kab/kota: Palembang

  • Prakiraan Cuaca saat Tahun Baru Imlek Rabu 29 Januari 2025, BMKG: Jakarta Pusat Hujan Ringan – Halaman all

    Prakiraan Cuaca saat Tahun Baru Imlek Rabu 29 Januari 2025, BMKG: Jakarta Pusat Hujan Ringan – Halaman all

    BMKG telah merilis prakiraan cuaca di kota besar di Indonesia saat perayaan Tahun Baru Imlek, Rabu, 29 Januari 2025.

    Tayang: Selasa, 28 Januari 2025 16:05 WIB

    Freepik

    ilustrasi hujan – BMKG telah merilis prakiraan cuaca di kota besar di Indonesia saat perayaan Tahun Baru Imlek, 29 Januari 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan cuaca kota besar di Indonesia pada saat perayaan tahun baru Imlek (29/1/2025).

    Besok pada Rabu, 29 Januari 2025 adalah perayaan Tahun Baru Imlek.

    Berdasarkan informasi dari BMKG, sebagian besar wilayah di Indonesia tampak diguyur hujan ringan.

    Jakarta Pusat diperkirakan bercuaca hujan ringan dari pagi hingga malam hari.

    Sementara untuk wilayah Bandung terpantau akan bercuaca berawan tebal dan hujan sedang saat siang dan malam harinya.

    Prakiraan Cuaca Kota Besar di Indonesia saat Perayaan Imlek, Rabu (29/1/2025), yang dikutip dari laman resmi bmkg.go.id:

    1. Banda Aceh

    Dini hari: Berawan

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Cerah Berawan

    Malam: Berawan

    2. Medan

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Sedang

    Malam: Hujan Ringan

    3. Pekanbaru

    Dini hari: Berawan

    Pagi: Berawan

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan

    4. Padang

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan Tebal

    5. Tanjung Pinang

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan Tebal

    6. Jambi

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Hujan Ringan

    7. Bengkulu

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Petir

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Berawan Tebal

    8. Palembang

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    9. Pangkal Pinang

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    10. Bandar Lampung

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    11. Serang

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan Tebal

    12. Jakarta Pusat

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Hujan Ringan

    13. Bandung

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Hujan Ringan

    14. Semarang

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Ringan

    15. Yogyakarta

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    16. Surabaya

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Ringan

    17. Pontianak

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Hujan Ringan

    18. Palangkaraya

    Dini hari: Cerah Berawan

    Pagi: Cerah Berawan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Petir

    19. Tarakan

    Dini hari: Hujan Petir

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan Tebal

    20. Samarinda

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Hujan Petir

    21. Banjarmasin

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Petir

    22. Denpasar

    Dini hari: Berawan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan

    23. Mataram

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    24. Kupang

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Petir

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Petir

    25. Manado

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    26. Gorontalo

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    27. Palu

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Petir

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Kabut

    28. Mamuju

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Petir

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Sedang

    29. Makassar

    Dini hari: Hujan Sedang

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Sedang

    Malam: Hujan Sedang

    30. Kendari

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Hujan Ringan

    31. Ternate

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan Tebal

    32. Ambon

    Dini hari: Berawan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan

    33. Sorong

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    34. Jayapura

    Dini hari: Berawan

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Ringan

    Malam: Berawan Tebal

    35. Manokwari

    Dini hari: Berawan Tebal

    Pagi: Berawan Tebal

    Siang: Berawan Tebal

    Malam: Berawan Tebal

    36. Nabire

    Dini hari: Hujan Sedang

    Pagi: Hujan Sedang

    Siang: Hujan Sedang

    Malam: Hujan Sedang

    37. Jayawijaya

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Sedang

    Siang: Hujan Sedang

    Malam: Hujan Ringan

    38. Merauke

    Dini hari: Hujan Ringan

    Pagi: Hujan Sedang

    Siang: Hujan Sedang

    Malam: Hujan Sedang

    (Tribunnews.com/Oktavia WW)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Melihat Ramainya Festival Durian Nara Kupu, Ada Lomba Makan Durian

    Melihat Ramainya Festival Durian Nara Kupu, Ada Lomba Makan Durian

    TRIBUNJATENG.COM – Festival durian menjadi kegiatan yang banyak diminati masyarakat di awal tahun 2025.

    Salah yang cukup menarik perhatian adalah Festival Durian Nara Kupu 2025.

    Nara Kupu Jogja yang berlokasi di Pandanpuro, Hargobinangun, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini melangsungkan Festival Durian pada 26 hingga 29 Januari 2025.

    “Festival Durian yang berlangsung pada hari pertama, cukup memenuhi ekspektasi kami.”

    “Antusiasme warga Jogja maupun yang dari luar kota ke Nara membuktikan bahwa durian memang banyak diminati,” ucap Gumelang Axel Bramasta selaku General Manager Nara Kupu Jogja dalam keterangan tertulis.

    Salah satu yang membuat festival durian ini menjadi daya tarik adalah adanya kepastian 100 persen garansi kualitas rasa durian.

