kab/kota: Paris

  • Liverpool Tak Remehkan PSG yang Disebut Tim Terkuat di Eropa

    Liverpool Tak Remehkan PSG yang Disebut Tim Terkuat di Eropa

    JAKARTA – Liverpool tak meremehkan Paris Saint-Germain yang disebut manajer Arne Slot sebagai salah satu tim terkuat di Eropa. Liverpool menjajal kekuatan PSG dalam duel pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Kamis, 6 Maret 2025 dini hari WIB

    Slot menyebut laga besar itu sebagai ujian tak mudah bagi Liverpool. Menurut dia PSG merupakan yang memiliki karakter sama dengan Liverpool selama ditanganinya. Ini menjadikan laga bakal sengit dan seru. Pasalnya kedua tim sama-sama memainkan sepak bola ofensif.

    PSG bakal memburu kemenangan demi mengamankan peluang ke perempat final. Apalagi, laga kedua digelar di kandang Liverpool di Anfield, Rabu, 12 Maret 2025 dini hari WIB.

    Tim asuhan Luis Enrique ini pun punya modal sangat bagus dengan menghajar tim elite Lille 4-1 di pertandingan Ligue 1 Perancis.

    Slot menyadari PSG jelas bukan lawan enteng. Mereka menghadapi tim yang sangat berambisi memenangi trofi kuping lebar untuk kali pertama. Bahkan seandainya bisa memilih, Slot lebih berharap bertemu Benfica ketimbang PSG.

    Dari rancangan undian, Liverpool yang berstatus juara fase penyisihan setelah mencatat rekor nyaris sempurna karena selalu menang pada tujuh laga berturut-turut.

    Liverpool kalah pada laga terakhir melawan PSV Eindhoven yang sudah tidak menentukan posisi mereka sebagai pemuncak klasemen Liga Champions.

    Sebagai juara penyisihan, Liverpool menghadapi tim dari playoff, yaitu Benfica atau PSG. Dari hasil undian, PSG yang menyingkirkan tim Ligue 1 lainnya, Brest, bertemu The Reds di babak 16 besar.

    “Kami memang akan bertemu PSG atau Benfica. Namun bagi siapa pun yang menyaksikan sepak bola pasti akan berharap bertemu Benfica,” ucap Slot.

    “Saat Anda bermain untuk Liverpool tentu, Anda sangat ingin melakoni pertandingan besar. Jadi, kami tetap menerima hasil undian. Dan, kedua tim bakal melakoni laga yang berat,” kata Slot yang menyebut PSG sebagai salah satu tim terkuat di Eropa.

    “PSG merupakan salah satu tim terkuat di Eropa. Menurut saya semua pasti sepakat. Pertemuan ini pasti terjadi, termasuk bila memakai format lama. Ini bakal menjadi pertandingan yang ditunggu. Kedua tim sama-sama suka mencetak banyak gol dan selalu berusaha menguasai bola. Ada banyak kesamaan dari kedua tim,” kata dia lagi.

    Liverpool bakal melakoni laga dengan jadwal padat. Setelah bermain di Paris, Mohamed Salah dkk menjamu Southampton di pertandingan Premier League Inggris pada akhir pekan.

    Pimpinan klasemen Liga Inggris ini kemudian kembali bertemu PSG di laga kedua. Meski demikian, Slot menyatakan tak memikirkan laga melawa Soton karena mereka masih fokus menghadapi PSG.

  • Indonesia Segera Sampaikan Initial Memorandum ke OECD, Airlangga Paparkan Perkembangan Terkini – Halaman all

    Indonesia Segera Sampaikan Initial Memorandum ke OECD, Airlangga Paparkan Perkembangan Terkini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann dalam kunjungan kerja ke kantor pusat OECD di Paris, Prancis, Rabu (5/3/2025).

    Pertemuan ini menandai komitmen Indonesia atas keinginannya menjadi anggota penuh OECD.

    Selain itu juga bagian dari upaya dan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Sekretariat OECD di Paris.

    Selang satu tahun pasca dibukanya diskusi aksesi oleh OECD, Indonesia saat ini sudah mencapai perkembangan yang signifikan dalam proses asesmen mandiri menyusun dokumen Initial Memorandum (IM) dalam rangka aksesi OECD.

    Hal ini diperkuat dengan dimasukkannya program aksesi Indonesia ke OECD dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2025 sampai 2029 dan “Asta Cita” Presiden Prabowo Subianto.

    Sebagai bagian dari penegasan komitmen politik Pemerintah Indonesia, Airlangga akan segera melaporkan perkembangan proses aksesi OECD kepada Presiden Prabowo Subianto setibanya di Jakarta. 

    Diharapkan dari pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto dapat memberikan arahan strategis dalam mendukung percepatan proses aksesi Indonesia ini, termasuk proses penyelarasan substansi instrumen OECD ke dalam kerangka hukum di Indonesia.

    Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen secara bertahap sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, dan investasi. 

    Bergabungnya Indonesia ke dalam OECD diyakini dapat meningkatkan daya saing, produktivitas, dan investasi melalui reformasi struktural di berbagai bidang. 

    Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat.

    Menurutnya, kolaborasi antara Pemerintah dan Sekretariat OECD sangat penting dalam rangka mempromosikan manfaat aksesi OECD.

    “Kami menantikan diskusi lebih lanjut mengenai manfaat konkret aksesi OECD pada acara OECD SEARP Forum (South East Asia Regional Programme) mendatang,” ujar Airlangga. 

