kab/kota: Pamekasan

  • Waspada! Malam Ini Pamekasan Kembali Siaga Banjir

    Waspada! Malam Ini Pamekasan Kembali Siaga Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Intensitas hujan deras yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya mengakibatkan aliran sungai di wilayah perkotaan kembali berstatus waspada banjir, Selasa (13/5/2025).

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com, update tinggi air di tiga dam berbeda per pukul 19:00 WIB kembali naik seiring dengan tingginya curah hujan di wilayah setempat. Dam Samiran mencapai ketinggian 130 cm, Dam Klampar setinggi 54 cm, dan Dam Blumbungan setinggi 32 cm.

    “Untuk saat ini, status sungai kembali waspada. Sekalipun kondisi air laut di Desa Majungan, Pademawu, sedang surut,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akmad Dhofir Rosidi.

    Selain itu pihaknya menyampaikan jika saat ini luapan sudah mulai membanjiri beberapa titik di Pamekasan. “Untuk sementara sejumlah titik di Kelurahan Patemon, luapan sungai mulai membanjiri pemukiman warga,” ungkapnya.

    “Maka dari itu, kami kembali mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di dekat titik rawan (banjir) agar selalu waspada. Tapi kami berharap mudah-mudahan air segera surut,” pungkasnya.

    Berdasar pantauan beritajatim.com, sejumlah personil dari BPBD Pamekasan hingga sejumlah relawan mulai kembali siaga di berbagai titik di Pamekasan, beberapa di antaranya menyebar di area Jl Trunojoyo Pamekasan. [pin/ian]

  • Bocah 11 Tahun Hilang Terseret Arus Sungai di Pamekasan

    Bocah 11 Tahun Hilang Terseret Arus Sungai di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Nasib bahas dialami Hosairi, bocah berusia 11 tahun diduga hilang terbawa arus saat sedang bermain di sungai dekat rumahnya di Dusun Pao, Desa Palesanggar, Kecamatan Pagantenan, Selasa (13/5/2025) siang.

    Hal tersebut tidak lepas dari tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Pamekasan, dan sekitarnya, serta mengakibatkan arus sungai mengalir deras termasuk di lokasi kejadian.

    “Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11:00 WIB, dan kami baru menerima laporan sekitar pukul 12:00 WIB. Saat ini tim sudah berada di lokasi untuk melakukan pencarian,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akmad Dhofir Rosidi.

    Proses pencarian dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) hingga personil Potensi SAR BPBD Pamekasan, serta sejumlah instansi samping dan dibantu masyarakat setempat. “Proses pencarian terus kita lakukan, sekalipun dalam kondisi cuaca hujan,” ungkapnya.

    “Sementara untuk kondisi arus sungai lumayan deras, tapi pencarian terus kita lakukan dengan memantau berbagai jalur sungai. Untuk sementara korban satu orang, (korban) satunya lagi selamat,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga terus menjalin koordinasi bersama Basarnas untuk mendapatkan tambahan dukungan dalam pencarian korban hilang. “Hingga pukul 15:13 WIB, petugas bersama warga terus melakukan pencarian. Semoga segera ditemukan,” imbuhnya.

    “Untuk saat ini kondisi cuaca tidak menentu, sehingga kami juga selalu mengimbau masyarakat yang memiliki anak kecil agar tidak bermain di sungai, khawatir air besar secara tiba-tiba, apalagi tidak bisa berenang bisa fatal,” pungkasnya. [pin/kun]

  • DPRD Pamekasan Dorong Empat Desa Sekitar TPAS Angsanah Segera Miliki TPS3R

    DPRD Pamekasan Dorong Empat Desa Sekitar TPAS Angsanah Segera Miliki TPS3R

    Pamekasan (beritajatim.com) – Anggota DPRD Pamekasan, Tabri, mendorong empat desa di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Angsanah agar segera memiliki Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Langkah ini dinilai penting untuk menghindari pola penanganan sampah yang hanya bergantung pada sistem tumpuk-angkut ke TPA.

    “Sejauh ini terdapat sekitar empat desa yang berada di sekitar TPA Angsanah, belum memiliki TPS3R, yaitu Desa Klampar, Samatan, dan Rangperang Dhaja, Kecamatan Proppo, serta Desa Panaan, Kecamatan Palengaan,” ujar Tabri, Selasa (12/5/2025).

