kab/kota: Parepare

  • Bantu Warga yang Jatuh di Got, Polisi Sulsel Malah Dikeroyok 7 Pemuda Mabuk

    Bantu Warga yang Jatuh di Got, Polisi Sulsel Malah Dikeroyok 7 Pemuda Mabuk

    Parepare

    Seorang polisi berinisial AH (29) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), dikeroyok oleh tujuh pemuda mabuk. Pengeroyokan itu terjadi saat korban hendak menolong warga yang terjatuh ke got.

    “7 pelaku pria dalam pengaruh miras melakukan penganiayaan bersama-sama kepada anggota Resmob Polres,” kata Kasat Reskrim Polres Parepare AKP Muh Agus Purwanto dilansir detikSulsel, Jumat (15/8/2025).

    Pengeroyokan itu terjadi di Jalan Bau Massepe, Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, Minggu (10/8) sekitar pukul 04.30 Wita. Ketujuh pelaku berinisial RS (18), MS (18), AY (22), HR (20), FA (19), MN (20) dan MJ (21).

    Korban awalnya melihat ada seseorang yang jatuh ke got lalu menghampirinya. Korban berniat membantu orang tersebut karena menduga korban kecelakaan.

    “Korban melihat ada orang jatuh masuk got lalu menghampiri dengan niat membantu. Lalu pelapor bertanya ke salah satu pelaku penyebab orang itu jatuh ke got,” bebernya.

    “Korban menjelaskan dirinya bahwa sebagai anggota Polri, namun pelaku berteman tidak menghiraukan. Kemudian pelaku menganiaya korban,” jelasnya.

    (ygs/ygs)

  • Tidur di Sekolah Tua, Konsep Liburan yang Selamatkan Pinggiran Jepang

    Tidur di Sekolah Tua, Konsep Liburan yang Selamatkan Pinggiran Jepang

    Jakarta

    Saat makin banyak penduduk Jepang pindah ke kota-kota besar, sekitar 450 sekolah di daerah pinggiran terpaksa tutup setiap tahun. Kini, sebagian sekolah itu disulap menjadi tempat penginapan yang unik.

    Matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela-jendela yang tinggi, menyirami barisan meja yang dulu menjadi tempat siswa belajar menulis kanji.

    Namun kini, ruang kelas itu tak dipenuhi murid, melainkan pelancong yang mencari relaksasi mendalam dan menyatu dengan budaya pinggiran Jepang.

    Ini adalah Hare to Ke, bekas bangunan sekolah dasar yang berubah menjadi tempat penginapan di pegunungan Miyoshi di Shikoku, pulau terkecil dari empat pulau utama di Jepang.

    Hare to Ke berdiri di bekas Sekolah Dasar Deai yang tutup pada 2005 silam setelah jumlah siswa mereka turun drastis hingga tersisa lima orang.

    Menurut koran lokal, di masa jayanya pada 1945, sekolah itu menampung lebih dari 500 siswa.

    Namun, layaknya sekolah daerah pinggiran lainnya di Jepang, Sekolah Dasar Deai juga perlahan kosong seiring dengan bertambahnya keluarga yang pindah ke kota.

    Hare to KeDi masa jayanya pada 1945, Sekolah Dasar Deai menampung lebih dari 500 siswa.

    Kini, populasi di Miyoshi merosot dari puncaknya di angka 77.779 pada 1955, menjadi hanya sekitar 20 ribu. Dari populasi itu, 40% di antaranya sudah berusia 65 tahun ke atas.

    Berpuluh tahun setelah peningkatan ekonomi di Jepang pascaperang, memang terjadi penurunan industri lokal dan populasi muda di Miyoshi. Akibatnya, banyak infrastruktur terbengkalai.

    Pada 2012, di Miyoshi ada 28 sekolah tak terpakai. Para pejabat lokal pun mulai membuat berbagai proposal untuk mengalihfungsikan gedung-gedung itu.

    Hingga akhirnya, desainer asal Tokyo, Shuko Uemoto, punya ide. Ia pertama kali datang ke Miyoshi pada 2014 bersama putranya yang waktu itu masih berusia dua tahun. Saat itu, Uemoto terpukau dengan keindahan tempat sunyi tersebut.

