kab/kota: Palmerah

  • Program MBG sebagai pemerataan gizi

    Program MBG sebagai pemerataan gizi

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat mengemukakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai pemerataan gizi anak-anak sekolah.

    “Para murid sekarang sama. Tidak ada di atas, tidak ada di bawah, makannya sama, gizinya sama, proteinnya sama,” kata Sekretaris Kota Jakbar Indra Patrianto kepada wartawan usai meninjau Program MBG di SLBN 5 Jakarta dan SDN 15 Slipi, Jumat.

    Menurut Indra, program yang dilaksanakan mulai Senin sampai Jumat itu bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak sekolah. “Bisa menambah kecerdasan anak di kemudian hari,” katanya.

    Indra juga menyampaikan pandangannya mengenai pemberian susu dalam paket MBG yang setelah masa uji coba hanya diberikan sebanyak tiga kali dalam seminggu.

    “Kita enggak melihat ke sana. Yang dilihat adalah proteinnya. Ini hasil kajian, jadi kita tidak bisa serta-merta ini kurang susu, ini kurang apa,” kata Indra.

    Indra menegaskan bahwa kandungan gizi dalam paket MBG adalah hasil kajian yang sesuai dengan standar kebutuhan gizi anak.

    “Ini kajian, proteinnya sekian, kalorinya sekian, itu sudah ada kajian. Jadi saya rasa yang telah diberikan itu sudah sangat mencukupi,” ungkap Indra.

    Paket MBG yang disantap para murid di SLBN 5 Jakarta terdiri dari beberapa item makanan, mulai dari makaroni bolognese, tahu semur, sayur capcay, telur rebus dan dua buah pisang.

    Sebelumnya, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah Yudha Permana pada Senin (6/1) membeberkan proses pembuatan menu Program MBG bagi 2.987 pelajar di wilayah setempat.

    Yudha menyebutkan bahwa pihaknya menyusun 40 menu MBG dari alternatif 300 menu makanan bergizi versi Badan Gizi Nasional (BGN). Pihaknya berkolaborasi dengan ahli gizi untuk mencari kesesuaian Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diperlukan untuk masing-masing jenjang umur.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Anggota DPRD DKI Jakarta pantau Makan Bergizi Gratis di SLBN 5 Jakarta

    Anggota DPRD DKI Jakarta pantau Makan Bergizi Gratis di SLBN 5 Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Kevin Wu memantau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 5 Jakarta pada Jumat.

    Kevin di SLBN 5 Jakarta, Slipi, Jumat, menyebutkan bahwa pemberian MBG di sekolah tersebut dilakukan dengan memperhatikan kekhususan disabilitas para murid.

    “Secara menu sama, hanya ketika di dalam kelas, mereka memang punya keterbatasan khusus yang memang berbeda-beda,” kata Kevin kepada wartawan usai memantau Program MBG tersebut.

    Murid di sekolah tersebut ada yang tidak bisa mendengar, hambatan dalam berbicara dan sebagainya. “Karena itu memang cara komunikasinya mungkin berbeda,” katanya.

    Para murid dikelompokkan sesuai dengan disabilitasnya masing-masing. Kemudian para guru mendampingi para murid berbasis pengelompokan tersebut.

    “Jadi mereka tidak dalam kelas besar. Tadi skalanya sekitar 5-6 orang di dalam kelas disajikan, dilayani oleh guru yang khusus, berkebutuhan khusus tersebut. Saya rasa ini sudah sangat baik,” katanya.

    Selain itu, Kevin juga mengapresiasi ketepatan waktu distribusi paket makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah menuju SLBN 5 Jakarta.

    “Tadi saya lihat juga pendistribusinya tepat waktu. Dari sisi hariannya sekitar jam 07.30 WIB, tadi saya datang, (paket MBG) sudah datang,” katanya.

    Selain itu, kata Kevin, menu MBG juga terhitung mewah, bahkan seperti menu di kafe-kafe. “Tadi saya lihat ada makaroni, kemudian ada telur, ada tahu, ada pisang, ada sayur,” katanya.

    Menurut dia, komposisi menu seperti standar di kafe. ‘Ini cukup mewah, bisa pemerataan seperti ini di Jakarta,” ungkap Kevin.

    Kepala Sekolah SLBN 5 Jakarta Hani Rustisiani menyebutkan bahwa pemberian MBG di sekolah juga disesuaikan dengan kebutuhan khusus para muridnya.

