kab/kota: Pamekasan

  • 98 Desa dan Kelurahan di Pamekasan Gelar Musdes Khusus Bentuk Koperasi Merah Putih

    98 Desa dan Kelurahan di Pamekasan Gelar Musdes Khusus Bentuk Koperasi Merah Putih

    Pamekasan (beritajatim.com) – Sebanyak 98 desa/kelurahan di Pamekasan, dipastikan sudah melaksanan Musyawarah Desa (Musdes) Khusus untuk membentuk Koperasi Merah Putih sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

    “Sejak mulai membentuk tim khusus (timsus) yang memberikan pendampingan bagi aparat desa/kelurahan, bahkan per tanggal 20 Mei 2025, tercatat sebanyak 98 desa/kelurahan sudah melaksanakan Musdes Khusus untuk membentuk Koperasi Merah Putih,” kata Plt Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Pamekasan, Kusairi, Rabu (21/5/2025).

    Desa atau kelurahan yang dipastikan sudah menyelenggarakan Musdes Khusus, tersebar di 10 dari total 13 kecamatan berbeda di Pamekasan. Masing-masing 13 desa di kecamatan Batumarmar, 10 desa di Kadur, 12 desa di Larangan, 3 desa di Pademawu, 13 desa di Pagantenan, 12 desa di Pakong, 12 desa di Palengaan, 2 desa di Pamekasan (Kota), 9 desa di Pasean, serta 12 desa di Kecamatan Waru.

    “Berdasar data Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Pamekasan, per 20 Mei 2025. Total masih ada 97 desa/kelurahan di 10 kecamatan berbeda yang sudah melaksanakan Musdes Khusus pembentukan Koperasi Merah Putih. Tiga kecamatan lainnya belum masuk, yakni Galis, Proppo dan Tlanakan,” ungkapnya.

    Lebih lanjut disampaikan langkah tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Desa atau Kelurahan Merah Putih, tertanggal 27 Maret 2025.

    Bahkan Inpres tersebut juga diperkuat melalui Surat Edaran (SE) Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Nomor 6 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Percepatan Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.

    “Hal ini kita laksanakan sebagai bentuk komitmen sekaligus tanggungjawab kita pada sektor pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, apalagi dalam edaran juga dijabarkan agar pemerintah desa mengalokasikan minimal 20 persen Dana Desa (DD) untuk Koperasi Desa Merah Putih,” tegas Kusairi.

    Ketentuan minimal 20 persen sebagaimana tertuang dalam SE, dilakukan sebagai penyertaan modal untuk koperasi desa.

    “Namun penting untuk dipahami jika tugas tim yang kami bentuk dalam rangka pendampingan untuk membentuk koperasi desa,” jelasnya.

    “Artinya pendampingan ini dilakukan dengan cara memberikan arahan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga koperasi desa bisa terbentuk,” tegasnya.

    Tidak hanya itu pihaknya juga sangat berharap seluruh desa/kelurahan di Pamekasan, dapat segera membentuk koperasi merah putih sesuai dengan regulasi yang berlaku.

    “Tentu kita sangat berharap, keberadaan koperasi merah putih di Pamekasan, terbentuk di semua desa/kelurahan dalam waktu dekat,” pungkasnya.

    Untuk diketahui terdapat sebanyak 189 desa/kelurahan tersebar di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, meliputi sebanyak 178 desa, serta sebanyak 11 kelurahan berbeda di wilayah setempat. [pin/aje]

  • Saat Cek Tanggul Jebol, Kapolres Sumenep Temukan Indikasi Kesengajaan Perusakan

    Saat Cek Tanggul Jebol, Kapolres Sumenep Temukan Indikasi Kesengajaan Perusakan

    Sumenep (beritajatim.com) – Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda melakukan pengecekan langsung ke lokasi tanggul jebol di Desa Patean, Kecamatan Batuan. Saat ini Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) tengah melakukan perbaikan terhadap tanggul tersebut.

    Ketika melihat langsung kondisi tanggul, Kapolres menemukan adanya indikasi tindakan tidak bertanggung jawab oleh oknum yang belum diketahui identitasnya.

    Diduga, bagian bawah tanggul dilubangi secara sengaja, sehingga memperparah kerusakan dan mempercepat jebolnya tanggul akibat tekanan air hujan beberapa waktu lalu.

