kab/kota: Pandeglang

  • Aksi buang sampah di Kantor Bupati Pandeglang

    Aksi buang sampah di Kantor Bupati Pandeglang

    Rabu, 20 Agustus 2025 13:27 WIB

    Anggota polisi berjaga saat warga melakukan aksi buang sampah di depan pintu masuk Kantor Bupati Pandeglang, Pandeglang, Banten, Rabu (20/8/2025). Aksi yang diikuti sekitar 300 warga tersebut untuk memprotes kerja sama Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkait penampungan sampah di TPA Bangkonol Pandeglang yang menimbulkan pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.

    Sejumlah warga melakukan aksi buang sampah di depan pintu masuk Kantor Bupati Pandeglang, Pandeglang, Banten, Rabu (20/8/2025). Aksi yang diikuti sekitar 300 warga tersebut untuk memprotes kerja sama Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkait penampungan sampah di TPA Bangkonol Pandeglang yang menimbulkan pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jejak Langkah Siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel Melanjutkan Pendidikan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Jejak Langkah Siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel Melanjutkan Pendidikan Megapolitan 15 Agustus 2025

    Jejak Langkah Siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel Melanjutkan Pendidikan
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
     
    Bagi sebagian remaja, perjalanan menuju bangku sekolah menengah atas (SMA) biasanya berjalan mulus.
    Namun, hal itu berbeda bagi sejumlah siswa di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan (Tangsel).
    Perjuangan mereka untuk melanjutkan pendidikan SMA diwarnai berbagai keterbatasan, yang terutama adalah masalah biaya.
    Hal yang demikian dialami oleh Dewi Astini (15), siswi asal Serang, Banten, yang kini menempuh pendidikan di SRMA 33 Tangsel.
    Dewi bercerita, sebelumnya ia pernah menempuh  pendidikan di pesantren. Namun, ia terpaksa berhenti karena kendala biaya.
    “Sebelumnya aku pernah di pondok pesantren tapi berhenti,” ujar Dewi saat ditemui
    Kompas.com
    di SRMA 33, Jumat (15/8/2025).
    Tak lama setelah berhenti menimba ilmu di pesantren, putri pasangan Subhan dan Sofiah itu kemudian mengutarakan keinginannya untuk kembali bersekolah.
    Sebagai anak keempat dari lima bersaudara, ia ingin mengikuti jejak tiga kakaknya yang sudah lulus sekolah.
    “Pengen sekolah tapi enggak bisa karena masalah biaya,” kata dia.
    Beberapa waktu kemudian, orangtua Dewi menawarkannya untuk masuk ke sebuah sekolah rakyat yang tidak memungut biaya. 
    Meski sempat ragu, Dewi akhirnya menerima tawaran itu. 
    Cita-citanya pun kembali tumbuh meski sempat menganggap hal itu mustahil karena faktor ekonomi.

    “Akhirnya masuk ke sini. Cita-cita saya mau jadi dokter,” jawab dia sambil tersenyum.
    Cerita lainnya datang dari anak bernama Zaki (15), siswa asal Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
     
    Setelah lulus SMP, ia sempat bingung hendak melanjutkan sekolah ke mana karena biaya yang terbatas
    . Ia bingung mencari sekolah dengan biasa yang murah agar tidak membebani orangtuanya.
    “Saya dimasukin ke sini karena saya bingung mau sekolah di mana,” kata Zaki.
    Namun, selang beberapa lama kemudian, anggota dari Program Keluarga Harapan (PKH) mendatangi keluarga Zaki dan menawarkan kesempatan bersekolah di sekolah rakyat.
    Akhirnya, orangtua Zaki menyampaikan kabar tersebut dan langsung disetujui oleh Zaki.
    “Saya dikasih tahu orangtua kalau sekolah di sini. Terus saya bilang ‘iya mau’,” kata dia.
    Diketahui, 150 siswa yang diterima di SRMA 33 Tangsel merupakan rekrutmen oleh Dinas Sosial Provinsi Banten dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
    Mereka diterima dengan syarat, yakni berasal dari keluarga kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
    Adapun para siswa tersebut berasal dari tujuh kabupaten/kota di Banten, yaitu Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, dan Kabupaten Pandeglang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Andra Soni Akui Fasilitas Banten International Stadium Belum Lengkap
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Agustus 2025