    “Ada yang memang (durasi makannya) 30 menit, ada yang lama sekali, ada yang 15 menit, 10 menit sudah selesai, ada yang 5 menit bahkan sudah habis,” katanya.

    Durasi tersebut sesuai dengan kondisi kebutuhan khusus mereka. “Kan anak-anak berkebutuhan itu ada yang tidak mengunyah dengan baik, tidak bisa mengunyah dengan baik,” kata Hani.

    Selain itu, pihaknya juga menangani sejumlah tantangan seperti para murid yang tidak terbiasa makan sayur.

    Menurut dia, Program MBG mendorong murid-murid untuk terbiasa makan makanan bergizi. “Iya (membantu para murid terbiasa dengan makanan bergizi). Itu karena di sini orang tuanya kalangannya menengah ke bawah,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Harga Cabai Rawit di Pasar Palmerah Tembus Rp 120.000, Penjual Mengeluh

    Harga Cabai Rawit di Pasar Palmerah Tembus Rp 120.000, Penjual Mengeluh

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga cabai di Pasar Palmerah, Jakarta Barat mengalami lonjakan signifikan menembus hingga 120.000 per kilogram (kg). Penjual cabai mengeluh dan minta pemerintah menstabilkan harga.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com di lokasi, kenaikan harga berlaku pada semua jenis cabai, khususnya cabai rawit merah.

    Rata-rata, pedagang menjual cabai rawit merah Rp 120.000 per kilogram dan Rp 100.000 per kilogram untuk kualitas cabai rawit merah nonsuper.

    Salah satu pedagang bernama Eni (45) menyampaikan, kenaikan harga cabai terjadi sejak Natal akhir Desember 2024 lalu. “Mulainya dari Natal, Tahun Baru, dan sampai sekarang,” katanya saat ditemui Jumat (10/1/2025).

    Dia mengatakan, harga saat ini yang menembus Rp 120.000 per kilogram, lebih tinggi dari harga normal di ekitar Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kilogram.

    Eni mengaku tak mengetahui penyebab harga cabai meroket. Dia hanya mengungkapkan, pasokan cabai di pasar induk Kramat Jati sudah mahal sejak Natal. “Mungkin juga karena orang enggak pada panen. Namun, kalau awal tahun selalu begini,” ungkapnya.

    Senada dengan Eni, Wiji (70) juga bingung harga cabai rawit merah menembus Rp 120.000 per kilogram.  “Ini mending saat Natal sempat Rp 140.000 per kilogram, sehari saja itu,” katanya.

    Dia berharap pemerintah menstabilkan harga cabai di pasaran. Alasannya, saat harga cabai meroket, pembeli ikut mengeluh.

    “Konsumen belinya (menjadi) sedikit-sedikit. Sekarang belinya berapa ons saja. Pada ngeluh, harganya mahal. Harapannya stabil biar tidak bikin bingung,” ungkap dia.

  • 2 Anggota Polsek Palmerah Berbulan-bulan Bolos, Berujung Pemecatan

    2 Anggota Polsek Palmerah Berbulan-bulan Bolos, Berujung Pemecatan

    M Rodhi Aulia • 09 Januari 2025 12:22

    Jakarta: Dua anggota Polsek Palmerah, Jakarta Barat, yakni Bripka N dan Briptu AIR, dipecat dengan sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). Pemecatan ini dilakukan karena keduanya tidak masuk kerja selama lebih dari 30 hari dengan alasan malas. Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran, menegaskan bahwa ketidakhadiran selama lebih dari 30 hari menjadi dasar pemberian sanksi PTDH.

    “30 hari itu bisa setahun, bisa sebulan sekaligus, lebih dari 30 hari layak di-PTDH berarti sudah tidak mau dinas,” kata Kompol Sugiran seperti dikutip Antara, Rabu, 8 Januari 2025.

    Kasus pemecatan ini mencerminkan komitmen Polri untuk menegakkan disiplin di lingkungan kepolisian. Diharapkan, tindakan tegas ini menjadi peringatan bagi seluruh anggota Polri agar lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

    Baca juga: Terungkap Peran 7 Anggota Polri Pemeras WN Malaysia, Pangkat Kombes hingga Bintara
     

    Fakta-Fakta Pemecatan

    1. Tidak Mengindahkan Teguran
    Kapolsek Palmerah menjelaskan bahwa kedua anggota tersebut telah diberikan teguran sebelumnya, namun mereka tetap tidak masuk dinas. “Kalau Bripka N sebelum saya menjabat Kapolsek sudah di-PTDH, kalau Briptu AIR itu zaman saya, enam bulan enggak masuk dinas,” jelas Sugiran.