    Adapun OECD SEARP Forum merupakan platform kolaborasi OECD dengan negara-negara Asia Tenggara.

    Tahun ini OECD Southeast Asia Forum akan dilaksanakan di Thailand pada 2 Mei 2025 mendatang.

    Airlangga juga menggarisbawahi rencana kunjungan Sekjen OECD ke Jakarta pada Oktober 2025 mendatang.

    Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga memaparkan perkembangan penyusunan dokumen Initial Memorandum (IM) yang ditargetkan dapat disampaikan secara formal pada Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri pada awal Juni 2025. 

    Dengan beroperasi penuhnya platform digital INA OECD, Sekretariat Tim Nasional berupaya untuk meningkatkan progress penyelesaian 26 Bab Initial Memorandum, setelah di bulan Desember 2024 lalu menyampaikan 4 bab ke Sekretariat OECD untuk reviu tahap pertama.

    Dukungan teknis dari Sekretariat OECD sangat bermafaat bagi Kementerian/Lembaga dalam penyelesaian penyusunan dokumen IM, terutama untuk area-area strategis, seperti sektor lingkungan, perdagangan, investasi, serta anti-korupsi dan reformasi regulasi. 

    “Kami menyambut positif dukungan Sekretariat OECD untuk pelaksanaan diskusi teknis selanjutnya,” ujar Airlangga.

    Sebagai penutup diskusi, Airlangga menyampaikan apresiasi kepada Sekjen Cormann, atas kepemimpinannya dalam memobilisasi berbagai dukungan dari beberapa negara anggota OECD.

    “Saya sangat berterima kasih atas dukungan Sekjen Cormann yang sudah menggandeng beberapa negara OECD untuk membantu Indonesia,” pungkas Airlangga. 

    Sebelumnya, Menko Airlangga telah melakukan pertemuan dengan beberapa Duta Besar OECD untuk mendiskusikan rencana dukungan konkret ke depan.

    Turut hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Duta Besar RI untuk Paris Mohamad Oemar, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian Ferry Ardiyanto. 
     

  • Indonesia Siap Jadi Anggota OECD, Menko Airlangga: Kami Bangga Jadi yang Pertama di ASEAN – Halaman all

    Indonesia Siap Jadi Anggota OECD, Menko Airlangga: Kami Bangga Jadi yang Pertama di ASEAN – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bersama dengan Duta Besar RI di Paris, Mohamad Oemar, mengadakan pertemuan dengan beberapa Duta Besar dan Perwakilan Negara OECD, di Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris Selasa (4/3/2025).

    Pertemuan dilakukan di tengah rangkaian kunjungan kerjanya di Paris, Prancis.

    Dalam kesempatan tersebut, hadir Duta Besar Australia, Duta Besar Jepang serta Wakil Duta Besar Jerman, Belanda, dan Polandia.

    Para Duta Besar tersebut merupakan perwakilan dari negara-negara sahabat yang telah memberikan atau berjanji memberikan komitmen dukungan bagi percepatan proses aksesi Indonesia di OECD.

    Dalam pertemuan hangat yang dibarengi santap makan malam tersebut, Airlangga menyampaikan apresiasi atas dukungan negara-negara sahabat terhadap upaya Indonesia untuk bergabung di OECD, mulai dari dibukanya diskusi aksesi pada Februari 2024 hingga tahapan asesmen mandiri yang saat ini sedang berjalan.

    “Indonesia bangga menjadi negara pertama di ASEAN yang menjadi negara aksesi OECD,” ujar Airlangga.

    Langkah strategis Indonesia untuk bergabung ke dalam OECD ini memotivasi negara ASEAN lainnya, yakni Thailand yang menyusul di bulan Juni 2024.

    “Prioritas Pemerintah Indonesia saat ini adalah meningkatkan daya saing, produktivitas, dan investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mencapai target pertumbuhan 8 persen secara bertahap,” ujar Airlangga kepada para Duta Besar dan Perwakilan negara mitra.

    Oleh karena itu, bergabungnya Indonesia di OECD akan mendukung cita-cita besar Indonesia Emas 2045.

    Hal ini dimungkinkan mengingat proses transisi dan transformasi struktural dapat memperluas akses pasar, permodalan, keterampilan, dan teknologi.

    Transformasi segala bidang ini diperlukan karena Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 6 persen-8?lam 20 tahun ke depan, agar dapat keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah (middle-income trap).

    Pemerintah Indonesia menargetkan akan menyelesaikan proses aksesi OECD dalam jangka waktu tiga sampai empat tahun ke depan.

    Selanjutnya untuk menjaga momentum dan sinergi program Pemerintah, aksesi Indonesia di OECD telah dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

    Menko Airlangga menyampaikan perkembangan dan langkah strategis ke depan terkait aksesi OECD.

    “Target Indonesia adalah menyampaikan draf Initial Memorandum sebelum Juni 2025 ini, agar siap menandai langkah Peta Jalan Aksesi pada Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri di bulan Juni 2025.

    Selanjutnya, Menko Airlangga juga menegaskan ‘Indonesia akan mempercepat penyelarasan seluruh substansi instrumen OECD.

    Untuk mendukung tahap-tahap aksesi tersebut, Sekretariat Tim Nasional OECD telah mengidentifikasi kebutuhan dukungan kapasitas pada beberapa area penting, proses implementasi yang komprehensif, dan potensi penguatan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.

    Dalam kesempatan ini, Airlangga membuka peluang kolaborasi dan dukungan dengan para negara-negara OECD untuk berpartisipasi dalam proses aksesi Indonesia.

