kab/kota: Palmerah

  • Demo DPR Ricuh, Cak Imin: Pelajaran untuk Anggota Dewan – Page 3

    Demo DPR Ricuh, Cak Imin: Pelajaran untuk Anggota Dewan – Page 3

    Sebelumnya, demonstrasi menolak tingginya tunjangan anggota DPR RI di depan Gedung DPR/MPR pada Senin 25 Agustus 2025 berujung ricuh.

    Aksi yang awalnya berlangsung damai sejak pagi hari itu berubah tegang saat massa mencoba merobohkan pagar pengaman dan melempari aparat dengan batu serta botol. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan massa.

    Kericuhan meluas ke sejumlah titik, termasuk Jalan Gatot Subroto, tol dalam kota, rel KRL, hingga kawasan Slipi. Sejumlah fasilitas umum rusak, pos polisi dibakar, dan jalur transportasi lumpuh.

    Selain itu, operasional KRL Tanah Abang hingga Palmerah serta layanan TransJakarta pun turut terganggu, hingga menyebabkan ribuan penumpang tertahan berjam-jam di stasiun.

     

  • 6
                    
                        Jejak Kericuhan Demo 25 Agustus: Motor Dibakar hingga Pos Polisi Dirusak
                        Megapolitan

    6 Jejak Kericuhan Demo 25 Agustus: Motor Dibakar hingga Pos Polisi Dirusak Megapolitan

    Jejak Kericuhan Demo 25 Agustus: Motor Dibakar hingga Pos Polisi Dirusak
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Demo 25 Agustus 2025 yang digelar di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, berujung ricuh di beberapa titik.
    Kericuhan terjadi setelah polisi memukul mundur massa dari depan gedung parlemen.
    Akibatnya, kelompok demonstran terpencar ke berbagai ruas jalan di sekitar lokasi, termasuk kawasan Gerbang Pemuda hingga Kolong Jembatan Pejompongan.
    Dalam peristiwa itu, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan. Pos polisi, rambu lalu lintas, hingga pembatas jalan menjadi sasaran amukan massa.
    Tak hanya itu, motor yang terparkir di depan gerbang Pancasila Gedung DPR/MPR RI dibakar massa.
    Sebuah sepeda motor dibakar saat demo 25 Agustus 2025 di depan Gerbang Pancasila DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
    Pantauan Kompas.com di lokasi, pukul 14.50 WIB motor yang terbakar sudah dalam kondisi hangus. Seluruh bodi habis dilalap api, menyisakan rangka besi berwarna hitam pekat.
    Bau menyengat sisa kebakaran masih tercium kuat di sekitar lokasi.
    Selain motor yang hangus, terlihat pula sisa-sisa kertas putih yang ikut terbakar berserakan di jalan.
    Aspal di sekitar titik kebakaran juga dipenuhi bekas arang dan serpihan plastik yang meleleh.
    “Pas apinya besar banget, massa malah teriak-teriak. Habis padam, tinggal rangka doang,” kata Sani (21) peserta aksi yang berada di sekitar lokasi kepada Kompas.com, Senin.
    Tak berhenti sampai di situ, Pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda menjadi sasaran amukan massa demo 25 Agustus, usai unjuk rasa di belakang Gedung DPR/MPR RI.
    Sejumlah massa tampak merusak pos polisi dengan melempar batu dan memukul menggunakan batang bambu.
    Suara benda keras beradu dengan bangunan membuat situasi semakin ricuh.
    Mereka yang melakukan perusakan mengenakan pakaian bebas, sedangkan sebagian lainnya terlihat memakai seragam sekolah putih abu-abu.
    Beberapa peserta aksi juga menutup wajah mereka dengan masker, kain, maupun jaket untuk menyamarkan identitas.
    Di sisi lain, sebagian pedemo hanya berdiri menyaksikan tanpa ikut terlibat, seolah ragu atau memilih menjaga jarak dari kericuhan.
    Aksi perusakan itu membuat sejumlah peserta aksi bersorak.
    Massa yang awalnya berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, berlarian ke arah rel kereta di bawah Kolong Jembatan Pejompongan setelah dipukul mundur aparat kepolisian. Mereka memanjat pagar pembatas besi dan memadati jalur rel.
