Penerbangan Palembang-Singapura Dibuka Lagi Akhir Tahun
Tim Redaksi
PALEMBANG, KOMPAS.com
– Rute penerbangan langsung Palembang-Singapura ditargetkan kembali dibuka pada akhir Desember 2025 setelah ditutup sejak pandemi Covid-19.
Kepastian pembukaan rute itu disampaikan saat Konsul Jenderal
Singapura
, Edmund Chia Keng Wei, bertemu Gubernur
Sumatera Selatan
Herman Deru.
Herman Deru mengatakan rute internasional yang sempat terhenti sejak pandemi Covid-19 itu akan berdampak pada pusat aktivitas ekonomi regional. Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang berasal dari aktivitas masyarakat menjadi pertimbangan bagi Singapura untuk membuka kembali jalur tersebut.
“Kita patut bangga karena pembukaan rute ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi kita sendiri. Ini menunjukkan daya tarik Sumsel di mata negara lain,” kata Herman Deru dalam pertemuan, Jumat (28/11/2025).
Ia menyampaikan rute
Palembang
-Singapura akan memberikan banyak manfaat, mulai dari kemudahan perjalanan untuk wisata, bisnis, hingga layanan kesehatan. Selain itu, jalur ini mendukung meningkatnya kunjungan wisatawan asing ke Sumatera Selatan.
“Kita juga mendorong kerja sama dengan pemerintah Singapura terkait pembangunan Pelabuhan
Tanjung Carat
sebagai infrastruktur strategis untuk memperkuat sektor logistik dan perdagangan internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Edmund Chia Keng Wei menyampaikan Sumatera Selatan memiliki potensi besar dalam sektor perdagangan dan pariwisata. Pembukaan kembali rute penerbangan dinilai sebagai langkah awal mempercepat integrasi ekonomi kawasan.
“Jadwal penerbangan diperkirakan akan dimulai pada Desember 2025 atau Januari 2026,” ujarnya.
Ia juga mendukung sejumlah program kerja sama yang relevan, termasuk rencana penguatan logistik melalui Pelabuhan Samudera Tanjung Carat.
“Hal ini penting untuk mewujudkan visi konektivitas kawasan yang lebih efisien dan kompetitif,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Palembang
-
/data/photo/2025/11/28/69293f942bf61.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penerbangan Palembang-Singapura Dibuka Lagi Akhir Tahun Regional 28 November 2025
-
/data/photo/2025/11/28/69293f942bf61.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penerbangan Palembang-Singapura Dibuka Lagi Akhir Tahun Regional 28 November 2025
Penerbangan Palembang-Singapura Dibuka Lagi Akhir Tahun
Tim Redaksi
PALEMBANG, KOMPAS.com
– Rute penerbangan langsung Palembang-Singapura ditargetkan kembali dibuka pada akhir Desember 2025 setelah ditutup sejak pandemi Covid-19.
Kepastian pembukaan rute itu disampaikan saat Konsul Jenderal
Singapura
, Edmund Chia Keng Wei, bertemu Gubernur
Sumatera Selatan
Herman Deru.
Herman Deru mengatakan rute internasional yang sempat terhenti sejak pandemi Covid-19 itu akan berdampak pada pusat aktivitas ekonomi regional. Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang berasal dari aktivitas masyarakat menjadi pertimbangan bagi Singapura untuk membuka kembali jalur tersebut.
“Kita patut bangga karena pembukaan rute ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi kita sendiri. Ini menunjukkan daya tarik Sumsel di mata negara lain,” kata Herman Deru dalam pertemuan, Jumat (28/11/2025).
Ia menyampaikan rute
Palembang
-Singapura akan memberikan banyak manfaat, mulai dari kemudahan perjalanan untuk wisata, bisnis, hingga layanan kesehatan. Selain itu, jalur ini mendukung meningkatnya kunjungan wisatawan asing ke Sumatera Selatan.
“Kita juga mendorong kerja sama dengan pemerintah Singapura terkait pembangunan Pelabuhan
Tanjung Carat
sebagai infrastruktur strategis untuk memperkuat sektor logistik dan perdagangan internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Edmund Chia Keng Wei menyampaikan Sumatera Selatan memiliki potensi besar dalam sektor perdagangan dan pariwisata. Pembukaan kembali rute penerbangan dinilai sebagai langkah awal mempercepat integrasi ekonomi kawasan.
“Jadwal penerbangan diperkirakan akan dimulai pada Desember 2025 atau Januari 2026,” ujarnya.
Ia juga mendukung sejumlah program kerja sama yang relevan, termasuk rencana penguatan logistik melalui Pelabuhan Samudera Tanjung Carat.