    “Kami memberi atensi penuh terhadap persoalan ini. Dan kami pun tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas apabila kembali ditemukan upaya pengrusakan tanggul. Karena hal ini menyangkut keselamatan banyak orang ya. Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu itu membawa dampak besar bagi masyarakat,” ungkap Rivanda.

    Dalam waktu dekat, lanjutnya pihaknya akan mengundang masyarakat sekitar untuk berdiskusi bersama guna mencari solusi dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.

    “Dengan begitu, kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan. Kemudian mereka ikut menjaga infrastruktur penting yang berfungsi untuk melindungi kawasan pemukiman dari ancaman bencana,” ujarnya.

    Sementara Kepala Dinas PUTR Kabupaten Sumenep, Eri Susanto mengatakan, lubang-lubang di bagian bawah tanggul itu biasanya dibuat oleh para petani yang membutuhkan air untuk sawahnya di kala musim kemarau.

    “Jadi lubang itu untuk pipa mereka mengalirkan air ke sawah. Memang kecil sih lubangnya. Tapi kalau lupa tidak ditutup lagi lubangnya, kemudian curah hujan tinggi dan tekanan air kuat, maka tanggul lebih gampang jebol karena sudah ada lubang-lubang di bagian bawah,” paparnya.

    Karena itu, Eri meminta agar para petani yang akan mengambil air untuk sawahnya, sebaiknya menggunakan pompa, dan tidak melubangi tanggul.

    “Jadi ambil airnya dari atas. Pakai pompa. Jangan dari bawah pakai pipa dengan melubangi tanggul. Ini membuat tanggul gampang jebol,” terangnya.

    Di tahun 2025, tanggul tersebut telah dua kali jebol. Yang pertama di bulan Januari, dan kedua di bulan Mei yang menyebabkan banjir meluas di Sumenep. Bahkan di pintu masuk kota Sumenep, yakni di Desa Nambakor yang merupakan jalur utama Sumenep – Pamekasan, ketinggian air sempat mencapai dada. Karena itu, jalur lalu lintas dialihkan melalui Lenteng. (tem/ian)

  • Harkitnas, Kapolres Pamekasan Ajak Perkuat Persatuan

    Harkitnas, Kapolres Pamekasan Ajak Perkuat Persatuan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Kapolres Pamekasan, AKBP Hendra Eko Triyulianto menegaskan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai momentum memperkuat persatuan, semangat gotong royong dan meningkatkan rasa cinta tanah air di tengah tantangan globalisasi.

    Hal tersebut disampaikan upacara peringatan Hardiknas Ke-117 Tahun 2025 dengan tema ‘Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat’, di Halaman Mapolres Pamekasan, Jl Stadion 81 Pamekasan, Selasa (20/5/2025).

    Kegiatan tersebut diikuti Pejabat Utama (PJU) Polres Pamekasan, beserta personel termasuk perwakilan Polsek jajaran yang tersebar di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan. Di mana Kapolres Pamekasan bertindak sebagai inspektur upacara sekaligus membaca teks Pancasila.

    “Peringatan Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya mengenang sejarah berdirinya organisasi Budi Utomo, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat persatuan, semangat gotong royong, serta meningkatkan rasa cinta tanah air di tengah tantangan zaman modern,” kata AKBP Hendra Eko Triyulianto.

    Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan pentingnya semangat kebangkitan nasional di era digital, serta peran masyarakat dalam menjaga persatuan di tengah perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat.

    “Di tengah keterbatasan dan tekanan kolonialisme pada 177 tahun lalu, lahir sebuah kesadaran baru yang menyalakan api perubahan melalui pendirian organisasi Budi Utomo. Bangsa ini mulai membangun keyakinan bahwa nasib tidak boleh selamanya digantungkan kepada asing,”tegasnya.

    Tidak hanya itu, semangat tersebut juga harus menjadi motivasi bagi generasi penerus bangsa dalam mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa. “Kita harus yakin bahwa kemajuan hanya mungkin dicapai bila kita bangkit dan berdiri di atas kekuatan kita sendiri,” pungkasnya. [pin/but]

  • Harkitnas, KH Kholilurrahman: Mari Bangkit Bersama Menuju Pamekasan Maju

    Harkitnas, KH Kholilurrahman: Mari Bangkit Bersama Menuju Pamekasan Maju

    Pamekasan (beritajatim.com) – 20 Mei merupakan hari yang penting bagi Indonesia karena menandai awal dari perjuangan bangsa meraih kemerdekaan, sekaligus menandakan sebagai Hari Kebangkitan Nasional seiring dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, pada 20 Mei 1908 silam.