    Tabri menilai, ketidakhadiran TPS3R di desa-desa penyangga TPA dapat menciptakan beban lingkungan dan mempercepat penumpukan sampah. “Hal ini tentunya penting untuk kita sampaikan, sehingga keberadaan TPA benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.

    Ia juga berharap keberadaan TPS3R dapat mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat agar hanya membuang residu ke TPA. “Sejatinya hal itu bisa dilakukan intervensi dengan keberadaan TPS3R di empat desa penyanggah di sekitar TPA Angsanah,” tambahnya.

    Dari empat desa tersebut, tiga di antaranya yakni Klampar, Samatan, dan Panaan, tergolong sebagai kawasan padat penduduk. Oleh sebab itu, implementasi TPS3R harus dilakukan bertahap dan dimulai dengan menggugah kesadaran warga sekitar.

    Tabri mengusulkan Desa Samatan menjadi percontohan awal optimalisasi TPS3R, mengingat keberadaan Perumnas Samatan Asri di wilayah tersebut. “Kedepan bisa dilanjutkan desa lainnya, seperti Desa Panaan, dengan kondisi saat ini tercatat sebagai daerah padat penduduk,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Tabri dikenal aktif mengkampanyekan penanganan sampah secara produktif jauh sebelum menjadi anggota legislatif. Ia juga merupakan pendiri Sungai Watch Pamekasan, yang turut mendorong lahirnya Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Persampahan di daerah tersebut. [pin/beq]

  • Normalisasi Hingga Penertiban Galian C Jadi Atensi Pemkab Pamekasan

    Normalisasi Hingga Penertiban Galian C Jadi Atensi Pemkab Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Mengatasi banjir yang seringkali melanda wilayah perkotaan Pamekasan, tidak cukup hanya dengan sekedar pengerukan permukaan sungai dari hulu menuju hilir. Tetapi juga harus dibarengi dengan penertiban Galian C.

    Hal tersebut disampaikan Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman saat meninjau titik banjir di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Senin (12/5/2025). Didampingi Wakil Bupati Sukriyanto, bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan.

    “Pertama kami akan melakukan peninjauan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, tidak cukup dengan hanya melakukan pengerukan permukaan sungai, karena kita punya keyakinan bahwa pengerukan sungai itu tidak terlalu berdampak terhadap pengurangan banjir,” kata KH Kholilurrahman.

    Bahkan dalam kesempatan tersebut, pihaknya sangat sepakat dengan inisiasi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak seputar langkah konkrit mengurangi resiko banjir di Pamekasan. “Jadi kami harap perluasan anak sungai dapat membantu mengurangi dampak banjir dengan mengalihkan banjir ke beberapa titik anak sungai,” ungkapnya.

    “Apalagi Wakil Gubernur Jatim, Mas Emil (sapaan akrab Emil Elistianto Dardak) juga menjanjikan normalisasi sungai dari hulu hingga hilir, dan kami sudah menginstruksikan hal ini kepada Kepala Dinas PUPR Pamekasan, untuk segera dilaksanakan,” imbuhnya.

    Selain itu, penertiban terhadap proses penambangan yang tersebar di berbagai titik di wilayah setempat, juga tidak lepas dari perhatiannya “Nanti juga kita tertibkan kegiatan penambangan galian C yang tidak berizin, sekaligus memeriksa volume penambangan yang berizin untuk memastikan kegiatan tersebut tidak menghambat aliran air sungai,” jelasnya.

    “Artinya berbagai kegiatan masyarakat termasuk pembangunan yang sekiranya menghambat terhadap jalannya kelancaran air, termasuk tambang galian C dalam waktu dekat kita tertibkan, dan yang tidak berizin kita akan tutup,” tegasnya.

    Dengan langkah tersebut, nantinya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat. “Jadi dengan peninjauan (hulu hilir) dengan menyeluruh dan penertiban Galian C, kami berharap dapat mengurangi dampak banjir, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, banjir yang melanda wilayah Pamekasan akibat hujan deras dengan intensitas tinggi sejak Minggu (11/5/2025) lalu. Mengakibatkan banjir di 9 desa/kelurahan di dua kecamatan berbeda di Pamekasan.

