kab/kota: Pamekasan

  • Seorang Jemaah Haji Asal Pamekasan Wafat Usai Laksanakan Wukuf

    Seorang Jemaah Haji Asal Pamekasan Wafat Usai Laksanakan Wukuf

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang jemaah haji Pamekasan, Hasiyeh binti Habidin asal Desa Palengaan Dhaja, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, wafat usai melaksanakan ibadah wukuf di Arafah.

    Jemaah haji berusia 87 tahun tersebut, merupakan jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 95 Embarkasi Surabaya, ia meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan insentif dari tim medis, Kamis (5/6/2025).

    “Almarhumah meninggal dunia sekitar pukul 19.30 Waktu Arab Saudi pasca pelaksanaan wukuf di Arafah, beliau meninggal dunia setelah dilakukan perawatan oleh tim medis,” kata Kepala Kemenag Pamekasan, Mawardi, Sabtu (7/6/2025).

    Selain itu pihaknya menyampaikan jika almarhumah wafat seiring dengan usia yang sudah masuk katagori lanjut. “Selain karena lanjut usia, almarhumah juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi,” ungkapnya.

    “Saat meninggal dunia, almarhumah didampingi sejumlah keluarga yang juga tercatat sebagai jemaah haji. Mulai dari suami, anak hingga menantu juga sudah mengikhlaskan kepergian almarhumah,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya jemaah haji Pamekasan, sekaligus bertatap almarhumah diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan dan kesabaran.

    “Berdasar informasi yang kami terima, almarhumah Hasiyeh dimakankan di Pemakaman Sharae, Makkah, Arab Saudi, dan pemulasaran ditangani langsung Syarikah Rifad. Semoga almarhumah diterima di sisi-Nya,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Dosen di Pamekasan Ini Meninggal di Makkah Saat Coba Berhaji Lewat Jalur Ilegal

    Dosen di Pamekasan Ini Meninggal di Makkah Saat Coba Berhaji Lewat Jalur Ilegal

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang warga Kecamatan Larangan, Pamekasan, berinisial SM yang meninggal dunia di wilayah Gurun Makkah, Arab Saudi, saat hendak melaksanakan ibadah haji melalui jalur ilegal. Tercatat sebagai salah satu dosen di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan.

    Bahkan almarhum juga tercatat sebagai Kepala Program Studi (Kaprodi) Hukum Keluarga Islam (HKI) di Perguruan Tinggi yang beralamat di Kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Bettet, Pamekasan.

    Ungkapan belasungkawa juga dituangkan melalui salah satu media sosial (medsos) resmi Universitas Islam Madura, termasuk ungkapan duka dari rekan sejawat hingga mahasiswa di lingkungan Kampus Hijau.

    “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmatullah Bapak Syukron Mahbub, dosen sekaligus Kaprodi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Madura. Beliau wafat dalam keadaan bersiap menjalankan ibadah haji, panggilan suci sebagai tamu Allah,” dikutip dari medsos resmi UIM, Jum’at (6/5/2025).

    Selama ini SM dikenal sebagai sosok pendidik dengan penuh dedikasi, bersahaja dan ikhlas mencerdaskan generasi bangsa. “Semoga segala ilmu yang beliau ajarkan menjadi amal jariyah yang terus mengalir, semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadahnya, menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya, serta wafat dalam keadaan husnul khotimah,” ungkapnya.

    Sebelumnya Rektor UIM, Ahmad menyampaikan sempat mengingatkan dan melarang SM untuk berangkat melalui jalur ilegal. Hanya saja saran tersebut terkesan tidak dihiraukan akibat tekad bulat SM untuk menunaikan ibadah haji.

    “Sebelum berangkat, ia sempat bilang ingin menunaikan ibadah haji. Saat itu kami sempat tanya pakai jalur resmi atau tidak, ia jawab pakai orang. Bahkan kami juga sempat ingatkan agar berhati-hati karena pengawasan di Makkah, lebih ketat dari sebelumnya, tapi ia tetap yakin akan lancar,” kata salah satu rekan sejawat, Ahmad, Selasa (3/6/2025) lalu.