    Dari arah Jalan Palmerah Timur menuju Pejompongan, massa melempari aparat dengan batu yang diambil dari rel.
    Beberapa di antara mereka duduk di atas pagar sambil menyalakan petasan. Ada pula yang mengibarkan bendera merah putih serta bendera bajak laut Jolly Roger dari anime One Piece.
    Di seberang rel, aparat berseragam loreng dan cokelat lengkap dengan tameng dan pelindung kepala menangkis lemparan dengan mengangkat tameng ke atas.
    Tak lama kemudian, polisi membalas serangan dengan menembakkan gas air mata.
    Sejumlah perjalanan KRL terganggu akibat kerumunan massa yang memenuhi perlintasan kereta api.
    PT KAI Commuter meminta penumpang yang menuju Stasiun Serpong, Parung Panjang, atau Rangkasbitung mengantisipasi kepadatan di sekitar akses Stasiun Palmerah.
    Sebagai alternatif, pengguna dapat memanfaatkan stasiun terdekat lainnya seperti Kebayoran atau Tanah Abang.
    Pantauan Kompas.com pada Senin (25/8/2025) pukul 17.32 WIB, memperlihatkan sejumlah penumpang Commuter Line berjalan kaki di rel kereta di Jalan Pejompongan Raya.
    Mereka berbondong-bondong bergerak dari arah Pejompongan menuju Palmerah.
    Beberapa penumpang terlihat menutup hidung dan mata untuk meredam perih gas air mata. Mereka berjalan hati-hati karena permukaan rel dipenuhi bebatuan yang tidak rata.
    Batu dan kayu berserakan di Jalan Pejompongan Raya, tepat di bawah Kolong Jembatan Pejompongan, Senin sore.
    Pecahan batu memenuhi ruas jalan yang mengarah ke Jalan Tentara Pelajar. Di antara batu itu, tampak botol dan potongan kayu yang diduga dipakai massa untuk menyerang polisi.
    Beberapa kayu hangus terbakar masih tergeletak di sekitar lokasi. Api memang sudah padam, tetapi sisa-sisa kebakaran masih terlihat jelas.
    Di sepanjang jalan, selongsong gas air mata berserakan. Polisi sebelumnya berkali-kali menembakkannya untuk memukul mundur massa.
    Meski asap telah hilang, bau gas air mata masih terasa menusuk. Warga yang melintas tampak kesulitan bernapas. Beberapa pengendara motor bahkan terlihat meneteskan air mata karena tak kuat menahan perih.
    Seorang pengemudi ojek online terpaksa menepikan motornya. Ia meminta air kepada warga sekitar karena matanya perih akibat gas air mata.
    Massa aksi juga sempat menerobos masuk ke ruas Tol Dalam Kota KM 07+400.
    “Petugas kepolisian diarahkan menuju lokasi untuk melakukan pengaturan massa,” kata Senior Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad, Ginanjar Rakhmanto.
    Akibatnya, Jasamarga melakukan rekayasa lalu lintas. Kendaraan dari arah Cawang menuju Slipi dialihkan keluar di off ramp KM 05+000, sementara arah sebaliknya dialihkan keluar di off ramp KM 12+500.
    Polda Metro Jaya melalui akun X @TMCPoldaMetro juga mengumumkan pengalihan arus lalu lintas di beberapa titik, termasuk Exit RS Dharmais arah Pancoran.
    “Pengendara diimbau tetap bersabar dan berhati-hati,” tulis TMC.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rute layanan Transjakarta yang dialihkan imbas unjuk rasa di DPR

    Rute layanan Transjakarta yang dialihkan imbas unjuk rasa di DPR

    Petugas saat menghalau massa aksi yang berada di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (25/8/2025). ANTARA/Khaerul Izan.

    Rute layanan Transjakarta yang dialihkan imbas unjuk rasa di DPR
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 25 Agustus 2025 – 16:13 WIB

    Elshinta.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memberlakukan pengalihan rute dan penghentian operasi sementara beberapa rute imbas penutupan Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Gedung DPR/MPR/ DPD RI karena ada unjuk rasa di lokasi tersebut pada Senin.

