Prabowo Umumkan Indonesia dan Eropa Akhirnya Sepakat soal Perjanjian CEPA
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden
Prabowo Subianto
mengumumkan bahwa Indonesia dan Uni Eropa telah sepakat untuk memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) setelah melalui negosiasi panjang selama 10 tahun.
Hal ini disampaikan Prabowo dalam pernyataan bersama seusai pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa
Ursula Von Der Leyen
di Brussel, Belgia, Minggu (13/7/2025).
“Hari ini kita telah mencapai suatu
breakthrough
. Setelah 10 tahun negosiasi, kita telah menyepakati untuk memiliki
Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA), yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” kata Prabowo, Minggu, dikutip dari
YouTube
Sekretariat Presiden.
Prabowo mengeklaim, Indonesia dan Komisi Eropa telah mencapai banyak kesepakatan untuk mengakomodasi kepentingan ekonommi masing-masing.
“Kami merasa ini bersifat saling menguntungkan secara simbolik,” ujar dia.
Prabowo mengatakan, Eropa adalah pemimpin dalam bidang sains, teknologi, dan keuangan,s edangkan Indonesia kaya akan sumber daya alam.
Oleh karena itu, menurut dia, kemitraan antara Indonesia dan Eropa akan menjadi kontribusi sangat penting bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia.
“Kami di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sangat menganggap Eropa sebagai bagian penting dalam menciptakan stabilitas global. Eropa, menurut kami, masih menjadi pemimpin dalam banyak aspek kehidupan modern. Kami masih memandang ke arah Eropa,” kata Prabowo.
Prabowo pun berharap agar Eropa dapat lebih banyak hadir dan berpartisipasi dalam perekonomian Indonesia.
“Jadi, pada dasarnya, kita tidak memiliki isu yang belum disepakati antara EU dan Indonesia. Itulah kesimpulan kita hari ini, dan saya sangat senang. Di era ketidakstabilan dan kebingungan ini, saya pikir kita memberikan contoh yang baik,” kata dia.
Senada dengan Prabowo, Ursula juga merespons positif terobosan yang dicapai kedua belah pihak untuk menyepakati
perjanjian CEPA
.
“Bersama-sama, kita mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya kemitraan jangka panjang yang dapat diprediksi, dibangun di atas kepercayaan, timbal balik, transparansi, dan nilai-nilai bersama,” kata Ursula.
Ia menyebutkan, Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, pemasok utama barang-barang penting untuk transisi digital dan hijau, serta pasar yang terus berkembang dengan lebih ari 287 juta penduduk.
Namun, saat ini Indonesia baru menjadi mitra dagang kelima Uni Eropa di kawasan ASEAN serta penerima investasi asing langsung kelima terbesar dari Uni Eropa di antara negara-negara ASEAN.
“Jadi, masih banyak potensi dalam hubungan dagang kita, dan karena itu, perjanjian ini datang pada saat yang tepat. Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor utama, bisnis, pertanian, otomotif, dan jasa akan sangat diuntungkan,” kata Ursula.
Ia juga mengeklaim perjanjian ini bakal memperkuat rantai pasok bahan mentah yang diperlukan untuk transisi digital dan energi bersih.
“Kita tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga pasokan yang bertanggung jawab, yang menghormati lingkungan, masyarakat lokal, dan berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas dan nilai tambah lokal,” ujar Ursula.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Pasar Baru
-
/data/photo/2025/07/13/6873b9c5c9dbe.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Umumkan Indonesia dan Eropa Akhirnya Sepakat soal Perjanjian CEPA
-

Urgensi IEU-CEPA: Peluang Besar RI di Pasar Eropa dalam Bayang-Bayang Tarif Trump
Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah ancaman tarif impor tinggi dari AS, Uni Eropa menjadi wilayah strategis untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor produk Indonesia. Tak heran, pemerintah getol mempercepat kesepakatan IEU-CEPA yang sudah mandek selama satu dekade.
Secara historis, hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara Eropa memang tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data Harvard Growth Lab, nilai ekspor produk asal Indonesia ke Eropa tak pernah melebihi US$29 miliar atau sekitar Rp469,8 triliun (asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS) sejak 1995.
