target capaian sampai dengan target nasional TBC 0 di tahun 2030. Tentu nanti Sudin bersama seluruh jajaran, dan Dinas Kesehatan akan membuat target capaian setiap tahunnya,” ujar Iin.

    Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur selama tahun 2024, keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis mencapai 65 persen atau sebanyak 2.285 warga sudah sembuh.

    Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy menuturkan pasien positif tuberkulosis harus menjalani pengobatan selama enam bulan hingga dapat dinyatakan sembuh.

    “Secara teknis yang utama kita mencari terduga TB. Kita pemeriksaan di puskesmas atau klinik, kemudian kita kirim ke laboratorium. Jika positif TB, kita batin sampai enam bulan,” tutur Herwin.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Ada CFD Depok, 15 Rute Angkutan Umum Dialihkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Mei 2025

    Ada CFD Depok, 15 Rute Angkutan Umum Dialihkan Megapolitan 4 Mei 2025

    Ada CFD Depok, 15 Rute Angkutan Umum Dialihkan
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok mengalihkan 15 rute angkutan umum saat berlangsungnya
    car free day
    (CFD) di Jalan Margonda Raya.
    CFD di Jalan Margonda Raya dilaksanakan perdana pada Minggu (4/5/2025), mulai pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB.
    Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Depok, Zamrowi menjelaskan, CFD menggunakan Jalan Margonda sisi Barat dari U-Turn Jalan Dahlia hingga Simpang Juanda.
    “Kami melakukan
    contraflow
    di sisi timur Margonda agar masyarakat tetap bisa melintas. Jadi yang biasanya satu arah, akan kami fungsikan dua arah selama CFD,” kata Zamrowi, Minggu (4/5/2025), dikutip dari
    Warta Kota.
    Rute atau trayek angkutan umum pun mengalami perubahan baik itu dari Tole Iskandar maupun Citayam selama CFD berlangsung.
    “Jika dari arah Jalan Tole Iskandar, Depok 2 Tengah, dan Siliwangi bisa menaiki angkot D 02, D 06, D 08, D 09, D 10 dan BisKita TransDepok turun di Terminal Depok,” kata dia.
    Kemudian, jika dari arah Citayam dan Grand Depok City (GDC), bisa menaiki angkot D 05, Mikro TransDepok D10A turun di Terminal Depok.
    Sementara dari arah Jalan Raya Sawangan dan Jalan Raya Pitara bisa menaiki angkot D 03 serta D 07 turun di Jalan Arief Rahman Hakim.
    “Jika warga Depok dari arah Kampung Rambutan, Pasar Rebo dan Kelapa Dua bisa naik angkutan D 112 dan T.19 turun di Terminal Depok,” ujar Zamrowi.
    “Sementara jika dari arah Bandara Soekarno Hatta, Cibubur, Jalan Raya Bogor via Jalan Ir H Juanda bisa naik bus bandara dan TransJakarta D 11 turun di Terminal Depok,” sambung dia.
    Sementara itu, Wali Kota Depok Supian Suri berharap, CFD ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk berolahraga.
    “Tujuan pertama, kita membudayakan masyarakat Kota Depok gemar berolahraga,” kata Supian di lokasi.
    Selain itu, CFD ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang cukup tinggi di Jalan Margonda Raya.
    Acara ini juga sebagai ajang silaturahmi antara warga melalui kegiatan olahraga.
    “Mudah-mudahan ini juga menjadi bagian dari menambah rezeki UMKM kita,” pungkas dia.
    Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dishub Alihkan 15 Rute Angkutan Umum Saat Car Free Day Jalan Margonda Depok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hardiknas 2025, Anak Disabilitas di Jakarta Masih Kesulitan dapat Akses Pendidikan

    Hardiknas 2025, Anak Disabilitas di Jakarta Masih Kesulitan dapat Akses Pendidikan

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Akses pendidikan bagi para penyandang disabilitas masih menjadi masalah yang belum terselesaikan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.

    Hingga kini anak penyandang disabilitas masih kesulitan mendapat akses pendidikan, termasuk pada sekolah inklusi yang digadang-gadang mewujudkan kesetaraan dan keadilan.

    Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DPC Jakarta Timur, Mulyawan mengatakan banyak anak penyandang disabilitas yang justru tidak mendapatkan hak-haknya di sekolah inklusi.

    “Apa yang digembar-gemborkan pemerintah bahwa pendidikan inklusi untuk disabilitas itu belum maksimal. Masih banyak kekurangan-kekurangan,” kata Mulyawan, Sabtu (3/5/2025).

    Dia mencontohkan kasus seorang anak penyandang disabilitas yang menjadi murid pada sebuah SDN di DKI Jakarta tidak mendapatkan pendampingan khusus dari guru di sekolah.

    Anak penyandang disabilitas tunanetra tersebut harus mengikuti pembelajaran menulis dan membaca sebagaimana anak-anak non disabilitas, sementara kondisinya tak memungkinkan.

    Guru yang disediakan pada sekolah inklusi pun belum memahami dan memiliki kompetensi untuk membimbing penyandang disabilitas sesuai dengan ragam kebutuhannya.

    “Contoh salah satu SDN (inklusi) di Jakarta, ketika (anak disabilitas tunanetra) masuk tidak disiapkan pendampingan. Tunanetra harus mengikuti pembelajaran yang sudah berjalan,” ujarnya.

    Mulyawan menuturkan bila sekolah inklusi benar menjunjung kesetaraan dan keadilan, maka sepatutnya terdapat guru yang memahami dan memiliki kompetensi membimbing anak disabilitas.

    Pasalnya penyandang disabilitas memiliki ragam kebutuhan berbeda, sehingga pemerintah patut memperhatikan kebutuhan masing-masing anak tunanetra, tunarungu, tunadaksa.

    Selain ketersediaan guru yang memahami dan memiliki kompetensi membimbing disabilitas, Pertuni DPC Jakarta Timur juga menyayangkan minimnya jumlah sekolah inklusi di DKI Jakarta.

    “Masih kurang, belum begitu banyak. Karena belum semua sekolah di Jakarta menerima inklusi. Kondisi bangunan sekolah inklusi juga tidak akses, apalagi untuk tunadaksa,” tuturnya.

    Sejumlah sekolah inklusi yang konstruksi gedungnya bertingkat justru tidak menyediakan akses memadai bagi penyandang disabilitas tunadaksa, khususnya pengguna kursi roda.

    Kondisi gedung sekolah yang sulit diakses ini tidak sejalan dengan Hardiknas 2025 yang mengusung tema ‘Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua’.

    Sehingga Pertuni DPC Jakarta Timur berharap pemerintah dapat mengakomodir hak anak-anak penyandang disabilitas mendapatkan pendidikan sesuai ragam kebutuhannya.

    “Fasilitas gedung itu harus dipenuhi. Kalau untuk sekolah bertingkat harus ada jalan khusus untuk tunadaksa. Siapkan juga guru-guru pendamping untuk berbagai disabilitas,” lanjut Mulyawan.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Teriakan Panik, Aksi Pria Naik Kursi Demi Rekam Damkar Depok Evakuasi Biawak Raksasa di Kamar Mandi

    Teriakan Panik, Aksi Pria Naik Kursi Demi Rekam Damkar Depok Evakuasi Biawak Raksasa di Kamar Mandi

    TRIBUNJAKARTA.COM – Teriakan panik penghuni rumah terdengar saat petugas Damkar Kota Depok melakukan evakuasi biawak raksasa yang berada di kamar mandi, Selasa (29/4/2025).

    Biawak berukuran 180 sentimeter itu masuk ke dalam rumah warga di Kampung Pasar Rebo RT 03 RW 01, Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Selasa (29/4/2025). 

    Evakuasi petugas Damkar Kota Depok itu menarik perhatian penghuni rumah. 

    Bahkan, seorang pria sampai menaiki kursi di ruang tamu rumah demi merekam aksi petugas Damkar Kota Depok mengevakuasi biawak raksasa tersebut.

    Dikutip dari akun instagram @depok24jam, terdengar kepanikan warga.