    Hasil panen durian lokal di Jawa tidak sebanyak hasil panen tahun lalu sehingga Nara Kupu Jogja mendatangkan pasokan durian dari Sumatra.

    Sebanyak 1.500 butir durian tersedia setiap hari selama festival.

    Pasokan durian berasal dari Banjarnegara, Palembang, Lampung, dan Bengkulu.

    “Saya kira Nara Kupu menjadi penyelenggara pertama Festival Durian pada tahun ini, khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.”

    “Kami ingin berbagi kebahagiaan. Jika pengunjung happy saat menikmati durian, kami juga merasa puas,” tambah Axel.

    Pada hari kedua Festival Durian, jumlah pengunjung semakin membludak.

    Tercatat lebih dari 500 orang datang ke Nara Kupu Jogja.

    Pengunjung yang datang terdiri dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Semuanya antusias dalam memilih durian. Apalagi pada hari ini, terdapat lomba makan durian.

    Festival Durian terbagi menjadi 3 bagian. Pertama, ada Pasar Durian di mana para petani menjual langsung durian lokal unggul seperti hari ini hingga 29 Januari.

    Kedua, lomba makan durian yang berlangsung pada 27 Januari. Terakhir, all you can eat yang berlangsung 27—29 Januari.

    Pada sesi all you can eat, pengunjung bisa makan durian sepuasnya selama 90 menit. Dalam sesi all you can eat, anak-anak maksimal 12 tahun hanya membayar 50 ribu dan orang dewasa membayar 75 ribu rupiah.

    “Adanya festival durian ini menjadi momentum bagi kami selau pengelola Nara Kupu Jogja untuk menaikkan branding di mata masyarakat.”

    “Crowd atau keramaian pengunjung menjadi nilai plus buat kami sehingga semakin banyak orang yang tahu dan mengenal Nara Kupu Jogja dengan segala fasilitas dan seisinya.”

    “Nara Kupu Jogja bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang recommended untuk jadi pilihan berlibur atau sekadar healing,” pungkas Axel. (*)

  • Kunci Jawaban Kelas 3 SD Tema 5 Subtema 1 Halaman 40 43 45 Mengunjungi Festival Makanan Nusantara

    Kunci Jawaban Kelas 3 SD Tema 5 Subtema 1 Halaman 40 43 45 Mengunjungi Festival Makanan Nusantara

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 SD/MI halaman 40 41 42 43 44 45 mengenai Keadaan Cuaca

    Kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 SD/MI halaman 40 41 42 43 44 45 terdapat pada Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

    Sesuai kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 SD/MI halaman 40 41 42 43 44 45 ada dalam Subtema 1 Pembelajaran 6 dengan judul Cuaca.

    Kemudian kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 SD halaman 40 41 42 43 44 45 membahas Keadaan Cuaca.

    Berikut kunci jawaban Tema 5 kelas 3 SD/MI Subtema 1 Pembelajaran 6 halaman 40 41 42 43 44 45.

    Kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 halaman 40

    Mengunjungi festival makanan sungguh menyenangkan.

    Kamu dapat mencicipi makanan yang dipamerkan.

    Kamu juga dapat mencari informasi.

    Informasi tentang beragam daerah di Indonesia.

    Kamu juga dapat mengenal ragam pakaian adat daerahnya.

    Yuk, kita buat daftar hasil kunjunganmu ke stan-stan pameran.

    Yuk, kita buat daftar hasil kunjunganmu ke stan-stan pameran.

    Jawaban:

    Sesuai dengan stan-stan yang ada di pameran.

    Alternatif jawaban:

    1. Nama Stan: Papua
    Jenis Makanan: Papede, martabak sagu
    Pakaian Adat: pakaian holim dan sali
    Informasi Daerah: Provinsi Papua beribukota di Jayapura
    Dekorasi Penunjang: gambar patung Asmat

    2. Nama Stan: DKI Jakarta
    Jenis Makanan: Kerak telor, nasi uduk
    Pakaian Adat: Koko dan Sadariah
    Informasi Daerah: Ibu kota di Jakarta
    Dekorasi Penunjang: ondel-ondel

    3. Nama Stan: Sumatera Barat
    Jenis Makanan: Lemopong Sagu, Gajeboh
    Pakaian Adat: Limapeah rumah nan gadang atau bundo kadung
    Informasi Daerah: Sumatera Barat beribukota di Padang
    Dekorasi Penunjang: Gambar rumah gadang

    4. Nama Stan: Jawa Tengah
    Jenis Makanan: Gethuk, pecel
    Pakaian Adat: blangkon
    Informasi Daerah: Beribukota di Semarang
    Dekorasi Penunjang: rumah joglo

    Kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 halaman 41 42 43

    Festival makanan telah usai. Masih tersisa beberapa makanan dari masing-masing stan. Udin sebagai ketua kelas ingin membaginya pada teman-teman.

    1. Di stan Sumatra salah satu teman membawa “Juada 8 Jam”. Juada dalam bahasa Palembang adalah kue. Udin memotong Juada 8 Jam menjadi 18 potong yang sama besar. Lani makan 3 potong Juada. Tuliskan banyaknya Juada 8 Jam yang dimakan oleh Lani.