Data terbaru pada 2023 misalnya, nilai ekspor ke Eropa hanya sebesar US$24,3 miliar atau setara 8,46% dari total nilai ekspor Indonesia secara global (US$287 miliar). Sebagai perbandingan, nilai ekspor ke Asia mencapai US$188 miliar atau 65,5% dari total nilai ekspor Indonesia secara global.
Padahal, Uni Eropa merupakan wilayah pengimpor produk-produk yang banyak diproduksi di Indonesia. Contoh nyata adalah tekstil dan agrikultur.
Dua sektor itu kini terancam tarif impor 32% yang diterapkan AS untuk produk asal Indonesia. Masalahnya, sejak 1995, sektor tekstil dan agrikultur selalu berkontribusi lebih dari 50% dari nilai total barang ekspor Indonesia ke AS (pengeculian pada krisis finansial Asia 1997 dan 1998).
Ancaman tarif tinggi Presiden AS Donald Trump memaksa eksportir produk tekstil dan agrikultur asal Indonesia mencari pasar baru. Tak berlebih rasanya menyebut Eropa sebagai wilayah paling strategis sebagai pasar ekspor baru itu.
Dari tahun ke tahun, Eropa merupakan wilayah pengimpor produk tekstil dan agrikultur terbesar secara global.
Pada 2023 misalnya, Eropa mengimpor produk tekstil sekitar US$521 miliar atau setara 40% dari total nilai impor global sebesar US$1,3 triliun. Eropa turut mengimpor produk agrikultur sekitar US$969 miliar atau setara 38,76% dari total nilai impor global sebesar US$2,5 triliun.
Sementara pada 2023, nilai ekspor produk tekstil Indonesia ke Eropa senilai US$3,49 miliar. Jumlah itu hanya setara 0,66% dari total nilai impor produk tekstil Eropa secara global (US$521 miliar) dan 17,48% dari total nilai ekspor produk tekstil Indonesia secara global (US$20 miliar).
Artinya, peluang membuka pasar ekspor produk tekstil dan agrikultur asal Indonesia ke Eropa sangat besar, terlebih apabila pemerintah bisa segera menyelesaikan IEU-CEPA.
Adapun IEU-CEPA merupakan singkatan dari Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement alias Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa alias.
Selama perundingan yang sudah memakan waktu bertahun-tahun, poin-poin utama dari perjanjian adalah penghapusan tarif bea masuk hingga akses pasar yang lebih luas.
Dalam konteks perdagangan, tentunya IEU-CEPA bisa membuat produk-produk ekspor unggulan Indonesia seperti tekstil dan agrikultur bisa lebih kompetitif di pasar Eropa, harganya besar kemungkinan akan lebih murah dibandingkan produk impor dari negara yang kena bea masuk.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sendiri tengah berada di Brussel, Belgia sejak Sabtu (12/7/2025) waktu setempat. Salah satu agendanya adalah untuk percepatan kesepakatan IEU-CEPA.
Airlangga menjelaskan bahwa melalui perjanjian dagang ini, produk Indonesia yang masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk.
“Berarti antara Indonesia dan EU itu produk kita akan bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya alam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Adapun, Airlangga menyatakan bahwa rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani dan diratifikasi pada kuartal III/2025 di Jakarta. Hanya saja, untuk jadwal pasti, akan langsung diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Airlangga mengklaim semua isu dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai, meski dia juga tak memungkiri perundingan ini sempat berjalan alot selama 10 tahun lamanya. “Situasi global, geopolitik, itu semuanya mengubahnya,” sambungnya.
-

Ada IEU-CEPA, Indef Harap Arus Investasi Eropa Lebih Deras Masuk ke RI
Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) berharap perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA) bisa menjadi pintu masuk Eropa menanamkan investasinya di Indonesia, termasuk investasi di sektor teknologi tinggi hingga energi terbarukan.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan perjanjian IEU—CEPA bukan hanya sekadar meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara, melainkan juga mendorong agar investasi Eropa masuk ke Indonesia.