    “Air dan udaranya sangat berbeda. Saat kami menginap di sini untuk pertama kalinya, gejala asma anak saya hilang. Momen itu tak pernah saya lupakan,” katanya kepada BBC.

    “Saya ingat saat itu saya berpikir, jika anak saya tumbuh dikelilingi alam yang seperti ini, akan jadi seperti apa anak saya? Saya jadi sangat bersemangat ketika memikirkan itu.”

    Saat ia mengetahui seruan merevitalisasi Miyoshi, Uemoto sempat beberapa kali datang ke daerah itu. Ia melihat beberapa gedung pusat pendidikan yang kosong.

    Saat melangkahkan kaki ke halaman Sekolah Dasar Deai, Uemoto seperti menemukan sesuatu yang spesial.

    “Suara sungai, sinar matahari, keheningan, semuanya terasa seperti potensi yang baik,” tutur Uemoto.

    Ia akhirnya pindah dari Tokyo, lantas mengajukan rencana bisnis selama tiga tahun. Uemoto pun membuka Hare to Kare dengan bantuan dari beberapa pejabat dan warga lokal.

    AlamyUemoto terinspirasi membuat Hare to Ke ketika pertama kali datang ke Miyoshi pada 2014.

    “Sekolah ini sudah menjadi simbol lokal, tapi selama ini tak terlihat karena tertutup dari masyarakat. Kini, tempat ini kembali bercahaya, dan orang mulai punya rasa memiliki gedung ini kembali,” ucap Yuko Oka, pejabat dari Divisi Revitalisasi Regional Miyoshi.

    “Ketika orang dari luar, tertarik ke sini, masyarakat mulai percaya diri. Itu adalah pencapaian terbesar menurut saya.”

    Saat ini, sudah ada 13 bekas sekolah di Miyoshi yang disulap meniadi kafe, kantor satelit, dan penginapan seperti Hare to Kare.

    Namun, apakah itu semua sudah cukup untuk mengatasi krisis yang dihadapi daerah pinggiran di Jepang?

    Secara keseluruhan, saat ini Jepang menghadapi masalah besar karena populasi mereka kian tua, sementara tingkat kelahiran kecil. Mereka diperkirakan kehilangan hampir 900 ribu penduduk tiap tahun.

    Menurut perkiraan, lebih dari 40% kawasan di Jepang nantinya tak akan ada lagi.

    Karena generasi muda lebih memilih tinggal di kota, sekitar 450 sekolah daerah pinggiran tutup tiap tahun, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi (MEXT) Jepang.

    Untuk merevitalisasi daerah-daerah yang kekurangan populasi itu, banyak bangunan kosong di daerah pinggiran kini diubah menjadi berbagai fasilitas lain.

    Di Hare to Ke, tamu tak hanya bisa merasakan sensasi tidur di ruang kelas, tapi juga menyatu kembali dengan alam dan diri sendiri. Mereka bisa istirahat dan relaksasi di sana.

    Hare to Ke terinspirasi dari konsep waktu tradisional Jepang. “Hare” berarti perayaan khusus atau festival, sementara “ke” merujuk pada kehidupan yang biasa-biasa saja.

    Dulu, hingar bingar festival dan kehidupan yang biasa-biasa saja hadir secara seimbang. Namun, setelah pertumbuhan ekonomi di Jepang pascaperang, banyak yang meyakini perbedaan “hare” dan “ke” semakin tipis.

    Masalahnya, di kehidupan modern ini, hari biasa-biasa saja kerap kali diisi “kehebohan”.

    Hare to KeHotel ini membuat para tamu terhubung kembali dengan alam.

    Hare to Ke mengajak tamu untuk menemukan kembali ritme kehidupan zaman dulu melalui kesederhanaan dan keheningan.

    Pengunjung disambut aroma kopi yang baru saja diseduh. Mereka juga bisa menyeruput teh herbal, beristirahat diiringi suara gesekan dedaunan di pohon, kemudian bangun dengan menghirup udara pegunungan.

    Seorang tamu bernama Chill Kouri mengaku tak percaya ketika melihat perubahan bangunan itu saat pertama kali datang.

    “Perjalanan menuju pegunungan ini sangat berkelok dan sempit, tapi ketika kami sampai, saya terkesima. Suasananya sangat membangkitkan nostalgia, tapi juga segar, dan semua yang ditinggalkan dari gedung sekolah tua itu dirawat dengan baik,” katanya.