    Koridor yang dialihkan, yakni Koridor 9 yang meliputi rute 1W (Blok M-Ancol), 3F (Kalideres-Senayan Bank DKI, 9A (Cililitan-Grogol), 10 H (Tanjung Priok-Bundaran Senayan), T31 (PIK-Blok M) dan S61 (Alam Sutera-Blok M). Sementara ini, arah Pluit tidak melayani Halte Gerbang Pemuda dan Halte Petamburan. “Situasional, menyesuaikan kondisi di lapangan,” kata Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta, Ayu Wardhani di Jakarta.

    Untuk informasi terbaru seputar layanan Transjakarta, pelanggan bisa mengakses di aplikasi TJ: Transjakarta dan juga akan diinformasikan di sosial media. Sementara itu, rute 8N (Kebayoran-Petamburan via Asia Afrika) mengalami perpendekan jalur, sementara ini arah Petamburan tidak melayani titik pemberhentian (bus stop) DPR/MPR/DPD RI sampai RS TNI AL Mintoharjo.

    Kemudian, rute 1B (Tosari-Stasiun Palmerah) dan 1F (Bundaran Senayan-Stasiun Palmerah) sementara tidak melayani penumpang.

    Kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Gedung DPR/MPR/DPD RIterutama yang mengarah ke Grogol atau Slipi dialihkan menuju ke Jalan Gerbang Pemuda karena ada unjuk rasa. Sebanyak 1.250 personel gabungan dari Polri, TNI dan Pemda DKI dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi tersebut

    Sumber : Antara

  • Demo di DPR Ricuh, Ratusan Demonstran Ditangkap Polda Metro dan Diminta Jalan Jongkok

    Demo di DPR Ricuh, Ratusan Demonstran Ditangkap Polda Metro dan Diminta Jalan Jongkok

    GELORA.CO – Sejumlah orang yang terlibat dalam aksi demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam, diamankan polisi dan dibawa ke Polda Metro Jaya.

    Aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang berlangsung hingga malam hari tersebut sempat menyebar ke beberapa titik.

    Pantauan Warta Kota di Polda Metro Jaya, Senin pukul 21.45 WIB, para demonstran yang ditangkap dibawa menggunakan mobil taktis Resmob Polda Metro Jaya.

    Sesampainya di Polda Metro Jaya, para demonstran berjalan jongkok serta berbaris untuk dilakukan pemeriksaan.

    Mereka dikumpulkan di pelataran Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Para demonstran dibagi dalam beberapa kelompok, untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan awal.

    Beberapa kelompok yang terlihat, antara lain remaja yang mengenakan kaos hitam.

    Lalu ada kelompok pelajar yang mengenakan seragam sekolah putih dan abu-abu, serta sejumlah pria dewasa. 

    Di sisi lain sejumlah orang tua juga datang ke Polda Metro untuk mencari anak mereka.

    Bahkan ada istri yan g mencari suaminya.

    “Isi data dirinya, nama, alamat, hari dan waktu penangkapan,” ujar salah satu penyidik kepada demonstran.

    Saat ini, para demonstran yang ditangkap tengah menjalani proses pendataan dan pemeriksaan lebih lanjut. 

    Hingga berita ini diturunkan, jumlah pasti peserta yang ditangkap sedang didata,

    Selain itu tindak lanjut terhadap status mereka, juga masih belum dapat dipastikan.

    Berkumpul di Kawasan Slipi

    Sebelumnya Kawasan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat dipadati oleh demonstran atau massa aksi yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Senin (25/8/2025).

    Sampai Senin malam pukul 21.34 WIB, ratusan demonstran bertahan dengan menguasai kawasan Slipi, Jakarta Barat.

    Sementara aparat kepolisian tidak berani mendekat.

    Pantauan WartaKotalive.com, Senin malam, massa aksi terus berdatangan.

    Mereka semakin ramai dan bertahan di pos polisi Slipi yang sudah rusak massa.