    Tuliskan dalam bentuk lambang bilangan.

    Jawaban:

    2. Siti membawa brem dari Jawa. Pasangkan gambar brem dengan pecahan biasa yang bersesuaian dengan memberi tanda panah!

    Jawaban:

    Kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 halaman 42 (IST)

    3. Dari stan Betawi, tersisa dodol. Dodolnya berbentuk bulat dan lonjong. Yuk, kita mewarnai gambar dodol betawi. Warnai berdasarkan lambang bilangan pecahan yang diketahui!

    Jawaban:

    Kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 halaman 42 43 (IST)

    Kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 halaman 44

    Jawaban:

    1. Hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari langit karena proses pendinginan

    2. Petir adalah kilatan listrik di udara disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik

    3. Kilat adalah cahaya yang berkelebat dengan cepat di langit

    4. Matahari adalah titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yang mendatangkan terang dan panas pada bumi pada siang hari

    5. Mendung adalah awan yang mengandung air hujan

    6. Awan adalah kelompok butiran air, es, atau kedua-duanya yang tampak mengelompok di atmosfer mega

    Pernahkah kamu mengalami cuaca mendung? Kemudian hujan disertai petir atau kilat? Apa yang kamu rasakan?

    Tulislah cerita berdasarkan pengalamanmu ketika hujan.

    Kemudian bacakan hasil tulisanmu di depan kelas.

    *)Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua guna memandu proses belajar anak.

    Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

  • Shopee Sabet Emas di Kategori e-Commerce Pilihan Gen Z

    Shopee Sabet Emas di Kategori e-Commerce Pilihan Gen Z

    Jakarta

    Shopee Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai e-commerce utama pilihan Gen Z di ajang Marketeers Youth Choice Award 2025. Shopee memenangkan peringkat Gold untuk kategori E-Commerce di kalangan Gen Z mengungguli e-commerce lain di Indonesia.

    “Shopee selalu berupaya memahami preferensi setiap pengguna agar kami dapat terus menghadirkan layanan yang relevan bagi mereka. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas pengakuan yang diberikan para Gen Z melalui Marketeers Youth Choice Award 2025. Ke depannya, kami akan terus menghadirkan layanan dan pengalaman belanja yang lebih baik lagi bagi seluruh pengguna kami,” ungkap Direktur Eksekutif Shopee Indonesia dalam keteranganyannya, Selasa (28/1/2025).

    Christin Djuarto mengapresiasi penghargaan yang diberikan oleh Marketeers kepada Shopee. Penghargaan ini menjadi bukti bentuk nyata komitmen Shopee dalam menghadirkan pengalaman belanja yang inovatif dan menyenangkan bagi seluruh pengguna, termasuk Gen Z.

    Putri Lukman, Director of Business (Fashion & FMCG) Shopee Indonesia/Foto: Istimewa

    Dalam menghadirkan layanan terbaik bagi para pengguna termasuk Gen Z, Shopee terus meluncurkan berbagai inovasi interaktif di platformnya, di antaranya:

    Shopee Live dan Shopee Video

    Shopee memiliki fitur Shopee Live dan Shopee Video untuk mengakomodasi kebutuhan para pengguna yang sekarang ini semakin memprioritaskan pengalaman belanja interaktif. Melalui Shopee Live dan Shopee Video, pengguna bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan jelas mengenai sebuah produk dalam bentuk konten video interaktif. Di sepanjang tahun 2024, ada lebih dari 1 miliar produk UMKM yang terjual melalui Shopee Live.

    Garansi Tepat Waktu

    Untuk memastikan kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman, Shopee meluncurkan program Garansi Tepat Waktu pada tahun 2024. Dalam program ini, Shopee juga menggandeng sejumlah mitra perusahaan logistik, seperti Anteraja, JNE, Pos Indonesia, dan SiCepat. Melalui inisiatif ini, pembeli bisa mendapatkan voucher kompensasi apabila pesanan mereka datang melebihi waktu garansi tiba.

    Kampanye Spesial Shopee

    Shopee secara regular menghadirkan beragam kampanye untuk membantu penjual menarik perhatian para pengguna, kampanye tanggal kembar seperti 12.12 Birthday Sale, Flash Sale, program bundling, kampanye Ramadan, dan masih banyak lagi.

    “Tak hanya fokus pada inovasi teknologi, Shopee juga berkomitmen membantu pertumbuhan UMKM dan produk lokal di platform kami. Dengan berbagai program menarik dan fitur unggulan, kami ingin terus membangun ekosistem e-commerce yang lebih positif dan relevan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tambah Christin.

    Sementara itu CEO MarkPlus, Inc. dan Marketeers Iwan Setiawan mengatakan sebagai digital native dan kelompok generasi terbesar di Indonesia, Gen Z dianggap sebagai salah satu generasi yang paling vokal dalam mengemukakan opini mereka. Itulah mengapa banyak brand yang berlomba-lomba meluncurkan beragam kampanye kreatif untuk membangun image positif di kalangan Gen Z.