    “Ini bukan sekadar renovasi. Ini adalah tempat di mana keseluruhan konsepnya terasa hidup.”

    Terinspirasi dari suasana pedesaan, hotel itu baru saja meluncurkan program spesial yang berfokus pada peningkatan kualitas tidur pulas.

    Tamu ditanya mengenai apa saja yang biasanya mengganggu tidur mereka. Kemudian mereka disuguhkan teh herbal racikan khusus.

    Pengalaman yang menggabungkan aromaterapi dengan wewangian dan suara yang menenangkan membuat para tamu memperoleh istirahat yang ideal menggunakan pancaindra mereka.

    Gagasan ini sebenarnya datang setelah Umemoto pindah ke Miyoshi dan menyadari betapa dia dapat tidur dengan sangat pulas.

    “Saya tidak menyangka bisa merasakan perbedaan yang begitu besar, tapi udara dan ketenangan di sini membuat saya bisa beristirahat lebih dalam setelah bertahun-tahun,” ucap Umemoto.

    Menyadari penduduk kota sangat jarang mendapatkan keheningan atau kegelapan yang alami, Umemoto melihat kesempatan untuk menciptakan “Tamasya Tidur” ini.

    Hare to KeDi Hare to Ke, para tamu tidur di bekas ruang kelas.

    “Banyak orang susah tidur ketika bepergian. Namun, jika kalian tidur sangat pulas, walau hanya semalam, itu bisa mengubah keseluruhan perjalanan kalian,” ujarnya.

    “Saya ingin tamu merasakan itu. Dikelilingi udara pegunungan, lolongan rusa yang hanya bisa kalian dengan ketika menginap, kehangatan sauna. Saya harap orang-orang dapat benar-benar santai di sini.”

    Selama lebih dari 400 tahun, penduduk di sekitar kawasan Nishi-Awa sudah mengelola sawah terasering dengan kemiringan hingga 40 derajat, melestarikan praktik pertanian dan kebudayaan masyarakat di pegunungan ini.

    Tamu yang membeli pilihan Tamasya Tidur akan disuguhkan santap malam dengan beras yang dipanen dari sawah-sawah itu, juga sayuran dan daging hasil buruan warga lokal.

    Desain Hare to Ke melestarikan kehangatan dan pesona sekolah masa lalu. Di sepanjang koridor menuju pintu masuk, masih terpampang mural kelulusan yang digambar para siswa di masa lalu.

    Di ruang-ruang kelas juga masih ada gambar tabel hingga papan tulis yang membawa nostalgia. Di luar, para warga lokal yang dulu pernah sekolah di gedung itu masih sering berkumpul di lapangan gedung itu.

    Salah satu tempat populer di sekolah itu adalah sauna, yang kini menjadi destinasi spesial.

    “Kalian bisa menghirup aroma rempah sembari menatap hutan melalui jendela,” kata salah satu tamu, Mari Azumi.

    “Dinding ruangan sauna itu terbuat dari kayu aras yang hangat, dan kalian bisa melihat pemandangan pegunungan yang sunyi itu di depan kalian. Setelah badan panas, kalian bisa langsung masuk kolam air dingin berisi air dari pegununganbersih dan menyegarkan.”

    Hare to KeTamu bisa melihat pemandangan pegunungan dari kamar.

    “Kemudian, kalian bisa beristirahat di ruang terbuka. Kalian berbaring di antara pepohonan. Di keheningan itu, kalian mulai merasakan diri kalian menyatu dengan alam.”

    “Sangat luar biasa, seperti tidak familier, tapi membawa nostalgia. Seperti kembali ke tempat yang sudah lama terlupakan. Seperti kembali ke alam.”

    Menurut Koji Kamizasa dari dinas pariwisata Miyoshi, “Hare to Ke merupakan bagian dari kisah yang lebih luas, di mana daerah pinggiran Jepang merebut kembali masa depannya, bukan melalui pariwisata mewah, tapi dengan menciptakan keintiman, pengalaman yang sederhana dan sangat lokal.”

    Contohnya, penginapan itu menawarkan kelas memasak musiman, di mana penduduk setempat mengajarkan para tamu menyiapkan makanan dengan bahan-bahan yang ditanam langsung di daerah itu.