    2. Alasan Malas Kerja
    Menurut Sugiran, alasan utama Bripka N dan Briptu AIR tidak masuk kerja adalah karena malas dan memilih untuk tetap berada di rumah. Bahkan, istri salah satu anggota sempat mencari solusi agar suaminya bisa kembali berdinas. “Saya bilang ‘kalau nanti kena sanksi PTDH, jangan nangis-nangis’,” tambah Sugiran.

    3. Pemecatan di Jajaran Polda Metro Jaya
    Kasus serupa tidak hanya terjadi di Polsek Palmerah. Pada Desember 2024, Polda Metro Jaya memecat 31 anggota karena pelanggaran berat. Dari jumlah tersebut, lima anggota bertugas di Polda Metro Jaya, sementara sisanya di polres maupun polsek di bawah jajaran Polda Metro Jaya.

    “Pada bulan Desember 2024, total 31 anggota Polda Metro Jaya diberhentikan,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, Jumat, 3 Januari 2025.

    Fakta-Fakta Pemecatan

    1. Tidak Mengindahkan Teguran
    Kapolsek Palmerah menjelaskan bahwa kedua anggota tersebut telah diberikan teguran sebelumnya, namun mereka tetap tidak masuk dinas. “Kalau Bripka N sebelum saya menjabat Kapolsek sudah di-PTDH, kalau Briptu AIR itu zaman saya, enam bulan enggak masuk dinas,” jelas Sugiran.
     
    2. Alasan Malas Kerja
    Menurut Sugiran, alasan utama Bripka N dan Briptu AIR tidak masuk kerja adalah karena malas dan memilih untuk tetap berada di rumah. Bahkan, istri salah satu anggota sempat mencari solusi agar suaminya bisa kembali berdinas. “Saya bilang ‘kalau nanti kena sanksi PTDH, jangan nangis-nangis’,” tambah Sugiran.
     
    3. Pemecatan di Jajaran Polda Metro Jaya
    Kasus serupa tidak hanya terjadi di Polsek Palmerah. Pada Desember 2024, Polda Metro Jaya memecat 31 anggota karena pelanggaran berat. Dari jumlah tersebut, lima anggota bertugas di Polda Metro Jaya, sementara sisanya di polres maupun polsek di bawah jajaran Polda Metro Jaya.
     
    “Pada bulan Desember 2024, total 31 anggota Polda Metro Jaya diberhentikan,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, Jumat, 3 Januari 2025.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Oknum Anggota Polsek Palmerah Dipecat karena Malas Dinas dan Memilih Berada di Rumah – Halaman all

    Oknum Anggota Polsek Palmerah Dipecat karena Malas Dinas dan Memilih Berada di Rumah – Halaman all

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Wakapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Teuku Arsya Khadafi memimpin upacara pemecatan tidak dengan hormat (PTDH) terhadap sembilan anggotanya pada Selasa (7/1/2025) kemarin.

    Mereka yang dipecat dipicu berbagai persoalan, mulai dari penyalahgunaan narkoba, tidak masuk dinas hingga perzinaan.

    Dua dari sembilan polisi yang dipecat itu adalah anggota Polsek Palmerah yakni Bripka Novianto dan Briptu Ahmad Ibram Rismawan.

    Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran mengatakan, dua anggotanya itu dipecat karena bolos selama 30 hari.

    “30 hari itu bisa setahun, bisa sebulan sekaligus, lebih dari 30 hari layak di PTDH berarti sudah tidak mau dinas,” ucap Sugiran saat dikonfirmasi, Rabu (8/1/2025).

    Sebelum diberikan sanksi tegas, pihaknya sudah melakukan pembinaan dan teguran kepada kedua anggota tersebut namun kedua anggota itu tetap mengulangi perbuatannya yaitu tidak masuk dinas berturut-turut.

    “Kalau Bripka Novianto sebelum saya menjabat Kapolsek sudah di PTDH, kalau Briptu Ibram itu zaman saya, enam bulan dia enggak masuk dinas,” tegasnya.