    Bahkan dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga sempat melarang SM dan membatalkan niat haji karena resikonya relatif tinggi. Namun yang bersangkutan tetap berangkat menuju Arab Saudi, sekitar 25 April 2025 lalu. [pin/aje]

  • Pengakuan TKI Jadi Kurir Sabu 7 Kg dari Malaysia, Dijanjikan Imbalan Rp 175 Juta
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        5 Juni 2025

    Pengakuan TKI Jadi Kurir Sabu 7 Kg dari Malaysia, Dijanjikan Imbalan Rp 175 Juta Surabaya 5 Juni 2025

    Pengakuan TKI Jadi Kurir Sabu 7 Kg dari Malaysia, Dijanjikan Imbalan Rp 175 Juta
    Tim Redaksi
    PAMEKASAN, KOMPAS.com
    – Salah satu tersangka peredaran narkotika yang berhasil diungkap Badan Narkotika Nasional (
    BNN
    ) Jawa Timur adalah Rusdi bin Jimat, warga Desa Waru Barat, Kecamatan Waru,
    Pamekasan
    ,
    Madura
    .
    Ia mengaku nekat menanggung risiko untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, ibunya yang sudah lama sakit diabetes juga butuh uang untuk pengobatan.
    “Saya terpaksa melakukan ini. Meskipun saya mengetahui risikonya, karena selalu butuh uang,” katanya saat diinterogasi BNN Jatim usai pemusnahan barang bukti sabu di Kabupaten Pamekasan, Rabu (4/6/2025).
    Rusdi mengatakan, pengobatan terhadap ibunya harus rutin. Sehingga, setiap minggu ia harus mempersiapkan biaya Rp 500.000 hingga Rp 1 juta.
    Rusdi mengatakan, narkoba yang dibawanya berasal dari Malaysia. Bandar di Malaysia menjanjikan imbalan Rp 175 juta jika narkoba itu sampai ke tangan penerima.
    “Saya kenal bandar yang nyuruh saya karena sudah lama di Malaysia. Tapi saya berani pertama kali sudah ditangkap,” katanya.
    Risiko itu dia pilih karena bayarannya lebih tinggi dari bekerja sebagai kuli bangunan di Malaysia.
    “Barang itu disuruh antarkan ke orang Sampang. Teman saya ada yang berhasil lolos dan sekarang kembali ke Malaysia,” katanya.
    Rusdi sempat lolos masuk ke Indonesia membawa sabu. Sesampainya di wilayah Jatim, keberadaannya terdeteksi dan ditangkap pada 10 Mei 2025.
    Pria yang menjadi TKI ilegal itu berusaha mengelabui petugas dengan menaruh sabu di bungkus air mineral.
    Total, Rusdi membawa sabu seberat 6.869,095 gram atau hampir 7 kilogram.
    Barang itu sudah diamankan BNN dan sudah dibakar sebelum jatuh ke tangan Syamsuri alias Syarif, warga Sampang.
    Kepala BNN RI, Marthinus Hukom mengatakan, kasus tersebut akan terus dikembangkan, termasuk jaringan Malaysia yang menjadi bandar.
    “Tim dari BNNP akan terus melakukan pemeriksaan. Kami akan awasi semua wilayah yang potensi jadi pintu masuk,” ucapnya usai pemusnahan sabu di Pamekasan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PKS di Tlatah Islam Tradisional (Habis): Jatim Jadi Battle Field Berat

    PKS di Tlatah Islam Tradisional (Habis): Jatim Jadi Battle Field Berat

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejarah politik baru ditorehkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur (Jatim) di Pemilu 2024. Kali pertama partai ini berhasil menyorongkan salah satu kadernya di daerah pemilihan (Dapil) Madura ke kursi DPRD Jatim.

    Kader PKS dimaksud adalah Harisandi Savari, seorang pengusaha asal Kabupaten Pamekasan yang juga pernah berkarir sebagai wartawan. Dia berhasil mengumpulkan sebanyak 200 ribu suara lebih. Modal politik itu cukup untuk satu kursi di DPRD Jatim. Total kursi yang direbut PKS Jatim di Pileg 2024 sebanyak lima kursi atau naik satu kursi dibanding hasil Pileg 2019 dengan empat kursi.