“Hal ini penting untuk mewujudkan visi konektivitas kawasan yang lebih efisien dan kompetitif,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/69298c87ac69b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita Damkar Palembang Turun Tangan Tenangkan ODGJ yang Masuk Minimarket Regional 28 November 2025
Cerita Damkar Palembang Turun Tangan Tenangkan ODGJ yang Masuk Minimarket
Tim Redaksi
PALEMBANG, KOMPAS.com
– Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Palembang, Sumatera Selatan, menghadapi situasi yang tidak biasa pada Kamis (27/11/2025).
Mereka ditugaskan untuk mengamankan seorang pria dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tiba-tiba masuk ke minimarket Alfamart di Jalan Syakhyakirti, Kecamatan Gandus.
Peristiwa ini membuat dua karyawati minimarket, Desti dan Firma, panik.
Keduanya ketakutan setelah pria tersebut tidak dapat diajak bicara dan menolak untuk keluar dari toko.
Kondisi semakin mengkhawatirkan ketika pria itu terlihat membawa tongkat dan menyentuh kabel listrik di depan minimarket.
Wakapos Damkar Gandus, Musrihardiyanto menjelaskan, pihaknya menerima laporan dari warga yang melihat pria itu berkeliaran sambil memainkan tongkat kayu di area listrik minimarket.
“Awalnya orang itu berada di luar dan memainkan area listrik toko menggunakan tongkat kayu. Di toko itu semua karyawannya perempuan, makanya mereka takut dan meminta bantuan,” ujar Musri, Jumat (28/11/2025).
Setelah menerima laporan, petugas Damkar segera menuju lokasi dan berkoordinasi dengan Polsek Gandus.
Namun, situasi berubah ketika mereka tiba di tempat kejadian.
Pria ODGJ yang mengenakan baju gamis dan berpeci tersebut sudah berada di dalam minimarket dan bahkan mengambil sebungkus rokok dari dekat kasir.
Beruntung, pria itu tidak menunjukkan tindakan agresif. Petugas kemudian menggunakan pendekatan persuasif untuk menenangkannya.
“Personel membujuknya dengan memberikan rokok agar lebih tenang. Rokok yang diambilnya juga dikembalikan ke pihak toko. Perlahan dia mau keluar,” jelas Musri.
Setelah berhasil mengeluarkan pria tersebut, petugas Damkar menggiringnya menjauh dari area Alfamart agar tidak mengganggu warga.
Namun, tak lama kemudian, pria itu kembali lagi ke minimarket.
“Saat dia datang lagi, kami menghubungi Polsek. Tidak lama setelah itu keluarganya datang dan langsung membawanya pulang,” kata Musri.
Tindakan cepat dan tepat dari petugas Damkar dan Polsek Gandus berhasil mengatasi situasi yang berpotensi membahayakan tersebut, sekaligus menunjukkan pentingnya kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam menangani masalah kesehatan mental.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Alfamart Buka Kesempatan Bekerja Buat Disabilitas Lewat Alfability Menyapa
Jakarta –
Menyambut momentum Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember, Alfamart terus memperkuat komitmennya untuk membuka kesempatan kerja yang setara bagi penyandang disabilitas, sekaligus memberi ruang bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang sesuai kemampuan masing-masing.
Melalui kegiatan Alfability Menyapa, Alfamart menghadirkan kisah-kisah inspiratif ke berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB). Program ini menjadi jembatan bagi para lulusan SLB yang kini berkarier di Alfamart untuk kembali ke sekolah asal dan berbagi pengalaman kepada adik-adik kelasnya.
Human Capital Director Alfamart, Tri Wasono Sunu menyebut bahwa kegiatan ini dirancang untuk menunjukkan bahwa setiap orang memiliki peluang yang sama untuk berkembang, apa pun keterbatasannya.
“Alfability Menyapa hadir di 10 Sekolah Luar Biasa di 10 kota, membawa cerita para lulusan yang kini bekerja di Alfamart. Kami berharap kisah mereka dapat memotivasi para siswa bahwa keterbatasan bukan hambatan untuk bersaing dan berkontribusi dalam dunia kerja,” jelas Sunu dalam keterangan tertulis, Rabu (26/11/2025).
Adapun pelaksanaan Alfability Menyapa digelar di sepuluh kota, yakni Cilacap, Jakarta, Jambi, Jember, Luwu, Palembang, Parung, Semarang, Banjarmasin, dan Rembang. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung pada rentang 19-25 November 2025.
Ia menambahkan, rangkaian kunjungan ini menjadi perjalanan menuju puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember mendatang, sekaligus mempertegas bahwa inklusivitas bukan sekadar slogan, tetapi praktik nyata yang berlangsung di Alfamart.
Program Alfability sendiri mulai dijalankan tahun 2016. Mengambil kata Ability yang bermakna kemampuan, program ini merupakan sebuah program inklusi yang memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk menunjukkan kemampuan dan potensi mereka untuk berkarya di mana Alfamart menjadi jembatan untuk mewujudkannya.
Selama hampir satu dekade berjalan, program ini telah membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang. Hingga Oktober 2025, tercatat 1.129 penyandang disabilitas bekerja di Alfamart, dengan rincian 822 di gerai, 289 di pusat distribusi, hingga 18 bekerja di kantor.