    Ia mengaku, alasan anggotanya tidak masuk dinas karena malas dan memilih berada di rumah saja.

    Bahkan, salah satu istri dari anggotanya yang di PTDH sempat datang menemui dirinya untuk mencari solusi agar mau kembali dinas.

    “Tapi saya bilang, kalau nanti kena sanksi PTDH jangan nangis-nangis,” ujarnya.

    Identitas 9 Anggota yang Dipecat

    Sementara itu, oknum polisi yang berada di lingkungan Polres Metro Jakarta Barat adalah : 

    1. Bripka Novianto Banit Patroli Polsek Palmerah melanggar Pasal 14 ayat (1)  huruf (a) PPRI No. 1 Tahun 2003 tentang desersi atau tidak masuk tanpa keterangan yang sah lebih dari 30 hari secara berturut-turut.

    2. Briptu Ahmad Ibram Ramanda  Banitreskrim Polsek Palmerah melanggar penyalahgunaan narkoba dan tidak masuk dinas selama 6 bulan.

    3. Brigadir Febryanda Banit Samapta Polsek Kebon Jeruk melanggar perzinaan.

     4. M Junaedi Basat Samapta Polres Metro Jakbar melanggar desersi.

    5. Aipda Imrananto Ba SPKT Polsek Kebon Jeruk melanggar perzinaan.

    – Putusan Sidang KKEP  Tingkat Banding No. PUT BANDING/17/IV/2024/Kom Banding 5 April 2024.Melanggar Pasal 13 ayat (1) PPRI No. 1 Tahun 2003 dan Pasal 11 huruf b dan huruf c dan huruf d Perkap Nomor 14 Tahun 2011 tentang KKEP.

    6. Brigadir Yopi Sanjaya Ba Sipropam Polres Metro Jakarta Barat melanggar desersi dan penyalahgunaan narkoba.

    Putusan Sidang KKEP  No. PUT/07/V/2024/KKEP t21 Mei 2024 Pasal 13 huruf (e) Perpol No. 7 Yh. 2022 dan Pasal 14 ayat (1)  huruf (a) PPRI No. 1 Tahun 2003.

    7. Brigadir Rizky Katma Baskara Banitsamapta Polsek Kembangan Polres Metro Jakarta Barat melanggar desersi.

    Putusan Sidang KKEP No. PUT/18/IX/2024/KKEP 3 September 2024 sesuai pasal 14 ayat (1)  huruf (a) PPRI No. 1 Tahun 2003.

    8. Briptu Made Ari Murtika Ba Sipropam Polres Metro Jakarta Barat melanggar penyalahgunaan narkoba

    Putusan Sidang KKEP  No. PUT/08/V/2024 21 Mei 2024.

    Putusan Sidang KKEP  Tingkat Banding No. PUT BANDING/38/VIII/2024/Kom Banding 24 Agustus 2024.

    Melanggar Pasal 13 huruf e Perpol No. 7 Th. 2022.9. Bripda Imam Rismawan Ba Sipropam Polres Metro Jakarta Barat melanggar desersi.

    Putusan Sidang KKEP  No. PUT/16/IX/2024 3 September 2024;

    Melanggar psl 14 ayat (1)  huruf (a) PPRI No. 1 Tahun 2003. 

     

  • Dua personel Polsek Palmerah Jakbar dipecat

    Dua personel Polsek Palmerah Jakbar dipecat

    Kapolsek Palmerah Kompol Sugiran memberikan keterangan kepada pers di Jakarta pada Senin (16/12/2024). ANTARA/Risky Syukur

    Dua personel Polsek Palmerah Jakbar dipecat
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 08 Januari 2025 – 15:39 WIB

    Elshinta.com – Dua personel Polsek Palmerah, Jakarta Barat, yakni Bripka N dan Briptu AIR dipecat dari Kepolisian lantaran tidak masuk kerja selama lebih dari 30 hari dengan alasan malas. Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran membenarkan dua anggotanya dikenakan sanksi tersebut oleh Kepolisian.

    “30 hari itu bisa setahun, bisa sebulan sekaligus, lebih dari 30 hari layak di PTDH berarti sudah tidak mau dinas,” kata Sugiran di Jakarta pada Rabu.