    Area utama yang diperlukan Indonesia adalah peningkatan awareness dan kapasitas dalam bentuk Seminar atau Workshop, pendampingan teknis dan penyediaan Tim Ahli di Kementerian/Lembaga, dan dukungan dalam penempatan Perwakilan Indonesia di Sekretariat OECD.

    “Penguatan hubungan antara Indonesia, Negara-negara Anggota OECD, dan Sekretariat OECD di Paris sangat penting dalam strategi percepatan aksesi Indonesia,” ujar Airlangga.

    Pada pertemuan ini, Menko Airlangga didampingi oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, Edi Prio Pambudi; dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral, Ferry Ardiyanto.

  • Lirik Lagu Fxck Up The World LISA feat Future, Lengkap dengan Terjemahan

    Lirik Lagu Fxck Up The World LISA feat Future, Lengkap dengan Terjemahan

    TRIBUNJATENG.COM – Lisa Blackpink akhirnya merilis album solo pertamanya bertajuk Alter Ego.

    Album ini terdiri dari 15 lagu solo Lisa.

    Satu di antaranya adalah lagu Fxck Up The World.

    Berikut ini lirik lengkap Fxck Up The World.

    [Intro]
    (ATL Jacob, ATL Jacob)

    [Refrain]
    (Yeah) Uh, uh, woke up and I’m on again
    (Yeah) Uh, uh, please don’t call my phone again
    (Yeah) Uh, uh, walk in causing havoc
    Yes, that is a habit
    Bad on bad, I’m tragic, yeah, yeah

    [Verse 1]
    They watch me on the stages (Stages), they watch me go crazy (Crazy)
    I’m ’bout to make them pick the pieces up, then lock ’em in the cages (Cages)
    A lot can happen in a couple minutes, lots of reasons, lots of things in action
    Lots of people watchin’ things unravel, watch the moment, watch me goin’
    Locked and loaded, say some shit that’ll make ’em think it, thought-provoking
    Only do things that are makin’ history, tryna make moves that’ll make ’em miss me
    Stay as busy as I want to, takin’ trips to escape a bit
    Make it shift to a different gear, takin’ things to a different tier
    Pop up with it on the roof, like a proper villain
    All this spendin’ got me in a mood, driven by the vision
    I’ve been livin’, sittin’ pretty, pretty fixin’, pretty cities
    Busy, busy, uh, really gettin’ busy with it, giddy up

    [Refrain]
    (Yeah) Uh, uh, woke up and I’m on again
    (Yeah) Uh, uh, please don’t call my phone again
    (Yeah) Uh, uh, walk in causing havoc
    Yes, that is a habit
    Bad on bad, I’m tragic, yeah, yeah

    [Chorus]
    Woke up feelin’ like, like
    Fuck up the world, fuck up the world
    I think I just might, might
    Fuck up the world, fuck up the world
    Woke up feelin’ like, like
    Fuck up the world, fuck up the world
    I think I just might
    I think—, I think— I just—, I just— (I just, I just)

    [Verse 2]
    Never seen no girl like this (This), stone cold plus ice on wrist (On wrist)
    As bad as it gets, fits like crazy down to my fit
    I’m a chart topping, exotic, a goddamn heart-throbbing head dropper
    Just walked in and made jaws drop, see me wearing it and watch it pop
    Getting and doubling (Doubling), my barrell and boss is tumbling (Tumbling)
    High currency, I’m thumbing it, oh, you thought it went hard, I’m upping it (Upping it)
    I don’t do generic, London and Paris, looking real healthy, all on my carrots
    Give them a look, now I’ve got them all staring, give me the crown, so I might as well wear it, uh

    [Refrain]
    (Yeah) Uh, uh, woke up and I’m on again
    (Yeah) Uh, uh, please don’t call my phone again
    (Yeah) Uh, uh, walk in causing havoc
    Yes, that is a habit
    Bad on bad, I’m tragic, yeah, yeah

    [Chorus]
    Woke up feelin’ like, like
    Fuck up the world, fuck up the world
    I think I just might, might
    Fuck up the world, fuck up the world
    Woke up feelin’ like, like
    Fuck up the world, fuck up the world
    I think I just might
    I think—, I think— I just—, I just—

    [Bridge]
    Rappin’ like my lease up, I told them that I’m focused (Yeah, yeah)
    They want the old LISA, then listen to my old shit (Yeah, yeah)
    Rappin’ like a deep cut, flowin’ like the ocean (Yeah, yeah, yeah)
    They want the old LISA, then listen to my old shit

    [Chorus]
    Woke up feelin’ like, like
    Fuck up the world, fuck up the world
    I think I just might, might
    Fuck up the world, fuck up the world
    Woke up feelin’ like, like
    Fuck up the world, fuck up the world
    I think I just might
    I think—, I think— I just—, I just—

    Terjemahan:

    [Intro]
    (ATL Jacob, ATL Jacob)

    [Refrain]
    (Yeah) Uh, uh, bangun dan aku hidup lagi
    (Yeah) Uh, uh, tolong jangan telepon aku lagi
    (Yeah) Uh, uh, masuk dan buat kekacauan
    Ya, itu kebiasaan
    Buruk demi buruk, aku tragis, yeah, yeah