“Tentunya goals-nya itu [dari IEU—CEPA] menurut saya bukan hanya dari sektor perdagangan saja, tetapi bagaimana kita bisa mendorong agar investasi dari Eropa itu bisa masuk ke Indonesia,” kata Andry kepada Bisnis, Minggu (13/7/2025).
Andry berharap sederet perusahaan yang bergerak di bidang maupun sektor kimia dan farmasi, teknologi tinggi, dan energi terbarukan bisa masuk ke Tanah Air. Apalagi, menurutnya, Eropa juga berminat jika diberikan kesempatan untuk berinvestasi di sektor tersebut.
“Jadi, bagaimana kita bisa mendorong agar penggunaan sumber-sumber energi terbarukan ini semakin banyak dan banyak di antaranya itu berasal dari Eropa,” tuturnya.
Selain itu, Andry juga berharap dengan produk asal Indonesia bisan masuk ke pasar Eropa dengan harga yang kompetitif tanpa adanya bea masuk seiring adanya perjanjian IEU—CEPA, termasuk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya.
Pasalnya, sambung dia, selama ini produk CPO beserta turunannya asal Indonesia sulit menembus pasar Eropa.
“Menurut saya produk-produk yang berbahan baku sawit rasa-rasanya jadi salah satu produk yang kita dorong untuk masuk ke pasar Eropa karena selama ini kan sulit untuk produk-produk CPO kita masuk ke pasar Eropa,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan sudah tak ada lagi substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA.
Budi menerangkan bahwa dalam hal bernegosiasi, semua pihak melakukan tawar-menawar, termasuk Indonesia dan Uni Eropa. Namun, lanjut dia, terkadang untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bukan sesuatu hal yang mudah.
Kendati demikian, Budi memastikan semua substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai.
“Semua sudah selesai, secara substansi sudah tidak ada masalah [terkait perundingan IEU-CEPA]. Jadi besok Presiden [Prabowo Subianto] tinggal mengumumkan. Jadi, enggak ada masalah,” ujar Budi dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Untuk itu, Budi menyatakan Uni Eropa bisa menjadi pasar baru sekaligus pasar alternatif bagi Indonesia untuk memasarkan produk lebih luas. Hal ini sejalan dengan perundingan negosiasi IEU—CEPA yang telah rampung.
“Dan ini alternatif baru buat pasar kita. Impor EU ke dunia kan US$6,6 triliun, kalau kita bandingkan Amerika US$3,3 something triliun. Jadi, kalau kita bisa masuk lebih besar ke EU, saya pikir ini pasar yang bagus buat kita untuk alternatif pasar-pasar di negara lain,” tuturnya.
Ketika proses IEU—CEPA segera rampung, ungkap Budi, maka kebijakan produk bebas deforestasi alias European Deforestation Regulation (EUDR) yang berisiko menjadi hambatan rantai internasional akan mulai mereda. Sebabm menurutnya, Eropa akan menjalin kerja sama kemitraan dengan Indonesia ke depan.
“Jadi nanti harapan kita, ini kita menyelesaikan EU—CEPA dulu yang lain itu sebenarnya sudah soft, sudah mulai melunak karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presiden Prabowo akan menemui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa untuk membahas perundingan IEU—CEPA.
Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, dia memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.
“IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai. Dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujar Airlangga.
Airlangga menyebut melalui perjanjian dagang ini, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%. “Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya.
Adapun, Airlangga menuturkan bahwa rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Sayangnya, dia enggan memberikan informasi lebih detail terkait jadwal penandatanganan IEU—CEPA.
“Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” tandasnya.
-

Eropa Bisa Gantikan Pangsa Ekspor Indonesia ke AS, Ini Catatannya
Bisnis.com, JAKARTA — Pengenaan bebas tarif alias 0% ke Eropa melalui perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA) dinilai membuka peluang peningkatan ekspor produk tekstil dan alas kaki Indonesia.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan Eropa bisa menjadi pasar baru bagi Indonesia di tengah pengenaan tarif resiprokal Indonesia dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32%.
“Kalau memang betul [bea masuk tarif 0% ke pasar Eropa], jelas ini adalah satu peluang ekspor yang besar, dan beberapa sektor yang selama ini tertatih-tatih sedang kesulitan untuk masuk ke pasar global, termasuk sekarang pasar Amerika yang dikenakan tarif 32%,” kata Faisal kepada Bisnis.com, Minggu (13/7/2025).