    Sugiran mengaku sudah melakukan pembinaan dengan memberikan teguran kepada kedua anggotanya tersebut. Namun, kedua anggota itu tidak mengindahkan teguran dan tetap tidak masuk dinas.

    “Kalau Bripka N sebelum saya menjabat Kapolsek sudah di-PTDH, kalau Briptu AIR itu zaman saya, enam bulan enggak masuk dinas,” tutur Sugiran.

    Sugiran menuturkan bahwa alasan kedua anggotanya tidak masuk dinas karena malas dan memilih berada di rumah saja.

    Istri dari salah satu anggotanya yang di-PTDH pun sempat menemui Sugiran untuk mencari solusi agar suaminya mau kembali dinas. “Saya bilang ‘kalau nanti kena sanksi PTDH, jangan nangis-nangis’,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Tiga kecamatan tembus 700 kasus DBD selama 2024, Ini penjelasan Jakbar

    Tiga kecamatan tembus 700 kasus DBD selama 2024, Ini penjelasan Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menjelaskan perihal tiga kecamatan di wilayah setempat, yakni Cengkareng, Kebon Jeruk dan Kalideres yang masing-masing mencatat 700 lebih kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama 2024.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, Arum Ambarsari menyebutkan bahwa jumlah penduduk dan kebersihan tampungan air yang tidak terkontrol menjadi faktor utama.

    “Jumlah penduduk yang banyak dan terdapat wilayah yang banyak perkantoran atau institusi sekolah atau pasar yang relatif tidak ada yang mengontrol kebersihan tampungan air,” kata Arum saat dihubungi di Jakarta pada Rabu.

    Adapun Kecamatan Cengkareng mencatat 795 kasus DBD, kemudian Kalideres (718 kasus) dan Kebon Jeruk (712 kasus) selama 2024.

    Pada tahun yang sama wilayah Kecamatan Kembangan mencatat 537 kasus, Taman Sari (215 kasus), Palmerah (280 kasus), Grogol Petamburan (245 kasus) dan Tambora sebanyak 198 kasus.

    Per bulannya, jumlah kasus DBD di Jakarta Barat (Jakbar) terhitung fluktuatif mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2024.

    “Januari tercatat 94 kasus, Februari (249 kasus), Maret (626 kasus), April (799 kasus), Mei (797 kasus),” kata Arum merinci data DBD yang meningkat drastis pada awal tahun.

    Kemudian, kasus DBD mulai turun sejak Juni 2024 dengan 354 kasus, pada Juli (216 kasus), Agustus (188 kasus), September (101 kasus), Oktober (79 kasus), November (97 kasus) dan Desember sebanyak 100 kasus.

    Pihaknya juga telah melakukan sejumlah langkah antisipasi serta penanganan DBD di wilayah setempat.

    “Pertama itu pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dilakukan dengan mengutamakan peran serta masyarakat seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan optimalisasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) mandiri,” kata Arum.

    Selain itu, kata Arum, dengan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD kepada masyarakat.

    “Terus (fogging’ (pengasapan) fokus sesuai indikasi dan terus mengimbau warga untuk segera melakukan pemeriksaan apabila ada anggota keluarga yang bergejala DBD,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bayam Hambar, Minta Tambah Porsi

    Bayam Hambar, Minta Tambah Porsi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua petugas mondar-mandir di depan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (7/1) pagi. Ribuan kotak makan dimasukkan petugas itu ke dalam mobil box putih yang disiapkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Mobil beranjak dari area parkir saat telah terisi penuh. Tujuannya, ke sejumlah sekolah yang berada tak jauh dari lokasi dapur. Tujuan pertama adalah SDN Slipi 15. Berada tak lebih dari satu kilometer dari lokasi dapur.

    Beberapa guru sigap menurunkan kotak makanan dari mobil saat tiba. Kotak makanan terbuat dari stainless itu lalu ditumpuk di atas meja panjang tepat di depan ruang guru. Setelah dihitung, petugas SPPG dan mobil box pergi. Di saat bersamaan, para guru membawa kotak makanan ke kelas masing-masing.

    Di ruang kelas 2, puluhan siswa-siswi berseragam pramuka duduk rapi sambil menulis catatan di papan tulis. Suriadin, sang guru, meminta mereka untuk menghentikan aktivitas sementara.

    “Bukunya ditutup dulu. Kita sarapan dulu,” kata Suriadin. Ia lalu membagikan kotak makanan satu per satu.