    Andra Soni Akui Fasilitas Banten International Stadium Belum Lengkap Regional 11 Agustus 2025

    Andra Soni Akui Fasilitas Banten International Stadium Belum Lengkap
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com
    – Gubernur Banten, Andra Soni mengungkapkan, fasilitas dan sarana penunjang di Banten International Stadium (BIS) belum memadai.
    Akibatnya, jumlah penonton yang dapat menyaksikan setiap laga Dewa United Banten FC dibatasi hanya 2.000 orang.
    “Memang ada kapasitas-kapasitas yang harus kita kembangkan. Pertama adalah pagar perimeter, kemudian parkir, dan kemudian penerangan,” ujar Andra Soni saat diwawancarai oleh wartawan, Senin (11/8/2025).
    Gubernur menambahkan, akses jalan menuju stadion yang memiliki kapasitas 30.000-35.000 penonton juga perlu diperluas.
    Jika jumlah penonton dipaksakan sesuai kapasitas, dikhawatirkan akan terjadi kemacetan di Jalan Raya Serang-Pandeglang.
    “Tentunya akses untuk masuk dan beberapa jalan akses lain perlu diperhatikan. Sehingga tidak menumpuk di Jalan Raya Serang-Pandeglang,” jelasnya.
    Meskipun ada keterbatasan, Andra Soni tetap bersyukur bahwa Dewa United Banten FC, yang merupakan runner-up Liga Super League musim lalu, bersedia menggunakan lapangan tersebut.
    “Akhirnya ada yang mau menggunakan lapangan kita. Walaupun memang masih dibatasi ya, karena faktor standar pertandingan,” kata dia.
    Ke depan, Pemprov Banten berencana untuk menambah fasilitas dan sarana lainnya agar stadion yang bertaraf internasional ini dapat digunakan untuk pertandingan internasional.
    Selain itu, langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
    “Memaksimalkan fasilitas di stadion ini adalah sesuatu yang membanggakan dan harus kita kembangkan,” tegas Andra Soni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tujuan Peneliti Beberkan Riset Tsunami Raksasa di RI: Agar Waspada

    Tujuan Peneliti Beberkan Riset Tsunami Raksasa di RI: Agar Waspada

    Jakarta

    Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan menarik terkait bukti ilmiah jejak tsunami raksasa yang pernah melanda wilayah selatan Jawa ribuan tahun lalu. Temuan ini dibeberkan untuk menumbuhkan kewaspadaan terhadap bencana.

    Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra menyebutkan, hasil riset paleotsunami ini membuka wawasan baru dan menjadi peringatan penting akan potensi ancaman megatsunami yang masih membayangi kawasan padat penduduk tersebut.

    Sejumlah kalangan mungkin menganggap laporan hasil riset semacam ini terkesan menakut-nakuti. Sedikit kilas balik, di ranah yang sama, di 2018, pernah terjadi seorang peneliti yang memaparkan riset tentang potensi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang, Jawa Barat, dianggap meresahkan masyarakat dan malah menghadapi ancaman hukum.

    Akhirnya, tsunami sungguh terjadi di Pandeglang yang memakan korban salah satunya band Seventeen. Barulah publik menyadari perlunya menaruh kepercayaan pada ilmuwan dan sains. Ditanya pendapatnya mengenai hal ini, Purna menegaskan bahwa sebagai peneliti, pemaparan hasil riset soal tsunami dimaksudkan untuk kewaspadaan dan kesiapan mitigasi, tidak pernah ada maksud untuk membuat resah.