    Bahkan video tron, pos polisi, hingga CCTV yang ada di lokasi juga dirusak massa.

    Tidak ada aparat kepolisian di lokasi tersebut.

    Sekira pukul 21.10 WIB, pihak kepolisian dari Satuan Brimob menggunakan satu mobik taktis dan 10 sepeda motor berboncengan tiba di lokasi.

    Massa aksi sempat ingin melakukan perlawanan, namun aparat kepolisiam sudah lebih dahulu menembakkan gas air mata.

    Massa aksi kemudian membubarkan diri ke arah Petamburan, Jakarta Barat.

    Baca juga: Aksi Demo Makin Brutal di Slipi, Pos Polisi Dirusak, Tenda Dibakar, Lalu Lintas Terganggu

    Beberapa menit kemudian, setelah gas air mata hilang dan polisi pergi, massa kembali datang ke jalanan.

    “Ayo woi, keluar lagi, keluar,” teriak salah seorang demonstran.

    Massa kemudian berusaha menuju ke Pos Polisi Pejompongan.

    Mereka ingin merusak dan membakarnya, karena kesal dengan aparat kepolisian.

    Aksi massa kemudian dihalau lagi dengan tembakan gas air mata.

    Namun dibalas oleh pendemo dengan tembakan kembang api.

    Massa kemuduan melakukan pembakaran sejumlah bahan material di tengah jalan baik dari arah Semanggi-Grogol maupun sebaliknya.

    “Revolusi, revolusi, revolusi,” teriak massa secara kompak. 

    Sebelumnya, Hendra saksi mata di kolong tol Slipi-Palmerah, Jakarta Barat melihat keberingasan massa aksi merusak fasilitas di pos polisi, Senin (25/8/2025).

    Ia melihat aksi unjuk rasa hari ini sama seperti tahun 2019 karena pendemo bentrok dengam pihak kepolisian di kolong tol Slipi.

    “Tapi pos polisi belum dibakar, baru tenda-tenda saja yang dibakar sama massa,” kata Hendra, Senin.

    Ricuh

    Awalnya ratusan pelajar, masyarakat sipil, hingga ojek online melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).

    Pantauan Wartakotalive.com para pengunjuk rasa terus berdatangan sejak Senin siang.

    Mereka sempat melempari botol dan memukul mobil polisi yang melintas.

    Penyebabnya mereka melihat rekan mereka yakni sejumlah pelajar yang ikut demonstrasi diamankan polisi.

    Rekan mereka itu berada di dalam mobil Polres Jakarta Pusat.

    Karenanya para pengunjuk rasa tidak terima atas kelakuan polisi yang membawa rekan mereka.

    Namun aksi massa yang menyerang mobil polisi berhasil ditahan dan kendaraan meninggalkan lokasi.

    Sebelumnya, sebanyak 1.250 personel gabungan dari Polri, TNI dan Pemda DKI dikerahkan untuk mengamankan kegiatan aksi yang berlangsung di kawasan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).

    Pengamanan dilakukan dengan pendekatan persuasif dan humanis.

    Bahkan petugas tidak melibatkan penggunaan senjata api saat bertugas.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Senin (25/8/2025).

    “Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kelancaran penyampaian aspirasi publik,” ujar Susatyo.

    Menurut Susatyo pihak kepolisian juga mengimbau agar seluruh peserta aksi menjaga ketertiban dan tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat, seperti membakar ban, merusak fasilitas umum, atau menutup akses lalu lintas.

    “Silakan menyampaikan pendapat, tetapi tetap dalam koridor hukum dan ketertiban. Kami hadir untuk memastikan semuanya berjalan dengan aman dan kondusif,” ungkapnya. 

    Baca juga: Demo di DPR Berujung Ricuh, Commuter Line Tetap Normal dengan Pengamanan Ketat

    Terkait lalu lintas, polisi akan melakukan pengaturan secara situasional menyesuaikan kondisi di lapangan.

    Masyarakat diimbau untuk menghindari area Gedung DPR/MPR RI selama aksi berlangsung dan disarankan menggunakan jalur alternatif.