    Pada Pileg 2019, keempat kursi PKS di DPRD Jatim diperoleh dari Dapil Surabaya, Dapil Jember-Lumajang, Dapil Malang Raya, dan Dapil Ngawi-Magetan-Ponorogo-Pacitan-Trenggalek. Di Pileg 2024, keempat dapil yang menyumbangkan kursi di Pileg 2019 tetap menghasilkan prestasi sama, plus Dapil Madura dengan politikus Harisandi Savari sebagai elite PKS yang lolos masuk DPRD Jatim.

    “Capaian kursi dari Dapil Madura ini merupakan catatan prestasi bagi PKS Jatim,” kata Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan, kepada beritajatim.com beberapa hari lalu.

    Raihan lima kursi DPRD Jatim itu sama dengan prestasi politik PKS untuk kursi DPR RI. Bedanya, untuk kursi kelima PKS Jatim di DPR RI tidak disumbangkan dari Dapil Madura namun dari Dapil VIII Jatim (Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten/Kota Madiun). Untuk Dapil Madura sendiri, raihan suara yang diperoleh PKS Jatim sekitar 16,5 ribu suara lebih.

    “Total suara itu masih kalah dengan partai lain, seperti PKB, PDIP, dan Golkar. Kami tak dapat kursi DPR RI dari Dapil Madura,” tambah Irwan.

    Raihan lima kursi DPR RI, lima kursi DPRD Jatim, dan total 104 kursi di DPRD Kabupaten/Kota se-Jatim, bagi PKS, merupakan prestasi politik yang diraih dengan kerja keras, ulet, telaten, dan konsisten. Tak mudah mengais suara di Jatim bagi PKS, mengingat tlatah politik Jatim, dalam perspektif sejarah-politik, dikenal sebagai basis terkuat kalangan Islam Tradisional (NU) dan Nasionalis Soekarnoisme.

    Di kawasan Tapal Kuda dan Madura Kepulauan, komunitas Islam Tradisional merupakan kekuatan mayoritas. Mereka berdiam dari Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten/Kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Banyuwangi. Plus empat kabupaten lainnya di Pulau Madura. Merebut suara di lingkungan politik pemilih Islam Tradisional, bagi PKS, membutuhkan kerja ekstra keras untuk mempersuasi pemilih di dapil ini.

    PKS kerapkali diidentifikasi sebagai kekuatan politik komunitas Islam Modernis yang lahir setelah runtuhnya Orde Baru Soeharto. Partai ini berusaha keras menempatkan politik sebagai medan dakwah, sehingga menempatkan antara agama dengan politik itu sangat dekat dan saling berhubungan.

    “Ya kita mesti melakukan pendekatan dengan para kiai pimpinan pondok pesantren,” tegas Irwan Setiawan.

    Dalam perspektif transisional, setelah munculnya Partai Keadilan (PK) yang kemudian berubah menjadi PKS, berimplikasi atas pemahaman yang ketat memisahkan politik dan dakwah otomatis mencair. Politik tidak hanya dipersepsi sebagai arena konflik dan perebutan kekuasaan, melainkan juga perumusan kebijakan dan pencapaian kepentingan umum.

    Di situlah makna politik bisa bersinggungan erat dengan dakwah, dalam pengertian upaya untuk mengembalikan manusia agar menyembah Allah semata dengan memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Dalam rumusan PKS yang khas, politik dakwah dipraktikkan sebagai mimbar dakwah di parlemen.

    Sekali pun pemilih Islam di Jatim merupakan kekuatan mayoritas, stratifikasi sosiologis, kultural, dan politik konstituen Islam itu tak berada di lapisan yang ada. Ada kalangan santri, komunitas Islam yang memahami dan menunaikan semua ajaran Islam secara kaffah dan istiqomah.

    Di titik lainnya, ada kalangan Islam administratif, warga muslim yang secara administratif tercatat dan terdokumentasi beragama Islam, tapi pengetahuan khasanah ke-Islam-an mereka terbatas, tak mendalam. Komunitas Islam mereka kerapkali disebut sebagai kalangan Islam Abangan, di mana pilihan politik mereka lebih dekat dan cenderung merapat ke partai-partai berpaham Nasionalis, seperti PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, dan lainnya.