    “Segmen Gen Z penting bagi para marketeer karena jadi the one setting the trend. Di sisi lain, banyak sekali keputusan pembelian di dalam keluarga yang terjadi atau diserahkan ke Gen Z sebagai anak. Sebab itu, untuk menyasar Gen Z, brand harus memakai gaya komunikasi yang sesuai, dari konvensional ke fungsional. Jangan sampai, pemasar merasa sudah memiliki komunikasi dengan tone anak muda tapi ternyata bukan preferensi yang dimiliki Gen Z, melainkan komunikasi untuk Milenial,” ujar Iwan.

    Memahami besarnya pasar Gen Z di Indonesia, Marketeers kembali mengadakan Marketeers Youth Choice Award, ajang penghargaan bagi brand-brand yang paling diminati oleh Gen Z. Memasuki tahun kelima penyelenggaraannya, Marketeers Youth Choice Award 2025 kali ini melibatkan lebih dari 2.300 Gen Z dari kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa, hingga fresh graduate di berbagai kota di Indonesia.

    Mereka berasal dari Jabodetabek, Surabaya, Banten, Bandung, Garut, Yogyakarta, Purwokerto, Sukabumi, Palembang, Karawang, Kalimantan Timur, Malang, Cilegon, Sumatera Utara, Semarang, Makassar, Riau, Jember, Cirebon, Sukoharjo, Cimahi, Surakarta, Padang, dan Bali. Acara penghargaan ini berlangsung meriah di CGV Grand Indonesia, Jumat (24/01).

    Berdasarkan riset Market Landscape E-commerce Indonesia 2024 yang dilakukan oleh Kantar, harga, kemudahan dan kecepatan proses belanja online merupakan faktor utama yang mempengaruhi preferensi masyarakat, khususnya anak muda dalam memilih platform e-commerce. Keberhasilan ini juga mencerminkan kemampuan Shopee dalam menghadirkan layanan yang relevan dengan preferensi dan gaya hidup digital generasi muda.

    Selain Shopee, Marketeers Youth Award juga menganugerahkan penghargaan kategori Gold kepada sejumlah perusahaan dari berbagai bidang industri yang telah berhasil memenangkan hati Gen Z, diantaranya PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Pertamina, HMNS, Erigo, Azarine, FORE, dan masih banyak lagi.

    (ega/ega)

  • Polisi Tegaskan Tidak Bebaskan Suami yang Diduga Sekap Istri hingga Tewas di Palembang – Halaman all

    Polisi Tegaskan Tidak Bebaskan Suami yang Diduga Sekap Istri hingga Tewas di Palembang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolrestabes Palembang, Sumatra Selatan, Kombes Pol Harryo Sugihhartono menegaskan pihak kepolisian tidak membebaskan WS (26 tahun), suami yang diduga menelantarkan istrinya, Sindi Purnama Sari (25 tahun), hingga meninggal.

    Pernyataan ini disampaikan menyusul klaim dari keluarga almarhumah yang menyebut WS telah dibebaskan setelah 1×24 jam pemeriksaan.

    Harryo menegaskan, WS kini sudah ditangkap kembali dan penyidik sedang melakukan penyidikan lebih lanjut terkait kasus ini.

    “Tidak (pelaku dibebaskan), terlapor sudah ditangkap,” Singkat Harryo melalui pesan singkat Whatsapp, Selasa (28/1/2025), siang.

    Keluarga Sindi melaporkan WS ke Polrestabes Palembang pada Rabu (22/1/2025), sekira pukul 23.00 WIB.

    Setelah ditangkap, WS sempat diamankan, namun kemudian dilepaskan karena dianggap kurang bukti.

    Setelah itu WS sempat diamankan namun dibebaskan karena dinilai kurang bukti. 

    Namun setelah diamankan 1 x 24 jam. Terlapor ini dilepas, karena katanya kurang alat bukti

    Purwanto menambahkan, setelah WS dibebaskan, keluarga sempat melihatnya mondar-mandir di depan rumah mereka. 

    “Kami khawatir terlapor ini menghilang,” ujarnya.

    Meskipun WS saat ini wajib lapor, keluarga tetap merasa was-was akan kemungkinan pelarian terlapor.

    “Kami harap adanya keadilan pak, atas peristiwa Penelantaran dan KDRT yang kami laporkan, terlihat meninggalnya adik saya,” harap Purwanto.

    Awal Mula Kasus Terungkap

    Purwanto menjelaskan mereka mengetahui kondisi Sindi setelah mendapat telepon dari WS pada Selasa (21/1/2025), sekira pukul 18.00 WIB. 

    Sesampainya di lokasi, Purwanto menemukan Sindi dalam keadaan sangat memprihatinkan, seperti ‘bangkai hidup’. 

    Setelah melihat kondisi Sindi yang sangat kritis, keluarga segera membawanya ke RS Hermina.

    Sayangnya, Sindi menghembuskan napas terakhir pada Kamis (23/1/2025) sekira pukul 12.30 siang.