    “Soal itu (ancaman hukum) mungkin bisa dibahas oleh (pihak) yang lain. Kalau dari kami, sebagai peneliti, kami sampaikan bukti ilmiah yang ada. Kami menyampaikan hasil riset berdasarkan data lapangan, setelah dianalisis memang hasilnya, zaman dulu kita pernah mengalami kejadian tsunami berulang,” ujarnya dalam pemaparan ‘Menggali Jejak Tsunami Purba di Selatan Jawa’ di Gedung BJ Habibie, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).

    Purna berharap pemaparan hasil risetnya benar-benar dimanfaatkan berbagai pihak terkait untuk kesiapsiagaan bencana. Ia pun menegaskan bahwa apa yang dilakukannya dan para peneliti lain sama sekali bukan untuk menakut-nakuti apalagi membuat kehebohan.

    “Kalau kita langsung (edukasi) ke masyarakat sebenarnya nggak ribut seperti itu. Misalnya pas di lapangan kita sampaikan ada jejak lapisan tsunami, ini menjadi bukti bahwa tsunami itu besar dan berulang, nggak langsung heboh. Ketika kami sampaikan ke desa, kecamatan, bahkan ke BPBD misalnya. Bahkan kemarin yang Kulon Progo itu saya dihubungi untuk cross-check, mereka ingin tahu lebih detail,” tutur Purna menceritakan pengalaman di lapangan.

    “Sebagai peneliti adalah tanggung jawab kami menyampaikan itu (hasil riset) terkait nanti kebijakannya seperti apa, itu tidak langsung menjadi ranah kami. Mungkin ada tim lain lagi yang kemudian menyusun kebijakan berdasarkan hasil riset itu,” imbuhnya.

    Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra dan Pranata Humas Ahli Madya BRIN Sugiarti. Foto: BRIN

    Pranata Humas Ahli Madya BRIN Sugiarti yang menjadi moderator diskusi menambahkan, para peneliti di BRIN fokus pada hasil riset. Dalam kompetensi dan praktiknya bersama masyarakat, terutama dalam isu kebencanaan, BRIN selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

    “Kekhawatiran atau kepanikan itu sebenarnya bukti dari awareness masyarakat bahwa misalnya, oh ya seperti tadi disampaikan dalam kira-kira 200 tahun lagi gitu akan terjadi tsunami raksasa. Yang terpenting di sini adalah kepedulian dari pemerintah daerah untuk membangun infrastrukturnya disesuaikan dengan potensi bencana tadi,” kata Sugiarti.

    “Jadi ini tidak menunjukkan kapan itu terjadi bulan atau tanggal, tapi ini kurun waktu, untuk mewaspadai karena bencana alam tidak bisa kita hindari, tapi bagaimana kita sebagai manusia bisa beradaptasi, melakukan mitigasi, sehingga meminimalisir korban jiwa yang nanti diprediksi akan terjadi,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • Gempa Banten magnitudo 7,4, berpotensi tsunami 

    Gempa Banten magnitudo 7,4, berpotensi tsunami 

    Sumber foto: Ilustrasi/elshinta.com.

    2 Agustus 2019: Gempa Banten magnitudo 7,4, berpotensi tsunami 
    Peristiwa   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 06:03 WIB

    Elshinta.com – Gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 7,4 mengguncang Banten dan sejumlah kota di Pulau Jawa, termasuk Jakarta, pada pukul 19.03 WIB, Jumat malam (2/8/2019). 

    BMKG mengumumkan pusat gempa tersebut berada di 147 km Barat Daya Sumur-Banten. Tempatnya pada koordinat 7.54 LS,104.58 BT. 

    Pusat gempa ini termasuk dangkal karena berada pada kedalaman 10 Kilometer. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami setelah gempat kuat tersebut terjadi.

    BMKG mengeluarkan status peringatan “WASPADA” di 15 daerah berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan, yakni Pandeglang Bagian Utara (Banten), Tanggamus Pulau Tabuan (Lampung), Sukabumi Ujung-Genteng (Jabar), Tanggamus Bagian TImur (Lampung), Lampung-Selatan Kep. Krakatau (Lampung). 