    “Dari 6 kali pemilu setelah Orde Baru, terpotret kavling-kavling politik pendukung antarpartai,” ujar Irwan.

    Merujuk pada fakta sejarah politik Pemilu 1955, pemilu pertama setelah Indonesia merdeka, komunitas Islam Modernis yang ketika itu direpresentasi Partai Masyumi di bawah pimpinan Dr Moh Natsir, ranking di posisi keempat di Jatim di bawah Partai NU, PNI, dan PKI. Sekalipun tak identik 100 persen, PKS dipandang merupakan paralelisme historis, politik, kultural, dan sosiologis dengan Partai Masyumi. Kavling politik terbesar partai ini berada di Provinsi Jabar, Sumbar, dan daerah lainnya di Indonesia.

    Tlatah politik Jatim menjadi battle field tak mudah dan berat bagi PKS, siapapun yang memegang kendali utama PKS di provinsi berpenduduk hampir 40 juta jiwa ini. Hal itu bisa kita lihat dari data fluktuasi politik suara partai ini dari pemilu ke pemilu di sebagian besar dapil di Jatim. Mungkin hanya Dapil Surabaya Raya dan Malang Raya yang konsistensi raihan PKS bergerak stabil. Sedangkan di dapil lainnya di Jatim, raihan suara PKS dari pemilu ke pemilu bergerak fluktuatif.

    Misalnya, Dapil Madura yang meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Menurut hasil Pileg 2019 untuk kursi DPRD kabupaten/kota, di Bangkalan raihan dukungan PKS 41.261 suara, Sampang dengan 63.767 suara, Pamekasan dengan 65.679 suara, dan Sumenep dengan 31.942 suara. Untuk Pileg 2024 hasilnya sebagai berikut: Bangkalan dengan 26.612 suara (turun), Sampang dengan 47.898 suara (turun), Pamekasan dengan 49.009 suara (turun), dan Sumenep dengan 22.364 suara (turun).

    Kemudian Dapil Madura untuk kursi DPRD Jatim hasil Pileg 2019 sebagai berikut: Bangkalan dengan 14.243 suara, Sampang dengan 8.182 suara, pamekasan dengan 56.399 suara, dan Sumenep dengan 12.798 suara. Hasil Pileg 2024 untuk kursi DPRD Jatim sebagai berikut: Bangkalan dengan 42 suara (turun drastis), Sampang dengan 471 suara (turun drastis), Pamekasan dengan 163.748 suara (naik sekitar 300 persen), dan Sumenep dengan 40.717 suara (naik sekitar 220 persen).

    Kalau kita buka data hasil Pileg 2024 lebih detail lagi di Dapil Madura untuk kursi DPR RI dari PKS, memperlihatkan banyak di dua kabupaten (Bangkalan dan Sampang), partai ini tak mampu mengumpulkan 1.000 suara. Di Bangkalan PKS mengumpulkan 359 suara dan Sampang dengan 525 suara. Artinya, di sebagian besar TPS di kedua kabupaten tersebut, PKS tak memperoleh suara sama sekali. Padahal, pada Pileg 2019 untuk kursi DPR RI, di Bangkalan PKS merebut 12.577 suara dan Sampang dengan 5.015 suara. Komparasi data hasil Pileg 2019 dan 2024 memperlihatkan tingkat fluktuasi yang tajam suara PKS di Dapil Madura. “Itu salah satu PR PKS Jatim,” tandas Irwan Setiawan. [air]

  • Dosen di Pamekasan Ini Meninggal di Makkah Saat Coba Berhaji Lewat Jalur Ilegal

    Hendak Berhaji, Warga Pamekasan Meninggal Dunia di Gurun Pasir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang warga Kecamatan Larangan, Pamekasan, berinisial SM dikabarkan meninggal dunia di wilayah Gurun Makkah, Arab Saudi, saat hendak melaksanakan ibadah haji melalui jalur ilegal.

