kab/kota: Paris

  • Serial Emily in Paris Pindah Lokasi Syuting, Kini di Venice

    Serial Emily in Paris Pindah Lokasi Syuting, Kini di Venice

    JAKARTA – Judulnya boleh saja Emily in Paris, namun lokasi syutingnya mungkin sudah bukan di Prancis. Serial hit dari Netflix ini dikonfirmasi bakal melanjutkan musim kelimanya di Venice, Italia.

    Gubernur Italia, Luca Zaia membagikan kabar ini bahkan mengungkap tanggal syutingnya berkisar tanggal 5 hingga 15 Agustus mendatang.

    “Ini kabar yang luar biasa, mengonfirmasi bahwa daerah kami sangat atraktif untuk produksi audiovisual secara global,” kata Luca Zaia melansir Variety.

    Ia juga menjelaskan sutradara Andrew Fleming mendalami lokasi di Italia bersama 360 Degrees Film dan Veneto Film Commission untuk memilih latar tempat di Venice.

    “Ini adalah kebanggaan para talenta Venetia untuk mempromosikan dan menghubungkan Venice dan Veneto untuk jutaan rumah di seluruh dunia,” katanya.

    Serial Emily in Paris memasuki musim kelima yang melanjutkan cerita Emily (Lily Collins) memasuki apartemen baru di Roma untuk mengurus agensi Grateau cabang Italia. Ia juga berpacaran dengan Marcello, seorang pewaris perusahaan bahan kasmir.

    Syuting musim kelima sudah dilakukan sejak bulan Mei di Roma dan kembali ke Paris pada Juni lalu.

    Dibuat oleh Darren Star, serial ini dianggap sebagai salah satu judul yang membangkitkan Prancis sebagai destinasi wisata selanjutnya.

    Serial Emily in Paris mengisahkan petualangan Emily yang pindah dari Amerika ke Prancis dan mengalami konflik dalam karier dan percintaannya.

  • Presiden Prabowo dijamu di Istana Élysée oleh Presiden Macron

    Presiden Prabowo dijamu di Istana Élysée oleh Presiden Macron

    Presiden Prabowo Subianto (tiga kiri) berjabat tangan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron (tiga kanan) saat keduanya berfoto bersama sebelum acara jamuan santap malam di Istana Élysée, Paris, Prancis, Senin (14/7/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

    Presiden Prabowo dijamu di Istana Élysée oleh Presiden Macron
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 15 Juli 2025 – 09:19 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto dijamu santap malam privat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Élysée, Paris, Prancis, Senin (14/7) malam waktu setempat, setelah keduanya bersama-sama menyaksikan parade militer hari nasional Prancis (Hari Bastille) di Champs-Élysées.

    Di Istana Élysée, sebagaimana disiarkan oleh Sekretariat Presiden, kedatangan Presiden Prabowo disambut oleh iring-iringan drum band dan pasukan jajar kehormatan, serta oleh tuan rumah, Presiden Macron, yang berjalan menghampiri tamu kehormatannya itu.

    Keduanya pun saling rangkul dan jabat tangan, kemudian Presiden Macron mengajak Presiden Prabowo berjalan masuk ruangan. Tepat di depan pintu Istana, Presiden Macron dan Presiden Prabowo sempat berfoto bersama, dan Presiden Prabowo juga menyapa sejumlah jurnalis Istana Kepresidenan Prancis yang meliput di pelataran Istana.

    Presiden Prabowo dan Presiden Macron, sebagaimana ditunjukkan beberapa foto dari Sekretariat Presiden, duduk berhadapan. Di meja bundar yang hanya diisi oleh dua pemimpin negara itu, keduanya pun berbincang-bincang sambil menunggu hidangan disajikan. Presiden Prabowo, yang tak asing dengan ruangan jamuan itu, pun sempat bertanya mengenai hal tersebut kepada Presiden Macron. Presiden Macron pun membenarkan Presiden Prabowo sebelumnya juga pernah makan malam di ruangan tersebut.

    Jamuan santap malam itu berlangsung tertutup.