    Berikutnya, Lampung-Selatan Kep. Legundi (Lampung), Lampung-Barat Pesisir-Tengah (Lampung), Lampung-Barat Pesisir-Utara (Lampung), Bengkulu-Utara Pulau enggano (Bengkulu), Kaur (bengkulu), lampung-Selatan Kep. Sebuku (Lampung), Bengkulu-Selatan (Bengkulu), Serang Bagian Barat (Banten), dan Seluma (Bengkulu).

    Sumber : Elshinta.Com

  • BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir rob berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena akan terjadi pada bulan Agustus.

    “Adanya fenomena Fase Bulan Purnama pada tanggal 09 Agustus 2025 dan Perigee pada tanggal 14 Agustus 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” tulis BMKG dari akun Instagram @bmkgmaritim, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    BMKG menjelaskan banjir pesisir ini akan berdampak pada masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan maupun pesisir. Mulai dari aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas pemukiman pesisir dan aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Masyarakat diminta waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampang pasang maksimum air laut. Selain itu juga selalu memperhatikan informasi cuaca maritim terbaru yang dikeluarkan BMKG.

    – Pesisir Sumatra Utara

    Pesisir Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan (9-15 Agustus 2025)

    – Pesisir Kepulauan Riau

    Pesisir Batam, Pesisir Bintan (9-14 Agustus)
    Pesisir Karimun (7-12 Agustus 2025)
    Pesisir Dabo Singkep (7-11 Agustus 2025)
    Pesisir Tanjung Pinang (9-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Sumatra Barat

    Pesisir Kota Padang, Pesisir Kab. Padang Pariaman, Pesisir Kab. Pesisir Selatan, Pesisir Kep. Metawai (8-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Jambi

    Pesisir Timur Jambi (5-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Kep. Bangka Belitung

    Pesisir Kota Pangkalpinang, Pesisir Tanjungpandan (6-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Banten

    Pesisir Utara Tangerang (5-13 Agustus 2025)
    Selat Sunda Barat Pandeglang (5-13 Agustus 2025)
    Pesisir Selatan Pandeglang (10-12 Agustus 2025)
    Perairan Selatan Lebak (9-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jakarta

    Pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, Penjaringan (2-9 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Barat

    Pesisir Subang, Indramayu, Cirebon (2-6 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Tengah

    Pesisir Brebes (14-20 Agustus 2025)

    – Pesisir D.I. Yogyakarta

    Pesisir Kab.Kulon Progo, Kab. Bantul, dan Kab. Gunungkidul (10-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Timur

    Surabaya Pelabuhan (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Bali

    Pesisir Selatan Bali (9-16 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Barat

    Pesisir Lombok dan Bima (7-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Timur

    Pesisir Utara dan Selatan P.Flores. Pesisir P.Sumba, Pesisir P. Sabu-Raijua, Pesisir P.Timor-Rote (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Utara

    Perairan Tarakan (10-13 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Selatan

    Pesisir Kotabaru, Tanah Bumbu (8-14 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Barat (6-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Maluku

    Pesisir Kep. Kai, Pesisir Kep. Aru (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Kep.Tanimbar (11-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Papua Selatan

    Pesisir Merauke (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Selat Muli (9-17 Agustus 2025).

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Truk Pengangkut Beras di Pandeglang Terguling, Kernet Tewas Terjepit

    Truk Pengangkut Beras di Pandeglang Terguling, Kernet Tewas Terjepit

    Pandeglang

    Kecelakaan maut melibatkan mobil truk dan mobil Toyota Avanza terjadi di Tanjakan Cinibung, Desa Sukajadi, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang. Satu orang kernet dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut.

    “Satu orang kondektur (kernet) meninggal dunia,” kata Kapolsek Cibaliung, Iptu Asep Jamaludin, Rabu (30/7/2025).

    Peristiwa itu terjadi siang tadi sekitar pukul 11.30 WIB. Truk muatan beras itu melaju dari arah Panimbang ke Cibaliung. Saat di lokasi, truk tidak kuat menanjak berujung menghantam mobil yang ada di belakang.