    Selain itu, setiap pekan kedua tiap bulan, Miyoshi menggelar pasar malam. Di sana, penduduk tak hanya menjual makanan, tapi juga mengajarkan para pengunjung mengenai Awa Odori, tari tradisional Tokushima.

    Para tamu yang tertarik dengan sejarah tempat ini juga tak boleh melewatkan Festival Musim Panas Gunung Tsurugi yang diadakan tiap tahun. Festival itu merupakan ritual suci yang diyakini sudah ada sejak lebih dari 900 tahun lalu.

    Berlokasi di puncak gunung setinggi 1.955 meter, festival itu mencakup prosesi dramatis; para penduduk yang mengenakan jubah putih menggotong kuil portabel alias mikoshi menaiki jalan setapak gunung yang curam.

    Nyanyian mereka menggema di tengah hutan, diiringi suara flute dan drum.

    Ketika Miyoshi terus mengalami masalah pengurangan populasi, acara-acara yang menarik perhatian pendatang seperti ini tak hanya bisa melestarikan identitas budaya mereka, tapi juga memperkenalkan tradisi kawasan itu yang tak pernah mati.

    Tempat-tempat wisata di sekitar daerah itu, seperti Iya Valley dan jembatan Kazura yang terkenal juga bisa menarik perhatian para pencinta alam.

    Banyak pelancong yang berkunjung ke lokasi-lokasi itu menginap di Hare to Ke, yang kemudian menjadi markas untuk refleksi dan petualangan mereka.

    Getty ImagesJembatan Kazura di dekat Hare to Ke.

    Bagi masyarakat sekitar, Hare to Ke lebih dari sekadar tempat menginap. Hare to Kare juga menjadi tempat kenangan lama muncul kembali, dan kenangan baru diciptakan.

    “Satu hari, seorang perempuan berusia 80-an tahun datang bersama keponakannnya. Dia membuka album kelulusan zaman dulu dan menunjuk foto dirinya sewaktu masih muda sembari berkata, ‘Itu saya!’ Dia sangat senang,” kenang Uemoto.

    “Bahkan mantan kepala sekolah juga pernah berkunjung lagi. Sekolah ini bukan hanya bangunan. Sekolah ini menyimpan kisah orang-orang.”

    “Itulah mengapa merenovasi tempat ini merupakan tanggung jawab besar. Namun, saya senang, kami menciptakan tempat yang bisa mereka datangi kembali,” katanya.

    Jika Anda menyukai artikel ini, daftarkan diri Anda di buletin The Essential List Akan ada artikel dan video pilihan terbaik, serta berita penting yang dikirimkan ke kotak masuk Anda dua kali seminggu.

    Untuk lebih banyak cerita perjalanan dari BBC, ikuti kami di Facebook, X, dan Instagram.

    Tonton juga video “Warga di Parepare Temukan Bunker Diduga Peninggalan Jepang Saat Gali Bukit” di sini:

    (ita/ita)

  • Tersandung Korupsi Kereta Api di Sulsel, Bupati Pati Sudewo Diduga Terima Commitment Fee Rp3 Miliar

    Tersandung Korupsi Kereta Api di Sulsel, Bupati Pati Sudewo Diduga Terima Commitment Fee Rp3 Miliar

    FAJAR.CO.ID — Proyek pembangunan jalur kereta api di sejumlah wilayah, termasuk jalur Makassar-Parepare di Sulsel menjadi bancakan korupsi. Sudewo yang saat ini menjabat bupati Pati, juga ikut tersandung dugaan korupsi proyek jalur kereta api.

    Kasus dugaan korupsi pembangunan jalur kereta api yang ikut menyeret nama Sudewo, ketika dia masih menjabat anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan pernah menyita uang senilai Rp3 miliar dari rumah Sudewo.

    Uang Rp3 miliar yang disita dari rumah Sudewo diduga aliran dana commitment fee terkait proyek jalur kereta api.

    “Ya, benar. Saudara SDW (Sudewo) salah satu pihak yang diduga juga menerima aliran commitment fee terkait dengan proyek pembangunan jalur kereta,” beber Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

    Kasus dugaan tindak pidana korupsi tersebut terjadi pada proyek pembangunan jalur kereta api ganda Solo Balapan-Kadipiro-Kalioso; proyek pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan; empat proyek konstruksi jalur kereta api dan dua proyek supervisi di Lampegan Cianjur, Jawa Barat; dan proyek perbaikan perlintasan sebidang Jawa-Sumatera.