    “Yee, ada susunya,” ucap seorang siswa begitu membuka kotak makanan.

    Menu hari ini yang diterima siswa adalah nasi, telur orak-arik, kacang panjang dan wortel, susu UHT 115 ml serta pisang. Berbeda dengan hari Senin (6/1) lalu yang tidak ada susu.

    Para siswa mengeluarkan alat makan yang dibawa. Namun, ada juga siswa yang lupa membawa.

    “Besok sendoknya jangan dikeluarin dari tas,” ujar Suriadin. Siswa yang tidak membawa sendok kemudian dipinjamkan oleh pihak sekolah.

    Tepat pukul 07.21 WIB, siswa-siswi mulai makan. Ada yang tampak lahap. Ada juga yang hanya mengaduk makanan dengan malu-malu.

    “Pak ini apa?” tanya seorang siswi sambil mengaduk telur orak-arik.

    “Telur,” jawab Suriadin.

    “Saya enggak suka,” ujar siswi itu.

    Sekitar 10 menit berlalu, seorang siswa maju angkat tangan dan maju ke depan kelas. Siswa itu meminta porsi tambahan. Suriadin lalu memberi kotak makanan yang tersisa kepada siswa itu.

    “Lapar,” kata siswa tersebut.

    Tak berselang lama, beberapa siswa yang telah selesai makan langsung membawa kotak makanan untuk dikumpulkan lagi di depan kelas.

    Tidak sedikit makanan yang tersisa di kotak-kotak makanan itu, terutama adalah kacang panjang dan wortel. Beberapa siswa yang makanannya tidak habis mengaku sudah kenyang.

    Sementara itu, salah satu siswi, Annisa membungkus telur, kacang panjang dan nasi yang tidak habis dimakannya. Annisa mengaku sudah sarapan di rumah.

    “Sudah sarapan tadi, sarapan nasi goreng. Nanti mau makan di rumah,” kata Annisa sambil memasukkan nasi, telur, kacang panjang ke kotak makanannya.

    Kepala SDN 15 Yulius mengatakan pihak sekolah sengaja memberikan makanan pada pagi sebelum mulai belajar. Sekolah ini sebelumnya sudah menjalani uji coba sejak November. Ada 380 siswa di sekolah tersebut. Semua siswa mendapat paket makanan setiap hari.

    “Kita gunakan makan pagi. Satu karena kita melihat dari gizi, kalau masih hangat kan bagus. Kedua, anak-anak banyak yang tidak sarapan,” kata Yulius.

    Menurutnya, memang ada beberapa menu yang tidak disukai anak-anak. Salah satunya adalah sayur.

    “Dulu banyak, awal-awal banyak yang tidak suka, dengan kita memberikan edukasi, anak yang dulu tidak suka, mulai perlahan suka,” kata Yulius.

    Selain SDN 15, salah satu sekolah yang juga telah mendapat distribusi makanan dari SPPG Palmerah adalah SMP 1 Barunawati. Paket makanan tiba sekitar pukul 09.39 WIB. Di sekolah ini, ada satu ruangan yang disiapkan di lantai dasar untuk tempat makanan.

    Para guru mengambil makanan di ruangan itu. Lalu membawanya ke ruang kelas masing-masing. Menu di sekolah ini adalah nasi, telur orak arik, bayam dan wortel, susu serta pisang. Di kelas 7, para siswa tampak makan dengan lahap. Salah satu siswi memberi nilai pada 9,5 pada makanan tersebut.

    Siswi itu mengatakan ada kurang rasa pada sayur bayam. Terlihat sayur bayam di kotak makanannya masih bersisa.

    “Kalau menurut aku bayamnya harus dikasih garam lagi, agak hambar,” kata siswi itu.

    Sementara siswa lain terlihat tidak memakan telor orak-arik di kotak makanannya. Namun, ia melahap habis sayur dan nasinya. Siswa ini bahkan juga melahap sayur bayam milik teman sebangkunya.

    “Enggak suka telor,” kata siswa itu.

    Kepala SMP 1 Barunawati Hadijah mengatakan program makan bergizi itu yang memakan waktu setengah jam itu bermanfaat bagi siswa sekolahnya. Hadijah menyebut tidak ada komplain khusus dari siswa soal menu yang didapatkan. Namun, kata dia, memang ada siswa yang tidak suka makan sayur.