    “Tepat di Tanjakan Cinibung tidak kuat menanjak, terus mundur pada saat itu korban (kernet) turun dari truk dan truk membuang dan membentur roda empat avanza,” katanya.

    Ia mengatakan dalam peristiwa itu, kernet truk tertindih mobil. Korban dinyatakan tewas di tempat.

    Asep menyatakan puluhan karung beras tersebut rencana bakal dikirim ke warga di Kecamatan Cibitung. Meski mengalami kendala, ia menyatakan proses penyaluran tidak terhambat.

    “Ada truk lainnya yang bantu mengangkut untuk langsung mendistribusikan. Jadi tidak ada hambatan,” pungkasnya.

    (wnv/wnv)

  • Kasau: TNI AU tetapkan lima prioritas dalam pengabdian kepada bangsa

    Kasau: TNI AU tetapkan lima prioritas dalam pengabdian kepada bangsa

    Sleman (ANTARA) – Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan bahwa TNI AU telah menetapkan lima prioritas dalam mewujudkan pengabdian kepada bangsa dan meneruskan perjuangan para pelopor.

    “Hari ini, 29 Juli adalah momen penting dalam sejarah TNI AU, di mana 78 tahun lalu para pelopor TNI AU telah menunjukkan semangat pengabdian terhadap bangsa dan negara maka sebagai penerus perjuangan para pelopor, saya telah menetapkan lima prioritas TNI AU,” kata Tonny Harjono seusai upacara Peringatan Hari Bhakti ke-78 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Selasa.

    Ia mengatakan 78 tahun yang lalu, para pelopor TNI AU melaksanakan serangan udara ke Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Sebuah tonggak yang menandai kebangkitan kekuatan udara nasional.

    Namun, sejarah itu juga diwarnai dengan pengorbanan besar. Tiga perwira udara gugur saat membawa bantuan kemanusiaan, yakni Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo.

    “Mereka gugur sebagai pahlawan dan hidup abadi sebagai teladan yang terpatri dalam prasasti dan mengalir dalam semangat juang setiap insan dirgantara. Inilah yang menjadi makna mendalam dari hari bakti TNI AU,” katanya.

    Menurut Tonny, saat ini tantangan yang dihadapi telah berubah secara signifikan. Dunia mengalami ketidakpastian geopolitik, percepatan teknologi, serta kompleksitas ancaman yang semakin multidimensi, mulai dari ancaman siber hingga disinformasi, dari krisis kemanusiaan hingga bencana hidrometeorologi.

    “Di tengah perubahan tersebut, kita semua memikul tanggung jawab untuk senantiasa hadir dan berjuang bersama rakyat sebagai kekuatan yang siap menjawab setiap penugasan dengan kemampuan yang terbaik. Untuk itu, saya telah menetapkan lima prioritas TNI Angkatan Udara,” katanya.

    Tonny mengatakan kelima prioritas tersebut, yakni modernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan sebagai langkah untuk memastikan kesiapan TNI AU dalam menghadapi ancaman berbasis teknologi mutakhir.

    “Kemudian, validasi organisasi agar struktur satuan semakin adaptif dan selaras dengan tuntutan tugas ke depan,” katanya.

    Prioritas selanjutnya adalah pengembangan piranti lunak untuk menjamin efektivitas dan efisiensi operasi multidomain yang terintegrasi, dan prioritas peningkatan kualitas sumber dari manusia sebagai kunci utama dari kekuatan udara yang profesional dan unggul.

    “Prioritas terakhir, yakni berpartisipasi aktif dalam mendukung kebijakan nasional demi memperkuat sinergi pertahanan dalam pembangunan bangsa secara menyeluruh,” katanya.

    Ia mengatakan setiap satuan TNI Angkatan Udara harus menyamakan persepsi dan langkah dalam bingkai prioritas tersebut untuk menghadirkan kekuatan udara yang “AMPUH” (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis) sekaligus hadir untuk rakyat dalam berbagai bentuk pengabdian.