    “Di ruang jamuan yang ditata secara elegan, Presiden Prabowo disuguhi rangkaian hidangan khas Prancis. Dalam suasana penuh keakraban, kedua pemimpin negara memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertukar pandangan mengenai berbagai isu strategis bagi kedua negara maupun global,” demikian Sekretariat Presiden mendeskripsikan suasana jamuan santap malam Presiden Macron untuk Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo pada Senin pagi waktu Paris menghadiri parade militer Hari Bastille sebagai tamu kehormatan atas undangan Presiden Macron. Presiden Prabowo pun menjadi Presiden RI pertama yang diundang sebagai tamu kehormatan untuk menyaksikan langsung parade militer Hari Bastille di podium kehormatan.

    Dalam rangkaian defile Hari Bastille, Presiden Prabowo dan Presiden Macron juga menyaksikan aksi kontingen TNI yang ikut berbaris dan berparade bersama pasukan angkatan bersenjata Prancis. Kontingen Satgas Patriot II TNI-Polri dari Indonesia mendapat kehormatan sebagai pasukan terdepan yang membuka parade.

    Kehadiran Presiden Prabowo sebagai tamu kehormatan, dan keikutsertaan kontingen TNI dalam parade Hari Bastille pun menjadi momen puncak peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis yang diperingati pada tahun ini.

    “Undangan ini juga mencerminkan eratnya kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Prancis di berbagai bidang, mulai dari modernisasi alutsista, pelatihan militer gabungan lintas matra, hingga pertukaran pengetahuan dan teknologi,” kata Presiden Prabowo.

    Sumber : Antara

  • Tiba di Kejagung, Nadiem Makarim Diam dan Lempar Senyum ke Wartawan

    Tiba di Kejagung, Nadiem Makarim Diam dan Lempar Senyum ke Wartawan

    Bisnis.com, Jakarta —  Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim akhirnya telah memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk menghadiri pemeriksaan  sebagai saksi perkara korupsi pengadaan laptop Chromebook.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi pada Selasa (15/7/2025), Nadiem Makarim menggunakan kemeja berwarna krem, celana dan sepatu hitam sama seperti pemeriksaan perdananya di Kejagung beberapa waktu lalu,

    Nadiem didampingi Hotman Paris dan sejumlah pengacara lainnya serta asisten pribadi.

    Ketika didekati, Nadiem terlihat diam dan senyum sambil memberi salam kepada awak media yang sudah lama menunggu di depan gedung Bundar Kejagung.

    Nadiem tidak mau berikan komentar apapun terkait pemeriksaannya hari ini dalam kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook yang diduga merugikan keuangan negara Rp9,9 triliun.

    Sekadar informasi, Nadiem Makarim secara perdana diperiksa pada Senin (23/6/2025). Pemeriksaan itu berlangsung sekitar 12 jam terhitung sejak kedatangannya mulai dari 09.10 WIB hingga 20.58 WIB.

    Dalam hal ini, penyidik telah mendalami soal rapat yang dilakukan pada Mei 2020. Rapat itu diduga untuk mengkaji sebelum memutuskan untuk pengadaan laptop Chromebook. 

    Adapun, rapat inilah yang didalami oleh penyidik Jampidsus Kejagung RI lantaran pembahasannya dinilai sangat krusial soal pengadaan tersebut. 

    Di samping itu, korps Adhyaksa juga berencana untuk kembali memeriksa Nadiem untuk melengkapi data atau informasi tambahan untuk membuat terang perkara Chromebook tersebut.

  • Mantan Pemain Manchester United Jadi Asisten Mikel Arteta di Arsenal

    Mantan Pemain Manchester United Jadi Asisten Mikel Arteta di Arsenal

    JAKARTA – Arsenal telah menambahkan mantan bek Manchester United dan Argentina, Gabriel Heinze, ke staf kepelatihan Manajer Mikel Arteta.

    Heinze akan mengisi peran pelatih tim utama yang sebelumnya ditempati oleh Carlos Cuesta, yang hengkang untuk menjadi pelatih kepala Parma bulan lalu.

    “Kami sangat senang dengan bergabungnya Gabriel ke staf kepelatihan tim utama dan menyambut beliau beserta keluarganya ke Arsenal,” demikian pernyataan Arsenal.