    “Paling mungkin mengenai sayur, kadang-kadang beberapa anak kurang bisa memakan sayur, masih awam buat mereka. Dengan ada program ini anak-anak mau makan sayur,” kata Hadijah.

    Program makan bergizi gratis merupakan program pertama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini didukung alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun.

    Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi sebelumnya mengatakan program tersebut dimulai di 26 provinsi dan tersebar di 190 titik.

    (yoa/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kompas Gramedia dan IPB University Berkolaborasi untuk Mendorong Pembangunan Berkelanjutan

    Kompas Gramedia dan IPB University Berkolaborasi untuk Mendorong Pembangunan Berkelanjutan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kompas Gramedia menggelar Sustainable Performance Leadership Program Kompas Gramedia (SPLP-KG). 

    Pasalnya, Kompas Gramedia berkomitmen untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) melalui berbagai inisiatif di bawah payung KG Semesta.

    Program ini berlangsung selama empat bulan, mulai 23 Agustus hingga 19 Desember 2024, dan dilaksanakan secara hybrid dengan melibatkan akademisi serta praktisi sustainability. Sebanyak 14 peserta dari pimpinan KG setara level General Manager dan Manager mengikuti program ini.

    Program SPLP-KG merupakan hasil kolaborasi antara Kompas Gramedia Learning & Insights (Kognisi) dan Lembaga Kepemimpinan dan Pendidikan Eksekutif (LKPE) IPB University. LKPE IPB bertindak sebagai penyedia modul pembelajaran, narasumber ahli di bidang keberlanjutan, serta coach untuk proyek-proyek yang dihasilkan peserta.

    “ESG adalah suatu hal yang signifikan dan penting bagi perusahaan. Manfaat dari melaksanakan ESG dapat membuat perusahaan lebih dipercaya dan memperkuat relasi dengan pelanggan, masyarakat, investor, dan stakeholder lainnya. Selain itu, juga meningkatkan keuntungan kompetitif dalam berinovasi dan pengelolaan risiko. Hal ini juga menjadi bahan refleksi dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan,” ungkap Kepala LKPE IPB University, Dr. Ir. Naufal Mahfudz, M.M.

    Corporate Human Resources Director Kompas Gramedia, B. Sigit Suryanto menjelaskan, sustainability kini menjadi isu penting di Kompas Gramedia, baik dalam produk, layanan, maupun operasional perusahaan. Untuk menerapkan prinsip ini, kita memerlukan pemimpin yang kompeten dalam membawa bisnis menuju keberlanjutan. “Program SPLP hadir untuk mengembangkan leadership yang mendukung bisnis berkelanjutan. Harapannya, peserta SPLP dan pimpinan di Kompas Gramedia dapat menjadi penggerak transformasi dan inspirasi keberlanjutan di tiap unit,” katanya.

    Selama program, 14 peserta mengikuti delapan modul pembelajaran berbasis model 10:20:70 yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai teori, regulasi, dan praktik keberlanjutan masa kini. Wawasan ini tidak hanya disajikan dari sudut pandang teoretis, tetapi juga melalui studi kasus bisnis dan praktik terbaik di lapangan.

    SPLP-KG bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan berfokus pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Program ini membantu peserta memahami integrasi ESG dalam strategi bisnis, meningkatkan daya saing perusahaan melalui praktik bisnis berkelanjutan, serta mengelola risiko dan peluang terkait isu ESG. Peserta juga mempelajari tren dan regulasi global, standar pelaporan ESG seperti GRI, SASB, dan TCFD, serta meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan strategis.

    “Pelatihan ESG yang digalang oleh CHR mengajak kita semua untuk menyadari berbagai masalah yang berada di planet bumi ini dan untuk bersama-sama mengantisipasinya sehingga bumi tetap lestari, semesta ini tetap sehat dan aman, dengan program-program perusahaan yang berfokus kepada lingkungan, sosial, dan tata Kelola yang baik,” kata Ilham Khoiri, General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia, yang juga menjadi salah satu peserta dari SPLP.