    Bahkan akibat peristiwa tersebut, ribuan warga di sejumlah kecamatan Pademawu dan Pamekasan (Kota), terdampak banjir, termasuk juga sejumlah fasilitas umum hingga tempat ibadah. [pin/ted]

  • Pastikan Warga Tertangani, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tinjau Langsung Titik Banjir

    Pastikan Warga Tertangani, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tinjau Langsung Titik Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto meninjau langsung titik banjir yang melanda wilayah perkotaan Pamekasan, Senin (12/5/2025).

    Dalam peninjauan titik banjir tersebut, Kholil-Sukri didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan, di antaranya Kepala Dinas PUPR, Amin Jabir, Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Herman Hidayat, Plt Kalaksa BPBD, Akhmad Dhofir, Camat Pamekasan, Rahmat Kurniadi Suroso, serta sejumlah pejabat lainnya.

    Dalam kesempatan tersebut, keduanya meninjau salah satu titik banjir yang dikategorikan relatif parah, di antaranya di kawasan Desa Laden, serta titik banjir di Kelurahan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    “Kami ingin memastikan bahwa seluruh masyarakat terdampak benar-benar tertangani dengan baik, pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan BPBD bersama dinas terkait untuk percepatan penanganan,” kata KH Kholilurrahman.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga ingin memastikan kondisi warga terdampak banjir yang terjadi akibat intensitas hujan deras yang terjadi sejak Minggu (11/5/2025) kemarin. “Kami juga berkesempatan berdialog dengan warga terdampak, sekaligus menanyakan kondisi mereka, sekaligus memastikan bantuan logistik dan medis tersalurkan,” ungkapnya.

    “Tidak kalah penting, kami juga ingin melakukan peninjauan secara menyeluruh dari hulu ke hilir untuk mengatasi masalah banjir di Pamekasan. Sebab kami meyakini pengerukan permukaan sungai saja tidak cukup untuk mengurangi dampak banjir,” jelasnya.

    Karena itu, pihaknya segera melakukan langkah konkrit untuk menanggulangi bencana banjir yang kerap mengepung perkotaan di daerah yang dipimpinnya. “Salah satu upaya yang akan kita lakukan, yakni dengan cara melakukan perluasan anak sungai yang kita harapkan dapat membantu mengurangi dampak banjir di Pamekasan,” pungkasnya.

    Berdasar data BPBD Pamekasan, titik banjir menyebar di 9 desa/kelurahan yang tersebar di dua kecamatan berbeda di wilayah setempat. Meliputi kecamatan Pademawu, tersebar di 3 desa/kelurahan, yakni Desa Lemper, Desa Sumedangan, serta Kelurahan Barurambat Timur.

    Sementara Kecamatan Pamekasan, tersebar di enam desa/kelurahan berbeda yang menjadi pusat banjir. Meliputi meliputi 1 Desa, yakni Desa Laden, serta lima Kelurahan berbeda, masing-masing Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang, Kangenan, Patemon, dan Parteker. [pin/aje]

  • Dirut PT WUS Sumenep: Kalau Tidak Ada Biaya Penyusutan, Kami Pasti Untung

    Dirut PT WUS Sumenep: Kalau Tidak Ada Biaya Penyusutan, Kami Pasti Untung

    Sumenep (beritajatim.com) – Kondisi PT Wira Usaha Sumekar (WUS), salah satu BUMD Sumenep menjadi sorotan karena pada 2025 tidak bisa menyetor ‘dividen’ ke daerah. Alasannya karena pemasukan hanya cukup untuk biaya operasional perusahaan.

    Bidang usaha yang dikelola PT WUS saat ini adalah SPBU. Ada tiga SPBU yang dikelola, yakni SPBU di Kecamatan Kota, Kecamatan Lenteng, dan di Legung Kecamatan Batang-batang. Masih ditambah pom mini khusus solar di Kecamatan Nonggunong Pulau Sepudi, dan di Desa Tamberu Kecamatan Batumarmar Pamekasan.

    Direktur Utama PT WUS, Zainul Ubbadi mengaku dirinya menyadari sepenuhnya tudingan miring yang menyatakan, bagaimana bisa rugi? Kan jual bensin yang sudah jelas ada untungnya karena ada selisih harga antara harga kulak dan harga jual.