    [Verse 1]
    Mereka melihatku di panggung (Panggung), mereka melihatku menjadi gila (Gila)
    Aku akan membuat mereka mengambil potongan-potongan itu, lalu mengunci mereka di kandang (Kandang)
    Banyak hal bisa terjadi dalam beberapa menit, banyak alasan, banyak hal yang terjadi
    Banyak orang melihat hal-hal terurai, melihat momen itu, melihatku pergi
    Terkunci dan terisi, mengatakan beberapa hal yang akan membuat mereka berpikir, menggugah pikiran
    Hanya melakukan hal-hal yang membuat sejarah, mencoba melakukan gerakan yang akan membuat mereka merindukanku
    Tetap sibuk seperti yang kuinginkan, melakukan perjalanan untuk melarikan diri sedikit
    Membuatnya bergeser ke gigi yang berbeda, membawa hal-hal ke tingkat yang berbeda
    Muncul dengan itu di atap, seperti penjahat sejati
    Semua pengeluaran ini membuatku bersemangat, didorong oleh visi
    Aku telah hidup, duduk dengan cantik, memperbaiki dengan cantik, kota-kota yang cantik
    Sibuk, sibuk, uh, sungguh sibuk dengan itu, pusing

    [Refrain]
    (Ya) Uh, uh, bangun dan aku aktif lagi
    (Ya) Uh, uh, tolong jangan telepon aku lagi
    (Ya) Uh, uh, masuk dan membuat kekacauan
    Ya, itu kebiasaan
    Buruk sekali, aku tragis, ya, ya

    [Chorus]
    Bangun dengan perasaan seperti, seperti
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Kurasa aku mungkin, mungkin
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Bangun dengan perasaan seperti, seperti
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Kurasa aku mungkin
    Kupikir—, kurasa— Aku hanya—, aku hanya— (Aku hanya, aku hanya)

    [Verse 2]
    Belum pernah lihat cewek seperti ini (Ini), dinginnya seperti batu ditambah es di pergelangan tangan (Di pergelangan tangan)
    Seburuk yang terjadi, sangat pas dengan tubuhku
    Aku wanita yang menduduki puncak tangga lagu, eksotis, peningkat gairah yang luar biasa
    Baru saja masuk dan membuat orang tercengang, melihatku memakainya dan melihatnya muncul
    Mendapatkan dan menggandakan (Menggandakan), payudaraku dan bosku jatuh (jatuh)
    Mata uang tinggi, aku mengacungkannya, oh, kau pikir itu sulit, aku menaikkannya (Menaikkannya)
    Aku tidak melakukan hal-hal yang umum, London dan Paris, tampak sangat sehat, semua ada di wortelku
    Lihat mereka, sekarang mereka semua menatapku, beri aku mahkota, jadi sebaiknya aku memakainya, uh

    [Refrain]
    (Ya) Uh, uh, bangun dan aku aktif lagi
    (Ya) Uh, uh, tolong jangan telepon aku lagi
    (Ya) Uh, uh, jalan dalam menyebabkan malapetaka
    Ya, itu kebiasaan
    Buruk demi buruk, aku tragis, yeah, yeah

    [Chorus]
    Bangun tidur dengan perasaan seperti, seperti
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Kurasa aku mungkin, mungkin
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Bangun tidur dengan perasaan seperti, seperti
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Kurasa aku mungkin
    Kupikir—, kupikir— Aku hanya—, aku hanya—

    [Bridge]
    Menyanyi seperti saat aku akan mengakhiri kontrak, kukatakan pada mereka bahwa aku fokus (Yeah, yeah)
    Mereka menginginkan LISA yang lama, lalu mendengarkan lagu lamaku (Yeah, yeah)
    Menyanyi seperti potongan yang dalam, mengalir seperti lautan (Yeah, yeah, yeah)
    Mereka menginginkan LISA yang lama, lalu mendengarkan lagu lamaku

    [Chorus]
    Bangun tidur dengan perasaan seperti, seperti
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Kurasa aku mungkin, mungkin
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Bangun tidur dengan perasaan seperti, seperti
    Persetan dengan dunia, persetan dengan dunia
    Kurasa aku mungkin
    Kupikir—, kurasa— Aku hanya—, aku hanya—

  • Perang Dagang Makin Panas, Menko Airlangga Percepatan Aksesi RI Jadi Anggota OECD

    Perang Dagang Makin Panas, Menko Airlangga Percepatan Aksesi RI Jadi Anggota OECD

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Paris, Prancis untuk mempercepat aksesi Indonesia menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD.

    Selama 3—5 Maret 2025, Airlangga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan Prancis Eric Lombard, Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann, dan sejumlah Duta Besar Negara OECD seperti Australia, Jepang, Belanda, Inggris, Polandia, Irlandia, Jerman, Prancis, dan Korea Selatan.

    “Pertemuan dengan Sekjen OECD diperlukan untuk membahas langkah lanjutan terkait proses aksesi Indonesia, terutama penyampaian Initial Memorandum Indonesia pada Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri pada Juni 2025,” ujar Airlangga dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (5/3/2025).

    Proses aksesi Indonesia ke OECD sendiri harus melalui proses evaluasi yang mendalam terkait aspek tata kelola ekonomi, tata kelola publik, serta kemampuan, kapasitas, dan peran di tataran regional dan global.

    Airlangga menyatakan pemerintah tengah dalam tahap merampungkan dokumen Initial Memorandum untuk menilai kesesuaian antara kebijakan, regulasi, dan standar Indonesia terhadap instrumen OECD.

    Politisi Partai Golkar itu pun mengaku akan menyampaikan berbagai inisiatif dan reformasi kebijakan yang telah dilakukan Indonesia untuk mendorong proses aksesi OECD ini. Dia turut akan meyakinkan sejumlah Duta Besar negara OECD untuk menindaklanjuti komitmen dukungan terhadap aksesi Indonesia.