    Sebagai hasil dari program SPLP-KG, Kompas Gramedia menghasilkan tiga rintisan proyek inovasi yang akan dijalankan di tahun 2025. Pertama, ESG Product Business Driven yang mencakup Lestari Impact Creator Academy dan Akademi Sekolah Lestari (ASRI) sebagai wadah edukasi keberlanjutan bagi siswa SMA, mahasiswa, dan tenaga pendidik. Kedua, Sustainability Report Kompas Gramedia sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memetakan inisiatif keberlanjutan. Ketiga, Sustainable Development Journey Group of Manufacture yang mengukur emisi gas rumah kaca sebagai langkah awal efisiensi energi di area Palmerah, yang nantinya akan diperluas ke seluruh pabrik manufaktur Kompas Gramedia.

    Program SPLP-KG menjadi langkah penting bagi Kompas Gramedia dalam memperkuat perannya sebagai perusahaan yang peduli terhadap isu keberlanjutan. Dengan strategi yang terintegrasi, KG terus berupaya menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, serta meningkatkan daya saing bisnis dalam jangka panjang.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pemprov DKI tegaskan MBG tak sasar guru maupun warga sekitar

    Pemprov DKI tegaskan MBG tak sasar guru maupun warga sekitar

    Seorang siswi SMPN 61 Jakarta bersiap menyantap makan siang dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi dimulai pada Senin (6/1/2025). Pada hari pertama pelaksanaan MBG, DKI Jakarta mengoperasikan sebanyak empat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG untuk menjangkau sebanyak 12.054 siswa penerima manfaat. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

    Pemprov DKI tegaskan MBG tak sasar guru maupun warga sekitar
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 07 Januari 2025 – 09:29 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak menyimpang dengan tetap menyasar kepada siswa sekolah serta dipastikan tidak disalurkan kepada guru apalagi warga di sekitar sekolah.

    “Sasaran penerima MBG adalah siswa yang ada di sekolah,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Sarjoko saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Program MBG yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi diberlakukan pada Senin (6/1) di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia termasuk di DKI Jakarta. Terdapat sekitar 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang beroperasi untuk menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil.

    Di Jakarta, pelaksanaan MBG di Jakarta menjangkau sebanyak 12.054 siswa penerima manfaat. Siswa-siswa ini mendapatkan suplai makanan dari empat dapur MBG yakni SPPG Halim yang menyediakan makanan untuk delapan sekolah (dengan total penerima manfaat 2.953 siswa).

    Selanjutnya, SPPG Ciracas menyiapkan MBG untuk sembilan sekolah (3.055 siswa), kemudian, SPPG Palmerah menyiapkan MBG untuk 11 sekolah (2.987 siswa), sementara SPPG Pulogebang sebanyak 13 sekolah (3.059 siswa). Sarjoko menyebutkan nantinya akan ada 13 SPPG lainnya yang dioperasikan untuk mendistribusikan makanan bergizi untuk program MBG sehingga totalnya nanti menjadi 17 SPPG.

    Ke-13 SPPG lainnya ini beroperasi dalam waktu berbeda namun di bulan Januari ini, antara lain SPPG Kemang 1 (mulai 9 Januari), SPPG Yayasan Mora Perkasa, Pulo Gadung (mulai 9 Januari).

    Lalu, SPPG Buaran (mulai 13 Januari), SPPG Jakut (mulai 13 Januari), SPPG Yayasan Assalam Cilacap, Ciracas (mulai 13 Januari), SPPG Yayasan Hasanah Rohman Rohim, Cipayung (mulai 13 Januari), SPPG Yayasan Hasanah Rohman Rohim, Pulo Gadung (mulai 13 Januari), SPPG Yayasan Masjid Miftahussalam RIFTAH Kebon Jeruk (mulai 13 Januari), SPPG Sagolicious, Gading Kirana, Kelapa Gading (mulai 13 Januari).

    Kemudian, SPPG 1 Warakas (mulai 20 Januari), SPPG Yayasan Tunas Cendekia Sejahtera, Tebet (mulai 20 Januari), serta SPPG Kepulauan Seribu Utara (mulai 30 Januari).

    Sarjoko mengatakan untuk peserta didik, program MBG bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, meningkatkan konsentrasi belajar, serta mendukung kesehatan mereka di berbagai jenjang pendidikan. Program ini tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga memperhatikan kualitas dan keberagaman menu, serta dilakukan sosialisasi budaya ’Habiskan Porsi Makanmu’.

    “Kami berkoordinasi intensif dengan semua SPPG yang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Gizi Nasional untuk memastikan pelaksanaan MBG di Jakarta berjalan lancar,”  kata Sarjoko.

    Sumber : Antara