    Organisasi dengan nama awal Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama di Indonesia sebelum kemerdekaan, keberadaannya diperingati untuk dijadikan sebagai momentum membangkitkan semangat nasionalisme dan persatuan bangsa di tengah penjajahan.

    Momentum Harkitnas ke-177 Tahun 2025 mengusung tema ‘Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat’, mencerminkan semangat kolektif seluruh elemen bangsa untuk melanjutkan perjuangan membangun Indonesia tangguh dan berdaya saing.

    “Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya sekadar memperingati tanggal, tetapi juga untuk memotivasi semangat persatuan, kesadaran nasional, dan memperkuat jati diri bangsa,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, Selasa (20/5/2025).

    Lebih lanjut disampaikan jika Hakitnas menjadi tonggak awal kesadaran nasionalisme melalui bentuk kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. “Keberadaan awal organisasi Budi Utomo ini menjadi awal perjuangan terorganisir, dan tentu saja pergerakan menuju kemerdekaan,” ungkapnya.

    Bahkan bupati yang akrab disapa Kiai Kholil, juga menegaskan jika kebangkitan nasional mencakup berbagai aspek dalam sisi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Mulai dari sisi politik, kemudian sisi sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Serta banyak lagi sisi lain yang harus kita bangkitkan bersama,” jelasnya.

    “Maka dari itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama menjadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai titik awal kebangkitan bersama, mari kita bangkit bersama untuk Pamekasan Maju,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, organisasi Budi Utomo didirikan oleh dr Sutono bersama rekan seperjuangannya di Sekolah Kedokteran Tinggi (STOVIA), sekaligus menjadi titik awal kebangkitan nasional, di mana rakyat Indonesia mulai aktif memperjuangkan kemerdekaan.

    Selain itu, kebangkitan nasional sekaligus menandakan bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa yang muncul dari para rakyat, terutama kalangan anak muda. Salah satunya melalui cara mengembangkan diri melalui gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah muncul selama masa penjajahan.

    Kebangkitan nasional sekaligus menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia, bersatu padu mengusir penjajah dan menghapus penjajahan dari Indonesia, yang selanjutnya Indonesia berhasil mendeklarasikan diri sebagai Negera Merdeka pada 17 Agustus 1945. [pin/ted]

  • Bupati Pamekasan Resmikan Perpusda M Tabrani

    Bupati Pamekasan Resmikan Perpusda M Tabrani

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman meresmikan gedung baru Perpustakaan Daerah (Perpusda) Pamekasan, dengan nama Perspusda M Tabrani di Jl Jokotole 55 Pamekasan, Senin (19/5/2025).

    Pada awalnya, perpusda tersebut lebih familiar dengan sebutan Perpustakaan Umum, di mana penambahan nama M Tabrani sebagai bentuk kebanggaan sekaligus penghargaan bagi putra terbaik Pamekasan, yang menjadi salah satu tokoh yang berjasa besar bagi Bangsa Indonesia.

    Terlebih M Tabrani merupakan salah satu sosok penggagas Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan yang selanjutnya dituangkan dalam Ikrar Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 1928 silam. Selanjutnya dikenal dengan Hari Sumpah Pemuda.

    Peresmian gedung baru (renovasi) Perspusda M Tabrani, ditandai dengan gunting pita oleh Bupati KH Kholilurrahman, didampingi Sekda Pamekasan, Masrukin, Kepala Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip, Achmad Sjaifuddin, Kepala Disdikbud Mohammad Alwi, Kepala Diskominfo Taufikurrahman, serta jajaran Forkompinda Pamekasan.

    “Sebagai bentuk kebanggaan dan penghargaan kita kepada tokoh sekaligus putra terbaik, maka perpustakaan ini diberi nama Perpusda M Tabrani,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dalam peresmian perpusda.

    Keberadaan Perpusda M Tabrani, diharapkan dapat berkontribusi besar terhadap peningkatan akses pengetahuan masyarakat, termasuk meningkatkan kemampuan digital. “Artinya perpustakaan ini tidak hanya bermanfaat bagi dunia pendidikan semata, tetapi juga bisa berdampak luas. Baik untuk sektor ekonomi, kesehatan, sosial, budaya hingga spiritual masyarakat,” ungkapnya.