    Menurut obet, panggilan akrab Zainul Ubbadi, secara kasat mata, perkiraan orang-orang tersebut memang tidak salah. Namun untuk PT WUS, ada biaya lain yang harus ditanggung, yakni biaya penyusutan. Besarnya 0,5 persen per tahun.

    “Jadi laba perusahaan masih digunakan untuk membayar biaya penyusutan itu. Kalau saja kami tidak harus membayar biaya penyusutan, pasti perusahaan kami untung. Keuntungannya bisa mencapai Rp 350 juta,,” ujarnya.

    Kondisi keuangan perusahaan diperparah dengan piutang masa lalu PT WUS. Sesuai keputusan BPK, karena yang bersangkutan telah meninggal dan ahli waris tidak mempunyai kemampuan untuk membayar, maka BPK melakukan penghapusan hutang.

    “Tapi penghapusan hutang itu bukan berarti hutangnya dianggap lunas. Penghapusan hutang itu di buku, jadi tidak lagi tertulis hutang. Tetapi secara kenyataan, PT WUS tetap harus melunasi piutang itu dengan cara dicicil. Kewajiban ini tentu saja menambah berat beban keuangan perusahaan,” ungkap Obet.

    Karena itu, ia mengatakan bahwa salah satu cara agar PT WUS kembali bisa mendapatkan laba adalah dengan mengelola dana participating interest (PI) perusahaan migas yang pengeborannya masih aktif. Selama ini, PT WUS mengelola PI dari Medco Energy. Namun karena aktivitas pengeboran makin berurang, maka tidak ada lagi dana PI yang bisa dikelola PT WUS.

    Untuk bisa kembali mengelola PI, PT WUS harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Republik Indonesia nomor 37/2016, yang mensyaratkan pemerintah daerah wajib memenuhi paling sedikit memiliki saham 99 persen pada BUMD yang akan mengelola PI dan sisa kepemilikan sahamnya terafiliasi seluruhnya dengan pemerintah daerah.

    Saat ini kepemilikan saham pemerintah daerah pada PT WUS sebesar 75,30 persen. Sedangkan saham lain yang dimiliki PT MMI sebesar 24,20 persen, Perumda Sumekar sebesar 0,45 persen, dan Agus Suryawan sebesar 0,05 persen.

    “Karena itu kami memerlukan penyertaan modal untuk pembelian saham pihak lain, agar nantinya saham yang dimiliki Pemkab sebesar 99,5 persen. Itu baru bisa memenuhi syarat untuk kembali mengelola PI,” paparnya.

    Ia menjelaskan, penyertaan modal itu bukan dalam bentuk suntikan dana, tapi untuk pembelian saham pihak lain. Artinya PT WUS tidak menerima uang dalam penyertaan modal ini.

    “Itu sebabnya kami mengajukan penyertaan modal. Tapi sampai saat ini Raperda penyertaan modal ini belum dibahas DPRD Sumenep. Padahal pengajuan menjadi pengelola PI ini berbatas waktu,” ujarnya.

    Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Irwan Hayat membenarkan bahwa Raperda tentang Penyertaan Modal untuk PT. WUS hingga saat ini belum dibahas lebih lanjut, karena masih ada sejumlah pertimbangan di luar aspek administratif.

    “Kami tidak menginginkan Perda ini jadi produk hukum yang malah menimbulkan dampak hukum. Karena itu, kita kaji secara mendalam. Jangan sampai juga sudah kadung keluar modal, tapi pemasukan dari dana PI tetap tidak ada,” tukasnya.  [tem/suf]

  • Banjir Melanda 9 Desa di Pamekasan: Ribuan Warga Terdampak, Fasilitas Umum Terendam

    Banjir Melanda 9 Desa di Pamekasan: Ribuan Warga Terdampak, Fasilitas Umum Terendam

    Pamekasan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pamekasan pada Senin (12/5/2025), menyebabkan banjir meluas hingga ke sembilan desa/kelurahan yang tersebar di dua kecamatan. Dua kecamatan yang terdampak meliputi Pademawu dan Pamekasan (kota), dengan total ribuan warga dan sejumlah fasilitas umum terkena dampak.