    “Dukungan dari beberapa negara mitra sudah dimanfaatkan, sementara komitmen beberapa negara yang lain perlu didorong realisasinya,” kata Airlangga.

    Sebagai informasi, pertemuan Airlangga dengan OECD ini dilakukan di tengah ekskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, Meksiko, dan Kanada.

    Perang dagang antara AS-China misalnya. Pemerintah AS mengumumkan kenaikan pungutan tambahan atas sejumlah barang asal China seperti penggandaan bea masuk atas semikonduktor asal China menjadi 50% dan penggandaan bea masuk atas kendaraan listrik asal China menjadi lebih dari 100%.

    Selain itu, tarif sebesar 20% akan berlaku untuk beberapa barang elektronik asal China yang banyak diminati konsumen AS seperti gawai, laptop, konsol permainan video, jam tangan pintar, speaker, hingga perangkat Bluetooth.

    Akibatnya, kini pemerintah China langsung merespons tarif baru dari AS tersebut. Kementerian Keuangan China dalam pernyataan resminya mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 15% pada ayam, gandum, jagung, dan kapas asal AS, serta pungutan tambahan sebesar 10% pada kedelai, sorgum, daging babi, daging sapi, produk akuatik, buah-buahan, sayur-sayuran, dan impor susu asal AS mulai 10 Maret.

    Airlangga sendiri meyakini dengan bergabung ke OECD, Indonesia akan dapat meningkatkan daya saing dalam berbagai sektor dan bidang, termasuk dalam perdagangan dunia.

    “Pemerintah Indonesia optimis bahwa aksesi Indonesia ke OECD ini akan memberikan dampak positif yang luas, baik dalam peningkatan kualitas kebijakan ekonomi maupun dalam peningkatan kerja sama internasional yang lebih kuat,” tutupnya.

  • Jadwal All England 2025

    Jadwal All England 2025

    JAKARTA – Turnamen bulu tangkis All England 2025 bakal berlangsung dalam bulan ini. Wakil-wakil Indonesia dipastikan ikut ambil bagian di dalam ajang tersebut.

    Kompetisi tertua dalam sejarah bulu tangkis itu dijadwalkan berlangsung pada 11-16 Maret 2025 di Utilita Arena, Birmingham, Inggris. Ini adalah edisi ke-115 sejak dimulai pada 1899.

    All England termasuk salah satu turnamen yang paling ditunggu para pebulu tangkis. Ini adalah salah satu dari empat turnamen dalam kalender tur BWF yang berada di level Super 1000 atau tertinggi.

    Selain level tertinggi, ajang ini juga menyediakan hadiah yang besar buat kontestan. Pada tahun ini, turnamen tersebut memperebutkan total hadiah sebesar 1,3 juta dolar AS atau setara dengan Rp21,3 miliar.

    Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sebelumnya sudah merilis wakil-wakil Indonesia yang akan tampil di sana. Awalnya induk bulu tangkis itu mengonfirmasi 10 tunggal/pasangan akan ikut.

    Akan tetapi, dalam keterangan terbaru tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dipastikan absen. Dia sudah pulih dari cedera lengan yang diderita di Malaysia Open 2025, tetapi masih belum siap untuk berkompetisi.

    Mundurnya Ginting membuat sektor tunggal putra tersisa Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Jonatan adalah juara bertahan di kompetisi tersebut.

    Peraih medali emas Asian Games 2018 itu mengakhiri puasa gelar tunggal putra Indonesia selama 30 tahun di ajang ini usai mengalahkan Ginting dalam pertandingan pemungkas.

    Pada nomor tunggal putri, Indonesia juga hanya mengirim dua nama saja, yakni peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024, Gregoria Mariska Tunjung, bersama rekannya Putri Kusuma Wardani.

    Ada juga pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando, serta Daniel Marthin/M. Shohibul Fikri.

    Fajar/Rian juga berstatus sebagai juara bertahan. Mantan nomor satu dunia itu akan membidik gelar ketiga mereka di ajang ini.

    Selain juara pada edisi 2024, Fajar/Rian juga tercatat naik podium tertinggi pada edisi 2023.

    Kemudian ada juga Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.

    Apri/Fadia comeback bermain bersama lagi setelah terakhir main bareng di Olimpiade Paris 2024.

    Indonesia dipastikan tidak menurunkan wakil di ganda campuran. Nomor tersebut tidak punya wakil yang memenuhi persyaratan untuk bermain di sana.

  • AS Mendadak Punya Musuh Baru, Trump Serukan Ancaman Ini

    AS Mendadak Punya Musuh Baru, Trump Serukan Ancaman Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Eropa jadi musuh baru Amerika Serikat (AS) di dunia teknologi. Hal ini dipicu aturan pembatasan teknologi yang diterapkan di kawasan Uni Eropa. AS menilai aturan itu “berlebihan” dan tidak menjunjung nilai kesetaraan dan keadilan.

    Oleh karena itu, Ketua Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) Brendan Carr berjanji membela kepentingan perusahaan-perusahaan teknologi AS yang menjadi korban dari peraturan Uni Eropa.

    Hal tersebut ia sampaikan di konferensi Mobile World Congress (MWC) 2025 di Barcelona. Carr mengatakan peraturan teknologi Uni Eropa tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh AS.