    Heinze sebelumnya menjabat sebagai pelatih kepala Newell’s Old Boys di negara asalnya, Argentina, setelah sempat gagal melatih klub MLS (Major League Soccer), Atlanta United.

    Ia juga pernah menjadi pelatih kepala Velez Sarsfield, Argentinos Juniors, dan Godoy Cruz.

    Pria berusia 47 tahun ini menghabiskan tiga tahun di Liga Inggris bersama Manchester United, memenangi gelar liga pada musim 2006/2007.

    Heinze juga pernah bermain di beberapa klub top Eropa, seperti Real Madrid, Paris Saint-Germain dan Marseille.

    Bersama Tim Nasional Argentina, dia mengoleksi 72 penampilan.

  • Macron: Terima Kasih Prabowo, Saya Bangga Melihat Tentara Indonesia

    Macron: Terima Kasih Prabowo, Saya Bangga Melihat Tentara Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas kehadiran delegasi militer Indonesia dalam perayaan Bastille Day di Paris, Senin (14/7/2025).

    Dalam unggahan resmi di akun Instagram-nya, @emmanuelmacron, Presiden Prancis itu menyebut keikutsertaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai lambang eratnya hubungan strategis antara Indonesia dan Prancis.

    “Terima kasih atas kehadiran Anda di hari perayaan nasional kami, sahabat @Prabowo. Saya sangat bangga melihat tentara Indonesia berbaris bersama pasukan kami,” tulis Macron.

    Dalam unggahan yang sama, Macron juga mengenang kunjungannya ke Indonesia pada Mei 2025, termasuk saat dirinya mengunjungi Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah.

    “Saya masih menyimpan kenangan kuat dari kunjungan saya pada bulan Mei lalu, terutama saat berada di Akademi Militer Akmil di Magelang, di jantung Pulau Jawa, dan pertemuan kami dengan para prajurit Tentara Nasional Indonesia yang sedang belajar bahasa Prancis,” ujar Macron.

    Presiden Prancis tersebut menegaskan bahwa hubungan bilateral antara Jakarta dan Paris kini berada dalam momentum positif. Ia menggambarkan kerja sama kedua negara “semakin hidup dan kuat”.

    “Dari Jakarta hingga Paris, kemitraan strategis kita semakin hidup dan kuat!” tambahnya.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Momen Macron Berterima Kasih Kepada Prabowo

    Video: Momen Macron Berterima Kasih Kepada Prabowo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan terima kasih langsung, kepada Presiden RI Prabowo Subianto, atas kehadirannya di perayaan Bastille Day 2025 di Paris Prancis.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Selasa, 15/07/2025) berikut ini.

  • Nadiem Kembali Datangi Kejagung terkait Kasus Laptop Rp 9,9 T

    Nadiem Kembali Datangi Kejagung terkait Kasus Laptop Rp 9,9 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024 Nadiem Makarim datang ke Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook. Dia datang ke Gedung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung pada pukul 08:57 WIB.

    Pantauan CNBC Indonesia, Nadiem datang bersama tim kuasa hukumnya termasuk sang pengacara Hotman Paris. Mengenakan baju berwarna putih, dia tak berbicara apapun kepada awak media dan langsung masuk ke dalam gedung tersebut.

    Ini jadi kali kedua Nadim diperiksa Kejagung untuk perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook saat dirinya menjabat Mendikbudristek, senilai Rp 9,9 triliun.

    Dia diperiksa selama 12 jam pada 23 Juni 2025. Usai pemeriksaan, Nadiem hanya mengatakan akan bersikap kooperatif untuk menjernihkan persoalan ini. Dengan bisa menjaga kepercayaan masyarakat terhadap transformasi pendidikan yang telah dibangun bersama.

    Dalam konferensi pers yang dilakukan beberapa waktu lalu, dia mengatakan perangkat diperuntukkan untuk mayoritas sekolah penerima. Pemberian tersebut berdampak pada proses pembelajaran.

    Dia mengatakan, 97% dari 1,1 juta unit laptop yang diberikan kepada 77 ribu sekolah diterima dan teregistrasi. Sementara 82% sekolah menggunakan laptop bukan hanya untuk asesmen, namun juga pembelajaran.