    “Update terakhir, titik banjir melanda 9 desa/kelurahan di Pamekasan. Meliputi 3 desa/kelurahan di kecamatan Pademawu, serta 6 desa/kelurahan di Kecamatan Kota (Pamekasan),” ujar Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir.

    Di Kecamatan Pademawu, banjir tercatat melanda Desa Lemper, Desa Sumedangan, dan Kelurahan Barurambat Timur. Di Desa Lemper, Dusun Laok menjadi titik paling terdampak, dengan 63 kepala keluarga (KK), dua tempat ibadah, satu fasilitas pendidikan, dan empat lokasi pemakaman umum tergenang air.

    Desa Sumedangan mengalami dampak terparah di Dusun Parseh, terutama pada RT 3 dan RT 4 RW 3. Banjir di wilayah ini berdampak pada 254 KK atau sekitar 800 jiwa. Sementara itu, di Kelurahan Barurambat Timur, kawasan Genteng, termasuk Jl Jokotole dan sejumlah gang sempit, ikut terendam dan memengaruhi 46 KK.

    Sementara di Kecamatan Pamekasan (kota), Desa Laden menjadi salah satu titik paling terdampak, dengan 215 KK terendam banjir hingga setinggi 50 cm. Lokasi terdampak meliputi Jl Raya Jalmak dan Kantor Laboratorium Pertanian Jawa Timur.

    Lima kelurahan di wilayah kota yang juga terendam meliputi Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang, Kangenan, Patemon, dan Parteker. Di Barkot, banjir berdampak pada 57 KK yang tinggal di Jl Jagalan, Jl Jingga, dan Jl Trunojoyo Gang 1.

    Di Kelurahan Jungcangcang, lebih dari 340 KK terdampak. Banjir juga merendam fasilitas umum seperti Kantor Pajak, SDN Jungcangcang 3 dan 5, SMPN 1 Pamekasan, dua tempat ibadah, serta Pesantren Darussalam. Di Kangenan, sekitar 430 jiwa dari 160 KK terdampak.

    Kelurahan Patemon melaporkan 239 KK terdampak. Genangan air juga ditemukan di SMA 1 Muhammadiyah Pamekasan, SDN Patemon 2, Kantor Kelurahan, dan dua tempat ibadah. Sedangkan di Kelurahan Parteker, 147 KK terdampak, termasuk fasilitas umum seperti Jl Cokroatmodjo dan lingkungan sekitar Kantor Kelurahan.

    BPBD Pamekasan telah mengambil langkah cepat sebagai respons atas bencana ini. “Upaya yang kita lakukan di antaranya menuju titik banjir untuk melakukan assessment dan evakuasi warga terdampak,” terang Akhmad Dhofir.

    Selain itu, pihaknya juga telah mendistribusikan bantuan darurat. “Termasuk juga memberikan bantuan berupa nasi bungkus, penyerahan bantuan alat bersih-bersih pasca banjir, bantuan makanan siap saji hingga melaporkan kejadian kepada pimpinan maupun instansi terkait,” imbuhnya.

    Hingga saat ini, air mulai surut di beberapa wilayah terdampak. “Untuk saat ini, Alhamdulillah air sudah mulai perlahan surut, dan semoga segera surut,” tutup Akhmad Dhofir. [pin/suf]

  • Banjir Landa 1 Desa dan 5 Kelurahan di Pamekasan

    Banjir Landa 1 Desa dan 5 Kelurahan di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Banjir akibat intensitas hujan deras yang melanda wilayah Pamekasan , dan sekitarnya, Minggu (11/5/2025) malam. Mengakibatkan lima kelurahan dan satu desa di Kecamatan Pamekasan, tergenang luapan.

    Banjir tersebut mulai menggenangi rumah warga sekitar pukul 3:30 WIB, Senin (12/5/2025). Sementara hingga saat ini banjir mulai menyebar ke beberapa titik di wilayah perkotaan.

    Berdasar data Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, per pukul 9:45 WIB, titik banjir mulai menyebar di lima kelurahan dan 1 desa di kecamatan Pamekasan. “5 kelurahan terdampak meliputi Kelurahan Barkot, Barurambat Timur, Jungcangcang, Parteker dan Patemon. 1 desa di Desa Laden, Pamekasan,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir.