    Korupsi yang terjadi pada proyek jalur kereta api ini, diduga dengan membuat pengaturan pemenang pelaksana proyek oleh pihak-pihak tertentu melalui rekayasa sejak proses administrasi sampai penentuan pemenang tender.

    Pihak yang berhasil memuluskan pemenang tender proyek yang telah direkayasa itu diduga menerima commitment fee.

  • Pelindo Regional 4 Tutup Semester I 2025 dengan Lonjakan Signifikan

    Pelindo Regional 4 Tutup Semester I 2025 dengan Lonjakan Signifikan

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 menyelesaikan Semester I 2025 dengan kinerja yang luar biasa.

    Semester I 2025 Pelindo Regional 4 berhasil mencapai lonjakan yang signifikan.

    Lonjakan signifikan ini terjadi pada arus penumpang, arus peti kemas, dan trafik barang di seluruh pelabuhan kelolaan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

    Terkait lonjakan ini, Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis memaparkan total arus kapal periode Januari–Juni 2025.

    Dimana, dalam periode tersebut mencapai 213,55 juta GT (Gross Tonnage), tumbuh 1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Adapun untuk peningkatan ini didorong bertambahnya kunjungan kapal RoRo di Pelabuhan Donggala pasca dibukanya rute baru.

    Kemudian hal ini juga didorong naiknya kunjungan kapal batu bara di Balikpapan.

    “Untuk arus peti kemas, kami membukukan 1,20 juta TEUs atau tumbuh 2% YoY, berkat meningkatnya aktivitas di Makassar, Bitung, Parepare, dan Kendari,” sebut Abdul Azis dalam acara Coffee Sunset Bersama Media di Terminal Penumpang Pelabuhan Makassar, Selasa (12/8/2025).

    Lanjut, Azis menjelaskan trafik barang mencapai 35,63 juta ton atau 7% di atas Rencana Kerja Anggaran (RKA), dipicu lonjakan bongkar muat batu bara di Balikpapan serta semen dan pupuk di Gorontalo.

    Lalu sektor penumpang yang menembus 4,16 juta orang atau tumbuh 17% YoY dan 13% di atas target RKA.

    “Capaian ini menandakan strategi operasional dan layanan kami berada di jalur yang tepat,” paparnya.

    “Kami akan terus menjaga tren positif ini sekaligus meningkatkan kualitas layanan agar memberikan dampak ekonomi lebih besar bagi KTI,” terangnya. (Erfyansyah/fajar)

  • Anggota Komisi II DPR RI suarakan kewenangan Bawaslu diperluas

    Anggota Komisi II DPR RI suarakan kewenangan Bawaslu diperluas

    Makassar (ANTARA) – Anggota Komisi II DPR RI H.M. Taufan Pawe menyatakan mendukung penuh kewenangan Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu diperluas dalam hal pengawasan dengan menyuarakan penataan ulang Undang-Undang Pemilu, menyatukan regulasi pemilu, pilkada dan penyelenggara pemilu dalam satu undang-undang.

    “Saya berpandangan dan konsisten menyuarakan Bawaslu ke depan di semua tingkatan harus diberikan kewenangan yang lebih luas, mandiri, tidak bisa diintervensi,” kata Taufan saat Rapat Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.

    Menurut dia, Bawaslu penting diperkuat mengingat tugasnya berat melakukan pengawasan pemilu hingga pilkada. Bawaslu dapat diberikan kewenangan yang lebih besar, termasuk penindakan terhadap potensi pelanggaran pemilu dan pilkada.

    Selain itu, dari hasil evaluasi Komisi II DPR RI yang juga membidangi salah satunya urusan kepemiluan, Taufan mengatakan ditemukan banyak persoalan, termasuk pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024 yang dinilai amburadul.

    Salah satu evaluasinya adalah lahirnya putusan Mahkamah Konstitusi yang memerintahkan pemungutan suara ulang (PSU) pilkada pada 25 kabupaten/kota di Indonesia.

    Menurut dia, putusan MK tersebut sebagian besar disebabkan penyelenggara pemilu bekerja tidak sesuai standar.