    Ia merujuk secara khusus pada Undang-Undang Layanan Digital (DSA) Uni Eropa, sebuah peraturan penting dari blok tersebut yang bertujuan untuk mengatasi konten ilegal dan berbahaya secara online.

    “Kami kembali ke akar amandemen pertama kami, yakni tradisi untuk mengutamakan kebebasan berbicara kami,” kata Carr, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (4/3/2025).

    “Dari Presiden [Donald] Trump hingga saya, di seluruh pemerintahan, kami mendorong perusahaan-perusahaan teknologi kami untuk menghentikan penyensoran yang kami lihat beberapa tahun terakhir,” imbuhnya.

    Ia mengungkap ada beberapa kekhawatiran yang dimiliki sehubungan dengan pendekatan yang diambil Eropa dengan DSA khususnya. Risikonya, regulasi tersebut dikhawatirkan akan merusak kebebasan berbicara. 

    Ancaman Trump ke Eropa

    Ini bukan pertama kalinya AS menunjukkan kekhawatirannya tentang regulasi teknologi Eropa. Pada pertemuan internasional tentang AI di Paris bulan lalu, Wakil Presiden AS JD Vance membidik Eropa. Ia mengklaim regulasi yang ketat memberatkan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk berinovasi.

    Pada 21 Februari, Presiden Trump mengeluarkan arahan yang mengancam akan memberlakukan tarif di Eropa untuk memerangi apa yang mereka sebut “pemerasan di luar negeri” terhadap perusahaan-perusahaan teknologi AS melalui pajak, denda, praktik, dan kebijakan layanan digital.

    Menanggapi tarif Trump, Uni Eropa dilaporkan mengancam akan menggunakan instrumen “anti-pemaksaan” yang baru, yang memungkinkan blok ini untuk mengambil tindakan dalam kasus-kasus pemaksaan ekonomi terhadap negara-negara anggota Uni Eropa.

    “Menurut saya, hal ini mengkhawatirkan bukan hanya bagi masyarakat Eropa, namun juga bagi perusahaan-perusahaan teknologi AS yang berbisnis di sini,” ujar Carr.

    “Penyensoran yang berpotensi datang dari DSA adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan tradisi kebebasan berbicara di Amerika dan komitmen yang telah dibuat oleh perusahaan-perusahaan teknologi ini dalam keragaman pendapat,” terangnya.

    (fab/fab)

  • SBY: Dunia Butuh Pemimpin Berani, Bijaksana dan Bisa Menghadapi Tantangan Global dengan Solusi Nyata – Halaman all

    SBY: Dunia Butuh Pemimpin Berani, Bijaksana dan Bisa Menghadapi Tantangan Global dengan Solusi Nyata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut bahwa dunia saat ini tengah mengalami perasaan seolah-olah menuju ke arah yang salah.

    Kepercayaan terhadap tatanan dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perlu ditata ulang.

    “Tema konferensi ini, ‘Kerja Sama Internasional dan Pemulihan Perdamaian’ sangat tepat waktu dan relevan mengingat situasi internasional yang kita hadapi saat ini.

    Terlebih lagi, konferensi penting ini diadakan di Jepang, sebuah negara yang telah membangun reputasi sebagai promotor kuat multilateralisme,” ungkap SBY pada Selasa (4/3/2025) dalam Konferensi Tokyo 2025 yang diselenggarakan oleh Yayasan Genron Jepang.

    Menurutnya, saat ini dunia berada dalam kondisi yang bergejolak.

    Dunia semakin terfragmentasi, ditandai dengan meningkatnya persaingan geopolitik, menurunnya tingkat kepercayaan, serta melemahnya kerja sama antarnegara.

    “Kepercayaan terhadap tatanan dunia berbasis aturan benar-benar terguncang. Ada perasaan luas bahwa dunia tidak dalam keadaan baik dan sedang menuju ke arah yang salah,” tuturnya.

    Sementara itu, menurut para ilmuwan, dunia telah melampaui ambang batas kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan dalam Perjanjian Iklim Paris.

    “Dan secara berbahaya sedang menuju dunia dengan kenaikan suhu 2 derajat Celsius atau lebih. Kita juga sangat tertinggal dalam mencapai beberapa target utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada tahun 2030,” katanya.

    Ditambahkan, tahun 2025 ini juga menandai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II dan berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    “Sudah sepantasnya kita mengingat kembali alasan didirikannya PBB. Alasan-alasan tersebut dinyatakan dengan jelas dalam Pembukaan dan Pasal 2 Piagam PBB. Yang paling relevan dalam Piagam PBB adalah mandatnya, saya kutip: ‘untuk menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang, yang dua kali dalam hidup kita telah membawa kesedihan yang tak terkira bagi umat manusia,” katanya.

    “PBB dimaksudkan untuk menggantikan dunia yang anarkis dan kejam, di mana yang kuat selalu menang. Di mana negara yang kuat dapat dengan sewenang-wenang menyerang dan mencaplok wilayah negara lain tanpa konsekuensi,” katanya.

    Hal ini, tambahnya, merupakan upaya besar untuk menggantikan kekerasan dengan tatanan internasional berbasis aturan, di mana semua negara—baik besar maupun kecil, kaya maupun miskin—memiliki kedudukan yang setara.

    Negara-negara diharapkan saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah satu sama lain, serta berkomitmen menyelesaikan konflik melalui jalur damai tanpa kekerasan.