    “Dibawa pak langsung ke RS Hermina dalam keadaan kritis, korban pun meninggal dunia pada Kamis (23/1/2025), sekita 12.30, siang,” ungkapnya. 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Polisi Tegaskan Tidak Bebaskan Suami yang Diduga Sekap Istri hingga Tewas di Palembang – Halaman all

    Istri Meninggal di Palembang Diduga karena Disekap Suami, Badan Kurus Tinggal Tulang Berbalut Kulit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keluarga SPS, seorang wanita berusia 25 tahun yang meninggal dunia di Palembang, Sumatra Selatan mengungkapkan duka mendalam dan menuding suaminya, WS (26), sebagai penyebab kematian yang diduga akibat penelantaran dan penyekapan.

    Keluarga telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), khususnya Pasal 49.

    Menurut keterangan keluarga, SPS telah disekap dalam kamar selama lebih dari tiga bulan.

    Ayah SPS, Sutrano (56), mengungkapkan terakhir kali ia bertemu dengan putrinya pada bulan Oktober 2024, dan saat itu SPS dalam kondisi sehat.

    Saat datang rumah, lanjut Sutrano, anaknya saat itu tidak banyak bercerita, ini dikarenakan oleh ada terlapor dan sore pulang ke rumah.

    “Posisi SPS tidak banyak cerita pak. Baik ke saya maupun kepada saudara saudaranya. Sore pulang pulang ke rumah,” katanya saat ditemui di kediamannya di  Jalan Mataram Ujung RT 37/01 Kelurahan Kemas Rindo Kecamatan Kertapati, Palembang, Senin (27/1/2025).  

    Setelah menerima kabar SPS terbaring lemah pada 21 Januari 2025, Sutrano dan keluarganya segera menuju rumah SPS.

    “Saat itu lah kami melihat langsung keadaan Sindi, miris pak keadaannya, hal ini membuat kami menaruh rasa curiga,” tambahnya.

    Mirisnya lagi, melihat kondisi sang anak seperti ‘bangkai hidup’, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal tulang berbalut kulit.

    “Dilihat dari sini seperti tidak diurus saat anak saya sedang sakit, ditelantarkan. Kita juga pasti bertanya sakit anak saya oleh apa,” ungkapnya. 

    SPS segera dibawa ke RS Hermina, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia pada 23 Januari 2025.

    Purwanto (32), kakak SPS, menyatakan mereka melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Palembang setelah dokter di rumah sakit menyarankan untuk melaporkan kasus tersebut.

    “Kalau kami pihak keluarga berharap terlapor ini diadili pak. Karena sudah melakukan penelantaran hingga korban meninggal dunia. Apalagi sudah di sekap di kamar,” tegas Purwanto.

    Kapolsek Kertapati, Iptu Angga Kurniawan, mengonfirmasi pihaknya telah menerima laporan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

    “Pelaku sudah kami amankan dan diserahkan ke Polrestabes Palembang. Saat ini, kasus ini ditangani oleh Satreskrim,” ujarnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Cuaca Indonesia Hari Ini: Hujan Ringan Turun di Sejumlah Kota Besar

    Cuaca Indonesia Hari Ini: Hujan Ringan Turun di Sejumlah Kota Besar

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di sejumlah kota besar di Indonesia akan turun hujan ringan pada hari ini Selasa (28/1/2025). Beberapa wilayah diimbau waspada terhadap potensi hujan disertai petir dan dampak cuaca ekstrem lainnya.

    Prakirawan BMKG, Yohanes AK menyampaikan prakiraan cuaca di berbagai daerah di Indonesia, dimulai dari Pulau Sumatera.  

    “Hujan ringan diperkirakan terjadi di Banda Aceh, Medan, Tanjung Pinang, dan Padang. Sementara itu, masyarakat di Pekanbaru diimbau waspada terhadap hujan petir,” katanya.

    Hujan ringan juga diperkirakan di Bengkulu, Palembang, dan Pangkal Pinang. Namun, potensi hujan petir terdapat di Jambi dan Bandar Lampung.

    Di Pulau Jawa, hujan ringan diprediksi melanda Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Namun, Kota Serang diperkirakan mengalami hujan disertai petir.

    Untuk Bali dan Nusa Tenggara, cuaca berawan tebal diprakirakan di Mataram, hujan sedang di Denpasar, dan hujan petir di Kupang.

    Potensi hujan ringan diprediksi terjadi di Pontianak, sedangkan hujan petir diperkirakan melanda Tanjung Selor, Palangkaraya, Samarinda, dan Banjarmasin.

    Di Pulau Sulawesi, hujan ringan berpotensi terjadi di Makassar, Palu, dan Gorontalo. Kendari diprediksi mengalami hujan sedang, sementara hujan petir kemungkinan terjadi di Mamuju dan Manado.

    Untuk cuaca di wilayah timur Indonesia pada hari ini seperti Kota Manokwari diprakirakan berawan tebal, sementara Kota Jayapura menghadapi potensi kabut atau asap.