    “Dengan pilkada kemarin, lahir putusan MK memerintahkan 25 daerah dilakukan PSU. Kalau kita meneropong detail putusan MK itu, sebagian besar karena tidak profesionalnya penyelenggara pemilu,” ujar mantan Wali Kota Parepare, Sulsel, itu.

    Untuk itu, Komisi II DPR menekankan pentingnya memperkuat pengawasan pemilu dengan memberikan Bawaslu kewenangan yang lebih besar, termasuk dapat melakukan penindakan tegas terhadap potensi pelanggaran pemilu maupun pilkada.

    “Termasuk soal putusan MK 135, kita menyelaraskan itu semua dalam satu revisi Undang-Undang Pemilu. Kodifikasi regulasi pemilu dan pilkada,” kata legislator berlatar belakang pengacara itu.

    Menanggapi hal tersebut, Ketua Bawaslu Kabupaten Maros Sufirman menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan Komisi II DPR kepada Bawaslu.

    Ia berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan profesionalitas dalam menjalankan tugas pengawasan pemilu.

    “Kami menyadari bahwa tantangan dalam mengawasi pemilu semakin kompleks. Oleh karena itu, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia kami,” tuturnya.

    Rapat Penguatan Kelembagaan Pengawasan Pemilu itu diselenggarakan Bawaslu Maros sebagai ruang evaluasi penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 bersama Komisi II DPR.

    Pembicara yang dihadirkan pada rapat itu adalah Guru Besar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Prof. Muhammad dan Ketua Bawaslu Sulsel periode 2018-2023 Laode Arumahi.

    Pewarta: M Darwin Fatir
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gol Cepat Victor Dethan Antar PSM Makassar Unggul 1-0 di Babak Pertama Meski Tanpa Rekrutan Baru

    Gol Cepat Victor Dethan Antar PSM Makassar Unggul 1-0 di Babak Pertama Meski Tanpa Rekrutan Baru

    FAJAR.CO.ID, PAREPARE — Meski tampil tanpa pemain baru karena masih terkena sanksi larangan pendaftaran dari FIFA, PSM Makassar berhasil unggul 1-0 atas Persijap Jepara pada babak pertama laga pembuka BRI Super League 2025/2026. Pertandingan digelar di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Jumat (8/8/2025).

    Gol tunggal PSM dicetak oleh pemain muda Victor Dethan pada menit ke-7. Ia berhasil mengonversi umpan matang dari bek asing Victor Luiz menjadi gol pembuka pertandingan. Keunggulan ini membuat Pasukan Ramang menutup paruh pertama dengan keunggulan tipis atas tim promosi tersebut.

    Tanpa kehadiran pemain baru akibat registration ban, PSM tetap tampil percaya diri sejak peluit awal dibunyikan. Tim asuhan Bernardo Tavares tampil agresif dan langsung menekan lini belakang Persijap sejak menit-menit awal.

    Dalam pertandingan ini, PSM hanya diperkuat dua pemain asing, yakni Victor Luiz dan Aliosio Soares Neto. Sisa komposisi tim diisi oleh para pemain lokal yang merupakan wajah lama dari musim sebelumnya. Di bawah mistar, Reza Arya Pratama tetap menjadi pilihan utama.

    Untuk lini pertahanan, pelatih asal Portugal itu menurunkan empat pemain: Victor Luiz, Aliosio Neto, Syahrul Lasinari, dan Daffa Salman. Sementara itu, sektor tengah diisi oleh Victor Dethan, Ricky Pratama, Karel Iek, dan Akbar Tanjong. Di lini depan, dua penyerang muda, Achmat Fachrul Adiyia dan Muhammad Arham, dipercaya untuk menggedor pertahanan lawan.

    Kondisi PSM yang belum bisa mendaftarkan pemain barunya disebabkan oleh sanksi larangan transfer dari FIFA. Sanksi tersebut merupakan buntut dari permasalahan gaji yang belum terselesaikan dengan mantan pemain andalan mereka, Willem Jan Pluim. (zak/fajar)

  • Preview PSM Makassar vs Persijap Jepara, Laga Klasik Pembuka BRI Super League 2025/2026

    Preview PSM Makassar vs Persijap Jepara, Laga Klasik Pembuka BRI Super League 2025/2026

    FAJAR.CO.ID, PAREPARE — PSM Makassar akan menjamu tim promosi Persijap Jepara dalam laga pekan perdana BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora B.J. Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat (8/8/2025) malam WIB. Pertandingan ini menjadi momen nostalgia karena mempertemukan dua tim klasik yang pernah bersaing di kasta tertinggi sepak bola nasional.