Menurut Faisal, produk Indonesia seperti tekstil dan alas kaki bisa mudah dipasarkan ke Eropa, lantaran tidak adanya bea masuk.
“Tapi tentu saja kita perlu melihat secara detail. Ini yang dimasukkan, yang diturunkan tarif sampai 0% ini apa [sektor apa saja],” imbuhnya.
Faisal mengatakan bahwa Uni Eropa juga pasti telah memperhitungkan timbal balik dari perjanjian IEU—CEPA. Untuk itu, dia menyebut pemerintah harus tetap mengantisipasi konsekuensi yang menyertai ketentuan tersebut.
“Nah, apa yang kita [Indonesia] kasih kepada mereka [Eropa], ini juga kan perlu diantisipasi. Kalau itu juga ada penurunan 0% untuk masuk ke pasar Indonesia, ini kan perlu dikalkulasi,” tuturnya.
Di samping itu, dia menilai pemerintah juga perlu mengantisipasi hal lain seperti persyaratan dan prosedur ekspor. Hal ini mengingat perjanjian yang ditempuh adalah kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA), yang bukan hanya mencakup tarif melainkan juga non-tariff.
“Kita masuk ke Eropa, tarifnya 0%, tapi kalau kemudian syarat-syarat dan prosedurnya banyak dan susah, NTM-nya [non-tariff measures] banyak dan susah ditembus, juga sama. Kita tetap susah juga masuk ke pasar mereka. itu jadi artinya yang perlu dianalisis juga jadi jauh lebih dalam,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut melalui perjanjian dagang IEU—CEPA, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%.
“Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” kata Airlangga dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, dia memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.
“IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun, seluruh isunya akan selesai dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujarnya.
Rencananya, perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Sayangnya, Airlangga enggan memberikan informasi lebih detail terkait jadwal penandatanganan IEU—CEPA.
“Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” katanya.
-

Mendag Sebut IEU-CEPA Segera Diumumkan Presiden Prabowo
Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap Presiden Prabowo Subianto akan mengumumkan perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan sudah tak ada lagi substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA.
Budi menjelaskan bahwa dalam hal bernegosiasi, semua pihak melakukan tawar-menawar, termasuk Indonesia dan Uni Eropa. Apalagi, ungkap dia, terkadang untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan memang bukan sesuatu hal yang mudah.
Meski demikian, Budi memastikan semua substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai.
“Semua sudah selesai, secara substansi sudah tidak ada masalah [terkait perundingan IEU-CEPA]. Jadi besok Presiden [Prabowo Subianto] tinggal mengumumkan. Jadi nggak ada masalah,” kata Budi dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Sejalan dengan perundingan negosiasi IEU—CEPA yang telah rampung, Budi menyatakan Uni Eropa bisa menjadi pasar baru sekaligus pasar alternatif bagi Indonesia untuk memasarkan produk lebih luas.
“Dan ini alternatif baru buat pasar kita. Impor EU ke dunia kan US$6,6 triliun, kalau kita bandingkan Amerika US$3,3 something triliun. Jadi, kalau kita bisa masuk lebih besar ke EU, saya pikir ini pasar yang bagus buat kita untuk alternatif pasar-pasar di negara lain,” ujarnya.
Di sisi lain, Budi menyatakan bahwa ketika proses IEU—CEPA segera rampung, maka kebijakan produk bebas deforestasi alias European Deforestation Regulation (EUDR) yang berisiko menjadi hambatan rantai internasional akan mulai mereda.
“Jadi nanti harapan kita, ini kita menyelesaikan EU—CEPA dulu yang lain itu sebenarnya sudah soft, sudah mulai melunak karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presiden Prabowo menemui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa untuk membahas perundingan IEU—CEPA.
Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, Airlangga memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.
“IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai. Dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujar Airlangga.
Airlangga menyatakan bahwa melalui perjanjian dagang ini, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%.
“Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Namun, untuk jadwal pasti, akan langsung diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” bebernya.