    “Tidak kalah penting juga kita harapkan Perpustakaan M Tabrani ini dapat menyelenggarakan berbagai program yang bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat, seperti perpus keliling, kelas pelatihan life skill, kelas keterampilan multimedia, kelas inovasi literasi digital, kelas digital marketing, kelas literasi enterpreneur, galery pameran produk UMKM, pameran buku, dan pameran lukis dan berbagai program lainnya,” jelasnya.

    Selain itu, bupati yang akrab disapa Kiai Kholil juga berharap besar keberadaan Perpusda M Tabrani dapat menjadi bagian penting dalam sektor pembangunan di daerah yang dipimpinnya. “Dengan begitu, perpustakaan dapat menjadi rumah besar pengetahuan bagi semua lapisan masyarakat,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Desa/Kelurahan di Pamekasan Mulai Urus Berkas Bentuk Koperasi Merah Putih

    Desa/Kelurahan di Pamekasan Mulai Urus Berkas Bentuk Koperasi Merah Putih

    Pamekasan (beritajatim.com) – Sejumlah desa/kelurahan di Pamekasan, mulai mengurus berkas administrasi pembentukan Koperasi Merah Putih, sesuai tindak lanjut dari instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

    Instruksi tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Desa atau Kelurahan Merah Putih, tertanggal 27 Maret 2025. Dijabarkan melalui Surat Edaran (SE) Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Nomor 6 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Percepatan Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.

    “Sejauh ini baru ada beberapa desa yang sudah melakukan musyawarah pembetukan Koperasi Merah Putih, di antaranya beberapa desa di Kecamatan Pasean, serta beberapa desa lain di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan,” kata Kepala Diskop UKM Naker Pamekasan, Muttaqin, Senin (19/5/2025).

    Sementara beberapa desa lainnya masih proses melengkapi berbagai berkas administrasi sesuai dengan regulasi yang ditentukan. “Dari progres kelengkapan berkas, nanti terbit akta notaris hingga keluar sertifikat yang dikeluarkan Kemenkum HAM, setelah itu baru membentuk Koperasi Merah Putih,” ungkapnya.

    “Memang pembetukan koperasi ini cukup memakan waktu karena harus diadakan musyawarah desa khusus yang melibatkan kepala desa atau lurah bersama perangkat desa, termasuk juga BPD (Badan Permusyawaratan Desa), kelompok perwakilan masyarakat serta beberapa elemen lainnya,” jelasnya.

    Namun pihaknya tetap yakin dan optimistis jika semua desa/kelurahan di Pamekasan, akan terbentuk koperasi merah putih sesuai waktu yang ditetapkan. “Dari 189 desa/kelurahan di Pamekasan, akan terbentuk koperasi merah putih pada 12 Juli 2025, diluncurkan serentak bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi,” tegasnya.

    Untuk diketahui, terdapat sebanyak 189 desa/kelurahan tersebar di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, meliputi sebanyak 178 desa, serta sebanyak 11 kelurahan berbeda di wilayah setempat. [pin/kun]

  • Kurangi Potensi Banjir, DLH Sumenep Tanam Pohon Mahoni di Daerah Hulu

    Kurangi Potensi Banjir, DLH Sumenep Tanam Pohon Mahoni di Daerah Hulu

    Sumenep (beritajatim.com) – Banjir yang terjadi di Sumenep pada Selasa (13/05/2025) diduga salah satu penyebabnya adalah makin banyaknya penggundulan hutan dan penebangan liar untuk alih fungsi lahan.

    Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumenep merencanakan penanaman pohon di daerah hulu seperti di Kecamatan Batuan dan Kasengan, Manding.

    Kepala Bidang Tata Lingkungan, DLH Kabupaten Sumenep, Hasinuddin Firdaus mengatakan, penanaman pohon itu dilakukan melalui kerjasama dengan Perum Perhutani, mengingat Perhutani lah yang mengelola lahan milik pemerintah.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Perhutani tentang bibit dan titik-titik yang akan menjadi lokasi penanaman pohon penghijauan,” katanya, Sabtu (17/05/2025).

    Sedangkan untuk luasan lahannya, akan menyesuaikan dengan Perhutani. Yang jelas penanaman pohon tersebut akan dilakukan pada tahun ini, dimulai dengan pengadaan bibit. “Bibit pohon yang dipilih untuk ditanam adalah pohon yang mempunyai daya serap tinggi seperti pohon sukun dan mahoni,” ujarnya.