    Hujan ringan diprediksi di Ambon, Ternate, Sorong, dan Jayawijaya. Hujan sedang kemungkinan terjadi di Nabire, sedangkan wilayah Merauke diimbau waspada terhadap hujan petir.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat akan potensi banjir rob di beberapa wilayah pesisir, yakni Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Barat, Banten, Utara Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Pesisir Kalimantan Utara.

    BMKG juga meminta kewaspadaan masyarakat akan potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi di Indonesia pada hari ini. 

  • Suami yang Diduga 3 Bulan Sekap dan Telantarkan Istri di Sumsel Dibebaskan, Ini Tanggapan Keluarga – Halaman all

    Suami yang Diduga 3 Bulan Sekap dan Telantarkan Istri di Sumsel Dibebaskan, Ini Tanggapan Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Polisi membebaskan WS (25), suami yang diduga menyekap istrinya, SPS (24), hingga ditemukan kurus kering dan meninggal dunia.

    Purwanto (32), kakak kandung korban, mengatakan bahwa WS sempat ditangkap setelah dirinya membuat laporan pada Rabu (27/1/2025).

    Namun, pelaku yang diperiksa selama 1×24 jam dibebaskan karena dianggap tidak cukup bukti. 

    Kasus tersebut terjadi di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).

    “Katanya saat itu tidak cukup alat bukti, sehingga WS ini dibebaskan. Kami berharap polisi segera melakukan penangkapan terhadap WS ini, karena dialah penyebab adik saya meninggal karena disekap,” ujar Purwanto, Senin (27/1/2025).

    Menurut Purwanto, kondisi rumah tangga SPS memang tidak harmonis selama satu tahun terakhir.

    Korban sempat mengeluhkan bahwa WS berubah sikap dan enggan menafkahinya.

    Saat ditemukan di rumah kontrakan mereka di Jalan Abi Kusno, Kecamatan Kertapati, Palembang, kondisi SPS sangat mengenaskan. Tubuhnya kurus kering, mengeluarkan bau tidak sedap, dan penuh kutu.

    “Sebelum adik saya meninggal, dia bilang bahwa dia (suaminya) sudah jahat. Omongan itu kami rekam untuk jadi bukti melapor ke polisi,” tambah Purwanto.

    Tindak lanjut kasus 

    Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, memastikan kasus ini masih dalam tahap penyidikan.

    Pihaknya tengah mengejar WS yang diduga sebagai pelaku penyekapan.

    “Kasus sedang penyidikan dan sedang dalam penangkapan suaminya,” kata Harryo saat dikonfirmasi.

    Terkait pembebasan WS yang sebelumnya sempat ditangkap, Harryo mengaku akan mengecek kembali alasan tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

    “Nanti saya cek ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),” jelasnya.

    Sebelumnya, Kapolsek Kertapati, Iptu Angga Kurniawan, mengatakan WS telah diamankan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan.

    Kasus ini kini dilimpahkan ke Satreskrim Polrestabes Palembang untuk penanganan lebih lanjut. 

    “Untuk pelaku sudah kita amankan dan saat ini telah diserahkan ke Polrestabes Palembang. Kasus ini sudah ditangani Satreskrim Polrestabes Palembang,” ungkap Angga.

    Kecurigaan keluarga

    Keluarga sebelumnya melaporkan suami korban ke polisi terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

    Menurut keluarga, SPS disekap di dalam kamar lebih kurang 3 bulan. Korban sebenarnya sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tidak tertolong.

    Sutrano (56) ayah SPS mengatakan curiga atas kematian putrinya.

    “Hingga hari ini saya selaku orangtua korban, masih teringat dengan anak saya itu pak, ada yang janggal atas kematian anak saya,” ungkap Sutrano didampingi anaknya Purwanto (32) saat ditemui di kediamannya, Palembang, Senin (27/1/2025). 

    Sutrano mengatakan, terakhir kali dirinya bertemu dengan korban pada bulan Oktober 2024.

    “Saat itu keadaan SPS masih normal (kondisinya sehat-red), dan saat datang ke rumah Sindi memakai cadar,” ungkapnya.

    Saat datang rumah, lanjut Sutrano, anaknya saat itu tidak banyak bercerita disebabkan suaminya sore pulang ke rumah.

    “Posisi SPS tidak banyak cerita. Baik ke saya maupun kepada saudara saudaranya. Sore pulang pulang ke rumah,” katanya. 

    Setelah itu, sambung Sutrano, mereka pun (keluarga-red), hingga kontak dan tidak pernah lagi berhubungan dengan anak ketiga itu. 

    “Kami dapat kabar SPS ini terbaring lemah pada Selasa (21/1/2025), sekitar pukul 18.00, ditelepon terlapor, saat itu lah saya tahu, dan langsung ke rumah,” katanya.

    Lebih jauh Sutrano mengatakan, setelah mendapatkan kabar tersebut, dirinya dan anak laki-laki langsung menuju rumah Sindi.

    “Saat itu lah kami melihat langsung keadaan Sindi, miris pak keadaannya, hal ini membuat kami menaruh rasa curiga,” katanya kembali.