    “Peristiwa banjir luapan ini terjadi akibat hujan lebat dengan durasi cukup lama sejak pukul 13:00 WIB kemarin, sehingga debit air cukup tinggi dan meluap sekitar pukul 3:30 WIB di beberapa titik di kecamatan Pamekasan,” ungkapnya.

    Titik banjir tersebut mulai menggenangi sejumlah rumah warga, khususnya di titik terdampak. “Di kelurahan Barkot meliputi 25 KK di Jl Jagalan, 22 KK di Jl Trunojoyo Gang 1, sekitar 10 KK di Jl Jingga. di Kelurahan Barurambat Timur, meliputi RT/RW 03/03, Genteng Timur dan Genteng Barang dengan genangan air hingga jalan perkampungan,” jelasnya.

    “Sementara di Jungcangcang, banjir terjadi di Jl Ghazali RT/RW 02/01 dengan jumlah terdampak sekitar 10 KK dengan ketinggian air sekitar 15 cm, RT/RW 02/02 130 KK, RT/RW 02/03 145 KK. Jl Sinhaji RT/RW 02/02 130 KK, RT/RW 02/03 145 KK. Jl R Abd Aziz tersebar di RT/RW 01/02 sebanyak 11 KK, RT/RW 02/03 sekitar 32 KK dengan tinggi genangan sekitar 50 cm dan akses jalan ditutup, termasuk halaman Kantor Pajak juga tergenang,” imbuhnya.

    Hal yang sama juga terjadi di Kelurahan Patemon, di mana banjir juga memberikan dampak bagi sebanyak 300 KK lebih. “Untuk kelurahan Patemon, banjir juga menggenangi akses Jalan Nasional, tepatnya di Jl Trunojoyo, tergenang sekitar 50 cm dan mengakibatkan akses jalan ditutup,” sambung Dhofir.

    “Termasuk juga di Kelurahan Parteker yang mengakibatkan sekitar 100 KK lebih terdampak banjir luapan, bahkan ketinggian air juga mencapai sekitar 30 hingga 40 cm dan membuat aktivitas warga terdampak,” imbuhnya.

    Sementara satu desa di Desa Laden, Pamekasan, banjir juga meluap di beberapa titik di wilayah setempat. “Untuk Desa Laden, titik terdampak terjadi di Jl Bhayangkara Gang 3 yang mengakibatkan sekitar 80 KK terdampak, RT/RW 02/02 sekitar 15 warga terdampak, Jl Bhayangkara Gang 2 sekitar 120 KK terdampak, Jl Raya Jelmak tergenang dengan ketinggian air sekitar 50 cm, termasuk menggenangi Kantor Lab Pertanian,” pungkasnya. [pin/but]

  • Beberapa Titik di Pamekasan Kembali Dikepung Banjir

    Beberapa Titik di Pamekasan Kembali Dikepung Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Intensitas hujan deras yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya, Minggu (11/5/2025) malam. Mengakibatkan sejumlah titik di perkotaan mulai tergenang banjir.

    Banjir mulai menggenangi rumah warga di Pamekasan, Senin (12/5/2025) pagi. Seperti di Kelurahan Patemon, Desa Kaden, serta beberapa titik perkotaan lain.

    Berdasar update tinggi muka air per pukul 7:00 WIB, Dam Samiran mencapai ketinggian 170 centimeter (cm), Dam Klampar setinggi 32 cm, dan Dam Blumbungan setinggi 22 cm, kondisi air laut di Majungan, Pademawu, berstatus surut dan status sungai waspada.

    Berdasar informasi yang dihimpun beritajatim.com, beberapa titik di Pamekasan, seperti di Gang III Jl Trunojoyo, tepatnya di sisi barat Hotel Putri, banjir mulai memasuki dan menggenangi rumah warga.

    Termasuk juga di titik lain, seperti di Jl Sinhaji Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan, banjir juga mulai menggenangi rumah warga. Bahkan di Jl Trunojoyo , tepatnya di depan Eks PJKA, banjir juga mulai menggenangi jalan raya. [pin/but]

  • PT WUS Sumenep Didesak Untuk Dibubarkan, Ini Tanggapan Dirut

    PT WUS Sumenep Didesak Untuk Dibubarkan, Ini Tanggapan Dirut

    Sumenep (beritajatim.com) – PT Wira Usaha Sumekar (WUS), salah satu BUMD Sumenep pada 2024 tidak lagi mampu menyetor dividen ke daerah. Alasannya karena pemasukan hanya cukup untuk biaya operasional perusahaan.