    Pengadaan laptop tersebut, dia mengatakan bagian dari strategi mitigasi atas ancaman learning loss saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

    Bukan hanya laptop, program itu juga melakukan pengadaan modem dan proyektor. Ini dilakukan dalam rangka mendukung pembelajaran jarak jauh dan meningkatkan kompetensi dan asesmen berbasis komputer (ABK).

    Hotman mengatakan pengadaan tersebut dilakukan dengan e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Harga pembeliannya diberikan lebih murah dari harga katalog.

    “Laptop yang dibeli sekitar Rp 5 jutaan, padahal harga di e-katalog saat itu sekitar Rp 6 juta-Rp 7 juta. Jadi tidak ada markup,” ujar Hotman.

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Nadiem Makarim Tiba di Kejagung Didampingi Hotman Paris

    Nadiem Makarim Tiba di Kejagung Didampingi Hotman Paris

    Jakarta

    Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memenuhi panggilan pemeriksaan lanjutan Kejaksaan Agung (Kejagung). Nadiem akan diperiksa lagi terkait kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun.

    Pantauan detikcom Selasa (15/7/2025), Nadiem tiba di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta Selatan, sekira pukul 09.00. Dia didampingi kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea.

    Nadiem terlihat mengenakan kemeja bernuansa cokelat muda dengan celana kain berwarna gelap. Dia tampak membawa sebuah tas hitam berukuran sedang. Sedangkan Hotman mengenakan setelan jas hitam mencolok.

    Baik Nadiem maupun Hotman tak berbicara apa pun mengenai pemeriksaan lanjutan hari ini. Nadiem hanya melempar senyum kepada wartawan sambil mengatupkan tangan.

    Hotman pun demikian, hanya tersenyum menjawab semua pertanyaan awak media. Mereka kemudian berlalu meninggalkan wartawan untuk menuju ruang pemeriksaan.

    Adapun Nadiem sejatinya diperiksa pada Selasa (8/7) pekan lalu. Namun Nadiem absen dan meminta penjadwalan ulang pemeriksaan.

    Pemeriksaan Nadiem Sebelumnya

    “Kemudian terkait dengan substansinya bahwa seperti yang sudah kami sampaikan beberapa waktu yang lalu, posisi yang bersangkutan pada waktu itu adalah sebagai menteri,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar kepada wartawan di Kompleks Kejagung, Senin (23/6).

    “Bagaimana pengetahuan yang bersangkutan dalam kapasitas sebagai menteri terkait dengan penggunaan anggaran Rp 9,9 triliun dalam proyek pengadaan Chromebook ini,” lanjutnya.

    “Ada hal yang sangat penting didalami oleh penyidik dalam kaitannya dengan rapat yang terjadi pada bulan Mei 2020. Karena kita tahu bahwa sebenarnya kajian teknis itu sudah dilakukan sejak bulan April,” jelas Harli.

    Rapat itu dinilai janggal karena tak lama setelahnya muncul keputusan untuk melakukan pengadaan laptop Chromebook. Padahal, lanjutnya, dalam dalam kajian teknis yang digelar pada April 2020, Chromebook dianggap tak efektif.

    “Karena kita tahu bahwa sebenarnya kajian teknis (pengadaan laptop) itu kan sudah dilakukan sejak bulan April 2020. Lalu pada akhirnya diubah di bulan, kalau saya nggak salah, di bulan Juni atau Juli,” terang Harli.

    (ond/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    JAKARTA – Panggung final Piala Dunia Antarklub 2025 dicoba dicuri sorot kameranya oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Laga final yang berlangsung panas antara Chelsea menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di Stadion MetLife, New York, Senin pagi WIB, itu seolah-olah menjadi kesempatan emas bagi Trump untuk muncul dan mengambil alih sorotan dunia.

    Sejatinya panggung final dalam kompetisi dengan format baru ini adalah milik Chelsea yang menghajar jawara Liga Champions musim ini, Paris Saint-Germain, dengan keunggulan tiga gol tanpa balas.

    Jika ditanya seseorang yang layak memperoleh sorotan utama tentu saja aksi dari Cole Palmer yang membawa The Blues jawara setelah menyumbangkan dua gol dan satu assits dalam laga ini.