    “Kami memohon pengertian masyarakat. Keselamatan dan kenyamanan bersama menjadi prioritas kami,” kata Susatyo.

    Lebih lanjut, ia juga mengingatkan publik untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi, terutama yang beredar di media sosial dan berpotensi memicu kegaduhan.

    “Jangan terprovokasi oleh berita negatif. Bijaklah dalam menerima informasi dan tetap jaga persatuan,” pungkasnya.

    Ringkasan Demo dan Tuntutan

    Demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/2/2025) dikoordinasi oleh Abdul Wahid Kaliki, Raka Abimanyu, dan Ade Pratama. 

    Aksi ini rencananya dimulai pukul 10.00 WIB, sementara akun Instagram @gejayanmemanggil menyebutkan pukul 07.00 WIB.

    Demonstran menuntut 9 hal, di antaranya penurunan Prabowo-Gibran, pembubaran Kabinet Merah-Putih dan DPR RI, serta penolakan RKUHAP.

    Mereka juga menuntut transparansi gaji dan pembatalan kenaikan gaji serta tunjangan rumah anggota DPR.

    Demo ini diikuti berbagai elemen masyarakat dan dilakukan di beberapa kota besar selain Jakarta.

    Aksi tersebut merupakan bentuk kritik terhadap pemerintahan dan DPR. 

    Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, mengatakan ada 3 orang yang bertindak sebagai koordinator lapangan yaitu Abdul Wahid Kaliki, Raka Abimanyu, dan Ade Pratama.

    Dalam aksinya sebagian besar pengunjuk rasa dress code hitam.

    Demonstran membawa 9 tuntutan utama. 

    Mengutip siaran pers yang diunggah @gejayanmemanggil, berikut isi tuntutan demo hari ini tanggal 25 Agustus 2025:

    1.Turunkan Prabowo-Gibran 

    2.Bubarkan Kabinet Merah-Putih

    3.Bubarkan DPR RI

    4.Hentikan Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

    5.Tangkap dan adili Fadli Zon atas penyangkalan terhadap tragedi pemerkosaan massal 1998 

    6.Tolak Rancangan Kitab Hukum Undang-Undang Anti-Pemerasan (RKHUAP)

    7.Transparansi gaji anggota DPR 

    8.Batalkan kebijakan tunjangan rumah anggota DPR

    9.Gagalkan rencana kenaikan gaji anggota DPR 

    Aksi demonstrasi tidak hanya dipusatkan di Jakarta, tetapi juga akan berlangsung di berbagai kota besar lainnya di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, dan sejumlah daerah lain.

    Peserta aksi tidak terbatas pada mahasiswa, melainkan melibatkan berbagai elemen masyarakat yang memiliki tujuan sama, yaitu menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran dan mendesak perbaikan kondisi bangsa ke depan.

     Isu kenaikan gaji anggota DPR RI mencuat usai Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025.

    Namun, isu kenaikan gaji tersebut dibantah oleh Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir.

    Menurutnya, yang mengalami perubahan yaitu tunjangan perumahan.

    Ini karena anggota DPR tidak lagi difasilitasi rumah dinas, sehingga akan diganti dengan tunjangan perumahan Rp50 juta per bulan.

    Isi tuntutan demo hari ini tanggal 25 Agustus 2025, mencerminkan keresahan publik terhadap berbagai kebijakan pemerintah dan DPR yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

    Massa aksi menuntut pembatalan kenaikan tunjangan dan gaji anggota DPR hingga transparansi pengelolaan keuangan negara.

  • Jalur Kereta Tanah Abang-Palmerah Aman, KRL Rangkasbitung Beroperasi Normal

    Jalur Kereta Tanah Abang-Palmerah Aman, KRL Rangkasbitung Beroperasi Normal

    Jakarta

    KAI Commuter menginformasikan sejak pukul 21.49 WIB, kondisi jalur kereta di lintas Tanah Abang-Palmerah telah kembali aman dan dapat dilalui kembali.

    Sebelumnya jalur lintas Tanah Abang-Palmerah sempat ditutup sementara imbas massa pendemo yang sebelumnya berada di depan gedung DPR, berkerumun di sekitar jalur rel dan perlintasan JPL 41.