    Dengan demkian, diharapkan air hujan akan lebih cepat diserap dan mampu mengurangi potensi banjir di beberapa wilayah di Kota Sumenep, termasuk di Kecamatan Batuan.

    Pada Selasa (13/05/2025), sejumlah wilayah di Sumenep terendam banjir. Air meluap hingga ke Desa Patean Kecamatan Batuan, dan Desa Muangan Kecamatan Saronggi. Jalur utama Sumenep – Pamekasan di Nambakor Saronggi pun sempat ditutup dan dialihkan ke Kecamatan Lenteng, mengingat ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Kondisi itu diperparah dengan pasangnya air laut, sehingga menambah ketinggian banjir di Sumenep. (tem/kun)

  • Banjir Landa Sumenep, Dinas PU Bina Marga Sebut Drainase Buruk

    Banjir Landa Sumenep, Dinas PU Bina Marga Sebut Drainase Buruk

    Sumenep (beritajatim.com) – Banjir di beberapa lokasi di Sumenep pada Selasa (13/05/2025) dinilai akibat buruknya drainase di beberapa titik, terutama di wilayah Kota Sumenep.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep, Eri Susanto mengakui bahwa perlu ada perbaikan dan pelebaran drainase di beberapa titik, terutama di kawasan Kota Sumenep.

    “Drainase di Patean ini memang perlu diperlebar. Kemudian di Jl. Trunojoyo, drainasenya perlu perbaikan. Lalu saluran ke selatan memang harus segera dituntaskan,” katanya, Jumat (16/05/2025).

    Ia mengungkapkan, pada 2018 pihaknya sudah melakukan survei untuk mengatasi banjir di kawasan kota. Dari hasil survei, ternyata saluran di jl lingkar timur, di bawah jembatan daerah Perumahan Satelit tercatat minus 30 dari laut.

    “Artinya apa? Ketika air pasang, maka air tidak bisa masuk ke laut dan meluap. Ini yang menyebabkan di kawasan itu sering terjadi banjir,” terangnya.

    Menurut Eri, sekarang ini sudah saatnya di kawasan Kota Sumenep dibangun ‘bozem’ (tempat penampungan air), atau waduk lapangan (bendali: bendungan pengendali banjir).

    “Ini merupakan upaya mengatasi banjir di kawasan perkotaan. Harus ada tempat penampungan air,” ujarnya.

    Namun ia menyadari bahwa untuk mewujudkan rencana itu memerlukan dukungan anggaran yang tidak kecil. Karena itu, sementara untuk solusi jangka pendek dalam mengatasi banjir di kawasan perkotaan selain perbaikan tanggul Sungai Kebunagung adalah pembersihan dan perbaikan drainase.

    “Untuk solusi jangka panjang memang harus dibangun bozem. Di kawasan kota, kemudian juga di Sendir Lenteng. Itu perlu bozem yang besar. Nantilah sambil kita cari anggaran ke pusat,” tuturnya.

    Pada Selasa (13/05/2025), sejumlah wilayah di Sumenep terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Kebunagung. Air pun meluap hingga ke Desa Patean Kecamatan Batuan, dan Desa Muangan Kecamatan Saronggi.

    Jalur utama Sumenep – Pamekasan di Nambakor Saronggi pun sempat ditutup dan dialihkan ke Kecamatan Lenteng, mengingat ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Kondisi itu diperparah dengan pasangnya air laut, sehingga menambah ketinggian banjir di Sumenep. (tem/ian)

  • Wujudkan Kawasan Ekonomi Khusus, Bupati Pamekasan: Butuh Kerja Ekstra

    Wujudkan Kawasan Ekonomi Khusus, Bupati Pamekasan: Butuh Kerja Ekstra

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pembangunan Madura, khususnya di Pamekasan, membutuhkan kerja ekstra dengan pemikiran cerdas dari seluruh elemen masyarakat dalam rangka mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

    Hal tersebut disampaikan Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dalam Forum Pentahelix bertajuk ‘Madura sebagai Kawasan Ekonomi Khusus’ yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, di Ballroom Azana Style Hotel Madura, Jl Jokotole 282 Pamekasan, Rabu (14/5/2025) lalu.