    Korban yang diketahui berprofesi sebagai salah satu dosen di universitas swasta di Pamekasan, dikabarkan meninggal dunia diduga mengalami dehidrasi setelah nekat melaksanakan haji melalui jalur ilegal, dan menyusup ke Makkah dengan visa non haji.

    “Sebelum berangkat, ia sempat bilang ingin menunaikan ibadah haji. Saat itu kami sempat tanya pakai jalur resmi atau tidak, ia jawab pakai orang. Bahkan kami juga sempat ingatkan agar berhati-hati karena pengawasan di Makkah, lebih ketat dari sebelumnya, tapi ia tetap yakin akan lancar,” kata salah satu rekan sejawat, Ahmad, Selasa (3/6/2025).

    Bahkan dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga sempat melarang SM dan membatalkan niat haji karena resikonya relatif tinggi. Namun yang bersangkutan tetap berangkat menuju Arab Saudi, sekitar 25 April 2025 lalu.

    “Setibanya di Makkah, SM sempat mengabari jika dirinya sudah menunaikan ibadah umrah pertama. Namun tidak lama setelah itu, komunikasi terputus hingga akhirnya kami mendapat kabar duka,” ungkapnya.

    Kabar duka tersebut didapat sekitar 27 Mei 2025, di mana SM dikabarkan meninggal dunia di sekitar wilayah Taniem, salah satu gurun pasir yang berada di sekitar perbatasan Makkah. “Kami kaget, ternyata ia meninggal. Kabarnya ada 10 orang teman yang bersamanya, tujuh di antaranya tertangkap razia, tiga selamat, dan mereka semua pakai visa non-haji,” jelasnya.

    Berdasar informasi yang dihimpun beritajatim.com, SM bersama dua orang reknnya terekam kamera drone patroli keamanan Arab Saudi di sebuah gurun, ketiganya diduga kuat mengalami dehidrasi. Kedua rekannya, yakni inisial J dan S dibawa aparat ke rumah sakit, dan setelah dirawat diusir menuju Kota Jeddah.

    Sebelumnya SM bersama rombongan juga sempat terjaring razia keamanan Saudi, dan dideportasi ke Jeddah. Namun mereka kembali masuk ke Makkah, melalui jalur gurun dan akhirnya berujung nahas.

    Namun hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, termasuk dari Kasi Haji dan Umrah Kemenag Pamekasan. Sekalipun sebelumnya sempat menyampaikan jika sempat mendapat informasi jika terdapat warga Pamekasan, yang melaksanakan ibadah haji melalui jalur ilegal alias visa non haji. [pin/ted]

  • Hari Lahir Pancasila, Kapolres Pamekasan: Momentum Teguhkan Komitmen Terhadap Nilai Luhur Bangsa

    Hari Lahir Pancasila, Kapolres Pamekasan: Momentum Teguhkan Komitmen Terhadap Nilai Luhur Bangsa

    Pamekasan (beritajatim.com) – Peringatan Hari Lahir Pancasila dinilai sebagai momentum bagi setiap warga negara, agar kembali meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

    Hal tersebut disampaikan Kapolres Pamekasan, AKBP Hendra Eko Triyulianto disela upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Lapangan Nagara Bhakti Kompleks Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jl Pamong Praja Nomor 1 Pamekasan, Senin (2/6/2025).

    “Upacara peringatan hari lahir Pancasila ini dilaksanakan dalam rangka memperingati pidato Presiden Sukarno pada 1 Juni 1945, sekaligus menandai lahirnya Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata AKBP Hendra Eko Triyulianto.

    Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menilai jika Pancasila sebagai fondasi penting dalam pembangunan bangsa. “Pancasila adalah rumah besar seluruh rakyat Indonesia, Pancasila menyatukan keberagaman suku, agama, ras, dan budaya,” ungkapnya.

    “Momentum Hari Lahir Pancasila ini mengingatkan kita semua untuk kembali meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa, sekaligus memperkukuh Pancasila sebagai ideologi bangsa,” tegasnya.

    Selain itu, pihaknya juga menyampaikan jika Pancasila bukan sekedar dasar negara, tetapi juga menjadi panduan moral dalam menghadapi tantangan globalisasi, digitalisasi, dan ancaman ideologi transnasional seperti radikalisme dan intoleransi.