    Bagi PSM, laga ini menjadi awal penting untuk meraih poin penuh dan menunjukkan kesiapan mereka dalam perburuan gelar musim ini. Sementara bagi Persijap, pertandingan ini adalah ajang pembuktian setelah bertahun-tahun menghilang dari Liga 1.

    Persijap Jepara, yang berjuluk Laskar Kalinyamat, pernah menjadi kekuatan tersendiri di pentas nasional. Klub ini pernah diperkuat nama-nama legendaris seperti Evaldo Silva, Noor Hadi, Kamal Junaidi, dan Anjar Jambore Widodo. Namun setelah degradasi beberapa tahun lalu, mereka tenggelam dari persaingan elite sebelum akhirnya kembali promosi ke Liga 1 musim ini.

    Menghadapi PSM di laga pembuka tentu bukan perkara mudah. Namun Persijap punya modal kuat, terutama dari sektor pertahanan. Dalam lima laga play-off Liga 2 musim lalu, mereka hanya kebobolan empat gol dan mencatat tiga clean sheet. Statistik ini menunjukkan bahwa barisan belakang Persijap bisa menjadi senjata utama saat bertandang ke Parepare.

    Sementara itu, PSM Makassar menjalani musim baru dengan banyak perubahan. Dua penyerang andalan musim lalu, Nermin Haljeta dan Balotelli, telah hengkang. Untuk menjaga ketajaman lini depan, Juku Eja mendatangkan tiga amunisi anyar: Alex Tangue, Lucas Dias, dan Savio Roberto.

  • Preview PSM Makassar vs Persijap Jepara, Laga Klasik Pembuka BRI Super League 2025/2026

    Preview PSM Makassar vs Persijap Jepara, Laga Klasik Pembuka BRI Super League 2025/2026

    FAJAR.CO.ID, PAREPARE — PSM Makassar akan menjamu tim promosi Persijap Jepara dalam laga pekan perdana BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora B.J. Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat (8/8/2025) malam WIB. Pertandingan ini menjadi momen nostalgia karena mempertemukan dua tim klasik yang pernah bersaing di kasta tertinggi sepak bola nasional.

    Bagi PSM, laga ini menjadi awal penting untuk meraih poin penuh dan menunjukkan kesiapan mereka dalam perburuan gelar musim ini. Sementara bagi Persijap, pertandingan ini adalah ajang pembuktian setelah bertahun-tahun menghilang dari Liga 1.

    Persijap Jepara, yang berjuluk Laskar Kalinyamat, pernah menjadi kekuatan tersendiri di pentas nasional. Klub ini pernah diperkuat nama-nama legendaris seperti Evaldo Silva, Noor Hadi, Kamal Junaidi, dan Anjar Jambore Widodo. Namun setelah degradasi beberapa tahun lalu, mereka tenggelam dari persaingan elite sebelum akhirnya kembali promosi ke Liga 1 musim ini.

    Menghadapi PSM di laga pembuka tentu bukan perkara mudah. Namun Persijap punya modal kuat, terutama dari sektor pertahanan. Dalam lima laga play-off Liga 2 musim lalu, mereka hanya kebobolan empat gol dan mencatat tiga clean sheet. Statistik ini menunjukkan bahwa barisan belakang Persijap bisa menjadi senjata utama saat bertandang ke Parepare.

    Sementara itu, PSM Makassar menjalani musim baru dengan banyak perubahan. Dua penyerang andalan musim lalu, Nermin Haljeta dan Balotelli, telah hengkang. Untuk menjaga ketajaman lini depan, Juku Eja mendatangkan tiga amunisi anyar: Alex Tangue, Lucas Dias, dan Savio Roberto.

  • Kronologi Karyawati Bank di Parepare Dianiaya Pria Misterius Tengah Malam

    Kronologi Karyawati Bank di Parepare Dianiaya Pria Misterius Tengah Malam

    Liputan6.com, Jakarta Seorang karyawati bank berinisial UC (29) dianiaya pria misterius saat sedang terlelap di rumahnya, Jalan Jembatan Merah, Kelurahan Lakessi, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

    Korban mengatakan bahwa pelaku sempat mengambil kunci mobil yang berada di dekatnya, dan menggunakannya untuk melukai bagian mata dan bibir.