    Sutrano curiga karena tetangga yang membopong korban ke dalam mobil hendak ke RS Hermina.

    “Bukan suaminya terlapor yang mengangkat Sindi (membopong-red), ke dalam mobil tetapi tetangganya saat itu, ” katanya.

    Mirisnya lagi, melihat kondisi sang anak seperti buntang hidup berbau busuk, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal tulang berbalut kulit.

    “Dilihat dari sini seperti tidak diurus saat anak saya sedang sakit, ditelantarkan. Kita juga pasti bertanya sakit anak saya oleh apa,” ungkapnya. 

    Ketika di rumah sakit, dokter menganjurkan keluarga membuat laporan polisi. (Kompas.com/Tribun Sumsel).

  • Diduga Disekap dan Ditelantarkan Suami

    Diduga Disekap dan Ditelantarkan Suami

    GELORA.CO –  Seorang ibu rumah tangga (IRT) Sindi Purnama Sari atau SPS (25) meninggal dunia diduga akibat disekap dan ditelantarkan suaminya, Wahyu Saputra (26).

    Kasus memilukan tersebut terjadi di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).

    Keluarga kemudian melaporkan suami korban ke polisi terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

    Menurut keluarga, SPS disekap di dalam kamar lebih kurang 3 bulan. Korban sebenarnya sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tidak tertolong.

    Sutrano (56) ayah SPS mengatakan curiga atas kematian putrinya.

    “Hingga hari ini saya selaku orangtua korban, masih teringat dengan anak saya itu pak, ada yang janggal atas kematian anak saya,” ungkap Sutrano didampingi anaknya Purwanto (32) saat ditemui di kediamannya, Palembang, Senin (27/1/2025). 

    Sutrano mengatakan, terakhir kali dirinya bertemu dengan korban pada bulan Oktober 2024.

     

    “Saat itu keadaan SPS masih normal (kondisinya sehat-red), dan saat datang ke rumah Sindi memakai cadar,” ungkapnya.

    Saat datang rumah, lanjut Sutrano, anaknya saat itu tidak banyak bercerita disebabkan suaminya sore pulang ke rumah.

    “Posisi SPS tidak banyak cerita. Baik ke saya maupun kepada saudara saudaranya. Sore pulang pulang ke rumah,” katanya. 

    Setelah itu, sambung Sutrano, mereka pun (keluarga-red), hingga kontak dan tidak pernah lagi berhubungan dengan anak ketiga itu. 

    “Kami dapat kabar SPS ini terbaring lemah pada Selasa (21/1/2025), sekitar pukul 18.00, ditelepon terlapor, saat itu lah saya tahu, dan langsung ke rumah,” katanya.

    Lebih jauh Sutarno mengatakan, setelah mendapatkan kabar tersebut, dirinya dan anak laki-laki langsung menuju rumah Sindi.

    “Saat itu lah kami melihat langsung keadaan Sindi, miris pak keadaannya, hal ini membuat kami menaruh rasa curiga,” katanya kembali.

    Sutarno curiga karena tetangga yang membopong korban ke dalam mobil hendak ke RS Hermina.

    “Bukan suaminya terlapor yang mengangkat Sindi (membopong-red), ke dalam mobil tetapi tetangganya saat itu, ” katanya.

    Mirisnya lagi, melihat kondisi sang anak seperti buntang hidup berbau busuk, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal tulang berbalut kulit.

    “Dilihat dari sini seperti tidak diurus saat anak saya sedang sakit, ditelantarkan. Kita juga pasti bertanya sakit anak saya oleh apa,” ungkapnya. 

    Ketika di rumah sakit, dokter menganjurkan keluarga membuat laporan polisi.

    Kata-kata terakhir korban

    Saat dirawat di ruang ICU, korban dengan napas terengah mengucapkan kata-kata ke kakaknya. 

    “Wahyu  jahat, dia jahat, dia selalu ngancam, Saya mau pulang. Ini kata kata terakhir dia saat dirawat di ICU RS Hermina, Palembang,” ungkap Purwanto (32), kakak korban.

    Purwanto mengatakan, permasalahan Sindi dan Wahyu Saputra (26 tahun) suaminya. diketahui keluarga pada bulan Februari 2024.

    Saat itu kedua orangnya kangen kepada Sindi Lantaran tidak kunjung datang  dan menyuruh Putra (30) kakak SPS menjemputnya.

    “Aku jemput dia pak. Dari rumahnya tetapi saat itu suaminya tidak ikut ,” ungkap Putra.

    Lanjut Putra, sesampai di rumah Sindi ini bercerita tidak diberikan makan oleh sang suami.

    Bahkan setiap masak dalam sehari Sindi diperintahkan suaminya hanya masak nasi 1 canting saja. 

    “Jadi dari cerita Sindi, dia ini tidak diberikan makan. Dan jika masak di rumah hanya Masak nasi 1 canting dan hanya untuk suaminya saja,” ungkap Putra seperti cerita Sindi. 

    Mendengar hal tersebut, lanjut Putra, membuat keluarga kasihan dan menyuruh Sindi agar tinggal di rumah.