    Pemain tim nasional Inggris tersebut juga diganjar gelar pemain terbaik turnamen atas aksinya yang begitu konsisten hingga mengantarkan Chelsea juara.

    Namun, sorotan utama seakan dicuri dari Palmer, setelah Trump muncul sebagai cameo dalam laga final ini.

    Trump dan sorotan

    Dalam kondisi suhu New York yang berada di titik 30 derajat celcius, upacara pengangkatan trofi Piala Dunia Antarklub 2025 justru terkesan bertele-tele.

    Secara susunan waktu, kick-off laga ini juga terlambat selama sembilan menit dari waktu yang dijadwalkan.

    Upacara seremoni pengangkatan trofi dilakukan pada pukul 22.58 waktu setempat, atau memakan kurang lebih durasi 40 menit untuk mempersiapkan panggung upacara seremoni.

    Seremoni pengangkatan trofi juga tak berjalan baik, ketika Trump yang seharusnya meninggalkan podium malah ikut berselebrasi di samping kapten Chelsea, Reece James.

    Padahal aksi Trump tersebut menuai tanda tanya dan reaksi dari para pemain Chelsea yang berdiri di belakangnya seperti Robert Sanchez, Marc Cucurella, dan Cole Palmer.

    Dalam sebuah seremoni, tak seharusnya Trump ikut berdiri merayakan kemenangan dengan tim juara terlepas posisinya kini sebagai Presiden Amerika Serikat.

    Ini menjadi seremoni buruk yang terkesan menjadi panggung bagi para politisi khususnya Trump yang ingin mencuri perhatian publik melalui gelaran turnamen sepak bola.

    Padahal kehadiran Trump sejak awal memang tak begitu dianggap setelah serangkaian cemooh dilontarkan para penggemar di stadion ketika kamera menyorot dan menampilkannya di layar raksasa saat pertandingan akan dimulai.

    Namun, Presiden berusia 79 tahun tersebut tetap memanfaatkan panggung sepak bola ini sebagai salah satu momentum mendapatkan sorotan publik.

    Trump mengungkapkan bahwa olahraga bisa menjadi salah satu alat untuk bisa menyatukan perdamaian dunia.

    “Ini tentang persatuan, tentang semua orang berkumpul, banyak cinta antara negara-negara. Saya rasa ini adalah olahraga yang paling internasional, itu benar-benar bisa menyatukan dunia,” kata Trump sebagaimana dikutip dari DAZN.

    Segala cara kini coba dilakukan oleh Trump yang memang tengah dalam sorotan sebagai salah satu dalang di balik sejumlah kebijakan kontroversial seperti mengenai penetapan tarif perdagangan Amerika Serikat hingga keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang antara Israel melawan Iran.

    Sepak bola sebagai alat politik

    Trump bukanlah satu-satunya politisi yang memanfaatkan sepak bola sebagai momen untuk bisa memperoleh sorotan dunia.

    Sepak bola sebagai ajang olahraga yang paling digemari oleh publik di seluruh jagad raya ini memang kerap dimanfaatkan oleh politisi untuk bisa menuai popularitas hingga membangun citra.

    Ajang sepak bola kini tak bisa dipisahkan dengan alat propaganda politik, bahkan fenomena ini sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu.

    Hal yang mendasari fenomena ini bisa terjadi adalah karena sepak bola bisa menjadi magnet yang kuat untuk bisa menarik berbagai aspek kepentingan.

    Sebut saja gelaran Piala Dunia 1934 yang berlangsung di Italia sebagai alat politik dari Benito Mussolini.

    Mussolini kala itu ingin menanamkan paham fasisme agar lebih kuat mengakar di Italia, serta memperkenalkan fasisme ke dunia dengan menghelat ajang sepak bola yang punya muatan dan kental dengan hal-hal berbau fasis.

    Lalu Piala Dunia 1978 yang berlangsung di Argentina sebagai alat propaganda dari Jorge Rafael Videla yang tengah berupaya membangun citra kepada dunia pasca kudeta.

    Jorge Rafael Videla yang naik takhta dan memimpin Argentina sejak Maret 1976 memang mempersiapkan ajang Piala Dunia 1978 untuk memoles citranya sebagai pemimpin yang baik-baik saja dan memperkuat nasionalisme penduduk Argentina.