    “Nilai-nilai Pancasila harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tugas sebagai aparat negara maupun dalam bermasyarakat. Semoga momentum ini dapat memperkuat kesadaran nasional dan meningkatkan komitmen menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi masyarakat Indonesia,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga mengingatkan seluruh elemen masyarakat khususnya di lingkungan korp Bhayangkara, agar selalu komitmen menjaga dan menjalankan nilai-nilai Pancasila.

    “Upacara ini sekaligus menjadi momen reflektif bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya personel Polres Pamekasan, untuk terus menjaga semangat kebangsaan dan meningkatkan peran aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya. [pin/ian]

  • Bupati Pamekasan: Pancasila Bukan Sekedar Ideologi, Tapi?

    Bupati Pamekasan: Pancasila Bukan Sekedar Ideologi, Tapi?

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman menilai jika Pancasila bukan hanya sekedar ideologi, tetapi juga sebagai jiwa dan semangat bersama sebagai sebuah bangsa.

    Hal tersebut disampaikan dalam upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Lapangan Nagara Bhakti Kompleks Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jl Pamong Praja Nomor 1 Pamekasan, Senin (2/6/2025).

    “Peringatan Hari Lahir Pancasila (1 Juni) ini bukan sekedar mengenang rumusan dasar negara, tetapi harus dijadikan sebagai momentum untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata KH Kholilurrahman.

    Pancasila merupakan jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta penuntun dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. “Pancasila bukan sekedar dokumen, historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,” ungkapnya.

    “Sebagai dasar negara, Pancasila bukan sekedar ideologi tapi juga sebagai jiwa dan semangat kita sebagai bangsa. Nilai-nilainya hidup dalam bentuk gotong royong, toleransi dan persatuan yang kita jaga bersama, termasuk di kabupaten Pamekasan tercinta,” imbuhnya.

    Bupati yang akrab disapa Kiai Kholil juga menjelaskan jika Pancasila mempersatukan 280 juta jiwa dari beragam latar belakang suku, ras, agama, budaya dan bahasa yang berbeda. “Dalam Pancasila juga dapat dipelajari bentuk kebhinekaan dan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu,” tegasnya.

    “Dalam semangat memperkukuh Ideologi Pancasila, izinkan kami mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi kita semua. Mari terus kita rawat semangat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari hal kecil, dari lingkungan terdekat dari diri sendiri,” pungkasnya.

    Dalam kegiatan upacara tersebut, Bupati Kholil bertindak sebagai inspektur upacara yang dihadiri jajaran Forkopimda Pamekasan, staf ahli bupati, kepala OPD, personil TNI-Polri, Dishub, Satpol-PP dan Damkar, sejumkah ASN hingga Paskibra Pamekasan. [pin/ian]

  • DKPP Pamekasan Terjunkan 60 Personil Awasi Hewan Kurban

    DKPP Pamekasan Terjunkan 60 Personil Awasi Hewan Kurban

    Pamekasan (beritajatim.com) – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKPP) Pamekasan, menerjunkan sebanyak 60 personil yang akan bertugas melakukan pemantauan dan pengawasan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

    “Guna memantau hewan jenis kambing dan sapi yang hendak dijadikan kurban pada lebaran tahun ini, total ada 60 personil yang bertugas memantau dan memeriksa kesehatan hewan kurban di Pamekasan,” kata Plt Kepala DKPP Pamekasan, Indah Kurnia Sulistiorini, Senin (2/6/2025).

    Dari total personil tersebut, mereka disebar di empat pusat kesehatan hewan di Pamekasan, masing-masing diisi sebanyak 15 personil. “Dari 60 personil ini, empat personil di antaranya merupakan dokter hewan,” ungkapnya.

    “Langkah ini kami lakukan sekaligus sebagai upaya untuk memastikan hewan yang hendak dikurbankan oleh masyarakat benar-benar aman, sehat dan tentunya halal, baik kambing maupun sapi,” tegasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga memastikan jika pemantauan dan pengawasan tersebut dilakukan di seluruh kecamatan di Pamekasan. “Jadi selain melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ke sejumlah masjid dan mushalla, tim ini juga bertugas mendatangi pasar hewan,” jelasnya.

    “Langkah ini kita lakukan semata-mata untuk memastikan bahwa hewan yang hendak dikurbankan itu bebas dari penyakit hewan yang perlu kita waspadai, seperti penyakit mulut dan kuku atau penyakit kulit berbenjol,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, jumlah Puskesmas Hewan di Pamekasan, tersebar di empat unit pelaksana teknis berbeda, meliputi UPT Pamekasan menaungi kecamatan Pamekasan, Proppo, dan Tlanakan. UPT Galis menaungi kecamatan Galis, Kadur dan Larangan.

    Sementara UPT Pakong mencakup kecamatan Pakong, Pagantenan dan Palengaan, serta UPT Waru mencakup kecamatan Batumarmar, Pasean dan Waru. [pin/beq]

  • Jalur Pendakian Tebing Mahawaru Pamekasan Ditutup Sementara, Ada Apa?

    Jalur Pendakian Tebing Mahawaru Pamekasan Ditutup Sementara, Ada Apa?

    Pamekasan (beritajatim.com) – Kawasan Tebing Mahawaru di Kecamatan Waru, Pamekasan, ditutup sementara untuk aktivitas pendakian oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pemerintah Desa Waru Timur, Waru, Pamekasan.

    Penutupan tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk antisipasi atas berbagai kekhawatiran sosial dan moral yang mulai berkembang di tengah masyarakat, khususnya terhadap perilaku menyimpang dari nilai-nilai budaya masyarakat setempat.

    “Penutupan sementara karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kejadian tidak senonoh dan sebagainya. Untuk informasinya memang belum terjadi, tapi dikhawatirkan dapat merusak budaya yang ada di sana,” kata Kepala Desa Waru Timur, Sholehoddin, Sabtu (31/5/2025).

    Terlebih jumlah pengunjung yang mendatangi Tebing Mahawaru, relatif tinggi. Bahkan sehari sebelum ditutup, Kamis (29/5/2025) lalu, jumlah pengunjung yang mendatangi kawasan Tebing Mahawaru tercatat puluhan unit motor, termasuk kendaraan roda empat dari luar wilayah Pamekasan.

    “Paling banyak (pengunjung) itu sebelum penutupan, informasinya nyampek sekitar 60 unit motor. Bahkan ada yang berasal dari Jember, dan kendaraan pengunjung dititip di sejumlah rumah warga yang ada di bawah (tebing Mahawaru),” ungkapnya.

    Bahkan efek dari penutupan tersebut, juga diperkuat dengan pemasangan banner larangan masuk ke kawasan pendakian. “Sebagai kepala desa, sebenarnya kami mendukung adanya lokasi seperti ini. Tapi masyarakat Waru Timur, masih sangat kental dengan nilai keagamaan,” tegasnya.

    “Sehingga sesuatu yang menjurus ke berbagai yang tidak diinginkan, itu sangat dilarang walaupun belum terjadi. Tapi kami akan terus koordinasi dengan berbagai pihak sebelum memutuskan apakah akan kembali dibuka untuk umum atau tidak,” jelasnya.

    Untuk diketahui, penutupan Tebing Mahawaru ditutup sementara melalui deklarasi para tokoh masyarakat setempat. Dalam deklarasi tersebut disampaikan tiga alasan penutupan, yakni kegiatan pendakian yang dianggap mendekati kemaksiatan, lalu lintas pendaki yang meresahkan warga, dan kekhawatiran akan kerusakan moral generasi muda. [pin/ian]

  • Dari Tahu Petis, Ketan Merdeka, hingga Ziarah ke Makam Pendiri, Alumni Undar Jombang Rayakan Reuni Penuh Makna

    Dari Tahu Petis, Ketan Merdeka, hingga Ziarah ke Makam Pendiri, Alumni Undar Jombang Rayakan Reuni Penuh Makna

    Jombang (beritajatim.com) – Jalan Gus Dur Jombang Jawa Timur kembali bergeliat, mengingatkan pada suasana awal perkuliahan yang penuh semangat dan lalu lintas mahasiswa yang padat. Sejak Jumat malam (30/5/2025), alumni Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang dari berbagai daerah di Indonesia mulai berdatangan, mengikuti momen istimewa bertajuk ‘Alumni Tilik Kampus dan Reuni Akbar Undar 2025’.

    Dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan, hingga Sulawesi, serta berbagai daerah lainnya, para alumni ini datang membawa rindu dan semangat untuk mengenang masa-masa indah di kampus yang didirikan oleh KH Musta’in Romly. Kebersamaan, persahabatan, dan idealisme masa muda seolah hidup kembali.

    Kampus Undar pun bersolek menyambut tamu istimewanya. Spanduk bertuliskan ucapan selamat datang membentang di gerbang kampus, sementara wajah-wajah antusias memenuhi halaman, koridor, dan aula kampus.

    Tak sedikit yang berdiri lama di depan gedung-gedung lama, berfoto di sudut-sudut penuh memori, bahkan berbagi kisah di tempat yang mungkin dulu menjadi lokasi jatuh cinta pertama. “Rasanya seperti mesin waktu. Semua seperti hidup kembali,” kata Nur Rohman, Ketua Pelaksana acara, Sabtu (31/5/2025).

    Ia menambahkan, reuni ini bukan sekadar ajang nostalgia. “Ini tentang membangun kembali jejaring, menguatkan peran alumni dalam pengembangan kampus, sekaligus mengenalkan Undar kepada generasi baru.”

    Rangkaian kegiatan selama dua hari, 31 Mei hingga 1 Juni 2025, diawali dengan ziarah ke makam pendiri Undar KH Musta’in Romly di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso, Peterongan. Ziarah ini menjadi momen refleksi dan pengingat akan akar spiritual kampus Undar yang kuat.

    Para alumni lintas generasi berjalan kaki menyusuri koridor dan ruang kelas, sembari tertawa, dan sesekali terdiam saat mengenang bangku-bangku tua yang menyimpan ribuan cerita perjuangan intelektual dan emosional.

    Alumni Undar dari berbagai wilayah sedang menikmati kopi di Jombang

    Warung kopi dan tahu petis Lukman, yang legendaris di kalangan mahasiswa Undar, juga menjadi destinasi nostalgia. “Bayangkan, kita sekarang duduk di tempat yang sama, memesan menu yang sama, hanya waktu yang berbeda,” ujar Tarnoto, alumni angkatan 1988, sembari tersenyum penuh kenangan.

    Keesokan paginya, ritual berjalan kaki selepas subuh menuju warung ketan Merdeka kembali dihidupkan. Ketan hangat bertabur kelapa dan bubuk kedelai itu tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menjadi simbol kebersamaan yang melampaui waktu.

    Selama reuni, suasana Undar berubah menjadi ruang perayaan emosional. Setiap langkah, senyum, dan pelukan menjadi bukti bahwa ‘pulang’ ke kampus bukan hanya kembali ke bangunan fisik, tetapi pulang ke masa ketika idealisme dan semangat belajar menjadi denyut hidup sehari-hari.

    “Reuni Akbar Undar 2025 tidak berhenti sebagai penutup kenangan. Ia justru menjadi pembuka baru bagi keterlibatan alumni dalam merancang masa depan universitas tercinta,” ujar Nur Rohman, alumnus Undar Angkatan 1995 dari Fakultas Teknik.

    Bukan hanya peserta reuni, karangan bunga sebagai ucapan selamat juga berdatangan ke kampus Undar. Ucapan tersebut datang dari para alumni. Di antaranya, Bupati Blora Jawa Tengah periode 2025-2030 Arief Rohman, kemudian pengusaha kecap dari Sulawesi Selatan (Sulsel) Narto, serta pengusaha kuliner dari DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) Hj Nusilasari.

    Selain itu, ucapan selamat melalui karangan bunga juga datang dari Menteri Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) 2019-2014 Helmy Faishal Zaini, Bupati Pamekasan 2025-2030 Khililurrohman, serta dari Rektor Undar sendiri Amir Maliki Abitolkha.

    “Kami atas nama panitia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga acara ini etrselenggara dengan aman dan lancar,” pungkas Nur Rohman. [suf]