Mereka hadir dalam lingkungan kerja Alfamart yang inklusif, mulai dari tunagrahita, tunanetra, tunadaksa, tunaruwi, hingga tunarungu wicara. Keberagaman ini memperlihatkan bagian dari budaya perusahaan yang menghargai potensi setiap karyawan tanpa terkecuali.
Alfability, Komitmen Inklusivitas dari Alfamart
Alfamart Buka Kesempatan Bekerja Buat Disabilitas Lewat Alfability Menyapa Foto: Alfamart
Siang itu, aula Sekolah Luar Biasa (SLB) 01 Jakarta terasa lebih hidup dari biasanya. Puluhan siswa berseragam pramuka duduk rapi, sebagian masih membawa tas sekolah, seolah belum benar-benar selesai dengan hari belajar mereka.
Namun bukan pelajaran tambahan yang menahan mereka di sekolah. Ada sesuatu yang ditunggu, sebuah cerita pulang kampung dari dua kakak alumni.
Di antara kerumunan itu, dua sosok dewasa tampak mencolok dengan seragam merah bercorak batik kuning. Meri Amelia (39) dan Boyle Fernando (37) membaur dan tersenyum kepada adik-adik mereka.
Keduanya penyandang tunarungu wicara yang kini bekerja di Alfamart. Mereka kembali ke sekolah yang pernah membentuk mereka, untuk berbagi perjalanan hidup yang tidak selalu mudah, namun penuh harapan.
Meri membuka sesi dengan cerita yang pelan tapi tegas. Dulu, ia sempat mempertanyakan apakah dirinya punya ruang di dunia kerja. Ia khawatir tidak mampu bersaing.
Kekhawatiran itu semakin kuat setelah ia berhenti dari pekerjaan sebelumnya. Hingga suatu hari, sebuah unggahan lowongan kerja untuk penyandang disabilitas muncul di layar ponselnya.
“Saya ragu waktu itu. Apakah orang seperti saya bisa diterima bekerja di Alfamart,” ujar Meri melalui juru bahasa isyarat yang berada di sisinya saat kick off kegiatan Alfability Menyapa di SLBN 01 Jakarta, Rabu (19/11).
Di ruangan itu, sejumlah siswa tampak mengangguk pelan, bukan hanya mendengarkan, tetapi merasakan kegelisahan yang sama. Namun keraguan itu seketika berubah ketika Meri mengungkapkan bahwa ia sudah lima tahun bekerja sebagai karyawan gerai Alfamart.
Kabar itu membuat beberapa siswa spontan menegakkan badan, seolah ada cahaya baru yang masuk ke ruang aula.
“Di Alfamart, saya melayani konsumen dan menjalankan tugas seperti karyawan lainnya. Benefit yang saya dapatkan juga sama. Tidak ada perbedaan,” tambah Meri, kali ini dengan senyum yang sulit disembunyikan.
Suasana di dalam aula perlahan berubah, yang tadinya hening, kini mulai diisi rasa ingin tahu. Tangan-tangan kecil mulai terangkat, pertanyaan pun muncul satu per satu.
Lalu Boyle melanjutkan. Gerak tangan dan ekspresinya bercerita banyak, diterjemahkan juru bahasa isyarat yang mengikuti temponya. Sudah tiga tahun ia bekerja di Alfamart, sebuah pengalaman yang ia sebut sebagai perjalanan yang membuatnya merasa diterima.
“Saya nyaman bekerja di Alfamart. Teman-teman selalu mendukung. Kalau saya kesulitan, mereka membantu dengan cara yang bisa saya pahami,” ungkap Boyle.
Ada ketenangan dalam caranya bercerita, ketenangan seseorang yang sudah menemukan tempat untuk tumbuh.
Di hadapan Meri dan Boyle, para siswa melihat sesuatu yang mungkin belum pernah mereka lihat begitu dekat sebelumnya. Masa depan yang mungkin juga bisa mereka genggam. Dan pada siang itu, aula SLB 01 Jakarta bukan sekadar tempat berkumpul. Ia menjadi ruang kecil di mana harapan tumbuh, pelan-pelan, namun nyata.
Meri dan Boyle adalah dua dari ribuan teman disabilitas yang kini dapat bekerja tanpa perbedaan di Alfamart. Dengan perjalanan panjang tersebut, Alfamart berharap Alfability dapat terus menjadi ruang bagi teman disabilitas untuk menunjukkan kemampuan, membangun karier, dan berkontribusi secara lebih luas dalam dunia kerja.
Selain menghadirkan kisah-kisah inspiratif bagi para siswa, program ini juga dikemas dengan aksi sosial dari Alfamart melalui pemberian puluhan paket goodie bag berisi biskuit, susu, dan berbagai produk lainnya untuk para peserta.
(ega/ega)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425609/original/068668100_1764232311-3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