    “Aku juga mau lihat,” suara anak saat petugas Damkar Kota Depok mulai memasuki rumah tersebut.

    Petugas Damkar berseragam lengkap membawa sejumlah alat untuk mengevakuasi biawak.

    “Wa, buntutnya itu,” teriak perempuan.

    “Aaaarggh,” terdengar suara perempuan lainnya.

    Sementara itu, seorang pria berambut panjang nekat naik ke kursi ruang tamu demi merekam aksi petugas Damkar.

    “Luar biasa gedenya,” kata pria tersebut.

    Dikutip dari akun instagram tersebut, biawak tersebut membuat penghuni rumah panik dan segera menghubungi petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Depok, UPT Bojongsari.

    “Tim Damkar @depokfirerescue113 yang menerima laporan langsung meluncur ke lokasi dan melakukan evakuasi terhadap hewan liar tersebut,” tulis akun itu.

    Tiga petugas dikerahkan dalam proses evakuasi. Mereka menggunakan peralatan seperti hook, grab stick, sarung tangan pengaman (safety glove), dan jerat.

    Petugas menangkap hewan liar tersebut tanpa melukai hewan maupun membahayakan warga.

    “Petugas berhasil mengevakuasi biawak dengan selamat dan tanpa insiden. Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang dan segera melapor jika menemukan hewan liar yang membahayakan,” ujar petugas Damkar UPT Bojongsari.

    Evakuasi ini menjadi bentuk respons cepat DPKP Kota Depok dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat dari gangguan hewan liar.

    Apa yang Harus Dilakukan Bila Biawak Masuk Rumah?

    Dikutip dari Kompas.com, habitat hewan reptil ini dekat dengan permukiman warga.

    Biawak sendiri termasuk hewan jenis kadal yang berasal dari Asia, Afrika, dan Australia. 

    Mereka memiliki cakar yang tajam, leher panjang, dan ekor yang kuat. Sebagai hewan karnivora, biawak dapat bergerak cepat dan kuat mengejar mangsa. 

    Tergantung pada ukurannya, biawak akan memakan berbagai hewan yang lebih kecil darinya, mulai dari serangga, reptil kecil, burung, hingga mamalia kecil

    Apakah biawak berbahaya? 

    Pada dasarnya biawak pemalu dan lebih suka menjauh dari manusia. 

    Seperti kebanyakan hewan liar, biawak tidak menyerang kecuali merasa terprovokasi dan terancam. 

    Tapi, selama Anda menjaga jarak dan membiarkan mereka sendirian, Anda akan baik-baik saja. 

    Jika biawak masuk ke rumah 

    Lalu, bagaimana jika biawak masuk ke rumah? 

    Jangan panik. Biawak termasuk hewan pemalu dan tidak akan menyerang manusia kecuali diprovokasi atau dipojokkan.
    Jangan menyentuh, mengejar, atau menyudutkan biawak, karena mereka dapat menyerang Anda sebagai bentuk pertahanan. Tinggalkan biawak dan amati dari kejauhan. Biasanya mereka akan pergi ke tempat lain.
    Segera cari pertolongan medis jika Anda digigit biawak (jarang terjadi). Meskipun biawak mengeluarkan racun, tapi tidak fatal bagi manusia. 

    Meski demikian, gigitan biawak bisa menyebabkan infeksi bakteri. Sehingga, perlu segera mendapat pengobatan. 

    Mencegah Biawak Masuk ke Rumah

    Membuang limbah makanan secara benar. Bau yang mencolok bisa menarik perhatian biawak.
    Tutup lubang dan celah di sekitar rumah.
     Pangkas pohon dan ranting yang menjorok ke arah rumah untuk mencegah akses biawak masuk. Meskipun sebagian besar biawak hidup di darat, beberapa di antaranya adalah pemanjat pohon yang andal.
    Pasang pagar setinggi minimal 1 meter untuk mencegah biawak masuk ke pekarangan rumah. 

    Pastikan hewan peliharaan Anda tetap aman di dalam rumah, agar tak menarik perhatian biawak. (TribunJakarta.com/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya