Pamekasan (beritajatim.com) – Sejumlah wali siswa bersama guru SD Negeri Tamberu 2 Batumarmar, Pamekasan, bergotong royong mendirikan tenda untuk ditempati proses belajar mengajar seiring dengan adanya aksi penyegelan oleh ahli waris pemilik lahan sekolah.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memfasilitasi peserta didik agar tetap dapat melaksanakan pembelajaran, khusunya di tengah kondisi sekolah yang disegel oleh ahli waris pemilik lahan sekolah.
“Hal itu kita lakukan sebagai langkah alternatif agar para siswa bisa melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana mestinya,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Mohammad Alwi, Jum’at (24/10/2025).
Selain itu pihaknya juga menyampaikan apresiasi sekaligus terima kasih kepada para wali siswa maupun para guru yang sudah memiliki inisiatif untuk memback up siswa agar tetap bisa melakukan kegiatan belajar mengajar.
“Tentu kami sangat mengapresiasi atas inisiatif yang dilakukan para wali siswa maupun guru di SD Negeri Tamberu 2 Batumarmar, dan terima kasih kami sampaikan atas beragam upaya yang sudah dilakukan,” ungkapnya.
Di sisi lain, pihaknya juga intens menjalin koordinasi bersama pihak terkait untuk mencari solusi dari persoalan tersebut. “Saat ini kita fokus untuk mencari solusi terbaik dengan melakukan koordinasi bersama pihak terkait, termasuk meminjam tenda ke BPBD Pamekasan untuk digunakan sebagai kelas alternatif,” tegasnya.
“Dan kami berharap semoga persoalan ini segera clear (konkrit) dan menemukan solusi terbaik bagi semua pihak, sehingga anak-anak (siswa SD Negeri Tamberu 2 Batumarmar) dapat kembali melaksanakan aktivitas belajar sebagai mana mestinya,” pungkasnya.
Berdasar informasi yang dihimpun beritajatim.com, penyegelan SD Negeri Tamberu 2 Batumarmar dilakukan ahli waris pemilik, karena persoalan lahan sekolah masih belum menemukan titik terang.
Kondisi tersebut mengakibatkan para siswa terlantar dan sebagian terpaksa belajar di beberapa rumah warga tanpa kepastian kapan mereka kembali ke ruang kelas. Hal tersebut juga membuat sebagian wali siswa merasa keberatan membiarkan anak-anak mereka kehilangan tempat belajar yang layak.
Kondisi tersebut sekaligus memancing inisiatif bersama para guru untuk mendirikan tenda darurat untuk dijadikan sebagai ruang kelas sementara, tentu dengan harapan persoalan tersebut dapat segera tuntas dan para siswa kembali menempati tempat yang layak untuk belajar. [pin/suf]


/data/photo/2025/10/22/68f8f227ddb7f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387535/original/095128800_1761048594-SD_pamekasan_belajar_di_rumah_warga.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