    “Betapa indahnya dunia seperti itu. Namun, kita semua tahu betul bahwa perang tidak lenyap sejak PBB didirikan. Memang benar bahwa kita tidak pernah mengalami perang dunia sejak 1945. Namun, lihatlah situasi saat ini—Ukraina, Gaza, Kongo, Sudan. Dan di kawasan kita, lihatlah perang saudara di Myanmar. Delapan puluh tahun kemudian, PBB belum berhasil dalam misinya untuk menghapuskan perang selamanya,” katanya.

     

    “Dari sudut pandang saya, PBB adalah perpaduan antara kegagalan dan keberhasilan. Kegagalannya terlihat dari berbagai perang yang masih berkecamuk saat ini. Namun, keberhasilannya tampak dalam lahirnya negara-negara merdeka dari bayang-bayang kolonialisme serta berbagai konflik yang berhasil diselesaikan. Tetapi dalam makna yang lebih dalam, setiap kegagalan PBB adalah kekalahan bagi multilateralisme, dan setiap keberhasilan PBB adalah kemenangan bagi multilateralisme.”

    Multilateralisme mengharuskan negara-negara untuk bekerja sama. Jika negara-negara tidak dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, maka PBB tidak akan berfungsi secara efektif.

    “Berita buruknya adalah saat ini multilateralisme sedang mengalami krisis. Amerika Serikat, sebagai salah satu pendiri PBB, tengah menarik diri dari keterlibatan multilateral, termasuk keluar dari Perjanjian Iklim Paris dan WHO. Persaingan geopolitik semakin membatasi kerja sama multilateral dan regional.”

    Menurut SBY, egoisme negara semakin berkembang, mengalahkan semangat kerja sama.

    “‘Saya-isme’, alih-alih ‘kita-isme’, berkembang pesat. Beberapa badan PBB mengalami defisit pendanaan. Dewan Keamanan PBB lumpuh—tidak mampu menghentikan genosida di Gaza, atau mengakhiri perang di Ukraina. Ada persepsi kuat mengenai standar ganda dalam penerapan hukum dan norma internasional. Dan seiring dengan meningkatnya ketegangan serta melebarnya kesenjangan, dialog menjadi semakin sulit. Lalu, apa yang harus kita lakukan?”

    SBY menekankan bahwa dunia tidak boleh terjebak dalam situasi ini secara permanen.

    “Biaya bagi perdamaian dunia dan kelangsungan hidup umat manusia akan terlalu besar jika kita membiarkan ini terus terjadi. Jika satu negara mundur, pasti ada negara lain yang bersedia maju untuk memimpin. Namun, negara mana atau kelompok negara mana?”

    Menurutnya, krisis multilateralisme juga merupakan krisis kepemimpinan.

    Dunia membutuhkan pemimpin yang berani, bijaksana, dan mampu menghadapi tantangan global dengan solusi nyata.

    “Saya yakin banyak pemimpin seperti ini, baik di belahan bumi selatan maupun utara. Beberapa dari mereka mungkin terjebak dalam nasionalisme sempit dan populisme yang picik. Namun, jika mereka mampu keluar dari perangkap ini, mereka bisa membantu mengarahkan dunia ke arah yang benar,” katanya.

    Solusi pertama untuk mengatasi lemahnya multilateralisme adalah memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    “Kita harus menyembuhkan kelumpuhan Dewan Keamanan PBB dengan membebaskannya dari hak veto negara-negara P5. Majelis Umum harus diberdayakan. Operasi penjagaan perdamaian harus ditingkatkan. Dan harus ada sistem pendanaan yang stabil agar tidak ada negara besar yang bisa mengintimidasi PBB dengan ancaman penarikan dana,” tuturnya.

    Namun, reformasi PBB hanya bisa terwujud jika ada persatuan di antara para anggotanya.

    “Multilateralisme memberi kesempatan bagi semua negara untuk berpartisipasi dan memimpin. Misalnya, dalam menangani perubahan iklim, Indonesia dapat berperan dalam perlindungan hutan sebagai penyerap karbon global. Jepang dapat memimpin dalam teknologi ramah lingkungan. Uni Eropa dapat membantu dalam pendanaan iklim. Tiongkok dapat memimpin dalam pengembangan kendaraan listrik. Jika berbagai negara bersatu dalam semangat Piagam PBB, kita bisa mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik di abad ke-21,” katanya.

    SBY menutup pidatonya dengan seruan agar dunia kembali ke jalur kerja sama dan kemitraan untuk menghindari bencana global.

    “Pepatah Afrika mengatakan jika Anda ingin pergi cepat, pergilah sendiri. Jika Anda ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama,” katanya.

    Diskusi konperensi Tokyo juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang silakan bergabung ke; tkyjepang@gmail.com dengan menuliskan nama alamat dan nomor whatsapp. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo dari Jepang)

     

  • Dunia Krisis Kepemimpinan, Multilateralisme Harus Diperkuat

    Dunia Krisis Kepemimpinan, Multilateralisme Harus Diperkuat

    loading…

    Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti krisis kepemimpinan global dan melemahnya multilateralisme dalam Tokyo Conference 2025 yang dihelat di Tokyo Prince Hotel, Jepang, Selasa (4/3/2025). Foto: Ist

    TOKYO – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti krisis kepemimpinan global dan melemahnya multilateralisme dalam forum Tokyo Conference 2025 yang dihelat di Tokyo Prince Hotel, Jepang, Selasa (4/3/2025).

    Dalam pidato kuncinya, SBY menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk mengatasi konflik global, perubahan iklim, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

    “Kita hidup di dunia yang penuh gejolak, di mana kepercayaan terhadap tatanan berbasis aturan semakin goyah,” ujar SBY.