    “Kami sampaikan bahwa perjalanan Commuter Line Rangkasbitung pada pukul 21.49 WIB sudah kembali dapat melanjutkan layanan untuk berangkat dari stasiun Palmerah menuju Stasiun Tanah Abang.Perjalanan Commuter Line kini sudah kembali hingga Stasiun Tanah Abang secara bertahap,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Senin (25/8/2025).

    KRL atau Commuter Line No.1793 relasi Tigaraksa-Tanah Abang sebagai Commuter Line pertama yang kembali melintas pada jalur tersebut.

    Selanjutnya perjalanan Commuter Line No.1793 akan kembali diberangkatkan menuju Stasiun Rangkasbitung. Petugas operasional dan pengamanan juga masih disiagakan di titik-titik strategis untuk memastikan perjalanan berlangsung dengan aman dan lancar.

    Joni menambahkan untuk mengantisipasi kepadatan pengguna yang berada di Stasiun Palmerah untuk menuju Arah Serpong/Rangkasbitung, KAI Commuter juga sempat melakukan rekayasa perjalanan Commuter Line Rangkasbitung.

    “Perjalanan hanya sampai Stasiun Kebayoran dan Stasiun Palmerah untuk kembali berangkat menuju Serpong/Rangkasbitung,” tambah Joni.

    KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan selama berada di stasiun maupun di dalam kereta.

    Informasi terbaru dapat diakses melalui pengumuman di stasiun, aplikasi C-Access, serta media sosial resmi @commuterline.

    “Terima kasih atas pengertian dan kerja sama para pengguna. Kami akan terus memantau situasi dan memberikan layanan terbaik demi keselamatan bersama, serta memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” terang Joni.

    (hns/hns)

  • Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus Megapolitan 25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga penumpang KRL Commuter Line mengalami kesulitan pulang imbas adanya aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).
    Salah satunya dialami oleh karyawan swasta bernama Isti (22) yang hendak pulang sejak pukul 16.20 WIB dari Stasiun Palmerah ke Pasar Minggu.
    “Mau ke arah Tanah Abang tapi keretanya enggak sampe-sampe, pesan ojek
    online
     (ojol) pun enggak dapat terus,” kata Isti kepada 
    Kompas.com
    , Senin.
    Awalnya, Isti berencana menaiki KRL Commuter Line ke Tanah Abang untuk transit ke Manggarai, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta tujuan Jakarta Kota-Bogor.
    Namun, hingga lewat pukul 19.00 WIB, ia masih terjebak di Palmerah tanpa kepastian kapan bisa pulang.
    “Saya nungguin kereta ke arah Tanah Abang itu lama, tiga jam lebih sih ini,” ungkapnya.
    Setelah menunggu cukup lama, Isti memutuskan keluar stasiun dan mencari ojek pangkalan menuju Stasiun Karet dengan harga awal Rp 15.000.
    Cara ini ia lakukan setelah sebelumnya sulit mendapatkan ojol selama tiga jam.
    “Saya coba jalan dulu dari stasiun, terus saya lihat ada abang ojek lagi mangkal. Saya coba tanya, mau ambil orderan enggak,” ujar Isti.
    Harapannya sempat memudar ketika ojek pangkalan tersebut menolak pesanannya karena khawatir terkena gas air mata di sekitaran Jalan Pejompongan Raya yang akan dilewatinya.
    “Aku sampai minta tolong dan naikkin harga jadi Rp 30.000, akhirnya pelan-pelan sama ojol jalan,” terang Isti.
    Sekitar pukul 19.30 WIB, Isti baru tiba di Stasiun Karet untuk menunggu jemputan ke rumah.
    Sepanjang perjalanan, Isti menyaksikan massa aksi berhamburan di jalan, memanjat pagar di tepi rel kereta, dan terpapar sisa gas air mata.
    “Bau banget sepanjang jalan, mata juga perih padahal sudah pakai helm dan masker. Ini pekat banget (baunya),” jelasnya.
    Selain itu, situasi lalu lintas juga kacau dan padat kendaraan. Motor kesulitan melintasi gang sebagai jalur alternatif, dan Isti baru merasakan jalanan lancar di daerah Kuningan.
    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial soal rencana demo 25 Agustus 2025 di Gedung DPR RI.
    Aksi ini digelar untuk memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, salah satunya terkait kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi negara dan masyarakat yang semakin melemah.
    Kabar demo ini tersebar luas melalui berbagai
    platform
    media sosial dan disebut bertajuk aksi “Revolusi Rakyat Indonesia”.
    Masyarakat dari berbagai kalangan terlihat mulai memadati area depan Gerbang DPR RI yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi tadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Massa Demo DPR Ricuh, 3 CCTV Milik KAI Dirusak