    “Piala Dunia 1978 amat penting bagi Videla. Ajang empat tahunan FIFA itu bahkan bisa memberikan dampak besar terhadap kekuasaannya: menunjukkan Argentina masih baik-baik saja, memperkuat semangat nasionalisme, hingga memberikan kesempatan lebih besar bagi Videla untuk membungkam musuh-musuhnya,” tulis Jonathan Wilson dalam bukunya Angel with Dirty Faces (2015).

    Hal yang sama juga terjadi di gelaran Piala Dunia 2018, ketika Rusia selaku tuan rumah ingin memanfaatkan ajang tersebut sebagai panggung untuk memperbaiki citra dan reputasi mereka di mata dunia internasional.

    Kala itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuding Presiden Rusia Vladimir Putin mencurigai bahwa ajang Piala Dunia 2018 dimanfaatkan sebagai propaganda Rusia.

    Melihat sorotan yang begitu besar diperoleh dari pentas sepak bola, rasanya terlalu naif jika para politisi tak memanfaatkannya bahkan untuk sekedar soft selling. Melepaskan sepak bola dengan politisi seakan menjadi mitos dan bualan semata yang dijual hingga kini.

  • Hotman Paris Pastikan Nadiem Makarim Hadir untuk Diperiksa Kejagung Hari Ini (15/7)

    Hotman Paris Pastikan Nadiem Makarim Hadir untuk Diperiksa Kejagung Hari Ini (15/7)

    Bisnis.com, Jakarta — Penasihat Hukum mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim, Hotman Paris Hutapea memastikan kliennya bakal hadir memenuhi panggilan pemeriksaan tim penyidik Kejagung terkait perkara korupsi pengadaan Chromebook yang diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp9,9 triliun. 

    Hotman menegaskan Nadiem Makarim bakal hadir pagi ini, Selasa (15/7/2025) pukul 08.00 WIB di gedung Kejagung. Selain Hotman, Nadiem bakal didampingi sejumlah penasihat hukumnya.

    “[Nadiem Makarim] Hadir jam 08.00 WIB,” tutur Hotman saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (15/7/2025). 

    Pengacara kondang tersebut mengaku bahwa dirinya juga akan ikut hadir mendampingi Nadiem Makarim selama proses pemeriksaan yang berlangsung hari ini di Gedung Bundar, Kejagung

    “Ya, saya dampingi [Nadiem] nanti,” katanya

    Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar menyebut alasan penyidik kembali memanggil Nadiem Makariem untuk kedua kalinya karena ada sejumlah barang bukti yang ditemukan saat penggeledahan Kantor PT GoTo beberapa waktu lalu dan akan dikonfirmasi kepada mantan Bos GoJek tersebut.

    “Jadi semua dokumen yang ditemukan dari hasil penggeledahan itu akan dikonfirmasi ya,” ujar Harli.

    Dia menegaskan bahwa barang bukti itu tidak hanya akan dikonfirmasi ke Nadiem Makariem saja, tetapi juga ke beberapa pihak lain yang diduga kuat mengetahui perkara korupsi pengadaan chromebook tersebut.

    “Semua pihak yang berkaitan nanti akan diperiksa. Penyidik tentunya sudah kaji dan menilai barang bukti itu,” ujarnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Nadiem Makarim secara perdana diperiksa pada Senin (23/6/2025). Pemeriksaan itu berlangsung sekitar 12 jam terhitung sejak kedatangannya mulai dari 09.10 WIB hingga 20.58 WIB.

    Dalam hal ini, penyidik telah mendalami soal rapat yang dilakukan pada Mei 2020. Rapat itu diduga untuk mengkaji sebelum memutuskan untuk pengadaan laptop Chromebook. 

    Adapun, rapat inilah yang didalami oleh penyidik Jampidsus Kejagung RI lantaran pembahasannya dinilai sangat krusial soal pengadaan tersebut. 

    Di samping itu, korps Adhyaksa juga berencana untuk kembali memeriksa Nadiem untuk melengkapi data atau informasi tambahan untuk membuat terang perkara Chromebook tersebut.