Airlangga memastikan semua isu dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai, meski dia juga tak memungkiri perundingan ini sempat berjalan alot selama 10 tahun lamanya. “Tapi tentu situasi global geopolitik itu semuanya berubah,” pungkasnya.
-

Renovasi Pasar Baru tak akan gunakan APBD
Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan rencana renovasi Pasar Baru, Jakarta Pusat, tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pramono mengatakan, dana renovasi Pasar Baru sudah tersedia berkat pola kerja sama pemerintah dengan pihak swasta.
“Sebagai Gubernur saya sudah cari dana untuk segera dibangun di Pasar Baru. Tidak kita bangun melalui APBD. Dananya sudah ada,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Pramono menegaskan, renovasi Pasar Baru akan menjadi salah satu contoh konkret bahwa pembangunan di Jakarta tidak hanya bergantung pada APBD.
Pramono menyebutkan pola kerja sama dengan pihak ketiga melalui skema tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) ataupun mekanisme pendanaan kreatif lainnya akan semakin diperluas.
Selain Pasar Baru, Pramono juga memastikan revitalisasi berbagai ruang publik lain akan terus berjalan.
Pramono mencontohkan proyek penggabungan tiga taman di Jakarta Selatan, yaitu Taman Ayodhya, Taman Langsat, dan Taman Leuser, yang akan dijadikan ruang terbuka hijau baru seluas 6,5 hektare.
Sebelumnya, Pramono menegaskan komitmennya untuk melakukan revitalisasi besar-besaran di kawasan Pasar Baru, seperti kawasan Blok M.
“Setelah Blok M berhasil kita benahi dan kini ramai kembali, giliran Pasar Baru yang akan kita revitalisasi. Tempat ini akan kita jadikan simbol baru bagi masyarakat Jakarta,” kata Pramono.
Kondisi Pasar Baru saat ini masih menunjukkan kesan zaman dulu (jadul) dan belum tertata dengan baik dari hiasan visual hingga infrastruktur pendukung.
Pramono pun menyoroti pentingnya penataan secara menyeluruh, termasuk aspek transportasi, parkir, hingga kebersihan sungai yang mengalir di kawasan tersebut.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5125099/original/002120000_1738916170-kantor_pusat_logo_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wujudkan Asta Cita, Brantas Abipraya Komitmen Bangun SDM Berkualitas – Page 3
Sebagai bagian dari komitmen mendukung penguatan ekonomi rakyat, PT Brantas Abipraya (Persero) meluncurkan program Abipraya UMK Naik Kelas melalui skema Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Program ini fokus pada pemberdayaan pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan memberikan pelatihan manajemen keuangan, peningkatan kualitas produk, serta bantuan peralatan usaha berbasis ramah lingkungan.
Advertisement Rahasia untuk Mengalahkan Wasir Tua: Minum Ini di Pagi HariPelajari Lebih “Program ini berkontribusi dalam pengembangan UMK yang berkelanjutan dengan memberikan keterampilan praktis dan dukungan untuk meningkatkan kapasitas produksi secara mandiri,” ujar Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Kamis (22/5/2025).
Melalui pendekatan ini, perusahaan konstruksi BUMN tersebut juga berupaya mendukung pengurangan dampak perubahan iklim.
Saat ini, Brantas Abipraya membina enam UMK dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya adalah Hanenda Craft (kerajinan anyaman dari Yogyakarta dan Boyolali), Plasticplay (produk daur ulang sampah), Ecotouch Tunik (limbah tekstil), Garva Parfum (produk lokal dari Malang), Finarco (diffuser asal Bandung), serta produsen keripik singkong dari Bandung.
Program ini ditargetkan mendorong mitra binaan untuk naik kelas dalam lima tahun ke depan, dengan indikator peningkatan kapasitas, optimalisasi kinerja, ekspansi pasar baru, dan penciptaan inovasi berkelanjutan.
-

Jakpus keruk endapan lumpur di enam titik lokasi Sungai Ciliwung
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat terus melakukan pengerukan endapan lumpur di enam titik lokasi di aliran Sungai Ciliwung.