    Massa Demo DPR Ricuh, 3 CCTV Milik KAI Dirusak

    Bisnis.com, JAKARTA – 3 CCTV milik KAI di perlintasan kereta Pejompongan Raya, Jakarta Pusat, dirusak pendemo yang menuntut tunjangan rumah Rp50 juta bagi anggota DPR.

    Dari pantauan Bisnis, 2 CCTV yang dirusak terletak di tiang listrik dekat pos penjagaan kereta api dan satunya berada di dalam pos tersebut.

    Sebelumnya, pendemo juga merusak fasilitas umum berupa 2 CCTV milik Pemda setempat dan lampu rambu lalu lintas.

    Sampai saat ini petugas keamanan masih melakukan sterilisasi jalanan untuk memastikan aksi unjuk rasa tidak kembali lagi.

    Adapun lalu lintas jalan Pejompongan Raya sudah bisa diakses oleh pengendara. Namun layanan kereta api rute Tanah Abang-Rangkasbitung belum dapat beroperasi karena masih menunggu kondisi yang kondusif.

    Pengamanan demo DPR, Senin 25 Agustus 2025, tidak hanya diamankan TNI-Polri, tetapi juga Petugas Pengamanan KAI stasiun Palmerah.

    Sebab, demonstran melakukan aksi di jalur kereta rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Mereka melemparkan batu yang biasanya digunakan untuk peredam rel.

    Petugas pengamanan KAI stasiun Palmerah turun ke lapangan berusaha meredamkan situasi. Namun para demonstran tak menghiraukan dan tetap melempar batu.

    Sementara itu, saat polisi dan TNI sedang membubarkan pendemo, ratusan rombongan siswa SMA mulai bergerak menaiki KRL menuju Senayan, untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

    Siswa-siswa SMA ini mengaku kecewa dengan arogansi pemerintah karena menaikkan pajak secara drastis. Apalagi, rencana kenaikan pajak dilakukan saat pemerintah sedang efisiensi.

  • Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah Megapolitan 25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga terjebak di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, akibat unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
    Salah satu warga yang terdampak adalah Suci (30), seorang karyawan swasta. Ia mengaku mulai terjebak di stasiun sejak sekitar pukul 16.08 WIB.
    Saat itu, pihak stasiun menginformasikan adanya hambatan pengoperasian KRL Commuter Line akibat demonstrasi.
    “Saya tanya ke petugas di stasiun dan dibenarkan bahwa kereta dari dan menuju Stasiun Palmerah tidak beroperasi. Dan kereta yang melaju dari arah Rangkasbitung hanya beroperasi hingga Stasiun Kebayoran,” ujar Suci kepada
    Kompas.com.
    Suci juga mendengar kabar bahwa penumpang di Stasiun Kebayoran ikut tertahan karena dampak aksi unjuk rasa tersebut.
    Untuk pulang ke rumahnya di daerah Pondok Petir, Kota Depok, Suci mencoba mencari transportasi alternatif dengan menggunakan ojek 
    online
    (ojol).
    Namun, ongkos yang ditawarkan melonjak drastis hingga mencapai kisaran Rp 122.000.
    Padahal, kata Suci, ongkos ojol biasanya dari Pondok Petir-Palmerah tidak pernah menyentuh Rp 80.000.
    “Namun saya mengurungkan niat karena terlalu mahal. Kalau Go-Ride sekitar Rp 122.000 karena kondisi sudah gelap dan hujan ya saya cek ongkos Go-Car,” kata Suci.
    Usai dicek, justru harga ongkos untuk taksi
    online
    (taksol) tersebut, justru jauh lebih mahal.
    “Setelah saya cek malah lebih terkejut lagi karena ongkos Go-Car Rp 222.000,” sambungnya.
    Karena tarif yang terlalu mahal, Suci akhirnya memilih bertahan di stasiun hingga KRL kembali beroperasi.
    Sekitar pukul 17.18 WIB, ia baru bisa menaiki salah satu kereta tujuan Stasiun Tanah Abang yang sempat berhenti di Palmerah.
    “Padahal itu peron menuju Tanah Abang, namun kereta dibuat jadi arus balik lagi ke Parung Panjang (di rel yang sama),” jelasnya.
    Sebelumnya, beredar luas kabar di media sosial mengenai rencana aksi unjuk rasa pada 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR RI.
    Aksi yang disebut bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” itu digelar untuk memprotes sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat.
    Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah penolakan terhadap rencana kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI, di tengah kondisi ekonomi yang melemah.
    Pantauan di lokasi, massa dari berbagai kalangan mulai memadati area depan Gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ruas Jalan Pejompongan-Palmerah Mulai Dibuka, KRL Belum Terlihat Melintas