    “Tetapi Sindi sorenya langsung dijemput oleh sang suaminya. Kami pun tidak bisa berbuat banyak,” katanya sambil Sindi mau diajak pulang. 

    Berselang beberapa hari, sambung Seminggu, pihak keluarga kembali jemput Sindi dan mengajak agar tidur dirumah.

    “Nah saat itu Sindi mau tidur di rumah. Kemudian setelah nginap di rumah 1 hari, kembali suaminya menjemput ,” katanya. 

    Saat itulah, terkuak, sesampai di rumahnya Sindi pun mengirim pesen singkat lewat WhatsApp kepada kakak perempuannya.

    Berikut isinya:

    “Iyo yuk bantu doanya juga yuk kalo Bae nak berubah nian budak itu. Kalo dia masih dak berubah juga ke depa nyo aku janji aku langsung balek ke rumah ibu tanpa di jemput” ucap Sindi seperti isi pesan WhatsApp nya. 

    “Maafke aku tim mungkin aku sudah ngecewake Ayuk sama mas putra dan yang lain dengan ngasih dia kesempatan lagi. Bantu doa yuk aku mohon supaya kalau Bae kali ini segalo sifat jahat Dio itu keluar dari badannya. Aku minta ridho nya yuk. Mohon niab kalu bae duo berubah . Alhamdulillah sekarang dia lah ngojek maxim kalua Bae ini bertahan lama Idak angkat tai ayam,” katanya. 

    (Iya yuk, bantu doanya juga yuk, kalau saja mau berubah orang itu (Wahyu). Kalau dia masih tidak berubah juga ke depannya saya janji langsung pulang ke rumah ibu tanda dijemput), ujarnya. 

    Maafkan saya mungkin sudah mengecewakan ayuk sama Mas Putra dan yang lain dengan ngasih dia (Wahyu) kesempatan lagi. Bantu doa yuk saya mohon supaya kalau saja kali ini segala sifat jahat dia keluar dari badannya. Saya minta ridhonya yuk, mohon sekali kalau saja kali ini dia berubah. Alhamdulillah sekarang dia sudah ngojek maxim, kalau saja ini bertahan lama),” ujarnya.

  • Diduga Disekap Suami Setahun, Seorang Istri di Palembang Kurus Kering hingga Meninggal

    Diduga Disekap Suami Setahun, Seorang Istri di Palembang Kurus Kering hingga Meninggal

    Diduga Disekap Suami Setahun, Seorang Istri di Palembang Kurus Kering hingga Meninggal
    Tim Redaksi
    PALEMBANG, KOMPAS.com
    – Seorang istri di Palembang, Sumatera Selatan, CPS (25), ditemukan dalam kondisi memprihatinkan setelah diduga disekap oleh suaminya sendiri selama satu tahun terakhir.
    CPS ditemukan kurus kering setelah pihak keluarga datang ke rumahnya di Jalan Abi Kusno, Kecamatan Kertapati Palembang, Selasa (21/1/2025).
    Purwanto (32), saudara CPS, mengatakan bahwa diduga kuat pelaku penyekapan adiknya adalah suami korban, WS (25), berdasarkan cerita langsung dari CPS sebelum meninggal.
    “Sebelum adik saya meninggal, dia bilang bahwa dia (suaminya) sudah jahat. Omongan itu kami rekam untuk jadi bukti melapor ke polisi,” kata Purwanto, Senin (27/1/2025).
    Purwanto menjelaskan, ia mengetahui kondisi CPS setelah menerima telepon dari keluarganya yang mengatakan bahwa korban dalam kondisi memprihatinkan.
    Berdasar informasi itu, Purwanto langsung bergegas menuju rumah kontrakan korban. Sesampainya di sana, ia mendapati CPS dalam kondisi kurus kering dengan bau tak sedap, dan rambutnya menjadi gimbal serta berkutu.
    Karena kondisi tersebut, Purwanto segera membawa CPS ke Rumah Sakit Hermina Jakabaring untuk mendapatkan perawatan.
    “Adik saya, menurut dokter saat itu, mengalami dehidrasi parah, sehingga langsung dirawat di ruang ICU. Terakhir komunikasi dengan adik saya itu pada Februari 2024 lalu,” jelasnya.
    Namun, setelah satu hari dirawat, CPS akhirnya meninggal pada Rabu (22/1/2025) dan dimakamkan keesokan harinya.
    Purwanto yang tidak terima dengan kejadian tersebut, langsung melaporkan dugaan penelantaran tersebut ke polisi.
    “Kami minta pelaku ditindak tegas dan mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujarnya.
    Kapolsek Kertapati Palembang, Iptu Angga Kurniawan, membenarkan laporan tersebut. Ia menjelaskan, pelaku telah ditangkap dan kasus tersebut kini ditangani oleh Polrestabes Palembang.
    “Untuk pelaku sudah kita amankan dan saat ini telah diserahkan ke Polrestabes Palembang. Kasus ini sudah ditangani Satreskrim Polrestabes Palembang,” ungkapnya singkat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.