    Dia menyoroti berbagai konflik yang masih berlangsung, seperti di Ukraina, Gaza, Kongo, Sudan, dan Myanmar sebagai bukti bahwa dunia belum berhasil mencapai perdamaian yang diharapkan sejak berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945.

    SBY juga mengkritisi mundurnya beberapa negara besar dari komitmen multilateral, seperti Amerika Serikat yang menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Menurutnya, hal ini memperparah krisis kepemimpinan global. “Ketika satu negara menarik diri harus ada negara lain yang siap melangkah maju. Dunia sangat membutuhkan kepemimpinan yang berani, berwawasan luas, dan mampu menawarkan solusi, bukan malah memperburuk keadaan ” ujarnya.

    Reformasi Dewan Keamanan PBBUntuk memperkuat multilateralisme, SBY mengusulkan beberapa langkah di antaranya mereformasi Dewan Keamanan PBB dengan membatasi hak veto negara-negara P5, meningkatkan operasi perdamaian, serta menjamin pendanaan yang stabil bagi PBB agar tidak mudah dipolitisasi.

    SBY juga menekankan pentingnya kepemimpinan kolektif dalam berbagai isu global. Tidak ada satu negara pun yang mampu menghadapi tantangan global sendirian.

    Dia menyebut misalnya Indonesia bisa memimpin dalam perlindungan hutan, Jepang dalam teknologi iklim, Uni Eropa dalam pendanaan karbon, dan China dalam pengembangan kendaraan listrik (EV).

    SBY menutup pidatonya dengan mengajak negara-negara dunia kembali pada semangat kerja sama, kemitraan, dan kolaborasi.

    “Jika kita ingin menghindari bencana iklim, mencegah perang dunia, dan mengurangi penderitaan manusia, tidak ada jalan lain selain bekerja sama,” katanya.

  • SBY: Dunia Krisis Kepemimpinan, Multilateralisme Harus Diperkuat – Halaman all

    SBY: Dunia Krisis Kepemimpinan, Multilateralisme Harus Diperkuat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM TOKYO – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti krisis kepemimpinan global dan melemahnya multilateralisme dalam forum Tokyo Conference 2025 yang dihelat di Tokyo Prince Hotel, Jepang, Selasa, 4/3/2025.

    Dalam pidato kuncinya, SBY menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk mengatasi konflik global, perubahan iklim, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

    “Kita hidup di dunia yang penuh gejolak, di mana kepercayaan terhadap tatanan berbasis aturan semakin goyah,” ujar SBY.

    Ia menyoroti berbagai konflik yang masih berlangsung, seperti di Ukraina, Gaza, Kongo, Sudan, dan Myanmar sebagai bukti bahwa dunia belum berhasil mencapai perdamaian yang diharapkan sejak berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945.

    SBY juga mengkritisi mundurnya beberapa negara besar dari komitmen multilateral, seperti Amerika Serikat yang menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Menurutnya, hal ini memperparah krisis kepemimpinan global.

    “Ketika satu negara menarik diri, harus ada negara lain yang siap melangkah maju. Dunia sangat membutuhkan kepemimpinan yang berani, berwawasan luas, dan mampu menawarkan solusi, bukan malah memperburuk keadaan,” katanya.

    Reformasi Dewan Keamanan PBB

    Untuk memperkuat multilateralisme, SBY mengusulkan beberapa langkah.

    Di antaranya mereformasi Dewan Keamanan PBB dengan membatasi hak veto negara-negara P5, meningkatkan operasi perdamaian, serta menjamin pendanaan yang stabil bagi PBB agar tidak mudah dipolitisasi.

    SBY juga menekankan pentingnya kepemimpinan kolektif dalam berbagai isu global.

    ” Tidak ada satu negara pun yang mampu menghadapi tantangan global sendirian,” ujar SBY.

    Ia menyebut misalnya Indonesia bisa memimpin dalam perlindungan hutan, Jepang dalam teknologi iklim, Uni Eropa dalam pendanaan karbon, dan China dalam pengembangan kendaraan listrik (EV).

    SBY menutup pidatonya dengan mengajak negara-negara dunia kembali pada semangat kerja sama, kemitraan, dan kolaborasi.

    “Jika kita ingin menghindari bencana iklim, mencegah perang dunia, dan mengurangi penderitaan manusia, tidak ada jalan lain selain bekerja sama,” katanya.

    “Seperti kata pepatah Afrika, jika ingin pergi cepat, pergilah sendiri. Tapi jika ingin pergi jauh, pergilah bersama,” tambahnya.

    Konferensi yang juga menghadirkan secara online Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Helen Clark, ini berfokus menyoroti kerja sama internasional dan pemulihan perdamaian dalam rangka memperingati 80 tahun berdirinya PBB.

    Tokyo Conference, untuk diketahui, diselenggarakan oleh Genron NPO, sebuah lembaga pemikir independen nirlaba yang berbasis di Jepang.

    Didirikan pada tahun 2001 oleh Yasushi Kudo, yang hingga kini menjadi presidennya, Genron NPO bertujuan memperkuat demokrasi di Jepang, mempromosikan perdamaian di Asia Timur Laut, dan mengembangkan solusi bagi berbagai masalah global.

    Dengan berlangsungnya Tokyo Conference 2025, dunia diingatkan kembali bahwa di tengah ketidakpastian global, demokrasi, kepemimpinan visioner, dan kerja sama internasional tetap menjadi kunci dalam menjaga perdamaian dan kemakmuran bersama.