    Ruas Jalan Pejompongan-Palmerah Mulai Dibuka, KRL Belum Terlihat Melintas

    Bisnis.com, Jakarta — Ruas jalan dari arah Pejompongan menuju Stasiun Palmerah kini sudah dibuka dan bisa dilintas kendaraan roda dua dan roda empat.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi saat ini, ruas jalan dari arah sebaliknya yaitu Stasiun Palmerah ke Pejompongan juga sudah dibuka dan bisa dilintasi kendaraan.

    Kendati demikian, ratusan demonstran yang mengenakan seragam sekolah masih ada di sekitaran lokasi dan mulai berpencar ke beberapa titik masih di sekitaran BNI Pejompongan Jakarta Pusat.

    Pengendara kendaraan roda dua yang tengah melintas dari arah Pejompongan ke arah Stasiun Palmerah mengeluhkan sisa residu gas air mata yang masih ada di kolong Slipi.

    Para pekerja kantoran yang ada di sekitar lokasi aksi pun mulai membubarkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing.

    Sementara itu, kereta commuter line sampai saat ini terpantau belum ada yang melintas baik dari arah Palmerah menuju Stasiun Karet maupun sebaliknya

  • Sempat Bubar, Demonstran Balik Lagi dan Tutup Jalan dari Pejompongan ke Stasiun Palmerah

    Sempat Bubar, Demonstran Balik Lagi dan Tutup Jalan dari Pejompongan ke Stasiun Palmerah

    Bisnis.com, Jakarta — Ratusan demonstran yang sempat membubarkan diri usai dipukul mundur Polisi kembali lagi dan memblokir akses jalan dari Pejompongan ke Stasiun Palmerah.

    Padahal, jalan tersebut sempat dibuka dan dilalui pemotor dan mobil beberapa menit lalu. Namun, tidak berlangsung lama, para demonstran itu kembali lagi dan mengejek Polisi untuk bertarung lagi.

    Sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya, para pendemo tersebut muncul lagi dari sisi arah Stasiun Palmerah ke Pejompongan.

    Kendaraan yang sempat melintas pun, kini memutar arah lagi karena khawatir kena lemparan batu atau gas air mata dari Polisi.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi saat ini, para pendemo mulai menyerang Polisi lagi dan dibalas dengan gas air mata oleh Kepolisian.

    Para pengendara yang terlanjur lewat jalur tersebut, ada yang memilih berhenti untuk menonton demonstran namun sebagian pengendara lainnya memilih putar balik.

    Sekitar pukul 21.05 WIB, ruas jalan dari arah Pejompongan menuju Stasiun Palmerah kini sudah dibuka dan bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi saat ini, ruas jalan dari arah sebaliknya yaitu Stasiun Palmerah ke Pejompongan juga sudah dibuka dan bisa dilintasi kendaraan.