    “Dalam semangat peringatan Hari Bakti tahun ini sebagai kegiatan kita telah melaksanakan berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh satuan TNI AU termasuk karya bakti terpusat di Kabupaten Pandeglang, Banten berupa perbaikan fasilitas umum hingga bantuan sosial dan layanan kesehatan,” katanya.

    Tonny mengatakan kekuatan terbesar TNI AU tidak terletak semata pada keunggulan teknologi melainkan bersumber dari ketulusan jiwa dalam melayani masyarakat.

    “Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit dan PNS TNI AU atas pengabdian, loyalitas, serta semangat juang yang terus terjaga,” katanya.

    Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gempa M 3,1 Terjadi di Sumur Banten

    Gempa M 3,1 Terjadi di Sumur Banten

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 3,1 terjadi di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kedalaman gempa 12 Km.

    BMKG melaporkan gempa terjadi pada Senin (28/7/2025) pukul 02.44 WIB. Gempa berada pada 119 Km barat laut Sumur.

    “Gempa Mag:3.1,” tulis @infoBMKG.

    Titik koordinat gempa 6,60 Lintang Selatan dan 104,50 Bujur Timur. BMKG menyampaikan informasi gempa dapat berubah seiring kelengkapan data.

    “Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” imbuhnya.

    (fas/fas)

  • Dua Pengedar Sabu Ditangkap di Serang,, Barang Bukti Disembunyikan dalam Kemasan Minuman

    Dua Pengedar Sabu Ditangkap di Serang,, Barang Bukti Disembunyikan dalam Kemasan Minuman

    SERANG – Dua orang pengedar narkotika jenis sabu ditangkap di kawasan Perumnas Ciracas, Kota Serang, pada Selasa, 15 Juli 2025. Keduanya diamankan setelah keluarga sendiri melaporkan aktivitas mencurigakan ke polisi.

    Direktorat Reserse Narkoba Polda Banten menyebut kedua tersangka berinisial WR dan AP. Penangkapan dilakukan setelah tim kepolisian menerima laporan dari warga yang melihat ada aktivitas tidak biasa di sekitar lingkungan mereka.

    “Tim kami langsung bergerak setelah mendapat laporan dari masyarakat. Tersangka dan barang bukti diserahkan oleh pihak keluarga, yang tampaknya sudah resah dengan aktivitas tersebut,” kata Kombes Pol Wiwin Setiawan, Direktur Reserse Narkoba Polda Banten, Jumat, 18 Juli 20255.

    Dari hasil pemeriksaan, WR mengaku telah menyebar sabu di 19 titik berbeda di wilayah Kota Serang. Petugas kemudian menelusuri titik-titik yang dimaksud dan menemukan sejumlah barang bukti sabu yang disembunyikan dalam kemasan bekas minuman serbuk, seperti Nutrisari, dan diletakkan di semak-semak atau tempat umum lainnya.

    Barang bukti yang diamankan meliputi:

    Kristal putih diduga sabu seberat sekitar 2,4 gram

    Timbangan digital

    Dua unit handphone

    Beberapa bungkus kemasan bekas minuman serbuk

    Polisi menyebut sistem distribusi yang digunakan adalah metode “titik”, di mana sabu diambil dari seseorang berinisial B yang saat ini mendekam di Lapas Pandeglang. WR dan AP bertugas menaruh paket di lokasi yang ditentukan agar bisa diambil oleh pembeli.

    WR mengaku menerima upah antara Rp1 juta hingga Rp6 juta per transaksi. Sementara AP dibayar Rp100 ribu hingga Rp300 ribu untuk membantu meletakkan sabu di lokasi pengantaran.

    Kini keduanya ditahan dan dijerat pasal 114 ayat (1) subsider pasal 112 ayat (1) junto pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka terancam hukuman penjara minimal 6 tahun hingga maksimal 20 tahun.

    Penangkapan ini tak lepas dari keterlibatan warga yang bersikap tegas terhadap peredaran narkoba di lingkungannya. Polisi mengimbau masyarakat terus melaporkan jika menemukan aktivitas serupa.