    “Berdasar regulasi, Kawasan Ekonomi Khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009. Di mana dalam undang-undang tersebut diatur jika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus harus memiliki pola khusus yang bisa mempercepat laju sektor perekonomian,” kata KH Kholilurrahman.

    Melalui regulasi tersebut, pihaknya menilai jika Madura memang menjadi salah satu prioritas sebagai KEK sering dengan keberadaan Jembatan Suramadu. Di mana orientasi jembatan penghubung dengan Surabaya, diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi Madura.

    “Kawasan Ekonomi Khusus itu dirancang untuk adanya percepatan pada pertumbuhan sektor ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah tertentu yang ditunjuk pemerintah bisa meningkat dengan cepat,” ungkapnya.

    Sejauh ini Madura sebagai KEK sudah lama diperbincangkan, faktanya hal tersebut cenderung hanya sebatas gagasan dan belum sampai pada titik aksi. “Karena itu perlu waktu dan kerjasama dari berbagai pihak untuk memiliki inisiatif bersama mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus,” jelasnya.

    “Hanya saja selama ini kami meyakini jika kolaborasi dari para pemangku kebijakan masih belum padu, sehingga kawasan ekonomi khusus yang sudah lama kita gaungkan belum bisa tercapai. Termasuk juga analisis terhadap kesiapan SDM dan faktor pendukung lainnya harus juga dipatenkan secara komprehensif agar wacana ini bisa segera dirajut,”imbuhnya.

    Selain itu, bupati yang akrab disapa Kiai Kholil juga menyampaikan jika daerah yang dipimpinnya memiliki beberapa keunggulan yang dapat menjadi pendukung dari gagasan KEK. “Secara eksplisit, Pamekasan memiliki beberapa keunggulan seperti potensi tembakau, pengolahan garam, peternakan hingga sektor pertanian lainnya,” beber Kholil.

    “Karena itu, kita harus selalu inten menjalin komunikasi dan berkolaborasi. Artinya kita harus bisa guyub antara satu dengan yang lain, dan bukan justru dihadapkan dengan berbagai narasi negatif sehingga nantinya bisa saling melengkapi,” sambung Kiai Kholil.

    Kolaborasi tersebut tentunya juga harus dibarengi dengan kerja ekstra dan pemikiran cerdas dari masyarakat Madura, termasuk masyarakat Pamekasan. “Perlu digarisbawahi jika kemajuan suatu wilayah biasanya lahir dari spirit dan kerja nyata dari seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.

    “Kami contohkan Desa Ponggok di Klaten, Jawa Tengah, dari yang awalnya desa miskin menjadi desa kaya karena mampu menciptakan objek wisatanya. Madura dnegan berbagai potensi yang ada, banyak sarjana dan orang pintarnya tidak bisa lebih baik atau melakukan lompatan yang dapat menjadi percepatan pembangunan,” pungkasnya. [pin/but]

  • Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Provinsi Jatim mengatakan, bahwa saat ini pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Di sisa musim hujan ini masih ada wilayah di Jatim yang terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem hingga terjadi banjir dan longsor.

    “Kami imbau warga untuk waspada dan turut aktif membersihkan lingkungan sekitar, perhatikan aliran air di selokan agar tidak mampet dan menyebabkan banjir,” tegas Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/5/2025).

    Dia memprediksi potensi cuaca ekstrem terjadi hingga akhir Mei 2025. Musim hujan kali ini diperkirakan bakal lebih lama dibanding tahun lalu.

    “Jadi, potensi cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin masih berpotensi terjadi hingga akhir Mei ini,” katanya.

    Gatot menyebut saat ini masih ada beberapa titik di Jatim yang terjadi bencana banjir. Yakni, Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri.

    “Di beberapa daerah ada banjir Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri. Kami turunkan tim, dan tim kami bersama kabupaten/kota melakukan penambalan tanggul jebol di Jombang dan pembersihan pasca banjir di Pamekasan. Kalau yang sudah surut di Sampang, Tulungagung, Pamekasan,” tuturnya.

    “Di Lumajang juga ada sungai yang terdampak erupsi Gunung Semeru hingga ada warga yang terisolir,” tambahnya.

    Gatot meminta warga waspada dan rutin mengecek saluran-saluran air di perkampungan agar tidak terjadi banjir. Meski sudah memasuki musim pancaroba, curah hujan masih tinggi. [tok/aje]