“Beberapa lokasi pengerukan di antaranya segmen Pasar Baru mulai dari Jalan Juanda hingga JPO Pasar Baru dan dilanjutkan hingga Air Mancur sepanjang 500 meter,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Drainase Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat, Citrin Indriati dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Kemudian, dari Jembatan Merah hingga ke Jalan Pangeran Jayakarta sepanjang 350 meter. Lalu, dari kawasan Manggarai hingga menuju ke Kanal Banjir Barat (KBB) yang dibagi menjadi dua segmen yakni aliran Sungai Ciliwung dari Manggarai hingga Jalan Sukabumi, Menteng Tunggulun sepanjang 800 meter.
“Serta pengerukan Sungai Ciliwung di Jalan Tenaga Listrik, Tanah Abang hingga Jalan KS Tubun yang mengarah ke aliran KBB,” katanya.
Menurut dia, pengerukan juga dilakukan di Lampu Merah Harmoni hingga ke Jalan Veteran sepanjang 450 meter dan di belakang Makostrad TNI sepanjang 150 meter.
“Endapan lumpur yang dikeruk di beberapa titik kedalamanan sekitar dua hingga tiga meter,” ucapnya.
Menurutnya, pengerukan ini untuk menambah kapasitas daya tampung Sungai Ciliwung yang melintasi Jakarta Pusat, sehingga mampu menampung aliran air hujan dari saluran permukiman dan penghubung.
Untuk mendukung proses pengerukan sungai ini, Sudin SDA Jakpus juga mengerahkan belasan alat berat dan ‘dump truck’.
“Pengangkutan endapan lumpur dilakukan pada malam hari,” ujarnya.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Video: Cara Selamatkan Ekspor Kopi – Udang RI Dari Tarif 32% Trump
Jakarta, CNBC Indonesia- Penetapan tarif 32% bagi produk Indonesia yang masuk Amerika Serikat oleh pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam sejumlah komoditas ekspor andalan Indonesia.
Agrifood Analyst CNBC Indonesia Research, Emanuella Bungasmara Ega Tirta menyebutkan sejumlah produk pangan andalan RI yang memiliki pasar utama ke AS seperti kopi, minyak kelapa dan produk seafood udang berpotensi akan terdampak tarif resiprokal AS.
Kenaikan tarif impor AS di tengah ketergantungan sejumlah ekspor produk RI ke AS harus dapat diatasi pemerintah lewat perluasan pasar baru agar produk RI bisa tetap berdaya saing. Saat ini produk ekspor RI ke AS menghadapi persaingan dengan Vietnam hingga Malaysia.
Seperti apa dampak dan upaya yang diperlukan untuk menyelamatkan ekspor pangan RI? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Agrifood Analyst CNBC Indonesia Research, Emanuella Bungasmara Ega Tirta dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 10/07/2025)
-

Video: Cegah PHK Efek Tarif 32% Trump, DPR Minta Prabowo Lakukan Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia- Kegagalan negosiasi pemerintah RI kepada Pemerintah AS yang menyebabkan Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32% menjadi kekhawatiran bagi sejumlah sektor usaha. Hal ini tidak lepas dari ketergantungan sejumlah produk RI seperti alas kaki, pakaian jadi, elektronik, furnitur, CPO hingga produk perikanan seperti udang yang menjadikan Negeri Paman Sam sebagai pasar tujuan ekspor utama.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono menyebutkan jika AS resmi menetapkan tarif baru impor produk RI pada 1 Agustus 2025 maka daya saing produk RI akan semakin ketat dan menekan volume ekspor RI.
Di sisi lain, kebijakan ini juga akan merugikan pasar AS mengingat barang asal Asia seperti Indonesia akan lebih mahal yang bisa memicu inflasi AS. Oleh karena itu diperlukan upaya meningkatkan daya saing produk RI dengan cara menekan biaya produksi ataupun menekan biaya logistik dan pengurangan pajak.
Selain itu juga diperlukan upaya ekspansi pasar baru ke negara non-tradisional untuk memastikan industri RI terap bergerak dan menghindari PHK.
Seperti apa dampak dan upaya yang harus dilakukan pemerintah RI menghadapi tarif resiprokal AS? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 09/07/2025)