    Bidang usaha yang dikelola PT WUS saat ini adalah SPBU. Ada tiga SPBU yang dikelola, yakni SPBU di Kecamatan Kota, Kecamatan Lenteng, dan di Legung Kecamatan Batang-batang. Masih ditambah pom mini khusus solar di Kecamatan Nonggunong Pulau Sepudi, dan di Desa Tamberu Kecamatan Batumarmar Pamekasan.

    Karena dinilai tidak menguntungkan daerah, mulai muncul desakan dari sejumlah pihak untuk membubarkan PT WUS. Salah satunya dari Aliansi Penyelamat Masyarakat Sumenep (APMS). Mereka meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep membubarkan PT WUS yang dianggap tidak sehat dan hanya menjadi beban pemerintah.

    Tidak hanya APMS. Sorotan tajam juga muncul dari para legislator yang mendesak Pemkab mengevaluasi BUMD yang tidak sehat. Ada tiga BUMD yang dianggap perlu dievaluasi, salah satunya PT WUS. Selain itu PT Sumekar dan PD Sumekar.

    Menanggapi desakan pembubaran tersebut, Direktur Utama PT WUS, Zainul Ubbadi mengatakan bahwa itu bukanlah solusi yang bijak. Ia mengambil perumpamaan sebuah sepeda motor yang mogok karena kehabisan bensin.

    “Masak sepeda motornya yang dibuang? Kan tidak. Harusnya penyelesaiannya ya dibelikan bensin agar bjsa jalan lagi,” ujar Obet, panggilan akrab Zainul Ubbadi, Jumat (09/05/2025).

    Serupa dengan itu, lanjutnya, saat ini yang perlu dipikirkan adalah solusi agar PT WUS bisa kembali mendapatkan pemasukan yang cukup. Salah satunya adalah dengan kembali mengelola dana ‘participating interest’ kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas yang masih aktif berproduksi.

    “Selama ini pemasukan terbesar kami dari dana PI perusahaan migas Medco Energi. Nah sekarang ini sudah tidak ada dana PI karena aktivitas pengeboran Medco semakin turun. Otomatis pemasukan kami ya hanya dari SPBU,” terangnya.

    Untuk bisa kembali mengelola PI, PT WUS harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Republik Indonesia nomor 37/2016, yang mensyaratkan pemerintah daerah wajib memenuhi paling sedikit memiliki saham 99 persen pada BUMD yang akan mengelola PI dan sisa kepemilikan sahamnya terafiliasi seluruhnya dengan pemerintah daerah.

    Saat ini kepemilikan saham pemerintah daerah pada PT WUS sebesar 75,30 persen. Sedangkan saham lainnya dimiliki oleh PT MMI sebesar 24,20 persen, Perumda Sumekar sebesar 0,45 persen, dan Agus Suryawan sebesar 0,05 persen.

    “Karena itu kami memerlukan penyertaan modal untuk pembelian saham pihak lain, agar nantinya saham yang dimiliki Pemkab sebesar 99,5 persen. Itu baru bisa memenuhi syarat untuk kembali mengelola PI,” paparnya.

    Ia menjelaskan, penyertaan modal itu bukan dalam bentuk suntikan dana, tapi untuk pembelian saham pihak lain. Artinya PT WUS tidak menerima uang dalam penyertaan modal ini.

    “Itu sebabnya kami mengajukan penyertaan modal. Tapi sampai saat ini Raperda penyertaan modal ini belum dibahas DPRD Sumenep. Padahal pengajuan menjadi pengelola PI ini berbatas waktu,” ujarnya.

    Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Irwan Hayat membenarkan bahwa Raperda tentang Penyertaan Modal untuk PT. WUS hingga saat ini belum dibahas lebih lanjut, karena masih ada sejumlah pertimbangan di luar aspek administratif.

    “Kami tidak menginginkan Perda ini jadi produk hukum yang malah menimbulkan dampak hukum. Karena itu, kita kaji secara mendalam. Jangan sampai juga sudah kadung keluar modal, tapi pemasukan dari dana PI tetap tidak ada,” tukasnya. (tem/ted)