    “Dia tusuk mataku dan bibirku pakai kunci mobil. Saya sudah minta ampun sambil menangis, tapi dia terus menyerang. Sampai saya tidak bisa bernapas dan sempat tak sadarkan diri,” kata UC, Kamis (31/7).

    Awalnya UC mengaku terbangun karena mendengar suara pintu dibuka, sebelum akhirnya diserang oleh pria tak dikenal itu.

    “Jam 1 malam saya terbangun karena mendengar pintu terbuka. Tiba-tiba ada pria masuk ke kamar, langsung naik ke atas badan saya, mencekik dan menutup wajah saya pakai bantal,” ujar UC.

    Sementara itu, Kapolres Parepare AKBP Indra Waspada Yuda membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengaku bahwa pihaknya telah menerima laporan dari korban dan memastikan identitas pelaku sudah diketahui.

    “Benar, laporan korban sudah kami terima. Saat ini tim kami telah mengidentifikasi pelaku dan sedang melakukan pengejaran,” kata Indra kepada wartawan, Jumat (1/8).

    Menurut Indra, pelaku diduga masuk ke rumah korban saat dini hari dan langsung menuju kamar tidur korban. Di dalam kamar, pelaku kemudian melakukan aksi kekerasan secara brutal.

    “Pelaku masuk ke dalam kamar dan langsung menyerang korban. Ia menggunakan bantal untuk menutupi wajah korban dan mencekiknya hingga korban sempat kehilangan kesadaran. Setelah itu pelaku melarikan diri,” jelasnya.

    Meski begitu, polisi memastikan bahwa tidak ada barang berharga korban yang hilang dari lokasi kejadian, sehingga dugaan utama saat ini mengarah pada motif selain pencurian.

    “Kami telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah saksi. Tidak ditemukan adanya barang yang hilang, sehingga motif pelaku masih kami dalami lebih lanjut,” pungkasnya.

  • Seorang Pria dengan 4 Identitas Beredar Bawa Koper, Saat Digeledah Isinya 20 Kg Sabu

    Seorang Pria dengan 4 Identitas Beredar Bawa Koper, Saat Digeledah Isinya 20 Kg Sabu

    Liputan6.com, Jakarta Seorang pria asal Jawa Barat ditangkap personel Polres Parepare di Pelabuhan Nusantara, lantaran berusaha menyelundupkan 20 kg sabu yang disimpan dalam koper. Dalam aksinya, pelaku menggunakan empat identitas berbeda. Kapolres Parepare AKBP Indra Waspada Yuda menyebutkan bahwa pelaku bernama Saripudin Hidayat, warga Kabupaten Bandung Barat.

    “Petugas kami dari Polsek Pelabuhan Nusantara mencurigai gerak gerik pelaku. Setelah koper biru tua miliknya diperiksa, ditemukan 20 bungkus sabu siap edar,” kata Indra saat konferensi pers, Jumat (1/8).

    Selain sabu, polisi juga mengamankan uang tunai Rp1,1 juta, dua ponsel, lima kartu SIM dari berbagai provider, serta empat KTP dengan nama berbeda yang semuanya diduga digunakan oleh pelaku.

    “Empat KTP itu atas nama Febriansyah, Deni Mulyadi, Muhammad Rezky Al Amin dan M Haikal,” ungkapnya.

    Indra menjelaskan bahwa identitas palsu dan banyaknya kartu SIM memperkuat dugaan bahwa pelaku bagian dari jaringan narkoba terorganisir.

    “Modus seperti ini umum digunakan dalam sindikat narkoba. Kami sedang mendalami peran pihak lain yang diduga jadi penghubung atau penerima,” lanjutnya.

    Pelaku dijerat dengan Pasal 114 Ayat (2) subsider Pasal 112 Ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana mati, penjara seumur hidup, atau paling singkat 6 tahun.

    “Ini bukan akhir. Ini awal pengembangan besar-besaran. Kami akan buru pelaku lainnya, termasuk pengendali jaringan di balik layar,” tutupnya.